Trabecular meshwork pada fenotip glaukoma Ito dan Walter, 2013.

19 Gambar 4

2.4 Trabecular meshwork pada fenotip glaukoma Ito dan Walter, 2013.

Paparan radikal bebas akut dan kronik, mutasi genetik dan berbagai faktor lainnya dapat mengganggu fungsi normal sel trabecular meshwork. Stres oksidatif dapat memicu reaksi oksidasi yang menyebabkan kematian sel trabecular meshwork lingkaran terputus hingga pada tahap jaringan trabecular meshwork tidak dapat berfungsi lagi. Akibatnya, terjadi disregulasi drainase humor aqueous yang mengakibatkan peningkatan tekanan intraokuli, yang menimbulkan kematian ganglion sel retina dan glaukoma. Tekanan intraokular juga dapat memicu pembentukan radikal bebas oksidatif. Korelasi statistik yang signifikan ditemukan antara kerusakan oksidatif pada DNA trabecular meshwork, kerusakan lapang pandang dan tekanan bola mata Aslan dkk, 2013; Sacca, dkk.,2005 . 20 Sumber stres oksidatif yang berasal dari lingkungan seperti asap rokok atau radiasi tidak terlibat pada patogenesis terjadinya glaukoma. Mitokondria merupakan sumber Reactive Oxygen Species ROS endogen penting di dalam sel. Mitokondria memiliki materi genetik tersendiri, yaitu mitokondria DNA mtDNA, untai ganda DNA sirkular yang tidak memiliki struktur nukleosome dan sistem repair DNA. Hal ini menyebabkan DNA rentan mengalami kerusakan yang dipicu oleh ROS, yang menyebabkan kegagalan mitokondria dan peningkatan produksi endogen dari stres oksidatif menimbulkan terbentuknya lingkaran setan. Kerusakan mitokondria terlibat pada patogenesis berbagai penyakit degeneratif kronik. Beberapa penemuan menyatakan peran kerusakan mitokondria pada glaukoma primer sudut terbuka Izzotti, dkk., 2010. Abu-Amero dkk melaporkan pada pasien glaukoma terjadi mutasi di genome mitokondria dan penurunan aktivitas respiratori di genome mitokondria dibandingkan subjek kontrol. Kemampuan antioksidatif pada humor aqueous pasien glaukoma menurun dibandingkan bukan glaukoma Chang, dkk.,2011. Feilchenfeld, dkk 2008 melaporkan peningkatan nitrotyrosine sisa reaksi lesi oksidatif ada pada pembuluh darah dan astrosit pada pre-laminar papil saraf optik pada glaukoma sudut terbuka dibandingkan kelompok kontrol. Trabecular meshwork secara terus menerus terpapar pada setidaknya dua bahan toksik, dan pada kondisi tidak adanya mekanisme proteksi dapat menimbulkan kerusakan membran serius. Satu diantaranya adalah radikal bebas superokside anion yang dihasilkan oleh metabolisme oksidatif di trabecular meshwork. Yang lainnya adalah H 2 O 2 yang dapat berasal dari 2 sumber : masuk dari humor 21 aqueous yang berada pada konsentrasi 25μM dan produksi lokal dari dismutasi enzym anion superokside oleh superokside dismutase SOD Chang, dkk., 2011; Sacca, dkk., 2005. Izzotti, dkk 2003 menemukan kerusakan oksidatif DNA meningkat secara signifikan pada trabecular meshwork pasien glaukoma dibandingkan dengan kontrol. Peneliti mengemukakan bahwa stres oksidatif terjadi tidak hanya pada meshwork namun juga pada sel retina dan melibatkan kematian neuron pada saraf optik glaukoma primer sudut terbuka. Stres oksidatif dapat menimbulkan perubahan kronik pada aqueous dan vitreous humour yang dapat memicu perubahan pada trabecular meshwork dan papil saraf optik seperti yang terlihat pada glaukoma Oduntan dan Mashige, 2011. Penelitian Sorkhabi, dkk 2011 di Iran menemukan terjadinya peningkatan kadar 8-OHdG dalam serum pasien dengan glaukoma 17,80±8,06 ngml dibandingkan dengan pasien katarak 13,63±3,54ngml. Penelitian ini juga menemukan kadar 8-OhdG dalam humor aqueous pasien dengan glaukoma lebih tinggi 4,61±2,97 ngml dibandingkan dengan pasien katarak 1,98±0,70 ngml Sorkhabi,dkk., 2011. Penelitian Sacca dkk 2005 mengemukakan bahwa mitokondrial DNA proteksinya lebih rendah dibandingkan nuklear DNA sehingga lebih sensitif terhadap serangan radikal bebas. Pada penelitian ini menemukan kadar 8-OHdG pada humor aqueous pasien glaukoma 2.1x lebih tinggi dibandingkan pasien katarak. Hal ini mendukung hipotesis bahwa pada glaukoma, oksidatif 22 terakumulasi banyak di bilik mata depan yang mengganggu sel trabecular meshwork dan fungsinya Sorkhabi, dkk., 2011. Sel memiliki mekanisme pertahanan antioksidan untuk mengatasi efek buruk dari ROS. Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Antioksidan ialah senyawa yang dengan mudah memberi elektron. Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan, antara lain vitamin E, vitamin C, dan karotenoid Danusantoso H, 2003. Terdapat dua tipe antioksidan yaitu antioksidan enzimatis dan non- enzimatis. Antioksidan enzimatis atau antioksidan pencegah bersumber dari katalase, glutathione peroksidase dan glutathione reduktase, superokside dismutase SOD. Superoksida dismutase SOD merupakan enzim antioksidan yang mengubah radikal bebas superoksida amnion O 2 - menjadi H 2 O 2 dan oksigen O 2 . Pada keadaan H 2 O 2 tidak dikonversi, maka dapat terpisah menjadi radikal hydroxyl OH- yang berbahaya karena dapat bereaksi dengan hampir semua molekul dengan jarak difusi yang pendek. Sedangkan untuk non-enzymatis atau antioksidan sekunder diperoleh dari asupan makanan seperti mineral, vitamin, karetinoid Ghanem, dkk., 2010; Goel dkk, 2011; Ito dan Walter, 2013; Purnamasari dan Setiati, 2013.

1.4. Biomarker Stres Oksidatif Pada Glaukoma Primer Sudut Terbuka