parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al
2
O
3
atau platina dalam lempung.
d. Alkilasi Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi
molekul yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3 suatu asam kuat Lewis.
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.
e. Treating Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan
pengotor-pengotornya. f. Blending
Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin
yang memiliki berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca.
Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.
2.4.2 Proses Produksi Biogas
Menurut Simamora, S et al 2006, menyatakan bahwa dalam pembuatan biogas ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yakni;
•
Ada bahan pengisi yang berupa bahan organik, terutama limbah pertanian dan peternakan.
•
Ada intalasi biogas yang memenuhi beberapa persyaratan seperti, lubang pemasukan dan pengeluaran, tempat penampungan gas, dan penampungan
sludge sisa Pembuangan.
Universitas Sumatera Utara
•
Terpenuhinya faktor pendukung yakni faktor dalam dari digester yang meliputi imbangan Cn, pH, dan struktur bahan isian kehomogenan dan
faktor luar yang meliputi fluktasi suhu. Ada tiga kelompok bakteri yang berperan dalam proses pembentukan
biogas: 1. Kelompok bakteri fermentatif, yaitu: Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa
jenis Enterobactericeae, 2. Kelompok bakteri asetogenik, yaitu Desulfovibrio,
3. Kelompok bakteri metana, yaitu Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria, dan Methanococcus.
Sedangkan terkait dengan temperatur, secara umum ada 3 rentang temperatur yang disenangi oleh bakteri, yaitu:
1. Psicrophilic suhu 4 – 20
C, biasanya untuk negara-negara subtropics atau beriklim dingin,
2. Mesophilic suhu 20 – 40
C, 3. Thermophilic suhu 40
– 60 C, hanya untuk men-digesti material, bukan untuk
menghasilkan biogas. Dengan demikian, untuk negara tropis seperti Indonesia, digunakan
unheated digester digester tanpa pemanasan pada kondisi kondisi temperatur tanah 20
C – 30 C. http:desakuhijau.org.2007
Secara garis besar proses pembentukan biogas dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
1. Tahap Hidrolisis Hydrolysis
Pada tahap ini, bakteri memutuskan rantai panjang karbohidrat kompleks; protein dan lipida menjadi senyawa rantai pendek. Contohnya polisakarida
diubah menjadi monosakarida, sedangkan protein diubah menjadi peptide dan asam amino.
2. Tahap Asidifikasi Acidogenesis dan Acetogenesis
Pada tahap ini, bakteri Acetobacter aceti menghasilkan asam untuk mengubah senyawa rantai pendek hasil proses hidrolisis menjadi asam
asetat, hidrogen, dan karbon dioksida. Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerob yang dapat tumbuh dan berkembang dalam keadaan asam.
Universitas Sumatera Utara
Bakteri memerlukan oksigen dan karbondioksida yang diperoleh dari oksigen yang terlarut untuk menghasilkan asam asetat. Pembentukan asam
pada kondisi anaerobik tersebut penting untuk pembentukan gas metana oleh mikroorganisme pada proses selanjutnya. Selain itu bakteri tersebut
juga mengubah senyawa berantai pendek menjadi alkohol, asam organik, asam amino, karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan sedikit gas
metana.Tahap ini termasuk reaksi eksotermis yang menghasilkan energi. C6H12O6
→ 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP -118 kJ per mol. 3.
Tahap Pembentukan Gas Metana Methanogenesis Pada tahap ini, bakteri Methanobacterium omelianski mengubah senyawa
hasil proses asidifikasi menjadi metana dan CO2 dalam kondisi anaerob. Proses pembentukan gas metana ini termasuk reaksi eksotermis.CH3COO-
+ H+ CH4 + CO2 -36 Kj per mol www.wikipedia.org
Gambar 2.1 Stage anaerobic Digestion Marchaim, 1992
2.5. Manfaat Premium dan Biogas dalam Kehidupan