4 Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk usia lanjut, diperkirakan
jumlah pasien dengan glaukoma primer sudut terbuka khususnya di Bali juga akan semakin meningkat. Di Bali belum pernah dilakukan penelitian mengenai kadar 8-
OHdG pada pasien glaukoma primer sudut terbuka. Penelitian ini dilakukan karena adanya perbedaan populasi dan ras yang belum tentu akan memberikan
hasil yang sama. Dengan diketahuinya etiopatogenesis glaukoma primer sudut terbuka dalam hubungannya dengan stres oksidatif melalui pemeriksaan 8-OHdG,
diharapkan dapat dikembangkan strategi untuk mencegah terjadinya glaukoma primer sudut terbuka. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui perbedaan kadar 8-OHdG serum pada pasien glaukoma primer sudut terbuka dan pasien kontrol.
1.2. Rumusan Masalah
Apakah kadar serum 8-hydroxy- 2’-deoxyguanosine pasien glaukoma
primer sudut terbuka lebih tinggi dibandingkan kontrol ?
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah kadar serum 8-hydroxy- 2’deoxyguanosine pada
pasien glaukoma primer sudut terbuka lebih tinggi dibandingkan kontrol
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat teoritis
1. Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang etiopatogenesis
glaukoma primer sudut terbuka dalam hubungannya dengan stres oksidatif
5 2.
Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang kadar serum 8- hydroxy-
2’deoxyguanosine pada pasien glaukoma primer sudut terbuka dan kontrol
1.4.2. Manfaat praktis
1. Dapat digunakan sebagai awal dari sebuah pohon penelitian sehingga
nantinya dapat
dilakukan penelitian
lebih lanjut
untuk mengembangkan strategi dalam mencegah terjadinya glaukoma primer
sudut terbuka. 2.
Adanya kemungkinan keterkaitan antara kadar serum 8-hydroxy- 2’deoxyguanosine dan glaukoma primer sudut terbuka yang
merupakan fase awal dalam mencari hubungan sebab akibat kadar 8- hydroxy-
2’deoxyguanosine dan patogenesis terjadinya glaukoma primer sudut terbuka.
6
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1.1. Trabecular Meshwork dan Dinamika Humor Aqueous
Sekresi dan regulasi outflow humor aqueous secara fisiologis merupakan proses penting dalam mempertahankan tekanan intraokuli dalam batas normal
sehingga tidak menimbulkan kerusakan papil saraf optik. Terdapat adanya kelebihan hidrogen dan klorida, askorbat dan kekurangan bikarbonat pada humor
aqueous manusia dibandingkan plasma. Kandungan protein pada humor aqueous 1200-1500 dibandingkan protein plasma yang berperan menjaga kejernihan
optik dan integritas blood-aqueous barrier pada mata normal. Perbedaan pada komposisi humor aqueous menyebabkan terjadinya peningkatan resitensi outflow
Goel, dkk., 2010. Humor aqueous diproduksi dengan rata-rata 2.0-
2.5 μLmenit dan komposisinya berubah seiring dengan alirannya dari bilik mata belakang melalui
pupil menuju bilik mata depan. Rata-rata kecepatan outflow humor aqueous adalah 0,22-
0,30 μLminmmHg. Pembentukan humor aqueous dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya : integritas blood-aqueous barrier, aliran darah ke
badan siliar, regulasi neurohumoral dari jaringan vaskular dan epitel siliaris. Humor aqueous menuju aliran yang lebar dari jalinan uvea kemudian menuju
ruang iregular
dari korneoskleral
trabecular meshwork
dan jalinan
jukstakanalikular. Dari sini sebanyak lebih dari 80 humor aqueous mengalir
7 melalui endotel dan kanal Schlemm dan akhirnya keluar dari mata menuju vena
aqueous. Pasien dengan glaukoma dan peningkatan tekanan intraokuli memiliki outflow humor aqueous yang rendah American Academy of Ophthalmology Staff,
2011-2012b; Ito dan Walter, 2013.
Gambar 1
2.1. Struktur Mata dan Pembentukan Humor Aqueous Aslan, dkk., 2013