Faktor Kualitas Berita Sebagai Penentu Redaktur Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Biro Bandung Dalam Memilih Berita Yang Layak Di Online-Kan

(1)

v

BIRO ANTARA PRESS AGENCY’S EDITOR IN SELECTING STORIES THAT ARE WORTH TO BE MADE ONLINE

Oleh : Alant Gartina NIM. 41804044

This essay under the guidance, Melly Maulin P, S.Sos., M.Si

The purpose of this research was to find out how is The factor of stories quality as a determinant for Bandung Biro Antara Press Agency (LKBN)’s editor in selecting stories that are worth to be made online. To accomplish the purpose, stories accuracy, balance, objectivity, brevity, clarity and newness factors were inquired and how is stories quality factor as a determinant of Bandung Biro Antara Press Agency’s editor in selecting stories that are worth to be made online.

This research used a qualitative approach by a descriptive method. The data was collected by interview, literature study, and Internet searching and observasi. The research subjects were LKBN Antara Biro Bandung editor because of high important role of editor in determining the quality of stories that are worth to be made online. The informant of this research was only one, LKBN Antara Biro Bandung editor.

The data analysis technique was conducted by using descriptive method, with purposive sampling technique. Result from this study discussion that the accuracy factor is already considered by the editors, the balance of factor is already considered by the editors, objectiveness of factor is already considered by the editors, a factor already considered by the editor of brevity, clarity factor considered by the editors and newness factor has been considered by the editor.

The conclusion drawn was editor in her online her the news refers to news quality faktor it self, LKBN Antara Biro Bandung editor looked at accuracy, balance, objectivity, brevity, clarity, and newness factors.

Suggestions for LKBN Antara Biro Bandung in this study demonstrated for LKBN Antara Biro Bandung further improve the quality of online news is out, so the news can be easily accepted by the reader.


(2)

iv

LEMBAGA KANTOR BERITA NASIONAL (LKBN) ANTARA BIRO BANDUNG DALAM MEMILIH BERITA YANG

LAYAK DI-ONLINE-KAN Oleh :

Alant Gartina NIM. 41804044

Skripsi ini di bawah bimbingan, Melly Maulin P, S.Sos., M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Faktor Kualitas Berita Sebagai Penentu Redaktur LKBN Antara Biro Bandung Dalam Memilih Berita Yang Layak Di-Online-kan. Untuk menjawab tujuan tersebut ditanyakan faktor ketelitian berita, faktor keseimbangan berita, faktor keobjektifan berita, faktor keringkasan berita, faktor kejelasan berita, faktor kebaruan berita, bagaimana faktor kualitas berita sebagai penentu redaktur LKBN Antara Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara, studi kepustakaan, internet searching dan juga observasi. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah redaktur LKBN Antara Biro Bandung karena peran redaktur sangat penting dalam menentukan kualitas berita yang layak di-online-kan. Informan dalam penelitian ini hanya 1 orang yaitu redaktur LKBN Antara Biro Bandung. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, dengan teknik sampling purposive.

Hasil dari penelitian ini bahwa faktor ketelitian, faktor keseimbangan, faktor keobjektifan, faktor keringkasan, faktor kejelasan dan faktor kebaruan sudah merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh redaktur dan ditempatkan dalam memilih berita yang layak di-online-kan oleh redaktur.

Kesimpulan yang didapat bahwa redaktur dalam meng-online-kan berita nya mengacu pada faktor kualitas berita itu sendiri, redaktur LKBN Antara Biro Bandung melihat dari faktor ketelitian, keseimbangan, keobjektifan, keringkasan, kejelasan dan kebaruan.

Saran untuk LKBN Antara Biro Bandung dalam penelitian ini ditunjukan agar LKBN Antara Biro Bandung lebih meningkatkan kualitas berita yang di-online-kan, sehingga berita tersebut dapat dengan mudah diterima oleh pembaca.


(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah lepas dari berita, semua orang membutuhkan berita, baik itu berita yang sifat nya menghibur ataupun sebaliknya. Pemberitaan dari suatu berita itu sendiri sangat dinantikan oleh khalayak yang membutuhkan informasi terlebih lagi apabila berita tersebut berita yang baru, terkini, atau hangat (up to date). Pemberitaan itu sendiri adalah laporan lengkap ataupun interpretatif (telah disajikan sebagaimana dianggap penting oleh redaksi pemberitaan) ataupun berupa pemberitaan penyelidikan (investigatif reporting) yang merupakan pengkajian fakta-fakta lengkap dengan latar belakang, trend/ kecenderungan, yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Berita itu sendiri adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet.Berita (news) mengandung kata new yang berarti baru. Secara singkat sebuah berita adalah sesuatu yang baru yang diketengahkan bagi khalayak pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, news adalah apa yang surat kabar atau majalah cetak, apa yang para penyiar beberkan ataupun media online internet yang meng-online-kan berita nya,dalam berita juga terdapat jenis-jenis berita yaitu:


(4)

1.Straight News : berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini, jenis berita Straight News dipilih lagi menjadi dua macam :

a. Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca.

Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba.

b. Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung.

2.Depth News : berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.

3.Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.

4.Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter.

5.Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat cendikiawan, sarjana, ahli atau pejabat mengenai suatu hal, peristiwa atau kondisi.

Di era globalisasi ini, pemberitan dari sebuah berita dapat dengan mudah kita dapatkan dan informasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia demi memenuhi kebutuhan rasa keingintahuan mereka untuk mengatasi suatu masalah. Bentuk informasi dan pengetahuan berbagai macam sesuai dengan kemajuan


(5)

teknologi dan informasi saat ini. Informasi bisa didapatkan melalui berbagai macam cara, baik melalui media cetak, media elektronik, maupun media online.

Hampir 100 persen manusia menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi, sejak bangun tidur sampai tertidur lagi. Dalam buku The Process of Communication: An Introduction to Theory and Practice. Berlo mengatakan bahwa:

“There is research evidence to indicate that the average American spends about 70 per cent of his active hours communicating verbally-listening, speaking, reading, and writing, in that order”(Bukti riset menunjukkan bahwa 70 persen orang Amerika menghabiskan waktu kerjanya untuk berkomunikasi, baik mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis). (1960:1).

Menurut Palapah dan Atang Syamsudin media yang digunakan dalam menyampaikan pesan atau informasi terdiri dari “tiga jenis”, diantaranya:

“Media visual (media yang hanya dapat dilihat seperti surat kabar), media audio (media yang hanya dapat didengar seperti radio), dan media audio visual (media yang dapat dilihat dan didengar seperti televisi)” Semua jenis media yang telah disebutkan di atas sering dikenal dengan sebutan media massa (1983:121).

Peran media massa juga tidak bisa dilepaskan dari masyarakat, hal ini disebabkan masyarakat yang konsumtif akan informasi–informasi yang terbaru. Jadi, keberadaan media massa merupakan penghubung komunikasi massa untuk khalayak banyak, dimana pesan yang disampaikan media massa itu bersifat umum dan cara penyampaiannya pun secara tepat serta terbuka kepada semua orang. Pesan (massage) yang terdapat di media massa ini ada dua aspek yaitu isi pesan (the content of message) dan lambang (symbol) untuk mengekspresikannya.


(6)

Pesan yang disampaikan di media massa bersifat umum, karena ditujukan untuk masyarakat luas, penataan pesan juga tergantung kepada media itu sendiri yang berbeda dengan media lainnya, karena penataan pesan pada media elektronik maupun pada media cetak dapat menarik perhatian dan memukau para khalayak, yang pada akhirnya memberikan pengaruh dalam perubahan sikap, pandangan dan perilaku mereka.

Salah satu keunggulan dari media massa ini bahwa ia mampu menjangkau khalayak (audience). Selain itu juga media massa berperan dalam menambah pengetahuan kepada khalayak dengan hal–hal yang baru, tidak hanya itu saja khalayak selalu mempunyai rasa ingin tahu mengenai hal–hal yang baru di sekitarnya. Akan tetapi mereka tidak bisa memenuhi itu tanpa bantuan pihak lain. Dalam hal ini dibutuhkan suatu pranata atau lembaga yang dapat mencari informasi dan dapat memenuhi kebutuhan khalayak, lembaga yang dimaksud adalah pers. Pers disini bukan hanya sebagai sarana untuk mencari informasi dan memenuhi kebutuhan khalayak saja.

Dan jika di dunia nyata kita mengenal media visual seperti surat kabar media audio seperti radio dan audio visual seperti televisi, maka di cyberspace ada media online atau portal. Ini adalah salah satu jenis website yang bersifat content oriented. Di dalamnya terdapat berita, artikel dan sebagainya yang harus selalu up to date. Jika memungkinkan, setiap menit bahkan setiap detik harus ada informasi baru yang dihadirkan.

Media online sendiri lahir di Indonesia pada saat jatuhnya pemerintahan Soeharto di tahun 1998, dimana alternatif media dan breaking news menjadi


(7)

komoditi yang dicari banyak pembaca. Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk detikcom yang up-date nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian, mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah breaking news. Dengan bertumpu pada tampilan apa adanya detikcom melesat sebagai situs resmi informasi digital paling popouler di kalangan pengguna internet Indonesia.

Menurut kamus komputer dan teknolgi, definisi online adalah terhubung, terkoneksi, aktif dan siap untuk dan dapat berkomunikasi dengan atau dikontrol oleh komputer. Online juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana sebuah divisi (komputer) terhubung dengan divisi lain,biasanya melalui modem. Sebagai media massa, media online juga menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik dalam sistem kerja mereka. Salah satu isu yang sering ditujukan pada media online adalah tingkat kebenaran informasinya. Kita tahu, di internet kita bisa menemukan berita apa saja, mulai dari yang terpercaya hingga yang sekadar gosip, rumor, bahkan fitnah. Karena itu, jika membaca sebuah berita di internet, yang pertama kali harus kita teliti adalah dari mana sumbernya, setelah ketemu, cari tahu siapa pemiliknya. Jika informasi tersebut berasal dari media online yang jelas sumbernya, dikelola secara profesional oleh perusahaan atau lembaga tertentu, boleh dibilang tingkat kebenarannya lebih kurang sama dengan media cetak yang kita baca sehari-hari.


(8)

Dalam Memilih beritanya pun harus melihat dari segi kualitas berita itu sendiri, seperti yang diungkapkan Mitchell V. Charnley, dalam bukunya Reporting, 1965, bahwa :

Berita itu harus teliti (News is accurate) Berita itu harus seimbang (news is balanced) Berita itu harus objektif (news is objective) Berita itu harus ringkas (news is concise) Berita itu harus jelas (news is clear) Berita itu harus baru (news is recent)

Seperti yang diungkapkan di atas, maka redaktur memiliki peran yang sangat penting dalam memilih berita yang berkualitas atau yang layak di-online- kan. Redaktur sendiri sering juga disebut sebagai editor, adalah orang yang melakukan penyuntingan (editing) dan juga melengkapi naskah-naskah berita yang ditulis oleh wartawan atau reporter.

Fungsi redaktur di LKBN ANTARA itu sendiri meliputi :

Menerima berita dari wartawan lapangan lalu masuk ke redaktur kemudian di baca, setelah dibaca baru di nilai berita itu pantas tidaknya di-online-kan.

Redaktur di LKBN ANTARA juga menentukan besar kecilnya berita yang akan di-online-kan.

Melihat substansi berita, itu pun harus berpacu pada buku panduan dari LKBN ANTARA.


(9)

Redaktur juga bisa melakukan penulisan ulang apabila ada berita yang kurang atau tidak layak di-online-kan, dan juga bisa merubah berita apabila berita tersebut tidak sesuai dengan fakta dan berisikan interpretasi dari wartawan tersebut.

Mengenai alur kerja dari redaktur sendiri dalam meng-online-kan berita, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan media cetak, karena sifatnya yang harus menyajikan berita secara cepat (sebagaimana halnya media elektronik), maka media online perlu melakukan beberapa penyesuaian di dalam proses kerjanya.

Peran redaktur dalam memilih berita itu layak tidaknya untuk di-online-kan juga tidak lepas dari peran wartawan yang mencari berita dengan kualitas yang sangat baik. Wartawan juga disini harus mampu mengemas berita semenarik mungkin agar pembaca tertarik dan memahami berita tersebut.

Bertolak dari uraian diatas, peneliti mencoba mencari tahu bagaimana faktor kualitas berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak untuk di-online-kan ditinjau dari kualitas beritanya. Apakah faktor-faktor penentu tersebut sesuai dengan yang dikehendaki dan bisa direalisasikan hingga mencapai tujuannya atau tidak. Maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana faktor kualitas berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan”


(10)

I.2 Identifikasi Masalah

Setelah penulis merumuskan masalah, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah tersebut sebagai berikut :

1. Bagaimana faktor ketelitian berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan?

2. Bagaimana faktor keseimbangan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan?

3. Bagaimana faktor keobjektifan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan?

4. Bagaimana faktor keringkasan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan?

5. Bagaimana faktor kejelasan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan?

6. Bagaimana faktor kebaruan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan?


(11)

7. Bagaimana faktor kualitas berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana faktor kualitas berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian di atas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor ketelitian berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan.

2. Untuk mengetahui faktor keseimbangan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan.

3. Untuk mengetahui faktor keobjektifan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan.


(12)

4. Untuk mengetahui faktor keringkasan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan.

5. Untuk mengetahui faktor kejelasan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan.

6. Untuk mengetahui faktor kebaruan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan.

7. Untuk mengetahui faktor kualitas berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis ini untuk mengetahui faktor kualitas seperti apa yang membuat redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung memilih berita tersebut untuk dapat di-online-kan dan juga sebagai dasar pemikiran bagi pengembangan Ilmu Komunikasi, khususnya Konsentrasi Jurnalistik.


(13)

1.4.2 Kegunaan Praktis Untuk Universitas :

Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi referensi/literature bagi mahasiswa selanjutnya, khususnya mahasiswa yang akan meneliti tentang kualitas berita.

Untuk Peneliti :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat peneliti lebih mengetahui seperti apa kualitas berita yang di-online-kan redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung khususnya dengan memakai media online internet.

Untuk LKBN ANTARA Biro Bandung :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi Redaktur LKBN ANTARA dalam meningkatkan kualitas berita, agar tugas menyampaikan informasi kepada masyarakat untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berpengetahuan luas dapat tercapai.

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

Micthel V. Charlney mendefinisikan berita sebagai “laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka”.(Romli, 2005: 35).


(14)

Syarat suatu berita adalah fakta (fact), Objektif (objective), berimbang (balance), lengkap (complete), dan akurat (accurate) (Widodo, 1997: 36). Dalam Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia pasal 5 dikatakan bahwa :

“Wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan adil,

mengutamakan kecermatan dan ketepatan, serta tidak mencampurkan

fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi dan opini wartawan agar disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya”(Kusumaningrat, 2006: 47).

Berita dikelompokkan berdasarkan materi, diantaranya:

1. Berita pernyataan pendapat, ide atau gagasan (talking news)

2. Berita ekonomi (economic news)

3. Berita keuangan (financial news) 4. Berita politik (political news)

5. Berita sosial kemasyarakatan (social news) 6. Berita pendidikan (education news)

7. Berita hukum dan keadilan (law and justice news) 8. Berita olah raga (sport news)

9. Berita kriminal (crime news)

10.Berita bencana dan tragedi (tragedy and disaster news) 11.Berita perang (war news)

12.Berita ilmiah (scientifict news) 13.Berita hiburan (entertainment news)

14.Berita tentang aspek-aspek ketertarikan manusiawi atau minat insani (human interest news)

(Sumadiria, 2005 : 67)

Dalam memilih berita, tidak hanya mencari dari nilai berita nya saja, bisa juga dengan mencari dari kualitas berita nya juga, seperti yang diungkapkan Mitchell V. Charnley, dalam bukunya Reporting, 1965, bahwa mencari kualitas berita harus melihat faktor-faktor, seperti :

Berita itu harus teliti (news is accurate) Berita itu harus seimbang (news is balanced)


(15)

Berita itu harus objektif (news is objective) Berita itu harus ringkas (news is concise) Berita itu harus jelas (news is clear) Berita itu harus baru (news is recent)

a. Berita itu harus teliti

Ketetapan atau ketelitian berita,meliputi: Ketelitian fakta itu sendiri

Setiap pernyataan dalam berita,nama orang, jabatan, gelar, tempat peristiwa, hari dan tanggal peristiwa, setiap kata atau ekspresi atau kalimat definitive, setiap angka atau data statistik, harus disajikan secara tepat dan tidak menimbulkan kesalahpahaman, baik bagi orang-orang yang diberitakan, maupun bagi khalayak pembaca.

Kesan ketelitian secara umum

Ketetapan atau ketelitian berita disini tidak hanya terbatas kepada ketelitian mengenai keseluruhan cerita secara umum, yaitu cara-cara ketelitian itu dikatakan bersama-sama dan tekanan yang diberikan.

b. Berita itu harus seimbang Aspek keseimbangan meliputi :

Penekanan dan kelengkapan

Penekanan : setiap fakta umumnya mempunyai hubungan yang erat dengan fakta-fakta lain dan membangun hubungan yang penting dengan urutan peristiwa secara keseluruhan.


(16)

Kelengkapan : Menyuguhkan suatu gambaran lengkap mengenai keseluruhan peristiwa yang dapat dimengerti pembaca.

Reporter hendaknya mampu memilih dan menyusun fakta-fakta, sehingga ia dapat memberikan keseimbangan pandangan dari keseluruhan situasi peristiwa.

c. Berita itu harus objektif Ditulis apa adanya

Reporter dalam memilih berita dan menyusun tidak memasukkan prasangka-prasangka pribadinya atau pesan dari pihak lain.

Berita harus jujur

Aspek kejujuran erat kaitannya dengan berita interpretasi/asumsi. Seringkali masalah yang diberitakan itu sangat kompleks sehingga dengan sendirinya memaksa reporter mengadakan interpretasi.

d. Berita itu harus ringkas

Penyajian berita harus sejalan dengan bentuk berita. Berita harus merupakan satu kesatuan, singkat, jelas, dan sederhana. Sebuah berita yang hambar, yang ngambang, tidak teroganisir, atau memiliki dua makna dalam tujuan isinya, tidaklah memiliki sifat kualitas berita.


(17)

e. Berita itu harus baru (aktual)

Kata “Aktual” berasal dari kata latin, in actu, yang berarti : Sedang terjadi ; sedang dalam pembentukan. Kejadian yang lain dari yang lain.

Menurut De Volder, sesuatu memperoleh nilai aktual apabila : Sedang terjadi

Jarang terjadi

Mempunyai hubungan dekat (“ketegangan” antara komunikator dengan komunikan,yaitu hubungan waktu maupun tempat)

Media online adalah media massa yang dapat kita temukan di internet. Sebagai media massa, media online juga menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik dalam sistem kerja mereka. Perbedaan antara media cetak dan media online internet terlihat jelas pada medianya.

Tabel 1.1

Perbedaan Teknis Media Cetak dengan Media OnlineInternet

Unsur Media Cetak Media Online Internet

Pembatasan panjang naskah

Biasanya panjang naskah telah dibatasi, misalnya 5 – 7 halaman kuarto diketik 2 spasi.

Tidak ada pembatasan panjang naskah, karena halaman web bisa menampung naskah yang sepanjang apapun. Namun demi alasan kecepatan akses, keindahan desain dan alasan-alasan teknis lainnya, perlu dihindarkan penulisan naskah yang terlalu panjang.

Prosedur naskah

Naskah biasanya harus di-ACC oleh redaksi sebelum dimuat.

Sama saja. Namun ada sejumlah media yang memperbolehkan wartawan di lapangan yang telah


(18)

dipercaya untuk meng-upload sendiri tulisan-tulisan mereka.

Editing Kalau sudah naik cetak (atau sudah di-film-kan pada proses percetakan), tak bisa diedit lagi.

Walaupun sudah online, masih bisa diedit dengan leluasa. Tapi biasanya, editing hanya mencakup masalah-masalah teknis, seperti merevisi salah ketik, dan seterusnya.

Tugas desainer atau layouter

Tiap edisi, desainer atau layouter harus tetap bekerja untuk menyelesaikan desain pada edisi tersebut.

Desainer dan programmer cukup bekerja sekali saja, yakni di awal pembuatan situs web. Selanjutnya, tugas mereka hanya pada masalah-masalah maintenance atau ketika perusahaan memutuskan untuk mengubah desain dan sebagainya. Setiap kali redaksi meng-upload naskah, naskah itu akan langsung “masuk” ke desain secara otomatis. Jadwal terbit Berkala (harian, mingguan,

bulanan, dua mingguan, dan sebagainya).

Kapan saja bisa, tidak ada jadwal khusus, kecuali untuk jenis-jenis tulisan/rubrik tertentu.

Distribusi Walau sudah selesai dicetak, media tersebut belum bisa langsung dibaca oleh khalayak ramai sebelum melalui proses distribusi.

Begitu di-upload, setiap berita dapat langsung dibaca oleh semua orang di seluruh dunia yang memiliki akses internet.

Dari segi sifatnya, ada satu kemiripan antara media online dengan media elektronik seperti radio dan televisi. Mereka selalu dituntut untuk menyajikan berita yang paling up to date secepat mungkin. Mereka juga biasanya tidak perlu menunggu hingga seluruh data terkumpul. Begitu ada data, walau hanya sedikit, mereka langsung melaporkannya. Jika ada perkembangan baru mengenai peristiwa tersebut, mereka melaporkannya lagi, demikian seterusnya. Karena itu, aturan penulisan di dalam media online cenderung lebih bebas, tidak terlalu terpaku pada kaidah-kaidah bahasa dan jurnalistik yang berlaku umum.

Untuk mendukung toeri di atas, peneliti menggunakan teori Uses and Gratification.


(19)

Dalam buku Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Onong Uchjana Effendy mengemukakan bahwa :

“Pendekatan Uses and Gratification menempatkan manusia sebagai khalayak yang bersifat aktif dalam menghadapi terpaan pesan melalui media. Pesan yang diterima oleh khalayak, diolah sesuai bidang pengalaman yang dimiliki masing-masing khalayak dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Pendekatan ini pertama kali dikemukakan oleh Elihu Katz pada tahun 1959 melalui hasil penelitian yang menunjukan bahwa orang yang berbeda dapat menggunakan pesan komunikasi massa yang sama untuk kegunaan yang berbeda-beda. (Effendy, 1993 : 289).

Istilah Uses and gratification timbul dari sikap aktif khalayak dalam menggunakan media dari pemenuhan kebutuhan khalayak melalui penggunaan media tersebut. Model Uses and Gratification menunjukan bahwa, yang menjadi

permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap prilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak.

Jadi bobotnya ialah khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Asumsi Uses and Gratification yang diungkapkan oleh, Tan yaitu :

Penggunaan media pada akhirnya untuk mencapai suatu tujuan. Kita menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya spesifik, kebutuhan ini berkembang dalam lingkungan sosial kita.

Khalayak memilih jenis dan isi media untuk memenuhi isi kebutuhan. Jadi khalayak terlibat dalam satu proses komunikasi massa dan mereka dapat mempengaruhi media untuk kebutuhan-kebutuhan mereka secara lebih cepat dibandingkan dengan media yang dapat menguasai mereka.


(20)

Disamping media massa sebagai sumber informasi maka ada pula berbagai sumber lain yang dapat memuaskan kebutuhan khalayak. Oleh karena itu media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain. Dari sekian banyak sumber yang bukan media yang dapat memuaskan kebutuhan antara lain misalnya keluarga, teman-teman, komunikasi antar pribadi (dengan media, tanpa media), mengisi waktu luang bahkan minum obat tidur.

Khalayak mengetahui kebutuhan tersebut dan dapat memenuhi jika dikehendaki, juga mengetahui alasan-alasanya untuk menggunakan media massa. (Liliweri, 1991 : 134).


(21)

Social Environment 1. Demographic

Characteristics 2. Group Affiliations 3. Personality

Characteristics (Psychological Dispositons)

Indhividual Needs

1. Cognitive needs

2. Affective needs

3. Personal integrative

needs

4. Social intergrative

needs

5. Tension-release or

escape

Mass Media Use

1. Media type-newspaper,

radio, TV, movies

2. Media contents

3. Exposure to media, per se

4. Social context of media

exposure

Nonmedia Sources of Needs Satisfaction 1. Family,friends 2. Interpersonal communication 3. Hobbies 4. Sleep

5. Drugs etc

Media Gratifications (functions)

1. Surveilance

2. Diversion/entertainment

3. Personal

4. Social relationships

Gambar 1.1

USES AND GRATIFICATION MODEL


(22)

1.5.2 Kerangka Konseptual

Dari kerangka teori diatas dapat diaplikasikan, bahwa sebagai seorang redaktur, redaktur harus dapat mengedit berita yang baik, berkualitas atau layak tidaknya berita tersebut di cetak, disiarkan, dan di-online-kan. dan menyajikan berita semenarik mungkin yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan program acara dan perusahaan dan juga dapat dengan mudah di terima oleh khalayak.

Untuk mendapat kejelasan mengenai model Uses and Gratification gambar. di atas, berikut penjelasan nya :

Cognitive needs (kebutuhan kognitif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai linkungan kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita.

Affective needs (kebutuhan afektif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional.

Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri.


(23)

Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.

Escapist needs (kebutuhan pelepasan)

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.

Berdasarkan apa yang menjadi bahan penelitian penulis, maka berdasarkan pendekatan Uses and Gratification yang mengatakan bahwa pendekatan Uses and Gratification menempatkan manusia sebagai khalayak yang bersifat aktif dalam menghadapi terpaan pesan melalui media. Dalam hal ini yang menjadi khalayak yaitu masyarakat yang membutuhkan informasi, kebutuhan akan informasi ini terdiri dari kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan khalayak akan informasi mengenai pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan, kebutuhan afektif yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan dan emosional, kebutuhan pribadi secara integratif yaitu kebutuhan dari khalayak mengenai kredibilitas dan status individual, kebutuhan sosial secara intergratif yaitu kebutuhan akan informasi dari khalayak yang berkaitan dengan interaksi dengan keluarga, teman dan dunia, kebutuhan pelepasan yaitu kebutuhan khalayak akan informasi untuk menhindari tekanan dari orang lain. Kemudian pesan adalah isi dari berita yang di-online-kan, serta media yang dimaksudkan disini adalah media online Internet. Karena semua berita yang di-online-kan oleh LKBN


(24)

ANTARA Biro Bandung disajikan secara kontinyu, dan semua itu merupakan tanggung jawab dari seorang redaktur dalam memilih berita yang layak untuk di-online-kan.

Redaktur sendiri umumnya berasal dari reporter lapangan yang dalam karirnya kemudian naik menjadi redaktur muda, madya dan kemudian redaktur kepala atau redaktur bidang, yakni yang membawahi bidang tertentu (seperti politik, pertahanan keamanan, ekonomi, perkotaan, hukum kriminal, olah-raga) atau halaman tertentu di media cetak. Redaktur yang cemerlang karirnya bisa diangkat menjadi Redaktur Pelaksana ataupun Redaktur Eksekutif, Yakni orang yang memimpin pelaksanaan harian operasi sebuah redaksi media cetak ataupun elektronik.

Dalam mengedit berita, redaktur harus dapat menyajikan berita semenarik mungkin yang dapat diterima oleh khalayak banyak, beberapa kriteria–kriteria nya adalah :

Berita itu layak dimuat misalnya, memenuhi standar rukun iman berita atau layak berita).

Fakta yang terkandung dalam berita itu sudah benar.

Ditulis dengan baik (berbahasa Indonesia dengan benar, tulisannya runtut dan menarik, bisa dipahami oleh pembaca dan lain–lain).

Memenuhi standard moral (seimbang, coverage both side, tak melanggar kode etik).

Diperoleh lewat prosedur yang benar, serta memprediksikan seberapa jauh dampak pengaruh berita itu bagi media yang bersangkutan


(25)

(misalnya untuk berita–berita yang agak menyerempet bahaya kepihak ketiga).

1.6 Pertanyaan Penelitian I. Faktor Ketelitian

- Bagaimana ketelitian sebuah berita dalam menghasilkan berita yang menarik?

- Bagaimana ketelitian fakta penulisan dalam menghasilkan berita yang menarik?

II. Faktor Keseimbangan

- Bagaimana penekanan berita dalam menghasilkan berita yang menarik?

- Bagaimana kelengkapan berita dalam menghasilkan berita yang menarik?

- Bagaimana pemilihan berita sehingga menghasilkan berita yang menarik?

- Bagaimana penyusunan berita sehingga menghasilkan berita yang menarik?

III. Faktor Keobjektifan

- Bagaimana redaktur memilih berita yang tidak memihak?

- Bagaimana redaktur memilih berita yang tidak berdasarkan interpretasi dari wartawan?


(26)

IV. Faktor Keringkasan

- Bagaimana redaktur memilih berita yang ringkas yang dengan mudah diterima oleh khalayak?

- Bagaimana redaktur mengedit berita yang ringkas? V. Faktor Kejelasan

- Bagaimana redaktur memilih berita yang jelas? - Bagaimana redaktur mengedit berita yang jelas? VI. Faktor Keaktualan

- Bagaimana redaktur memilih berita yang aktual?

- Bagaimana redaktur memilih berita yang lain dari yang lain?

1.7 Subjek Penelitian dan Informan 1.7.1 Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jika bicara tentang subjek penelitian sama halnya bicara tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi perhatian atau sasaran peneliti, di dalam penelitian ini peneliti menetapkan redaktur LKBN ANTARA biro Bandung sebagai subjek dari penelitian karena peran redaktur sangat penting dalam menentukan kualitas berita tersebut layak atau tidaknya untuk di-online-kan.


(27)

1.7.2 Informan

Setelah subjek penelitian diperoleh yang menetapkan redaktur sebagai subjeknya, maka peneliti menetapkan informan hanya satu yaitu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung itu sendiri dan untuk memperoleh hasil dari pembahasan, peneliti menetapakan pembaca sebagai penjelas untuk hasil pembahasan.

Table 1.2 Data Informan

Redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung

No. Nama

1. Sapto Heru P

Tabel 1.3 Data Pembaca

1.8 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif tidak menjelaskan hubungan diantara variabel, tidak menguji hipotesis atau melakukan prediksi.

No Nama

1 Imaniar Cahya Komala 2 Yusup Fajar


(28)

“Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak akumulasi data dasar belaka” (Nazir, 1988 : 64). Jadi bisa dikatakan bahwa “tujuan analisis deskriptif adalah melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat” (Rakhmat, 1993 : 22).

Metode deskriftif yang peneliti lakukan yaitu penelitian yang bertujuan untuk melihat faktor kualitas berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan.

1.9 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan beberapa teknik, yaitu : 1. Wawancara

Wawancara adalah untuk memperoleh keterangan, mencari informasi yang lebih lengkap dengan teknik wawancara. Teknik wawancara yang peneliti lakukan yaitu, dengan mewawancarai redaktur di LKBN ANTARA Biro Bandung,yaitu Sapto Heru P

Keuntungan dari teknik ini adalah dimungkinkannya penggalian data yang mendalam terhadap informasi yang dibutuhkan dari responden. Kartono menjelaskan bahwa.“Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih yang berhadapan secara fisik”(Kartono, 1986: 171).


(29)

2. Studi Kepustakaan

Teknik kepustakaan yang dilakukan peneliti yaitu dengan menelaah teori, opini, serta membaca buku yang relevan dan sesuai dengan masalah yang diteliti.

3. Internet Searching

Internet searching memudahkan dan membantu peneneliti untuk mencari dan menemukan hal-hal yang peneliti butuhkan dalam mencari informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

4. Observasi

Observasi merupakan teknik paling mendasar, dalam teknik penilaian non testing. Pengumpulan data melalui observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut, dalam hal ini penenliti melalukan pengumpulan data untuk lebih memperjelas hasil pembahasan dengan mengetahui tanggapan dari pembaca mengenai berita yang di-online-kan di LKBN ANTARA Biro Bandung.

1.10 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian atau untuk menuju hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dinyatakan sebelumnya. Analisis data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data dengan mengelompokannya dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasi.


(30)

Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif, sehingga pembahasannya dilakukan secara deskriptif meliputi :

Pengumpulan Data, dilakukan oleh peneliti saat melakukan observasi awal, sehinnga pada tahap penelitian akhir dilakukan dengan mengumpulkan berbagai macam mengenai strategi yang dilakukan oleh redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam membuat naskah yang menarik untuk di-online-kan.

Analisis Data, yakni penyusunan, penyajian kategori jawaban dalam tabel, gambar atau kecenderungan dari informan disertai analisis awal terhadap berbagai temuan dari lapangan sebagai proses awal dalam pengolahan data.

Editing adalah pengecekan atau pengkoreksian data yang telah di kumpulkan karena kemungkinan data yang masuk atau data yang terkumpul itu tidak logis dan meragukan (Hasan, 2002:89). Pengeditan dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan yang ada pada seluruh data yang peneliti dapatkan, hal ini dilakukan untuk menghidari kesalahan dan memperoleh kejelasan makna dari data atau informasi yang peneliti peroleh.

Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahan–kesalahan yang terdapat pada pencatatan di lapangan dan bersifat koreksi. Pada kesempatan ini, kekurangan data atau kesalahan data dapat di lengkapi


(31)

atau diperbaiki dengan pengumpulan data ulang ataupun dengan interpolasi (penyisipan).

Proses akhir analisis penelitian dan pembahasan yang didasarkan pada berbagai teori yang digunakan, dimana didalamnya ditentukan suatu kepastian mengenai aspek teori dan kesesuaian atau ketidak sesuaian dengan fakta hasil perolehan dilapangan.

1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.11.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Bandung yang beralamat di Jl. Braga No 25 Kota Bandung.

1.11.2 Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian yang dimulai pada bulan September 2010 hingga bulan Januari 2011, dan meminta data saat peneliti membutuhkannya.


(32)

Tabel 1.3

Waktu dan Jadwal Penelitian

Sumber : Penelitian bulan September 2010 sampai dengan bulan Februari 2011

NO. URAIAN SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI

1.

Persiapan Pengajuan Judul

ACC Judul Bertemu Pembimbing

Penulisan Bab I Bimbingan Penulisan Bab II Bimbingan Penulisan Bab III

Bimbingan

2. Pengumpulan Data

Instansi Penyebaran Kuesioner

Bimbingan

3. Pengolahan Data

Penulisan Bab IV Bimbingan

4. Penulisan Bab V Bimbingan

5. Penyusunan Skripsi

Bimbingan


(33)

1.12 Sistematika Penulisan

Skripsi ini merupakan satu kesatuan dari hasil penelitian yang terdiri dari:

1. BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan awal dari keseluruhan yang berisikan ANTARA lain : Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Pertanyaan penelitian, Subjek dan Informan, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Model Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, dan Sistematika Penulisan 2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Mencakup tinjauan tentang komunikasi, tinjauan tentang komunikasi massa, tinjauan tentang media massa, tinjauan tentang jurnalistik, tinjauan tentang internet, tinjauan tentang media online, Tinjauan tentang kualitas, tinjauan tentang berita, tinjauan tentang redaktur dan tinjauan tentang teori Uses and Gratifications.

3. BAB III : OBJEK PENELITIAN

Bagian ini memaparkan tinjauan tentang perusahaan yaitu sejarah perusahaan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Bandung, visi, misi dan motto LKBN ANTARA, struktur perusahaan LKBN ANTARA, job


(34)

description, sarana dan prasarana perusahaan, serta tinjauan tentang objek penelitian.

4. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini menjelaskan analisis deskriptif penelitian, interpretasi hasil penelitian dan mengenai judul faktor kualitas berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak

di-online-kan

.

5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari kesimpulan dari seluruh isi penelitian serta saran-saran bagi objek penelitian dan mahasiswa.


(35)

33 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Di dalam kehidupan sehari-hari kita mengalami suatu interaksi dengan mahkluk lainnya, dalam hal ini individu yang berada dalam satu ruang lingkup dengan kita. Sebagai manusia yang memiliki tingkat sosial yang tinggi, bertukar informasi dengan individu lain merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan hidup. Cara sederhana dalam penyampaian informasi adalah dengan berkomunikasi.

Begitu pentingnya komunikasi bagi kehidupan manusia, sehingga komunikasi yang pada mulanya hanya sebagai fenomena sosial, dalam perkembangan selanjutnya gejala tersebut berkembang menjadi ilmu dan telah memenuhi syarat-syarat untuk disebut ilmu komunikasi. Dimana ilmu komunikasi ini apabila diaplikasikan secara benar akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik antar pribadi, antar kelompok, antar suku, antar bangsa dan antar ras, sehingga terbina persatuan dan kesatuan diantara umat manusia.

Agar tercipta suasanan yang saling mengerti, suasana yang harmonis maka diperlukan suasana yang serasi, selaras, dan seimbang. Maka dari itu kita tidak boleh putus asa dan tetap menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan dan situasi dimana hubungan tersebut berlangsung. Terlepas dari komunikasi sebagai kebutuhan umat manusia dalam berhubungan, komunikasi juga harus dilakukan dengan baik dalam artian komunikasi yang efektif yang sesuai dengan kaidah komunikasi yang benar. Komunikasi yang baik akan memberi pengaruh langsung


(36)

pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, baik seseorang itu sebagai President, dokter atau buruh kasar sekalipun. Hal tersebut diatas berarti bahwa dalam komunikasi harus ada pengertian yang sama pada kedua belah pihak yaitu komunikator dan komunikan dalam memaknai pesan.

Selain itu komunikasi juga tidak secara langsung merupakan kebutuhan umat manusia didunia untuk berhubungan dengan sesamanya. Schramm mengatakan bahwa;

“Komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi, masyarakat tidak mungkin akan terbentuk, dan sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi”(Schramm dalam Effendy, 1992: 21).

Hovland yang dikutip oleh Effendy (2002) mendefinisikan komunikasi sebagai berikut:

The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other individuals (communicatess”(Proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan). (Effendy, 2002: 49).

Jadi menurut definisi diatas, maka peneliti memaknai komunikasi adalah proses penyampaian pesan, baik melalui semiotika /lambang, parabahasa dengan tujuan dan makna yang sama antara komunikator dan komunikan yaitu untuk mengubah prilaku orang mengikuti komunikator sehingga terjadi komunikasi yang efektik dan komunikatif. Segala sesuatu yang ada pada dunia ini adalah merupakan hasil atau akibat dari sebuah proses, begitupun dengan komunikasi, komunikasi tidak pernah terlepas dari sebuah proses, maka tersampaikan atau tidaknya suatu pengiriman pesan tergantung pada proses yang terjadi.


(37)

1. Proses Komunikasi Secara Primer

Yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Hal ini jelas karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain (apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini baik mengenai hal yang konkret maupun yang abstrak dan bukan hanya tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan pada waktu yang lalu dan yang akan datang).

2. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasi karena komunikasi sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh dan komunikan yang banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan masih banyak lagi media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

Menurut Effendy (2002; 6) bahwa dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:


(38)

- Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan;

- Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang;

- Komunikan : Orang yang menerima pesan;

- Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya;

- Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan. (Effendy, 2002 : 6)

Dalam penyampaian pesan, seorang komunikator (pengirim) dituntut untuk memiliki kemampuan dan sarana agar mendapat umpan balik (Feedback) dari komunikan (penerima), sehingga maksud dari pesan tersebut dapat di penuhi dengan baik dan berjalan efektif. Komunikasi dengan tatap muka (face-to-face) dilakukan antara komunikator dengan komunikan secara langsung, tanpa menggunakan media apapun kecuali bahasa sebagai lambang atau simbol komunikasi bermedia dilakukan oleh komunikator kepada komunikan, dengan menggunakan media sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.

Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan non verbal. Verbal di bagi ke dalam dua macam yaitu lisan (Oral) dan tulisan (Written/printed). Sementara non verbal dapat menggunakan gerakan atau isyarat badaniah (gesturual) seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata dan sebagainya, dan menggunakan gambar untuk mengemukakan ide atau gagasannya.


(39)

Berdasarkan dari komponen-komponen komunikasi dapat dijelaskan ciri-ciri komunikasi massa menurut Effendy (2003) yaitu sebagai berikut:

a. Komunikator pada komunikasi massa melembaga

Komunikator melakukan komunikasi atas nama organisasi atau institusi, maupun instansi. Mempunyai struktur organisasi garis tanggung jawab tertentu sesuai dengan kebijakan dan peraturan lembaganya.

b. Pesan Komunikasi massa bersifat umum.

Komunikasi massa menyampaikan pesan yang ditujukan kepada umum, karena mengenai kepentingan umum pula, maka komunikasi yang ditujukan perorangan atau sekelompok orang tertentu tidak termasuk ke dalam komunikasi massa. Komunikasi massa mencapai komunikan dari berbagai golongan, berbagai tingkat pendidikan, usia, maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda.

c. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Komunikasi melalui media massa dapat dinikmati oleh komunikan yang jumlahnya tidak terbatas dan terpisah secara geografis pada saat yang sama. d. Komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen

Komunikasi massa menyebarkan pesan yang menyangkut masalah kepentingan umum. Oleh karena itu, siapapun dapat memanfaatkannya. komunikannya tersebar dan terdiri atas berbagai latar belakang yang berbeda. e. Komunikasi massa berlangsung satu arah

Berbeda dengan komunikasi tatap muka, dimana komunikan dapat memberikan respon secara langsung, maka dalam komunikasi massa tidak terdapat arus balik dari komunikasi. (Effendy, 2000: 37).


(40)

2.1.2 Fungsi-Fungsi Komunikasi

Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Komunikasi sebagai ilmu, seni, dan lapangan kerja sudah tentu memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. (Cangara, 2005 : 55).

Berbicara mengenai fungsi komunikasi, Onong Uchjana Effendy, mengemukakan bahwa fungsi komunikasi adalah :

1. Mengimformasikan (To Inform)

Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.

2. Mendidik (To Educated)

Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.

3. Menghibur (To Entertain)

Adalah komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan, dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

4. Mempengaruhi (To Influence)

Adalah fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan apa yang diharapkan.” (Effendy, 1997 : 36).

Sedangkan menurut Sean MacBride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa :

“Komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta, dan ide”( Cangara, 2005 : 57 ).


(41)

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa

Untuk memberikan batasan tentang komunikasi massa dan setiap bentuk komunikasi massa memiliki ciri tersendiri. Begitu mendengar istilah komunikasi massa, biasanya yang muncul dibenak seseorang adalah bayangan tentang surat kabar, radio, televisi atau film. Banyak pakar komunikasi yang mengartikan komunikasi massa dari berbagai sudut pandang, seperti halnya Bitner dalam buku karangan Jalaludin Rakhmat mengartikan komunikasi massa sebagai berikut :

Mass Communication Is Messages Communicated Trough A Mass Medium To A Large Number Of People”(Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). (Rakhmat, 2003 : 188).

Dari pendapat diatas dapat diartikan komunikasi massa ialah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh komunikator. Hal ini tidak berarti bahwa komunikasi massa merupakan suatu proses komunikasi yang selalu menggunakan media massa, tetapi tidak dapat dikatakan sebagai proses komunikasi massa. Ada kalanya proses komunikasi terjadi dengan menggunakan media massa tetapi tidak dapat dikatakan sebagai proses komunikasi massa.

Komunikan pada komunikasi massa tidak hanya besar dalam jumlah, tetapi juga memiliki sifat yang heterogen, mereka terdiri dari orang-orang yang berbeda dalam banyak hal. Perbedaan tersebut bisa berupa usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, agama dan adat istiadat.

Dari beberapa pendapat Jalaludin Rahkmat dalam bukunya psikologi komunikasi menjabarkan sebagai berikut :

“Mengartikan komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim,


(42)

melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat”(Rahkmat, 1999 : 177).

2.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa

Dalam komunikasi massa terdapat juga ciri-ciri khusus yang Seperti yang dikatakan oleh Severin dan Tankard Jr dikaitkan dengan pendapat Devito, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya, ciri-cirinya sebagai berikut :

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah

Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator, dengan kata lain perkataan komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya terhadap pesan atau berita yang disiarkan. 2. Komunikasi pada komunikasi massa melembaga

Yakni suatu institusi atau organisasi, oleh karena itu komunikatornya melembaga, mempunyai lebih banyak kebebasan.

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

Media ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, tidak ditujukan kepada sekelompok orang tertentu. Media massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum. 4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Ciri ini merupakan yang paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya.

5. Komunikasi massa bersifat heterogen

Komunikasi adalah khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen dalam keberadaannya secara terpecah-pecah, dimana satu sama lain tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal, jenis kelaminnya, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman hidup, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan sebagainya. (Effendy, 1984 : 23-24).


(43)

Pada umumnya memang media massa bersifat seperti diatas baik media cetak maupun media elektronik. Akan tetapi masyarakat tidak menyadari bahwa salah satu sifat dari media massa dapat menimbulkan keserempakan di lingkungan masyarakat.

Mengenai karakteristik komunikasi Massa Wright berpendapat sebagai berikut :

“Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut : diarahkan pada khalayak yang kreatif, besar, heterogen dan anonim. Pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas, komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang komplek melibatkan biaya besar”(Rakhmat, 2003 : 189).

Media massa memang ditujukan bagi khalayak yang besar, aktif, heterogen dan anonim. Karena media massa itu sendiri media yang diperuntukan bagi masyarakat/massa. Pada saat sekarang ini banyak sekali media massa baru yang bermunculan namun tidak memiliki karakteristik seperti yang dikatakan oleh para ahli di atas.

2.3 Tinjauan Tentang Media Massa

Media massa (mass media) singkatan dari media komunikasi massa dan merupakan channel of mass yaitu saluran, alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, karakteristik media massa itu meliputi :

1. Publisitas, disebarluaskan kepada khalayak. 2. Universalitas, kesannya bersifat umum. 3. Perioditas, tetap atau berkala.

4. Kontinuitas, berkesinambungan. 5. Aktualitas, berisi hal-hal baru.


(44)

Isi media massa secara garis besar terbagai atas tiga kategori : berita, opini, feature. Karena pengaruhnya terhadap massa (dapat membentuk opini publik), media massa disebut “kekuatan keempat” (The Four Estate) setelah lembaga eksekutif, legistatif, yudikatif. Bahkan karena idealisme dengan fungsi social controlnya media massa disebut-sebut “musuh alami” penguasa.

Media yang termasuk kedalam kategori media massa adalah surat kabar, majalah, radio, TV dan film. Kelima media tersebut dinamakan “The Big Five Of Mass Media” (lima besar media massa), media massa sendiri terbagi dua macam, media massa cetak (printed media), dan media massa elektronik (electronic media). Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, TV, film (movie), termasuk CD. Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya Romly (2003 : 5) dibagi menjadi enam yaitu :

1. Koran atau surat kabar (ukuran kertas broadsheet atau ½ plano) 2. Tabloid (½ broadsheet)

3. Majalah (½ tabloid atau kertas ukuran polio atau kuarto) 4. Buku (½ majalah)

5. Newsletter (polio atau kuarto, jumlah halaman lazimnya 4 – 8 halaman)

6. Buletin (½ majalah jumlah halaman lazimnya 4 – 8)

2.4 Tinjauan Tentang Jurnalistik 2.4.1 Pengertian Jurnalistik

Jurnalistik berasal dari kata dujour (Prancis) yang berarti hari, sedangkan Journal berarti catatan harian. Biasanya catatan ini berisi hal–hal yang menarik (Wahyudi 1996 ; 04). Jurnalistik dapat diartikan sebagai ilmu, proses, dan karya. Jurnalistik adalah salah satu ilmu terapan (applied science) dari ilmu komunikasi yang mempelajari keterampilan seseorang dalam mencari, mengumpulkan,


(45)

menyeleksi, dan mengolah informasi yang mengandung nilai berita. Jurnalistik selain mengolah informasi yang mengandung nilai berita sebagai karya jurnalistiknya, juga menyajikannya kepada khalayak melalui media massa periodik (baik cetak /elektronik).

”Jurnalistik sebagai teknik mengelola berita dari mulai mendapatkan bahan sampai menyebarluaskan kepada khalayak. Apa saja yang terjadi didunia ini, apakah itu berupa peristiwa fakta maupun yang bersipat ucapan atau pendapat seseorang, jika menarik perhatian khalayak, akan merupakan bahan dasar bagi jurnalistik akan merupakan bahan berita untuk dapat disebarluaskan”( Effendy, 2003 ).

Melihat beberapa definisi tentang jurnalistik diatas, peneliti melihat kesamaan pengertian tentang jurnalistik. Peneliti menyimpulkan jurnalistik adalah suatu kegiatan yang dimulai dari mencari, mengolah, serta menghasilkan sebuah karya jurnalistik, kemudian berakhir pada penyebarluasan hasil karya jurnalistik tersebut pada khalayak.

2.4.2 Istilah Jurnalis

Istilah Jurnalis baru muncul di Indonesia setelah masuknya pengaruh ilmu komunikasi yang cenderung berkiblat ke Amerika Serikat. Istilah ini kemudian berimbas pada penamaan seputar posisi-posisi kewartawanan. Misalnya, "redaktur" menjadi "editor."

Pada saat Aliansi Jurnalis Independen berdiri, terjadi kesadaran tentang istilah jurnalis ini. Menurut aliansi ini, jurnalis adalah profesi atau penamaan seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media massa. Jurnalis meliputi juga kolumnis, penulis lepas, fotografer, dan desain grafis editorial. Akan tetapi pada kenyataan referensi penggunaannya, istilah jurnalis lebih mengacu pada definisi


(46)

wartawan.Sementara itu wartawan, dalam pendefinisian Persatuan Wartawan Indonesia, hubungannya dengan kegiatan tulis menulis yang di antaranya mencari data (riset, liputan, verifikasi) untuk melengkapi laporannya. Wartawan dituntut untuk objektif, hal ini berbeda dengan penulis kolom yang bisa mengemukakan subjektivitasnya.

2.4.3 Asal dan Ruang Lingkup Istilah Jurnalis

Dalam awal abad ke-19, jurnalis berarti seseorang yang menulis untuk Jurnal, seperti Charles Dickens pada awal karirnya. Dalam abad terakhir ini artinya telah menjadi seorang penulis untuk koran dan juga majalah. Banyak orang mengira jurnalis sama dengan reporter, seseorang yang mengumpulkan informasi dan menciptakan laporan, atau cerita. Tetapi, hal ini tidak benar karena dia tidak meliputi tipe jurnalis lainnya, seperti kolumnis, penulis utama, fotografer, dan desain editorial.

2.5 Tinjauan Tentang Internet 2.5.1 Definisi Internet

Sampai saat ini belum ada persetujuan yang pasti mengenai pengertian Internet. Hal ini dikarenakan defini internet mungkin berbeda maknanya antara dahulu, sekarang dan akan datang. Namun demikian ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai Internet.

“Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia”(Laquey dalam Ardianto dan Erdinaya, 2005:141).


(47)

Adapun pakar lain mengemukakan sebagai berikut :

“Internet adalah sebuah jaringan komputer yang terdiri dari berbagai macam ukuran jaringan komputer diseluruh dunia mulai dari sebuah PC, jaringan-jaringan lokal berskala kecil, jaringan-jaringan-jaringan-jaringan kelas menengah hingga jaringan-jaringan utama yang menjadi tulang punggung Internet” (Taryana, 1999-2001 : 2).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Internet merupakan sebuah perkakas sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan sejumlah besar orang secara elektronis. Informasi mengenai suatu peristiwa tertentu dapat ditransmisikan secara langsung, sehingga membuatnya menjadi suatu piranti yang sangat efektif.

2.5.2 Sejarah Singkat Internet

Dewasa ini internet secara cepat menjadi ajang utama bisnis komputasi rumah dan sejumlah lembaga di berbagai negara termasuk Indonesia. Sejumlah teknologi yang berhubungan dengannya telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita, dan akan berlanjut untuk mengubah cara kita hidup dan bekerja.

Menurut Laquey (Ardianto dan Erdinaya,2005:142) asal mula Internet adalah tercipta oleh suatu ledakan tak terduga di tahun 1969, yaitu dengan lahirnya Arpanet, suatu proyek eksperimen Kementrian Pertahanan Amerika Serikat bernama DARPA (Department Of Defense Advanced Research Project Agency). Misi awalnya sederhana, yaitu mencoba menggali teknologi jaringan yang dapat menghubungkan para peneliti dengan berbagai sumber daya jauh seperti sistem komputer dan pangkalan data yang besar. Arpanet berhasil membantu membudidayakan sejumlah jaringan lainnya, yang berhubungan. Setelah dalam kurun waktu 25 tahun kemudian sistem ini berevolusi menjadi suatu “organisme


(48)

yang semakin luas perkembangannya, yang mencakup puluhan juta orang dan ribuan jaringan.

Penggunaan Internet saat ini mencakup berbagai kalangan, para pengelola media massa (penerbit surat kabar dan majalah, radio siaran dan televisi), penerbit buku, artis, guru dan dosen, pustakawan, penggemar komputer dan pegusaha. Alasan penggunaannya pun beraneka ragam, mulai sekedar untuk berkomunikasi hingga mengakses informasi dan data yang penting. Sebagian besar komputer dan jaringan yang tersambungkan ke internet masih berkaitan dengan masyarakat pendidikan dan penelitian. Kenyataan ini tidaklah mengejutkan karena internet memang lahir dari benih penelitian. Namun semakin banyak Universitas kini bekerja sama dengan kalangan bisnis untuk mengembangkan berbagai katalog dan arsip online.

Pertumbuhan dan kelarisan internet ini perlu dipahamai. Di satu sisi internet dapat dibandingkan dengan perkembangan mesin faksimili pada akhir dasawarsa 1980-an. Nilai yang ditawarkan internet dapat dikiaskan sebagai jalan raya dengan transportasi berkecapatan tinggi yang memperpendek perjalanan atau diibaratkan sebagai sebuah perpustakaan yang dapat dikunjungi setiap saat, dengan kelengkapan buku, sumber informasi, dan kemungkinan penelusuran informasi yang tak terbatas.

Informasi penting yang tersedia di internet jumlahnya terus meningkat. Ini mencakup berbagai arsip gratis dan arsip umum, katalog perpustakaan, layanan pemerintah, dan sebagainya. Informasi yang menarik, yepat waktu dan cermat sangat penting untuk jurnalisme yang baik. Dalam seabad terakhir, pekerjaan seorang wartawan ditentukan oleh peluangnya mendapatkan informasi.


(49)

Sama halnya dengan telepon, yang memungkinkan wartawan mewawancarai orang dimana pun orang itu berada, jaringan komunikasi elektronik juga memungkinkan wartawan mencari dimana seseorang berada dan mendapatkan informasi dari berbagai tempat di seluruh dunia. Singkatnya, informasi melalui jaringan komputer (internet) memudahkan wartawan menjalankan tugasnya dimana pun dia berada.

2.6 Tinjauan Tentang Media Online

Media online adalah media massa yang dapat kita temukan di internet. Sebagai media massa, media online juga menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik dalam sistem kerja mereka. Perbedaan antara media cetak dan media online internet terlihat jelas pada medianya.

Tabel 2.1

Perbedaan Teknis Media Cetak dengan Media Online Internet

Unsur Media Cetak Media Online Internet

Pembatasan panjang naskah

Biasanya panjang naskah telah dibatasi, misalnya 5 – 7 halaman kuarto diketik 2 spasi.

Tidak ada pembatasan panjang naskah, karena halaman web bisa menampung naskah yang sepanjang apapun. Namun demi alasan kecepatan akses, keindahan desain dan alasan-alasan teknis lainnya, perlu dihindarkan penulisan naskah yang terlalu panjang.

Prosedur naskah

Naskah biasanya harus di-ACC oleh redaksi sebelum dimuat.

Sama saja. Namun ada sejumlah media yang memperbolehkan wartawan di lapangan yang telah dipercaya untuk meng-upload sendiri tulisan-tulisan mereka.


(50)

Editing Kalau sudah naik cetak (atau sudah di-film-kan pada proses percetakan), tak bisa diedit lagi.

Walaupun sudah online, masih bisa diedit dengan leluasa. Tapi biasanya, editing hanya mencakup masalah-masalah teknis, seperti merevisi salah ketik, dan seterusnya.

Tugas desainer atau layouter

Tiap edisi, desainer atau layouter harus tetap bekerja untuk menyelesaikan desain pada edisi tersebut.

Desainer dan programmer cukup bekerja sekali saja, yakni di awal pembuatan situs web. Selanjutnya, tugas mereka hanya pada masalah-masalah maintenance atau ketika perusahaan memutuskan untuk mengubah desain dan sebagainya. Setiap kali redaksi meng-upload naskah, naskah itu akan langsung “masuk” ke desain secara otomatis. Jadwal terbit Berkala (harian, mingguan,

bulanan, dua mingguan, dan sebagainya).

Kapan saja bisa, tidak ada jadwal khusus, kecuali untuk jenis-jenis tulisan/rubrik tertentu.

Distribusi Walau sudah selesai dicetak, media tersebut belum bisa langsung dibaca oleh khalayak ramai sebelum melalui proses distribusi.

Begitu di-upload, setiap berita dapat langsung dibaca oleh semua orang di seluruh dunia yang memiliki akses internet.

Dari segi sifatnya, ada satu kemiripan antara media online dengan media elektronik seperti radio dan televisi. Mereka selalu dituntut untuk menyajikan berita yang paling up to date secepat mungkin. Mereka juga biasanya tidak perlu menunggu hingga seluruh data terkumpul. Begitu ada data, walau hanya sedikit, mereka langsung melaporkannya. Jika ada perkembangan baru mengenai peristiwa tersebut, mereka melaporkannya lagi, demikian seterusnya. Karena itu, aturan penulisan di dalam media online cenderung lebih bebas, tidak terlalu terpaku pada kaidah-kaidah bahasa dan jurnalistik yang berlaku umum.


(51)

2.7 Tinjauan Tentang Kualitas 2.7.1 Definisi Kualitas

Kualitas dapat didefinisikan dalam berbagai macam definisi. Berikut ini adalah definisi yang dikemukakan oleh para ahli (suardi, 2003, pp, 2-3).

Philip B. Crosby

Crosby berpendapat bahwa mutu/kualitas berarti kesesuaian terhadap persyaratan, seperti jam tahan air, sepatu tahan lama, atau dokter yang ahli. Crosby juga mengemukakan pentingnya melibatkan setiap orang pada orang dalam organisasi. Pendekatan Crosby merupakan proses top down.

W. Edwards deming

Deming berpendapat bahwa kualitas berarti pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan terus-menerus, seperti penerapan kaizen di Toyota dan gugus kendali mutu pada Telkom. Pendekatan Deming merupakan bottom up.

Joseph M. Juran

Juran berpendapat bahwa kualitas berarti kesesuain dengan penggunaan, seperti sepatu yang dirancang untuk olahraga atau sepatu kulit atau sepatu kulit yang dirancang untk ke kantor atau ke pesta. Pendekatan Juran merupakan orientasi pada upaya pemenuhan harapan pelanggan.


(52)

K. Ishikawa

Ishikawa berpendapat bahwa kualitas berarti kepuasan pelanggan. Dengan demikian, setiap bagian proses dalam organisasi memiliki pelanggan. Kepuasan pelanggan internal akan menyebabkan kepuasan pelanggan organisasi.

2.7.2 Kualitas Informasi

Agar informasi dapat mempunyai manfaat dalam proses pengambilan keputusan, informasi harus mempunyai kualitas dan nilai. Kriteria kualitas informasi adalah :

Akurat : yang berarti informasi harus tidak bias atau menyesatkan dan bebas dari kesalahan.

Tepat waktu : yang berarti informasi yang sampai kepada penerima tidak boleh terlambat. Mahalnya nilai informasi saat ini adalah karena harus cepatnya informasi tersebut didapatkan, sehingga diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan.

Relevan : yang berarti informasi harus mempunyai manfaat bagi pihak yang menerimanya.


(53)

2.8 Tinjauan Tentang Berita 2.8.1 Pengertian Berita

Berita dalam bahasa Inggris disebut news. Dalam The Oxford Paperback Dictionary terbitan Oxford University Press (1978) sebagaimana dikutip oleh Asep Syamsul M. Romli dalam Jurnalistik Terapan, news diartikan sebagai

“informasi tentang peristiwa-peristiwa terbaru”(information about recent events) (Romli, 2005:33).

Dalam buku Himpunan Istilah Komunikasi, Gunadi menyebutkan bahwa berita (news) dikalangan wartawan ada yang memberi pengertian news sebagai singkatan dari north (utara), east (timur), west (barat), south (selatan) (1998: 17).

Menurut Yandianto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, berita adalah laporan mengenai kejadian atau peristiwa (2001:47). Sedangkan pengertian berita menurut Micthel V. Charnley sebagaimana dikutip oleh Asep Syamsul M. Romli dalam bukunya Jurnalistik Terapan ialah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagaian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka (Romli, 2005:35).

2.8.2 Jenis-Jenis Berita

Kustadi Suhandang dalam Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik menyebutkan ada dua jenis berita yaitu berita langsung (Straight News) dan berita tidak langsung (Feature News) (2004:104). Sedangkan Romli lebih menjabarkan jenis-jenis berita menjadi enam jenis, diantaranya:


(54)

1. Berita Langsung (Straight News)

Berita langsung adalah laporan peristiwa yang ditulis secara singkat, padat, lugas, dan apa adanya. Berita langsung dibagi lagi menjadi dua, yaitu berita keras atau hangat (Hard News) dan berita lembut atau ringan (Soft News). Hard News adalah laporan peristiwa besar atau sangat menggemparkan, memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan pada khalayak. Soft News setingkat dibawah Hard News dari segi aktualitas dan kepentingan. Soft News merupakan pendukung yang berisi informasi peristiwa atau gagasan sederhana, tidak berat, dan tidak menggemparkan.

2. Berita Opini

Berita opini yaitu berita mengenai pendapat, pernyataan, atau gagasan seseorang. Berita opini juga dominan hadir di surat kabar.

3. Berita Interpretatif

Berita interpretatif adalah berita yang dikembangkan dengan komentar atau penilaian wartawan atau narasumber yang kompeten atas berita yang muncul sebelumnya, sehingga merupakan gabungan antara fakta dan interpretatif. Berawal dari informasi yang dirasakan kurang jelas atau tidak lengkap arti dan maksudnya.

4. Berita Mendalam

Berita mendalam ialah berita yang merupakan pengembangan dari berita yang sudah muncul, dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. Bermula dari sebuah berita yang masih belum selesai


(55)

pengungkapannya dan bisa dilanjutkan kembali (foolow up system). Pendalaman dilakukan dengan mencari informasi tambahan dari narasumber atau berita terkait.

5. Berita Penjelasan

Berita penjelasan adalah berita yang sifatnya menjelaskan dengan menguraikan sebuah peristiwa secara lengkap, penuh data. Fakta yang diperoleh dijelaskan secara rinci dengan beberapa argumentasi atau pendapat penulisnya. Berita jenis ini biasanya panjang lebar sehingga harus disajikan secara bersambung atau berseri.

6. Berita Penyelidikan

Berita penyelidikan yaitu berita yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. Disebut pula berita penggalian karena wartawan menggali informasi dari berbagai pihak, bahkan melakukan penyelidikan langsung ke lapangan, bermula dari data mentah atau berita singkat. Umumnya berita investigasi disajikan dalam format tulisan feature berita (news feature) (Suhandang,2005:40-46).

2.9 Tinjauan Tentang Redaktur

Redaktur, lajim juga disebut sebagai editor, adalah orang yag melakukan penyuntingan (editing) dan juga melengkapi naskah-naskah berita yang ditulis wartawan atau reporter.

Redaktur sendiri umumnya berasal dari reporter lapangan yang dalam karirnya kemudian naik menjadi redaktur muda, madya dan kemudian redaktur


(56)

kepala atau redaktur bidang, yakni yang membawahi bidang tertentu (seperti politik, pertahanan keamanan, ekonomi, perkotaan, hukum kriminal, olah-raga) atau halaman tertentu di media cetak. Redaktur yang cemerlang karirnya bisa diangkat menjadi Redaktur Pelaksana ataupun Redaktur Eksekutif, yakni orang yang memimpin pelaksanaan harian operasi sebuah redaksi media cetak ataupun elektronik.

Dalam mengedit berita, redaktur harus dapat menyajikan berita semenarik mungkin yang dapat diterima oleh khalayak banyak, beberapa kriteria–kriteria nya adalah :

Berita itu layak dimuat misalnya, memenuhi standar rukun iman berita atau layak berita).

Fakta yang terkandung dalam berita itu sudah benar.

Ditulis dengan baik (berbahasa Indonesia dengan benar, tulisannya runtut dan menarik, bisa dipahami oleh pembaca dan lain–lain).

Memenuhi standard moral (seimbang, coverage both side, tak melanggar kode etik).

Diperoleh lewat prosedur yang benar, serta memprediksikan seberapa jauh dampak pengaruh berita itu bagi media yang bersangkutan (misalnya untuk berita–berita yang agak menyerempet bahaya kepihak ketiga).


(57)

2.10 Tinjauan Tentang teori Uses and Gratification

Dalam buku Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Onong Uchjana Effendy mengemukakan bahwa :

“Pendekatan Uses and Gratification menempatkan manusia sebagai khalayak yang bersifat aktif dalam menghadapi terpaan pesan melalui media. Pesan yang diterima oleh khalayak, diolah sesuai bidang pengalaman yang dimiliki masing-masing khalayak dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Pendekatan ini pertama kali dikemukakan oleh Elihu Katz pada tahun 1959 melalui hasil penelitian yang menunjukan bahwa orang yang berbeda dapat menggunakan pesan komunikasi massa yang sama untuk kegunaan yang berbeda-beda” (Effendy, 1993 : 289).

Istilah Uses and gratification timbul dari sikap aktif khalayak dalam menggunakan media dari pemenuhan kebutuhan khalayak melalui penggunaan media tersebut. Model Uses and Gratification menunjukan bahwa, yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap prilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak.

Jadi bobotnya ialah khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Asumsi Uses and Gratification yang diungkapkan oleh, Tan yaitu :

Penggunaan media pada akhirnya untuk mencapai suatu tujuan. Kita menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya spesifik, kebutuhan ini berkembang dalam lingkungan sosial kita.

Khalayak memilih jenis dan isi media untuk memenuhi isi kebutuhan. Jadi khalayak terlibat dalam satu proses komunikasi massa dan mereka


(58)

dapat mempengaruhi media untuk kebutuhan-kebutuhan mereka secara lebih cepat dibandingkan dengan media yang dapat menguasai mereka. Disamping media massa sebagai sumber informasi maka ada pula berbagai sumber lain yang dapat memuaskan kebutuhan khalayak. Oleh karena itu media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain. Dari sekian banyak sumber yang bukan media yang dapat memuaskan kebutuhan antara lain misalnya keluarga, teman-teman, komunikasi antar pribadi (dengan media, tanpa media), mengisi waktu luang bahkan minum obat tidur.

Khalayak mengetahui kebutuhan tersebut dan dapat memenuhi jika dikehendaki, juga mengetahui alasan-alasanya untuk menggunakan media massa. (Liliweri, 1991 : 134


(59)

Social Environment 1. Demographic

Characteristics 2. Group Affiliations 3. Personality

Characteristics (Psychological Dispositons)

Indhividual Needs

1. Cognitive needs

2. Affective needs

3. Personal integrative

needs

4. Social intergrative

needs

5. Tension-release or

escape

Mass Media Use

1. Media type-newspaper,

radio, TV, movies

2. Media contents

3. Exposure to media, per se

4. Social context of media

exposure

Nonmedia Sources of Needs Satisfaction 1. Family,friends 2. Interpersonal communication 3. Hobbies 4. Sleep

5. Drugs etc

Media Gratifications (functions)

1. Surveilance

2. Diversion/entertainment

3. Personal

4. Social relationships

Gambar 1.1

USES AND GRATIFICATION MODEL


(60)

Untuk mendapat kejelasan mengenai model Uses and Gratification gambar di atas, berikut penjelasan nya :

Cognitive needs (kebutuhan kognitif) :

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai linkungan kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita.

Affective needs (kebutuhan afektif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional.

Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri.

Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.

Escapist needs (kebutuhan pelepasan)

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.


(61)

Berdasarkan apa yang menjadi bahan penelitian penulis, maka berdasarkan pendekatan Uses and Gratification yang mengatakan bahwa pendekatan Uses and Gratification menempatkan manusia sebagai khalayak yang bersifat aktif dalam menghadapi terpaan pesan melalui media. Dalam hal ini yang menjadi khalayak yaitu masyarakat yang membutuhkan informasi, kebutuhan akan informasi ini terdiri dari kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan khalayak akan informasi mengenai pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan, kebutuhan afektif yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan dan emosional, kebutuhan pribadi secara integratif yaitu kebutuhan dari khalayak mengenai kredibilitas dan status individual, kebutuhan sosial secara intergratif yaitu kebutuhan akan informasi dari khalayak yang berkaitan dengan interaksi dengan keluarga, teman dan dunia, kebutuhan pelepasan yaitu kebutuhan khalayak akan informasi untuk menhindari tekanan dari orang lain. Kemudian pesan adalah isi dari berita yang di-online-kan, serta media yang dimaksudkan disini adalah media online Internet. Karena semua berita yang di-online-kan oleh LKBN ANTARA Biro Bandung disajikan secara kontinyu, dan semua itu merupakan tanggung jawab dari seorang redaktur dalam memilih berita yang layak untuk di-online-kan.


(1)

vi

8. Yth. Ibu Astri, A.Md selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu dalam mengurus surat perizinan yang berkaitan dengan penelitian yang penulis laksanakan.

9. Yth. Bapak Sapto Heru P, selaku redaktur LKBN Antara Biro Bandung dan sebagai informan, atas informasi dan perizinan yang berkaitan dengan penelitian yang penulis laksanakan dan telah menyempatkan waktunya untuk menjadi informan pada penelitian yang penulis lakukan.

10.Kakak-kakak dan adikku (Adjie Ginanjar, Aleks Gumilar, Imaniar Cahya Komala) yang telah memberikan semangat spiritual yang begitu bermakna. Love u so much.

11.Fatwa Rosma, Yuwana Tri Aditya, Sapta Anggara, Indah Ayuning Tyas dan juga rekan-rekan Jurnalistik dari 2003-2006, Darso, Yanuar Aditya, Yoga Armando, Iwank, Uci, dll (mohon maaf tidak bisa di tulis satu persatu) terima kasih kawan. terima kasih atas segala kenangan yang tak ternilai, selama kita bersama hampir 4 tahun kita bersama semoga persaudaraan kita abadi selamanya dan jangan lupa kawan “Hidup ini penuh dengan rintangan dan cobaan untuk itu kita harus tetap tegar untuk menghadapinya.”

12.Seluruh staf satpam dan cleaning service UNIKOM.

13.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebut satu per-satu, yang telah membantu penelitian ini hingga dapat peneliti selesaikan


(2)

vi

Akhir kata, peneliti berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat, khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pihak yang menaruh perhatian terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Februari 2011

Peneliti


(3)

(4)

158

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama Lengkap : Alant Gartina Nama Panggilan : Wes

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 6 September1986 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Anak ke : 3 dari 4 Bersaudara

Alamat : Jl. Plered 9 No 36 Antapani Bandung 40291 Tlp/HP : (022) 7270190 / 08562227311

Email : alangartina@yahoo.com

B. Pendidikan Formal

2004 - Sekarang : Program Studi Ilmu Komunikasi Spesialisasi Jurnalistik (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIKOM

2000 – 2003 : SMU Pasundan 2 1997 – 2000 : SLTP 27 Bandung 1992 – 1998 : SD Griba 18/1 Antapani


(5)

159

C. Pendidikan Non Formal

Januari 2004 : Bimbingan Belajar Ganesha Operation program IPS September 2009 : Photograpy Workshop, Bandung ;

Subjective City

D. Seminar

Juni 2006 : Ngobrol Bareng Orang Media

Februari 2007 : Diskusi Jurnalistik

Maret 2008 : Kuliah Umum Etika Pers

Maret 2009 : Seminar dan Workshop Fotografi

April 2009 : Pembekalan English Proficiency Test

November 2010 : Seminar Fotografi ” Teknik dan Bahasa Foto

E. Pengalaman Kerja

1. Job Training di LKBN ANTARA Biro Bandung 2008


(6)