Manfaat Penggunaan Internal Antara System (IAS) Dalam Proses Pengiriman Berita Oleh Wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (IKBN) Antara Biro Jawa Barat

(1)

45 BAB III

OBJEK PENELITIAN

3.1 Lembaga Kantor Berita Nasioanal ANTARA

3.1.1 Sejarah Singkat Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA Tahun 1937 adalah masa bersejarah bagi perkembangan media massa di Indonesia. Pada saat sejumlah wartawan muda Indonesia yang memiliki kepedulian terhadap kemerdekaan Indonesia, ikut berjuang merebut kemerdekaan sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Mereka mencoba memberikan pelayanan khusus bagi pers indonesia mengenai gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang bergejolak dalam masyarakat Indonesia.

A.M. Sipatuhar, R.M. Soemanang, Adam Malik, Pandu Kartawiguna, dan Sanusi pane mereka adalah orang-orang yang memiliki kepedulian tersebut. Mereka bekerja sama melaporkan kejadian–kejadian penting, seperti rapat politik, sidang volkraad serta kegiatan kebangsaan pada waktu itu. Tulisan-tulisan mereka ternyata dimuat pada surat kabar diluar jakarta, seperti Suara umum (Surabaya), Pewarta Deli (Medan) dan lain–lain.

Setelah melihat sambutan hangat dari media masa yang lain, akhirnya timbul gagasan untuk mengembangkan dan menerbitkan administrasi usaha itu. Selanjutnya, berkumpulah Sipatuhar, Soemanang, Adam Malik, dan Pandu Kartawiguna untuk membicarakan masalah itu. Mereka berdiskusi membahas tentang prinsip-prinsip dan nama yang akan diberikan bagi


(2)

46

kantor berita itu. Akhirnya diputuskan nama kantor berita yang akan didirikan itu bernama ANTARA

Nama ANTARA disepakati dengan harapan, sesuai arti dan sifatnya, yakni menjadi perantara masyarakat dengan pers dalam arti luas. Menurut siaran pers dan dokumentasi ANTARA tanggal 15 juli 1941, hal yang melatar belakangi kantor berita ANTARA itu didirikan adalah karena keadaan serta kepentingan pers dan masyarakat Indonesia yang menginginkan suata badan perantara yang menghubungkan gambaran masyrakat dalam bentuknya yang luas dalam pers.

Pada saat berdirinya, ANTARA mulai menerbitkan buletin yang disebarkan keseluruh pelosok tanah air. Tujuannya tiada lain adalah untuk dikonsumsi oleh surat-surat kabar pada saat itu. Hampir semua surat kabar diluar jakarta, terutama yang pemilik dan penerbitnya orang Indonesia sendiri berlangganan buletin ANTARA.

Pada pertama kali didirikan, yaitu tanggal 13 Desember 1939, Kantor Berita ANTARA hanya menempati sebuah ruangan kantor kecil di Buitentijgerstraat (Jl.Pinangsia Sekarang) No.30 Jakarta, dengan peralatan sederhana berupa beberapa mesin tik dan sebuah stenstil.

Kemudian pada tahun 1941, Kantor Berita ANTARA menempati kantor baru di Jl.Tanah Abang Barat No 90 Jakarta. Namun, berselang satu tahun, tepatnya pada tahun 1942, Kantor Berita ANTARA pindah ke Jl.Antara No 53 Jakarta. Dan ketika tentara jepang menduduki Indonesia, ANTARA diperbolehkan terus bekerja dengan nama Yoshima. Namun, pada


(3)

47

rentang waktu tahun 1942 hingga 1945, Jepang melebur Kantor Berita ANTARA menjadi Domei.

Peleburan tersebut tidak bertahan lama. Pada masa puncak perjuangan, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945, Kantor Berita ANTARA berhasil menyelundupkan penyiaran teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia keseluruh dunia dari gedung Jl.Antara No 57-61 Jakarta. Padahal pada waktu itu, Indonesia masih berada dibawah ancaman tentara Jepang. Namun dikarenakan pada tahun 1946 pemerintah Republik Indonesia pada saat itu hijrah ke Yogyakarta, maka Kantor Berita ANTARA ikut pindah ke Yogyakarta.

Agar dapat mengefektifkan penyiaran beritanya dari Yogyakarta, maka Kantor Berita ANTARA membawa sebuah pemancar kecil yang diselundupkan dari Jakarta.

Pada bulan Maret tahun 1947, Kantor Berita ANTARA mulai dengan menyiarkan berita-berita keluar negeri. Permulaan siaran ini dilakukan dengan upacara kecil yang dihadiri oleh Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia waktu itu. Domisilinya dikota Yogyakarta, ternyata tidak lama. Pada bulan Agustus 1949, bersamaan dengan pindahnya kembali Ibukota Republik Indonesia ke Jakarta, maka Kantor Berita ANTARA pun membuka kembali kantornya di Jakarta.


(4)

48

Pada tahun 1962, Presiden mengambil alih Pimpinan ANTARA dan menempatkannya dibawah penguasa perang Tertinggi (PEPERTI). Pimpinan redaksi diserahkan kepada Letkol Harsono. Pada tahun ini pula Presiden membubarkan yayasan ANTARA dan mendirikan Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA (LKBN ANTARA) yang berada dibawah Presiden, Kepala Negara Republik Indonesia.

Hanya berselang satu tahun tepatnya tahun 1963, Kantor berita PIA disatukan dengan LKBN ANTARA, sedangkan dua kantor berita lainya yakni INPS dan APB dibubarkan. Sementara, para karyawannya ditampung dalam LKBN ANTARA.

LKBN ANTARA menjadi Kantor Berita tunggal di Republik Indonesia yang melayani semua surat kabar dan media massa Indonesia. Untuk membersihkan tubuh ANTARA dari sisa-sisa G-30 S/PKI, maka pada tanggal 2 Oktober 1965, LKBN ANTARA ditempatkan dibawah Penguasa Perang Daerah Jakarta Raya.

Sebagai penguasa LKBN ANTARA ditunjuk Letkol. Noor Nasution. Namun, pada tanggal 23 Maret 1966, LKBN ANTARA ditempatkan langsung dibawah Penguasa Surat Perintah 11 Maret 1966. dan pada tanggal 10 Februari 1968, Letkol. M Ali Siregar menggantikan Letkol. Noor Nasution yang meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 9 Februari 1968 sebagai caretaker penguasa LKBN ANTARA.


(5)

49

Kemudian berturut-turut pimpinan ANTARA dibuat oleh: 1. Brigjen. Harsono Reno Utomo (1970 s.d. 1976) 2. Brigjen. Ismail Saleh, S.H. (1976 s.d. 1979) 3. Mayjen.Agust Marpaung, S.H. (1979 s.d. 1983)

4. Marsekal Pertama Tranggono, S.H. (1983) dan kemudian digantikan Bakir Hasan dan kini di jabat oleh Ir.Handjojo Nitimiharjo.

Setelah mengalami masa rehabilitasi akibat G-30 S/PKI, pada tahun 1970, LKBN ANTARA mulai berbenah diri dan mulai berusaha dan mengembangkan diri baik dibidang redaksional maupun manajemen.

Untuk memperluas daya jangkau liputan berbagai peristiwa diseluruh dunia, LKBN ANTARA melakukan kerja sama dengan kantor - kantor berita asing dan organisasi pers di luar negeri.

Tercatat lebih dari 35 kantor berita internasional mempunyai hubungan dengan LKBN ANTARA misalnya:

1. BERNAMA (Berita Nasional Malaysia), Malaysia 2. PNA (Phillipines News Agency), Pilipina

3. YOHNAP News Agency, Republik Korea

4. KCNA (Korea Central News Agency), Republik Demokrasi Rakyat Korea

5. APP (Associated Press Of Pakistan), Pakistan 6. PTI (Press Trust Of India), India

7. Syriam News Agency (Syria) 8. INA (Iraqi News Agency), Irak

9. MENA (Middle East News Agency), Mesir 10.SPA (Saudi Press Agency), Arab Saudi 11.AGERPRESS (Rumania)


(6)

50

12.BSS (Banglades Sangbad Sangstra), Bangladesh 13.VNA (Vietnam News Agency), Vietnam

14.ANSA (Agency Nation Assosiata), Italia

15.TASS (Telegrafnoice Agentsvo Sovetksvo Soyusa), Rusia 16.TANJUNG (Telegrafska Agencija Jugoslavija), Yugoslavia 17.CTK (Cekoslovenska Tiskova Kancelar), Cekoslovakia 18.AND (Deutche Presse Agentur), Republik Federasi Jerman 19.ANP (Algemene Naderlands Persbureuau), Belanda 20.EFE (Agencia AFE), Spanyol

21.Maghreb Presse, Maroko

22.CNA (Central News Agency), Taiwan 23.Kyodo News Agency, Jepang

24.Abadolu Ajensi, Turki

25.TNA (Thai News Agency), Thailand 26.APS (Alegerie Presse Service), Aljazair 27.MTI (Magyar Tavirati Iroda), Hongaria 28.NAB (News Agency Of Burma), Birma 29.PAP (Polkska Agencja Prasowa), Polandia 30.PL (Presna Latina), Kuba

31.TAP (Tunis Afrque Presse Agency), Tunis

32.TELAM (Telam News Agency SA), Persatuan Emirat Arab 33.XINHUA (Hinha News Agency), Republik Rakyat Cina

Pada pertengahan tahun 1973, LKBN ANTARA memberikan pelayanan teleteks secara luas. Daerah jangkauannya meliputi seluruh cabang LKBN ANTARA di Nusantara. Hal itu dimaksudkan agar informasi–informasi yang dimuat mudah dikutip oleh surat kabar – surat kabar yang ada di daerah.


(7)

51

Selain memperluas layanan teleteks, LKBN ANTARA juga menyelenggarakan pelayanan berita ekonomi dan keuangan internasional kepada bank–bank yang ada di Jakarta. Pelayanan ini diberi nama Reuter ANTARA Economic Service (RES).

Seiring perkembangan zaman, LKBN ANTARA mulai bekerja dengan alat-alat percetakan baru. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan kemudahan pelayanan bagi pelanggan yang semakin bertambah jumlahnya.

Untuk itu, LKBN ANTARA menerbitkan sembilan macam buletin dalam bahasa Indonesia dan tujuh macam dalam bahasa inggris. Penerbitan bulletin tersebut adalah:

Bahasa Indonesia: 1. Warta Berita

2. Ekonomi dan Keuanagan 3. Olah Raga

4. Info Pasar 5. Spectrum 6. Info Finansial 7. Suara Pers

8. Rekaman Peristiwa


(8)

52

Bahasa Inggris : 1. News Bulletin

2. Financial and Economic 3. Daily Market Quotation 4. Rubber News

5. Weekly Review 6. Copper Quotation 7. Exchange Bulletin

Selain memberikan pelayanan dalam berita foto baik dalam negeri maupun luar negeri, LKBN ANTARA juga memberikan pelayanan data yang menyangkut informasi keuangan maupun perdagangan internasional, yaitu:

1. ANTARA-Reuter Monitor 2. ANTARA-Telerate

Oleh karena itu, tidak heran kalau setiap hari, berita-berita dari LKBN ANTARA dibaca dan didengar oleh jutaan orang didalam maupun diluar negeri, baik melalui media cetak seperti surat kabar dan majalah yang tersebar diseluruh pelosok nusantara, maupun melalui radio dan televisi. Begitu pula foto–foto ANTARA dimuat di Koran-koran setiap hari dilihat pembacanya.


(9)

53

ANTARA mempunyai cabang-cabang diseluruh provinsi di Indonesia. Salah satunya adalah tempat penulis melaksanakan Kerja Praktek, yaitu LKBN ANTARA Biro Jawa Barat yang membawakan seluruh wilayah di Jawa Barat.

Keberadaan ANTARA di Bandung sejak tahun 1939 yang digerakan dua orang koresponden Achmad Zainoen Palindih dan Syarif Sulaeman yang bekerja membuat berita tanpa fasilitas termasuk kantor. Untuk pengiriman berita, kedua koresponden harus mau mencari tahu siapa ada diantara saudara, kerabat ataupun kenalan yang mau berangkat ke Jakarta untuk menitipkan naskah berita ke kantor pusat ANTARA.

Kedua koresponden “sukarelawan” ANTARA Bandung yaitu Palindih saat itu juga tercatat sebagai karyawan hatian Nocork Express dan Syarif Sulaeman merupakan redaktur di harian Berita Oemoem Bandung.

Ketika Jepang masuk ke Indonesia sekitar Mei 1942, ANTARA BANDUNG menjadi Kantor Berita Domei Bagian Indonesia Bandung. Domei Bandung memiliki sebuah kantor yang terletak di Jalan Naripan nomor:7 dan menambah satu koresponden yaitu Samaun Sutan Kenaikan. Namun ketiga koresponden memilih bekerja dan membuar berita di tempat lain yaitu di sebuah rumah di Jalan Alkateri dan bangunan di seberang Gedung Merdeka. Kempetai mencium aksi tersebut hingga akhirnya mereka ditangkap dan dipenjarakan selama lima bulan lima hari.


(10)

54

Ketika berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945 sampai di Bandung melalui morsecast dari Domei Jakarta, wartawan dan markonis Domei Bandung yang nasionalis terjegal saat akan menyebarkan berita gembira tersebut. Jepang melarant menyebarannya karena berita tersebut dikirim dari Jakarta melalui ijin Sendenbucho atau Kepal Barisan Propaganda Jepang. Meski Jepang lebih ketat melakukan pengawasan terhadap penyebaran berita tersebut, berita proklamasi tetap dapat sampai ke meja redaksi surat kabar dan radio Jepang Bandung Hoso Kyoko atau Radio Nirom pada jaman Belanda, Harian Tjahaja dan Soeara Merdeka.

Semangat seorang koresponden, Lalu Danilah tersulut untuk merebut Domei Bandung dari tangan Jepang hingga akhirnya mengajak Atje Bastaman, M Rochadi dan sejumlah pemuda untuk merebutnya. Beberapa perangkat kantor Domei Bandung berhasil dirampas dan diserahkan kepada Palindih yang saat itu telah berhasil menduduki salah satu ruangan di Jalan Tamblong.

Pada 3 September 1945, Domei Jakarta mengumumkan pergantian nama Kantor Berita Domei di seluruh Indonesia menjadi Kantor Berita ANTARA kembali. Karyawan ANTARA di Bandung yang tercatat pada saat itu adalah AZ Palindih, M Adam, E Komaruddin yang dibantu para markonis seperti Soekanda, M Sjaat, Soegijono dan Teuku Mohammad Saman. Saat peristiwa Bandung Lautan Api 23 Maret 1946, wartawan ANTARA mengungsi dari Kota Bandung ke selatan Bandung yaitu


(11)

55

Dayeuhkolot menuju Banjaran Ciparay hingga timur Bandung yaitu Cicalengka.

Mereka mendirikan kantor darurat di Cicalengka untuk mengirimkan dan menerima berita melalui morsecast dari ANTARA yang kantor pusatnya telah berpindah ke Yogyakarta karena mengikuti perpindahan Pemerintahan Republik Indonesia. Selain di Bandung, Pemimpin ANTARA BANDUNG AZ Palindih bersama pimpinan bagian radio M Saman, bagian redaksi M Royani dan Herawan, operator radio Kurnaen dan Kusna, juru ketik Nona Zaenab, loper Jaja Tarja dan supir Iri mendirikan kantor di Jalan Manonjaya Tasikmalaya.

Mereka mengirimkan berita yang diterima morsecast dari ANTARA Pusat ke Radio Bandung, Radio Priangan, Harian Soeara Merdeka dan ke sejumlah instansi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang mengungsi di Tasikmalaya.

Saat Belanda melakukan agresi pertamanya pada 31 Juli 1947, seluruh karyawan ANTARA kembali mengungsi bersama-sama dengan Gubernur Jawa Barat saat itu M Sewaka dan jajarannya ke Lebaksiuh, 60 kilometer selatan Tasikmalaya. Hingga empat bulan mereka bertahan di Lebaksiuh tanpa terlewat mengirimkan dan menerima berita ke kantor pusat.

Mereka kembali ke Bandung saat “Perjanjian Renville” terbit pada Januari 1948 dan sementara menempati sebuah rumah panggung yang terletak di Gang Jaksa hingga akhirnya pindah ke sebuah ruangan pinjaman milik harian Sipatahoenan di Jalan Dalem Kaum. Desember 1948 kegiatan


(12)

56

ANTARA Pusat terhenti sehingga aktivitas di Bandung pun turut berhenti dan memaksa para karyawan menyembunyikan peralatan ke rumah seorang wartawan Republikein di Jalan Pasundan.

Saat Direktur ANTARA Adam Malik yang didampingi wartawannya Mochtar Lubis datang ke Bandung sekitar Agustus 1949, ANTARA di Bandung kembali dibuka dengan status sementara corespondentschaap..

ANTARA sempat berkali-kali berpindah tempat dari ruangan di Gedung Nilmij Alun-alun Bandung atas bantuan seorang republikein Drs Yap Tjwan Bing, ruang depan Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK) di Jalan Naripan nomor, sebuah gedung di Jalan Tamblong hingga berpindah lagi ke Jalan Naripan nomor 38 samping Jalan Saad ketika kepemimpinan Dayat Hardjakoesoemah.

3.1.2 Sejarah Kepemimpinan Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA

Tidak ada catatan yang jelas sejak kapan Dayat memimpin ANTARA Bandung tetapi Dayat bergabung dengan ANTARA sekitar akhir Agustus atau sekitar awal September 1949. Menurut catatan, setelah peristiwa Gerakan 30 September PKI 1965, Dayat yang berpindah tugas ke ANTARA Jakarta digantikan seorang perwira TNI AD Kolonel Jamil. Pada saat kemimpinan Dayat dibantu oleh Suwargi Natadikara sebagai wartawan, Suara Beng sebagai fotografer, Yaya Sutarya sebagai loper. Iri sebagai supir dan Dadang Suhari masih berstatus honorer.


(13)

57

Pada akhir tahun 1966 Kolonel Jamil digantikan oleh Kolonel Moechsin yang dibantu tenaga sipil Ali Syahbana dan kemudian pimpinan kembali diganti oleh Mayor Oekasah.

Saat dilantiknya Mayor Oekasah Soehandi pada 1972, sebutan Pemimpin ANTARA Bandung berubah menjadi Kepala ANTARA Cabang Jawa Barat dan menempati kantor di Jalan Naripan untuk akhirnya pindah ke Jalan Braga nomor 25 hingga saat ini. Kepemimpinan Oekasah dibantu oleh Dodoy Syarif Hidayat dan Suwargi Natadikara sebagai wartawan.

Kepemimpinan tertinggi ANTARA Bandung kemudian dipegang oleh Suwargi Natadikara dibantu oleh Dadang Suhari sebagai staf keuangan, Yaya Sutara sebagai loper dan Endang Suratman sebagai honorer loper.

Setelah berakhirnya masa jabatan Suwargi sekitar tahun 1978, di hadapan Pemimpin Umum ANTARA yang juga Menteri Sekretaris Kabinet saat itu, Ismail Saleh SH menyerahkan tampuk kepemimpinan ANTARA Cabang Jawa Barat kepada Dodoy Syarif Hidayat di ruang kerjanya.

Saat itu di Biro Jawa Barat komposisi wartawn terisi beberapa nama seperti Suwargi Natadikara, Agus Sulaeman, Kusnadi Djaja, Asep Sumiarsa, Ahmad Sutrisman, Imam Suroto, Moch Adam dan Sutedja Dwihardja.

Sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas produksi berita dan SDM di Biro Jawa Barat, pada tahun 1994 Pemimpin Umum ANTARA saat itu Tranggono SH dan Dekan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung menandatangani sebuah kerjasama yang berisi tentang perekrutan tenaga trampil dan berpendidikan untuk bekerja di ANTARA. Dari hasil kerjasama


(14)

58

tersebut, jajaran Biro Jawa Barat diperkuat oleh para alumnus Duta Ilmu seperti Yanes Setat, Tunggul Susilo, Unang Sudjana dan Usmandi. Setahun kemudian Yogi Suprayogi ikut menggawangi redaksi dengan wilayah liputan olahraga.

Muncul juga tenaga muda baru yaitu Jo Seng Bie dari Jakarta dan Abulis Sya’roni dalam jajaran redaksi Biro Jawa Barat. Sehingga pada saat itu semua pos bidang liputan telah terisi oleh wartawan-wartawan yang berasal dari berbagai jenis latar belakang pendidikan.

Pendekatan dan berbagai lobi tidak hanya dilakukan dalam memasarkan produk ANTARA tetapi pembangunan fisik untuk kantor perwakilan dapat terwujud di beberapa wilayah Jawa Barat. Pada Juni 1985, Kantor Perwakilan Serang berdiri. Pada 7 September 1987 dengan pembiayaan seluruhnya ditanggung Residen Purwakarta saat itu Drs H Suyaman, berdiri Kantor Perwakilan Purwakarta di salah satu bangunan Keresidenan. Perwakilan Cirebon berdiri atas bantuan Pemda Jabar dan sumbangan pribadi Gubernur Jabar saat itu Yogie S Memet dan diresmikan oleh Yogi pada 8 Juli 1993.

Menjelang Jakarta Informal Meeting Kamboja di Bogor pada 1988, berdirilah perwakilan Bogor menempati salah satu ruangan di Kantor Pembantu Gubernur dengan peralatan mesin telex yang akhirnya digunakan sebagai penyebar informasi pertemuan internasional tersebut.


(15)

59

Setelah 16 tahun pemimpin, Dodoy digantikan Achmad Fuad pada 8 Februari 1994 di hadapan Pimpinan Umum LKBN ANTARA Handjojo Nitimiharjo dan Asisten I Wilayah Daerah Jawa Barat, Endang Suwarna. Selanjutnya pada pada Desember 1996 Achmad Faried dilantik sebagai Kepala Biro Jawa Barat.

Aset Biro Jawa Barat bertambah setelah Bupati Sukabumi menghibahkan tanah seluas 400 meter persegi untuk dijadikan kantor perwakilan ANTARA. Serah terima kepala biro kembali dilakukan dari Achmad Faried kepada Masduki Atamimi yang sebelumnya Kepala Biro Yogyakarta pada 15 April 1999 di hadapan Wakil Gubernur Jawa Barat, Husen Yachyasaputra, Pimpinan Umum LKBN ANTARA Parni Hadi dan ratusan undangan lainnya.

Pada saat itu terjadi perubahan pengiriman berita dari sistem PC Plus ke sistem two way melalui Intranet ANTARA Server (IAS) dan Bandung masuk menjadi biro percontohan dalam penggunaannya.

Pada 8 Juli 2004, Aat Surya Safaat yang sebelumnya Manajer UUS IMQ meggantikan Maduki Atamami, sebagai Kepala Biro Jawa Barat. Kebijakan pembentukan biro baru muncul pada awal tahun 2006. Perwakilan Serang menjadi biro tersendiri dengan nama Biro Banten dan Perwakilan Bogor menjadi Biro Peyangga Jakarta.

Biro Jawa Barat pernah mengadakan seminar nasional dalam rangka perayaan Konferensi Asis Afrika ke-50 bekerjasama dengan Departemen Luar Negeri Republik Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Biro


(16)

60

Jawa Barat juga telah mengeluarkan buku 50 Tahun Konferensi Asis Afrika yang merupakan kumpulan tulisan dan foto selama berlangsungnya perayaan tersebut. Pada peringatan Hari Pers Nasional tahun 2006, Biro Jawa Barat mengadakan seminar dan acara temu pelanggan di Sasana Budaya Ganesha tempat diadakannya kegiatan HPN.

Pada 3 April 2007, Johnny Tarigan yang sebelumnya redaktur di ANTARA pusat menggantikan Aat Surya Safaat yang saat itu mendapat jabatan baru sebagai Direktur Dana Pensiun ANTARA.

Kepala Biro ANTARA Jawa Barat dan periode jabatan:

1. Achmad Zainoen Palindih : Koresponden 1939-1949

2. Dayat Hardjakoesoemah : Kepala Koresponden 1949-1965 3. Kolonel Jamil : Kepala Koresponden 1965-1966 4. Kolonel Moechsin : Kepala Koresponden 1966-1972 5. Mayor Oekasah Soehandi : Kepala Cabang 1972-1974 6. Suwargi Natadikara : Kepala Cabang 1974-1978 7. Dodoy Syarief Hidayat : Kepala Cabang/Biro 1978-1994

8. Achmad Fuad : Kepala Biro 1994-1996

9. Achmad Faried : Kepala Biro 1996-1999 10.Masduki Atamimi : Kepala Biro 1999-2004 11.Aat Surya Safaat : Kepala Biro 2004-2007 12.Johnny Tarigan : Kepala Biro 2007-2010 13.Budi Setiawanto : Kepala Biro 2010-Sekarang


(17)

61

3.1.3 Struktur Perusahaan Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA Pada tahun 1943 ANTARA dijadikan perseroan terbatas. Status ini kemudian berubah menjadi yayasan yang didukung oleh Serikat Perusahaan Surat Kabar (SPS) dan persatuan Wartawan Indonesia (PWI), tahun 1953.

Selanjutnya, pada tahun 1963 Presiden melebur semua kantor berita yang ada di Indonesia kedalam ANTARA dan menjadikannya lembaga yang diketuai langsung oleh Presiden.

Setiap suatu lembaga atau perusahaan mutlak memerlukan struktur organisasi. Fungsinya adalah untuk memudahkan pembagian tugas dan wewenang tiap bidang pekerjaan atau jabatan secara jelas dalam lembaga atau perusahaan itu.

Begitupun dengan LKBN ANTARA. Struktur organisasi dijadikan sebagai kerangka dasar dalam hubungan timbal balik antara pimpinan dan karyawannya dalam jalinan bidang pekerjaan.

LKBN ANTARA yang berkantor pusat di Jakarta, mempunyai biro di 26 provinsi. Struktur organisasi yang ada pada ANTARA Biro Jawa Barat merupakan bagian dari ANTARA pusat. Susunan jabatan dari pusat sampai biro daerah adalah sebagai berikut:

1 Pemimpin Umum 2 Sekretaris Lembaga

3 Direktur Teknik dan Logistik 4 Direktur Pemasaran

5 Staf Ahli 6 Wapemplered I 7 Wapemplered II


(18)

62

8 Kepala Redaksi Umum 9 Kepala Redaksi Ekomnomi 10 Kepala Redaksi Internasional 11 Kepala Biro Foto

12 Kepala Biro ANATARA DPR dan Penerbitan Khusus 13 Kepala Biro Personalia

14 Kepala Biro ANTARA di luar negeri

Sedangkan susunan jabatan di LKBN ANTARA Biro Jawa Barat adalah sebagai berikut:

1 Kepala Biro 2 Wartawan

3 Karyawan dan Teknisi 4 Administrasi

Untuk lebih jelas, struktur LKBN ANTARA Biro Jawa Barat digambar sesuai gambar 3.1 Berikut:


(19)

63

STRUKTUR ORGANISASI LKBN ANTARA BIRO JAWA BARAT

Gambar 3.1


(20)

64

3.1.4 Job Description

Dalam pemaparan deskripsi kerja pada laporan ini, penulis hanya mencantumkan khusus Direktorat Redaksi saja. Hal tersebut dilakukan karena pada pelaksanaan praktek kerja, penulis ditempatkan pada bagian redaksi (Wartawan). Adapun deskripsi kerja Direktorat Redaksi di LKBN ANTARA, sesuai dengan keputusan pimpinan umum LKBN ANTARA nomor SKEP – 129/PAP/X/2005, adalah sebagai berikut:

3.1.4.1Direktorat Redaksi

Direktorat Redaksi adalah unsur pembantu pemimpin umum/pemimpin redaksi, dipimpin oleh seorang pemimpin pelaksana redaksi yang berada dibawah dan tanggung jawab langsung kepada pemimpin umum.

Direktorat Redaksi mempunyai fungsi:

Mencari, menerima, mengolah, menyusun, menyajikan, serta menentukan penyiaran data, berita, karangan khas, analisa foto, suara dan gambar berita yang menjadi produk penyiaran seketika ( real time ) sesuai tugas pokok lembaga dengan memperhatikan tuntutan pasar.

Membina dan mengembangkan keterampilan serta pengetahuan wartawan lembaga.

Direktorat Redaksi terdiri atas : Redaksi Umum


(21)

65

Redaksi Daerah Indonesia Timur Redaksi Karangan Khas

Redaksi Liputan Khusus Redaksi Olah Raga Redaksi Ekonomi Redaksi Internasional Redaksi Foto

Redaksi TV Redaksi Website

1. Redaksi Umum

Redaksi Umum adalah unsur pelaksana tugas Direktorat Redaksi di bidang pemberitaan kegiatan peliputan dan penyuntingan dalam pemberitaan politik, sosial, budaya, pertahanan, dengan produk berbahasa Indonesia.

2. Redaksi Daerah Indonesia Barat

Redaksi Daerah Indonesia Barat adalah unsur pelaksana tugas Direktorat Redaksi dengan tugas dan fungsi membina, merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mendorong perbaikan kegiatan keredaksian (Peliputan dan Penyuntingan) di biro – biro di wilayah Indonesia Barat.


(22)

66

3. Redaksi Daerah Indonesia Timur

Redaksi Daerah Indonesia Barat adalah unsur pelaksana tugas Direktorat Redaksi dengan tugas dan fungsi membina, merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mendorong perbaikan kegiatan keredaksian (Peliputan dan Penyuntingan) di biro – biro di wilayah Indonesia Timur.

4. Redaksi Karangan Khas

Redaksi Karangan Khas adalah unsur pelaksana tugas Direktorat Redaksi dengan tugas menyeleksi, menerjemahkan, dan menyunting bahan berita ringan dan tidak terikat waktu, termasuk yang berasal dari luar lembaga yang dipublikasikan LKBN ANTARA.

5. Redaksi Liputan Khusus

Redaksi Liputan Khusus adalah unsur pelaksana tugas Direktorat Redaksi dalam pencarian, penyuntingan bahan berita untuk kegiatan liputan khusus, terutama pada hari sabtu, minggu, dan hari-hari libur.

6. Redaksi Olah Raga

Redaksi Olah Raga adalah unsur pelaksana tugas Direktoreat Redaksi dengan tugas mencari, menyeleksi dan menyunting bahan berita olah raga dan krida, baik yang berbahasa Indonesia maupun yang berbahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.


(23)

67

7. Redaksi Ekonomi

Redaksi Ekonomi adalah unsur pelaksana tugas Direktirat Redaksi di bidang kegiatan peliputan, penyuntingan dan penerjemahan berita-berita ekonomi, baik ekonomi umum kegiatan pasar modal, maupun lembaga keuangan didalam dan luar negeri.

8. Redaksi Internasional

Redaksi Internasional khusus adalah unsur pelaksana tugas Direktorat Redaksi dengan tugas menyeleksi, menerjemahkan dan menyunting bahan berita, termasuk dari luar lembaga, baik dari bahasa inggris kedalam bahasa Indonesia, maupun sebaliknya.

9. Redaksi Foto

Redaksi Foto adalah unsur pelaksana tugas Direktorat Redaksi dalam pencarian, penyuntingan gambar atau berita foto menurut kaidah jurnalistik untuk disiarkan dengan memperhatikan pedoman dan kebijakan pemberitaan lembaga.

10. Redaksi TV

Redaksi TV adalah unsur pelaksana tugas Direktorat Redaksi di bidang pemberitaan yang melayani produk suara berita dan film berita, baik dari hasil liputan maupun hasil kerja sama dengan pihak luar atau kantor berita asing.


(24)

68

11. Redaksi Website

Redaksi Website adalah unsur pelaksana tugas Direktorat Redaksi di bidang pemberitaan yang melayani produk informasi on-line multimedia.

12. Sekretariat Redaksi

Sekretariat Redaksi mempunyai fungsi:

Mencari dan menerima bahan berita dari wartawan lembaga kantor berita asing dan sumber lainnya.

Memilih, menyunting, dan menterjemahkan bahan berita menurut kaidah jurnalistik dan sesuai dengan pedoman serta kebijakan pemberitaan lembaga.

Menyediakan produk berita yang siap disiarkan secepatnya kepada pelanggan, baik melalui VSAT, e-mail, Fax, bulletin, maupun sarana telekomunikasi lainnya.

Setiap redaksi (yang dituliskan diatas) dipimpin oleh Kepala Redaksi, merupakan pejabat struktural setingkat dengan kepala bagian di unit kerja lain. Bertanggung jawab langsung kepada pemimpin pelaksana Redaksi melalui wakil pemimpin Pelaksana Redaksi.

Kepala Redaksi memegang kendali operasional terhadap proses keredaksian di bidangnya, dan berwenang melakukan koordinasi dengan pejabat fungsional peliputan atau pewartaan.


(25)

69

Pewartaan adalah tugas Direktorat Redaksi di bidang pencarian, pengumpulan dan pembuatan berita tulis, karangan khas, foto dan audio visual yang secara administratif berada dibawah tanggung jawab Kepala Redaksi masing-masing.

13. Pemimpin Pelaksana Redaksi/Wakil Pemimpin Pelaksana Redaksi

Pemimpin Pelaksana Redaksi/Wakil Pemimpin Pelaksana Redaksi bertugas membantu Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi dalam merumuskan rencana kebijaksanaan serta melaksanakan sebagian tugas lembaga dibidang pemberitaan dan keredaksian.

3.1.4.2 Wartawan dan Koresponden 1. Wartawan

Wartawan adalah orang yang mencari dan meliput berita. Wartawan di LKBN ANTARA bekerja 24 jam sehari namun tidak harus mendatangi kantor dalam setiap harinya, cukup dengan mengirimkan hasil liputan kepada redaksi melalui media telepon, media SMS atau pesan pendek, media e-mail, dan media yang sudah disediakan yaitu IAS.


(26)

70

2.Koresponden

Koresponden (stringer) yang lebih dikenal dengan sebutan wartawan pembantu adalah seseorang yang berdomisili di suatu daerah, diangkat atau ditunjuk oleh suatu LKBN ANTARA diluar daerah, untuk menjalankan tugas kewartawanannya, yaitu memberikan laporan secara continue tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi di daerahnya. Koresponden bisa berasal dari daerah itu sendiri atau orang lain yang bukan dari daerah tersebut namun ditugaskan di daerah lain.

Berikut adalah nama-nama wartawan dan redaksi beserta tugas-tugasnya:

1. Muhammad Yusuf: Asisten Manajer Pemberitaan

Mengatur segala pemberitaan di LKBN ANTARA Biro Jawa Barat dan sesekali membuat berita. Biasanya wilayah kerjanya hanya seputar kantor LKBN ANTARA Biro Jawa Barat.

2. Sapto Heru: Koordinator Liputan

Menyeleksi hasil liputan pewarta atau wartawan dan koresponden yang telah mengirimkan hasil liputan berita untuk diberitakan ke seluruh Indonesia melalui media online.

3. Yuniardi Ferdinand: Redaktur Biro Jawa Barat

Selain mempunyai tugas menyeleksi hasil liputan pewarta atau watawan dan koresponden, juga mempunyai tugas meliput berita yang terjadi di sekitar daerah Bandung.


(27)

71

4. Yasad Ali: Redaktur Daerah Cirebon

Meliput dan menyeleksi hasil liputan berita di daerah Cirebon untuk dikirimkan ke LKBN ANTARA Biro Jawa Barat.

5. Syarif Abdullah: Pewarta atau Wartawan Biro Jawa Barat Meliput berita di daerah Bandung.

6. Ahmad Fikri: Koresponden Daerah Cianjur

Meliput berita di daerah Cianjur untuk dikirimkan ke LKBN ANTARA Biro Jawa Barat dan nantinya akan di seleksi kembali oleh Redaktur LKBN ANTARA Biro Jawa Barat.

7. Ajat Sudrajat: Kontributor Biro Jawa Barat Meliput berita di daerah Bandung.

8. Peri Permana: Kontributor Daerah Tasikmalaya

Meliput berita di daerah Tasikmalaya untuk dikirimkan ke LKBN ANTARA Biro Jawa Barat dan nantinya akan di seleksi kembali oleh Redaktur LKBN ANTARA Biro Jawa Barat. 9. Hidayat: Kontributor Daerah Garut

Meliput berita di daerah Garut untuk dikirimkan ke LKBN ANTARA Biro Jawa Barat dan nantinya akan di seleksi kembali oleh Redaktur LKBN ANTARA Biro Jawa Barat.


(28)

iv ABSTRAK

MANFAAT PENGGUNAAN INTERNAL ANTARA SYSTEM (IAS) DALAM PROSES PENGIRIMAN BERITA OLEH WARTAWAN

LEMBAGA KANTOR BERITA NASIONAL (LKBN) ANTARA BIRO BANDUNG

Oleh :

MUHAMMAD HARDI JA’ALHAQ 41805891

Skripsi Ini Dibawah Bimbingan: Melly Maulin P. S.Sos, M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Manfaat Penggunaan Internal Antara System (IAS) Dalam Proses Pengiriman Berita Oleh Wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa barat. Untuk melihat bagaimana manfaatnya, peneliti mencoba menganalisis Penggunaan IAS dilihat dari Kecepatan Pengiriman Berita, Ketepatan Pesan, Jangkauan Komunikasi, dan juga Peningkatan Proses Kerja.

Tipe Penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif, sebagian besar data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam ditunjang dengan studi literatur. Objek pada penelitian ini adalah Kepala Biro, Redaksi, dan Wartawan LKBN ANTARA Biro Jawa Barat. Untuk teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, sedangkan teknik analisis menggunakan teknik analisis deskriptif.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan pengiriman berita melalui IAS bisa mencapai satu detik, yang berarti sangat baik, ketepatan tujuan pesan melalui penggunaan IAS sangat akurat sehingga wartawan tidak pernah salah dalam mengirimkan berita, jangkauan komunikasi dalam menggunakan IAS bisa di daerah mana saja dikarenakan IAS berbasis internet, penggunaan IAS ini juga bisa meningkatkan proses kerja baik wartawan maupun redaksi. Semua itu menunjukan tercapainya tujuan dari dibuatnya IAS dan juga mewakili definisi manfaat yang artinya upaya dari sesuatu yang telah ada atau telah berjalan bisa lebih baik dari sebelumnya. Karena media IAS adalah pengganti media sebelumnya yaitu e-mail dan pergantian media itu menunjukan kemajuan.

Kesimpulannya, IAS sudah bisa menggantikan media e-mail sebagai media pengiriman berita oleh wartawan. Bahkan, banyak yang bisa didapat dari penggunaan IAS tersebut dan tidak ada dalam penggunaan e-mail sebelumnya. IAS juga dinilai belum mempunyai kekurangan yang berarti dan belum layak digantikan oleh media lain.

Saran penulis dengan adanya penelitian ini, akan memberi pengetahuan yang lebih lengkap tentang penggunaan media pengiriman berita oleh wartawan, baik dalam perusahaan, maupun lembaga media online sehingga berita tidak hanya dikonsumsi saja, melainkan diteliti dan dievaluasi pemuatannya.


(29)

v

ABSTRACT

BENEFITS OF THE USE OF "INTERNAL ANTARA SYSTEM" (IAS) IN THE PROCESS BY THE SHIPPING NEWS BY JOURNALIST

NATIONAL NEWS OFFICE INSTITUTES (LKBN) ANTARA WEST JAVA BUREAU

By:

MUHAMMAD Hardi JA'ALHAQ 41805891

This Essay Guided Under: Melly Maulin P. S. Sos, M. Si

This study aimed to find out how to benefit of the Use Internal ANTARA System (IAS) in Process Shipping News The National News Agency correspondent (LKBN) ANTARA West Java Bureau. To see how beneficial, researchers tried to analyze the use of IAS visits from Speed Shipping News, The accuracy Messages, Reach Communications, and also Improving Work Processes.

This research type is qualitative with descriptive method, most of the data collected through in-depth interviews supported by literature study. The Object in this research is the Bureau Chief, Editors, and Reporters LKBN ANTARA West Java Bureau . For the technique used was purposive sampling, while analysis techniques use descriptive analysis techniques.

From the results showed that the speed of sending information through the IAS could reach one second, which means very good, precise messages through the use of IAS is very accurate so that the reporter is never wrong in the sending of news, communication range in the use of IAS can be anywhere in the area due to Internet-based IAS , the use of IAS is also able to improve work processes both reporters and editors. All that indicates attainment of the objectives of IAS and also made a definition represents the mean effort to benefit from something that already exists or could have been running better than ever. Because IAS is a media before media replacement is an e-mail and change the media it shows progress.

In conclusion, the IAS has been able to replace the e-mail as a medium to delivery news by journalist. In fact, many can be gained from the use of IAS and no use of e-mail earlier. IAS is also considered not to have significant deficiencies and has not been feasible replaced by other media.

Suggestions this study by the author, will give a more complete knowledge about used news media delivery by journalists, both within the company, and online media agencies so that the news is not only consumed, but is researched and evaluated placed.


(30)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Informasi bagi masyarakat maju merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Informasi aktual, pendidikan, hiburan, bisnis dan kebudayaan dewasa ini dapat dengan mudahnya diterima masyarakat dengan memanfaatkan teknologi komunikasi massa. Baik itu berupa lewat media elektronik, media cetak ataupun media online. Kenyataan ini menempatkan kegiatan dibidang penyebaran informasi mempunyai arti yang sangat penting.

Apa pun bentuknya, komunikasi massa akan terus menerus berperan penting dalam kehidupan kita. Komunikasi massa menjadi mata dan telinga bagi masyarakat. Komunikasi massa memberikan sarana bagi masyarakat untuk mengambil keputusan dan membentuk opini kolektif yang bisa digunakan untuk bisa lebih memahami diri mereka sendiri dan dapat mengembangkan nilai-nilai dalam masyarakat.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dijauhkan dari informasi. Dengan cara apapun manusia selalu berusaha mendapatkan informasi, baik secara langsung ataupun dengan menggunakan media. Informasi yang disampaikan melalui media sering disebut dengan istilah news atau berita.


(31)

2

Micthel V. Charnley dalam buku jurnalistik terapan yang ditulis oleh Asep Syamsul M. Romli mengatakan: “Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka”.

Dari manapun, setiap orang, tempat, waktu, nama, benda, baik secara potensial maupun secara aktual, bisa menjadi sumber berita, bisa juga menjadi materi atau menjadi bahan berita, tentunya semua itu meliputi apa yang kemudian menjadi berita, 5W+1H: What (apa yang terjadi), Where (dimana hal itu terjadi), When (kapan peristiwa itu terjadi), Who (siapa yang terlibat dalam kejadian itu), Why (kenapa hal itu terjadi), dan How (bagaimana peristiwa itu terjadi).

Selain unsurnya, wartawan juga harus memperhatikan nilai berita atau news value. Kriteria umum nilai berita merupakan acuan yang dapat digunakan oleh para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang pantas dijadikan berita dan memilih mana yang lebih baik. Drs Haris Sumadiria dalam bukunya yang berjudul Jurnalitstik Indonesia, Menulis Berita dan Feature mengatakan bahwa:

“Ada sebelas nilai berita yang harus diperhatikan oleh para jurnalis diantaranya adalah keluarbiasaan (unusualness), kebaruan (newness), akibat (impact), aktual (timeliness), kedekatan (proximity), informasi (information), konflik (conflict), orang penting (prominence), ketertarikan manusiawi (human interest), kejutan (surprising), dan seks (sex)”.


(32)

3

Namun demikian, masyarakat masih belum puas dengan penyajian berita yang mengandung nilai dan media yang sudah ada. masyarakat menginginkan media informasi yang lebih aktual dan mudah diakses sehingga mampu memenuhi kebutuhan informasi. Oleh karena itu, kemunculan media baru sangat penting untuk kemudahan mendapatkan informasi bagi masyarakat. Dalam era informatika sekarang ini, keberadaan jurnalistik online bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang sangat memerlukan kamudahan dalam mendapatkan informasi.

Jurnalistik online merupakan media terbaru yang bisa menyampaikan berita secara cepat dan sangat aktual atau kejadian yang baru terjadi lalu diolah menjadi sebuah berita. Wartawan detik.com Fajar Widiantoro mengatakan:

“Jurnalistik pada dasarnya adalah sebuah tulisan yang melaporkan, memberitakan dan menganalisa tentang sebuah fakta atau kejadian yang berakar pada waktu, yang kemudian dipilih dan diolah oleh reporter, penulis dan editor untuk memberitakan sebuah berita dari sudut pandang yang berbeda. Kemudian online yang dimaksudkan di sini adalah dengan memanfaatkan jaringan Internet ditambah informasi layanan komersial secara online seperti pada AoL (American Online) atau pada SATUNET dan DETIK.COM ,tempo.co.id , antara .co.id ,ataupun media online lainnya. Jadi maksud Definisi Jurnalisme Online adalah Jurnalisme yang memanfaatkan internet sebagai medianya sehingga dapat diakses secara global ke seluruh dunia”.

Jurnalistik online merupakan media pemberitaan yang mengdepankan kecepatan pemuatan berita. Karena akses internet yang semakin mudah sehingga membuat konsumen pun semakin banyak sehingga pergantian berita atau news update dari hari ke hari harus diperhatikan oleh seorang wartawan dan redaksi untuk mempertahankan kualitas jurnalistik online-nya.


(33)

4

Peristiwa yang baru terjadi tentu akan menarik perhatian pembaca. Media yang tidak cepat menyajikan informasi terkini akan ditinggalkan pelanggannya. Itulah sebabnya jam kerja wartawan 24 jam sehari.

Wartawan dalam pendefinisian Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), hubungannya dengan kegiatan tulis menulis yang di antaranya mencari data (riset, liputan, verifikasi) untuk melengkapi laporannya. Wartawan dituntut untuk objektif, hal ini berbeda dengan penulis kolom yang bisa mengemukakan subjektivitasnya.

Khusus untuk straightnews atau berita langsung yang lebih banyak diberitakan dalam jurnalistik online, faktor deadline pun harus dipertimbangkan oleh seorang wartawan apabila mengirimkan hasil liputan berita. Seorang wartawan harus mengirimkan hasil liputan tersebut kurang dari waktu yang telah ditentukan karena apabila melewati batas deadline, berita yang bersifat langsung akan basi dan terbuang percuma, berbeda dengan berita khas dan fiture yang bisa diberitkan kapan saja tanpa menungu momen yang tepat.

Setelah seorang wartawan meliput berita, tentunya dengan melihat unsur – unsur berita, seorang wartawan kemudian menyerahkan berita tersebut kepada redaksinya. Dalam jurnalistik online, wartawan bisa mengirimkan hasil liputan dengan menggunakan media berupa SMS, berbicara melalui telepon, dan bahkan melalui e-mail.

E-mail sering digunakan wartawan sebagai media dalam mengirim hasil liputan berita karena e-mail dinilai media yang paling efisien sekarang ini. E-mail menurut Lia Kuswanto dalam bukunya yang berjudul “Mahir dan Terampil Berkomputer, Teknologi Informasi dan Komunikasi” adalah:


(34)

5

“Elktronik mail atau surat elektronik merupakan suatau cara untuk mengirimkan pesan atau informasi dalam format data elktronik yang dikirim melalui internet dari satu komputer ke komputer lainnya. Adapun penggunaan webmail harus terdaftar ke sebuah situs web, seperti yahoomail, hotmail, gmail dan lain-lain”.

Kita dapat mengirim e-mail dari warnet dengan biaya sewa tidak sampai Rp. 10 ribu. Dengan biaya ini, kita bukan saja bisa mengirim e-mail dengan dokumen berbasis teks, tetapi juga bisa mengirim aneka dokumen lain, seperti foto, presentasi bahkan suara-suara orang yang kita sayangi. Dengan surat biasa, berapakah biaya yang harus kita bayar untuk menyamai semua kemampuan ini?

Menurut Sinclair (1999: 26) penegertian manfaat (advantage) yaitu “An advantage is a way in which one thing is better than another”. Dengan demikian manfaat adalah upaya atau cara untuk membuat sesuatu yang telah ada atau telah berjalan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Manfaat berarti juga peningkatan.¹

Berbeda dengan media yang dipakai di Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat, lembaga ini memakai media yang penggunaannya dianggap lebih unggul daripada media e-mail.

LKBN ANTARA adalah suatu perusahaan media online yang bersifat independent dan bersifat netral dalam meberitakan informasi. Rubriknya meliputi Ekonomi, Hukum, Olah Raga, Peristiwa, Politik dan Kesejahteraan Rakyat atau KESRA, Peristiwa dan beberapa home tamabahan didalamnya.


(35)

6

Menurut kepala Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat Bpk. Budi Setiawanto pada hari Senin 31/05/2010 mengatakan: E-mail dirasakan kurang mendukung wartawan dalam mengirim hasil liputan. Hal ini bisa dilihat dari media yang digunakan oleh lembaga ini. LKBN ANTARA menciptakan sebuah web yang tidak hanya berfungsi untuk mengirim hasil liputan berita dalam penggunaannya, web ini diharapkan bisa lebih bermanfaat dibandingkan dengan media-media sebelumnya seperti e-mail. Web tersebut dinamakan Internal Antara System (IAS).

IAS adalah sebuah web yang penggunaannya hampir mirip dengan e-mail, hanya saja didalamnya terdapat fitur yang berhubungan dengan pemuatan, tidak seperti e-mail yang bersifat lebih umum. Internal Antara System (IAS) juga diciptkan khusus untuk wartawan beserta jajaran LKBN ANTARA yang mempunyai hak untuk login.

Pada hari yang sama, Bpk Budi Setiawanto juga mengatakan: Dibuatnya IAS, tidak lain adalah upaya LKBN ANTARA dalam meningkatkan media yang telah digunakan sebelumnya yaitu e-mail. Tentu dalam penggunaannya, IAS ini harus lebih baik daripada e-mail.

Sedangkan menururt redaksi LKBN ANTARA Biro Jawa Barat Bpk. Sapto Heru pada hari Senin 31/05/2010 di tempat yang sama mengatakan: Tujuan dari penggunaan IAS adalah menciptakan proses komunikasi yang lebih cepat, sasaran yang lebih tepat dan jangkauan komunikasi yang lebih terbatas atau lebih intern. Cepat artinya proses kerja IAS dalam kegiatan komunikasi internal perusahaan


(36)

7

yang cepat tanpa membutuhkan waktu yang lama dalam pengiriman hasil liputan berita. Sasaran yang lebih tepat artinya dengan menggunakan IAS, seorang wartawan tidak akan takut akan kesalahan alamat dalam mengirim. Karena alamat masing-masing wartawan dan redaksi telah terdaftar. Sedangkan yang dimaksud dengan jangkauan informasi yang lebih terbatas atau intern adalah Jangkauan komunikasi yang dicapai melalui IAS adalah terbatas. Artinya hanya orang-orang yang mempunyai hak login (wartawan, redaksi, dan jajaran LKBN ANTARA) yang bisa menggunakannya.

Kita bisa melihat upaya suatu media online dalam meningkatkan kualitas pemeberitaannya, salah satunya adalah dengan memberikan fasilitas media pengiriman hasil liputan seorang wartawan yang berbeda dengan media online lainnya.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti mengambil rumusan masalah yaitu: ”Bagaimana Manfaat Penggunaan Internal Antara

System (IAS) Dalam Proses Pengiriman Berita Oleh Wartawan Lembaga


(37)

8

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana kecepatan penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat?

2. Bagaimana ketepatan tujuan pesan melalui penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat?

3. Bagaimana jangkauan komunikasi melalui penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat?

4. Bagaimana peningkatan proses kerja melalui penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat? 5. Bagaimana manfaat penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam

proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat?


(38)

9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud penelitian

Maksud dari penelitian ini untuk mengetahui dan menelaah lebih jauh mengenai bagaimana kecepatan, ketepatan, jangkauan komunikasi, peningkatan proses kerja, dan manfaat penggunaan internal antara system (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sementara, untuk tujuan dari penelitian ini didasarkan pada rincian identifikasi masalah yang telah dikemukakan, yaitu:

1. Untuk mengetahui kecepatan penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat.

2. Untuk mengetahui ketepatan tujuan pesan melalui penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat. 3. Untuk mengetahui jangkauan komunikasi melalui penggunaan Internal

Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat.


(39)

10

4. Untuk mengetahui peningkatan proses kerja melalui penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat.

5. Untuk mengetahui manfaat penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang dapat dijadikan sebagai praktik bagi perkembangan Ilmu Komunikasi, khususnya kajian Komunikasi dalam bidang Jurnalistik Online sebagai kajian tersendiri dalam bidang Komunikasi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1.4.2.1 Kegunaan Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan dijadikan literatur dalam mendukung materi-materi perkuliahan bagi Universitas, program studi, dan mahasiswa-mahasiswi Ilmu Komunikasi, khususnya bidang Jurnalistik Online kajian Ilmu Jurnalistik untuk melakukan penelitian selanjutnya.


(40)

11

1.4.2.2Kegunaan Bagi Peneliti

Dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu serta pengetahuan baik dari segi teoritis ataupun praktisnya bagi peneliti, untuk mengetahui lebih jauh mengenai materi dari penelitian itu sendiri serta hal-hal yang berkaitan dengan kajian ilmu yang sesuai dengan bidang ilmu yang peneliti dapatkan selama perkuliahan. Dengan penelitian ini juga memberikan wawasan kepada peneliti, bahwa dalam berkomunikasi, manusia bisa memilih dan menggunakan berbagai media informasi.

1.4.2.3Kegunaan Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan pemikiran bagi Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA, bagaimana manfaat penggunaan Internal Antara System (IAS) untuk mengirim berita.


(41)

12

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

Menurut Sinclair (1999: 26) pengertian manfaat (advantage) yaitu “An advantage is a way in which one thing is better than another”. Dengan demikian manfaat adalah upaya atau cara untuk membuat sesuatu yang telah ada atau telah berjalan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Manfaat berarti juga peningkatan.²

Berita merupakan salah satu produk jurnalistik yang dihasilkan oleh wartawan selain tulisan yang berbau berita (straight news/ hard news, berita bertafsir, berita berkedalaman/deep reports) maupun non berita (artikel, feature, tajuk rencana, pojok, karikatur dan surat pembaca). Dan sebagai produk dalam pemberitaan, tentunya Berita memiliki peran penting dalam media cetak maupun cyber media (internet). Micthel V. Charnley dalam buku jurnalistik terapan yang ditulis oleh Asep Syamsul M. Romli mengatakan: ”Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian pembaca.

Wartawan dalam pendefinisian Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), hubungannya dengan kegiatan tulis menulis yang di antaranya mencari data (riset, liputan, verifikasi) untuk melengkapi laporannya. Wartawan dituntut untuk objektif, hal ini berbeda dengan penulis kolom yang bisa mengemukakan subjektivitasnya.


(42)

13

Jurnalistik online merupakan media terbaru yang bisa menyampaikan berita secara cepat dan sangat aktual atau kejadian yang baru terjadi lalu diolah menjadi sebuah berita. Wartawan detik.com Fajar Widiantoro mengatakan:

“Jurnalistik pada dasarnya adalah sebuah tulisan yang melaporkan, memberitakan dan menganalisa tentang sebuah fakta atau kejadian yang berakar pada waktu, yang kemudian dipilih dan diolah oleh reporter, penulis dan editor untuk memberitakan sebuah berita dari sudut pandang yang berbeda. Kemudian online yang dimaksudkan di sini adalah dengan memanfaatkan jaringan Internet ditambah informasi layanan komersial secara online seperti pada AoL (American Online) atau pada SATUNET dan DETIK.COM ,tempo.co.id , antara .co.id ,ataupun media online lainnya. Jadi maksud Definisi Jurnalisme Online adalah Jurnalisme yang memanfaatkan internet sebagai medianya sehingga dapat diakses secara global ke seluruh dunia”.

Jurnalistik online merupakan media pemberitaan yang mengdepankan kecepatan pemuatan berita. Karena akses internet yang semakin mudah sehingga membuat konsumen pun semakin banyak sehingga pergantian berita atau news update dari hari ke hari harus diperhatikan oleh seorang wartawan dan redaksi untuk mempertahankan kualitas jurnalistik online-nya. 1.5.2 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat Bagaimana Manfaat Penggunaan Internal Antara System (IAS) Dalam Proses Pengiriman Berita Oleh Wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA Biro Jawa Barat. Berdasarkan apa yang menjadi bahan penelitian ini, maka peneliti mencoba mengaplikasikan kedalam Kerangka Konseptual


(43)

14

Dari definisi-definisi dalam kerangka teoritis dapat disimpulkan, bahwa setelah meliput berita, seorang wartawan mengirimkan hasil liputan melalui media yang telah disediakan oleh Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA yaitu melalui Internal Antara System (IAS).

Sedangkan tujuan dari penggunaan IAS meliputi:

a. Proses kerja IAS dalam kegiatan komunikasi internal perusahaan diharapkan lebih cepat tanpa membutuhkan waktu yang lama dalam pengiriman hasil liputan.

b. Sasaran penggunaan dan pengiriman IAS yang tepat. Dengan menggunakan IAS, seorang wartawan tidak akan takut akan kesalahan alamat dalam mengirim. Karena alamat masing-masing wartawan dan redaksi telah terdaftar.

c. Jangkauan komunikasi yang dicapai dengan IAS melalui internet adalah terbatas. Artinya hanya orang-orang yang mempunyai hak login (wartawan, redaksi, dan jajaran LKBN ANTARA) yang bisa menggunakannya.

Sumber: Wawancara dengan redaksi LKBN ANTARA Biro Jawa Barat, Mei 2010


(44)

15

IAS ini dibedakan menjadi dua jenis, untuk wartawan dan untuk redaksi dan kepala biro. Untuk wartawan, web ini hanya memiliki dua fitur, yaitu:

Buat Berita; Setelah seorang wartawan meliput berita, hasil liputan bisa langsung dibuat oleh wartawan LKBN ANTARA Biro Jawa Barat menjadi sebuah naskah berita melalui fitur ini, kemudian dikirimkan dan diseleksi kembali oleh redaksinya.

VSAT; Hasil dari pembuatan berita diatas bisa dilihat melalui fitur ini dengan tujuan seorang wartawan LKBN ANTARA Biro Jawa Barat bisa mengevaluasi kembali hasil pembuatan beritanya.

Sedangkan Untuk redaksi dan kepala Biro, web ini memiliki lima fitur. Selain memiliki dua fitur diatas, juga memiliki tiga fitur tambahan lainnya yaitu:

Buat Berita; Redaksi dan kepala biro tidak hanya memiliki tugas menyeleksi berita, tetapi juga meliput berita. Namun tugas dikhususkan dikarenakan kepala biro dan redaksi memiliki tugas khusus lainnya. Apabila seorang redaksi dan kepala biro secara kebetulan mendpatkan berita, bisa dibuat di dalam fitur ini.

VSAT; Fitur ini tidak memiliki perbedaan dengan fitur VSAT lain yang dmiliki oleh wartawan. Fungsinya sama yaitu mengevaluasi berita ayng telah dibuat.


(45)

16

Meja Sunting; Jika seorang redaksi dan kepala biro tidak cocok dengan berita yang telah dikirimkan oleh seorang wartawan, maka bisa di ubah atau di edit melalui fitur ini.

Sub Editor; Fitur ini bersifat personal atau mempunyai kegunaan pribadi bagi seorang redaksi. Salah satu kegunaannya adalah memberikan reward atau penghargaan dalam skala A sampai D. Penghargaan tersebut nantinya akan mempengaruhi gaji seorang wartawan.

Supervisor; Setelah berita dibuat dan di evaluasi, berita bisa dimuat kepada pelanggan melalui fitur ini.

Untuk itu dalam penelitian ini diuraikan bagaimana manfaat penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan LKBN ANTARA Biro Jawa Barat dapat dijelaskan dengan Keunggulan, Proses, Sasaran, dan Jangkauan Komunikasi dari wartawan LKBN ANTARA Biro Jawa Barat dalam mengirimkan berita.


(46)

17

1.6 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana kecepatan penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat?

a. Berapa lama penggunaan IAS dalam proses pengiriman berita? b. Apakah kecepatan penggunaan IAS sudah sesuai dengan tujuan

penggunaan IAS?

2. Bagaimana ketepatan tujuan pesan melalui penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat?

a. Kepada siapakah pengiriman berita melalui IAS ditujukan? b. Apakah pengiriman berita melalui IAS selalu sesuai dengan

alamat yang dituju?

3. Bagaimana jangkauan komunikasi melalui penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat? a. Bagaimana jangkauan yang terdapat dalam berkomunikasi

melalui IAS?

b. Dalam ruang lingkup seperti apakah konteks komunikasi yang terjalin melalui media IAS?


(47)

18

4. Bagaimana peningkatan proses kerja melalui penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat? a. Bagaimanakah keunggulan IAS dengan media pengiriman

berita sebelumnya?

b. Apakah ada kekurangan IAS dari media sebelumnya?

5. Bagaimana manfaat penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat?

a. Apa harapan dari penggunaan IAS dalam proses pengiriman berita?

b. Apakah ada perencanaan pemakaian media lain yang melebihi kegunaan IAS?

1.7 Subjek Penelitian dan Informan 1.7.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah orang-orang yang mengetahui dan menggunakan Internal Antara System (IAS) yaitu redaksi dan wartawan LKBN ANTARA Biro Jawa Barat.


(48)

19

Tabel 1.1 Subjek Penelitian

No Nama Jabatan

1. Budi Setiawanto Kepala Biro

2. M. Yusuf Asisten Manajer

3. Sapto Heru Redaksi/Koordinator Liputan 4. Yuniardi Ferdinand Redaksi

5. Yasad Ali Redaksi Cirebon

6. Syarif Abdullah Pewarta

7. Ahmad Fikri Koresponden Cianjur 8. Ajat Sudrajat Kontributor

9. Feri Purnama Kontributor Tasikmalaya

10. Hidayat Kontributor Garut

Sumber: Data Peneliti 2010

1.7.2 Informan Penelitian

Menurut Webster’s New Collegiate Directionary: “Seorang Informan adalah seorang pembicara asli yang berbicara dengan mengulang kata-kata, farsa, dan kalimat dalam bahasa atau dialeknya sebagai imitasi dan sumber informasi” (Spradley, 2006 : 36).

Dengan teknik purposive sampling, maka ditetapkan informan sebanyak tiga orang yaitu seperti pada tabel 1.2 berikut:


(49)

20

Tabel 1.2 Informan Penelitian

Sumber: Data Peneliti 2010

1.8 Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif, menurut Bodgan dan Taylor (Moloeng, 2000: 3) mengatakan bahwa: “Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan, orang-orang, dan prilaku yang dapat diamati”.

Pendekatan kualitatif yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi kasus. Fokus dari studi kasus adalah pengembangan suatu analisis mendalam dari sebuah kasus atau beberapa kasus. ”Studi kasus adalah suatu eksplorasi dari sebuah sistem terbatas atau suatu kasus secara mendetail, pengumpulan data secara mendalam dari informasi-informasi” (Creswell, 1998 : 61).

No Nama Jabatan

1. Sapto Heru Redaksi/Koordinator Liputan 2. Syarif Abdullah Pewarta


(50)

21

1.9 Teknik Pengumpulan Data 1.9.1 Dokumentasi

Metode atau teknik pengumpulan data melalui dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial. Dokumen merupakan catatan yang didalamnya terdapat sebuah peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen tersebut bisa dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang.

Dokumen yang peneliti kumpulkan untuk melakukan penelitian ini yaitu screenshot atau gambar dari Internal Antara System (IAS).

1.9.2 Wawancara (Indepth Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud dari mengadakan wawancara itu sendiri, seperti yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985), dikutip dalam Moleong yakni: “Untuk mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain” (Moleong, 2007: 186).

Pada penelitian ini, untuk memperdalam lagi data yang akan diperoleh, maka peneliti akan menggunakan wawancara mendalam (Indepth interview). Jenis wawancara ini dimaksudkan untuk kepentingan wawancara yang lebih mendalam dengan lebih memfokuskan pada persoalan yang


(51)

22

menjadi pokok dari minat penelitian. Pedoman wawancara memfokuskan peneliti mengenai data mana yang akan lebih dipentingkan.

”Pedoman wawancara biasanya tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendetail, tetapi sekadar garis besar tentang data atau informasi apa yang ingin didapatkan dari informan yang nanti akan dikembangkan dengan memperhatikan perkembangan, konteks, dan situasi wawancara” (Pawito, 2007: 133).

Supaya hasil wawancara yang didapat, terekam dengan baik, peneliti akan melakukan wawancara kepada informan yang telah ditentukan, maka dibutuhkan alat-alat sebagai berikut:

 Buku catatan, berfungsi untuk mencatat semua hasil dari interview dengan informan.

Tape recorder, berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan pada saat interview berlangsung,

 Hasil wawancara yang berisikan pertanyaan dan jawaban dari informan secara lengkap.

Narasumber yang akan diwawancara untuk memperoleh data adalah orang yang lebih mengetahui, lebih sering dan mempunyai hak dalam menggunakan Internal Antara System (IAS).

1.9.3 Studi Kepustakaan

Dalam suatu penelitian tidak terlepas dari perolehan data melalui referensi buku-buku atau literatur. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk memenuhi atau mempelajari serta mengutip pendapat-pendapat para ahli yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti.


(52)

23

1.9.4 Internet Searching atau Penelusuran Data Online

Untuk menghasilkan data yang lebih maskimal, peneliti juga memanfaatkan informasi online dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penelitian ini.

“Metode penelusuran data online adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data-informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin, dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis” (Bungin, 2007: 125).

Untuk memperoleh data secara online ini dilakukan dengan cara browsing atau megunduh data yang diperlukan dari internet melalui web site tertentu.

1.10 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan, analisis data adalah: “Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain” (Sugiyono, 2008: 244).

Dalam analisis data dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengorganisasian data, kemudian dilakukan penjabaran ke dalam unit-unit.


(53)

24

c. Pada tahapan ke tiga ini, disusun ke dalam pola, untuk memilih mana yang penting untuk dipelajari, serta memuat kesimpulan yang dapat diinformasikan kepada orang lain.

(Sugiyono, 2008:244).

Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan yaitu jenis analisis data deskriptif-kualitatif. Menurut Burhan Bungin dalam bukunya “Penelitian Kualitatif”:

“Strategi analisis data deskriptif-kualitatif pada dasarnya memiliki kesamaan dengan desain deskriptif-kuantitatif. Desain deskriptif-kualitatif biasa disebut pula dengan kuasi kualitatif atau kualitatif semu. Karena itu, desain strategi ini belum benar-benar kualitatif karena konstruksinya masih dipengaruhi oleh tradisi kuantitatif, terutama dalam menempatkan teori pada data yang diperolehnya” (Bungin, 2007:146)”.

1.11 Lokasi dan Waktu Peneliian 1.11.1 Lokasi penelitian

Dalam penelitian kali ini peneliti melakukan penelitian di Lembaga Kantor Kepala Berita ANTARA Biro Jawa Barat yang beralamat di Jln.Braga No.25 Bandung. Web: http//www.antarajawabarat.com

1.11.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian yang dilakukan peneliti yaitu pada bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 1.3. Jadwal Penelitian berikut


(54)

25

Tabel 1.3

Waktu dan Jadwal Penelitian

No Uraian

Febuari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan - Pengajuan judul - ACC Judul - Bertemu

pembimbing - Penulisan BAB I - Bimbingan -Seminar UP

- Penulisan BAB II - Bimbingan - Penulisan BAB III - Bimbingan 2 Pengumpulan data - Instansi - Wawancara - Bimbingan 3 Pengolahan data - Penulisan BAB IV - Bimbingan 4 Penulisan BAB V Bimbingan 5 Penyusunan skripsi Bimbingan 6 Sidang


(55)

26 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.1 Pengertian Ilmu Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah satu makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu (Effendy, 2002:9).

Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar atau yang salah. Seperti juga model atau teori, definisi harus dilihat dari kemamfaatan untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit, misalnya “Komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik”, atau terlalu luas, misalnya “Komunikasi adalah interaksi antara dua pihak atau lebih sehingga peserta komunikasi memahami pesan yang disampaikannya.

Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar komunikasi seperti yang di ungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Peraktek” ilmu komunikasi adalah: Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar


(56)

27

asas-asas penyampain informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.(Effendy, 2001:10)

Hovland juga menungkapkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan hanya penyampain informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Tetapi dalam pengertian khusus komunikasi, Hovland mengatakan Komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain (communication is the process to modify the behafavior of other individuals). Jadi dalam berkomunikasi bukan sekedar memberitahu, tetapi juga berupaya mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan kegiatan atau tindakan yang diinginkan oleh komunikator, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat atau perilaku orang lain, hal itu bisaterjadi apabila komunikasi yang disampaikanya bersifat komunikatif yaitu komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan harus benar-benar di mengerti dan dipahami oleh komunikan untuk mencapai tujuan komunikasi yang komunikatif.

Menurut Wilbur Schramm, seorang ahli komunikasi kenamaan, dalam karyanya “Communication Research In The United States”. Menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikastor cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni panduan pengalaman dan pengertian (collection of expreiences and meanings) yang pernah di peroleh komunikan.


(57)

28

Proses komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan seseorang komunikator kepada komunikan, pesan itu bisa berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain. Dalam prosesnya Mitchall. N. Charmley memperkenalkan 5 (lima) komponen yang melandasi komunikasi, yaitu sebagai berikut :

- Sumber (Source)

- Komunikator (Encoder) - Pertanyaan/Pesan (Message) - Komunikan (Decoder)

- Tujuan (Destination), (Susanto, 1988;31)

Unsur-unsur dari proses komunikasi diatas, merupakan faktor penting dalam komunikasi, bahwa pada setiap unsur tersebut tersebut oleh para ahli komunikasi dijadikan objek ilmiah untuk ditelaah secara khusus. Proses komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Komunikasi Verbal

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu system kode verbal.

2. Komunikasi non verbal

Secara sederhana pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsang verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. (Mulyana, 2000 : 237)


(58)

29

2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi setiap individu berharap tujuan dari komunikasi itu sendiri dapat tercapai dan untuk mencapainya ada unsur-unsur yang harus dipahami, menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya yang berjudul Dinamika Komunikasi, bahwa dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

- Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan; - Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang; - Komunikan : Orang yang menerima pesan;

- Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya;

- Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan. (Effendy, 2002 : 6)

2.1.3 Sifat Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek” menjelaskan dalam berkomunikasi memiliki sifat-sifat adapun beberapa sifat komunikasi tersebut:

1. Tatap muka (face-to-face) 2. Bermedia (Mediated) 3. Verbal (Verbal)

a. Lisan (Oral) b. Tulisan

4. Non verbal (Non-verbal)

a. Gerakan/ isyarat badaniah (gestural) b. Bergambar (Pictorial) (Effendy, 2002:7)


(59)

30

Komuniktor (pengirim pesan) dalam menyampaikan pesan kepada komunikan (penerima pesan) dituntut untuk memiliki kemampuan dan pengalaman agar adanya umpan balik (feedback) dari sikomunikan itu sendiri, dalam penyampain pesan komunikator bisa secara langsung (face-to-face) tanpa mengunakan media apapun, komunikator juga dapat menggunakan bahasa sebagai lambang atau simbol komunikasi bermedia kepada komunikan, media tersebut sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.

Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan non verbal. Verbal di bagi ke dalam dua macam yaitu lisan (Oral) dan tulisan (Written/printed). Sementara non verbal dapat menggunakan gerakan atau isyarat badaniah (gesturual) seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata dan sebagainya, dan menggunakan gambar untuk mengemukakan ide atau gagasannya.

2.1.4 Tujuan Komunikasi

Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi adalah mengharapkan adanya umpan yang diberikan opleh lawan berbicara kita serta semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Menurut Onong Uchjana dalam buku “ Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek” mengatakan ada pun beberapa tujuan berkomunikasi:


(60)

31

1. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasive bukan memaksakan kehendak.

2. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan arah ke barat tapi kita memberi jalur ke timur.

3. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yang dimaksudkan ini adalah kegiatan yang banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang terbaik melakukannya.

4. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagai pejabat ataupun komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita maksudkan.(Effendy, 1993 : 18)

Jadi secara singkat dapat dikatakan tujuan komunikasi itu adalah mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan. Serta tujuan yang utama adalah agar semua pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti dan diterima oleh komunikan.

2.1.5 Komunikasi Organisasi

2.1.5.2 Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi menurut Wayne (2001) didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi dalm hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya, dan berfungsi dalam satu lingkungan.


(61)

32

2.5.1.2 Inti komunikasi Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi sebagai salah satu bidang komunikasi memiliki komponen utama, yaitu:

Kepuasan Organisasi Iklim Orgnisasi Kualitas Media

Kemudahan Memanfaatkan Komunikasi Penyebaran Informasi

Muatan Informasi Kemurnian Pesan, dan

Budaya Organisasi (Husein Umarn 60: 2004)

2.1.5.3 Tujuan Komunikasi Organisasi

Tujuan Komunikasi Organisasi antara lain untuk memberikan informasi baik kepada pihak luar maupun pihak dalam, memanfaatkan umpan balik dalam rangka proses pengendalian manajemen, mendapatkan pengaruh, alat untuk memecahkan persoalan untuk pengambilan keputusan, mempermudah perubahan-perubahan yang akan dilakukan, memprmudah pembentukan kelomopk-kelompok kerja srta dapat dijadikan untuk menjaga pintu keluar masuk dengan pihak-pihak luar organisasi


(1)

vii

1. Yth. Bapak Prof. Dr. J. M. Papasi selaku Dekan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, yang telah memberikan perizinan sehingga penulis dapat melakukan penelitian ke lapangan.

2. Yth. Ibu Rismawaty, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, yang telah banyak memberikan nasehat, semangat serta ijin di dalam penulisan skripsi ini.

3. Yth, Bpk. Drs. Manap Solihat, M.Si, selaku Dosen Wali peneliti dan telah memberikan dukungan selama kuliah di UNIKOM.

4. Yth. Ibu Melly Maulin P, S.Sos, M.Si, selaku Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan kemudahan kepada peneliti dengan penuh kesabaran selama penyusunan skripsi, terimakasih banyak ya Ibu,,,,

5. Yth. Seluruh Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan.

6. Yth. Staff dan Sekertariat Program Studi Ilmu Komunikasi, yang telah banyak membantu segala keperluan peneliti selama kuliah.

7. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Dedi Ismatullah SH, M.Hum, yang telah memberikan tempat tinggal, fasilitas, kebutuhan sehari-hari dan juga ilmu yang sangat bermanfaat.

8. Yth. Seluruh Jajaran LKBN ANTARA Biro Jawa Barat, yang telah memberikan izin meneliti dan memberikan data-data yang penulis perlukan.

9. Keluarga Besar Mahasiswa Unikom : Didin, Nofly, Saeful, Yoga, Candra, Irfan, Fajar, Mizan, Reza, Dian, Heri beserta alat perekamnya, Indra, Eki, Fikri, Aksan, Sarah, Popon, Umi, Nita, Hani, Suci.


(2)

viii

10.Keluarga Besar Trojan Army : Kukuh dan Ira, Dikdik dan Dhani, Akbar dan Hala beserta Feny, Opik, Doni, Ari, Eko.

11.Penghuni Kost : Eep, Dian Mordiana, Holi, Ferdi, Yoka, Yudhi, Dandan. 12.Penghuni Seberang UNIKOM : Bunda, Heru, Wawan, Jamil, Somad 13.Saudara-saudaraku : Henry dan Agung.

14.Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah mendorong peneliti selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung.

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih diperlukan penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan penelitian ini, dan penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan pembaca lainnya. Semoga semua bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diberikan itu akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin..

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Bandung, Juli 2010 Peneliti


(3)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Manfaat Penggunaan Internal Antara System (IAS) Dalam Proses Pengiriman Berita Oleh Wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Barat

Nama : Muhammad Hardi Ja’alhaq NIM : 41805891

Program Studi : Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disahkan : Bandung, Agustus 2010

Menyetujui, Pembimbing

Melly Maulin P., S.Sos.,M.Si. NIP. 4127. 35. 30. 004

Mengetahui, Dekan FISIP

Universitas Komputer Indonesia

Prof. Dr. J. M. Papasi NIP. 4127. 70. 00. 011

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Rismawaty, S.Sos, M.Si NIP. 4127. 35. 30. 002


(4)

103

PEDOMAN WAWANCARA

Manfaat Penggunaan Internal Antara System (IAS) Dalam Proses Pengiriman Berita Oleh Wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Bandung.

Nara Sumber :

Sebagai :

Hari/Tanggal :

1. Bagaimana kecepatan penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Bandung?

a. Berapa lama penggunaan IAS dalam proses pengiriman berita?

b. Apakah kecepatan penggunaan IAS sudah sesuai dengan tujuan penggunaan IAS?

c. Apakah faktor deadline bisa mempengaruhi kecepatan penggunaan IAS dalam segi penulisan?

2. Bagaimana ketepatan tujuan pesan melalui penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Bandung?

a. Kepada siapakah pengiriman berita melalui IAS ditujukan?

b. Apakah pengiriman berita melalui IAS selalu sesuai dengan alamat yang dituju?

c. Cara apakah yang dilakukan apabila pengiriman pengiriman berita melalui IAS tidak tepat atau gagal?


(5)

104

3. Bagaimana jangkauan komunikasi melalui penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Bandung?

a. Bagaimana jangkauan yang terdapat dalam berkomunikasi melalui IAS? b. Dalam ruang lingkup seperti apakah konteks komunikasi yang terjalin melalui

media IAS?

c. Siapa saja yang berhak menggunakan IAS?

d. Daerah mana saja yang termsuk kedalam Biro Bandung yang menggunakan IAS?

4. Bagaimana peningkatan proses kerja melalui penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Bandung?

a. Bagaimanakah keunggulan IAS dengan media pengiriman berita sebelumnya? b. Apakah ada kekurangan IAS dari media sebelumnya?

c. Apakah penggunaan IAS mendukung kinerja wartawan?

5. Bagaimana manfaat penggunaan Internal Antara System (IAS) dalam proses pengiriman berita oleh wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Bandung?

a. Apa harapan dari penggunaan IAS dalam proses pengiriman berita?

b. Apakah ada perencanaan pemakaian media lain yang melebihi kegunaan IAS? c. Apakah IAS berpengaruh terhadap kualitas berita?


(6)

ii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Ahli Madya, Sarjana, Master dan Doktor) baik di Universitas Komputer Indonesia maupun Perguruan Tinggi lainnya. 2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan penelitian saya sendiri tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah dan dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dan jelas ditentukan sebagai acuan dalam naskah yang disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sangsi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Bandung, Juli 2010 Yang membuat pernyataan

Muhammad Hardi Ja’alhaq NIM. 41805891