sebagai badan hukum sepanjang dilakukan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan UUPT 402007. Tanpa adanya penyesuaian, PT tidak dapat melakukan
perbuatan hukum. Maka akibat hukum yang akan terjadi adalah :
2.1. Status Badan Hukum Yang Dimiliki PT
UUPT menyatakan dengan tegas dalam Pasal 1 Ayat 1 UUPT 402007 bahwa PT adalah Badan Hukum. Dengan demikian, kedudukan PT
sebagai Badan Hukum. Tugas untuk menguruskan pengesahan PT untuk menjadi badan hukum merupakan kewenangan dari pengurus atau pendiri PT
yang biasanya diberikan kuasa kepada Notaris untuk mengurusnya.
17
Suatu badan adalah badan hukum jika pertanggungjawabannya itu diletakkan terbatas dengan kekayaan badan itu saja, dan adalah bukan suatu
badan hukum, jika pertanggungjawabannya itu diletakkan para sekutunya, secara individual langsung terhadap kekayaan pribadi masing-masing.
18
Kedudukan PT sebagai badan hukum semata-mata ditentukan oleh pengesahan sebagai badan hukum yang diberikan oleh KEMENKUMHAM
dan sejak itu PT menjadi subyek hukum yang mampu mendukung hak dan kewajiban yang bertanggung jawab secara mandiri terhadap segala akibat yang
timbul atas perbuatan hukum yang dilakukannya. Untuk tiap perubahan dalam syarat-syarat pendiriannya, dan dalam hal perpanjangan, harus diperoleh
pengesahan yang sama.hal ini kiranya sebagai pemikiran yang logis, sebab jika tidak demikian, maka lembaga pengesahan sebagai lembaga pengontrol itu
17
Sastrawidjaja dan rai mantili, perseroan terbatas menurut tiga undang-undang jilid 1, alumni, bandung, 2008. h. 30
18
Mollengraff, dalam Sastrawidjaja dan rai mantili, perseroan terbatas menurut tiga undang- undang jilid 1, alumni, bandung, 2008. h. 30
tidak mempunyai kekuatan efektif. Karena itu untuk setiap perubahan Anggaran Dasar harus pula dimintakan pengesahan dan ketentuan perubahan
tersebut barulah berlaku efektif manakala perubahan tersebut sudah memperoleh pengesahan.
Tujuan utama dari keharusan PT untuk melakukan penyesuaian Anggaran Dasar adalah agar Anggaran Dasar yang dimiliki PT sesuai dengan
UUPT sehingga PT mendapatkan pengesahan badan hukumnya sebagai PT. PT yang belum melakukan Penyesuaian Anggaran Dasar tetap berdiri sebagai PT
akan tetapi bisa saja tidak dapat dikatakan sebagai badan hukum, Syarat mutlak untuk diakui sebagai badan hukum, himpunan
perkumpulan badan usaha itu harus mendapatkan “pengesahan” dari pemerintah c.q Menteri Kehakiman dh Gubernur Jendral psl. 1 stb. 1870. No.
64.
19
dalam Pasal 14 UUPT 402007 menyatakan bahwa perbuatan hukum atas nama PT yang belum memperoleh status badan hukum, hanya boleh
dilakukan oleh semua anggota direksi bersama-sama semua pendiri serta semua anggota dewan komisaris PT dan mereka semua bertanggung jawab
secara renteng atas perbuatan hukum tersebut. Sebelum perseroan mendapat status badan hukum, kepentingan PT
diurus oleh para pendirinya sehingga maju mundurnya perkembangan PT pada waktu belum menjadi badan hukum ditentukan oleh para pendirinya.
20
Hal ini menimbulkan dampak : a.
Tidak Dapat Melakukan Perbuatan Hukum Dengan Pihak Ketiga.
19
Titik Triwulan Tutik. Hukum Perdata Dalam sistem hukum Nasional, Jakarta, Kencana, 2008. h. 34
20
agus budiarto. Tanggung Jawab Pendirian Perseroan terbatas, Ghalia, Jakarta, Indonesia, 2002. h. 106
Keharusan PT dalam melakukan penyesuaian Anggaran Dasar, namun dari pihak pengurus PT masih banyak yang tidak memperdulikan
hal tersebut, ini diakibatkan karena PTmasih tetap bisa melakukan aktifitas usahanya meskipun PT belum melakukan penyesuaian Anggaran
Dasarnya, ini bisa terjadi ketika belum berakhir jangka waktu berdirinya PT ataupun belum berakhir persyaratan lainnya yang menyangkut sahnya
sebagai badan hukum PT, karena dalam melakukan pembaharuan atau perpanjangan harus melakukan penyesuaian Anggaran Dasar terlebih
Dalam Pasal 1320 KUHPerdata mengenai sahnya persetujuan diberlakukan empat syarat yaitu :
1 Sepakat mereka yang mengikat dirinya;
2 Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3 Suatu hal tertentu;
4 Suatu sebab yang halal.
Dalam pasal di atas dapat disimpulkan bahwa jika tidak terpenuhinya Ayat 1 dan 2 dapat dibalakan dan jika tidak terpenuhinya
Pasal 3 dan 4 maka dapat batal demi hukum karena tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Suatu PT dalam rangka menjalankan aktivitas usahanya selalu berhubungan dengan pihak ketiga seperti melakukan transaksi jual-beli,
sewa-menyewa, utang-piutang dan sebagainya. dan apabila pihak ketiga mengharuskan PT melakukan penyesuaian Anggaran Dasar PT sebagai
prasyarat, maka hubungan hukum PT yang belum melakukan penyesuaian Anggaran Dasarnya dengan pihak ketiga batal demi hukum.
b. Tidak Dapat Melakukan Perpanjangan Dokumen-dokumen PT.
Sesuai dengan undang-undang dasar 1945 Pembangunan Nasional sebagaimana tercantum pada Garis-garis Besar Haluan Negara
selanjutnya ditulis GBHN dan perkembangan kegiatan dibidang ekonomi nasional khususnya yang dewasa ini sudah semakin meningkat, maka
dibutuhkannya perlindungan kepada PT yang menjalankan secara jujur dan terbuka merupakan salah satu tujuan utama dari UUPT 402007.
PT yang berbadan hukum dari KEMENKUMHAM harus melakukan penyesuaian Anggaran Dasar PT, jika tidak maka PT tidak
dapat melakukan perpanjangan dokumen-dokumen yang seharusnya dapat
sebagai perlindungan terhadap badan hukum yang telah dimiliki PT. ini
dapat mengakibatkan aset-aset yang telah dimiliki atas nama PT baik benda bergerak maupun tak bergerak dapat tidak diaku oleh PT baru yang
memakai nama sama yang telah disahkan oleh KEMENKUMHAM, perpanjangan dokumen-dokumen tersebut meliputi :
1 Hak Guna Usaha selanjutnya disebut HGU atau Hak Guna
Bangunan selanjutnya ditulis HGB Pada dasarnya, PT tidak boleh membeli tanah yang berstatus Hak Milik. Cara agar perusahaan
tersebut dapat membeli tanah yang bersangkutan, maka status kepemilikan tanah harus diubah dari Hak Milik menjadi Hak Guna
Bangunan HGB dengan mengajukan permohonan melalui kantor
BPN setempat. Selanjutnya pihak BPN akan mengubah status kepemilikan tanah dari Hak Milik menjadi HGB ataupun Hak Pakai
kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah selanjutnya ditulis PPAT. Sebagai hak atas tanah yang masa berlakunya terbatas untuk jangka
waktu tertentu Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai memerlukan kejelasan mengenai beberapa hal, antara lain mengenai
persyaratan perolehannya, kewenangan dan kewajiban pemegangnya, dan status tanah dan benda-benda di atasnya sesudah hak itu habis
jangka waktunya. Kejelasan itu sangat diperlukan untuk memberikan beberapa kepastian hukum, baik kepada pemegang hak, kepada
Pemerintah sebagai pelaksana Undang-undang Pokok Agraria, maupun kepada pihak ketiga.
2 Nomor Pokok Wajib Pajak selanjutnya ditulis NPWP, Perseroan
diwajibkan membuat NPWP pada kantor pelayanan pajak meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak yang
bersangkutan. Hal ini dikaitkan dengan ketentuan yang terdapat dalam PP No. PP 351983 tentang Pendaftaran, Pemberian Nomor Pokok
Wajib Pajak, Penyampaian Surat Pemberitahuan, Dan Persyaratan Pengajuan Keberatan, tempat pendaftaran diri Wajib Pajak untuk
memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak di Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya.
3 Surat Ijin Tempat Usaha selanjutnya ditulis SITU Tanda Daftar
Perusahaan selanjutnya ditulis TDP Daftar PT yang merupakan
sumber informasi resmi untuk semua pihak yang berkepentingan mengenai identitas dan hal-hal yang menyangkut dunia usaha dan
perusahaan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia. Daftar Perusahaan merupakan daftar
catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan Undang-undang dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan
memuat hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap PT, serta disahkan oleh pejabat yang berwenang dari kantor pendaftaran perusahaan.
Pendaftaran wajib dilakukan dalam jangka waktu 3 tiga bulan setelah perusahaan mulai menjalankan usahanya, hal-hal yang wajib
dicantumkan adalah: a.
nama perseroan dan merek perusahaan. b.
tanggal pendirian perseroan dan jangka waktu berdirinya perseroan
c. kegiatan pokok dan kegiatan usaha lain dan ijin usaha yang
dimiliki d.
alamat perusahaan, kantor cabang, kantor pembantu dan agen serta perwakilan perseroan pada waktu perseroan didirikan dan
setiap perubahannya e.
identitas dan alamat pengurus dan komisaris f.
kegiatan usaha pokok g.
tanggal pengesahan menteri h.
tanggal mulai usaha ,nomor pengesahan badan hukum, pengajuan
permintaan pendaftaran 4
Surat Ijin Usaha Perdagangan selanjutnya ditulis SIUP, dengan maksudnya diadakan Surat Ijin Usaha adalah agar PT yang telah ada
dapat terjamin kelangsungan hidupnya, sehingga sektor-sektor bidang usaha yang dianggap telah mengalami kejenuhan pemasarannya,
dilarang mendirikan. bahkan untuk perusahaan disektor yang bersangkutan sudah jenuh pemasarannya dilarang untuk melakukan
perluasan kecuali dengan izin dari pemerintah. Selanjutnya para pendiri harus membuatan TDP PT ke Dinas Perindustrian dan
Perdagangan selanjutnya ditulis DISPERINDAG. Hal ini menurut ketentuan yang terdapat dalam UU No. 3 Tahun 1982 Tentang Wajib
Daftar Perusahaan. Sebagai diketahui bahwa akta yang mendapatkan pengesahan
KEMENKUMHAM, yang bertanggungjawab dalam PT adalah para pemegang saham, mereka masing-masing bertanggungjawab secara
pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan tanggungjawab sampai melebihi nilai saham yang diambil.
Jika PT
yang telah
mendapatkan pengesahan
KEMENKUMHAM tetapi belum melakukan pendaftaran perusahaan dan pengumuman, selama pendaftaran dan pengumuman itu belum
dilaksanakan, maka Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas segala perbuatan hukum yang dilakukan atas nama PT. Ini
bertujuan agar masyarakat , khususnya pihak ketiga dapat mengetahui
secara ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar PT serta mengetahui keabsahan sebagai badan hukum PT tersebut.
c. Tidak Bisa Melakukan Perubahan Pengurus Perseroan Terbatas.
Pada hakikatnya suatu PT mempunyai dua sisi, yang pertama sebagai suatu badan dan yang kedua pada sisi yang lain adalah suatu
wadah atau tempat diwujudkannya kerjasama antara pemegang saham atau pemilik modal. Jelas terlihat bahwa PT merupakan suatu badah hukum
yang sengaja diciptakan dengan demikian PT adalah subyek hukum yang mandiri, yang mempunyai hak dan kewajiban, yang pada dasarnya tidak
berbeda dengan hak dan kewajiban subyek hukum manusia. Sebagai suatu subyek hukum yang mandiri, maka keberadaan PT tidak bergantung pada
keberadaan para pemegang saham, direksi dan dewan komisaris. Pergantian pemegang saham, direksi, atau komisaris tidak mempengaruhi
keberadaan PT. maka suatu perbuatan perdata semata-mata tidak dapat menjadikan suatu organisasi menjadi badan hukum, akan tetapi harus
berdasarkan undang-undang. Hal ini berbeda dengan yayasan yang menjadi badan hukum berdasarkan sistem terbuka yaitu dengan tidak
berdasar pada undang-undang atau dengan undang-undang, tetapi berdasarkan
kebiasaan, doktrin,
dan mungkin
didukung oleh
yurisprudensi
21
. Jika dilihat dari butir 9.0 lampiran III Kepmen Nomor. M.03-PR.08.01 Tahun 1996, tentang tata Cara Penyampaian Laporan Akta
21
opcit. Hal 56
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas, memang disediakan kolom untuk mengisi perubahan-perubahan Anggaran Dasar dan atau
susunan pengurus, tetapi cukup dilakukan dengan “memberitahukan” kepada KEMENKUMHAM.
Tanpa adanya penyesuaian PT tidak dapat melakukan perbuatan hukum, karena PT yang akan merubah susunan pengurus PT atau ketika
direksi dan atau dewan komisaris yang berakhir masa jabatannya Harus memperpanjang
masa jabatan
dan harus
melaporkan kepada
KEMENKUMHAM dan itu tidak dapat dilakukan oleh PT yang belum melakukan penyesuaian Anggaran Dasarnya. apabila PT yang akan
merubah susunan pengurus atau organ PT yang harus mengajukan persetujuan menteri harus telah melakukan penyesuaian.
d. Perseroan Terbatas Tidak dapat melakukan Merger, Akuisisi, dan
Konsolidasi Perluasan atau expansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan
untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan Ekspansi bisnis dapat
dilakukan dalam beberapa metode, yakni : Merger, konsolidasi, akuisisi karena hal ini sangat umum dilakukan agar PT dapat memenangkan
persaingan, serta terus tumbuh dan berkembang. PT selalu ingin agar usaha yang dijalankan mengalami yang
sangat cepat, baik berkembangan usaha dalam pangsa pasar, maupun saham, PT tidak akan menghadapi resiko adanya produk baru. Selain itu,
jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya dengan
meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan PT ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang
melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk
melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan
peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.
Beberapa PT tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. PT yang
tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan
perusahaan yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli. Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran
pengambilalihan yang tidak bersahabat. mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihannya dengan hutang, atau karena beban hutang.
Berdasarkan Pasal 126 UUPT 402007, Perbuatan hukum penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan, harus memperhatikan :
1 Kepentingan Perseroan, Pemegang Saham, Minoritas dan Karyawan
Perseroan. 2
Kreditor dan mitra usaha lainnya dari Perseroan. 3
Kepentingan masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha.
Dari apa yang diuraikan diatas, dapat kita menarik perbedaaan dan pokok diantara ketiga bentuk tersebut, serta dikaitkan dengan adanya
Penyesuaian Anggaran Dasar PT terhadap UUPT, yaitu: 1
Merger Ada satu PT yang eksistensinya tetap ada dan hidup,
sedang PT yang lainnya lenyap menggabungkan diri dalam PT yang tetap ada. Pada dasarnya PT yang mengajukan untuk menggabungkan
dirinya kepada PT yang lainnya tidak diharuskan untuk melakukan penyesuaian Anggaran Dasar karena pada nantinya PT yang
menggabungkan diri akan berakhir karena hukum, akan tetapi pada PT yang masih ada haruslah sudah melakukan Penyesuaian Anggaran
Dasar karena salinan akta penggabungan PT dilampirkan pada pengajuan permohonan untuk mendapatkan persetujuan menteri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Ayat 1 UUPT 402007 tentang hal perubahan Anggaran Dasar harus mendapat persetujuan
Menteri, hal ini diatur dalam Pasal 129 Ayat 1 sub a UUPT 402007
atau cukup penyampaian pemberitahuan kepada Menteri yang diatur dalam Pasal 129 Ayat 2 UUPT 402007. Apabila PT yang masih ada
belum melakukan Penyesuaian Anggaran dasar terhadap UUPT 402007 maka dapat menghambat proses penyampaian permohonan
perubahan anggaran dasar karena PT tidak terdaftar dalam data base KEMENKUMHAM.
2 Akuisisi
Eksistensi kedua PT tetap ada dan hidup, tidak ada satupun yang bubar. Hanya saja karena saham dari PT yang satu
dikuasai oleh saham dari PT yang lain, maka secara manajemennya terjadi satu kesatuan manajemen. Merupakan hal yang sama seperti
merger yaitu, salinan akta pengambilalihan PT wajib dilampirkan pada penyampaian pemberitahuan kepada menteri tentang perubahan
Anggaran Dasar hal ini diatur dalam Pasal 131 Ayat 1 UUPT 402007. Akan tetapi dalam sahnya sebagai badan hukum kedua PT
haruslah sudah melakukan Penyesuaian Anggaran Dasar. 3
Konsolidasi semua PT yang pernah ada menjadi bubar dan meleburkan
diri menjadi satu PT yang baru. Dalam hal ini karena kedua PT menjadi baru atas nama PT yang baru, maka kedua PT dihadapan
Pejabat Notaris membuat akta Pendirian PT hasil peleburan diperuntukkan dalam pengesahan sebagai badan hukum yang baru,
Pasal 130 UUPT 402007 mengatur bahwa “ salinan akta Peleburan
dilampirkan pada pengajuan permohonan untuk mendapatkan Keputusan Menteri mengenai Pengesahan badan hukum PT hasil
Peleburan”. Meskipun Anggaran Dasar PT yang baru sesuai dengan UUPT dalam proses Peleburan, kedua PT yang lama haruslah sudah
melakukan Penyesuaian Anggaran Dasar, karena PT yang lama haruslah sudah terdaftar sebagai Badan Hukum dalam arsip
KEMENKUMHAM agar jelas asal usul dan data yang jelas terhadap PT yang baru.
Hal ini semua demi berlakuknya kepastian hukum maupun perlindungan hukum bagi pihak-pihak yang beritikat baik.
2.2. Status Nama dalam SABH