Impedansi Masukan Polarisasi Parameter Umum Antena Mikrostrip .1 Dimensi Antena

� = � 4 ���, � � �� �������� 2.12 Jika arah tidak ditentukan, maka perolehan daya biasanya diperoleh dari arah radiasi maksimum. Pada umumnya gain diberikan dalam bentuk desibel. Secara matematis persamaan konversinya dapat ditulis [1]: ��� = 10 log 10 [ � �� � ] 2.13 Dimana : e cd D = efisiensi rata – rata

2.4.8 Impedansi Masukan

= direktivitas maksimum Impedansi masukan ataupun input impedance Z in didefinisikan sebagai impedansi yang direpresentasikan oleh suatu antena pada terminalnya atau rasio dari tegangan ke arus pada sepasang terminal ataupun rasio komponen yang sesuai dari medan elektrik ke medan magnetik pada sebuah titik. Gambar 2.5 menunjukkan antena pada mode transmisi yang memiliki terminal a dan b [1] . Gambar 2.5 Antena pada mode transmisi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Secara matematis persamaan impedansi antena pada terminal a dan b dapat dirumuskan sebagai berikut: � � = � � + �� � 2.14 Dimana : Z a R = impedansi antena pada terminal a-b a X = tahanan antena pada terminal a-b a

2.4.9 Polarisasi

= reaktansi antena pada terminal a-b Energi yang diradiasikan oleh antena merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari medan listrik dan magnet yang saling tegak lurus dan masing-masing juga tegak lurus dengan arah propagasi. Medan listrik dari gelombang elektromagnetik ini digunakan untuk menggambarkan polarisasi dari antena. Polarisasi dapat diklasifikasikan sebagai linear linier, sirkular melingkar, atau elliptical elips. a. Polarisasi Linier Polarisasi linier Gambar 2.6 terjadi jika suatu gelombang yang berubah menurut waktu pada suatu titik di ruang memiliki vector medan elektrik atau magnet pada titik tersebut selalu berorientasi pada garis lurus yang sama pada setiap waktu. Hal ini dapat terjadi jika vektor elektrik maupun magnet memenuhi : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA a. Hanya ada satu komponen, atau b. 2 komponen yang saling tegak lurus secara linier yang berada pada perbedaan fasa waktu atau 180º atau kelipatannya. Gambar 2.6 . Polarisasi linier b. Polarisasi Melingkar Polarisasi melingkar Gambar 2.7 terjadi jika suatu gelombang yang berubah menurut waktu pada suatu titik memiliki vektor medan elektrik atau magnet pada titik tersebut berada pada jalur lingkaran sebagai fungsi waktu. Kondisi yang harus dipenuhi untuk mencapai jenis polarisasi ini adalah : a. Medan harus mempunyai 2 komponen yang saling tegak lurus linier b. Kedua komponen tersebut harus mempunyai magnitudo yang sama c. Kedua komponen tersebut harus memiliki perbedaan fasa waktu pada kelipatan ganjil 90º. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Polarisasi melingkar dibagi menjadi dua, yaitu Left Hand Circular Polarization LHCP dan Right Hand Circular Polarization RHCP. LHCP terjadi ketika δ = +π 2 , sebaliknya RHCP terjadi ketika δ = −π 2. Gambar 2.7 . Polarisasi melingkar Polarisasi yang melingkar sifatnya berorientasi pada jalur lingkaran, artinya menerima gelombang tidak hanya satu arah saja tetapi juga sekitarnya. Polarisasi melingkar biasa digunakan pada komunikasi satelit karena antara satelit dan antena di bumi tidak memiliki keadaan yang selalu tetap. Komunikasi satelit juga membutuhkan sudut keterarahan directivity dari antena di bumi, karena orbit satelit dengan membentuk sudut elevasi elevation angle yang berguna untuk menghindari adanya rugi- rugi gelombang akibat adanya halangan bangunan atau gedung yang tinggi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA c. Polarisasi Elips Polarisasi elips Gambar 2.8 terjadi ketika gelombang yang berubah menurut waktu memiliki vektor medan elektrik atau magnet berada pada jalur kedudukan elips pada ruang. Kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan polarisasi ini adalah : a. Medan harus mempunyai dua komponen linier orthogonal. b. Kedua komponen tersebut harus berada pada magnitudo yang sama atau berbeda. c. Jika kedua komponen tersebut tidak berada pada magnitudo yang sama, perbedaan fasa waktu antara kedua komponen tersebut harus tidak bernilai 0º atau kelipatan 180º karena akan menjadi linier. Jika kedua komponen berada pada magnitudo yang sama maka perbedaan fasa di antara kedua komponen tersebut harus tidak merupakan kelipatan ganjil dari 90º karena akan menjadi lingkaran. Gambar 2.8 . Polarisasi Elips UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.5 Simulator Ansoft HFSS 10.0