63
4.3. Analisa dan Grafik
4.3.1. Analisa dan grafik Skenario Pengujian 1, 2 , 3 dan 4.
No Area tanpa Interferensi
Area Interferensi AP1 Kb
AP1 Kb AP2 Kb
Roaming Kb Rata-rata
25036.5 19240.1
19143.7 9834.9
Tabel 4. 1 Rata-rata Throughput Upload
Keterangan : 1.
Pada tabel 4.1 dilakukan pengujian di area AP1 dengan menjalankan iperf di Server dan di Client selama 60 detik. Penulis mengkonfigurasi
server iperf dan client iperf dengan TCP windows size sebesar 100 Mb. Pengujian ini dilakukan sebanyak 10 kali di area tanpa interferensi.
Pengujian tersebut menghasilkan rata-rata
throughput
sebesar 25036.5 Kb.
2. Pengujian dilakukan di area AP1 dengan menjalankan iperf di Server
dan di Client selama 60 detik. Penulis mengkonfigurasi server iperf dan client iperf dengan TCP windows size sebesar 100 Mb. Pengujian ini
dilakukan sebanyak 10 kali. 3.
Pengujian dilakukan di area AP2 dengan menjalankan iperf di Server dan di Client selama 60 detik. Penulis mengkonfigurasi server iperf dan
client iperf dengan TCP
windows size
sebesar 100 Mb. Pengujian ini dilakukan sebanyak 10 kali.
4. Pengujian dilakukan di area Roaming dengan menjalankan iperf di
Server dan di Client selama 120 detik. Penulis mengkonfigurasi server iperf dan client iperf dengan TCP
windows size
sebesar 100Mb. Penulis
64 melakukan
handover
sebanyak 3 kali dengan kecepatan jalan. Pengujian ini dilakukan sebanyak 10 kali.
Dari data tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa roaming t
hroghput
yang menurun disebabkan oleh sinyal yang menurun akibat
client
berpindah tempat dari AP1 ke AP2 dan sebaliknya. Dengan adanya jarak yang lebih panjang
antara
client
dengan AP maka
throughput
akan menurun karena sinyal AP juga melemah. Namun saat terjadi
handover
,
throughput
akan segera naik seiring dengan mendekatnya
client
ke AP yang lainnya. Sedangkan pengujian
throughput
pada AP1 dan AP2 dilakukan dekat dengan AP sehingga tidak ada faktor jarak.
Pada percobaan kali ini dapat diketahi bahwa saat
roaming
dan
client
berada dekat dengan AP,
throughput
relatif besar. Namun saat menjauh dari AP maka
throughput
menurun.
Throughput
akan kembali naik setelah terjadi
handover
dan saat
client
mulai mendekat ke AP yang lainnya. Tepat setelah
handover, throughput
tidak serta merta stabil, namun terjadi lonjakan yang kemudian berangsur stabil. Penjelasan ini dapat dilihat pada gambar 4.15.
65
Gambar 4. 15 Throughput Roaming
Pada gambar 4.15 menunjukkan bahwa pada awal nya
throughput
tinggi karena berada dekat dengan salah satu AP, namun
throughput
menurun karena
client
berpindah tempat menuju
roaming area
. Kemudian saat terjadi
handover
dengan ditandai turunnya
throughput
secara drastis, namun
throughput
kembali naik tetapi belum stabil. Kemudian
throughput
berangsur naik dan stabil ketika
client
mendekati AP. Penulis menandai gambar 4.15 menggunakan persegi panjang warna merah dengan maksud menunjukan pada kondisi tersebut
terjadinya
handover.
66
Grafik 4. 1 Roaming Throughput
Grafik 4.1 menunjukkan data
throughput
saat
client roaming
dan saat
client
statis. Penulis mencoba membandingkan
throughput
pada area tanpa interferensi dengan
thoughput
pada area interferensi. Dari grafik 4.1 tersebut dapat dilihat perbedaan
throughput
yang signifikan di area tanpa interferensi AP1 dan pada area interferensi AP1. Rata-rata
throughput
yang dihasilkan pada area tanpa interferensi AP1 adalah 25036.5 Kb, sedangkan Rata-rata
throughput
yang dihasilkan pada area interferensi AP1 adalah 19240.1 Kb. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa
throughput
yang dihasilkan setara setiap pecobaan. Hal ini menandakan bahwa
roaming
mempengaruhi
throughput
karena faktor jarak antara AP dengan
client.
Jarak yang menjauh membuat sinyal AP yang diterima
client
menjadi lemah. Hal ini membuat
throughput
juga melemah. Penulis mencoba menjelaskan lebih lanjut pada analisa Skenario Pengujian 6 menjauhi AP1.
AP1 Kb AP1 Kb
AP2 Kb Roaming Kb
Area tanpa Interferensi
Area Interferensi
25036.5 19240.1
19143.7 9834.9
THROUGHPUT UPLOAD
67
4.3.2. Analisa dan grafik skenario 6 menjauhi AP1