79
Bab 5 Perjuangan
Sulung : “Oo ya?? Apa itu ya, Bapak?” Bapak : ”Kemerdekaan.”
Sulung : ” K e m e r d e k a a n ? K e m e r d e k a a n
siapa?” Bapak : ”Bangsa dan bumi pusaka.”
Si Sulung kecewa. Sulung : ”Bapak yang baik. Bertahun sudah
aku hidup di daerah pendudukan sana bersama beribu bangsa awak tercinta.
Dan aku seperti juga mereka, tidak pernah merasa jadi budak belian ataupun
tawanan perang.Ketahuilah ya, Bapak, di sana kami hidup merdeka.”
Bapak : ”Bebaskah kau menuntut kemerdekaan?”
Sulung : ”Hoho, apa yang musti dituntut Kami di sana manusia-manusia merdeka.”
Bapak : “Bagaimana kemerdekaan menurut kau, Nak?”
Sulung : ”Hem. Di sana kami punya wali negara, bangsa awak. Di sana segala lapangan
kerja terbuka lebar-lebar bagi bangsa awak. Di sana, bagian terbesar tentara,
polisi, dan alat negara bangsa awak. Di atas segalanya, kami di sana hidup
dalam damai. Rukun berdampingan antara si Putih dan bangsa awak ....”
Bapak : ”Dan di atas segalanya pula, di sana si Putih menjadi yang dipertuan.
Dan sebuah bendera asing menjadi lambang kedaulatan, lambang kuasa,
penjajahan. Dapatkah itu kau artikan suatu kemerdekaan?”
Sulung : ”Ah, Bapak berpikir secara politis. Selalu merupakan buah politik.”
Sulung : “Baik, baik. Tapi ya, Bapak, kita bukan politisi.”
Bapak : “Nak, setiap patriot pada hakikatnya adalah seorang politikus jua. Kendati
tidak harus berarti menjadi seorang diplomat, seorang negarawan. Dan, justru
kesadaran dan pengertian politiknya itulah, seorang patriot akan senantiasa
membangkang terhadap tiap politik penjajahan. Betapapun manis bentuk
lahirnya. Renungkanlah itu, Nak. Dan marilah kuambil contoh masa lalu.
Bukankah semasa kita masih hidup dalam alam Hindia-Belanda, kita hidup
serba kecukupan dalam sandang pangan, kesejahteraan hidup keluarga dalam
suasana aman tenteram dan masa pensiun yang enak, sudah dengan sendirinya
berarti hidup dalam kemerdekaan? Tidak anakku Kemerdekaan tidak ditentukan
oleh semuanya itu. Kemerdekaan ialah soal harga diri kebangsaan, soal
kehormatan kebangsaan. Ia ditentukan oleh kenyataan, apakah suatu bangsa yang
menjadi yang dipertuan, mutlak atas bumi pusakanya sendiri atau tidak. Ya anakku,
renungkanlah kebenaran ucapanku ini. Renungkanlah ....”
Sulung : ”Menyesal ya, Bapak. Rupanya kita berbeda kutub dalam tafsir makna ....”
Bapak : “Namun kau, Nak, kau wajib merenungkannya. Sebab aku yakin kau
akan mampu menemukan titik simpul kebenaran ucapanku ini.”
................................................................... ................................................................
Lat i han 1
1. Berdiskusilah bersama guru Anda untuk menentukan siapa saja yang cocok untuk
memerankan drama “Bapak” di atas serta untuk menentukan siapa saja yang bertugas
membantu kelancaran pementasan drama tersebut
2. Siswa yang bertugas mementaskan drama dengan beberapa orang siswa yang bertugas
membantu pelaksanaan pementasan drama harus mendiskusikan hal-hal apa saja yang dibutuhkan
untuk pementasan drama tersebut tata rias, latar, dan lain-lain
Di unduh dari : Bukupaket.com Di unduh dari : Bukupaket.com
80
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMAMA Kelas XI Program Bahasa
1. Ci ri -ci ri Hi kayat
Banyak cerita atau naskah Melayu yang berjudul hikayat. Kata hikayat diturunkan dari bahasa Arab, hikayat, yang artinya cerita, kisah, dongeng-dongeng, berasal
dari kata kerja haka, yang artinya menceritakan, mengatakan sesuatu kepada orang lain. Dalam bahasa Melayu, kata ini berarti 1 cerita, cerita kuno atau cerita lama,
dalam bentuk prosa, 2 riwayat, sejarah. Dengan demikian, kata hikayat dapat disimpulkan sebagai 1 karangan yang kadarnya cerita, bukan peristiwa yang
benar-benar terjadi atau hasil rekaan, 2 cerita itu merupakan cerita yang sudah kuno atau cerita lama, 3 bentuk cerita itu prosa, dan 4 juga berarti cerita yang
pernah terjadi, yaitu kenang-kenangan atau sejarah dan riwayat. Pengertian hikayat dalam sastra Indonesia adalah: 1 bersifat sastra lama, 2
ditulis dalam bahasa Melayu, 3 sebagian besar kandungan ceritanya berkisar dalam kehidupan istana, 4 unsur rekaan merupakan ciri yang menonjol, dan
5 pada lazimnya hikayat mencakup bentuk prosa yang panjang.
1. Tontonlah sebuah pementasan drama bersama temanguru Anda
2. Dari drama yang Anda tonton itu tentukanlah: a.
kesesuaian tokoh dan peran dalam pementasan drama tersebut
b. kesesuaian dialog para tokoh drama tersebut
c. kesesuaian latar dan peran latar drama
tersebut
Lat i han 2
3. Setelah siswa yang bertugas mementaskan drama tampil, siswa lain menganalisis
kesesuaian penokohan, dialog, dan latar dalam pementasan drama tersebut dengan
menggunakan format sebagai berikut.
Format Analisis Kesesuaian Penokohan, Dialog dan Latar
dalam Pementasan Drama
No Nama
Siswa Tokoh
yang Diperankan Aspek
Catatan komentar Penokohan
Dialog Latar
d. konflik dengan menunjukkan data yang mendukung
e. tema drama tersebut disertai alasan
f. pesan drama dengan data yang mendukung
g. Jelaskan kaitan isi dan nilai-nilai drama tersebut dengan kehidupan sehari-hari
B. Mendeskri psi kan Rel evansi Hi kayat dengan Kehi dupan Sekarang
Tuj uan Pem bel aj ar an
Pada subbab ini, Anda akan mendeskripsikan relevansi
hikayat dengan kehidupan sekarang.
Setelah mempelajari subbab ini, Anda
diharapkan dapat menentukan tokoh, latar,
tema, motif dalam hikayat, mengidentifikasi dan
menghubungkan nilai yang terdapat dalam hikayat
dengan kehidupan sehari- hari.
Di unduh dari : Bukupaket.com Di unduh dari : Bukupaket.com
81
Bab 5 Perjuangan