49
4.1.1. Konfigurasi
Access Point
Beberapa konfigurasi harus diterapkan pada setiap
access point
agar didapatkan sistem seperti yang diharapkan. Dalam pembuatan
wireless roaming, access point
yang digunakan dibuat sama untuk mempermudah proses konfigurasi. Langkah-langkah konfigurasinya adalah sebagai berikut :
Gambar 4. 2 Konfigurasi IP Address AP 1
Gambar 4.2 menjelaskan konfigurasi awal yang dilakukan pada
access point
pertama. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memberi nama pada
access point,
dalam hal ini
access point
pertama diberi nama AP 1 dengan IP
address
192.168.1.1 dan
subnet mask
255.255.255.0. Kemudian WAN
connection type
di-
disable,
begitu juga konfigurasi yang harus dilakukan pada
access point
kedua. Gambar 4.3 menujukkan konfigurasi IP
address
pada
access point
kedua.
50
Gambar 4. 3 Konfigurasi IP Address AP 2
Pada gambar 4.3 menujukkan konfigurasi DHCP untuk setiap
access point. Access point
tidak berfungsi sebagai DHCP
server
melainkan berfungsi sebagai DHCP
forwarder
yang meneruskan IP DHCP dari
router
yang memiliki fungsi sebagai DHCP
server
.
51
Gambar 4. 4 DHCP Forwarder
Gambar 4. 5 Konfigurasi SSID pada Access Point 1
Gambar 4.5 menujukkan konfigurasi pemberian nama SSID dan
wireless channel
yang digunakan oleh
Access Point
AP pertama. SSID yang digunakan adalah “windy”.
52
Gambar 4. 6 Konfigurasi SSID pada Access Point 2
Pada gambar 4.6 menjelaskan konfigurasi SSID pada AP kedua. Konfigurasi pada AP kedua tidak jauh berbeda dengan AP pertama. Pemberian
nama pada SSID haruslah sama di semua AP karena DHCP
forwarder
bekerja berdasarkan SSID yang sama, sedangkan
wireless channel
harus berbeda agar tidak terjadi interferensi antar frekuensi.
53
Gambar 4. 7 Konfigurasi Security untuk Setiap Access point
Langkah selanjutnya adalah konfigurasi
security
yang akan digunakan di setiap AP. Untuk WPA
shared key
yang digunakan adalah “windy123” seperti yang terlihat pada gambar 4.7.
54
4.1.2. Konfigurasi Server Mikrotik
Konfigurasi mikrotik bertujuan untuk membuat
server
dan dapat memenuhi syarat tercapainya jaringan
hotspot
yang menggunakan
internal wireless roaming
. Langkah-langkah konfigurasinya adalah sebagai berikut :
1. Penulis masuk terminal dengan bantuan
software winbox
. 2.
Penulis memberi nama pada
router server.
Pemberian nama ini untuk mempermudah penulis mengidentifikasi file, ketika
router
di-
reset
. Dengan memasukkan perintah :
system identity set name= RouterServer
3. Penulis memberi nama “
Backbone
” pada
interface ether1.
Perintah yang dimasukkan pada mikrotik adalah :
interface set name= Backbone ether1
4. Penulis mengkonfigurasi
interface Backbone
yang berfungsi sebagai DHCP
Client.
Perintah yang dimasukkan pada mikrotik adalah :
ip dhcp-client add interface= Backbone disabled= no
5. Penulis mengkonfigurasi
interface ether2
m emberian nama “
Hotspot
”. Pada
interface Hotspot
ini berfungsi sebagai
server hotspot
untuk memberi IP pada
client.
Perintah yang dimasukkan pada mikrotik adalah:
interface set name= Hotspot ether2
55 6.
Penulis menambahkan
ip address
pada
interface Hotspot
dengan perintah :
ip address add address= 192.168.10.124 interface= Hotspot
7. Penulis mengkonfigurasi
hotspot setup
dengan perintah sebagai berikut :
56
4.2. Analisa Proses Roaming 4.2.1.