HUBUNGAN PROFESIONALISME, MOTIVASI BERPRESTASI DAN PARTISIPASI DALAM MGMP DENGAN KINERJA GURU MATEMATIKA SMP DI KABUPATEN PADANG LAWAS.

(1)

HUBUNGAN PROFESIONALISME, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN PARTISIPASI DALAM MGMP DENGAN

KINERJA GURU MATEMATIKA SMP DI KABUPATEN PADANG LAWAS

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

RANI ASTRIA SILVERA HARAHAP NIM: 8136131010

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Rani Astria Silvera Harahap, 8136131010. Hubungan Profesionalisme, Motivasi Berprestasi dan Partisipasi dalam MGMP dengan Kinerja Guru Matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas. Tesis. Pascasarjana. Universitas Negeri Medan (UNIMED). 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah terdapat hubungan yang positif antara profesionalisme dengan kinerja guru matematika, (2) Apakah terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru matematika, (3) Apakah terdapat hubungan yang positif antara partisipasi dalam MGMP dengan kinerja guru matematika, (4) Apakah terdapat hubungan yang positif antara profesionalisme, motivasi berprestasi, partisipasi dalam MGMP secara bersama-sama dengan kinerja guru matematika. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional dengan menempatkan variabel penelitian ke dalam dua kelompok yaitu variabel bebas dan variabel terikat dengan sampel

penelitian sebanyak 80 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple

random sampling atau acak dengan memperhatikan proporsi populasi. Instrumen

penelitian menggunakan angket. Uji hipotesis menggunakan analisis korelasi sederhana, korelasi ganda, dan korelasi parsial pada taraf signifikansi α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat hubungan yang positif antara profesionalisme dengan kinerja guru matematika dengan koefisien korelasi sebesar r = 0,333 serta memberikan sumbangan efektif sebesar 10,56%, (2) terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru matematika dengan koefisien korelasi r = 0,363 serta memberikan sumbangan efektif sebesar 12,69%, (3) terdapat hubungan yang positif antara partisipasi dalam MGMP dengan kinerja guru matematika dengan koefisien korelasi sebesar r = 0,330 serta memberikan sumbangan efektif sebesar 9,76%, (4) terdapat hubungan yang positif antara profesionalisme, motivasi berprestasi, partisipasi dalam MGMP secara bersama-sama dengan kinerja guru matematika dengan koefisien korelasi sebesar R = 0,573 serta memberikan sumbangan efektif sebesar 33,01%. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan kepada Kepala Dinas untuk selalu bekerja sama dengan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, kepada Kepala Sekolah lebih memperhatikan kebutuhan guru, dan kepada Guru Matematika selalu lebih aktif dalam kegiatan MGMP, mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar untuk meningkatkan kemampuan dan menambah wawasan.

Kata Kunci: Profesionalisme, Motivasi Berprestasi, Partisipasi dalam MGMP, Kinerja Guru Matematika


(6)

ii ABSTRACT

Rani Astria Silvera Harahap, 8136131010. The Relationship of Professionalism, Achievement Motivation and Participation in MGMP with mathematics teacher Performance SMP at Regency Padang Lawas. Thesis. Postgraduate. Universitas Negeri Medan (UNIMED). 2015.

This research aims to know the: (1) Whether there is a positive relationship between professionalism with mathematics teacher performance, (2) whether there is a positive relationship between achievement motivation with mathematics teacher performance, (3) whether there is a positive relationship between participation in MGMP with mathematics teacher performance, (4) Whether there is a positive relationship between professionalism, achievement motivation, participation in MGMP together with mathematics teacher performance. This research is quantitative research type korelasional with variable by putting the research into two groups, the free variables and bound variables with sample research as many as 80 people. Sampling is done by means of simple random sampling or random with attention to the proportion of the population. Research instrument using question form. Test hypotheses using a simple correlation analysis, correlation, and partial correlationon the extend significance of α = 0.05. The results showed: (1) there is a positive relationship between professionalism with mathematics teacher performance with a coefficient of correlation r = 0.333 and effective contribution amounting to 10,56%, (2) there is a positive relationship between achievement motivation with mathematics teacher performance with a coefficient of correlation r = 0.516 and effective contribution of 12,69%, (3) there is a positive relationship between participation in MGMP with mathematics teacher performance with correlation coefficient of r = 0,330 and effective contribution of 9,76% , (4) there is a positive relationship between professionalism, achievement motivation, participation in MGMP together with mathematics teacher performance with the coefficient correlation of R = 0,573 and the effective contribution of 33,01%. As a follow-up of the results of this research are expected to Head to always work closely with principals in improving the performance of the teachers, to school's head teacher pay more attention to the needs of teacher, and to mathematics teacher has always been more active in the activities of the MGMP, following training and seminars to enhance the capabilities and adds insights.

Keywords: Professionalism, Achievement Motivation, Participation in MGMP, Mathematics Teacher Performance


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukurpenulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususnan tesis ini dengan judul: Hubungan Profesionalisme, Motivasi Berprestasi, dan Partisipasi dalam MGMP dengan Kinerja Guru Matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas. Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari dalam proses penyususnan tesis ini banyak menemui rintangan namun dengan kerja keras dan semangat yang tinggi dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini dapat selesai dengan baik. Atas bantuan yang diberikan, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, atas fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan magister pendidikan di Program Pascasarjana Unimed.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, yang telah memberikan fasilitas dan suasana kondusif pada Program Pascasarjana Unimed.

3. Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan, Bapak Dr. Darwin, M.Pd, atas arahan dan masukan dalam penyusunan tesis hingga selesai.

4. Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan, Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd, atas arahan dan masukan untuk membangun tesis ini agar lebih baik.


(8)

iv

5. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd dan Dr. H. Zulkifli Matondang, M.Si, selaku pembimbing tesis yang telah meluangkan waktu dalam mengarahkan, membimbing serta memotivasi penulis agar dapat menyelesaikan tesis ini.

6. Kepada Dosen Penguji Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, Bapak Dr. Darwin, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd yang memberikan arahan dan masukan yang membangun sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.

7. Seluruh Dosen Program Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan yang telah memberikan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini.

8. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Lawas Ibu Dra. Hj. Hamidah Pasaribu, M.Pd yang telah memberikan izin riset dalam penelitian ini.

9. Seluruh Kepala Sekolah SMP di Kabupaten Padang Lawas yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah yang mereka pimpin. 10. Seluruh Guru-Guru SMP di Kabupaten Padang Lawas yang telah

berpartisipasi dalam penelitian ini agar penulis mampu menyelesaikan pembuatan tesis ini.

11. Teristimewa kepada Bapakku Suhunan Harahap dan Ibuku Linni Ari Pasaribu yang telah memberikan doa restu dan dukungan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Program Pascasarjana Unimed.

12. Kakakku Lenni Astrid Harera Harahap, Amd, kakak iparku Sorilagat Hasibuan, SKM, dan adikku Rinal Arlin Wijaya Harahap, S.H yang telah memberikan semangat dan pencerahan dalam penulisan tesis ini.


(9)

v

13. Teman-teman Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan khususnya AP/A angkatan XXII yang telah membantu dalam memberikan motivasi bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan studi dan penulisan resis ini.

14. Seluruh sanak keluarga, handaitolan famili (khususnya Rita Efryanti, S.Pd) yang telah memberikan motivasi dan spirit dalam penulisan tesis ini.

15. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu sehingga penulisan tesis ini dapat selesai.

Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat-Nya bagi kita semua, Aamiin.

Medan, September 2015

RANI ASTRIA SILVERA HARAHAP NIM. 8136131010


(10)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Balakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Batasan Masalah... 11

D. Rumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 15

A. Kajian Pustaka ... 15

1. Kinerja Guru... 15

2. Profesionalisme ... 21

3. Motivasi Berprestasi... 27

4. Partisipasi dalam MGMP ... 33

B. Penelitian yang Relevan ... 36

C. Kerangka Berpikir ... 38

1. Hubungan Profesionalisme dengan Kinerja Guru Matematika ... 38

2. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru Matematika ... 39

3. Hubungan Partisipasi dalam MGMP dengan Kinerja Guru Matematika ... 40

4. Hubungan Profesionalisme, Motivasi Berprestasi, dan Partisipasi dalam MGMP secara bersama- sama dengan Kinerja Guru Matematika ... 41

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 44

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 44

B. Metode Penelitian... 44

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

D. Variabel Penelitian ... 49

E. Definisi Operasional Penelitian... 49


(11)

vii

G. Teknik Analisis Data ... 57

H. Uji Persyaratan Analisis ... 59

I. Uji Hipotesis Penelitian ... 63

J. Hipotesis Statistik ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Deskripsi Data Penelitian ... 68

B. Uji Kecenderungan Data Variabel Penelitian ... 75

C. Uji Persyaratan Analisis ... 78

D. Uji Hipotesis Penelitian ... 84

E. Temuan Penelitian ... 88

F. Pembahasan Penelitian ... 90

G. Keterbatasan Penelitian ... 93

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Implikasi ... 96

C. Saran ... 98


(12)

viii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

3.1 Distribusi Populasi Penelitian ... 45

3.2 Ukuran untuk Sampel Random yang Diperlukan Atas Suatu Populasi N Kasus ... 47

3.3 Distribusi Sampel Penelitian ... 48

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Profesionalisme ... 52

3.5 Instrumen Kisi-Kisi Motivasi Berprestasi ... 52

3.6 Instrumen Kisi-Kisi Partisipasi dalam MGMP ... 52

3.7 Instrumen Kisi-Kisi Kinerja Guru Matematika ... 53

3.8 Penentuan Kecenderungan Data Setiap Variabel Penelitian ... 59

4.1 Ringkasan Karakteristik dari Data Setiap Variabel Penelitian ... 69

4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Profesionalisme (X1) ... 69

4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Berprestasi (X2) ... 71

4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi dalam MGMP (X3) ... 72

4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru Matematika (Y) ... 74

4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Profesionalisme (X1) ... 75

4.7 Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Berprestasi (X2) ... 76

4.8 Tingkat Kecenderungan Variabel Partisipasi dalam MGMP (X3) ... 76

4.9 Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Guru Matematika (Y) ... 77

4.10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 78

4.11 Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas ... 80

4.12 Ringkasan Anava untuk Persamaan regresi Y atas X1 ... 80

4.13 Ringkasan Anava untuk Persamaan regresi Y atas X2 ... 81


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Organizational Behaviour, Structure, Process (Gibson,

Ivancevich, Donnelly. 1985:124) ... 19

2.2 Paradigma Penelitian ... 42

4.1 Histogram Skor Variabel Profesionalisme (X1) ... 70

4.2 Histogram Skor Motivasi Berprestasi (X2) ... 72

4.3 Histogram Skor Partisipasi dalam MGMP (X3) ... 73

4.4 Histogram Skor Kinerja Guru Matematika (Y) ... 74


(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penelitian Profesionalisme ... 104

2. Instrumen Penelitian Motivasi Berprestasi ... 107

3. Instrumen Penelitian Partisipasi dalam MGMP ... 109

4. Instrumen Penelitian Kinerja Guru Matematika ... 112

5. Sebaran Data Ujicoba Instrumen Profesionalisme ... 115

6. Sebaran Data Ujicoba Instrumen Motivasi Berprestasi ... 119

7. Sebaran Data Ujicoba Instrumen Partisipasi dalam MGMP ... 123

8. Sebaran Data Ujicoba Instrumen Kinerja Guru Matematika ... 126

9. Perhitungan Validitas ... 129

10. Perhitungan Reliabilitas ... 136

11. Data Hasil Penelitian Variabel Profesionalisme ... 144

12. Data Hasil Penelitian Variabel Motivasi Berprestasi ... 148

13. Data Hasil Penelitian Variabel Partisipasi dalam MGMP ... 152

14. Data Hasil Penelitian Variabel Kinerja Guru Matematika ... 156

15. Data Ubahan Penelitian ... 160

16. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 162

17. Uji Kecenderungan Data ... 170

18. Uji Normalitas ... 173

19. Uji Homogenitas ... 180

20. Uji Kelinieran dan Persamaan Regresi ... 188

21. Uji Independensi ... 202

22. Perhitungan Korelasi Sederhana Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 205

23. Perhitungan Korelasi Parsial ... 208

24. Perhitungan Uji Keberartian Persamaan Regresi Linier Multipel ... 211

25. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 215


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia, pembentukan pribadi manusia yang berkualitas menjadi keharusan bagi suatu bangsa jika ingin maju. Pendidikan diharapkan memberikan pengaruhnya untuk mengembangkan generasi penerus bangsa menjadi warga negara yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan masa depan.

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyatakan pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sekolah merupakan sebuah organisasi yang tidak bisa lepas dari budaya yang diciptakannya. Kegiatan pendidikan di sekolah menempatkan sekolah sebagai salah satu institusi sosial yang keberadaannya melaksanakan kegiatan pembinaan potensi guru dan transformasi nilai budaya bangsa yang bertanggung jawab terhadap proses pengembangan kemampuan individualitas, moralitas dan sosialitas guru di sekolah. Kegiatan inti organisasi sekolah


(16)

2

adalah mengelola sumber daya manusia yang diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. lulusan sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan bangsa. Oleh karena itu sekolah harus mampu mencermati kebutuhan peserta didik yang bervariasi, agar mereka dapat mandiri, produktif, potensial dan berkualitas. Sagala (2011:71) mengemukakan, sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang membutuhkan pengelolaan oleh orang-orang yang profesional.

Guru adalah salah satu komponen penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Peranan guru sangat menentukan dalam meningkatkan kualitas peserta didik, karena guru memegang kunci keberhasilan pendidikan, seperti yang dikemukakan oleh Alma (2008:123) guru merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Baik dan buruknya perilaku atau cara mengajar guru sangat mempengaruhi citra lembaga pendidikan, oleh karena itu sumber daya guru harus dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan dan kegiatan lain agar kemampuan profesionalnya lebih meningkat. Dalam melakukan pelayanan pendidikan dan pengajaran, guru sebagai pemimpin dan manajer yang memiliki kemampuan khusus dalam bidang pengajaran. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Uno (2008:15) bahwa guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan.

Data yang dikemukakan oleh Human Development Index (HDI) tahun 2013 menyatakan, mutu SDM Indonesia berada diurutan 108 dari 187 negara.


(17)

3

Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, indonesia jauh dibawah malaysia, Singapura, dan Thailand yang masing-masing berada pada urutan ke 62, 9, dan 89. HDI ini digunakan untuk mengklarifikasi apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Berdasarkan data Human Development Index (HDI) tampaknya pelaksanaan pendidikan di sekolah belum sesuai seperti yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Merosotnya kualitas pendidikan di indonesia dewasa ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktornya adalah guru. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Balitbang PDIP pada tahun 2008 menyatakan bahwa persentasi guru yang layak sesuai dengan profesinya adalah sebagai berikut: guru SMA 67,1 %, guru SMP 64,1 %, dan guru SD sebesar 50,7 %. Hal ini menandai rata-rata keseluruhan guru, mulai dari SD, SMP, dan SMA rata-rata 60,3% belum profesional atau belum layak menjadi guru. Guru merupakan titik sentral dari kualitas pendidikan, guru perancang sekaligus pelaksana proses pembelajaran. Sebagai perancang guru dapat menentukan arah pendidikan. Sebagai pelaksana guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, namun juga menambahkan nilai-nilai budaya. Untuk itu pemerintah telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui pemberian pelatihan kepada guru-guru, peningkatan penghasilan, pengadaan sarana dan prasarana, dan beasiswa pendidikan untuk peningkatan jenjang pendidikan, namun sejauh ini masih belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan mutu pendidikan.


(18)

4

Hal ini sejalan dengan hasil observasi awal penulis pada bulan Desember 2014 ke SMP di Kabupaten Padang Lawas. Khususnya di (5) lima SMP Negeri yang ada di Kabupaten Padang Lawas serta melakukan wawancara dengan (5) lima guru. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terbuka yang dilakukan oleh penulis terdapat masalah-masalah kinerja khususnya guru matematika. Masalah-masalah tersebut diantaranya beberapa guru belum mematuhi dan menaati peraturan yang ada di sekolah, seperti: Guru masih kurang kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang menarik dan nyaman yang mana ditandai dengan suasana kelas yang ribut (50%). Tanggung jawab guru juga masih kurang ditunjukkan guru yang meninggalkan kelas karena urusan pribadi (45%). Guru belum mampu mengoperasikan media pembelajaran berbasis komputer (60%), sehingga hal-hal yang berhubungan dengan pembaharuan pembelajaran yang telah banyak beredar di internet belum dapat dimanfaatkan untuk mendorong atau mendukung perkembangan pendidikan. Pengelolaan proses pembelajaran juga belum maksimal dilakukan, misalnya bagaimana membuka, menutup, sampai melakukan kegiatan evaluasi pembelajaran, akibatnya siswa kurang termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran (50%). Tingkat partisipasi guru dalam MGMP masih rendah (45%) hal ini disebabkan karena guru menganggap bahwa MGMP hanya sebagai diskusi kecil. MGMP hanya dibuat sebagai tempat untuk temu ramah dengan guru-guru lainnya yang seprofesi yang mengakibatkan guru tidak lagi membahas hal-hal yang menjadi pokok utama MGMP itu sendiri. Pembahasan tidak lagi berhubungan dengan persoalan-persoalan dunia pembelajaran. Dan terlihat juga dalam ajang olimpiade matematika siswa dari SMP di Kabupaten


(19)

5

Padang Lawas belum pernah mewakili sekolahnya ke tingkat provinsi. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas masih rendah. Hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut agar masalah pendidikan ini dapat teratasi sehingga kualitas pendidikan menjadi lebih baik. Untuk itu perlu dicari solusi untuk memperbaiki kualitas kinerja guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas.

Guru dituntut harus memiliki kinerja yang tinggi, dengan kinerja yang tinggi guru akan berupaya meningkatkan dan mengembangkan potensi peserta didiknya secara optimal, sehingga menghasilkan peserta didik yang mampu mandiri, berkualitas serta mampu berkompetensi dengan masyarakat global. Kinerja guru pada dasarnya merupakan penampilan kerja atau unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan pada kualitas pendidikan, karena guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pendidikan/pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah. Prawirosentono (2008:457) kinerja adalah usaha yang dilakukan dari hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Kinerja guru di sekolah tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara umum dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor yang muncul dari luar diri guru dan dalam diri guru. Arikunto (1996:34) mengemukakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja seorang guru, yaitu: Pertama, faktor


(20)

6

internal yang terdiri dari sikap berkomunikasi, kemampuan manajemen, minat dan keinginan, intelegensi, intelektual, motivasi, dorongan, kepribadian, dan jati diri. Kedua, faktor eksternal terdiri dari sarana dan prasarana, intensif atau gaji guru, suasana kerja dan iklim kerja. Hal senada juga diungkapkan oleh Mulyasa (2004:99) yang mengemukakan ada sepuluh faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal adalah perangkat pribadi seorang guru baik secara fisik dan psikis, sedangkan faktor eksternal adalah seluruh lingkungan yang ada disekitar guru tersebut. kesepuluh faktor tersebut adalah dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas, peluang untuk berkembang, perhatian dari kepala sekolah, hubungan interpersonal dengan kepala sekolah, guru, kelompok diskusi terbimbing serta layanan perpustakaan. Berdasarkan uraian di atas maka diidentifikasi bahwa kinerja guru itu dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu motivasi, kepuasan kerja, struktur organisasi, pengalaman kerja, sikap, peran, intelegensi, dan sikap berkomunikasi. Namun, dalam penelitian ini faktor yang diduga berhubungan dengan kinerja guru matematika adalah profesionalisme, motivasi berprestasi dan partisipasi dalam MGMP.

Beberapa jurnal penelitian yang berkaitan dengan kinerja guru. Jurnal penelitian Ari Wahyu Ningrat Karang, Made Yudana, dan Nyoman Natajaya (Volume 4 Tahun 2013) pada hasil penelitiannya terdapat kontribusi yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi profesional, dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri 1 Bangli sebesar 52,1%. Jurnal penelitian M. Dirga, N. Dantes,dan G. K. Arya


(21)

7

Sunu (Volume 4 Tahun 2013) pada hasil penelitiannya terdapat kontribusi yang signifikan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru sebesar 86,1% dan sumbangan efektif sebesar 33%. Hal ini berarti semakin baik motivasi berprestasi maka semakin baik kinerja guru, motivasi berprestasi perlu ditumbuhkan sehingga memunculkan persaingan yang kompetitif di sekolah sehingga kualitas pendidikan dapat ditingkatkan. Jurnal penelitian yang ditulis Wayan Sunarsa, dkk tahun (Volume 4 Tahun 2013) yang berjudul kontribusi etos kerja, pengalaman kerja, dan intensitas keterlibatan guru pada kegiatan MGMP terhadap kinerja guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Tabanan. Hasil penelitiannya terdapat kontribusi secara bersama-sama etos kerja, pengalaman kerja, dan intensitas keterlibatan guru pada kegiatan MGMP terhadap kinerja guru matematika SMA Negeri Kabupaten Tabanan sebesar 64,00%. Jurnal penelitian I Nyoman Rauh (Volume 4 Tahun 2013) terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara kompetensi profesional, konsep diri akademik, motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru matematika sebesar 86,7%. Jurnal penelitian Tumbur Hutasoit (ISSN: 2086-3942 Volume V Nomor 2 Tahun 2012) hasil penelitiannya terdapat pengaruh langsung antara motivasi berprestasi terhadap kinerja guru sebesar 42,77%. Berdasarkan jurnal tersebut terlihat adanya kontribusi yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi berprestasi, motivasi kerja, konsep diri akademik, dan kompetensi profesional.

Profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa suatu pekerjaan yang dilakukan harus dengan orang yang profesional. Profesional


(22)

8

mempunyai kebermaknaan ahli (expert) dengan pengetahuan yang dimiliki dalam melayani pekerjaannya. Tanggung jawab (responsibility) atas keputusannya baik intelektual maupun sikap dan memiliki rasa kesejahteraan menjunjung tinggi etika profesi dalam suatu organisasi yang dinamis. Sebagai tenaga profesional guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di indonesia agar dapat keluar dari masalah pendidikan. Selanjutnya dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utamanya (1) mendidik; (2) mengajar; (3) membimbing; (4) mengarahkan; (5) melatih; (6) menilai, dan (7) mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini di jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dalam hal ini sangat jelas tuntutan profesionalitas guru.

Menurut Mulyasa (2004:18) karakteristik guru yang dinilai kompeten secara profesional adalah mampu mengembangkan tanggung jawab dengan baik, melaksanakan peran dan fungsinya dengan tepat, mampu bekerja untuk mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah dan mampu melaksanakan peran dan fungsinya dalam pembelajaran di kelas. Jadi, guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi atau standar mutu yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran serta mengedepankan nasib peserta didiknya untuk bisa menggunakan potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Profesionalitas yang dimilikinya akan meningkatkan kinerja yang dimiliki oleh seorang guru.

Motivasi diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu


(23)

9

guna mencapai tujuan. Motivasi berprestasi menurut Usman (2013:292) ialah dorongan dari dalam diri untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan. Orang yang mempunyai motivasi berprestasi cenderung menuntut dirinya untuk berusaha lebih keras agar pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik. Mereka akan mempunyai tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan tugasnya, apabila mendapat tantangan, ia akan berusaha untuk mencari strategi-strategi tertentu yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut. ia akan sangat senang jika berhasil memenangkan suatu persaingan dan berani menanggung resiko sebagai konsekuensi dari usaha yang dilakukannya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan penjelasan di atas motivasi berprestasi diduga berhubungan dengan kinerja guru.

Faktor lain yang diduga turut berhubungan dengan kinerja guru adalah partisipasi guru dalam program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan dalam forum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), yang dibentuk mulai dari tingkat sekolah, gugus, kabupaten, dan propinsi. MGMP adalah suatu forum/wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran yang sejenis, yaitu Musyawarah dan Guru Mata Pelajaran, berarti mencerminkan kegiatan dari, oleh dan untuk guru. Yang dimaksud dengan guru mata pelajaran adalah guru negeri maupun swasta yang mengasuh dan bertanggung jawab untuk mengelola mata pelajaran yang ditetapkan oleh kurikulum. Melalui MGMP, terjadi interaksi yang secara berkelanjutan antar guru mata pelajaran dalam hal menumbuhkan kegairahan meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi program kegiatan belajar


(24)

10

mengajar. Dengan demikian forum ini menjadi wadah bagi guru untuk meningkatkan kemahiran dalam melaksanakan pengajaran, diskusi yang dilakukan berlangsung untuk saling tukar pikiran mengenai metode yang tepat, materi pembelajaran, serta pendekatan yang tepat dalam pembelajaran sehingga terciptalah kinerja guru yang tinggi.

MGMP tingkat SMP merupakan wadah kegiatan guru pada jenjang SMP untuk memecahkan segala permasalahan dan hambatan yang terjadi di lapangan serta menyempurnakan proses pembelajaran diantaranya adalah perbedaan penguasaan materi pelajaran dan hal-hal yang menunjang dan berhubungan dengan proses belajar mengajar. Partisipasi guru dalam MGMP bertujuan untuk meningkatkan kemampuannya dalam pelaksanaan pembelajaran, pada dasarnya sangat positif dan berarti bagi sebagian guru. Apabila forum itu dilaksanakan sesuai dengan harapan, maka terjadi pembinaan serius kepada guru melalui proses interaksi dengan sesama guru, lewat forum ini semua guru berada pada level yang sama, semua masalah, dan keluhan bisa dibahas secara bersama-sama. Harapan bahwa MGMP berperan dalam meningkatkan kinerja guru pada dasarnya bisa menjadi kenyataan apabila guru berperan secara aktif dan memberikan respon positif. Perilaku guru yang diharapkan adalah guru yang proaktif dalam implementasi perkembangan teknologi dalam tataran teknik, metodologi, strategi, dan pendekatan dalam pembelajaran.

Memahami fenomena SMP di Kabupaten Padang Lawas ini dapat dilakukan peningkatan terhadap beberapa variabel yang dapat berhubungan dengan kinerja guru matematika baik secara empiris dan konseptual,


(25)

11

sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya, diduga variabel profesionalisme, motivasi berprestasi, partisipasi dalam MGMP berpengaruh terhadap kinerja guru.

Jika dugaan ini teruji, maka konsep tentang hubungan keempat variabel ini dapat digunakan untuk menjelaskan, meramalkan, dan menemukan alternatif untuk mengatasi masalah kinerja guru matematika di SMP di Kabupaten Padang Lawas.

B.Identifikasi Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada teori sebelumnya dalam latar belakang masalah banyak faktor yang berhubungan dengan kinerja guru matematika. Hal ini akan mengundang sejumlah pertanyaan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja guru matematika tersebut. Maka dapat diidentifikasi masalah yang berkenaan dengan kinerja guru matematika yaitu: (1) motivasi; (2) konsep diri akademik; (3) pengalaman kerja; (4) sikap; (5) kompetensi profesional; (6) peran; (7) perilaku kepemimpinan; (8) kepuasan kerja; (9) dan sikap berkomunikasi.

C.Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, diketahui bahwa cukup banyak faktor yang berhubungan dengan kinerja guru matematika, namun mengingat kemampuan materi dan keterbatasan waktu, maka dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini. Adapun permasalahan kinerja guru matematika yang akan diteliti hanya berkenaan dengan faktor profesionalisme,


(26)

12

motivasi berprestasi, partisipasi dalam MGMP. Ketiga faktor ini dianggap sebagai faktor yang sangat berhubungan dengan kinerja guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas, dan selanjutnya menjadi variabel dalam penelitian ini.

D.Rumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara profesionalisme dengan kinerja guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas?

2. Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas?

3. Apakah terdapat hubungan antara partisipasi dalam MGMP dengan kinerja guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas?

4. Apakah terdapat hubungan antara profesionalisme, motivasi berprestasi dan partisipasi dalam MGMP secara bersama-sama dengan kinerja guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan antara profesionalisme dengan kinerja guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas.


(27)

13

2. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas.

3. Untuk mengetahui hubungan antara partisipasi dalam MGMP dengan kinerja guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas.

4. Untuk mengetahui hubungan antara profesionalisme, motivasi berprestasi dan partisipasi dalam MGMP secara bersama-sama dengan kinerja guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan diperoleh manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Menguatkan teori mengenai profesionalisme, motivasi berprestasi, partisipasi dalam MGMP dan kinerja guru matematika.

b. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang studi manajemen, khususnya yang berkaitan dengan dengan profesionalisme, motivasi berprestasi, partisipasi dalam MGMP dan kinerja guru matematika.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Kepala Dinas pendidikan Kabupaten Padang Lawas dalam meningkatkan mutu pendidikan serta peningkatan kinerja guru matematika.

b. Bagi kepala sekolah sebagai bahan masukan dalam pengambilan kebijakan untuk meningkatkan kinerja guru matematika, terutama


(28)

14

yang berhubungan dengan profesionalisme, motivasi berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP.

c. Bagi Guru matematika, sebagai bahan masukan untuk mengetahui sebab-sebab dan cara-cara meningkatkan kinerja guru sehingga kualitas pendidikan anak didik yang diselenggarakan pada SMP di Kabupaten Padang Lawas dapat ditingkatkan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

d. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk selanjutnya dan dapat dikembangkan dengan variabel-variabel yang berbeda.


(29)

95 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

1. Terdapat hubungan yang positif profesionalisme dengan kinerja guru matematika SMP di kabupaten Padang Lawas, artinya semaikin tinggi profesionalisme maka semakin tinggi juga kinerja guru matematika pada SMP di kabupaten Padang Lawas.

2. Terdapat hubungan yang positif motivasi berprestasi dengan kinerja guru matematika SMP di kabupaten Padang Lawas, artinya semakin tinggi motivasi berprestasi maka semakin tinggi juga kinerja guru matematika pada SMP di kabupaten Padang Lawas.

3. Terdapat hubungan yang positif partisipasi dalam MGMP dengan kinerja guru matematika, artinya semakin tinggi partisipasi dalam MGMP maka semakin tinggi juga kinerja guru matematika pada SMP di kabupaten Padang Lawas.

4. Terdapat hubungan yang positif profesionalisme, motivasi berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP secara bersama-sama dengan kinerja guru matematika pada SMP di kabupaten Padang Lawas, artinya semakin tinggi profesionalisme, motivasi berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP, maka semakin tinggi juga kinerja guru matematika pada SMP di kabupaten Padang Lawas. Pada ketiga variabel ini ditemukan bahwa motivasi


(30)

96

berprestasi memiliki sumbangan efektif yang paling tinggi, kemudian dilanjutkan dengan profesionalisme dan partisipasi dalam MGMP memberikan sumbangan efektif yang terendah.

B.Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, diantaranya:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya meningkatkan kinerja guru matematika adalah dengan meningkatkan profesionalisme. Guru yang memiliki profesionalisme yang tinggi harus memiliki kemampuan atau harus dapat menguasai kesepuluh kompetensi dasar serta guru harus mampu menerapkan dan melaksanakan kode etik guru dengan sebaik-baiknya guna menjadi guru yang profesional. Untuk meningkatkan profesionalisme dan meningkatkan kemampuan yang dimiliki guru harus aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan. Seperti mengikuti seminar, pelatihan-pelatihan, membaca buku-buku keluaran terbaru dan rajin mengakses internet. Peran kepala sekolah untuk keberhasilan guru dalam bekerja juga sangat penting. Kepala sekolah sebagai pemimpin merupakan orang yang turut menentukan kinerja guru terutama menyangkut kebijakan yang berkenaan dengan profesionalisme guru. Seorang kepala sekolah yang dapat menggerakkan, mengarahkan, dan mendorong guru agar bekerja sesuai tujuan sekolah dan profesional dibidangnya merupakan seorang pemimpin yang baik.


(31)

97

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya meningkatkan kinerja guru matematika adalah dengan meningkatkan motivasi berprestasi. Peran motivasi berprestasi akan dapat mendorong guru untuk melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya mereka akan bergulat demi prestasi pribadi bukannya untuk ganjaran sukses dan mereka mempunyai hasrat untuk melakukan sesuatu lebih baik atau lebih efisien dari pada yang telah dilakukan sebelumnya. Guru perlu menanamkan dalam dirinya untuk selalu melakukan yang terbaik, menumbuhkan rasa cinta terhadap profesinya sebagai pendidik sehingga menimbulkan motivasi dalam dirinya. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus selalu membimbing guru agar memiliki keinginan untuk selalu sukses, gigih, dan menjadi teladan bagi peserta didiknya sehingga ketika diberikan tanggung jawab guru melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya meningkatkan kinerja guru matematika adalah dengan meningkatkan partisipasi dalam MGMP. Adapun upaya yang dilakukan adalah kepala sekolah harus mendorong guru untuk berpartisipasi dalam kegiatan MGMP seperti membuat jadwal pertemuan yang rutin serta setiap guru wajib menyiapkan satu topik pembelajaran yang akan dibahas bersama pada setiap pertemuan secara bergantian.

4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan yaitu adanya hubungan positif antara profesionalisme, motivasi berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP secara bersama-sama dengan kinerja guru matematika. Hal ini menunjukkan bahwa profesionalisme, motivasi


(32)

98

berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP merupakan hal yang utama di dalam meningkatkan kinerja guru matematika. Seperti halnya dalam penelitian ini semakin tinggi profesionalisme, motivasi berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP maka semakin tinggi juga kinerja guru matematika demikian juga sebaliknya semakin rendah profesionalisme, motivasi berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP maka akan semakin rendah juga kinerja guru matematika. Maka upaya meningkatkan kinerja guru matematika adalah dengan meningkatkan profesionalisme, motivasi berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP. Peningkatan kinerja guru matematika di sekolah merupakan suatu hal yang kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal guru matematika seperti peranan kepala sekolah merupakan hal yang sangat fundamental, sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus dapat mewujudkan kinerja maksimal guru matematika untuk mencapai tujuan pendidikan.

C.Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada Kepala Dinas kabupaten Padang Lawas, untuk selalu bekerja sama dengan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, salah satunya dengan melakukan kegiatan MGMP yang bertujuan dapat meningkatkan kompetensi pada guru.


(33)

99

2. Kepada Kepala Sekolah SMP di kabupaten Padang Lawas sebaiknya perlu memperhatikan kebutuhan guru tersebut misalnya memberikan pelatihan maupun diklat secara kontiniu kepada guru sehingga kemampuan guru semakin meningkat.

3. Kepada Guru Matematika disarankan untuk aktif dalam kegiatan MGMP, mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar untuk meningkatkan kemampuan dan menambah wawasan.

4. Kepada Peneliti Lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi satu rujukan untuk melanjutkan penelitian yang lebih mendalam terutama menyangkut profesionalisme, motivasi berprrestasi, dan partisipasi dalam MGMP serta faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kinerja guru matematika.


(34)

100

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2008. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Alfian, M. 2012. Hubungan Kompetensi dan Pengembangan profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Peningkatan Mutu Sekolah di MTS Kota Binjai. Tesis. Medan: PPS Universitas Negeri Medan.

Ambarita, Biner, dkk. 2014. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.

Azwar, Saifuddin. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Achmad, A. 2004. Memberdayakan MGMP, Sebuah Keniscayaan. Artikel (www. Google, diakses tanggal 23 Februari 2015.

Arifin. 1995. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

...1996. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Bestiana, Rosita. 2011. Hubungan Kepuasan Kerja, Motivasi, dan Komitmen Normatif dengan Kinerja Guru SMP Negeri 1 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu. Tesis. Medan: PPS Universitas Negeri Medan.

Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan : Dalam Upaya Meningkatkan

Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Davies, I.K. 1991. Pengelolaan Belajar. Diterjemahkan oleh Sudarsono Sudirdjo. Jakarta: PAU-UT dan Rajawali.

Gibson, James 1, Jhon M. Ivancevich, and James H Donnelly, Jr. 1994

Organisasi: Perilaku, Struktur, dan proses. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algessindo.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa: Vivian A.Y, Shekar Purwanti. Yogyakarta: Andi.


(35)

101

Manik, Wira Sumitro. 2012. Hubungan Persepsi kepemimpinan Transformasional dan Motivasi berprestasi dengan Kinerja Guru di SMA Negeri Kabupaten Pakpak Bharat. Tesis. Medan: PPS Universitas Negeri Medan.

Mangkunegara, Prabu Anwar. 2009. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Rineka Cipta.

Merriwati .2015. http://batampos.co.id/07-01-2015/memberdayakan-mgmp-yang-dibutuhkan-guru-di-kabupaten-anambas/ diakses Rabu, 7 Jan 2015 - 09:08 WIB.

Mondy. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Alih bahasa: Bayu Airlangga. Jakarta: Erlangga.

Mulyasa, E. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Noor, Juliansyah. 2013. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan

Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Odeyemi. TO. 2010. Principals’Leadership Styles and Teachers’ Job

Performance in Senior Secondary Schools in Ondo State, Nigeria. Journal of Educations Administration and Policy Studies.

Prawidilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Purba, Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Presindo.

Rauh, I Nyoman. 2013. Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Konsep Diri Akademik serta Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Matematika di Tingkat SMA se-Kabupaten Karangasem. Vol 4. Jurnal. Singaraja: PPS Universitas Pendidikan Ganesha.

Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT Grafindo Persada Indonesia.

Robbins, S.P. 2001. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1. Jakarta: Prenhalindo.

... 2007. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa: Benjamin Molan. Indonesia: Macan Jaya Cemerlang.

Sagala, Syaiful. 2011. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


(36)

102

Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Suoervisi Pendidikan Dalam

Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Cetakan I. Jakarta: Rineka

Cipta.

Saud, U. S. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

Sardiman, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Syafaruddin. 2008. Efektifitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sidi, Indra Djati. 2001. Menuju Masyarakat Belajar (Menggagas Paradigma Baru

Pendidikan). Jakarta: Paramadina.

Soetjipto & Kosasi, Raflis. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sudjana. 1992. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sumaryadi, I nyoman. 2010. Efektifitas Implementasi Otonomi Daerah. Jakarta: Citra utama.

Sunarsa, I Wayan, dkk. 2013. Kontribusi Etos Kerja, Pengalaman Kerja, Dan Intensitas Keterlibatan Guru pada Kegiatan MGMP terhadap Kinerja Guru Matematika SMA Negeri di Kabupaten Tabanan. Vol 4. Jurnal. Singaraja: PPS Universitas Pendidikan Ganesha.

Supardi, 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Surya, M. 2006. Percikan Perjuangan Guru Menuju Guru Profesional, Sejahtera,

dan Terlindungi. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Thoha, M. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Uno, Hamzah. B. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, 2013. Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.


(1)

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya meningkatkan kinerja guru matematika adalah dengan meningkatkan motivasi berprestasi. Peran motivasi berprestasi akan dapat mendorong guru untuk melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya mereka akan bergulat demi prestasi pribadi bukannya untuk ganjaran sukses dan mereka mempunyai hasrat untuk melakukan sesuatu lebih baik atau lebih efisien dari pada yang telah dilakukan sebelumnya. Guru perlu menanamkan dalam dirinya untuk selalu melakukan yang terbaik, menumbuhkan rasa cinta terhadap profesinya sebagai pendidik sehingga menimbulkan motivasi dalam dirinya. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus selalu membimbing guru agar memiliki keinginan untuk selalu sukses, gigih, dan menjadi teladan bagi peserta didiknya sehingga ketika diberikan tanggung jawab guru melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya meningkatkan kinerja guru matematika adalah dengan meningkatkan partisipasi dalam MGMP. Adapun upaya yang dilakukan adalah kepala sekolah harus mendorong guru untuk berpartisipasi dalam kegiatan MGMP seperti membuat jadwal pertemuan yang rutin serta setiap guru wajib menyiapkan satu topik pembelajaran yang akan dibahas bersama pada setiap pertemuan secara bergantian.

4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan yaitu adanya hubungan positif antara profesionalisme, motivasi berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP secara bersama-sama dengan kinerja guru matematika. Hal ini menunjukkan bahwa profesionalisme, motivasi


(2)

berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP merupakan hal yang utama di dalam meningkatkan kinerja guru matematika. Seperti halnya dalam penelitian ini semakin tinggi profesionalisme, motivasi berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP maka semakin tinggi juga kinerja guru matematika demikian juga sebaliknya semakin rendah profesionalisme, motivasi berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP maka akan semakin rendah juga kinerja guru matematika. Maka upaya meningkatkan kinerja guru matematika adalah dengan meningkatkan profesionalisme, motivasi berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP. Peningkatan kinerja guru matematika di sekolah merupakan suatu hal yang kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal guru matematika seperti peranan kepala sekolah merupakan hal yang sangat fundamental, sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus dapat mewujudkan kinerja maksimal guru matematika untuk mencapai tujuan pendidikan.

C.Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada Kepala Dinas kabupaten Padang Lawas, untuk selalu bekerja sama dengan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, salah satunya dengan melakukan kegiatan MGMP yang bertujuan dapat meningkatkan kompetensi pada guru.


(3)

2. Kepada Kepala Sekolah SMP di kabupaten Padang Lawas sebaiknya perlu memperhatikan kebutuhan guru tersebut misalnya memberikan pelatihan maupun diklat secara kontiniu kepada guru sehingga kemampuan guru semakin meningkat.

3. Kepada Guru Matematika disarankan untuk aktif dalam kegiatan MGMP, mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar untuk meningkatkan kemampuan dan menambah wawasan.

4. Kepada Peneliti Lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi satu rujukan untuk melanjutkan penelitian yang lebih mendalam terutama menyangkut profesionalisme, motivasi berprrestasi, dan partisipasi dalam MGMP serta faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kinerja guru matematika.


(4)

100

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2008. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Alfian, M. 2012. Hubungan Kompetensi dan Pengembangan profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Peningkatan Mutu Sekolah di MTS Kota Binjai. Tesis. Medan: PPS Universitas Negeri Medan.

Ambarita, Biner, dkk. 2014. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.

Azwar, Saifuddin. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Achmad, A. 2004. Memberdayakan MGMP, Sebuah Keniscayaan. Artikel (www. Google, diakses tanggal 23 Februari 2015.

Arifin. 1995. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

...1996. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Bestiana, Rosita. 2011. Hubungan Kepuasan Kerja, Motivasi, dan Komitmen Normatif dengan Kinerja Guru SMP Negeri 1 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu. Tesis. Medan: PPS Universitas Negeri Medan.

Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan : Dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Davies, I.K. 1991. Pengelolaan Belajar. Diterjemahkan oleh Sudarsono Sudirdjo. Jakarta: PAU-UT dan Rajawali.

Gibson, James 1, Jhon M. Ivancevich, and James H Donnelly, Jr. 1994 Organisasi: Perilaku, Struktur, dan proses. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algessindo.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa: Vivian A.Y, Shekar Purwanti. Yogyakarta: Andi.


(5)

Manik, Wira Sumitro. 2012. Hubungan Persepsi kepemimpinan Transformasional dan Motivasi berprestasi dengan Kinerja Guru di SMA Negeri Kabupaten Pakpak Bharat. Tesis. Medan: PPS Universitas Negeri Medan.

Mangkunegara, Prabu Anwar. 2009. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Rineka Cipta.

Merriwati .2015. http://batampos.co.id/07-01-2015/memberdayakan-mgmp-yang-dibutuhkan-guru-di-kabupaten-anambas/ diakses Rabu, 7 Jan 2015 - 09:08 WIB.

Mondy. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Alih bahasa: Bayu Airlangga. Jakarta: Erlangga.

Mulyasa, E. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Noor, Juliansyah. 2013. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan

Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Odeyemi. TO. 2010. Principals’Leadership Styles and Teachers’ Job Performance in Senior Secondary Schools in Ondo State, Nigeria. Journal of Educations Administration and Policy Studies.

Prawidilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Purba, Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Presindo.

Rauh, I Nyoman. 2013. Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Konsep Diri Akademik serta Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Matematika di Tingkat SMA se-Kabupaten Karangasem. Vol 4. Jurnal. Singaraja: PPS Universitas Pendidikan Ganesha.

Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT Grafindo Persada Indonesia.

Robbins, S.P. 2001. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1. Jakarta: Prenhalindo.

... 2007. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa: Benjamin Molan. Indonesia: Macan Jaya Cemerlang.

Sagala, Syaiful. 2011. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


(6)

Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Suoervisi Pendidikan Dalam

Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Cetakan I. Jakarta: Rineka

Cipta.

Saud, U. S. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

Sardiman, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Syafaruddin. 2008. Efektifitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sidi, Indra Djati. 2001. Menuju Masyarakat Belajar (Menggagas Paradigma Baru

Pendidikan). Jakarta: Paramadina.

Soetjipto & Kosasi, Raflis. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sudjana. 1992. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sumaryadi, I nyoman. 2010. Efektifitas Implementasi Otonomi Daerah. Jakarta: Citra utama.

Sunarsa, I Wayan, dkk. 2013. Kontribusi Etos Kerja, Pengalaman Kerja, Dan Intensitas Keterlibatan Guru pada Kegiatan MGMP terhadap Kinerja Guru Matematika SMA Negeri di Kabupaten Tabanan. Vol 4. Jurnal. Singaraja: PPS Universitas Pendidikan Ganesha.

Supardi, 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Surya, M. 2006. Percikan Perjuangan Guru Menuju Guru Profesional, Sejahtera, dan Terlindungi. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Thoha, M. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Uno, Hamzah. B. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, 2013. Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA PADA GURU

0 5 21

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU YANG SUDAH DISERTIFIKASI Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru yang Sudah Disertifikasi.

0 4 13

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU YANG SUDAH DISERTIFIKASI Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru yang Sudah Disertifikasi.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru.

1 3 16

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru.

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru.

0 2 9

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI, PEMBERDAYAAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU MATEMATIKA DI SMA NEGERI KOTA MEDAN.

0 1 30

HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA BIDANG STUDI Hubungan Profesionalisme Guru Dengan Motivasi Berprestasi Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 1 13

HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA BIDANG STUDI Hubungan Profesionalisme Guru Dengan Motivasi Berprestasi Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 1 16

PERANAN KINERJA MGMP PKN DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMP : Studi Kasus Terhadap Guru SMP di Kabupaten Kuningan.

0 3 46