BAB I PENDAHULUAN
1 . 1 . LATAR BELAKANG
Batu ginjal merupakan suatu penyakit saluran keinih yang sering dijuinpai. Di Amerika Utara dilaporkan lebih dari
5
penduduk inerupakan penderita penyakit batu ginjal. Abad 16 hingga abad 18 tercatat insidensi tertinggi penderita batu
ginjal di berbagai negara di Eropa. Berbeda dengan Eropa, di negara sedang berkeinbang penyakit batu ginjal inasih sering diteinukan hingga saat ini,
misalnya di Indonesia? Thailand, India, Kamboja, dan Mesir. Berdasarkan perbandingan penyakit batu ginjal di berbagai negara dapat disimpulkan bahwa di
negara yang sedang berkeinbang terdapat lebih banyak penyakit batu ginjal pada saluran kemih bagian bawah, terutama terdapat di kalangan anak-anak. Di negara
berkembang terdapat insidensi batu ginjal yang relatif rendah. baik batu ginjal pada saluran keinih bagian bawah inaupun batu ginjal pada saluran kemih bagian
atas. Di negara yang telah berkeinbang terdapat banyak batu ginjal pada saluran kemih bagian atas, terutama pada kalangan orang dewasa. Pada suku bangsa
tertentu, penyakit
batu saluran
keinih sangat jarang ditemukan, misalnya suku bangsa Bantu di Afrika Selatan. Dengan bertainbah majunya teknik diagnosis dan
terapi. insidensi penyakit batu ginjal ineningkat lebih dari 60 di seluruh dunia dalain waktu 25 tahun terakhir
ini de Jong dan Sjamsuhidayat. 1997. Komposisi batu ginjal yang dapat ditemukan adalah jenis
:
1 urat, 2 asain urat,
3
kalsium oksalat,
4
fosfat,
5
sistin, dan
6
xantin. Batu kalsium oksalat terdapat pada 75 kasus penyakit batu ginjal. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh berbagai faktor inisalnya
:
dehidrasi, gastroenteritis, immobilisasi lama. kelainan biokimiawi, dan obat-obatan asetolzolamida,
antasida, suplemen protein, triamteren, vitamin
C,
dan vitamin D de Jong dan Sjamsuhidayat, 1997.
2
Pengobatan konvensionai penyakit batu ginjal adaiah dengan jaian:
1
pembedahan, 2 pemberian obat-obatan diuretik,
3
pengobatan simptomatik dengan pemberian simpatolitik, 4 pemberian bikarbonas natrikus,
5
penurunan kadar asam urat dengan pemberian aiopurinoi,
6
soiutin G,
7
obat hemiasidrin, dan
8
gelombang kejut ESWL=Extracorporeal
Shock
Wave Lithotrispy Wim
de jong Sjamsuhidayat, 1
997.
Nainun demikian, cara konvensional tersebut ineinerlukan biaya yang relatif mahal. Hal inilah yang mengakibatkan penderita penyakit batu ginjai untuk
mencari aiternatif pengobatan untuk mengatasi penyakit batu ginjai. Pengobatan alternatif tersebut dengan menggunakan tanainan obat asii Indonesia. Adapun
tanaman obat yang digunakan sebagai obat penyakit batu ginjai antara lain adalah
: 1 j
labu siam, tempuyung,
3
kejibeiing,
4
sirgunggu,
5
rumput laut hijau,
6
aipukat,
7
petai cina,
8
kumis kucing, 9 aren:
10
aiang-aiang,
i i j
nenas, dan
i
2
j
keiapa muda Asia Maya, 200
i
Beberapa orang menggunakan air perasan iabu siam untuk mengobati penyakit batu ginjai dan memperoleh hasii yang baik
dengan hancurnya batu ginjai yang keluar bersama urine. Oleh karena itu efektivitas Sechium
edule
Sw.
labu siam sebagai penghancur batu ginjai periu diteiiti secara iiiniah, dan periu diteliti pula konsentrasi Sechium
edule
Sw. labu siam yang paling efektif untuk
menghancurkan kristai kaisium oksalat Manuputty,
200 i
j .
1.2.
IDENTIFlKASI MASALAH
Identifikasi dan perumusan inasalah peneiitian ini adalah sebagai berikut
:
1.2.
1
Apakah
Sechium edule Sw.
iabu siam dapat menghancurkan kristal kaisiuin oksaiat?
i .3.
MAKSUD DAN TUJUAN
1 .3.1. Untuk mengetahui efektifitas Sechium
edule
Sw. labu siamj inenghancurkan kristal kaisium oksaiat.
1.4. KEGUNAAN PENELITTAN
1.4.1.
Kegunaan Akadeinis
:
Pengeinbangan ilinu pengetahuan yaitu inemperluas cakrawala ilmu farniakologi obat ash Indonesia, khususnya farmakologi tuinbuhan obat
labu siain Sechium
edule
Sw.
untuk inengatasi penyakit batu ginjal secara rasional.
1.4.2. Kegunaan Praktis
:
Pengembangan
di
bidang pelayanan kesehatan dengan mempelajari obat alternatif
Sechium edule
Sw. labu siam yang lebih murah bila dibandingkan dengan obat-obat inodern sekarang sebagai penghancur batu
ginjal.
1.5.
KERANGKA PEMlKIRAN
1
.5.1. Kerangka peinikiran
:
Sechium
edule
Sw. labu siain inerupakan salah
satu
dari tanaman obat asli Indonesia yang memiliki kandungan kalium yang tinggi. Selain itu Sechium
edule Sw.
labu siain juga memiliki kandungan air vang sangat besar dalam buahnya. Hal inilah yang inenyebabkan hancurnya kristal kalsium oksalat, yang mana
proses penghancuran kristal kalsium oksalat ineinbutuhkan kadar kalium yang tinggi. Kristal kalsium oksalat juga dapat dihancurkan dengan penurunan pH, sifat
inipun juga terdapat dalain Sechium
edule
Sw. labu siain 1.5.2.
Premis-premis
:
1. Batu kalsium oksalat terdapat pada 75 kasus penyakit batu ginjal. de Jong dan Sjainsuhidayat,
1997
2. Kalsiuin oksalat merupakan batu yang sering terdapat dalam penyakit batu ginjal. de Jong dan Sjainsuhidayat,
1997
4
3. Digunakannya air perasan labu siam dalain inengobati penyaki batu ginjal dan memperoleh hasil yang baik. Manuputty, 200 1
4. Sechium
edule
Sw. labu siam mengandung kadar kalium yang tinggi. Rukmana, 1998
5.
Sechiunz edule
Sw. labu siam mengandung air yang cukup banyak. Rukmana, 199 8
6.
Kadar kalium yang tinggi dapat menghancurkan kalsium oksalat. de Jong, 1997
1.5.3.
Hipotesis
:
1.5.3. I
.Sechium edule
Sw. labu siain dapat menghancurkan kristal kalsium oksalat secara
in
vitro.
I .6.METODOLOGI
Penelitian bersifat eksperimental yang dilakukan secara
in
vitro.
Penelitian dibagi menjadi tujuh kelompok dengan n=5, yaitu
1
kelompok kontrol negatif diberi aquadest,
2
kelompok kontrol positif diberi asam khlorida,
3
kelompok kontrol pembanding, 4 keloinpok yang diberi Sechium
edule Sw.
labu siam
10
ml,
5
keloinpok yang diberi
Sechiunz edule
Sw. labu siain
20 inl, 6
keloinpok yang diberi Sechium
edule
Sw. labu siam
30
ml, dan 7 kelompok yang diberi Sechium
edule
Sw. labu siam 40 ml. Semua keloinpok tersebut diberi perlakuan sama dengan menambah kristal
kalsium oksalat ke dalam masing-masing tabung reaksi. Penilaian dilihat dengan melihat kehancuran kristal kalsium oksalat di dalam tabung reaksi tersebut.
Analisis statistik yang digunakan adalah analisis varian ANAVA dengan program “Sigma
stat
”.
Pebruari Minggu ke-
Maret Minggu ke-
5
1.7. LOKASI DAN WAKTU
1.7.1.
Lokasi penelitian
:
Penelitian dilakukan di Laboratorium farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.
1.7.2. Waktu penelitian
:
Bulan Kegiatan
Mei Minggu ke-
April Minggu
ke- 1
2
3 3
4
1 Menen
t
ukan
j
udul dan
peinbimbing. Kuliah
penulisan.
t
d d
Penul i san skripsi,
Bimbingan penul
i
san.
Penel i tian
laboratori um. Sidang
Karya Tulis Ilmiah dimulai dengan inenentukan judul pada bulan Pebruari. Penelitian dilakukan pada akhir April dan pada awal Mei. Karya Tulis Iliniah
diharapkan dapat selesai pada bulan Mei.
BAB V KESIMPULAN