Desain Prototipe Mesin Tipe Silinder Berotasi untuk Produksi Maltodekstrin Berbahan Baku Tapioka dengan Metode Hidrolisis Kering

(1)

DESAIN PROTOTIPE MESIN TIPE SILINDER BEROTASI UNTUK PRODUKSI MALTODEKSTRIN BERBAHAN BAKU TAPIOKA

DENGAN METODE HIDROLISIS KERING

Oleh

YUSUF ANDRIANA F34103022

2008

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

YUSUF ANDRIANA. F34103022. Desain Prototipe Mesin Tipe Silinder Berotasi Untuk Produksi Maltodekstrin Berbahan Baku Tapioka dengan Metode Hidrolisis Kering. Di bawah bimbingan : Khaswar Syamsu dan Ade Iskandar. 2008

RINGKASAN

Maltodekstrin merupakan salah satu jenis pati termodifikasi yang digunakan dalam berbagai industri di Indonesia. Penggunaan maltodekstrin didasarkan pada nilai dextrose equivalent (DE) produk tersebut. Maltodekstrin dengan nilai DE tertentu digunakan untuk kepentingan tertentu pula.

Sampai saat ini kebutuhan maltodekstrin nasional sebagian besar masih dipenuhi dari impor. Di sisi lain produksi singkong nasional yang cukup tinggi, menjadikan sumber pati ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi maltodekstrin dalam skala besar. Untuk menuju arah itu, keberadaan mesin pengolah pati singkong (tapioka) menjadi maltodesktrin adalah sangat penting.

Maltodekstrin dapat diproduksi dengan memodifikasi pati singkong. Terdapat berbagai cara untuk memodifikasi pati, namun yang sering dipakai adalah hidrolisis. Hidrolisis dengan enzim kurang cocok dikembangkan di Indonesia karena harga enzim yang mahal dan harus diimpor. Hidrolisis asam cara basah membutuhkan banyak air dalam produksinya sedangkan hidrolisis asam cara kering membutuhkan sedikit air. Dilihat dari banyaknya air yang digunakan, biaya produksi maltodekstrin dengan cara basah lebih tinggi jika dibandingkan dengan cara kering.

Namun demikian, hidrolisis kering mempunyai kelemahan yaitu homogenitas pencampuran pati-HCl tidak sehomogen hidrolisis basah. Untuk mengatasi kelemahan tersebut mesin yang mampu mencampur pati-HCl dengan homogenitas yang lebih baik sangat diperlukan.

Tujuan penelitian ini yaitu : (1). Merancang prototipe mesin untuk produksi maltodekstrin berbahan baku tapioka, (2). mengetahui kemampuan prototipe mesin yang dirancang dalam memproduksi maltodekstrin dengan melihat kisaran nilai dextrose equivalent (DE) produk yang dihasilkan, (3). membuat persamaan matematis sederhana untuk menghasilkan nilai DE tertentu pada maltodekstrin yang diproduksi, dan (4). mengetahui karakteristik mutu beberapa maltodekstrin yang diproduksi

Penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pembuatan prototipe mesin, tahap pembuatan produk, dan tahap analisis produk. Tahap pembuatan prototipe mesin dilakukan dengan menyeleksi alternatif solusi desain yang diperoleh berdasarkan analisis komparatif. Kemudian satu solusi desain ini dikembangkan secara mendetail dan dilakukan analisis teknis untuk pembuatan prototipe mesin.

Pembuatan dan analisis produk dilakukan dengan menentukan kondisi operasi prototipe mesin yang ditentukan melalui penelitian pendahuluan. Kemudian dilakukan uji coba produksi dengan menggunakan kondisi operasi yang telah ditetapkan menggunakan tiga faktor percobaan yaitu waktu hidrolisis (0,30,45,60,75,90,105,120 menit), konsentrasi HCl (0,0 N, 0,1 N, 0,2 N, 0,3 N, dan 0,4 N) dan volume HCl (1000 ml, 1500 ml, 2000 ml, 2500 ml) dengan dua kali ulangan.


(3)

Nilai DE dihitung untuk setiap sampel dan dibuat persamaan matematis dengan eliminasi bertahap pada taraf dari faktor percobaan tertentu. Taraf dari faktor percobaan terpilih diplotkan untuk mengetahui hubungannya dengan nilai DE produk yang dihasilkan sehingga didapatkan pesamaan matematis. Persamaan matematis ini digunakan untuk memproduksi maltodekstrrin dan dilihat penyimpangan nilai DE dari nilai DE yang diinginkan. Dilakukan analisis karakteristik mutu untuk mengetahui mutu maltodekstrin yang dihasilkan dan hasil analisis karakteristik mutu ini dibandingkan dengan mutu maltodekstrin pada standar nasional indonesia.

Dari tahap pembuatan prototipe mesin, dipilih desain silinder berotasi yang dilengkapi dengan sirip pengaduk, pemanas dan penyemprot larutan HCl. Prototipe mesin ini kemudian dibuat berdasarkan perancangan secara mendetail menggunakan file Computer Aided Design (CAD). Setelah itu ditentukan kondisi operasi prototipe mesin. Dari penentuan kondisi operasi didapatkan kondisi operasi yaitu suhu 60 oC dan kecepatan putar bejana 50 rpm. Sudut semprot nosel yang digunakan adalah 10 o dengan penyemprotan dilakukan secara langsung.

Setelah dilakukan uji coba produksi diperoleh rentang nilai DE yaitu pada nilai 1,27 % sampai 13,73 %. Dari eliminasi bertahap yang dilakukan untuk menentukan persamaan matematis, didapatkan persamaan matematis untuk mendapatkan nilai DE tertentu adalah :

DE (%) = - 0,001496 (Waktu(menit))2 + 0,2795 (Waktu (menit)) + 0,082 Penyimpangan terhadap nilai DE maltodekstrin yang dihasilkan berdasarkan persamaan matematis tersebut adalah sebesar 0,636 sampai 1,088 untuk produksi maltodekstrin dengan perkiraan nilai 10 sampai 12.

Berdasarkan analisis mutu beberapa sampel maltodekstrin, diketahui bahwa hampir semua sampel memenuhi Standar Nasional Indonesia (1992 dan 1989).


(4)

YUSUF ANDRIANA. F34103022. Machine Prototype Design of Rotated Cylinder Type for Tapioca Based Maltodextrin Production Using Dry Hydrolysis Method. Supervised by : Khaswar Syamsu and Ade Iskandar. 2008.

SUMMARY

Maltodextrin is one of modified starch which is used in many kind industry in Indonesia. The use of maltodextrin is based on dextrose equivalent (DE) of maltodextrin itself. Maltodextrin with specified DE value is used for specified purpose.

To the present time, national need for maltodextrin is mostly fulfilled by import. On the other side national cassava production which is quite high, makes this starch source very potential to converted into maltodextrin in a big scale. To achieve it, the existence of maltodextrin producing machine is very important.

Maltodextrin can be produced by modifying cassava starch. There are many ways to modify starch, but one that often used is hydrolysis. Hydrolysis by enzyme is not suited to develop in Indonesia because of the expensive enzyme price and it must be imported. Wet acid hydrolysis method requires lots of water while dry hydrolysis requires less water. Viewed from the use of water, the maltodextrin production cost of wet method is more expensive than dry method.

However, dry hydrolysis method has a weakness that the mixing of starch-HCl is not as homogeneous as wet hydrolysis. To reduce the weakness, a machine that can make starch-HCl mixture more homogeneous is needed.

The objective of this research was: (1) To design a machine prototype to produce maltodextrin from tapioca, (2) to find out the designed machine prototype ability in producing maltodextrin by examining the product range value of dextrose equivalent (DE), (3) to formulate a simple mathematic formula to get specified DE value for produced maltodextrin, and (4) to identify the characteristics of quality for several produced maltodextrin.

The research was done in three phases, that is machine prototype constructing phase, maltodextrin producing phase, and product analyzing phase. The machine prototype constructing phase was done by selecting design solution alternatives which obtained by comparative analysis. And then the chosen design solution was developed in detail and technical analysis to construct machine prototype was done.

The producing and analyzing product was done by determining the operation condition of machine prototype which constructed in previous research with the operation condition estimation gained from literature. And then production trial were done by using decided operation condition with three experiment factors which were hydrolysis time (0,30,45,60,75,90,105,120,135,and 150 minutes), HCl concentration (0,0 N, 0,2 N, 0,3 N) and 0,4 N) and HCl volume (1000 ml, 1500 ml, 2000 ml, and 2500 ml) with twice repetition.

DE value were calculated for every sample and formulated into mathematic formula using staged elimination on level from specified factor. Then the level from chosen factor was plotted to determine the correlation with DE so the mathematic formula could be obtained. The mathematic formula was used to produce


(5)

maltodextrin and examined the deviation from estimated DE value. After that quality characterization from several samples were done to find out the quality of produced maltodextrin and compared with maltodextrin quality in Standar Nasional Indonesia.

From constructing machine prototype phase, design of rotated cylinder with stirring blade, heater and HCl liquid sprayer was chosen. This machine prototype was constructed based on detailed design using file Computer Aided Design (CAD). After that the operation condition of machine prototype was determined. From the determination of operation condition, it was obtained an optimum operation condition which were temperature of 60°C and cylinder rotation speed of 50 rpm. The angle of nozzle sprayer used was 10° with direct injection.

After the production trial were done the range value of DE was obtained which was 1,27% to 13,37%. From staged elimination which was done to determine the mathematic formula, it was obtained a mathematic formula to get specified DE value as follows:

DE (%) = - 0,001496 (Waktu(minute))2 + 0,2795 (Waktu (minute)) + 0,082 The deviation of produced maltodextrin DE value from the estimation by mathematic formula was 0,636 to 1,088 for maltodextrin production with DE value 10 to 12.

Based on the quality analysis of several maltodextrin sample, it was found that almost every sample met Standar Nasional Indonesia (1992 and 1998).


(6)

DESAIN PROTOTIPE MESIN TIPE SILINDER BEROTASI UNTUK PRODUKSI MALTODEKSTRIN BERBAHAN BAKU TAPIOKA DENGAN

METODE HIDROLISIS KERING

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

YUSUF ANDRIANA F34103022

2008

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(7)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

DESAIN PROPTOTIPE MESIN TIPE SILINDER BEROTASI UNTUK PRODUKSI MALTODEKSTRIN BERBAHAN BAKU TAPIOKA

DENGAN METODE HIDROLISIS KERING

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

YUSUF ANDRIANA F34103022

Dilahirkan pada tanggal 15 September 1984 Di Grobogan

Tanggal Lulus : 30 Januari 2008

Menyetujui, Bogor, 30 Januari 2008

Dr. Ir. Khaswar Syamsu, M.Sc.St Ir. Ade Iskandar, M.Si Dosen Pembibing I Dosen Pembibing II


(8)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka

apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan

senguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada

Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap”

(Q.S. 94 : 6-8)

Kupersembahkan karya kecil ini untuk

Ibu, Ayah, Kakak-kakakku tercinta serta seluruh keluarga

yang telah memberikan dukungan moral dan material dengan

tulus…..


(9)

PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “ Desain Prototipe Mesin Tipe Silinder Berotasi untuk Produksi Maltodekstrin Berbahan Baku Tapioka Dengan Metode Hidrolisi Kering ” ini adalah hasil karya saya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing akademik, kecuali dengan jelas ditunjukkan rujukannya.

Bogor, Januari 2008 Yang membuat pernyataan,

YUSUF ANDRIANA

F34103022


(10)

RIWAYAT HIDUP

YUSUF ANDRIANA dilahirkan pada tanggal 15 September 1984 di Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah. Penulis merupakan putra keempat dari empat bersaudara pasangan suami istri Hasan Adiyatna dan Sugiarti.

Penulis menempuh pendidikan dasar dan menengah di TK YWKA (Yayasan Wanita Kereta Api) Purwodadi (1989-1991), SD N XIV Purwodadi (1991-1997), SLTP N I Purwodadi (1997-2000), dan SMU N I Purwodadi (2000-2003). Pada tahun 2003 penulis berkesempatan untuk mengikuti Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima menjadi mahasiswa di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama masa perkuliahan penulis tercatat sebagai anggota dan pengurus berbagai organisasi antara lain HIMALOGIN (Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri), Koperasi Mahasiswa IPB, dan PERMADI (Perhimpunan Mahasiswa Purwodadi di Bogor). Penulis juga pernah tercatat sebagai asisten praktikum mata kuliah Kimia Dasar untuk mahasiswa TPB (Tingkat Persiapan Bersama) selama dua periode dan asisten praktikum mata kuliah Peralatan Industri Pertanian pada Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis melaksanakan praktek lapang di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Unit Produksi gula PG. Tasikmadu Karanganyar Jawa Tengah dengan judul “Mempelajari Terknologi Proses Produksi Gula Kristal Putih di PG. Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah“. Pada akhir masa studinya penulis melakukan penelitian berjudul “ Desain Prototipe Mesin Tipe Silinder Berotasi Untuk Produksi Maltodekstrin Berbahan Baku Tapioka dengan Metode Hidrolisis Kering ” sebagai salah satu sarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan.


(11)

DESAIN PROTOTIPE MESIN TIPE SILINDER BEROTASI UNTUK PRODUKSI MALTODEKSTRIN BERBAHAN BAKU TAPIOKA

DENGAN METODE HIDROLISIS KERING

Oleh

YUSUF ANDRIANA F34103022

2008

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

YUSUF ANDRIANA. F34103022. Desain Prototipe Mesin Tipe Silinder Berotasi Untuk Produksi Maltodekstrin Berbahan Baku Tapioka dengan Metode Hidrolisis Kering. Di bawah bimbingan : Khaswar Syamsu dan Ade Iskandar. 2008

RINGKASAN

Maltodekstrin merupakan salah satu jenis pati termodifikasi yang digunakan dalam berbagai industri di Indonesia. Penggunaan maltodekstrin didasarkan pada nilai dextrose equivalent (DE) produk tersebut. Maltodekstrin dengan nilai DE tertentu digunakan untuk kepentingan tertentu pula.

Sampai saat ini kebutuhan maltodekstrin nasional sebagian besar masih dipenuhi dari impor. Di sisi lain produksi singkong nasional yang cukup tinggi, menjadikan sumber pati ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi maltodekstrin dalam skala besar. Untuk menuju arah itu, keberadaan mesin pengolah pati singkong (tapioka) menjadi maltodesktrin adalah sangat penting.

Maltodekstrin dapat diproduksi dengan memodifikasi pati singkong. Terdapat berbagai cara untuk memodifikasi pati, namun yang sering dipakai adalah hidrolisis. Hidrolisis dengan enzim kurang cocok dikembangkan di Indonesia karena harga enzim yang mahal dan harus diimpor. Hidrolisis asam cara basah membutuhkan banyak air dalam produksinya sedangkan hidrolisis asam cara kering membutuhkan sedikit air. Dilihat dari banyaknya air yang digunakan, biaya produksi maltodekstrin dengan cara basah lebih tinggi jika dibandingkan dengan cara kering.

Namun demikian, hidrolisis kering mempunyai kelemahan yaitu homogenitas pencampuran pati-HCl tidak sehomogen hidrolisis basah. Untuk mengatasi kelemahan tersebut mesin yang mampu mencampur pati-HCl dengan homogenitas yang lebih baik sangat diperlukan.

Tujuan penelitian ini yaitu : (1). Merancang prototipe mesin untuk produksi maltodekstrin berbahan baku tapioka, (2). mengetahui kemampuan prototipe mesin yang dirancang dalam memproduksi maltodekstrin dengan melihat kisaran nilai dextrose equivalent (DE) produk yang dihasilkan, (3). membuat persamaan matematis sederhana untuk menghasilkan nilai DE tertentu pada maltodekstrin yang diproduksi, dan (4). mengetahui karakteristik mutu beberapa maltodekstrin yang diproduksi

Penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pembuatan prototipe mesin, tahap pembuatan produk, dan tahap analisis produk. Tahap pembuatan prototipe mesin dilakukan dengan menyeleksi alternatif solusi desain yang diperoleh berdasarkan analisis komparatif. Kemudian satu solusi desain ini dikembangkan secara mendetail dan dilakukan analisis teknis untuk pembuatan prototipe mesin.

Pembuatan dan analisis produk dilakukan dengan menentukan kondisi operasi prototipe mesin yang ditentukan melalui penelitian pendahuluan. Kemudian dilakukan uji coba produksi dengan menggunakan kondisi operasi yang telah ditetapkan menggunakan tiga faktor percobaan yaitu waktu hidrolisis (0,30,45,60,75,90,105,120 menit), konsentrasi HCl (0,0 N, 0,1 N, 0,2 N, 0,3 N, dan 0,4 N) dan volume HCl (1000 ml, 1500 ml, 2000 ml, 2500 ml) dengan dua kali ulangan.


(13)

Nilai DE dihitung untuk setiap sampel dan dibuat persamaan matematis dengan eliminasi bertahap pada taraf dari faktor percobaan tertentu. Taraf dari faktor percobaan terpilih diplotkan untuk mengetahui hubungannya dengan nilai DE produk yang dihasilkan sehingga didapatkan pesamaan matematis. Persamaan matematis ini digunakan untuk memproduksi maltodekstrrin dan dilihat penyimpangan nilai DE dari nilai DE yang diinginkan. Dilakukan analisis karakteristik mutu untuk mengetahui mutu maltodekstrin yang dihasilkan dan hasil analisis karakteristik mutu ini dibandingkan dengan mutu maltodekstrin pada standar nasional indonesia.

Dari tahap pembuatan prototipe mesin, dipilih desain silinder berotasi yang dilengkapi dengan sirip pengaduk, pemanas dan penyemprot larutan HCl. Prototipe mesin ini kemudian dibuat berdasarkan perancangan secara mendetail menggunakan file Computer Aided Design (CAD). Setelah itu ditentukan kondisi operasi prototipe mesin. Dari penentuan kondisi operasi didapatkan kondisi operasi yaitu suhu 60 oC dan kecepatan putar bejana 50 rpm. Sudut semprot nosel yang digunakan adalah 10 o dengan penyemprotan dilakukan secara langsung.

Setelah dilakukan uji coba produksi diperoleh rentang nilai DE yaitu pada nilai 1,27 % sampai 13,73 %. Dari eliminasi bertahap yang dilakukan untuk menentukan persamaan matematis, didapatkan persamaan matematis untuk mendapatkan nilai DE tertentu adalah :

DE (%) = - 0,001496 (Waktu(menit))2 + 0,2795 (Waktu (menit)) + 0,082 Penyimpangan terhadap nilai DE maltodekstrin yang dihasilkan berdasarkan persamaan matematis tersebut adalah sebesar 0,636 sampai 1,088 untuk produksi maltodekstrin dengan perkiraan nilai 10 sampai 12.

Berdasarkan analisis mutu beberapa sampel maltodekstrin, diketahui bahwa hampir semua sampel memenuhi Standar Nasional Indonesia (1992 dan 1989).


(14)

YUSUF ANDRIANA. F34103022. Machine Prototype Design of Rotated Cylinder Type for Tapioca Based Maltodextrin Production Using Dry Hydrolysis Method. Supervised by : Khaswar Syamsu and Ade Iskandar. 2008.

SUMMARY

Maltodextrin is one of modified starch which is used in many kind industry in Indonesia. The use of maltodextrin is based on dextrose equivalent (DE) of maltodextrin itself. Maltodextrin with specified DE value is used for specified purpose.

To the present time, national need for maltodextrin is mostly fulfilled by import. On the other side national cassava production which is quite high, makes this starch source very potential to converted into maltodextrin in a big scale. To achieve it, the existence of maltodextrin producing machine is very important.

Maltodextrin can be produced by modifying cassava starch. There are many ways to modify starch, but one that often used is hydrolysis. Hydrolysis by enzyme is not suited to develop in Indonesia because of the expensive enzyme price and it must be imported. Wet acid hydrolysis method requires lots of water while dry hydrolysis requires less water. Viewed from the use of water, the maltodextrin production cost of wet method is more expensive than dry method.

However, dry hydrolysis method has a weakness that the mixing of starch-HCl is not as homogeneous as wet hydrolysis. To reduce the weakness, a machine that can make starch-HCl mixture more homogeneous is needed.

The objective of this research was: (1) To design a machine prototype to produce maltodextrin from tapioca, (2) to find out the designed machine prototype ability in producing maltodextrin by examining the product range value of dextrose equivalent (DE), (3) to formulate a simple mathematic formula to get specified DE value for produced maltodextrin, and (4) to identify the characteristics of quality for several produced maltodextrin.

The research was done in three phases, that is machine prototype constructing phase, maltodextrin producing phase, and product analyzing phase. The machine prototype constructing phase was done by selecting design solution alternatives which obtained by comparative analysis. And then the chosen design solution was developed in detail and technical analysis to construct machine prototype was done.

The producing and analyzing product was done by determining the operation condition of machine prototype which constructed in previous research with the operation condition estimation gained from literature. And then production trial were done by using decided operation condition with three experiment factors which were hydrolysis time (0,30,45,60,75,90,105,120,135,and 150 minutes), HCl concentration (0,0 N, 0,2 N, 0,3 N) and 0,4 N) and HCl volume (1000 ml, 1500 ml, 2000 ml, and 2500 ml) with twice repetition.

DE value were calculated for every sample and formulated into mathematic formula using staged elimination on level from specified factor. Then the level from chosen factor was plotted to determine the correlation with DE so the mathematic formula could be obtained. The mathematic formula was used to produce


(15)

maltodextrin and examined the deviation from estimated DE value. After that quality characterization from several samples were done to find out the quality of produced maltodextrin and compared with maltodextrin quality in Standar Nasional Indonesia.

From constructing machine prototype phase, design of rotated cylinder with stirring blade, heater and HCl liquid sprayer was chosen. This machine prototype was constructed based on detailed design using file Computer Aided Design (CAD). After that the operation condition of machine prototype was determined. From the determination of operation condition, it was obtained an optimum operation condition which were temperature of 60°C and cylinder rotation speed of 50 rpm. The angle of nozzle sprayer used was 10° with direct injection.

After the production trial were done the range value of DE was obtained which was 1,27% to 13,37%. From staged elimination which was done to determine the mathematic formula, it was obtained a mathematic formula to get specified DE value as follows:

DE (%) = - 0,001496 (Waktu(minute))2 + 0,2795 (Waktu (minute)) + 0,082 The deviation of produced maltodextrin DE value from the estimation by mathematic formula was 0,636 to 1,088 for maltodextrin production with DE value 10 to 12.

Based on the quality analysis of several maltodextrin sample, it was found that almost every sample met Standar Nasional Indonesia (1992 and 1998).


(16)

DESAIN PROTOTIPE MESIN TIPE SILINDER BEROTASI UNTUK PRODUKSI MALTODEKSTRIN BERBAHAN BAKU TAPIOKA DENGAN

METODE HIDROLISIS KERING

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

YUSUF ANDRIANA F34103022

2008

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(17)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

DESAIN PROPTOTIPE MESIN TIPE SILINDER BEROTASI UNTUK PRODUKSI MALTODEKSTRIN BERBAHAN BAKU TAPIOKA

DENGAN METODE HIDROLISIS KERING

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

YUSUF ANDRIANA F34103022

Dilahirkan pada tanggal 15 September 1984 Di Grobogan

Tanggal Lulus : 30 Januari 2008

Menyetujui, Bogor, 30 Januari 2008

Dr. Ir. Khaswar Syamsu, M.Sc.St Ir. Ade Iskandar, M.Si Dosen Pembibing I Dosen Pembibing II


(18)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka

apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan

senguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada

Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap”

(Q.S. 94 : 6-8)

Kupersembahkan karya kecil ini untuk

Ibu, Ayah, Kakak-kakakku tercinta serta seluruh keluarga

yang telah memberikan dukungan moral dan material dengan

tulus…..


(19)

PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “ Desain Prototipe Mesin Tipe Silinder Berotasi untuk Produksi Maltodekstrin Berbahan Baku Tapioka Dengan Metode Hidrolisi Kering ” ini adalah hasil karya saya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing akademik, kecuali dengan jelas ditunjukkan rujukannya.

Bogor, Januari 2008 Yang membuat pernyataan,

YUSUF ANDRIANA

F34103022


(20)

RIWAYAT HIDUP

YUSUF ANDRIANA dilahirkan pada tanggal 15 September 1984 di Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah. Penulis merupakan putra keempat dari empat bersaudara pasangan suami istri Hasan Adiyatna dan Sugiarti.

Penulis menempuh pendidikan dasar dan menengah di TK YWKA (Yayasan Wanita Kereta Api) Purwodadi (1989-1991), SD N XIV Purwodadi (1991-1997), SLTP N I Purwodadi (1997-2000), dan SMU N I Purwodadi (2000-2003). Pada tahun 2003 penulis berkesempatan untuk mengikuti Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima menjadi mahasiswa di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama masa perkuliahan penulis tercatat sebagai anggota dan pengurus berbagai organisasi antara lain HIMALOGIN (Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri), Koperasi Mahasiswa IPB, dan PERMADI (Perhimpunan Mahasiswa Purwodadi di Bogor). Penulis juga pernah tercatat sebagai asisten praktikum mata kuliah Kimia Dasar untuk mahasiswa TPB (Tingkat Persiapan Bersama) selama dua periode dan asisten praktikum mata kuliah Peralatan Industri Pertanian pada Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis melaksanakan praktek lapang di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Unit Produksi gula PG. Tasikmadu Karanganyar Jawa Tengah dengan judul “Mempelajari Terknologi Proses Produksi Gula Kristal Putih di PG. Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah“. Pada akhir masa studinya penulis melakukan penelitian berjudul “ Desain Prototipe Mesin Tipe Silinder Berotasi Untuk Produksi Maltodekstrin Berbahan Baku Tapioka dengan Metode Hidrolisis Kering ” sebagai salah satu sarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan.


(21)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Desain Proptotipe Mesin Tipe Silinder Berotasi untuk Produksi Maltodekstrin Berbahan Baku Tapioka dengan Metode Hidrolisis Kering”.

Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dan masukan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih yang tulus penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Ir. Khaswar Syamsu, M.Sc.St selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi, saran dan kritik dalam penelitian dan penulisan skripsi.

2. Ir. Ade Iskandar selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, saran dan kritik dalam penelitian dan penulisan skripsi. 3. Ir. Faqih Udin, M.Sc. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran

dan masukan yang sangat berguna untuk penulisan skripsi ini.

4. Kantor Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia atas bantuan dana penelitian melalui Riset Intensif untuk Riset Terapan.

5. Karyawan CV. Mitra Niaga Indonesia yang telah membantu penulis dalam melaksakan penelitian.

Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang luput dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Bogor, Januari 2008


(22)

DAFTAR ISI

halaman KATA PENGANTAR ...vi DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...viii DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x I. PENDAHULUAN ... 1 A. LATAR BELAKANG ... 1 B.TUJUAN PENELITIAN ... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA... 4 A. PROSES PERANCANGAN ... 4 B. KOMPONEN MESIN UNTUK PRODUKSI MALTODEKSTRIN ... 5 C. PATI DAN SIFAT FISIKO KIMIANYA... 8 D. TAPIOKA ...10 E. MODIFIKASI PATI...11 F. MALTODEKSTRIN ...13 G. HIDROLISIS KERING ...15 II. METODOLOGI PENELITIAN ...19 A. BAHAN DAN ALAT ...19 B. METODE PENELITIAN ...19 III. HASIL DAN PEMBAHASAN...26 A. PEMBUATAN PROTOTIPE MESIN ...26 B. PEMBUATAN PRODUK...37 C. ANALISIS KARAKTERISTIK MUTU PRODUK...50 IV. KESIMPULAN DAN SARAN ...59 A. KESIMPULAN ...59 B. SARAN ...59 DAFTAR PUSTAKA ...60 LAMPIRAN...66


(23)

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 1. Pengelompokan mesin pengering ... 7 Tabel 2. Komposisi amilosa dan amilopektin ... 9 Tabel 3. Produksi tanaman pangan kedua di Indonesia ... 10 Tabel 4. Nilai impor pati termodifikasi di Indonesia ... 13 Tabel 5. Jenis pati termodifikasi dan penggunannya ... 14 Tabel 6. Parameter mutu dan nilai standar mutu dekstrin... 15 Tabel 7. Matriks percobaan produksi maltodekstrin... 21 Tebel 8. Perbandingan alternatif solusi desain 1, desain 2, dan desain 3 ... 31 Tabel 9. Kondisi operasi yang digunakan pada prototipe mesin silinder berotasi.. 40 Tabel 10. Tahapan eliminasi pada penentuan persamaan matematis... 48 Tabel 11. Hasil uji nilai DE dari persamaan matematis... 50 Tabel 12. Kode sampel yang dilakukan analisis karakteristik mutu... 50 Tabel 13. Nilai derajat putih beberapa sampel... 51 Tabel 14. Kadar air pada beberapa sampel ... 52 Tabel 15. Prosentase kelolosan beberapa sampel ... 52 Tabel 16. Warna sampel dalam lugol... 53 Tabel 17. Prosentase kadar abu pada beberapa sampel... 54 Tabel 18. Nilai kadar serat dari beberapa sampel ... 55 Tabel 19. Nilai kelarutan beberapa sampel dalam air dingin... 55 Tabel 20. Nilai derajat asam dari beberapa sampel... 56 Tabel 21. Nilai viskositas beberapa sampel ... 57 Tabel 22. Nilai pH dari beberapa sampel... 58


(24)

DAFTAR GAMBAR

halaman Gambar 1. Kelompok pencampur tipe silinder dan variasinya ... 6 Gambar 2. Kelompok pencampur tipe pengaduk bergerak dan wadah diam ... 6 Gambar 3. Beragam tipe spray nozzle... 8 Gambar 4. Struktur molekul amilosa dan amilopektin ... 9 Gambar 5. Reaksi pada modifikasi dengan cara subsitusi ... 12 Gambar 6. Reaksi pada modifikasi pati dengan cara ikatan silang... 12 Gambar 7. Mekanisme reaksi hidrolisis asam... 16 Gambar 8. Skema prototipe mesin pada alternatif solusi desain 1 ... 27 Gambar 9. Skema prototipe mesin pada alternatif solusi desain 2 ... 27 Gambar 10. Skema prototipe mesin pada alternatif solusi desain 3 ... 28 Gambar 11. Detail prototipe mesin tipe silinder berotasi ... 30 Gambar 12. Konstruksi mesin tipe silinder berotasi ... 32 Gambar 13. Skema prinsip kerja prototipe mesin tipe silinder berotasi ... 33 Gambar 14. Komponen sistem pengadukan ... 34 Gambar 15. Rangkain sistem penyemprot ... 35 Gambar 16. Kompor gas, selenoid pengatur gas, dan sensor panas ... 36 Gambar 17. Kontrol panel, kontrol suhu, dan tabung gas... 36 Gambar 18. Tangki HCl sebelum dan sesudah perbaikan ... 37 Gambar 19. Hasil pewarnaan menggunakan penyemprotan ... 40 Gambar 20. Perubahan nilai DE untuk volume larutan HCl 1000 ml ... 41 Gambar 21. Perubahan nilai DE untuk volume larutan HCl 1500 ml ... 43 Gambar 22. Perubahan nilai DE untuk volume larutan HCl 2000 ml ... 44 Gambar 23. Perubahan nilai DE untuk volume larutan HCl 2500 ml ... 46 Gambar 24. Diagram alir reaksi karamelisasi ... 47 Gambar 25. Hasil pengeplotan data untuk memeperoleh persamaan matematis... 49


(25)

DAFTAR LAMPIRAN

halaman Lampiran 1. Prosedur analisis total gula dan gula pereduksi... 67 Lampiran 2. Prosedur analisis mutu dekstrin... 69 Lampiran 3. Gambar kerja menggunakan file computer aided design (CAD) ... 72 Lampiran 4. Hasil analisis ragam (ANOVA) dan Duncan test... 78 Lampiran 5. Penentuan volume dan bobot bejana ... 80 Lampiran 6. Penentuan energi pengadukan, daya motor, dan pengukuran

sebenarnya dilapangan ... 82 Lampiran 7. Perhitungan energi panas dan pengukuran sebenarnya di lapangan... 85 Lampiran 8. Perhitungan energi penyemprotan dan pengukuran

sebenarnya di lapangan ... 87 Lampiran 9. Standar mutu dekstrin SNI 1992 dan 1989, Shandong

Perusahaan Baolingbao Biotechnology Co. Ltd, Well-Being

Enterprice Co. Ltd, dan Can Am Ingredient, Inc ... 89 Lampiran 10. Kadar gula pereduksi, kadar total gula, dan dextrose equivalent

(DE) untuk volume HCl 1000 ml ... 90 Lampiran 11. Kadar gula pereduksi, kadar total gula, dan dextrose equivalent

(DE) untuk volume HCl 1500 ml ... 91 Lampiran 12. Kadar gula pereduksi, kadar total gula, dan dextrose equivalent

(DE) untuk volume HCl 2000 ml ... 92 Lampiran 13. Kadar gula pereduksi, kadar total gula, dan dextrose equivalent

(DE) untuk volume HCl 2500 ml ... 93

.


(26)

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Maltodekstrin adalah salah satu jenis pati termodifikasi yang digunakan dalam berbagai industri di Indonesia. Bahan ini cukup penting karena sangat luas penggunaannya terutama dalam industri pangan dan sampai saat ini sebagian besar kebutuhan akan bahan ini masih dipenuhi dari impor. Nilai impor pati termodifikasi (termasuk maltodekstrin) di Indonesia mencapai 80 juta ton per tahun (Deperindag, 2006). Menurut Tjahyono (2004) jika dinilai dengan uang, nilai impor maltodekstrin ini mencapai 150 juta dollar Amerika per tahun.

Di sisi lain, produksi singkong nasional yang mencapai kisaran 19 juta ton per tahun (BPS, 2006) menjadikan sumber pati ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi maltodekstrin pada skala besar. Untuk menuju arah itu, keberadaan mesin pengolah pati singkong (tapioka) menjadi maltodekstrin adalah sangat penting.

Maltodekstrin dapat dibuat dengan memodifikasi pati singkong secara hidrolisis. Whistler di dalam Inglett (1970) menyebutkan bahwa maltodekstrin dapat dihasilkan dengan cara hidrolisis parsial dengan enzim, hidrolisis asam pada media encer (hidrolisis basah), dan pemanasan dengan atau tanpa bahan kimia tambahan (hidrolisis kering).

Hidrolisis dengan enzim tidak cocok dikembangkan di Indonesia karena harga enzim α-amilase yang sangat tinggi (1 gr enzim α-amilase yang mengandung 1500 - 1800 unit per mg protein dijual dengan harga US $1.034,00 (Elastin Products Company, Inc., 2007)). Selain itu sebagian besar kebutuhan enzim Indonesia masih dipenuhi dari impor.

Somaadmadja (1970) menyebutkan pada hidrolisis kering, air tidak perlu ditambahkan sebelum penambahan asam. Sedangkan Jati (2006) menyebutkan air yang digunakan pada hidrolisis basah sebelum penambahan asam mencapai 70%. Dilihat dari banyaknya air yang digunakan maka biaya produksi pada hidrolisis kering jauh lebih rendah dibandingkan hidrolisis basah.


(27)

Namun demikian, terdapat kelemahan pada metode hidrolisis kering, yaitu homogenitas HCl dengan pati tidak sehomogen pada hidrolisis basah (dikarenakan pati tidak disuspensikan terlebih duhulu dalam air). Keadaaan ini akan mempengaruhi proses hidrolisis sehingga mempengaruhi juga nilai dextrose equivalent (DE) (kandungan gula pereduksi per total gula) dari suatu produk modifikasi pati. Untuk mengatasi kelemahan tersebut dibutuhkan suatu mesin yang mampu mencampur pati dan HCl dengan kerataan yang lebih baik.

Mesin yang diperkirakan mampu melakukan pencampuran pati dan HCl menjadi lebih homogen adalah mesin yang menggunakan prinsip pencampuran partikel padat. McCabe et. al (1999) menyebutkan prinsip pencampuran partikel padat adalah dengan mengangkat dan menjatuhkan partikel padat secara berulang-ulang serta menggelindingkannya sampai mempunyai kesamaan penyebaran. Silinder berotasi yang dilengkapi sirip pengaduk merupakan salah satu mesin yang menerapkan prinsip pencampuran partikel padat pada pengoperasiannya.

Mengingat sangat pentingnya nilai dextrose equivalent (DE) pada penggunaan maltodekstrin, penggunaan mesin yang dimaksud haruslah mampu menghasilkan nilai DE tertentu. Dengan menetapkan kondisi operasi tertentu dan mengatur waktu hidrolisis, konsentrasi HCl, serta volume HCl pada produksi maltodekstrin, diharapkan didapatkan persamaan matematis yang dapat digunakan untuk menghasilkan nilai DE tertentu pada produk maltodekstrin yang dihasilkan.

B. TUJUAN PENELITIAN

1. Merancang prototipe mesin untuk produksi maltodekstrin dari tapioka dengan metode hidrolisis kering.

2. Melakukan uji kinerja prototipe mesin yang dirancang dalam memproduksi maltodekstrin dengan melihat kisaran nilai dextrose equivalent (DE) yang dihasilkan.

3. Membuat persamaan matematis sederhana untuk menghasilkan nilai DE tertentu pada produksi maltodekstrin menggunakan prototipe mesin yang dirancang.


(28)

4. Mengetahui karakteristik mutu dari beberapa maltodekstrin yang dihasilkan.


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. PROSES PERANCANGAN

Perancangan merupakan salah satu kegiatan utama seorang rekayasawan (insinyur) dan melibatkan kegiatan kreatif. Ciri utama perancangan menurut Mangunwidjaja dan Suryani (1999) adalah berawal dari masalah yang umum, luas, tidak terdefinisikan dan diupayakan menjadi pernyataan atau masalah yang jelas. Fakta dan keterangan yang mendukung diperlukan dan dipilih berdasarkan arti pentingnya. Berdasarkan keterangan yang dihimpun selanjutnya diciptakan masalah yang lebih khusus. Masalah khusus inilah yang ditindak lanjuti secara rekayasa.

Khandani (2005) dan Norton (1993) menyebutkan terdapat beberapa tahap dalam proses perancangan mesin, yaitu:

1. Mendefinisikan Masalah

Tahap ini adalah tahap awal dalam melakukan proses perancangan dimana permasalahan yang ada haruslah jelas, sehingga masalah harus didefinisikan. Definisi masalah ini biasanya menyangkut kebutuhan konsumen, fungsi, dan fitur mesin yang akan dibuat.

2. Mengumpulkan Informasi

Informasi yang relevan tentang mesin yang akan dibuat dan spesifikasi fungsional dari mesin yang akan dibuat sangatlah dibutuhkan.

3. Membuat Alternatif Solusi

Ketika detail suatu desain mesin telah teridentifikasi, dibuat alternatif-aternatif solusi yang memungkinkan pencapaian tujuan dari mesin yang dirancang. Alternatif solusi ini berdasarkan ide-ide yang dikembangkan.

4. Menganalisis dan Memilih Alternatif Solusi

Setelah dibuat alternatif-alternatif solusi, dipilih alternatif solusi yang paling memungkinkan memenuhi keberhasilan mesin yang akan dibuat


(30)

berdasarkan kriteria tertentu. Analisis yang sering dipakai pada tahap seleksi adalah analisis komparatif (perbandingan).

5. Desain Secara Mendetail

Dalam tahap ini harus telah diperoleh detail gambar atau file Computer Aided Design (CAD) untuk setiap bagian dalam desain.

6. Pembuatan Prototipe dan Pengujian

Model atau prototipe tidak dapat dinilai atau dikoreksi kelayakannya sampai dibuat dan diuji sehingga pembuatan model fisik prototipe harus dilakukan. Menurut Syukri (1988), ada beberapa macam jenis pengujian terhadap alat atau mesin baru, namun tidak semua mesin yang baru dibuat menjalani uji-uji tersebut. Macam pengujian yang biasa dilakukan yaitu: a. Uji Fungsional

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah semua mekanisme yang bekerja pada alat atau mesin dapat berjalan sesuai dengan rancangan. Jika tidak sesuai maka jika mungkin dilakukan perubahan-perubahan atau perbaikan.

b. Uji Verifikasi

Uji ini bertujuan untuk mencocokkan spesifikasi dari alat atau mesin dengan yang sebenarnya. Uji ini terutama dilaksanakan terhadap alat atau mesin yang sudah diproduksi oleh pabrik atau pengrajin.

c. Uji Unjuk Kerja

Uji ini bertujuan untuk melihat kemampuan yang sebenarnya dari alat atau mesin untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan fungsinya, antara lain mengenai kapasitas kerja, kualitas pekerjaan, dan kebutuhan tenaga.

d. Uji Pelayanan

Uji ini bertujuan untuk melihat tingkat kemudahan dalam mengoperasikan alat atau mesin tersebut.

e. Uji Sosial-Ekonomi

Uji sosial bertujuan untuk melihat apakah alat atau mesin yang akan diintroduksikan tidak mengganggu stabilitas sosial. Uji ekonomi


(31)

bertujuan untuk melihat apakah alat atau mesin yang baru dibuat menguntungkan secara ekonomi.

f. Uji Adaptasi

Uji lapang ini bertujuan untuk melihat apakah alat atau mesin yang baru dibuat dapat diterima oleh masyarakat.

7. Produksi

Tahap ini merupakan tahap akhir proses desain yang dilakukan. Penggandaan skala dari prototipe yang dihasilkan pada tahap ini dibutuhkan untuk menghasilkan skala yang sebenarnya.

B. KOMPONEN MESIN UNTUK PRODUKSI MALTODEKSTRIN

Terdapat tiga fungsi utama yang dibutuhkan dalam pembuatan prototipe mesin untuk produksi maltodekstrin, yaitu fungsi pengadukan, fungsi penyemprotan, dan fungsi pemanasan.

1. Komponen Pengadukan (Pencampuran)

Pada dasarnya tujuan dari dilakukannya pencampuran pati dan HCl adalah bergabungnya pati dan HCl yang sedapat mungkin mempunyai kesamaan penyebaran yang sempurna sehingga hidrolisis pati terjadi secara merata. Pendekatan rancangan komponen pencampur dapat diadopsi dari prinsip mesin pencampur partikel padat. Menurut McCabe et. al. (1999), prinsip pencampuran partikel padat adalah dengan mengangkat dan menjatuhkan partikel padat secara berulang-ulang serta menggelindingkannya sampai mempunyai kesamaan penyebaran.

Terdapat dua kelompok besar alat pencampur yang menggunakan prinsip kerja berdasarkan kaidah pencampuran partikel padat. Clarke di dalam Syarif (1981) menyebutkan tipe pertama dari alat ini adalah alat pencampur dengan pengaduknya bergerak sedangkan wadahnya diam. Tipe kedua adalah alat pencampur dengan pengaduknya diam sedangkan wadahnya bergerak.


(32)

Tipe pencampur pada kelompok pertama yang paling sering digunakan menurut Leniger dan Baverlo (1975) adalah tipe silinder yang variasinya dapat dilihat pada Gambar 1. Sedangkan kelompok kedua menurut Raymond dan Donald di dalam Syarif (1981) serta Pery dan Green (1997) antara lain helical blender (pencampur tipe pita), screw mixer (pencampur berbentuk skrew), Change-cane mixer, dan Double-arm kneader mixer (Gambar 2).

Silinder horisontal Silinder diagonal Twin shell (shell ganda)

Piring bersudut Kerucut ganda

Gambar 1. Kelompok pencampur tipe silinder dan variasinya.

Double-arm kneader mixer Helical blender

Change-cane mixer Screw mixer

2. Komponen Pemanas

Gambar 2. Kelompok pencampur tipe pengaduk bergerak dan wadah diam.

Pemanas digunakan sebagai sumber energi untuk memotong rantai polimer pati menjadi molekul-molekul dengan rantai glukosa yang lebih pendek. Selain itu, efek dari pemanasan ini adalah perubahan fase cairan yang terkandung dalam pati ke fase uap. Prinsip dasar komponen pemanas


(33)

yang akan digunakan dapat diadopsi dari prinsip dasar mesin pengering. Adapun pengelompokan mesin pengering sendiri dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pengelompokan mesin pengering (Mujumdar dalam Devahastin, 2001)

Kriteria Jenis

Mode operasi Curah atau kontinyu*

Jenis masukan panas Konveksi*, konduksi, radiasi, medan elektromagnetik, pindah panas kombinasi: intermitten dan kontinyu*, adiabatik, dan non-adiabatik

Keadaan bahan dalam mesin pengering

Diam atau bergerak (diaduk, disebar)

Tekanan operasi Vakum* atau tekanan atmosfir

Media pengeringan Udara* atau uap super-jenuh atau gas-gas pemanas

Suhu pengeringan Dibawah suhu didih*, diatas suhu didih, dan dibawah titik beku

Gerak nisbi antara media pengering dan

padatan yang dikeringkan

Searah atau berlawanan arah atau campuran

Jumlah tahapan Tunggal* atau multi tahap Waktu bahan dalam

mesin pengering

Singkat (< 1 menit) atau sedang (1-60 menit) atau panjang ( > 60 menit)

* paling umum digunakan

Menurut Utomo (1984), terdapat tiga cara perpindahan panas yang mekanismenya sama sekali berlainan, yaitu : (1) Secara molekuler, disebut konduksi, (2) secara aliran, disebut konveksi, dan (3) secara gelombang elektromagnet, disebut radiasi. Konduksi terjadi ketika panas berpindah karena getaran molekul, dari satu molekul ke molekul lainnya. Konveksi terjadi ketika panas terbawa masa fluida yang bergerak sebagai aliran. Radiasi terjadi ketika panas dipindahkan secara gelombang elektromagnet


(34)

antara dua permukaan yang berbeda temperatur dan tidak diperlukan zat antara sebagai media pindah panas.

3. Komponen Penyemprot

Seperti sistem penyemprotan pada umumnya, penyemprot HCl pada prototipe mesin yang akan dirancang menggunakan spray nozzles. Berikut ini diberikan beberapa alternatif spray nozzle yang akan digunakan dalam desain prototipe mesin yang dirancang (Gambar 3).

C. PATI DAN SIFAT FISIKO KIMIANYA

Pati adalah salah satu jenis polisakarida yang tersebar luas di alam. Bahan ini disimpan sebagai cadangan makan bagi tumbuh-tumbuhan di dalam biji buah (padi, jagung, gandum, juwawut, sorgum, dan lain-lain), di dalam umbi (ubi kayu, ubi jalar, uwi, talas, kentang, dan lain-lain), dan pada batang (aren, sagu, dan lain-lain) (Tjokroadikoesoemo, 1986). Sifat fisiko kimia pati antara lain:

1. Granula Pati

Granula pati merupakan susunan dari molekul yang berstruktur linier dan bercabang membentuk radial dalam sel yang konsentrik dan membentuk cincin atau lamela. Penampakan cincin atau lamela pada granula pati diduga sebagai akibat adanya pelapisan molekul-molekul pada granula (Banks di

Gambar 3. Beragam tipe spray nozzle (Bode dan Miller dalam Srivasta, et. al. 1993).


(35)

dalam Beich dan Green, 1973). Granula pati bersifat semi kristal yang terdiri dari bagian kristal dan bagian amorf. Bagian kristal dari granula pati lebih tahan terhadap degradasi baik oleh enzim maupun asam, sedangkan bagian amorf sangat labil terhadap degradasi oleh enzim atau asam (Hood di dalam Inglett dan Munck, 1981).

2. Struktur Molekul

Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Pati terdiri dari dua fraksi yaang dapat dipisahkan dengan air panas, fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin (Winarno, 2002). Struktur molekul amilopektin dan amilosa dilihat pada Gambar 4 (a) dan (b). Sedangkan komposisi amilosa dan amilopektin dapat dilihat pada Tabel 2.

n 1 ,4 li n k a g e 1,6 linkage

Tabel 2. Komposisi amilosa dan amilopektin (Pomeranz, 1991) Karakteristik Amilosa Amilopektin Struktur ikatan

Ikatan Panjang rantai Derajat polimerisasi Kompleks dengan iod

Produk hidrolisis

Lurus

α-1,4 ~103 ~103 Biru (~650 nm) Maltotriosa, glukosa,

maltosa, oligosakarida

Bercabang

α-1,4 dan α-1,6 20-25 104-105

Ungu coklat (~550 nm) Gula pereduksi (sedikit) Oligosakarida (dominan)

(a) (b)

Gambar 4. Struktur molekul (a) amilosa dan (b) amilopektin (Swinkels di dalam Roels dan Beynum, 1985).


(36)

3. Gelatinisasi Pati

Granula pati dapat dibuat membengkak luar biasa, tetapi sifat ini tidak dapat kembali lagi pada kondisi semula. Perubahan tersebut disebut gelatinisasi. Suhu pada saat granula pati pecah disebut suhu gelatinisasi yang dapat dilakukan dengan penambahan air panas (Winarno, 2002).

4. Retrodegradasi

Retrodegradasi merupakan fenomena penggabungan polimer-polimer barantai (amilosa) membentuk kristal yang tidak larut pada saat pendinginan pasta pati (Glicksman, 1969).

D. TAPIOKA (PATI SINGKONG)

Pati singkong (Manihot utilissima) adalah pati yang dihasilkan dari umbi ubi kayu atau singkong. Pati ini dikenal dengan nama tapioka. Pati diperoleh dengan cara mengekstraknya dari singkong dengan menggunakan air untuk kemudian diendapkan. Hasil endapan tersebut yang disebut pati (Anonim, 2006). Produksi singkong nasional yang cukup tinggi dibandingkan dengan

tanaman produksi tanaman pangan kedua lainnya (Tabel 3) menjadikan sumber pati ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi maltodekstrin.

Tahun Jagung

(ton)

Singkong (ton)

Ubi Jalar (ton) 2002 9.654.105 16.913.104 1.771.642

2003 10.886.442 18.523.810 1.991.478

2004 11.225.243 19.424.707 1.901.802

2005 12.523.894 19.321.183 1.856.969

2006* 12.136.798 19.907.304 1.805.431

Tabel 3. Produksi Tanaman Pangan Kedua (Palawija) di Indonesia * Peramalan ketiga

Sumber : (Biro Pusat Statistik, 2007)

Granula pati tapioka berwarna putih dengan ukuran diameter yang bervariasi antara 5 - 35 µm dengan rata-rata 17 µm. Granula ini sering


(37)

berbentuk mangkuk (cup) dan sangat kompak tetapi selama pengolahan granula tersebut akan pecah menjadi komponen-komponen yang tidak teratur bentuknya (Breutlecht, 1953). Pati tapioka mengandung amilosa 17% dan dalam pemanasan tapioka akan memiliki gel yang lunak (Tjokroadikoesoemo, 1986). Pati tapioka memiliki kisaran suhu gelatinisasi antar 58,50C – 700C, sedangkan pati kentang dan pati jagung berturut-turut adalah 560C - 660C dan 620C - 710C (Balagopalan et al., 1988).

E. MODIFIKASI PATI

Modifikasi pati dirancang untuk mengubah karakteristik gelatinisasi, hubungan antara padatan dan kekentalan, kecenderungan pembentukan gel pada dispersi pati, sifat hidrofilik, kekuatan menahan air pada dispersi pati saat suhu rendah, ketahanan dispersi terhadap penurunan kekentalan oleh asam, maupun perusakan secara fisik dan memasukkan sifat ionisasi pati asal (Tjokroadikoesoemo, 1986). Modifikasi yang biasa digunakan untuk memodifikasi pati yaitu hidrolisis, oksidasi, subsitusi, dan ikatan silang (Luallen, 1985).

1. Metode Oksidasi

Proses oksidasi adalah memasukkan gugus karboksil dan atau gugus karbonil ke dalam rantai lurus maupun rantai cabang dari molekul pati sehingga membuka struktur cincin glukosa dan membengkokkan cincin glukosa yang telah terbuka melalui pengguntingan rantai molekul. Proses ini tergantung pada kondisi reaksi seperti suhu dan pH (Smith & Bell, 1986).

2. Subsitusi

Penggunaan pati dalam produk makanan adalah sebagai pengental dan sumber karbohidrat (Luallen, 1985). Kandungan amilosa telah diketahui menentukan sifat makanan yang dihasilkan. Molekul amilosa cenderung untuk berada dalam posisi sejajar sehingga gugus hidroksilnya dapat berikatan. Hal ini menyebabkan molekul pati berbentuk kristal agregat dan sukar larut dalam air. Oleh karena itu pati yang mengandung amilosa tinggi sukar mengalami


(38)

proses gelatinisasi sehingga penggunaan dalam produk makanan terbatas (Wuzburg & Szymanski di dalam Furia, 1970).

Masalah tersebut dapat diatasi dengan mensubsitusikan gugus anion ke seluruh granula agar penggabungan granula-granula menjadi terhalang. Salah satu cara pensubsitusian ini adalah dengan akilasi pati (Gambar 5).

OH StOH + CH2-CH-CH3 StOH-CH-CH3

O

StOH = senyawa pensubsitusi

Gambar 5. Reaksi pada modifikasi pati dengan cara subsitusi

Modifikasi pati dengan metode ini menyebabkan sifat kepolarannya berubah dan kejernihannya meningkat. Kestabilan terhadap pembekuan juga meningkat (Smith & Bell, 1986).

3. Ikatan Silang

Amilopektin mempunyai rantai bercabang maka gugus-gugus hidroksilnya lebih sukar untuk berikatan. Oleh karena itu, amilopektin mudah mengalami proses gelatinisasi tetapi kekentalannya tidak stabil (Katzbeck, 1972). Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan pereaksi yang bersifat polifungsional (Anonim, 1983).

Menurut O’Dell (1971), pereaksi yang dapat digunakan adalah natrium trimetafosfat, epiklorohidrin, dan asam adipat. Menurut Smith & Bell (1986), pereaksi yang sering digunakan adalah pereaksi fosfor oksiklorida dan natrium trimetafisfat. Diantara keempat pereaksi tersebut, fosfor oksiklorida paling tidak stabil dan mudah terurai dalam air (Whitaker, 1984). Reaksi yang mungkin terjadi pada ikatan silang diperlihatkan pada Gambar 6.

ONa

2 StOH + Na3P3O9 StO-P-Ost + Na2H2P2O7

O

StOH : senyawa pereaksi ikatan silang

Gambar 6. Reaksi pada modifikasi pati dengan cara ikatan silang


(1)

Warna dalam lugol

Ungu sampai

kecoklatan

Ungu sampai

kecoklatan

Tidak ada

warna biru

Tidak warna

biru

-

Kadar air

(% b/b)

Maks. 11%

Maks. 11%

Maks. 6%

Maks. 4,1%

Maks. 6%

Kadar abu

(% b/b)

Maks. 0,5%

Maks. 0,5%

0,6%

Maks.

0,13%

Tidak ada

Serat kasar

(% b/b)

Maks. 0,6%

-

-

-

-

Bagian yang larut

dalam air

Min. 97%

Min. 80%

Min. 98%

-

-

Kekentalan (cP)

3 - 4

3 - 4

-

-

-

Dekstrosa

Maks. 5

Maks. 7

-

11,1%

9% - 13%

Derajat asam (0,1 N

NaOH/100 g bahan)

Maks. 5

Maks. 6

-

-

-

Kehalusan

(ayakan 100 mesh)

Min. 90 (lolos)

-

-

Min. 75%

lolos pada

100 mesh

Derajat

putih

- - -

-

Min.

80%

pH -

-

4,0-6,0

4,98-6,0

-

Timah (mg/kg)

-

-

Maks. 0,5

-

-

Arsen (mg/kg)

-

-

Maks. 0,5

-

-

Pb

- - -

Maks. 500

ppb

Konduktivitas (mmhos

@ 30% d.s.)

- - -

-

Maks.

50

Kualitas Mikrobiologi

Bacterium total

-

-

Maks. 3000

cfu/g

86 unit/g

Maks. 100

TPC/g

E.coli

- -

Maks 30

cfu/100g

- Tidak

ada

Pathogen

-

-

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Coliform

- - -

<30/100

g

20/g

Lampiran 9. Standar mutu dekstrin DSN 1992 dan 1989, Shandong Baolingbao Biotechnology Co.

Ltd, Well-Being Enterprice Co. Ltd, dan Can Am Ingredient, Inc.


(2)

Absorbansi Uji DNS 10000 µg/ml sampel

Kandungan Gula Pereduksi (µg) dalam 10000 µg/ml sampel

Absorbansi Uji Total Gula dalam 50 µg/ml sampel

Kandungan Total Gula (µg/ml) per 50 µg/ml

sampel

Kandungan Total Gula (µg/ml)

dalam 10000 µg/ml sampel Dextrose Equivalent (%) Konsentrasi

HCl (N)

Waktu (menit)

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata 0.0 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.538 0.525 36.3212 35.3072 7264.2430 7061.4450 0.000000 0.000000 0.000000

30 0.107 0.179 79.9143 98.3785 0.501 0.538 33.5157 36.3098 6703.1350 7261.9550 1.192193 1.354711 1.273452 45 0.229 0.282 111.0890 124.8847 0.568 0.548 38.6209 37.0634 7724.1770 7412.6750 1.438199 1.684745 1.561472 60 0.479 0.417 175.2271 159.3080 0.590 0.585 40.3074 39.9093 8061.4830 7981.8650 2.173634 1.995874 2.084754 75 0.542 0.514 191.5635 184.3215 0.603 0.563 41.3005 38.2142 8260.1070 7642.8470 2.319141 2.411687 2.365414 90 0.559 0.528 195.7678 187.9369 0.596 0.531 40.7526 35.7642 8150.5280 7152.8400 2.401903 2.627445 2.514674 105 0.367 0.493 146.5430 178.7745 0.522 0.550 35.1522 37.2642 7030.4410 7452.8470 2.084407 2.398741 2.241574 120 0.390 0.321 152.5518 134.7984 0.543 0.529 36.7003 35.6143 7340.0530 7122.8570 2.078347 1.892477 1.985412 135 0.271 0.322 121.8581 134.9373 0.565 0.562 38.3689 38.1429 7673.7780 7628.5720 1.587981 1.768841 1.678411 150 0.225 0.232 110.2195 112.0047 0.517 0.552 34.7343 37.4129 6946.8560 7482.5740 1.586610 1.496874 1.541742

Absorbansi Uji DNS 2000 µg/ml sampel

Kandungan Gula Pereduksi (µg) dalam 2000 µg/ml sampel

Absorbansi Uji Total Gula dalam 50 µg/ml sampel

Kandungan Total Gula (µg/ml) per 50 µg/ml

sampel

Kandungan Total Gula (µg/ml)

dalam 2000 µg/ml sampel Dextrose Equivalent (%) Konsentrasi

HCl(N)

Waktu (menit)

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata 0.1 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.516 0.542 34.6602 36.6083 1386.4072 1464.3308 0.000000 0.000000 0.000000

30 0.248 0.240 115.9290 113.9119 0.578 0.575 39.4207 39.1343 1576.8262 1565.3702 7.352049 7.276993 7.314521 45 0.200 0.204 103.6306 104.7001 0.539 0.531 36.3857 35.8127 1455.4298 1432.5082 7.120272 7.308864 7.214568 60 0.233 0.192 112.3156 101.6593 0.535 0.504 36.1065 33.7622 1444.2590 1350.4894 7.776695 7.527591 7.652143 75 0.303 0.280 130.1047 124.2661 0.601 0.565 41.1600 38.4084 1646.4018 1536.3346 7.902364 8.088478 7.995421 90 0.282 0.273 124.7910 122.3678 0.558 0.551 37.8775 37.3412 1515.1002 1493.6494 8.236487 8.192541 8.214514 105 0.294 0.293 127.9615 127.7148 0.591 0.577 40.3842 39.3142 1615.3688 1572.5692 7.921504 8.121410 8.021457 120 0.245 0.233 115.2651 112.2499 0.542 0.529 36.6376 35.6792 1465.5054 1427.1682 7.865212 7.865218 7.865215 135 0.218 0.212 108.2357 106.7925 0.517 0.504 34.7091 33.7593 1388.3656 1350.3708 7.795905 7.908385 7.852145 150 0.282 0.271 124.8012 121.8612 0.595 0.585 40.6718 39.9123 1626.8726 1596.4934 7.671232 7.633052 7.652142 0.2 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.575 0.595 39.1387 40.6827 1565.5488 1627.3096 0.000000 0.000000 0.000000 30 0.215 0.259 107.5661 118.7450 0.605 0.595 41.4770 40.6884 1659.0816 1627.5348 6.483475 7.296005 6.889740 45 0.270 0.271 121.6698 121.8224 0.590 0.586 40.3022 39.9632 1612.0892 1598.5296 7.547337 7.620903 7.584120 60 0.295 0.346 128.1262 141.2845 0.603 0.590 41.3154 40.3421 1652.6176 1613.6820 7.752926 8.755414 8.254170 75 0.350 0.377 142.1612 149.1914 0.594 0.592 40.5924 40.4734 1623.6946 1618.9342 8.755414 9.215410 8.985412 90 0.387 0.351 151.7647 142.4858 0.608 0.563 41.6508 38.2145 1666.0302 1528.5782 9.109363 9.321457 9.215410 105 0.319 0.345 134.2022 140.8912 0.552 0.602 37.3929 41.2234 1495.7158 1648.9350 8.972443 8.544377 8.758410 120 0.355 0.299 143.6143 129.1960 0.599 0.594 41.0165 40.6234 1640.6598 1624.9350 8.753446 7.950844 8.352145 135 0.304 0.254 130.3519 117.6851 0.555 0.589 37.6501 40.2184 1506.0054 1608.7374 8.655471 7.315371 7.985421 150 0.323 0.232 135.3511 111.8249 0.590 0.585 40.3330 39.9327 1613.3214 1597.3082 8.389594 7.000834 7.695214 0.3 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.614 0.580 42.1371 39.5613 1685.4832 1582.4528 0.000000 0.000000 0.000000 30 0.234 0.213 112.3648 107.0370 0.514 0.525 34.5268 35.3391 1381.0718 1413.5630 8.136060 7.572140 7.854100 45 0.266 0.241 120.7448 114.1952 0.575 0.551 39.1245 37.2923 1564.9814 1491.6922 7.715412 7.655412 7.685412 60 0.367 0.350 146.4905 142.2947 0.584 0.597 39.8582 40.8140 1594.3288 1632.5588 9.188227 8.716053 8.952140 75 0.400 0.403 155.1434 155.6910 0.586 0.603 39.9969 41.2882 1599.8778 1651.5290 9.697200 9.427080 9.562140 90 0.339 0.475 139.4855 174.3158 0.528 0.638 35.5984 43.9638 1423.9344 1758.5528 9.795782 9.912458 9.854120 105 0.369 0.332 147.0593 137.6544 0.558 0.556 37.8846 37.7323 1515.3834 1509.2902 9.704430 9.120470 9.412450 120 0.316 0.307 133.4228 131.2075 0.554 0.535 37.5739 36.0719 1502.9548 1442.8776 8.877363 9.093457 8.985410 135 0.251 0.259 116.8886 118.8388 0.543 0.531 36.7354 35.8287 1469.4156 1433.1492 7.954769 8.292145 8.123457 150 0.266 0.254 120.5748 117.5907 0.565 0.537 38.3907 36.2377 1535.6272 1449.5092 7.851828 8.112452 7.982140 0.4 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.603 0.537 41.2827 36.2327 1651.3094 1449.3082 0.000000 0.000000 0.000000 30 0.211 0.259 106.5825 118.8004 0.566 0.561 38.4596 38.0663 1538.3834 1522.6502 6.928216 7.802212 7.365214 45 0.370 0.283 147.4217 124.9782 0.635 0.535 43.7033 36.1234 1748.1326 1444.9370 8.433094 8.649386 8.541240 60 0.334 0.346 138.0742 141.2605 0.593 0.561 40.5342 38.0774 1621.3676 1523.0952 8.515911 9.274571 8.895241 75 0.400 0.391 155.0234 152.5918 0.613 0.587 42.0364 40.1083 1681.4558 1604.3314 9.219597 9.511239 9.365418 90 0.431 0.380 162.9571 149.7891 0.594 0.531 40.5891 35.8274 1623.5644 1433.0944 10.036995 10.452145 10.244570 105 0.317 0.415 133.8134 158.7859 0.502 0.594 33.5802 40.6383 1343.2066 1625.5314 9.962232 9.768248 9.865240 120 0.355 0.375 143.4296 148.6710 0.534 0.592 36.0682 40.4734 1442.7274 1618.9350 9.941562 9.183258 9.562410 135 0.355 0.283 143.3758 125.0551 0.552 0.534 37.4040 36.0684 1496.1612 1442.7368 9.582913 8.667911 9.125412 150 0.336 0.272 138.6960 122.2089 0.542 0.531 36.6188 35.8234 1464.7502 1432.9362 9.468918 8.528564 8.998741

Lampiran 10. Kadar gula pereduksi, kadar total gula, dan

dextrose equivalent

(DE) untuk volume HCl 1000 ml


(3)

`

Absorbansi Uji DNS dalam 10000 µg/ml sampel

Kandungan Gula Pereduksi (µg) dalam 10000 µg/ml

Absorbansi Uji Total Gula dalam 50 µg/ml

Kandungan Total Gula (µg/ml) dalam 50 µg/ml

Kandungan Total Gula (µg/ml)

dalam 2000 µg/ml Dextrose Equivalent (%) Konsentrasi

HCl (N)

Waktu (menit)

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata

0.0 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.523 0.534 35.1693 36.0661 7033.860 7213.224 0.000000 0.000000 0.000000 30 0.179 0.215 98.2507 107.5976 0.525 0.519 35.3631 34.9058 7072.613 6981.157 1.389171 1.541257 1.465214 45 0.297 0.247 128.6803 115.7493 0.544 0.529 36.7641 35.6206 7352.826 7124.128 1.750079 1.624751 1.687415 60 0.356 0.316 143.6969 133.4514 0.515 0.524 34.5700 35.2584 6913.994 7051.688 2.078349 1.892475 1.985412 75 0.747 0.498 244.1007 180.2147 0.619 0.585 42.5179 39.9109 8503.573 7982.175 2.870566 2.257714 2.564140 90 0.740 0.623 242.1299 212.2040 0.608 0.561 41.7166 38.1093 8343.313 7621.855 2.902083 2.784152 2.843117 105 0.641 0.577 216.8246 200.2987 0.561 0.551 38.1174 37.3114 7623.488 7462.274 2.844165 2.684151 2.764158 120 0.454 0.454 168.8077 168.8600 0.559 0.546 37.9534 36.9582 7590.686 7391.644 2.223879 2.284471 2.254175 135 0.483 0.381 176.3093 150.1827 0.607 0.551 41.6145 37.3109 8322.898 7462.184 2.118364 2.012584 2.065474 150 0.314 0.314 132.8638 133.0613 0.570 0.531 38.8059 35.8226 7761.171 7164.511 1.711904 1.857228 1.784566

Absorbansi Uji DNS dalam 2000 µg/ml sampel

Kandungan Gula Pereduksi (µg) dalam 2000 µg/ml sampel

Absorbansi Uji Total Gula dalam 50 µg/ml sampel

Kandungan Total Gula (µg/ml) dalam 50 µg/ml

sampel

Kandungan Total Gula (µg/ml)

dalam 2000 µg/ml sampel Dextrose Equivalent (%) Konsentrasi

HCl (N)

Waktu (menit)

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata

0.1 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.524 0.520 35.2414 34.9274 1409.6560 1397.0960 0.000000 0.000000 0.000000 30 0.319 0.334 134.3702 138.0189 0.514 0.510 34.5011 34.2012 1380.0436 1368.0480 9.736665 10.088749 9.912707

45 0.334 0.351 138.0779 142.5217 0.522 0.520 35.1426 34.9337 1405.7046 1397.3490 9.822685 10.199435 10.011060 60 0.307 0.314 131.2622 132.8596 0.500 0.488 33.4715 32.4827 1338.8600 1299.3080 9.804028 10.225412 10.014720 75 0.295 0.299 128.0020 129.0244 0.462 0.465 30.5538 30.7440 1222.1504 1229.7580 10.473506 10.491854 10.482680 90 0.302 0.308 129.8104 131.3201 0.467 0.469 30.9020 31.0827 1236.0800 1243.3092 10.501778 10.562142 10.531960 105 0.289 0.297 126.4394 128.5390 0.470 0.474 31.1327 31.4627 1245.3076 1258.5092 10.153266 10.213594 10.183430 120 0.273 0.292 122.4879 127.3031 0.467 0.474 30.9383 31.4271 1237.5336 1257.0824 9.897747 10.126873 10.012310 135 0.286 0.353 125.6687 143.0218 0.482 0.531 32.0831 35.7827 1283.3240 1431.3080 9.792436 9.992384 9.892410 150 0.283 0.327 125.0428 136.2664 0.503 0.520 33.6459 34.9324 1345.8340 1397.2940 9.291098 9.752162 9.521630

0.2 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.603 0.585 41.3106 39.9083 1652.4240 1596.3308 0.000000 0.000000 0.000000 30 0.178 0.399 98.0097 154.8350 0.581 0.579 39.5962 39.4878 1583.8468 1579.5120 6.188080 9.802712 7.995396

45 0.204 0.463 104.8530 171.1872 0.635 0.627 43.7359 43.1344 1749.4352 1725.3740 5.993535 9.921745 7.957640 60 0.729 0.736 239.3518 241.2508 0.694 0.689 48.2253 47.8816 1929.0108 1915.2640 12.408006 12.596214 12.502110 75 0.731 0.754 239.8444 245.9153 0.694 0.699 48.2520 48.6183 1930.0792 1944.7300 12.426662 12.645218 12.535940 90 0.788 0.777 254.6218 251.6332 0.699 0.691 48.6285 48.0127 1945.1408 1920.5080 13.090150 13.102430 13.096290 105 0.756 0.749 246.3366 244.5219 0.683 0.687 47.3820 47.7326 1895.2780 1909.3020 12.997388 12.806872 12.902130 120 0.696 0.665 230.8984 222.9349 0.644 0.635 44.4276 43.7271 1777.1020 1749.0820 12.992975 12.745825 12.869400 135 0.690 0.615 229.4759 210.1152 0.654 0.619 45.1721 42.4827 1806.8840 1699.3080 12.700089 12.364751 12.532420 150 0.694 0.666 230.5216 223.2855 0.693 0.670 48.1844 46.3771 1927.3740 1855.0820 11.960396 12.036424 11.998410

0.3 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.646 0.656 44.6093 45.3072 1784.3704 1812.2884 0.000000 0.000000 0.000000 30 0.175 0.433 97.2218 163.5990 0.555 0.585 37.6262 39.9311 1505.0473 1597.2428 6.459715 10.242587 8.351151

45 0.156 0.425 92.5126 161.5536 0.519 0.577 34.9158 39.2827 1396.6309 1571.3080 6.623981 10.281475 8.452728 60 0.266 0.520 120.6138 185.7704 0.651 0.653 44.9490 45.1274 1797.9594 1805.0940 6.708372 10.291454 8.499913 75 0.750 0.767 244.8312 249.1260 0.677 0.684 46.9505 47.4770 1878.0190 1899.0802 13.036674 13.118246 13.077460 90 0.803 0.814 258.3633 261.2282 0.706 0.707 49.1659 49.2311 1966.6349 1969.2430 13.137327 13.265413 13.201370 105 0.776 0.785 251.4316 253.7877 0.707 0.704 49.2669 48.9774 1970.6748 1959.0962 12.758655 12.954325 12.856490 120 0.747 0.775 244.1271 251.2869 0.708 0.700 49.3439 48.7126 1973.7544 1948.5020 12.368665 12.896415 12.632540 135 0.738 0.719 241.7441 236.8961 0.710 0.697 49.4787 48.4864 1979.1480 1939.4560 12.214556 12.214564 12.214560 150 0.733 0.694 240.3476 230.3151 0.713 0.697 49.6746 48.4909 1986.9828 1939.6340 12.096108 11.874152 11.985130

0.4 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.686 0.560 47.6420 37.9827 1905.6782 1519.3082 0.000000 0.000000 0.000000 30 0.331 0.411 137.4261 157.8889 0.513 0.538 34.3993 36.3641 1375.9724 1454.5620 9.987559 10.854741 10.421150

45 0.559 0.622 195.8591 212.0408 0.659 0.668 45.5413 46.2908 1821.6504 1851.6320 10.751738 11.451562 11.101650 60 0.591 0.703 203.8985 232.5913 0.705 0.703 49.0467 48.9686 1961.8667 1958.7440 10.393088 11.874512 11.133800 75 0.747 0.766 243.9648 248.9533 0.716 0.715 49.9303 49.8407 1997.2117 1993.6280 12.215269 12.487451 12.351360 90 0.824 0.849 263.7017 270.2140 0.717 0.711 49.9629 49.5791 1998.5174 1983.1620 13.194866 13.625414 13.410140 105 0.809 0.833 259.7756 265.9812 0.709 0.712 49.3665 49.6411 1974.6619 1985.6434 13.155446 13.395214 13.275330 120 0.795 0.801 256.2129 257.9370 0.710 0.710 49.4930 49.4642 1979.7198 1978.5682 12.941877 13.036547 12.989212 135 0.750 0.798 244.7755 257.0083 0.713 0.710 49.6612 49.4911 1986.4486 1979.6434 12.322266 12.982554 12.652410 150 0.704 0.780 233.0533 252.4538 0.712 0.713 49.6537 49.7144 1986.1498 1988.5742 11.733926 12.695214 12.214570

Lampiran 11. Kadar gula pereduksi, kadar total gula, dan

dextrose equivalent

(DE) untuk volume HCl 1500 ml.


(4)

Absorbansi Uji DNS dalam 10000 µg/ml sampel

Kandungan Gula Pereduksi (µg) dalam 10000 µg/ml sampel

Absorbansi Uji Total Gula dalam 50 µg/ml sampel

Kandungan Total Gula (µg/ml) per 50 µg/ml

sampel

Kandungan Total Gula (µg/ml)

dalam 10000 µg/ml sampel Dextrose Equivalent (%) Konsentrasi

HCl (N)

Waktu (menit)

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata

0.0 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.464 0.534 30.6586 36.0583 6131.715 7211.655 0.000000 0.000000 0.000000 30 0.222 0.257 109.4364 118.3445 0.587 0.527 40.0522 35.4592 8010.449 7091.845 1.366171 1.668741 1.517456 45 0.341 0.293 139.8548 127.6803 0.540 0.529 36.5026 35.6143 7300.516 7122.854 1.915684 1.792544 1.854114 60 0.454 0.337 168.7883 138.8288 0.602 0.520 41.2335 34.9834 8246.700 6996.674 2.046737 1.984211 2.015474 75 0.480 0.453 175.4633 168.4906 0.533 0.523 35.9565 35.1733 7191.305 7034.665 2.439937 2.395147 2.417542 90 0.671 0.612 224.4664 209.3362 0.540 0.536 36.5214 36.1771 7304.282 7235.422 3.073080 2.893214 2.983147 105 0.531 0.510 188.7041 183.3031 0.548 0.518 37.1175 34.8109 7423.503 6962.177 2.541982 2.632842 2.587412 120 0.425 0.410 161.3657 157.5034 0.490 0.522 32.6962 35.1292 6539.239 7025.843 2.467652 2.241772 2.354712 135 0.383 0.369 150.6391 147.0941 0.493 0.528 32.8758 35.6083 6575.164 7121.658 2.291032 2.065448 2.178240 150 0.303 0.297 130.1667 128.6918 0.481 0.526 31.9637 35.4577 6392.749 7091.547 2.036161 1.814721 1.925441

Absorbansi Uji DNS dalam 2000 µg/ml sampel

Kandungan Gula Pereduksi (µg/ml) dalam 2000 µg/ml sampel

Absorbansi Uji Total Gula dalam 50 µg/ml sampel

Kandungan Total Gula (µg/ml) per 50 µg/ml

sampel

Kandungan Total Gula (µg/ml)

dalam 2000 µg/ml sampel Dextrose Equivalent (%) Konsentrasi

HCl (N)

Waktu (menit)

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata

0.1 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.448 0.491 29.4839 32.7324 1179.3544 1309.2944 0.000000 0.000000 0.000000 30 0.331 0.302 137.2284 129.9426 0.459 0.468 30.3151 30.9826 1212.6050 1239.3034 11.316828 10.485132 10.900980 45 0.295 0.274 127.9934 122.8217 0.480 0.456 31.8770 30.1077 1275.0799 1204.3094 10.038066 10.198514 10.118290 60 0.278 0.287 123.8301 126.0183 0.459 0.465 30.3003 30.7684 1212.0113 1230.7368 10.216907 10.239253 10.228080 75 0.276 0.314 123.2157 132.8471 0.455 0.461 29.9752 30.4829 1199.0064 1219.3142 10.276487 10.895233 10.585860 90 0.271 0.314 122.0315 133.0447 0.431 0.454 28.1809 29.9107 1127.2347 1196.4294 10.825737 11.120143 10.972940 105 0.342 0.335 140.1391 138.4211 0.527 0.519 35.4708 34.9109 1418.8320 1396.4352 9.877074 9.912458 9.894766 120 0.300 0.261 129.4990 119.4814 0.486 0.457 32.3425 30.1774 1293.6984 1207.0952 10.009984 9.898256 9.954120 135 0.245 0.259 115.2198 118.7904 0.463 0.466 30.5741 30.8657 1222.9644 1234.6296 9.421357 9.621543 9.521450 150 0.232 0.254 111.9021 117.6147 0.469 0.470 31.0468 31.1079 1241.8736 1244.3148 9.010747 9.452165 9.231456 0.2 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.538 0.520 36.3330 34.9314 1453.3196 1397.2568 0.000000 0.000000 0.000000 30 0.291 0.346 127.0304 141.0877 0.517 0.506 34.6947 33.9312 1387.7886 1357.2496 9.153437 10.395121 9.774279 45 0.247 0.355 115.6916 143.4623 0.493 0.496 32.9212 33.1093 1316.8500 1324.3714 8.785482 10.832482 9.808982 60 0.231 0.386 111.6405 151.3692 0.510 0.487 34.1769 32.4643 1367.0767 1298.5722 8.166366 11.656584 9.911475 75 0.336 0.600 138.6776 206.4349 0.594 0.592 40.6045 40.4642 1624.1795 1618.5686 8.538315 12.754165 10.646240 90 0.654 0.663 220.0831 222.5864 0.612 0.616 41.9662 42.3086 1678.6474 1692.3450 13.110740 13.152540 13.131640 105 0.678 0.666 226.2433 223.3366 0.627 0.619 43.1576 42.4913 1726.3028 1699.6514 13.105658 13.140142 13.122900 120 0.618 0.579 210.9279 200.8817 0.589 0.564 40.2622 38.2844 1610.4864 1531.3744 13.097158 13.117742 13.107450 135 0.590 0.566 203.8264 197.5782 0.581 0.563 39.6118 38.2108 1584.4736 1528.4334 12.863981 12.926843 12.895412 150 0.612 0.607 209.4828 208.0859 0.609 0.596 41.7207 40.7961 1668.8262 1631.8434 12.552701 12.751587 12.652144 0.3 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.502 0.555 33.6143 37.6082 1344.5708 1504.3284 0.000000 0.000000 0.000000

30 0.244 0.343 115.0295 140.3350 0.533 0.551 35.9414 37.3411 1437.6547 1493.6430 8.001194 9.395486 8.698340 45 0.223 0.299 109.6070 129.1256 0.502 0.511 33.5985 34.2641 1343.9404 1370.5634 8.155644 9.421352 8.788498 60 0.370 0.431 147.3338 162.9216 0.591 0.585 40.3913 39.9141 1615.6509 1596.5628 9.119160 10.204522 9.661841 75 0.192 0.518 101.6495 185.2759 0.668 0.656 46.2618 45.3412 1850.4727 1813.6494 5.493162 10.215642 7.854402 90 0.133 0.414 86.4970 158.5346 0.450 0.453 29.6014 29.8642 1184.0578 1194.5682 7.305134 13.271286 10.288210 105 0.190 0.284 101.1536 125.3610 0.370 0.377 23.4930 24.0642 939.7209 962.5692 10.764216 13.023584 11.893900 120 0.188 0.334 100.7517 138.0441 0.473 0.434 31.3841 28.3841 1255.3626 1135.3642 8.025708 12.158572 10.092140 135 0.323 0.472 135.4014 173.4178 0.619 0.534 42.5182 36.0642 1700.7268 1442.5692 7.961385 12.021457 9.991421 150 0.217 0.486 108.0622 177.1774 0.529 0.546 35.6273 36.9569 1425.0912 1478.2752 7.582828 11.985412 9.784120 0.4 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.557 0.595 37.7904 40.6724 1511.6158 1626.8950 0.000000 0.000000 0.000000

30 0.165 0.428 94.6677 162.3221 0.602 0.592 41.2152 40.4642 1648.6074 1618.5682 5.742282 10.028746 7.885514 45 0.182 0.433 99.1982 163.5350 0.597 0.589 40.8080 40.2607 1632.3201 1610.4280 6.077128 10.154752 8.115940 60 0.242 0.405 114.4236 156.2892 0.480 0.487 31.8869 32.4643 1275.4756 1298.5702 8.971053 12.035487 10.503270 75 0.442 0.551 165.8319 193.7445 0.564 0.563 38.3006 38.2643 1532.0252 1530.5702 10.824356 12.658324 11.741340 90 0.604 0.617 207.3368 210.7190 0.560 0.561 37.9926 38.1142 1519.7058 1524.5690 13.643217 13.821543 13.732380 105 0.555 0.546 194.7017 192.5587 0.530 0.520 35.7233 34.9638 1428.9309 1398.5500 13.625688 13.768452 13.697070 120 0.641 0.543 216.7196 191.7461 0.584 0.531 39.8161 35.8123 1592.6428 1432.4936 13.607544 13.385476 13.496510 135 0.635 0.598 215.3904 205.7848 0.594 0.581 40.6016 39.6149 1624.0620 1584.5968 13.262449 12.986571 13.124510 150 0.598 0.542 205.8191 191.4607 0.576 0.554 39.2508 37.5661 1570.0318 1502.6438 13.109234 12.741586 12.925410

Lampiran 12. Kadar gula pereduksi, kadar total gula, dan

dextrose equivalent

(DE) untuk volume HCl 2000 ml


(5)

Absorbansi Uji DNS dalam 10000 µg/ml sampel

Kandungan Gula Pereduksi (µg) dalam 10000 µg/ml sampel

Absorbansi Uji Total Gula dalam 50 µg/ml sampel

Kandungan Total Gula (µg/ml) per 50 µg/ml sampel

Kandungan Total Gula (µg/ml)

dalam 10000 µg/ml sampel Dextrose Equivalent (%) Konsentrasi

HCl (N)

Waktu (menit)

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata 0.0 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.583 0.587 39.7368 40.0787 7947.350 8015.744 0.000000 0.000000 0.000000

30 0.355 0.379 143.5555 149.5510 0.601 0.599 41.1633 40.9824 8232.666 8196.488 1.743730 1.824574 1.784152 45 0.358 0.439 144.3352 165.0548 0.569 0.561 38.7074 38.1093 7741.488 7621.854 1.864437 2.165547 2.014992 60 0.549 0.589 193.2180 203.3629 0.611 0.597 41.9060 40.8088 8381.202 8161.754 2.305373 2.491657 2.398515 75 0.808 0.719 259.7059 236.8436 0.613 0.600 42.0655 41.0592 8413.097 8211.845 3.086924 2.884170 2.985547 90 0.792 0.809 255.5061 259.9236 0.576 0.595 39.2078 40.7088 7841.562 8141.754 3.258357 3.192477 3.225417 105 0.781 0.698 252.6850 231.5543 0.599 0.585 41.0161 39.9584 8203.226 7991.684 3.080313 2.897441 2.988877 120 0.690 0.701 229.3778 232.2690 0.605 0.628 41.4141 43.2143 8282.828 8642.854 2.769317 2.687411 2.728364 135 0.657 0.610 220.9053 208.9287 0.624 0.616 42.9000 42.3148 8579.993 8462.957 2.574656 2.468744 2.521700 150 0.457 0.608 169.5660 208.3484 0.555 0.616 37.6519 42.2593 7530.374 8451.854 2.251761 2.465121 2.358441

Absorbansi Uji DNS dalam 2000 µg/ml sampel

Kandungan Gula Pereduksi (µg) dalam 2000 µg/ml sampel

Absorbansi Uji Total Gula dalam 50 µg/ml sampel

Kandungan Total Gula (µg/ml) per 50 µg/ml sampel

Kandungan Total Gula (µg/ml)

dalam 2000 µg/ml sampel Dextrose Equivalent (%) Konsentrasi

HCl (N)

Waktu (menit)

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata 0.1 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.569 0.602 38.7076 41.2583 1548.3022 1650.3314 0.000000 0.000000 0.000000

30 0.224 0.360 109.8431 144.6620 0.601 0.587 41.1126 40.1088 1644.5042 1604.3508 6.679406 9.016854 7.848130 45 0.207 0.364 105.4131 145.7027 0.577 0.583 39.2927 39.7913 1571.7076 1591.6512 6.706915 9.154187 7.930551 60 0.242 0.403 114.3926 155.8046 0.604 0.600 41.3785 41.0642 1655.1407 1642.5692 6.911351 9.485421 8.198386 75 0.310 0.524 132.0020 186.8809 0.610 0.616 41.8079 42.3142 1672.3163 1692.5692 7.893361 11.041257 9.467309 90 0.552 0.544 194.1169 192.0525 0.590 0.603 40.2888 41.3142 1611.5539 1652.5682 12.045326 11.621454 11.833390 105 0.574 0.520 199.6767 185.6704 0.611 0.597 41.9060 40.8421 1676.2405 1633.6832 11.912178 11.365142 11.638660 120 0.548 0.516 193.0278 184.7735 0.609 0.595 41.7327 40.6842 1669.3064 1627.3684 11.563352 11.354128 11.458740 135 0.482 0.477 176.1132 174.6701 0.588 0.582 40.1154 39.7143 1604.6166 1588.5730 10.975408 10.995412 10.985410 150 0.466 0.447 171.9701 166.9732 0.585 0.590 39.9469 40.2699 1597.8774 1610.7974 10.762410 10.365874 10.564142 0.2 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.519 0.463 34.8509 30.6473 1394.0378 1225.8910 0.000000 0.000000 0.000000

30 0.292 0.292 127.3643 127.3797 0.482 0.479 32.0351 31.8581 1281.4024 1274.3228 9.939446 9.995874 9.967660 45 0.276 0.293 123.3027 127.5874 0.467 0.474 30.9053 31.4611 1236.2137 1258.4428 9.974219 10.138513 10.056366 60 0.290 0.318 126.7855 133.8856 0.477 0.480 31.7001 31.8877 1268.0023 1275.5092 9.998838 10.496642 10.247740 75 0.358 0.475 144.1460 174.2833 0.524 0.520 35.2648 34.9642 1410.5913 1398.5690 10.218836 12.461542 11.340189 90 0.427 0.410 161.9379 157.6422 0.466 0.454 30.8493 29.9141 1233.9710 1196.5634 13.123317 13.174581 13.148949 105 0.378 0.387 149.3654 151.7258 0.436 0.448 28.5529 29.4623 1142.1175 1178.4932 13.077934 12.874562 12.976248 120 0.462 0.431 171.0103 162.8993 0.495 0.487 33.0244 32.4142 1320.9764 1296.5692 12.945749 12.563871 12.754810 135 0.398 0.371 154.5990 147.6869 0.477 0.456 31.6805 30.1081 1267.2206 1204.3242 12.199850 12.263050 12.231450 150 0.301 0.368 129.6638 146.7301 0.484 0.463 32.2082 30.6083 1288.3262 1224.3314 10.064515 11.984505 11.024510 0.3 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.684 0.585 47.5087 39.9077 1900.3482 1596.3094 0.000000 0.000000 0.000000

30 0.162 0.291 93.9175 127.1396 0.559 0.557 37.9425 37.7826 1517.7018 1511.3058 6.188136 8.412568 7.300352 45 0.291 0.405 127.2006 156.2280 0.670 0.660 46.4170 45.6441 1856.6785 1825.7642 6.850976 8.556856 7.703916 60 0.637 0.688 215.8933 228.7524 0.710 0.703 49.4356 48.9613 1977.4243 1958.4536 10.917906 11.680254 11.299080 75 0.715 0.710 235.8931 234.4057 0.671 0.655 46.4743 45.2814 1858.9722 1811.2568 12.689435 12.941605 12.815520 90 0.782 0.740 252.9264 242.1062 0.676 0.665 46.8879 46.0129 1875.5159 1840.5146 13.485695 13.154265 13.319980 105 0.740 0.706 242.1328 233.3733 0.654 0.651 45.1889 44.9638 1807.5541 1798.5528 13.395607 12.975613 13.185610 120 0.767 0.633 249.0453 214.8536 0.652 0.642 45.0107 44.2609 1800.4280 1770.4352 13.832560 12.135640 12.984100 135 0.763 0.617 248.2107 210.7913 0.668 0.638 46.2945 43.9642 1851.7806 1758.5690 13.403896 11.986524 12.695210 150 0.718 0.603 236.6173 206.9574 0.651 0.638 44.9645 43.9642 1798.5794 1758.5690 13.155790 11.768510 12.462150 0.4 0 -0.205 -0.205 0.0000 0.0000 0.577 0.620 39.2921 42.6238 1571.6842 1704.9510 0.000000 0.000000 0.000000

30 0.271 0.282 121.9509 124.6889 0.659 0.638 45.5778 43.9642 1823.1114 1758.5680 6.689162 7.090364 6.889763 45 0.252 0.289 117.1785 126.5046 0.646 0.644 44.5468 44.4608 1781.8717 1778.4336 6.576146 7.113258 6.844702 60 0.138 0.431 87.9228 163.0596 0.532 0.534 35.9010 36.0074 1436.0407 1440.2952 6.122581 11.321265 8.721923 75 0.124 0.385 84.2231 151.1229 0.480 0.491 31.8790 32.7775 1275.1599 1311.0996 6.604901 11.526423 9.065662 90 0.607 0.611 207.9761 209.0419 0.638 0.644 43.9442 44.4527 1757.7697 1778.1082 11.831819 11.756421 11.794120 105 0.523 0.502 186.5982 181.2125 0.599 0.587 40.9614 40.1073 1638.4545 1604.2936 11.388673 11.295467 11.342070 120 0.498 0.494 180.1373 179.0893 0.600 0.594 41.0727 40.5821 1642.9080 1623.2824 10.964540 11.032542 10.998541 135 0.499 0.495 180.3463 179.3317 0.631 0.608 43.4005 41.7108 1736.0200 1668.4308 10.388494 10.748526 10.568510 150 0.371 0.446 147.6095 166.8642 0.638 0.595 44.0025 40.6729 1760.1008 1626.9160 8.386425 10.256475 9.321450

Lampiran 13. Kadar gula pereduksi, kadar total gula, dan

dextrose equivalent

(DE) untuk volume HCl 2500 ml


(6)

Nilai Dextrose Equivalent (%) Volume HCl (ml)

1000 1500 2000 2500

Konsentrasi HCl (N)

Waktu (menit)

Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata

0.0 0 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

30 1.192193 1.354711 1.273452 1.389171 1.541257 1.465214 1.366171 1.668741 1.517456 1.743730 1.824574 1.784152 45 1.438199 1.684745 1.561472 1.750079 1.624751 1.687415 1.915684 1.792544 1.854114 1.864437 2.165547 2.014992 60 2.173634 1.995874 2.084754 2.078349 1.892475 1.985412 2.046737 1.984211 2.015474 2.305373 2.491657 2.398515 75 2.319141 2.411687 2.365414 2.870566 2.257714 2.564140 2.439937 2.395147 2.417542 3.086924 2.884170 2.985547 90 2.401903 2.627445 2.514674 2.902083 2.784152 2.843117 3.073080 2.893214 2.983147 3.258357 3.192477 3.225417 105 2.084407 2.398741 2.241574 2.844165 2.684151 2.764158 2.541982 2.632842 2.587412 3.080313 2.897441 2.988877 120 2.078347 1.892477 1.985412 2.223879 2.284471 2.254175 2.467652 2.241772 2.354712 2.769317 2.687411 2.728364 135 1.587981 1.768841 1.678411 2.118364 2.012584 2.065474 2.291032 2.065448 2.178240 2.574656 2.468744 2.521700 150 1.586610 1.496874 1.541742 1.711904 1.857228 1.784566 2.036161 1.814721 1.925441 2.251761 2.465121 2.358441

0.1 0 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

30 7.352049 7.276993 7.314521 9.736665 10.088749 9.912707 11.316828 10.485132 10.900980 6.679406 9.016854 7.848130 45 7.120272 7.308864 7.214568 9.822685 10.199435 10.011060 10.038066 10.198514 10.118290 6.706915 9.154187 7.930551 60 7.776695 7.527591 7.652143 9.804028 10.225412 10.014720 10.216907 10.239253 10.228080 6.911351 9.485421 8.198386 75 7.902364 8.088478 7.995421 10.473506 10.491854 10.482680 10.276487 10.895233 10.585860 7.893361 11.041257 9.467309 90 8.236487 8.192541 8.214514 10.501778 10.562142 10.531960 10.825737 11.120143 10.972940 12.045326 11.621454 11.833390 105 7.921504 8.121410 8.021457 10.153266 10.213594 10.183430 9.877074 9.912458 9.894766 11.912178 11.365142 11.638660 120 7.865212 7.865218 7.865215 9.897747 10.126873 10.012310 10.009984 9.898256 9.954120 11.563352 11.354128 11.458740 135 7.795905 7.908385 7.852145 9.792436 9.992384 9.892410 9.421357 9.621543 9.521450 10.975408 10.995412 10.985410 150 7.671232 7.633052 7.652142 9.291098 9.752162 9.521630 9.010747 9.452165 9.231456 10.762410 10.365874 10.564142

0.2 0 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

30 6.483475 7.296005 6.889740 6.188080 9.802712 7.995396 9.153437 10.395121 9.774279 9.939446 9.995874 9.967660 45 7.547337 7.620903 7.584120 5.993535 9.921745 7.957640 8.785482 10.832482 9.808982 9.974219 10.138513 10.056366 60 7.752926 8.755414 8.254170 12.408006 12.596214 12.502110 8.166366 11.656584 9.911475 9.998838 10.496642 10.247740 75 8.755414 9.215410 8.985412 12.426662 12.645218 12.535940 8.538315 12.754165 10.646240 10.218836 12.461542 11.340189 90 9.109363 9.321457 9.215410 13.090150 13.102430 13.096290 13.110740 13.152540 13.131640 13.123317 13.174581 13.148949 105 8.972443 8.544377 8.758410 12.997388 12.806872 12.902130 13.105658 13.140142 13.122900 13.077934 12.874562 12.976248 120 8.753446 7.950844 8.352145 12.992975 12.745825 12.869400 13.097158 13.117742 13.107450 12.945749 12.563871 12.754810 135 8.655471 7.315371 7.985421 12.700089 12.364751 12.532420 12.863981 12.926843 12.895412 12.199850 12.263050 12.231450 150 8.389594 7.000834 7.695214 11.960396 12.036424 11.998410 12.552701 12.751587 12.652144 10.064515 11.984505 11.024510

0.3 0 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

30 8.136060 7.572140 7.854100 6.459715 10.242587 8.351151 8.001194 9.395486 8.698340 6.188136 8.412568 7.300352 45 7.715412 7.655412 7.685412 6.623981 10.281475 8.452728 8.155644 9.421352 8.788498 6.850976 8.556856 7.703916 60 9.188227 8.716053 8.952140 6.708372 10.291454 8.499913 9.119160 10.204522 9.661841 10.917906 11.680254 11.299080 75 9.697200 9.427080 9.562140 13.036674 13.118246 13.077460 5.493162 10.215642 7.854402 12.689435 12.941605 12.815520 90 9.795782 9.912458 9.854120 13.137327 13.265413 13.201370 7.305134 13.271286 10.288210 13.485695 13.154265 13.319980 105 9.704430 9.120470 9.412450 12.758655 12.954325 12.856490 10.764216 13.023584 11.893900 13.395607 12.975613 13.185610 120 8.877363 9.093457 8.985410 12.368665 12.896415 12.632540 8.025708 12.158572 10.092140 13.832560 12.135640 12.984100 135 7.954769 8.292145 8.123457 12.214556 12.214564 12.214560 7.961385 12.021457 9.991421 13.403896 11.986524 12.695210 150 7.851828 8.112452 7.982140 12.096108 11.874152 11.985130 7.582828 11.985412 9.784120 13.155790 11.768510 12.462150

0.4 0 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

30 6.928216 7.802212 7.365214 9.987559 10.854741 10.421150 5.742282 10.028746 7.885514 6.689162 7.090364 6.889763 45 8.433094 8.649386 8.541240 10.751738 11.451562 11.101650 6.077128 10.154752 8.115940 6.576146 7.113258 6.844702 60 8.515911 9.274571 8.895241 10.393088 11.874512 11.133800 8.971053 12.035487 10.503270 6.122581 11.321265 8.721923 75 9.219597 9.511239 9.365418 12.215269 12.487451 12.351360 10.824356 12.658324 11.741340 6.604901 11.526423 9.065662 90 10.036995 10.452145 10.244570 13.194866 13.625414 13.410140 13.643217 13.821543 13.732380 11.831819 11.756421 11.794120 105 9.962232 9.768248 9.865240 13.155446 13.395214 13.275330 13.625688 13.768452 13.697070 11.388673 11.295467 11.342070 120 9.941562 9.183258 9.562410 12.941877 13.036547 12.989212 13.607544 13.385476 13.496510 10.964540 11.032542 10.998541 135 9.582913 8.667911 9.125412 12.322266 12.982554 12.652410 13.262449 12.986571 13.124510 10.388494 10.748526 10.568510 150 9.468918 8.528564 8.998741 11.733926 12.695214 12.214570 13.109234 12.741586 12.925410 8.386425 10.256475 9.321450

Lampiran 14. Rata-rata nilai

dextrose equivalent

(DE) untuk semua taraf volume HCl

94