tingkah laku mencari makan, ketergantungan terhadap faktor lingkungan, komposisi simbiotik dari usus, ketahanan terhadap zat beracun akan merangsang
aktivitas makan rayap Supriana, 1985.
2. Rayap Tanah
Rayap merusak bangunan tanpa memperdulikan kepentingan manusia. Rayap mampu merusak bangunan gedung, bahkan juga menyerang dan merusak
buku-buku, kabel listrik dan telepon, serta barang-barang yang disimpan. Rayap untuk mencapai sasaran dapat menembus tembok yang tebalnya beberapa
sentimeter cm, menghancurkan plastik, kabel penghalang fisik lainnya. Apapun bentuk konstruksi bangunan gedung slab, basement atau cawal space rayap
dapat menembus lubang terbuka atau celah pada slab, disekitar celah kayu atau pipa ledeng, celah antara pondasi dan tembok maupun pada atap kuda-kuda
Nandika, dkk., 2003. Coptotermes termasuk jenis rayap yang cepat menyesuaikan diri dengan
keadaan yang berbeda dari habitat aslinya. Sarang Coptotermes sebenarnya di dalam tanah, namun bila habitat aslinya diganggu maka koloni rayap akan
mempertahankan hidupnya dengan menggunakan sisa-sisa kayu, kayu-kayu terbakar dan tonggak-tonggak sebagai bahan makanannya. Bahkan rayap
Coptotermes dapat berubah menjadi rayap rumah bila wilayah jelajahnya diubah menjadi pemukiman French, dkk., 1997.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Serangan rayap tanah menurut Kadarsah 2005 dapat ditandai dengan adanya :
1. Tanda awal adalah pemunculan swarmer atau sayap yang tersebar dalam jumlah banyak.
2. Adanya liang kembara shelter tube yang dibangun rayap di atas pondasi dinding, dalam celah antara sejumlah struktur atau pada kayu yang terserang.
3. Kerusakan dalam kayu internal damage kadang dideteksi dengan alat tajam atau dipukul permukaan untuk mendeteksi perbedaan suara bergema.
Ciri-ciri rayap Coptotermes sp. adalah antena terdiri dari 15 segmen, segmen kedua dan segmen keempat sama panjangnya. Mandibel berbentuk seperti
arit dan melengkung diujungnya. Batas antara sebelah dalam dari mandibel kanan sama sekali rata. Panjang kepala dengan mandibel 2,46-2,66 mm, panjang kepala
tanpa mandibel 1,56-1,68 mm, lebar kepala 1,40-1,44 mm dengan lebar pronotum 1,00-1,03 mm dan panjangnya 0,56 mm, panjang badan 5,5-6 mm, bagian
abdomen ditutupi dengan rambut yang menyerupai duri. Abdomen berwarna putih kekuning-kuningan Nandika, dkk., 2003.
Nandika dan Husaeni 1991, menyatakan bahwa kasta pekerja rayap jenis Coptotermes curvignathus yang mewarna putih pucat mampu membentuk
saluran-saluran yang ditutupi oleh tanah yang melekat pada tembok maupun kayu. Disamping sebagai tempat perlindungan dari predator dan sinar matahari juga
tanah tersebut berfungsi untuk mempertahankan kelembaban dan suhu sehingga keadaan seperti habitat aslinya yang jauh di daalam tanah dapat tetap terkendali.
Pada kepala kasta prajurit yang berbentuk oval dan bewarna kuning terdapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
fontanel yang dapat mengeluarkan aksudat seperti susu yang berguna untuk melumpuhkan musuhnya. Mandibulanya bewarna merah kecoklatan, berbentuk
seperti arit dan melengkung di ujungnya. Rayap
Coptotermes curvignathus
merupakan rayap perusak yang menimbulkan tingkat serangan yang paling ganas. Rayap mampu menyerang
hingga ke lantai atas suatu banguanan bertingkat. Rayap ini akan masuk ke dalam kayu sampai bagian tengah yang memanjang searah dengan serat kayu melalui
lubang kecil yang ada di permukaan kayu. Ada perilaku unik yang dilakukan rayap ini ketika menyerang kayu yaitu bagian luar kayu yang diserang tidak rusak
Prasetiyo dan Yusuf 2005. Permukaan tubuh rayap secara keseluruhan disebut integumen. Integumen
rayap memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai kulit penutup tubuh, kerangka eksoskeleton dan cadangan makanan. Sebagai kulit integumen dapat melindungi
tubuh dari ketersediaan air, serangan patogen maupun ion-ion dan menjaga konservasi panas pada tubuh. Selain itu, integumen dapat memberikan warna
dan sifat-sifat permukaan lainnya Romoser dan Stoffolano, 1994.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga bulan Juni 2012. Pembuatan ekstrak dilaksanakan di Laboratorium Kimia Bahan Alam, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan pengujian ekstrak kulit bawang merah terhadap rayap dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan,
Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk kulit bawang merah yang berasal dari Pasar Tradisional di tempat pengupasan bawang
merah. Sedangkan bahan lainnya, yakni tisu gulung, kertas selulosa, double tip, plester pipa,
kain penutup, karet gelang, pasir, aluminium foil, pelarut methanol, n-heksana, air aquadest, dan rayap tanah jenis Coptotermes curvignathus dari
kampus kehutanan USU untuk menguji toksitasnya. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ember, tangga, ekstraktor,
cawan petri, botol kaca, labu erlenmeyer, oven, timbangan analitik, gelas ukur, batang pengaduk, kamera digital, blender, bak pengumpanan, pinset, spraying,
rotary evaporator, penangas air, masker, sarung tangan, kalkulator, software
minitab dan alat tulis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Metode Penelitian 1. Ekstraksi Serbuk Kulit Bawang merah
Kulit bawang merah yang telah terkumpul, dihaluskan dengan blender sampai didapat 2000 g serbuk kulit bawang merah. Selanjutnya kulit bawang
merah tersebut diekstrak. Metode ekstraksi mengacu pada metode yang digunakan Harborne 1987, berikut ini skema proses ekstraksi:
Partisi n-heksana Penyaringan, pemekatan
dengan rotary evaporator 40-65 ÂșC
2000 gr serbuk kulit bawang merah Allium cepa L.
Ekstrak pekat metanol
Lapisan MeOH Residu : lapisan
n-heksan sisa Residu MeOH sisa
Ekstrak MeOH kasar Pelarutan dengan MeOH
3x24 jam
Penguapan
Pelarutan dengan aquadest
Gambar 2. Bagan ekstraksi
Hasil ekstrak Allium cepa L.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Pengumpulan Rayap Coptotermes curvignathus