Penagihan Pajak Dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Tunggakan Pajak (Survey Pada 10 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Di Kanwil Jawa Barat I)
(2)
On Tax Arrears
(Survey On 10 Tax Area in Kanwil Jawa Barat I)
SKRIPSI
i
✁jukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Disusun oleh :
ANNIS ANINDITA MUNGGARANI
21108008
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(3)
(4)
ii
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Perpajakan merupakan salah
satu instrumen kebijakan fiskal yang dinamis, penerapannya harus senantiasa
mengikuti dinamika perekonomian, baik domestik maupun internasional. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penagihan pajak dan kepatuhan wajib
pajak terhadap tunggakan pajak pada 10 Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil DJP
Jabar I. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
verifikatif.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah petugas pajak bagian penagihan
yang berjumlah 36 orang sebagai populasi, dan seluruh populasi dijadikan sampel
menggunakan teknik sensus. Untuk mengetahui pengaruh penagihan pajak dan
kepatuhan wajib pajak terhadap tunggakan pajak, digunakan uji statistik.
Pengujian statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji asumsi klasik,
analisis korelasi, analisis regresi linier berganda, koefisiensi determinasi dan uji
hipotesis yang dibantu menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 17.
Selanjutnya hasil pengujian data menunjukkan bahwa pengaruh penagihan
pajak terhadap tunggakan sangat kuat, artinya tunggakan pajak sangat dipengaruhi
oleh penagihan pajak. Begitu juga dengan kepatuhan pajak, berpengaruh sangat
kuat terhadap tunggakan pajak.
Kata Kunci: Pajak, Penagihan Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak, Tunggakan
Pajak
(5)
i
Tax is a compulsory contribution to the country owed by the individual or entity
that is enforceable under the Act, by not getting the benefits directly and used for
state purposes for the greatest welfare of the people. Taxation is a dynamic
instrument of fiscal policy, its application must always follow the dynamics of the
economy, both domestically and internationally. The purpose of this study to
determine the effect of tax collection and taxpayer compliance of tax arrears on the
10 Tax Office in West Java Regional Office DJP I. The method used in this research
is descriptive method and verificative method.
The unit of analysis in this study is the council tax billing section, amounting to
36 people as a population, and the entire population is sampled using census
techniques. To determine the effect of tax collection and taxpayer compliance against
the delinquent taxes, use of statistical tests. Statistical test used in this study is the
classical assumption test, correlation analysis, multiple linear regression analysis,
coefficient determination and test the hypothesis that assisted using IBM SPSS
Statistics 17 application.
The results of testing data show that the influence of delinquent tax collection
is very strong, it means tax arrears was strongly influenced by the tax collection.
Likewise with tax compliance, very strong influence on delinquent taxes.
(6)
iii
S
eg
ala p
ji d
u
an
sy
u
r k
k
u
eh
ad
irat
✡llah
S
W
T, berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan, dan kekuatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.
Usulan penelitian ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan dalam
menempuh program
studi Strata 1 pada program studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung
(UNIKOM). Dimana judul yang diambil yaitu:
PENGARUH PENAGIHAN
PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP TUNGGAKAN
PAJAK (Survey Pada 10 KPP Pratama di Kanwil Jawa Barat I)
.
Penulis tidak bisa memungkiri bahwa dalam menyusun skripsi ini, penulis
menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan Prof. Dr. Hj. Umi
Narimawati, Dra, SE. M. Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk
yang sangat berharga demi selesainya penyusunan skripsi ini, akhirnya dengan
doa, semangat ikhtiar penulis mampu melewatinya.
Dalam kesempatan ini penulis megucapkan banyak terimakasih terutama
kepada Ibu, Ayah dan Adik yang selalu mendoakan dan memberi dukungan baik
secara moril maupun materil serta kasih sayang yang tiada henti kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini hingga selesai. Penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu:
(7)
iv
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini, SE., M. Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia.
4. Inta Budi Setyanusa, SE., M.Ak dan Lilis Puspitawati, SE., M.Si selaku
Penguji.
5. Surtikanti, S.E., M.Si., selaku dosen wali yang telah memberikan
dukungan dan bimbingan kepada penulis selama kuliah.
6. Siti Kurnia Rahayu SE, Mak.,Ak., selaku koordinator pajak.
7. Seluruh Dosen dan Staff Unifersitas Komputer Indonesia
8. Sahabat terbaik Rosyana Dewi, Desi Eka Ramayanti, Dickie Anggara dan
Rizki Rasphati yang selalu ada dalam suka dan duka serta selalu
mendukung dan memberi bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
9. Adik kosan Dena Maha, terimakasih buat dukungannya selalu.
10. Icha, Dickie, Epul, Dewyta, Mario, Caesar, Ari, Iman teman bareng dan
seperjuangan saat penyusunan skripsi, terimakasih selalu membantu dalam
proses pembuatan skripsi. Semoga kita selalu kompak. Sukses selalu.
11. Arif, Rika, Iren, Dea, Eka, Andi, Iqin, Putri, Genda dan Adit teman
bermain yang selalu menghibur disaat jenuh mengerjakan skripsi.
Terimakasih teman.
(8)
v
semoga kita sukses.
14. Dan pihak lain yang telah membantu dalam penulisan laporan kerja
praktek ini.
Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan bagi kita semua, dan semoga doa, dorongan, perhatian dan
pengertian yang diberikan kepada penulis mendapat balasan pahala yang
berlipat dari Allah SWT.
Terima kasih.
Wassalamua laikum Wr. Wb.
Bandung,
Juli 2012
Penulis
Annis Anindita Munggarani
21108008
(9)
vi
MOTTO
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN
✢ ✣✢✤✥✦✥✧★✩✪ ✥✫ ✥✬ ✭✮✩ ✬✩✪ ✯✦✯✥✬ ✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✢ ✢ ✣✰✱✲✩ ✬✦✯✳ ✯✫ ✥✴ ✯✲ ✥✬✵ ✶✷ ✶ ✴✥✬✸✥✴✥✪ ✥✹✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✺ ✢✣✰✣✢✱✲✩ ✬ ✦✯✳✯✫ ✥✴ ✯✸✥✴✥✪ ✥✹✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✺ ✢✣✰✣✰ ✵✶✷ ✶ ✴✥✬✸ ✥✴ ✥✪ ✥✹✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✢✻ ✢ ✣✼✸ ✥✫✴ ✶✲✲✥✬✽✶✾ ✶✥✬✮✩ ✬✩✪ ✯✦✯✥✬✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✢✻ ✢✣✼✣✢✸ ✥✫ ✴ ✶✲✮✩ ✬✩✪ ✯✦✯✥✬ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✢✻ ✢✣✼✣✰ ✽✶✾ ✶ ✥✬✮✩ ✬✩✪ ✯✦✯✥✬✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✢✻ ✢ ✣✿❀✩ ✭ ✶✬ ✥✥✬✮✩ ✬✩✪ ✯✦✯✥✬✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✢✢ ✢✣✿✣✢ ❀✩✭✶✬ ✥✥✬✮ ✧✥✫✦✯✴ ✯✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✢✢ ✢✣✿✣✰ ❀✩✭✶✬ ✥✥✬❁✫ ✥✲✩✷ ✯ ✴✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✢✢ ✢ ✣❂✤❃✫ ✥✴ ✯✲ ✥✬❄✥✫✦✶✮✩ ✬✩✪ ✯✦✯✥✬✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✢✢ ✢✣❂✣✢✤❃✫✥✴✯✮✩ ✬✩✪ ✯✦✯✥✬ ✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✢✢ ✢✣❂✣✰ ❄✥✫✦✶✮✩ ✬✩✪ ✯✦✯✥✬✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✢✰
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS
✰ ✣✢❀✥✾ ✯✥✬✮ ✶✴ ✦✥✫✥✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✢✿ ✰ ✣✢✣✢✮✩ ✬✥✭✯✹ ✥✬✮ ✥✾ ✥✫✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✢✿ ✰✣✢✣✢ ✣✢✮✩ ✬ ✭✩ ✧✦✯✥✬✮✩ ✬ ✥✭✯✹ ✥✬✮ ✥✾ ✥✫✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✢✿ ✰ ✣✢✣✢✣✰❅✥✴ ✥✧✮✩ ✬✥ ✭✯✹✥✬✮ ✥✾✥✫✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✢❆ ✰ ✣✢✣✢✣✼★✯✥❇✥✮✩ ✬✥ ✭✯✹✥✬✮ ✥✾ ✥✫✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✢ ❈ ✰ ✣✢✣✢✣✿✮✩✪ ✥✫✴ ✥✬✥✥✬✮✩ ✬ ✥✭✯✹ ✥✬✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✢ ❉ ✰ ✣✢✣✢✣❂✱ ✬✲ ✯✫✥✦❃✧✮✩ ✬ ✥✭✯✹ ✥✬✮ ✥✾ ✥✫✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✰✰ ✰ ✣✢✣✰❀✩❊✥✦✶ ✹✥✬❄✥✾ ✯❋✮✥✾ ✥✫✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✰✰ ✰ ✣✢✣✰✣✢✮✩ ✬ ✭✩ ✧ ✦✯✥✬❀✩❊✥✦✶ ✹✥✬❄✥✾ ✯❋✮✥✾ ✥✫✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✰✰ ✰ ✣✢✣✰✣✰❀✧ ✯✦✩ ✧✯✥❀✩❊✥✦✶ ✹✥✬❄✥✾ ✯❋✮✥✾ ✥✫✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✰✼ ✰ ✣✢ ✣✰✣✼✸ ✥✬ ✳✥✥✦✮ ✧✩ ✲ ✯✫ ✥✦❄✥✾ ✯❋✮ ✥✾ ✥✫✮ ✥✦✶✹✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✰✿ ✰ ✣✢ ✣✰✣✿✱ ✬✲ ✯✫ ✥✦❃✧❀✩❊✥✦✶ ✹✥✬❄✥✾ ✯❋✮ ✥✾ ✥✫✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✰❂ ✰✣✢ ✣✼✽ ✶✬ ✭✭ ✥✫ ✥✬✮ ✥✾ ✥✫✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✰❂ ✰ ✣✢✣✼✣✢✮✩ ✬ ✭✩ ✧ ✦✯✥✬✽✶✬ ✭✭ ✥✫ ✥✬✮ ✥✾ ✥✫✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✰❂ ✰✣✢✣✼ ✣✰✸✩✫✥✬✯✴✷ ✩✮✩ ✬●✥✯✧✥✬✽✶ ✬✭ ✭✥✫✥✬✮ ✥✾ ✥✫✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✣✣✣ ✣✰❆
(10)
vii
❳◗❨◗ P■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■❑ ❑ ❍■ ❑❭❖❢ ❙❘❴❪❖❪■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ❑❤
BAB III OBJEK DAN MERODE PENELITIAN
❑■❏✐ ❛❨❴P❳❴▼❴❫❖❘ ❖◗ ▼■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■❑❥ ❑■ ❍❦ ❴❘❙◆❴❳❴▼❴❫❖❘ ❖◗ ▼■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■❑❥ ❑ ■ ❍■❏❧❴❪◗ ❖▼❳❴▼❴❫❖❘ ❖◗ ▼■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■■■■ ■❑ ❩
❑ ■ ❍■❍✐❢❴❚◗❪❖❙ ▼◗❫❖❪◗❪❖
Variabel...42
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ...46
3.2.3.1 Sumber Data ...46
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data...47
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ...48
3.2.4.1 Uji Validitas...49
3.2.4.2 Uji Realibilitas ...52
3.2.4.3 Uji MSI ...54
3.2.5 Rancangan Analisis dan Rancangan Hipotesis ...56
3.2.5.1 Rancangan Analisis ...56
3.2.5.2 Rancangan Hipotesis ...69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak ...73
4.1.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak ...73
4.1.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak ...78
4.1.3 Uraian Tugas ...79
4.1.4 Aspek Kegiatan Kantor Pelayanan Pajak...82
4.2 Karakteristik Responden...83
4.2.1 Profil Responden Berdasarkan Umur...83
4.2.2 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...84
4.2.3 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja ...84
4.3 Analisis Deskriptif...85
4.3.1 Analisis Deskriptif Penagihan Pajak ...86
4.3.2 Analisis Deskriptif Kepatuhan Wajib Pajak...89
4.3.3 Analisis Deskriptif Tunggakan Pajak...93
4.4 Analisis Verifikatif ...94
4.4.1 Keterkaitan Penagihan Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak,
Tunggakan Pajak ...94
4.4.2 Pengaruh Penagihan Pajak Terhadap Tunggakan Pajak ...96
4.4.3 Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Tunggakan
Pajak ...97
(11)
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(12)
ix
3.1 Normalitas ...62
3.2 Skema Paradigma...69
4.1 Gambar Organisasi KPP ...80
(13)
x
2.1
Jadwal Waktu Penagihan Pajak ... ....21
2.2
Persamaan dan Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu ... ....28
3.1
Desain Penelitian... ....41
3.2
Operasionalisasi Variabel... ....43
3.3
Pilihan Jawaban Kuesioner Positif... ....45
3.4
Pilihan Jawaban Kuesioner Negatif ... ....46
3.5
Standar Penilaian untuk Validitas ... ....50
3.6
Hasil Uji Validitas Kuesioner Penagihan Pajak... ....51
3.7
Hasil Uji Validitas Kuesioner Kepatuhan Wajib Pajak ... ....52
3.8
Standar Penilaian untuk Reliabilitas ... ....53
3.9
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian... ....54
3.10 Kriteria Presentase Tanggapan Responden ...58
3.11 Hasil Uji Normalitas Data ...60
3.12 Hasil Uji Multikolinieritas ...63
3.13 Hasil Uji Heterogenitas ...64
3.14 Hasil Uji Autokorelasi...66
3.15 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ...67
4.1
Profil Responden Berdasarkan Umur...84
4.2
Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...85
4.3
Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja ...85
4.4
Kriteria Pengklasifikasian Presentase Skor Tanggapan Responden
Kriteria Presentase Tanggapan Responden ...86
4.5
Rekapitulasi Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai
Penagihan Pajak ...87
4.6
Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Indikator Surat Paksa ...88
4.7
Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Indikator Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan...89
4.8
Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Indikator Pelaksanaan
Lelang...90
4.9
Rekapitulasi Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai
Kepatuhan Wajib Pajak ...90
4.10 Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Indikator Aspek
Ketepatan Waktu ...91
4.11 Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Indikator Aspek
Income atau Penghasilan Wajib Pajak ...92
4.12 Rekapitulasi Tanggapan Responden Pada Indikator Aspek
Law Enforcement (Pengenaan Sanksi) ...93
4.13 Analisis Regresi Linier Berganda...95
4.14 Nilai Korelasi Penagihan Pajak...97
(14)
xi
Lampiran 3 Daftar Hadir Seminar Usulan Penelitian
Lampiran 4 Lembar Revisi UP
Lampiran 5 Lembar Revisi Sidang Skripsi
Lampiran 6 Catatan Kegiatan Bimbingan
Lampiran 7
Kuesioner
Lampiran 8
Data Ordinal
Lampiran 9
Data Interval
Lampiran 10
Hasil Uji MSI
(15)
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perpajakan merupakan salah satu instrumen kebijakan fiskal yang dinamis,
penerapannya harus senantiasa mengikuti dinamika perekonomian, baik domestik
maupun internasional (Rosdiana, 2006). Mengingat adanya dua fungsi yang
melekat pada pajak (
t ✉✈getair
dan
regulerend
), maka dalam pemungutan pajak
bukan hanya ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan momentum
pertumbuhan ekonomi, juga menggenjot penerimaan negara. Oleh karena itu,
setiap tahun Dirjen Pajak dituntut untuk selalu meningkatkan penerimaan dari
sektor pajak sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dana untuk pembangunan
(Rahayu, 2007). Maka dapat dikatakan sektor perpajakan masih menjadi andalan
pemerintah sebagai sumber pendapatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) kita, meskipun masih banyak sektor lain seperti minyak dan gas
bumi, serta bantuan luar negeri.
Pada kenyataannya dalam beberapa tahun terakhir Direktorat Jenderal Pajak
(Ditjen Pajak) selalu gagal mencapai target dalam APBN (Drajad Wibowo, 2011).
Itu semua di sebabkan masih adanya jutaan masyarakat yang belum membayar
pajak. Untuk itu pemerintah akan menertibkannya sehingga penerimaan negara
naik (Fuad Rahmany, 2011). Namun, untuk mencapai target tersebut tidaklah
mudah, dibutuhkan strategi-strategi khusus dalam meningkatkan penerimaan
pajak di Indonesia.
(16)
Kemudian masalah tentang penerimaan pajak adalah realisasi penerimaan
pajak belum memuaskan. Per 7 November 2011, realisasi penerimaan negara dari
perpajakan masih Rp 681,58 triliun atau 77,6% dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2011 sebanyak Rp 878,68 triliun. Secara
persentase, dibandingkan tahun lalu, penerimaan ini masih rendah. Pada
November 2010, realisasi perpajakan tercatat Rp 487,137 triliun atau 80,4% dari
target dalam APBN-Perubahan 2010 sebesar Rp 606,116 triliun (Fuad Rahmany,
2011). Hingga akhir tahun, realisasi penerimaan pajak sulit menembus angka
100% atau lebih (Gunadi, 2011).
Oleh sebab itu jika pemerintah ingin mengejar target tersebut, selain
pembenahan di Ditjen Pajak maka pemerintah juga harus membuat terobosan
yang benar-benar efektif, bukan terobosan yang berupa konsep. Di atas kertas
target tersebut memang kelihatannya bisa dicapai. Karena faktanya, meski jumlah
wajib pajak yang tercatat sudah cukup banyak tetapi yang benar-benar membayar
pajak hanya sedikit (Drajad Wibowo, 2011). Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak
mencatat sebanyak 1,8 juta wajib pajak (WP) menunggak pajak. (Fuad Rahmany,
2011).
Wajib pajak diberikan kebebasan dalam menghitung besarnya pajak yang
harus disetorkan kepada negara, tentunya dengan peraturan yang telah dikeluarkan
oleh Dirjen Pajak, sehingga wajib pajak bisa yakin akan besarnya pajak yang akan
dilaporkan. Tapi dalam praktiknya tidak semua wajib pajak tepat menghitung
pajaknya dengan benar dan bahkan tidak menyetorkan pajaknya, ada yang dengan
sengaja mengurangi jumlah pajaknya, sehingga harus dilakukan penagihan
(17)
kembali kepada wajib pajak atas kekurangan pajak yang harus dibayar. Menurut
perhitungan KPP Pratama Sumedang pada tahun 2008 terdapat penanggung pajak
sebesar 536 dengan total tunggakan 3.375.513.075 sedangkan pada tahun 2009
terdapat penanggung pajak sebesar 1.451 dengan total tunggakan Rp.
3.757.343.944. Terlihat jelas bahwa terdapat peningkatan penanggung pajak
sebesar 915 dengan total tunggakan sebesar 381.830.869. Oleh karena itu wajib
pajak yang masih memiliki utang pajak wajib melunasinya berikut dengan biaya
penagihannya. Akan dilakukan tindakan penagihan apabila wajib pajak tidak
bersedia untuk melunasi utang pajak tersebut. Oleh karena itu, Kanwil Pajak
Wilayah I dan II Jabar diminta perbaiki sistem dan administrasi perpajakan
(penagihan pajak) agar target capaian pajak bisa terwujud, sementara penunggak
berkurang. (Ahmad Heryawan, 2012).
Wajib pajak pada umumnya sering melakukan penunggakan pembayaran
pajaknya dengan berbagai alasan. Untuk menghadapi wajib pajak tersebut Kantor
Pelayanan Pajak melakukan strategi-strategi tertentu agar wajib pajak melunasi
tunggakan pajaknya. Salah satunya adalah penagihan pajak. Penagihan pajak
adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan
biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan
penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan
pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual
barang yang telah disita. Namun,
jika alasan pemerintah belum bisa menagih
tunggakan pajak itu karena alasan penghitungan, maka hal tersebut tidak masuk
akal. Karena, pemerintah dalam hal ini Ditjen Pajak Kementerian Keuangan
(18)
memiliki kemampuan untuk melakukan penagihan pajak tersebut (Haryono Umar,
2011).
Fenomena lain untuk tunggakan pajak adalah 25-30 persen tunggakan
pajak yang bisa ditagih oleh pemerintah setiap tahunnya. Sisanya, 75 persen, tak
bisa ditagih karena terhalang kasus sengketa pajak (Mochamad Tjiptardjo, 2010).
Melalui Kantor Pelayanan Pajak, Direktorat Jenderal Pajak melakukan berbagai
cara melalui intensifikasi maupun ekstensifikasikan kepada wajib pajak untuk
dapat melakukan pembayaran.
Selain itu, untuk mencapai target tersebut pemerintah melalui Direktorat
Jenderal Pajak beserta strukturnya seperti Kantor Pelayanan Pajak (KPP) disetiap
daerah diberikan target setiap awal tahun dan pada akhir tahun akan dievaluasi
untuk melihat perkembangannya. Dalam usaha KPP untuk mencapai target
tersebut diambil berbagai kebijakan antara lain penambahan jumlah wajib pajak,
penagihan pajak secara lebih aktif kepada setiap wajib pajak yang menunggak
pembayaran pajaknya dan melakukan pemeriksaan dengan teliti. Dengan
penagihan yang lebih aktif dan mengetahui pola pembayaran utang pajak oleh
wajib pajak maka setiap KPP semakin dekat dan mengenal karakter wajib
pajaknya (Riskon Ginting, 2006). Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya
tunggakan pajak ada 2, yaitu faktor ekstern dan faktor intern.
Oleh karena itu, pemerintah sudah menyiapkan strategi khusus untuk
mengejar para penunggak pajak. Data terakhir ada 1,8 juta wajib pajak penunggak
dan terus bertambah tiap tahun. (Agus Martowardojo, 2011). Salah satu upaya
yang akan dilakukan yaitu direktorat Jenderal (Ditjen Pajak) bakal melakukan
sensus pajak pada akhir September 2011 ini. Alasan utamanya adalah karena
(19)
masih banyaknya wajib pajak baik badan maupun orang pribadi yang belum
memenuhi kewajiban pajaknya. Wajib pajak yang menunggak piutang pajak
tersebut kebanyakan menunggak pajak PBB yang jumlahnya tidak terlalu besar
(Fuad Rahmany,2011). Selain itu langkah preventif bisa dilakukan, Pemerintah
mengancam para penunggak pajak yang tak kunjung membayar, namanya akan
diumumkan ke media massa (Agus Martowardojo, 2011). Penegakan hukum
kepada WP/PP yang tidak melunasi tunggakan pajaknya dalam waktu yang telah
ditentukan antara lain adalah dengan memberlakukan tindakan penagihan pajak
yang mempunyai kekuatan hukum yang memaksa, yaitu berupa serangkaian
tindakan agar WP/PP melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan
menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
memeritahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,
melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang yang telah disita (Amin
Purnawan, 2004). Penagihan pajak dilakukan berdasarkan utang pajak yang belum
dibayar (tunggakan pajak) yang tercantum dalam ketetapan pajak. (Gunadi, 2011).
Kemudian pemerintah juga harus segera menyelesaikan tagihan pajak
melalui beberapa langkah, termasuk dengan membawanya ke Mahkamah
Peradilan Pajak. Agar terjadi kesepakatan yang sama-sama menguntungkan baik
pemerintah maupun perusahaan, masalah tunggakan pajak bisa dibawsa ke
Mahkamah Peradilan Pajak, jika masalah tersebut tidak kunjung selesai di
Direktorat Jenderal Pajak. Jika hasil Mahkamah Peradilan Pajak menyatakan
bahwa perusahaan terbukti bersalah dan harus membayar tunggakan pajaknya,
maka perusahaan harus mentaatinya. Demikian juga jika Mahkamah Peradilan
(20)
Pajak menyatakan bahwa pemerintah salah dalam menghitung jumlah besaran
pajak yang harus dibayar perusahaan, maka pemerintah pun harus mentaatinya
dengan menghapuskannya (Emir Moeis, 2008). Wajib Pajak mempunyai hak
untuk mengajukan keberatan atau banding. Kalau dikabulkan maka akan
mengurangi tunggakan. Sebaliknya kalau keberatan atau banding ditolak maka
akan disandera (Agus Martowardojo, 2011).
Pemerintah harus memiliki integritas di atas perusahaan-perusahaan
pengemplang pajak. Jika posisi pemerintah lemah, maka kondisi ini bisa saja
terulang lagi untuk ke depannya (Danang Widoyoko, 2011). Pemerintah akan
memaksimalkan penagihan tunggakan pajak demi peningkatan penerimaan
negara.Dirjen Pajak telah mendapatkan komitmen dari seluruh jajarannya, bahwa
lingkungan pegawai di lingkungan Ditjen Pajak akan semakin menjalankan fungsi
dengan integritas yang tinggi (Agus Martowadojo, 2011).
Kantor pelayanan pajak Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara memblokir
104 rekening wajib pajak yang bandel melunasi kewajiban hutang pajaknya. Dari
104 rekening tadi, sebanyak 53 rekening berasal dari wajib pajak kantor
pelayanan Pare Pare. Pelelangan itu dilakukan setelah langkah awal penagihan
melalui surat teguran, kemudian surat paksa bayar hingga permintaan blokir
rekening tidak ada upaya penyelesaian dari wajib pajak. (Djoni Prasetyo, 2011).
D
i Semarang, Jateng, Videotron atau reklame video disegel karena pemiliknya
telat membayar pajak. Jumlah tunggakan mencapai Rp 1,2 milyar (Elly Sugiatmi
Agustin, 2011).
Ketegasan dari pemerintah daerah ini tentunya diharapkan
(21)
menjadi contoh bagi pemerintah daerah di seluruh Indonesia dan pemerintah pusat
dalam menindak penunggak pajak.
Dalam pelaksanaan penagihan pajak, Direktorat Jenderal Pajak mengaku
tidak ada intervensi dari pihak luar dalam menagih tunggakan-tunggakan pajak.
Penagihan dilakukan agar para wajib pajak makin tertib melakukan pembayaran
pajak. Pihak Direktorat Jenderal Pajak hanya melakukan penagihan pajak secara
aktif sesuai prosedur yang berlaku. Direktorat Jenderal Pajak didukung dan
dilindungi presiden (M. Tjiptardjo, 2010). Independensi Direktorat Jenderal Pajak
dan dukungan dari presiden memang diperlukan, karena dengan begitu usaha
Direktorat Jenderal Pajak dalam menagih tunggakan pajak bisa maksimal.
Namun, pelaksanaan tindakan penagihan pajak sebaiknya dilakukan dengan tetap
berlandaskan pada asas praduga tidak bersalah dan menjaga keseimbangan hak
dan kewajiban antara wajib pajak dan fiskus. Jangan hanya karena mengejar
target penerimaan pajak, mengabaikan hak-hak wajib pajak bahkan melanggar
hak-hak asasi manusia. Perlu diperhatikan aspek keadilan dalam perpajakan yakni
dengan adanya keseimbangan hak dan kewajibannya antara wajib pajak dan
fiskus. Wajib pajak patuh memenuhi kewajibannya bukan karena takut kena
sanksi, melainkan wujud rasa tanggung jawab dan kesadaran akan arti pentingnya
pajak bagi pembangunan, di sisi lain pemerintah harus meningkatkan pelayanan
kepada publik sebagai wujud tanggung jawabnya kepada masyarakat (Amin
Purnawan, 2004).
Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) menargetkan rasio kepatuhan hanya
sebesar 62,5 persen di 2011. Hal tersebut dikarenakan tingkat kesadaran
(22)
masyarakat Indonesia dari segi kepatuhan masih rendah sehingga belum bisa
mencapai 100 persen. Target 62,5% itu adalah target minimal, sedangkan
maksimal tentu kita harapkan 100%. Target minimal ini setiap tahun kita
tingkatkan, hingga natinya 100%, karena sebagai negara berkembang, kesadaran
masyarakat kita masih belum bisa 100% (Liberti Pandiangan, 2011). Berdasarkan
data Ditjen Pajak, pada 2010, SPT PPh yang diterima Ditjen Pajak sebanyak
8.202.309, dengan jumlah WP yang terdaftar sebanyak 15.911.576 dan wajib
pajak yang wajib melaporkan SPT sebanyak 14.101.933 sehingga rasio kepatuhan
sebesar 58,16%. Pencapaian rasio kepatuhan pada 2011 tersebut sudah melebihi
target di 2010 yang sebesar 57,5%.
Pada umumnya, kemauan WP membayar pajak belum didorong oleh
kesadaran pajak, melainkan baru didorong oleh adanya kepatuhan sukarela
(
voluntary compliance
) yaitu apabila WP sudah melaksanakan kewajibannya
mengirimkan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT). Sekalipun WP memenuhi
kewajibannya karena dia takut akan sanksi-sanksi yang tercantm dalam
undang-undan. Kesadaran pajak memerlukan adanya pengertian dari masyarakat tentang
fungsi dan manfaat pajak. Pengertian tersebut akan membawa ke arah kesadaran
pajak (
tax consiouaness
). Selanjutnya timbul kesukaan terhadap pajak (
tax
mindedness
) dan khirnya akan ada disiplin pajak (
tax dicipline
), dimana WP akan
memenuhi kewajibannya dengan jujur dan tepat pada waktunya. Peningkatan
kesadaran WP dalam membayar pajak, perlu diimbangi dengan peningkatan
pelayanan, disamping penegasan pelaksanaan pemeriksaan dan penerapan
sanksi-sanksi perpajakan bagi WP yang belum memenuhi kewajiban perpajakannya.
(23)
Berbagai kebijkan dibidang perpajakan tidak akan berhasil apabila tidak
diimbangi oleh sikap keterbukaan serta kejujuran dari wajib pajak. Kadar
keterbukaan dan kejujuran masyarakat akan menentukan kadar kepatuhan dalam
pembayaran pajak. Pembentukan kadar kepatuhan ini akan dipengaruhi oleh
nilai-nilai sosial yang hidup dalam masyarakat wajib pajak. (Amin Purnawan, 2004).
Berdasarkan paparan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul
PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DAN
KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP TUNGGAKAN PAJAK
(Survey Pada 10 KPP Pratama di Kanwil DJP Jawa Barat I)
.
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas, maka
penulis mencoba mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Masalah yang dihadapi Direktorat Jenderal Pajak di Indonesia saat ini
adalah kurang optimalnya penagihan pajak dalam melakukan pelunasan
tunggakan pajak.
2. Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia dari segi kepatuhan membayar
pajak masih rendah sehingga belum bisa mencapai target 100 persen.
3. Masih banyak wajib pajak belum melunasi utang pajaknya meskipun
(24)
1.2.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penagihan pajak pada KPP Pratama di Kanwil DJP Jawa
Barat I.
2. Bagaimana kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama di Kanwil DJP
Jawa Barat I.
3. Bagaimana tunggakan pajak pada KPP Pratama di Kanwil DJP Jawa
Barat I.
4. Seberapa jauh pengaruh penagihan pajak terhadap tunggakan pajak
pada KPP Pratama di Kanwil DJP Jawa Barat I.
5. Seberapa jauh pengaruh kepatuhan wajib pajak terhadap tunggakan
pajak pada KPP Pratama di Kanwil DJP Jawa Barat I.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan penagihan pajak dalam
upaya mengatasi tunggakan pajak.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis :
1. Penagihan pajak pada KPP Pratama di Kanwil DJP Jawa Barat I.
2. Kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama di Kanwil DJP Jawa Barat I.
3. Tunggakan pajak pada KPP Pratama di Kanwil DJP Jawa Barat I.
4. Pengaruh penagihan pajak terhadap tunggakan pajak pada KPP Pratama
(25)
5. Pengaruh kepatuhan wajib pajak terhadap tunggakan pajak pada KPP
Pratama di Kanwil DJP Jawa Barat I.
1.4 Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Kegunaan Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Direktorat Jenderal
Pajak ataupun KPP dalam mengevaluasi kinerja penagihan dan upaya-upaya
pencairan/pengurangan tunggakan pajak dan pengetahuan kepada organisasi
tentang pengaruh pelaksanaan penagihan pajak dan kepatuhan wajib pajak
terhadap tunggakan pajak. Diharapkan pula dapat membantu memberikan solusi
bagi Kantor Pelayanan Pajak yang mengalami kesulitan dalam penagihan pajak.
1.4.2 Kegunaan Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan, informasi, dan
pengetahuan tentang pengaruh penagihan pajak dan kepatuhan wajib pajak
terhadap tunggakan pajak yang berguna untuk bidang keilmuan pada umunya dan
Akuntansi Pajak pada Khususnya.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian dilaksanakan pada dilaksanakan pada 10 Kantor
Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Jawa Barat I. Hal ini diuraikan pada tabel
berikut :
(26)
Tabel 1.1
Nama dan Alamat Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Jawa Barat I
No
Nama KPP Pratama
Alamat
1
KPP Karees
Jl. Ibrahim Adjie (d/h Jl. Kiara Condong)
No.372, Bandung
2
KPP Soreang
Jl. Raya Cimareme No. 205 Ngamprah,
kab. Bandung Barat
3
KPP Cibeunying
Jl. Purnawarman No.21, Bandung
4
KPP Cicadas
Jl. Soekarno Hatta No. 781, Bandung
5
KPP Bojonagara
Jl. Asia Afrika No.114, Bandung
6
KPP Cimahi
Jl. Raya Barat No.574 Kotak Pos 112,
Cimahi
7
KPP Tegallega
Jl. Soekarno-Hatta No.216, Bandung
8
KPP Sumedang
Jl. Ibrahim Adjie (d/h Jl. Kiara Condong)
No.372, Bandung
9
KPP Cianjur
Jl. Raya Cianjur-Bandung KM. 3, Cianjur
10
KPP Purwakarta
Jl. Ir. H. Juanda No. 1, Ciganea Bunder,
Purwakarta
1.5.2 Waktu Penelitian
Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2012
sampai dengan Agustus 2012. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membuat
rencana jadwal penelitian yang dimulai dengan tahap persiapan sampai ketahap
akhir yaitu pelaporan hasil penelitian. Secara lebih rinci waktu penelitian dapat
dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :
Tabel 1.2
Pelaksanaan Penelitian
Pada 10 Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Kanwil DJP Jawa Barat I
Tahap
Prosedur
Bulan
Maret
2012
April
2012
Mei
2012
Juni
2012
Juli
2012
Agust
2012
I
Tahap Persiapan :
1. Membuat outline dan
proposal UP
2. Bimbingan
dengan
dosen pembimbing
(27)
3. Mengambil formulir
penyusunan UP
4. Menentukan tempat
penelitian
II
Tahap Pelaksanaan :
1. Mengajukan outline
dan proposal Up
2. Meminta
surat
pengantar ke Kanwil
DJP Jabar I
3. Pengumpulan Data
4. Analisis
5. Menulis Draf Skripsi
III
Tahap Pelaporan :
1. Menyiapkan
draft
skripsi
2. Sidang akhir skripsi
3. Penyempurnaan
laporan skripsi
4. Penggandaan skripsi
(28)
✇ ①
2.1 Kajian Pustaka
❷❸❹❺❸❻ ❼❽ ❾❿ ❸➀ ❸ ➁ ➂➃ ❺❾ ❺ ❾❿❽ ➄ ❺ ❼❽❾❿ ❸➀❸ ❿➂➃ ➅ ❸➄ ❸❼ ➁❽ ➀❽ ➆ ❸➃❿ ❺➀➂ ➇
,
❹❽➃❻❸➇ ❺➇➈ ❺❸➅➆ ❼➂ ❻➂ ➇❺❿ ❺❸❻ ❾➂➁➂ ➇❽ ➈ ❻y
❸y
❸❻➉ ➁➂➃ ➀ ❸❺❿ ❸❻ ➄➂ ❻➉❸❻ ❿➊❼ ❺➀ ❼➂ ❻➂ ➇❺❿ ❺❸❻➋ ➌➃ ❸❺❸❻ ➀❸❹❺❸❻ ❼❽ ❾❿ ❸➀ ❸ ➄❺❸➃ ❸➅➀ ❸❻ ❽❻❿❽ ➀ ➈➂ ❻❽y
❾❽❻➀ ➂➃ ❸❻➉➀❸ ❼➂➈ ❺➀❺➃ ❸❻ ❸❿ ❸❽➀➊❻ ❾➂ ❼y
❸❻➉ ❸➀❸❻ ➄ ❺➉❽ ❻ ❸➀❸❻ ➄ ❸➇❸➈ ❼➂ ❻➂ ➇❺❿ ❺❸❻➋ ➍➄❸❼❽ ❻ ❿❺❻ ❹❸❽ ❸❻ ❼❽❾❿ ❸➀❸ ❼ ❸➄❸ ❼➂ ❻➂ ➇❺❿ ❺❸❻ ❺❻ ❺ ➈ ➂ ➇❺❼❽ ❿ ❺ ➀➊❻❾➂ ❼ ➈➂ ❻➉➂ ❻ ❸❺ ❼➂ ❻ ❸➉❺➅ ❸❻ ❼❸❹❸➀ ➆ ➀➂ ❼ ❸❿❽➅❸❻ ➎❸❹❺➁ ❼ ❸❹❸➀ ➄❸❻ ❿❽❻➉ ➉❸➀❸❻❼ ❸❹❸➀➋2.1.1 Penagihan Pajak
2.1.1.1 Pengertian Penagihan Pajak
➏➂ ❻➉➂➃ ❿ ❺❸❻➏➂ ❻ ❸➉❺➅ ❸❻➈➂ ❻❽➃ ❽❿➐❸➃➄❺❸❾➈➊
(2011:125),
➈➂ ❻y
❸❿ ❸➀ ❸❻ ➁❸➅➎❸:
➑➂➃ ❸❻➉➀❸❺❸❻ ❿ ❺❻ ➄❸➀❸❻ ❸➉❸➃ ❼➂ ❻ ❸❻➉ ➉❽❻➉ ❼ ❸❹❸➀ ➈➂ ➇❽ ❻ ❸❾ ❺ ❽ ❿ ❸❻➉ ❼ ❸❹❸➀ ➄ ❸❻ ➁❺❸❸y
❼➂ ❻❸➉❺➅❸❻❼❸❹❸➀ ➄➂ ❻➉❸❻➈➂ ❻➂➉❽ ➃ ❸❿ ❸❽ ➈➂➈❼➂➃ ❺❻➉❸❿➀❸❻➆➈➂ ➇❸➀❾ ❸❻❸➀❸❻❼➂ ❻ ❸➉❺➅ ❸❻ ❾➂➀➂❿ ❺➀❸ ➄ ❸❻ ❾➂➀ ❸➇❺➉❽ ❾➆ ➈➂➈ ➁➂➃ ❺❿ ❸ ➅❽ ➀ ❸❻ ➑❽ ➃ ❸❿ ➏❸➀ ❾ ❸,
➈➂ ❻➉❽❾❽➇➀ ❸❻ ❼➂ ❻➒➂➉❸➅ ❸❻➆ ➈ ➂ ➇❸➀ ❾ ❸❻❸➀❸❻❼➂ ❻y
❺❿ ❸❸❻➆➈ ➂ ➇❸➀ ❾ ❸❻ ❸➀ ❸❻❼➂ ❻y
❸❻ ➄➂➃❸❸❻➆ ➈ ➂ ❻❹❽❸➇➁ ❸➃❸❻➉y
❸❻➉❿➂ ➇❸➅ ➄ ❺❾❺❿ ❸.
Pengertian Penagihan menurut Moeljohadi (2001:11), yaitu :
Perbuatan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak karena Wajib Pajak
tidak melunasi baik sebagian/seluruh kewajiban perpajakan yang terutang
menurut undang-undang perpajakan yang berlaku .
(29)
→➣↔↕ ➙➛➜↕ ↔ ➝↕➞↕ ➟ ➠ ➛➡↕ ➟➢ ➟↕ ↔ ➤ ➣➥➠ ↕➦↕➥➟↕ ↔ ➢ ➧↕ ↔ ➙ ➝↕➞↕ ➟ ↕ ↔ ➙
y
➤ ➣➡➢ ➨ ➠➛➤↕↕➥y
(
➧➢↔➙ ➙↕ ➟↕ ↔➝↕➞↕ ➟) y
↕ ↔ ➙➧➣➥➩↕ ↔ ➧➢ ➨➠↕➡↕ ➨➟ ➣➧➣➧↕ ➝↕↔➝↕➞↕ ➟➫.
➭↕➥➛ ➟ ➣➧➛➙↕ ➝ ➣↔➞ ➣➡↕➦ ↕ ↔ ➠ ➛ ↕ ➧↕➦ ➯ ➝➣↔➢➡ ➛➦ ➠ ↕ ➝↕ ➧ ➨➣↔↕➥ ➛➟ ➟ ➣➦ ➛➨ ➝➢ ➡↕ ↔ ➤↕ ➜➲↕ →➣↔↕ ➙➛➜↕ ↔ →↕➞↕ ➟↕➠ ↕➡↕ ➜ ➧➛↔➠ ↕ ➟↕ ↔ ↕ ↔ ➙
y
➠➛➡↕ ➟➢➟↕ ↔ ➳➡ ➣➜ ➭ ➛➥ ➣➟ ➧➳➥↕ ➧ ➵➣↔➠ ➣➥ ↕➡ →↕➞↕ ➟ ↕ ➙↕➥ ➝ ➣↔↕ ↔ ➙ ➙➢ ↔ ➙ ➝↕➞↕ ➟ ➨ ➣➡➢ ↔↕➦ ➛ ➢ ➧↕ ↔ ➙ ➝↕➞↕ ➟ ➠ ↕ ↔ ➤➛↕↕y
➝ ➣↔↕ ➙➛➜↕ ↔ ➝↕➞↕ ➟ ↕ ↔➙y
➧➣➥➢➧↕ ↔ ➙➨ ➣↔➢ ➥➢ ➧➢ ↔➠↕ ↔ ➙-
➢ ↔➠↕ ↔ ➙➝ ➣➥ ➝↕➞↕ ➟↕ ↔↕ ↔ ➙y
➤➣➥ ➡↕ ➟➢➸➺ ➛↔➠ ↕ ➟↕ ↔➝➣↔↕ ➙➛➜↕ ↔ ➝↕➞↕➟↕ ↔ ➙
y
➠➛➡↕ ➟➢➟↕ ↔ ➳➡ ➣➜➻➛➦ ➟➢➦ ➧➣➥ ➜↕➠↕ ➝ ➲↕➞ ➛➤ ➝↕➞↕➟ ➠ ↕ ↔↕ ➧↕➢ ➝ ➣↔↕ ↔ ➙ ➙➢ ↔ ➙➝↕➞↕ ➟➠ ↕ ➝↕ ➧➠➛➡↕ ➟➢➟↕ ↔➠➣↔➙↕ ↔➠➢ ↕➩↕➥↕➤➣➥➛➟➢➧:
1. Penagihan Aktif
→➣↔↕ ➙➛➜↕ ↔ ↕ ➟➧➛➻
y
↕ ➟ ↔➛ ➝ ➣↔↕ ➙ ➛➜↕ ↔ ↕ ↔ ➙y
➠➛➡↕ ➟➢➟↕ ↔ ➳➡ ➣➜ ➻➛➦ ➟➢➦ ➦ ➣➧➣➡↕ ➜ ➧↕ ↔➙ ➙↕➡ ➞↕ ➧➢ ➜ ➧➣➨ ➝➳ ➝➣➨ ➤↕↕➥↕ ↔y
➠↕➥ ➛ ➼➢ ➥↕ ➧ ➺↕ ➙➛➜↕ ↔ →↕➞↕ ➟(
➼➺→),
➼➢➥ ↕ ➧ ➽➣➧➣➧↕ ➝↕ ↔ →↕➞↕ ➟ ➽➢ ➥↕ ↔ ➙ ➾↕↕ ➥y
(
➼➽→➽➾),
➼➢ ➥↕ ➧ ➽➣➧➣➧↕ ➝↕ ↔ →↕➞↕ ➟ ➽➢ ➥↕ ↔ ➙ ➾↕↕ ➥y
➺↕ ➨➤↕ ➜↕ ↔(
➼➽→➽➾➺)
↕ ➧↕➢ ➦ ➣➞ ➣↔ ➛➦ ↔↕y
,
➟ ➣➝➢➧➢➦ ↕ ↔ ➝➣➨ ➤➣➧➢ ➡↕ ↔➯ ➟➣➝➢ ➧➢ ➦↕ ↔ ➟➣➤ ➣➥↕ ➧↕ ↔➯ ➝➢ ➧➢ ➦ ↕ ↔ ➤↕ ↔➠➛↔➙y
↕ ↔ ➙ ➨ ➣↔ ➙↕ ➟➛➤↕ ➧➟↕ ↔ ➞➢ ➨➡↕ ➜ ➝↕➞↕ ➟ ↕ ↔ ➙y
➟➢ ➥↕ ↔ ➙ ➠ ➛➤↕↕ ➥y
➧➛➠↕ ➟ ➠➛➡➢ ↔↕➦ ➛ ➳➡ ➣➜ ➲↕➞ ➛➤ ➝↕➞↕ ➟ ➦ ➣➜ ➛↔ ➙➙↕ ➠➛➧➣➥ ➤ ➛➧➟↕ ↔ ➦ ➢➥ ↕ ➧ ➧➣ ➙➢➥ ↕ ↔➯ ➦➢ ➥↕ ➧➝↕ ➟➦↕,
➦ ➢ ➥↕ ➧➝➣➥ ➛↔ ➧↕ ➜➨➣➡↕ ➟➢ ➟↕ ↔➝ ➣↔y
➛➧↕↕ ↔➜ ➛↔➙ ➙↕➝➣➡↕ ➟➦↕ ↔↕↕ ↔➝ ➣↔➞➢ ↕➡↕ ↔ ➤↕➥ ↕↔ ➙y
↕ ↔➙➠ ➛➦ ➛➧↕➨ ➣➡ ↕➡➢ ➛➡ ➣➡↕ ↔ ➙➤↕➥↕ ↔ ➙➨➛➡ ➛➟➝➣↔↕ ↔➙ ➙➢↔➙➝↕➞↕ ➟➸2. Penagihan Pasif
→➣↔↕ ➙➛➜↕ ↔ ➝↕➦ ➛➻
y
↕ ➟ ↔➛➝➣ ↔↕ ➙➛➜↕ ↔↕y
↔➙➠ ➛➡↕ ➟➢➟↕ ↔ ➳➡ ➣➜➻➛➦ ➟➢➦ ➦ ➣➤➣➡➢➨➧↕ ↔➙ ➙↕➡ ➞↕ ➧➢ ➜ ➧➣➨➝➳ ➝ ➣➨➤↕y
↕➥↕ ↔ ➠↕➥ ➛ ➦ ➢ ➥↕ ➧ ➧↕ ➙➛➜↕ ↔ ➝↕➞↕ ➟➯ ➼➽→➽➾,
➼➽→➽➾➺ ↕ ➧↕➢ ➦ ➣➞ ➣↔ ➛➦ ↔↕y
,
➟➣➝➢ ➧➢ ➦↕ ↔ ➝ ➣➨➤ ➣➧➢➡↕ ↔➯ ➟ ➣➝➢➧➢➦ ↕ ↔ ➟➣➤ ➣➥↕ ➧↕ ↔➯ ➝➢ ➧➢ ➦↕ ↔ ➤↕ ↔➠➛↔➙y
↕ ↔ ➙➨ ➣↔ ➙↕ ➟➛➤↕ ➧➟↕ ↔➞➢ ➨➡↕ ➜➝↕➞↕ ➟
y
↕ ↔➙➟➢ ➥↕ ↔ ➙➠➛➤↕↕ ➥y
➨➣➡↕➡➢➛➛➨ ➤↕➢ ↕ ↔➯ ➤↕ ➛➟ ➠ ➣↔ ➙↕ ↔➦ ➢➥↕ ➧➨↕➢➝➢↔➠➣↔ ➙↕ ↔➧➣➡ ➣➝➳↔↕ ➧↕➢➨➣➠➛↕➡↕ ➛↔ ↔y
↕.
(30)
2.1.1.2 Dasar Penagihan Pajak
➪➶➹ ➶➘ ➴ ➷➬ ➶➮➱✃ ➶➬ ➴➶❐ ➶❒ ❮ ➷➘❰ ➶➹➶ ➘❒ ➶➬ ➴ ➶➹ ➶Ï
18
➶y
➶Ð1
Ñ➬ ❰➶➬ ➮-
Ò ➬❰ ➶➬➮ ÓÔÕ6
Ð ➶✃ Ò➬1983
➹➷❮ ➶➮➶➱Ö➶➬ ➶ Ð ➷Ï ➶✃ ❰ ➱Ò ❮➶✃ Ð ➷➘ ➶❒ ✃ ➱➘ ❰ ➷➬➮ ➶➬ Ñ➬❰ ➶➬ ➮-
Ò➬ ❰➶➬ ➮ ÓÔÕ28
Ð ➶✃ Ò➬2007
Ð ➷➬Ð ➶➬ ➮❒ ➷Ð ➷ ➬Ð Ò ➶➬ ÑÖÒÖ❰ ➶➬ × ➶Ð ➶Ø ➶➘➶ Ù➷➘➴➶❐ ➶❒➶➬,
➴ ➷➬ ➶➮➱✃ ➶➬➴ ➶❐ ➶❒ ➶❒➶➬❰➱Ï ➶❒ Ò❒ ➶➬❮ ➱Ï ➶Ð ➷➘❰ ➶➴➶ÐÒÐ ➶➬ ➮➴➶❐ ➶❒y
➶➬➮❰➱Ð ➶ ➮➱✃❰➷➬ ➮➶➬Ú1. Surat Tagihan Pajak (STP)
Û❰ ➶Ï ➶✃ ➹Ò ➘➶Ð Ò➬Ð Ò❒ Ö➷Ï ➶❒ Ò❒ ➶➬ Ð ➶➮ ➱✃➶➬ ➴➶❐ ➶❒ ❰➶➬Ü➶Ð ➶Ò ➹➶➬❒ ➹ ➱ ➶❰Ö➱➬➱➹Ð ➘➶➹ ➱ ❮ ➷➘Ò➴ ➶❮ Ò➬ ➮➶❰➶➬Ü➶Ð ➶Ò❰ ➷➬ ❰➶
.
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
Û❰ ➶Ï ➶✃ ➹ Ò ➘➶Ð ❒➷Ð ➷Ð ➶➴ ➶➬ ➴➶❐ ➶❒
y
➶➬ ➮ Ö➷➬ ➷➬Ð Ò❒ ➶➬ ❮➷➹ ➶➘➬y
➶ ❐ ÒÖÏ ➶✃ ➴ Ô❒ Ô❒ ➴➶❐ ➶❒Ý❐ ÒÖÏ ➶✃❒ ➘ ➷❰➱Ð➴ ➶❐ ➶❒Ý❐ ÒÖÏ ➶✃❒➷❒ Ò ➘➶➬ ➮➶➬➴➷Ö❮ ➶➶ ➘➶➬y
➴ Ô❒ Ô❒➴➶❐ ➶❒Ý❮➷ ➹➶➘ ➬➶y
➹ ➶➬❒➹ ➱➶❰Ö➱➬➱➹Ð ➘➶➹ ➱❰ ➶➬❐ ÒÖÏ ➶✃y
➶➬ ➮Ö➶➹ ➱✃✃ ➶➘Ò➹❰➱❮ ➶y
➶ ➘.
3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
Û❰ ➶Ï ➶✃➹Ò ➘➶Ð ❒ ➷Ð ➷Ð ➶➴➶➬➴ ➶❐ ➶❒ ➶➬ ➮
y
Ö➷➬ ➷➬Ð Ò❒ ➶➬Ð ➶Ö❮➶✃ ➶➬ ➶Ð ➶➹❐ ÒÖÏ ➶✃➴ ➶❐ ➶❒y
➶➬ ➮Ð ➷Ï ➶✃❰ ➱Ð ➷Ð ➶➴❒➶➬Õ
4. Surat Keputusan Pembetulan
Û❰ ➶Ï ➶✃ ➹ Ò ➘➶Ð ❒➷➴ ÒÐ Ò➹ ➶➬
y
➶➬ ➮ Ö➷Ö❮ ➷Ð ÒÏ❒ ➶➬ ❒➷➹➶Ï ➶✃ ➶➬ Ð ÒÏ ➱➹Ý ❒➷➹ ➶Ï ➶✃➶ ➬ ✃ ➱Ð Ò➬ ➮,
❰ ➶➬Ü➶Ð ➶Ò ❒➷❒ ➷Ï ➱ ➘Ò➶➬ ➴ ➷➬ ➷➘➶➴➶➬ ❒ ➷Ð ➷➬Ð Ò ➶➬ Ð ➷➘Ð ➷➬Ð Ò ❰➶Ï ➶Ö ➴➷➘➶Ð Ò ➘➶➬ ➴➷➘Ò ➬❰ ➶➬ ➮-
Ò➬ ❰➶➬ ➮➶➬➴➷➘➴➶❐ ➶❒ ➶➬Õ5. Surat Keputusan Keberatan
Û❰ ➶Ï ➶✃➹ Ò➘ ➶Ð❒ ➷➴ÒÐ Ò ➹ ➶➬ ➶Ð ➶➹❒ ➷❮ ➷➘➶Ð ➶➬Ð ➷➘✃ ➶❰ ➶➴ ÞÒ ➘➶Ð ß➷Ð ➷Ð ➶➴➶➬Ù➶❐ ➶❒ ➶Ð➶Ò Ð ➷➘ ✃➶❰ ➶➴ ➴ ➷ÖÔÐ Ô ➬➮ ➶➬ ➶Ð ➶Ò ➴ ➷ÖÒ➬ ➮ÒÐ➶➬ ÔÏ ➷✃ ➴➱✃➶❒ ❒ ➷Ð ➱➮ ➶
y
➶➬ ➮ ❰➱➶❐ Ò❒➶➬ ÔÏ ➷✃ à➶❐ ➱❮➴ ➶❐ ➶❒ Õ(31)
6. Putusan Banding
áâãäãå æç èç é ãê ëã âãê ìíîã âïäãê ìãðãñ ã èãé òãêâïê ó èíîå ã âã æ ôçîã è õíæç èç éãêõíòíîã èãêãê ó
y
â ïãðçñ ãêöä íå÷ãð ïò æãðãñø7. Putusan Peninjauan Kembali
áâãäãå æç èç é ãêùãåñ ãúãåáóçê óã èãéæ íîú öåöê ãê ñ íúòãä ï
y
ãê ó âïãðç ñã ê öä íå ÷ãð ïò æãðãñ ã èãç öä íå û ïîíñèöîã è ü íê â íîãä ìãðãñ èíîå ã âã æ æç èç é ãê ò ãêâïê ó ã èãçæçèçé ãêóç óã èãêâã îïòã âãêæ íîã â ïäãêæãðãñø2.1.1.3 Biaya Penagihan Pajak
ýêèçñ úíäãñ éãê ãñãê é íèïã æ èïêâãñ ãê æ íêãó ïå ãê æãðãñ úíúíîäç ñãê ò ïãã
y
óç êã úíúò ãã îy
åöêöîã îïçú æíäãñ é ãêã æ íêãóïåãê æãðãñ âãê ò ïããy
äã ïê ãêóy
èíîñ ã ïè âíê óãê é íèïã æ èã åã æãê æ íêã ó ïå ãê æãðãñø þãä ïêï úíúòç ã è ã âãêãy
òïããy
æ íêãó ïå ãê æãðãñ ãê óy
å ã îç é âïèã ó ïå öäíå â ïúãê ã ò íé ã îêãy
âïé íéç ã ïñãê âíê óãê èãåã æãêæíäãñ é ãêã ãêæ íêãóïåãêæãðãñã êóy
âïäãñ çñ ãêöä íåðç îçé ïèãæãðãñøë ïãã
y
æíê ãó ïå ãê æãðãñúíêçîç è ôïãåããê âãê ùã î ïåöèì. (2004:366),
ã âãäãå é íòãó ã ïò í îïñçè:
1.
ë ïããy
æíäãñ éãê ããê ã èã ç æíêãúæã ïãêy
é ç îã è æãñ éãy
ãê ó úíä ïæç èï ò ïããy
å ã îïãê âãêò ïããy
æí îðãäãê ãêðçîçé ïèã.
2.
ë ïããy
æíäãñé ãê ããê æíêï èããêÿy
ãêóy
úíä ïæç èï òïãy
ã åã î ïãê âãê ò ïããy
æ íîðãäãêãê ðç îç é ïèã æãðãñâãê âç ã öîãê ó é ãñé ïy
ãê ó å ã îçéã âã ó çê ãé ãå êãy
æ íäãñé ãêã ãêæ íêïèããêy
æãðãñø3.
ë ïããy
æ íê íó ãåãê âãê✁ã èãçæ íêãêâíîããêøy
4.
ë ïããy
æ íäãñé ãê ããêä íäãê óã êóy
úíä ïæç èïò ïããy
æíêó çúçú ãêä íäãê óâ ïé çîã è ñ ãòã î âãê úíâïã äã ïê êy
ã,
ò ïããy
ä íäãêó,
òïããy
æ íêy
ïúæãê ãê ò ã îãê óy
ãê ó â ïé ïèã âãêò ïããy
äã ïêãê óy
ò íîå çò çê óãêâ íê óãêä íäãêó.
5.
ë ïããy
y
ãê ó èïúòç ä ñã î íêã æíê ðçãäãê ò ã îãêó é ïèããê ã êóy
èïâãñ âïäãñ çñ ãê èïâãñé í ã îãä íäãê ó.
Umumnya biaya penagihan pajak ini dikeluarkan terlebih dahulu oleh
negara, mengingat jurusita pajak dalam melaksanakan tugasnya memerlukan
(1)
P◗ P
❘❙ ❚❯ ❱❲ ❲❳❨❳❱ ❩❳❬❳❨ ❭❳ ❪❫❴ ❩❵❛❜❯ ❝❫❞❫❱❲ ❨❳❞❨ ❳❱ ❝❳❜❳❭ ❛❵❳❜❫ ❪❳ ❪❫❱ ❡❳ ❨ ❳ ❛❵❱ ❳ ❭ ❳ ❪❫❴
❢❳❱ ❡❳❨ ❣❤❤ ❡❳❱ ❲ ❞❯ ❱❲ ❲❳❨ ❳❱ ❩❳❬❳ ❨❱ ❡❳ ❞❫❱ ❲ ❲❫❙ ✐❳❜❳❭ ❳ ❛❞❫ ❨ ❳❞❳ ❩ ❵❱❥❳ ❩❳❫❳❱
❩❵❜❯ ❱❳ ❪❳❱ ❞❯ ❱❲ ❲❳❨ ❳❱ ❩❳❬❳❨ ❱❡❳ ❭ ❳ ❪❫❴ ❛❵❱ ❝❳❴ ❙ ❦❱ ❞❯❨ ❫❞❯ ❧ ❪ ❵❢❳❫❨ ❱❡❳ ❨ ❳❱❞ ♠ ❛
❩❵❜❳ ❡❳❱❳❱ ❩❳❬❳❨ ❜ ❵❢❫❴ ❭❵❱❫❱ ❲❨ ❳❞❨❳❱❨❫❱❵❛❬❳❱ ❡❳ ❝ ❳❜❳❭ ❭❵❱❬❳❭ ❫❱ ❩❵❱❥❳ ❩❳❫❳❱
❞❳ ❛❲ ❵❞ ❩❵❜❯ ❱❳ ❪❳❱❞❯❱ ❲❲ ❳❨ ❳❱❩❳❬❳❨❳❲❳ ❛❞❯❱ ❲ ❲❳❨ ❳❱❩❳❬❳❨❭ ❵❱ ❯ ❛❯❱ ❙
♥❙ ❣❳❱❞ ♠ ❛❩ ❵❜❳❡❳ ❱❳❱ ❩❳❬❳❨❴❳ ❛❯ ❪❢❫❪❳❯ ❱❞❯ ❨ ❪❵❱ ❳❱❞❫❳❪❳❭❵❱❬❳ ❲❳❨ ❯❳❜❫❞❳ ❪❨ ❫❱ ❵❛❬❳
❩❵❲ ❳♦❳❫ ❝ ❳❜❳❭ ❩ ❵❜❳❨ ❪❳❱ ❳❳❱ ❩ ❵❱❳❲ ❫❴❳❱ ❩❳❬❳❨ ❳❲ ❳ ❛ ❞ ❵❞❳ ❩ ❢❳❫❨ ❨❳ ❛ ❵❱❳
❩❵❱ ❳❲❫❴ ❳❱❩❳❬❳❨❪❳❱❲ ❳❞❢❵❛❩❵❛❳❱❩❵❱ ❞❫❱❲❝❳❜❳❭❭❵❱❲ ❯ ❛❳❱❲ ❫❞❯❱ ❲❲ ❳❨❳❱❩❳❬❳❨❙
♣❙ ❣❳❱❞ ♠ ❛ ❩ ❵❜❳ ❡❳❱❳❱ ❩❳❬❳❨ ❴ ❳ ❛❯ ❪ ❢❫ ❪❳ ❯❱ ❞❯❨ ❪ ❵❱ ❳❱❞❫❳ ❪ ❳ ❭ ❵❱ ❬❳❲ ❳ ❨ ❯❳❜❫❞❳ ❪
❩❵❜❳ ❡❳❱❳❱ ❞ ❵❛❴❳❝ ❳ ❩♦❳❬❫❢ ❩❳❬❳❨ ❳❲❳ ❛ ❞❫❱ ❲❨❳❞ ❨ ❵❩❳❞❯ ❴❳❱ ♦❳❬❫❢ ❩❳❬❳❨ ❪ ❵❭❳❨ ❫❱
❭ ❵❱ ❫❱❲❨ ❳❞ ❨ ❳ ❛❵❱ ❳ ❨ ❵❩❳❞❯❴ ❳❱♦❳❬❫❢ ❩❳❬❳❨❭❵❛❯ ❩❳❨ ❳❱ q❳❨ ❞ ♠ ❛ ❞ ❵❛❩ ❵❱❞❫❱ ❲❝ ❳❜❳❭
(2)
rs t
✉✈✇① ✈②③④⑤①✈⑥ ✈
⑦
u
d
ian
a
,
⑧⑨⑩❶ ❷⑩❶ ❸❹❺❻ ❼u
ra
n
gi Pen
gga
n
u
k Pa
ja
k
❽ ❼il Pa
n
w
a
ja
❾k
im
in
ta
Perba
❿iki S
istem
➀⑩ ❹➁❶➂❶ ➃❹➄❹22
➅❹❺➆❹⑨ ⑩2012
➄❹⑨⑩ ➇ ➈⑨➉➄ ➇⑩➄ ➂ ➇➂➊:
➋➌➌ ➃➍//
➊❹❺➄ ➆❺➎.
➄ ➂➌⑩➁❻➏➈➐/
⑨➂❹➄ ➑2012/02/27/190439/1852958/486/
➁➆⑨ ❹❺➎⑩ -➃➂❺➆❺➎ ➎❹➁-
➃❹➒❹➁-
➁❹❺ ❸⑩➉-
➃❹➒❹➁-
➄⑩➐⑩ ❺➌❹-
➃➂⑨➊❹⑩➁⑩-
❶ ⑩❶➌➂➐➀➂➓ ❹❺➈➔ →
.
& R
❹➋❹➣➆➔S.K. 2006.
Perpa
ja
ka
n
↔ ❼↕❽ ➙o
se
n
❽ ➛ ➜➝eo
ri
➞su
. J
❹➁❹⑨➌❹:
S
❹➌➆❻E
➄➒. 2010.
➟a
n
ya
➠➡P
ersen
Tu
➢ ➤n
gga
sa
❾n
Pa
ka
ita
gih
ja
k ya
n
g
. D
⑩ ❹➁❶➂❶➃❹➄❹6
D
➂❶➂➐➊ ➂⑨2011
➄❹⑨⑩W
➈⑨➉➄W
⑩➄➂W
➂➊:
➋➌➌ ➃➍
//
❺ ❹❶⑩➈❺❹➉.
➁ ➈➐ ➃❹❶❻➏➈➐/
⑨➂❹➄ ➑2010/03/10/08242282/
❸❸❸.
➁➈➐➃❹❶ ❻➏➈➐E
➥➥➂⑨⑩ ❺➔S
➆ ➒ ➈➁➈❽D
❹⑨➐❹➄ ➒⑩,
❶ →➌➂➓❹❺➆❶H
❹➄⑩n
a
d
T
❹❺➔ ➦➆ ➉⑩ ❹❸❹➌⑩.
➠➧ ➧➨.
Meto
d
e
Pen
elitia
n
Un
➩tu
k
ku
n
ta
n
si S
ebu
a
h Pen
d
ta
eka
n
Pra
ktis
. J
❹❸❹T
⑩➐ ➆⑨:
B
❹➣➆ ➐➂➄⑩ ❹.
G
⑩ ❺➌⑩ ❺➎, R
⑩❶➁➈❺❻2006.
Pn
ga
ru
h Pem
beria
n
S
u
ra
t Pen
a
giha
n
Terha
d
a
p
Pem
ba
ya
ra
n
Tu
❾n
gga
i Tiga
ka
Pa
n
❼ja
n
a
k Pen
gha
n
sila
to
r Pela
ya
n
n
a
Pa
ja
k
❽➫
u
rn
a
l
➭➯m
i
o
n
o
➲➢ ➤sn
i
➳❽➵➸ ➺❿ ➡❽➻➸❿➼, M
❹⑨➂➌, 11-20.
G
⑨❹➄➣, P
❹➌⑨⑩➏➁❻ ➽➾➾ ➚❻➩➪epa
➞te Perso
ra
m
co
e Ta
n
l
a
n
➶x
o
llectio
n
S
ystem
➹➸ ➘ ➩➺➜↔bert
➩ ➛➴a
n
ta
ges a
❾d
n
isa
d
va
➳❿n
ta
ge
G
➆ ➒❹⑨ ❹➌⑩. 2006.
❾a
sa
r
➷❾a
sa
r
➭➯o
n
o
m
etrik
➜❿J
❹➁❹⑨➌❹: E
⑨➉❹❺➎ ➎❹.
G
➆❺❹➄⑩. 2007.
Pa
➞ja
n
❿l
a
sio
a
tern
n
k
J
❹➁❹⑨➌❹: L
➂➐ ➊❹➎❹P
➂❺➂⑨➊⑩➌F
❹➁ ➆➉➌❹❶E
➁➈❺➈➐⑩U
❺⑩ ➓➂⑨❶ ⑩➌❹❶I
❺➄ ➈❺➂❶ ⑩ ❹.
H
❹➥ ⑩➉, M
➆➋❹➐ ➐❹➄❻ ➽➾ ➬ ➬❻❼ ➮❼ ❾esa
k Pem
h Ta
ta
erin
➼➨gih Tu
n
gga
ka
n
Pa
ja
k
Peru
➩ ➳➤sa
ha
a
n
Miga
n
g
s
. D
⑩❹➁❶➂❶ ➃❹➄❹8 D
➂❶➂➐ ➊➂⑨2011
➄❹⑨ ⑩W
➈⑨➉➄➇⑩➄➂W
➂➊➍➋➌➌ ➃ ➍//
❸❸❸.
⑨➂ ➃➆➊ ➉⑩➁❹.
➏➈❻⑩➄➑➊➂⑨⑩➌❹/
❺ ❹❶ ⑩➈❺ ❹➉/
➋➆ ➁➆ ➐/11/11/08/
➉➆ ➊❺➎ 8-➁➃➁-
➄ ➂❶ ❹➁-
➃➂➐➂⑨⑩ ❺➌❹➋-
➌❹➎⑩➋-
➌➆❺➎ ➎❹➁❹❺-
➃❹➒❹➁-14-
➃➂⑨➆❶ ❹➋❹❹❺-
➐⑩➎❹❶-
❹❶⑩ ❺➎H
⑩➄❹, R
❹➐➄➋❹❺⑩ ❹E
➉. 2011.
➩ ➱✃ ➳Ma
rto
S
ia
pka
n
S
❼tra
tegi
eja
r
➼❽ ❐Ju
ta
Pen
u
n
gga
k Pa
ja
k
. D
⑩ ❹➁❶➂❶ ➃❹➄❹5 D
➂❶➂➐➊ ➂⑨2011
➄❹⑨⑩W
➈⑨➉➄W
⑩➄ ➂W
➂➊:
➋➌➌ ➃➍//
➥⑩ ❺ ❹❺➏➂.
➄➂➌⑩➁❻➏➈➐/
⑨➂❹➄ ➑2011/06/10/140730/1657602/4/
❹➎ ➆❶-
➐❹⑨➌ ➈ -❶ ⑩ ❹➃➁❹❺-
❶➌⑨❹➌➂➎⑩-
➁➂➒❹⑨-18-
➒➆ ➌❹-
➃➂❺➆❺➎ ➎❹➁-
➃❹➒❹➁H
⑩➄❹, R
❹➐ ➄ ➋❹❺⑩ ❹E
➉. 2011.
Tin
❼gka
t
epa
tu
ha
➢➜❒n
Ma
sya
a
r Pa
ra
ka
t
ja
k Ma
sih
Ren
d
a
h
. D
⑩ ❹➁❶➂❶ ➃❹➄❹❺5 D
➂❶➂➐ ➊➂⑨2011
W
➈⑨➉➄W
⑩➄➂W
➂➊:
➋➌➌ ➃➍//
➥⑩ ❺ ❹❺➏➂.
➄➂➌⑩➁❻➏➈➐/
⑨➂❹➄ ➑2011/03/06/160009/1585522/4/
➌⑩ ❺➎➁❹➌(3)
❮❰ Ï
ÐÑÒÓ
,
ÔÓ Õ ÒÖÓ× ÑÓ ØÙ. 2011.
ÚÛ ÜJu
ta
Wa
jib Pa
ja
k Men
u
n
gga
k
.
ÝÑÓÞ ßà ß áÓ ÒÓ6
Ýà ßà Õâàã
2011
ÒÓãÑ ä åãÙÒ äÑÒà äàâ:
Öææáç
//
èÑ×Ó×éà.
ÒàæÑÞêéåÕ/
ãàÓ Òë2011/06/09/084540/1656404/4/18-
ìí æÓ-
îÓìÑâ -á ÓìÓÞ-
Õà×í× ïïÓÞÐÑÒÓ
,
ÔÓ Õ ÒÖÓ× ÑÓ ØÙ. 2011.
ðñ òirje
Ju
n
Ora
a
ta
ó ôn
g
lu
m
ó õöa
r Pa
ja
k
.
ÝÑÓÞ ßà ßá Ó ÒÓ
7
Ýà ßà Õâàã2011
ÒÓãÑ ä åãÙÒ äÑÒà äàâ:
Öææáç
//
èÑ× Ó×éà.
ÒàæÑÞêéåÕ/
ãàÓ Òë2011/05/25/150458/1646863/4/
Ò Ñã ìà×-
ìí æÓÓ× -å ãÓ× ï-
âà ÙíÕ-
âÓÓãy
-
á ÓìÓÞ÷ß ÕÓ ÑÙ
,
Ô ÓéÖÕÓ ÒÑ×. 2011.
ø ùW
ðu
ga
úû õüd
fia
a
i
óõýik Tu
n
gga
ka
n
Pa
ja
k
Peru
sa
ha
a
n
Miga
s
.
ÝÑÓÞßà ßáÓ ÒÓ8
Ýà ßà Õâàã2011
ÒÓãåä åãÙÒäÑÒàäàâç Öææáç//
Õ ÒàþêÒàæÑÞêéåÕ/
ãàÓ Òë2011/07/18/165409/1683697/10/
Ñéî-
ÒíïÓ-
Ó ÒÓ -ÕÓèÑÓ-
Ò Ñ-
âÓ ÙÑÞ-
æí×ï ïÓÞ Ó×-
á ÓìÓÞ-
á àã íßÓ ÖÓÓ×-
ÕÑïÓ ßÿÓ Õà ß ✁ÑÕå×ê
& A
ÙÙà✂, C
ÙÑ×æå×ê✄☎☎ ✆êTa
ùx
Ûo
m
plia
✝ôn
ce
lf
✞ú✟✟ôssm
en
t a
n
d
Ta
x
úû ✠in
istra
ti
✡ñÛ☛(2), 27-42.
J
ÓæÕ ÑÞåA
ïíßN
íïãåÖåê2006.
Pen
ga
ru
h S
p Wa
ika
jib Pa
ja
k Pa
d
a
Pela
ksa
n
a
a
n
S
a
n
ksi
ðñ û õÛe
Pela
ya
☞✌n
a
n
sku
s d
a
n
✍esa
d
a
ra
n
Perpa
ja
ka
n
Terha
d
a
p
✍epa
✎tu
ha
n
Wa
jib Pa
ja
k
K
íã×ÑÓîÓ×A
× Ó× ïM
íã ✂. 2011.
Upa
✏m
ya
Terka
u
ku
✟õ õñ Ûit Pem
erik
Pen
yid
ika
n
d
a
n
Pen
✎a
giha
n
Pa
ja
k
J
ÓÞ Óã æÓ: S
Ó Ùà ÕâÓE
Õá Óæ.
K
íã×ÑÓîÓ×P. & P
Ó Õí×ï ÞÓ ßB. 2006.
Pen
a
giha
ød
n
o
esia
n
Pa
n
ja
k d
i
, M
Ó ÙÓ× ï:
B
Ó✂ íÕà Ò ÑÓP
íâÙÑß ÖÑ× ï.
L
ÑâÕÓ× ✑Ùà✒Ó× Òàã., & F
à ÙÒL
Óãßê ✓. 2007.
S
tra
tegic Ta
ùa
o
llectio
n
x
n
d
☞ ✌l
sca
ð
tra
lisa
✡ñ òesen
ti
The
ùa
se Of Ru
õÛÚssi
(2031), J
í×à, 1-46.
M
ÓãÒÑÓ ß Õå ê✄☎ ✔ ✔êPerpa
ja
ka
n
,
✕åï✂Ó ÞÓãæÓ: P
à×àãâÑæA
× Ò Ñ.
M
åà ÙìåÖÓ ÒÑ. 2001.
ða
sa
r
✞ða
sa
r Pen
a
giha
ðPa
n
en
ga
n
S
ja
u
ra
t Pa
k
ksa
o
leh
Ju
sita
ru
Pa
ja
k Pu
ðera
a
h
t d
sa
✖û ✌n
a
si Revisi
ùeta
ka
n
✍e
✞✗✎J
ÓÞ Óã æÓ: PT.
R
ÓìÓG
ãÓèÑ× Òå✓àãßÓ ÒÓ.
N
ÓãÑÕÓîÓæÑ, U
Õ Ñ, A
× ï ïÓ ÒàîÑ, S
ãÑD
àîÑ ÒÓ×I
ß ÕÓîÓæÑ, L
Ñ× ×Ó. 2010.
Pen
u
lisa
n
✍a
rya
ølm
ia
h
. J
ÓÞÓã æÓ: G
à×à ß ÑßêN
Ó✘Ñã, M
åÖ. 2008.
Meto
d
e Pen
elitia
n
. J
ÓÞÓãæÓ: G
ÖÓ ÙÑÓI
×Òå×à ß ÑÓ.
(4)
✜✢ ✣
P
an
d
ian
g
an
,
✤✥✦ ✧★✩✥. 2008.
Mo
d
ern
isa
si d
a
n
Refo
si Pela
rm
a
ya
n
a
n
Perpa
ja
ka
n
✪✫
rd
a
sa
rka
n
Un
d
a
n
g
✬Un
d
a
n
g Terba
ru
,
✭ ✮✯ ✮★✩✮:
✰✱ ✲✳✧✴M
✧✵✥✮K
✶✷ ✸✹✩✥✺ ✵✶✻P
✹★✺✮✼✮✺✽A
✷✥✺✻2004.
Pela
ksa
n
a
a
n
Tin
Pen
n
ka
a
d
✾a
giha
a
ita
n
n
ya
n
Pa
ja
k
✿ga
en
✾n
epa
tu
ha
n
Wa
✿jib Pa
a
n
❀❁ ❂✫ja
k
k
✾ea
d
ila
n
n
y
❃❄Ju
rn
a
l
❅❄u
ku
m
Vo
l
❆❇ ❈❄❉❊ ❆❇
. J
✮✺✹ ✮★✥.
P
✹★✺✶✷ ✶✽H
✧✺ ✵✮★✹ ✻2011.
S
ela
lu
❋a
ga
●l
pa
a
❄i Ta
✿rget
itjen
Pa
❅ja
a
ru
s
✪❍❃■k
Tero
bo
sa
n
. D
✥✮✯❏✧❏✸✮✵ ✮7 D
✧❏✧✷✦✧★2011
✵✮★✥W
✶★✳✵❑✥✵✧W
✧✦▲▼✩✩✸▲
//
◆✥✺ ✮✺❖✧.
✵✧✩✥✯✻❖✶✷/
★✧✮✵P2011/08/21/105851/1707633/4/
❏✧✳✮✳✹-
◗ ✮◗✮✳ -❖✮✸ ✮✥-
✩✮★◗✧✩-
✵✥ ✩❘ ✧✺-
✸✮❘✮✯-
▼ ✮★✹❏-
✦✹✮✩-
✩✧★✶✦✶ ❏✮✺R
✮▼✮❙✹✽N
✥✺ ◗. 2007.
✾ebija
✪❃❚❍ka
n
✿t Je
ra
irekto
n
d
era
l Pa
ja
✿k
a
la
m
Pen
ga
ju
a
n
Restitu
si PPN d
pin
a
ya
a
n
Peren
Pa
a
a
n
n
ca
ja
k u
n
tu
k Men
gha
d
.
J
✹★✺✮✳I
✳✷ ✹A
✵✷✥✺✥❏✩★✮❏✥ ✵ ✮✺O
★◗ ✮✺✥❏ ✮❏✥, B
✥❏ ✺✥❏& B
✥ ★✶ ✯★✮❏✥, V
✶✳. 15, N
✶✻ ❯✻J
✮✺✹ ✮★✥.
R
✮▼✮❙✹✽❱✥ ✩✥K
✹★✺✥✮. 2010.
Perpa
❲d
esia
n
o
n
✾ja
n
ka
o
n
sep
❳❀❁ ❂✫k
❨❊❚ ❩a
l
❆ ❬✶ ◗❙✮ ✯✮★✩✮: G
★✮▼ ✮I
✳✷ ✹✻R
✧❏✷✥, S
✥ ✩✥. 2007.
Perpa
✾ja
s
su
a
n
ka
Teo
ri d
n
a
. D
✹✮. J
✮✯ ✮★✩✮: S
✮✳✧✷✦✮E
✷ ✸ ✮✩.
R
✧✸✹✦✳✥✯I
✺✵ ✶✺✧❏✥✮,U
✺✵ ✮✺ ◗-
✹ ✺ ✵✮✺ ◗N
✶✷✶★19 T
✮▼✹✺1997
✩✧✺✩✮✺◗P
✧✺ ✮◗✥▼ ✮✺P
✮❘✮✯ ✵✧✺◗ ✮✺S
✹★✮✩P
✮✯❏ ✮ ❏✧✦✮◗✮✥✷✮✺✮ ✩✧✳✮▼ ✵✥✹✦✮▼ ✩✧★✮✯ ▼✥ ★ ✵✧✺◗ ✮✺U
✺ ✵✮✺ ◗-
✹ ✺ ✵✮✺ ◗N
✶✷ ✶★19 T
✮▼✹ ✺❭ ❪ ❪0.
R
✧✸✹✦✳✥✯I
✺ ✵✶ ✺✧❏✥✮, P
✧ ★✮✩✹★✮✺✰✧✷✧★✥✺✩✮▼❫✶✷ ✶★135 T
✮▼✹✺❭❪❪ ❪✩✧✺✩✮✺ ◗C
✮★✮P
✧✺❙✥ ✩✮✮✺D
✮✳✮✷R
✮✺ ◗✯ ✮P
✧✺ ✮◗✥▼ ✮✺✰✮❘✮✯✵✧✺◗ ✮✺S
✹★✮✩P
✮✯❏ ✮.
R
✶❏ ✵✥✮✺✮, H
✮✹ ✳✮. 2006.
❲m
plika
si Perlu
✿n
a
sa
a
efin
isi Ro
ya
lti Terha
d
a
p ko
n
d
isi
telem
a
tika
. J
✹★✺✮✳I
✳✷✹A
✵✷✥✺✥❏✩★✮❏✥ ✵✮✺O
★◗ ✮✺✥❏ ✮❏✥, B
✥❏ ✺✥❏B
✥ ★✶✯★✮❏✥,
V
✶ ✳.14 N
✶✻❴✻❱ ✧✸✩✧✷✦ ✧★.
R
✹ ❏❘✵✥, M
✹ ▼ ✮✷✷✮✵✻2007.
✾UP
❵✾eten
tu
a
n
Um
d
m
u
a
n
Ta
●ta
a
ra
Perpa
❛ja
ka
n
,
J
✮✯ ✮★✩✮: PT I
✺✵✧✯❏✻S
✮✺✩✶❏ ✶, S
✥✺◗ ◗✥▼✻❭ ❪ ❪❭✻S
PS
❇ ❇ ❆❜S
Versi
C
✧✩✮✯ ✮✺K
✧✵✹✮J
✮✯ ✮★✩✮: G
★✮✷✧✵✥✮.
S
✥✷✮✺❘✹✺✩✮✯✽T
✥✷✦✹✳H
✮✷ ✶ ✺✮✺ ◗✮✺& M
✹ ✯ ▼✳✥❏✽I
✷ ✮✷. 2012.
✿im
en
si eko
n
o
m
i
perpa
ja
ka
n
d
a
la
m
pem
ba
gu
n
n
a
n
✧✯ ✶✺ ✶✷✥. J
✮✯✮★ ✩✮: R
✮✥▼✮❏✮❏✹✯❏✧❏✻S
✹✮✺✵❙, E
★✳❙. 2006.
Perpa
ja
ka
n
. J
✮✯✮★ ✩✮: S
✮✳✧✷✦✮E
✷ ✸ ✮✩.
S
✹◗✥❙✶ ✺✶. 2009.
Meto
d
e Pen
✾elitia
n
tita
tif
n
a
u
✾u
a
lita
tif
✿a
n
❝✿. B
✮✺✵✹ ✺ ◗:
(5)
❞❡ ❢
S
u
p
an
g
at
,
❣❤✐ ❥. 2007.
❦S
ta
tistik
❧a
la
m
♠a
jia
n
❧♥eskriptif
♦n
feren
si
♥ ♣ qr sNo
n
pa
ra
m
etrik
.
t ✉✈ ✉✇ ①✉:
②③❤④ ✉❤✉.
⑤⑥✇✉✐ ❥
y
. 2006.
Mo
d
el
⑦u
bu
n
ga
♠n
l
la
sa
u
♠⑧q♣ q⑨qr ♥e
Pela
qrqr♥y
♠epa
tu
ha
n
Wa
jib Pa
♠erja
in
ja
Pen
❦k d
S
n
a
Pen
a
a
Pa
n
erim
a
u
tu
ga
ja
ru
hn
k
ya
Terha
p
a
d
S
u
rvei d
i Wila
ya
h Ja
w
a
Tim
u
r
♥Ju
rn
a
l
♠eu
a
n
ga
n
Pu
♥Vo
sblik
l
⑩ ♥N
❶ s❷ ♥ ❣❸✇❥❹, 105-121.
❺ ✉⑥❻❥✈✇ ✉④ ❼❽ ✉❤❾❿➀ ➁➀s ➂
a
n
d
el
♥❷➃⑩➄ ➅g Wa
ken
in
❧jib Pa
iblo
kir Pa
ksa
ja
k
.
➆❥✉✈➇ ③➇ ❸✉✐✉6
➆③➇ ③❽ ➈③✇2011
✐✉✇❥➉ ➊✇❹✐➉❥✐③➉③➈➋❼ ①①❸➋
//
➌➌➌.
✇③❸⑥➈❹ ❥✈ ✉.
④ ➊❾❥✐ ➍➈③✇❥①✉/
➈✇③✉✈❥❤➎-❤③➌➇➍③✈ ➊❤➊❽❥
/10/11/16/146998-
➈✉❤✐③❹-104-
✇ ③✈ ③❤❥❤➎-
➌✉➏ ❥➈-
❸✉➏✉✈-
✐ ❥➈❹➊✈❥✇ -❸✉✈➇ ✉❺✇❥➊❤➊➉✉❼⑥
y
⑤⑥✐ ❥➈➊❾y
2011.
Men
♥Vid
u
gga
n
tro
d
n
eo
❧k Pa
i S
g
a
ra
n
em
isegel
ja
k
.
➆❥✉✈➇ ③➇ ❸✉✐✉8
➆③➇ ③❽ ➈ ③✇2011
✐✉✇❥➉➊✇❹✐➉❥✐③➉ ③➈➋❼ ①①❸➋
//
➌➌➌.
✐③①❥✈❤③➌➇ ❾④ ➊❽/
✇ ③✉✐ ➍2011/03/18/150744/1595510/10/
❽ ③❤⑥❤➎➎✉ ✈-
❸✉➏✉✈-
➐ ❥✐③➊ ①✇ ➊❤-
✐ ❥-
➇ ③❽✉✇ ✉❤➎-
✐❥➇ ③➎③❹ ➑ ❤✐ ➒➒❿❿➀➓➔➀→➣❽✉✇↔ ↕⑥➇ ③❥❤❾➙➃➃➛❾
Meto
d
e Pen
elitia
n
❾t ✉✈ ✉✇ ①✉➋⑤✉❹③❽ ➈ ✉➜❽❸✉①❾(6)
➟➠➡➢ ➠➤➤➥ ➦➠➧➠➢➨ ➥➟➩➫
➟➠➢ ➠➫➤➥➭➠➟➥
➯➲➳ ➲➵➸➺➻ ➼ ➲➽ ➾➚➺ ➺➪➶➚➺ ➪➺➹ ➪➘ ➲➴➷ ➺➻ ➻ ➲➬ ➲➺➪
➮➸➳➽ ➲➘ ➮➲➺➻➻ ➲➱➵➲✃➪➬ ➾❐➸➼➲➶ ➪❒❮❮❰➲➺➷ ➲➬➪ÏÐÐ Ñ
➚➻➲➳➲ ➾Ò➶➱➲➳
❰➸➺ ➪➶Ó➸➱➲➳➪➺ ➾Ô➸➬ ➸➳➽➷➲➺
Ó➸Õ➲➬➻ ➲➺ ➸➻ ➲➬ ➲➲➺ ➾Ò➺ ➹Ö ➺➸➶ ➪➲
➚➱➲➳ ➲➘ ➾❰ ➱×Ø➪Ù➲Ú➲Ó➷➶ ➷➳ ➲Û➲Ú➲Ü ➱Ö➼ÝÞ ➯ÖÏ ×Ô➸➬ ➷➳ ➲✃➲➺
❐➸➼➲➶ ➪❰➲Ú➲Ò ➺ ➹ ➲✃×❐➸➼ ➲➶ ➪➮➪➳ ➷➬
➟➠➢ ➠➫ßà ➟➥ ➟➥á ➠à
➮Ó➯➷➬➷➱Ó➲➱➲➳ ❐âÓ➚ãÒ ÏÐÐ äåÏÐÐ æ
ã Ý➯Ý➷ ➬➸➺❰➲Ú➲çÒè ❐âÓ➚ãÒ ÏÐÐ æå❮ ÑÑ ❮
ã➵➮Ô➯é ❐âÓ➚ãÒ ❮ ÑÑ ❮å❮ ÑÑ ä
ã➴➚➯é ❐âÓ➚ãÒ ❮ ÑÑ äå❮ ÑÑê
ã➲➳➽ ➲➪ ➶ ➸➼➲➬ ➲➺➻ ➪➺➪ ➳➲➶ ➪✃ ➘ ➸➬ë➲➘ ➲➘ ➶➸Ü➲➻ ➲➪ ➳➲✃➲➶➪➶ Õ➲ ➹ ➪ ì➯ Òèâ ÛãÒ➮➚ã