Perancangan Kampanye Penyuluhan Pelestarian Terumbu Karang di Kepulauan Seribu

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE PENYULUHAN PELESTARIAN TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN SERIBU

DK 38315/TUGAS AKHIR Semester II 2013-2014

Oleh:

Riandi Achmad Fauzi 51910101

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

59 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Riandi Achmad Fauzi

TTL : Bandung, 07 Mei 1992

Alamat : Jln. Babakan Cibeureum No.217 RT 02 RW 01 Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung 40184

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

No Telp : 089673581933 / 022-86062801

Email : raidermonz@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN  (2004) Lulus SDN Cibeureum 7  (2007) Lulus SMP Negeri 9 Bandung

 (2010) Lulus SMK Angkasa Lanud Husein Sastranegara  (2014) Lulus Universitas Komputer Indonesia S1

KEMAMPUAN

 Software : Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, Adobe Premiere Adobe InDesign, Adobe Flash Professional, Adobe After Effects, Maxon Cinema 4D R13, 3D Max, Coral Draw X5.


(5)

60 PENGALAMAN KERJA

 Aircraft Services Lanud Husein Sastranegara  Kastuba Resort

Hormat saya,


(6)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

KOSAKATA/GLOSSARY ... xii

Bab I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Perancangan ... 3

Bab II PERANCANGAN KAMPANYE PENYULUHAN PELESTARIAN TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN SERIBU ... 5

2.1 Perancangan ... 5

2.2 Kampanye ... 5

2.3 Pelestarian ... 10

2.4 Terumbu Karang ... 10

2.5 Aturan Hukum Yang Mengatur Terumbu Karang ... 14

2.6 Kepulauan Seribu ... 15

2.7 Potensi Keunggulan Dan Daya Tarik Objek Wisata di Kepulauan Seribu ... 16

2.8 Pulau Pramuka ... 18

2.9 Opini Masyarakat Mengenai Terumbu Karang... 19


(7)

vii

Bab III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 24

3.1 Strategi Perancangan ... 24

3.2 Konsep Visual ... 32

Bab IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ... 39

4.1 Proses Perancangan ... 39

4.2 Teknis Media ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN


(8)

51 DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Bappekab Administratif Kepulauan Seribu. (2005). Buku Saku Kabupaten Adimistratif Kepulauan Seribu. Jakarta: Badan Perencanaan Kabupaten Kepulauan Seribu.

Cleary, D.F.R., Suharsono & B.W. Hoeksema. (2006). Coral diversity across a disturbance gradient in The Kepulauan Seribu reef complex off Jakarta, Indonesia. Jakarta: Biodiversity and Conservation.

Daliyo, E. (2003). Kualitas SDM Pariwisata. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. 2005. Sebaiknya Anda tahu: Data Kabupaten administrasi Kepulauan Seribu. Jakarta: Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

Karyono, Hari. (1997). Kepariwisataan. Jakarta: Grasindo.

Kristanto & F. Momberg (eds.). (2008). Alam Jakarta: Panduan ekosistem dan satwa liar yang tersisa. Jakarta: Murai Kencana.

Napitupulu, D.L., S.N. Hodijah, & A.c. Nugroho. (2005). Socio-economic Assessment: in the User of Reef Resouces by Local Community and Other Direct Stakeholders. Jakarta: TERANGI.

Nugroho, Irwan. (2011). Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Yogyakarta.

Soekadji, R.G. (2002). Antomi Pariwisata (Memahami sebagai “Systematic


(9)

52

Suharsono, (2005). Status pencemaran di Teluk Jakarta dan saran pengelolaannya. Dalam: W.B. Setyawan, P. Purwati, S. Sunanisari, D. Widarto, R. Nasution, dan O. Atijah (eds). Interaksi daratan dan lautan: pengaruhnya terhadap sumber daya dan lingkungan. Jakarta: LIPI.

Wahab, S. (1992). Manajemen Kepariwisataan. Jakarta : Pramadya Paramita.

Yoeti, O.A. (1980). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Laporan Ilmiah :

LAPI-ITB. (2001). Laporan Akhir Pengelolaan Laut Lestari: Pendataan dan Pemetaan Potensi Sumberdaya Alam Kepulauan Seribu dan Pesisir Teluk Jakarta. LAPI ITB. Bandung.

Nuryadin, Gun Gun. (2011). Kampanye Sosial Pendukung Program Gerakan Cikapundung Bersih Dalam Upaya Pembersihan Sungai Cikapundung – Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

Pranindita, A.K. (2004). Rancang Bangun Sistem Informasi Pariwisata Bahari Kepulauan Seribu –Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Syafei, Firman. (2006). Analisis Strategi Pemasaran Pariwisata Bahari Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu– Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wijoko. (2011). Perancangan Kampanye Pelestarian Hutan Mangrove Dipesisir Pantai Utara Kabupaten Tangerang – Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

Wurjantoro, E. (1994). Kepulauan Seribu Sejarah dan Peninggalan Arkeolognya – Universitas Indonesia. Jakarta.


(10)

53 Website :

UNWTO. (2006). Indonesia Tourism Set To Recover This Years Says UNWTO. Diakses pada 26 Februari 2006. W.W.W : world-tourism.org

Yudista, A. Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Diakses pada 02 November 2010. W.W.W : tnlkepulauanseribu.net


(11)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pengantar

tugas akhir dengan judul “Perancangan Kampanye Penyuluhan Pelestarian

Terumbu Karang Di Kepulauan Seribu”. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia.

Pada kesempatan ini saya ucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan, hingga usulan laporan perancangan tugas akhir ini selesai ditulis, terutama kepada Bapak Deni Albar, M.Ds yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi, juga kepada Ibu, Ayah, dan kawan-kawan yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan penulisan laporan pengantar tugas akhir ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan bermanfaat bagi semua pihak.


(12)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang garis pantai 81.000 km merupakan kawasan pesisir dan lautan yang mempunyai berbagai macam sumber daya yang besar dan beragam. Berbagai sumber daya tersebut merupakan potensi yang sangat penting untuk sumber pertumbuhan ekonomi. Kepulauan Seribu merupakan gugusan pulau-pulau yang membentang ke utara sejauh 80 km dari pantai utara Jakarta. Kepulauan Seribu terdiri dari 105 pulau. Ukuran pulau yang ada di Kepulauan Seribu cenderung kecil, yaitu hampir 70 % dari total pulau-pulaunya yang memiliki luas kurang dari 10 ha. Secara administratif Kepulauan Seribu berada dalam wilayah Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, sehingga wilayah Kepulauan Seribu memiliki nama Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu.

Gambar I.1 Gambar keseluruhan peta Kepulauan Seribu Sumber : www.risahtours.com


(13)

2

Pulau-pulau di Kepulauan Seribu dibangun oleh ekosistem terumbu karang yang sekaligus menjadi ekosistem pesisir utama di Kepulauan Seribu. Masyarakat di Kepulauan Seribu sangat bergantung pada sumber daya terumbu karang. Kondisi karang yang baik memberikan manfaat dan dampak yang besar terhadap masyarakat. Cesar (2000) menjelaskan bahwa ekosistem terumbu karang banyak menyediakan berbagai biota laut seperti ikan karang, moluska, berbagai jenis kepiting bagi masyarakat yang hidup di kawasan pesisir. Selain itu terumbu karang pun menyediakan makanan dan tempat untuk memijah bagi berbagai jenis biota laut. Perikanan di Kepulauan Seribu juga tergantung terhadap sumber daya ikan karang. Diperkirakan sekitar 60% sumber protein hewani yang dikonsumsi oleh penduduk Indonesia berasal dari ikan karang.

Gambar I.2 Tumpukan sampah yang ada di Kepulauan Seribu. Sumber : www.beritapulauseribu.com

(20 Maret 2014)

Dalam beberapa tahun terakhir banyak aktifitas yang memberikan dampak buruk terhadap keberadaan dan kesehatan terumbu karang. Aktifitas tersebut diantaranya adanya pencemaran minyak yang terjadi pada tahun 2003 sampai 2004 dimana seluruh pulau (78 pulau) di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu tercemar, eksploitasi karang, penggunaan sianida dan polusi air. Beberapa kegiatan manusia yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kelimpahan karang keras dalam satu dekade ini adalah penggunaan bom dan sianida untuk menangkap ikan, pengambilan karang untuk perdagangan akuarium, penambangan karang dan pasir laut untuk material rumah, pencemaran air yang


(14)

3

disebabkan oleh sistem pengelolaan sampah dan limbah yang belum baik dan kegiatan wisata yang ada di Kepulauan Seribu. Kegiatan-kegiatan ini dapat secara langsung menghancurkan, menghilangkan, dan mematikan terumbu karang. Perlu adanya solusi agar masyarakat di Kepulauan Seribu mengetahui dampak positif dari pelestarian terumbu karang, sehingga ekosistem terumbu karang di Kepulauan Seribu dapat terjaga dengan baik dan potensi sumber daya laut yang dihasilkan dari terumbu karang pun tidak akan berkurang.

I.2. Identifikasi Masalah

Dari berbagai masalah yang terjadi diambil dua masalah untuk dijadikan bahan dasar perancangan, yaitu :

 Banyaknya pembangunan yang menggunakan material bahan baku dari batu karang dan pasir laut di Kepulauan Seribu.

 Pengambilan terumbu karang oleh masyarakat setempat untuk cinderamata dan penghias akuarium di Kepulauan Seribu.

I.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah yang ada, yaitu :

“ Bagaimana merancang kampanye penyuluhan untuk masyarakat di Kepulauan Seribu tentang pelestarian terumbu karang ? ”

I.4. Tujuan Perancangan

Tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu :

 Memberikan pemahaman dan informasi kepada masyarakat setempat di Kepulauan Seribu khususnya Pulau Pramuka tentang dampak yang ditimbulkan dari pembangunan yang berbahan dasar material batu karang dan pasir laut.

 Terpeliharanya kelestarian ekosistem terumbu karang sebagai basis penunjang pemanfaatan sumber daya ikan berkelanjutan.


(15)

4  Tercapainya pemanfaatan sumber daya ikan dan ekosistem terumbu karang secara rasional guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.


(16)

5 BAB II

PERANCANGAN KAMPANYE PENYULUHAN PELESTARIAN TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN SERIBU

2.1. Perancangan

Definisi perancangan adalah suatu sistem yang berlaku untuk segala jenis perancangan, dimana titik beratnya adalah melihat suatu persoalan tidak secara terpisah atau tersendiri, melainkan sebagai satu kesatuan, satu masalah dengan lainya yang saling berkaitan dan perancangan merupakan suatu kegiatan membuat desain teknis berdasarkan permasalahan kasus yang terjadi yang telah dilakukan pada kegiatan analisis. Analisis adalah suatu kegiatan dalam mempelajari serta mengevaluasi suatu bentuk permasalahan atau kasus yang terjadi.

2.2. Kampanye

Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga. Penyelenggara kampanye umumnya bukan individu melainkan lembaga atau organisasi dan bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu. Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu” (Venus, 2004:7).

Setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya mengandung empat hal, yaitu tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu, jumlah khalayak sasaran yang besar, dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, dan melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir. Kampanye memiliki karakteristik, yaitu sumber yang jelas, yang menjadi penggagas, perancang, penyampai sekaligus penanggung jawab suatu produk kampanye (campaign makers), sehingga setiap individu yang menerima pesan kampanye dapat


(17)

6 mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut setiap saat.

Selain itu pesan-pesan kampanye juga terbuka untuk didiskusikan, bahkan gagasan-gagasan pokok yang melatarbelakangi diselenggarakannya kampanye juga terbuka untuk dikritisi. Keterbukaan seperti ini dimungkinkan karena gagasan dan tujuan kampanye pada dasarnya mengandung kebaikan untuk publik. Segala tindakan dalam kegiatan kampanye dilandasi oleh prinsip persuasi, yaitu mengajak dan mendorong publik untuk menerima atau melakukan sesuatu yang dianjurkan atas dasar kesukarelaan. Dengan demikian kampanye pada prinsipnya adalah contoh tindakan persuasi secara nyata. Dalam ungkapan Perloff (1993) dikatakan “Campaigns generally exemplify persuasion in action” (Venus, 2004:7).

Dengan demikian setiap tindakan kampanye pada prinsipnya adalah tindakan persuasi. Persuasi adalah proses transaksional diantara dua orang atau lebih dimana terjadi upaya merekonstruksi realitas melalui pertukaran makna simbolis yang kemudian menghasilkan peubahan kepercayaan, sikap atau perilaku secara sukarela (Venus, 2004:7).

2.2.1. Jenis Kampanye

Kampanye berkaitan dengan aktivitas berkomunikasi suatu kepentingan demi tercapainya tujuan. Dalam berbagai kegiatan tersebut terdapat beberapa jenis program kampanye yang bertitik tolak untuk memotivasi dan membujuk sehingga tujuan kampanye dapat tercapai. Menurut Charles U.Larson (1992) dalam Venus (2004:7) jenis kampanye terbagi menjadi:

Product – Oriented Campaigns

Kegiatan kampanye yang berorientasi pada produk. Biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran atau peluncuran produk baru. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan finansial. Istilah lain yang sering dipertukarkan dengan kampanye jenis ini adalah commericial campaigns atau corporate campaigns.


(18)

7 Gambar 2.1. Gambar contoh kampanye produk.

Sumber : http://www.koreandoll.net/wp-content/uploads/2013/04/marketing-campaign.jpg (29 April 2014)

Candidate – Oriented Campaigns

Kampanye yang berorientasi pada pencalonan (kandidat) untuk kepentingan kampanye politik, umumnya kampanye ini dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik. Oleh karena itu jenis kampanye ini dapat pula disebut sebagai political campaigns (kampanye politik).

Gambar 2.2. Gambar contoh kampanye politik. Sumber : www.static3.demotix.com (29 April 2014)


(19)

8  Ideologically or Cause – Oriented Campaigns

Jenis kampanye ini berorientasi pada masalah sosial, sering disebut juga kampanye sosial.Karena itu kampanye jenis ini sering disebut sebagai social change campaigns, yaitu kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan prilaku publik yang terkait. Informasi yang diberikan tidak dikenakan biaya, dibuat untuk menyampaikan informasi, aktivitas maupun program yang telah dibuat oleh pemerintah maupun organisasi non-profit. Kampanye pelestarian terumbu karang termasuk kedalam kampanye sosial.

Gambar 2.3. Gambar contoh kampanye sosial. Sumber :

http://3.bp.blogspot.com/-5fbNW69JqMY/TekWZe4SnuI/AAAAAAAAAFo/xExQa5HNe6A/s840/web.jpg (29 April 2014)

2.2.2. Elemen Penting Kampanye

Menurut Nowak dan Warneryd dalam Venus (2004:23) ada delapan elemen kampanye yang saling berkaitan dan harus diperhatikan. Kedelapan elemen tersebut adalah :


(20)

9  Intended effect (efek yang diharapkan). Efek yang hendak dicapai harus dirumuskan dengan jelas. Dengan demikian, penentuan elemen-elemen lainnya akan lebih mudah dilakukan.

Competiting communication (persaingan komunikasi) agar suatu kampanye menjadi efektif, maka perlu diperhitungkan potensi penggunaan dari kampanye yang bertolak belakang (counter campaign).

Communication object (objek komunikasi). Objek kampanye biasanya dipusatkan pada satu hal saja, karena untuk objek yang berbeda menghendaki metode komunikasi yang berbeda.

Target population & receiving group (populasi target dan kelompok penerima). Kelompok penerima adalah bagian dari populasi target. Agar penyebaran pesan lebih mudah dilakukan maka penyebaran pesan lebih baik ditujukan kepada opinion leader (pemuka pendapat).

The channel (saluran). Saluran yang digunakan dapat bermacam-macam tergantung karakteristik kelompok penerima dan jenis pesan kampanye. Media dapat menjangkau hampir seluruh kelompok, namun bila tujuannya adalah mempengaruhi perilaku maka akan lebih efektif bila dilakukan antar pribadi.

The message (pesan). Pesan dapat dibentuk sesuai dengan karakteristik kelompok yang menerimanya. Pesan juga dapat dibagi kedalam tiga fungsi yakni :

- Menumbuhkan kesadaran. - Mempengaruhi.

- Mempertegas dan meyakinkan penerima pesan bahwa pilihan atau tindakan mereka adalah benar.

The communicator / sender (komunikator / pengirim pesan). Komunikator dapat dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya seorang yang ahli atau seorang yang dipercaya khalayak, atau malah memiliki kedua sifat tersebut. Komunikator harus memiliki kredibilitas dimata penerima pesan.


(21)

10 2.2.3. Tujuan Kampanye

Tujuan kampanye dalam Perancangan Kampanye Penyuluhan Pelestarian Terumbu Karang adalah merubah pola pikir dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian terumbu karang dan warga sekitar di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu bisa ikut berperan aktif dalam menjaga dan merawat terumbu karang. Pulau Pramuka dipilih karena pulau ini merupakan pusat administrasi di Kepulauan Seribu.

2.3. Pelestarian

Pelestarian merupakan upaya untuk melindungi lingkungan dari kerusakan, misalnya pemanasan global dan perusakan sumber daya alam. Pelestarian berkaitan erat dengan lingkungan hidup, lingkungan hidup adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi. Terumbu karang termasuk kedalam unsur biotik, terumbu karang layak di lestarikan karena terumbu karang memiliki ciri kehidupan dan berfungsi sebagai penyeimbang kehidupan bagi pesisir pantai.

Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1982, lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut, lingkungan hidup tersusun dari berbagai unsur yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu unsur biotik, abiotik, dan sosial budaya.

2.4. Terumbu Karang

Terumbu karang adalah bangunan ribuan hewan karang yang menjadi tempat hidup berbagai ikan dan makhluk laut lainnya. Terumbu karang berfungsi melindungi pantai dari proses pengikisan oleh gelombang (ombak) dan arus air laut. Selain sebagai pelindung, terumbu karang dapat menghasilkan pasir. Struktur terumbu karang yang unik memungkinkan terumbu karang menyediakan begitu banyak habitat bagi hewan dan tumbuhan laut. Terumbu karang juga menjadi


(22)

11 tempat memijah, membesarkan, dan mencari makan bagi hewan-hewan laut. Terumbu karang termasuk ekosistem yang paling tua di bumi ini. Tahap pertama evolusi terumbu karang terjadi kira-kira 500 juta tahun yang lalu. Terumbu karang modern ada sejak lebih dari 50 juta tahun yang lalu. Waktu yang dibutuhkan terumbu karang untuk tumbuh adalah antara 5000 sampai 10.000 tahun. Selama satu tahun rata-rata karang hanya dapat menghasilkan batu karang setinggi 1 cm. Jadi selama 100 tahun karang hanya tumbuh 100 cm. (Institut Pertanian Bogor, 2009).

2.4.1. Biologi Karang

Menurut Nybakken (1998), koloni karang adalah kumpulan dari berjuta-juta polip penghasil bahan kapur (CaCO3) yang memiliki kerangka luar yang disebut koralit. Pada koralit terdapat septum-septum yang berbentuk sekat-sekat yang dijadikan acuan dalam penentuan jenis karang. Polip karang mempunyai mulut yang terletak di bagian atas dan juga berfungsi sebagai dubur, tentakel-tentakel yang digunakan untuk menangkap, memangsa serta untuk membersihkan tubuh.

Gambar 2.4. Gambar Terumbu Karang di Kepulauan Seribu Sumber : Tim Monitoring Kepulauan Seribu (14 April 2014)

Karang hidup berasosiasi dengan biota lainnya. Dalam kehidupan berasosiasi ini karang berperan sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen. Hal tersebut disebabkan karena karang bersimbiosis dengan zooxanthellae yang menghasilkan bahan organik, disamping itu karang juga memakan plankton untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.


(23)

12 Proses perkembangbiakan karang secara vegetatif dilakukan dengan cara membentuk tunas baru. Pertunasan dibedakan menjadi pertunasan intratenkuler yaitu pembentukan individu baru dalam individu lama serta pertunasan ekstratentakuler yaitu pembentukan individu baru di luar individu lama.

2.4.2. Habitat Karang

Habitat terumbu karang umumnya di pulau-pulau yang memiliki perairan pantai yang jernih, kadar oksigen tinggi, bebas dari sendimen dan polusi serta bebas limpasan air tawar yang berlebihan. Lebih dari 95% pulau-pulau di Indonesia dikelilingi oleh terumbu karang. Penyebaran terumbu karang pada umumnya dapat dijumpai pada perairan yang dibatasi oleh permukaan yang mempunyai isotherm (20ºC). Terumbu karang biasanya berasosiasi dengan pulau-pulau kecil dan sedang. Pulau-pulau yang lebih besar dan pantai benua kurang menunjang untuk kehidupan karang, karena tingginya sedimentasi, kekeruhan dan salinitas rendah yang diakibatkan oleh adanya aliran-aliran sungai kelaut. Pulau-pulau yang jauh dari pantai dan terpencil menunjang terumbu karang dengan baik dan meluas.

Gambar 2.5. Gambar ikan-ikan yang mencari makan di karang. Sumber : Tim Monitoring Kepulauan Seribu (14 April 2014)


(24)

13 2.4.3. Manfaat Terumbu Karang

Terumbu karang bermanfaat pada 3 faktor kehidupan yaitu dalam segi ekologi, ekonomi dan sosial.

Manfaat Ekologi

- Penunjang kehidupan.

- Mengandung keanekaragaman hayati yang tinggi. - Pelindung pantai dari hempasan ombak.

- Mengurangi pemanasan global.

- Tempat asuhan dan berkembang biak bagi ikan, dan m enyediakan makanan, tempat tinggal, dan perlindungan bagi makhluk laut.

Manfaat Ekonomi

- Sumber makanan dan protein bagi masyarakat.

- Sumber bahan dasar untuk obat-obatan dan kosmetika.

- Menyediakan lapangan kerja melalui perikanan dan pariwisata. - Sebagai sumber mata pencaharian.

- Sebagai sumber bibit budidaya.  Manfaat Sosial

- Menunjang kegiatan pendidikan dan penelitian. - Sebagai sarana rekreasi masyarakat.

2.4.4. Faktor Pengancam Kelestarian Terumbu Karang

Secara garis besar kerusakan (degradasi) ekosistem terumbu karang di Indonesia disebabkan oleh dua faktor utama yaitu:

Faktor Dari Alam

Bencana alam dan kejadian lainnya yang terjadi secara alamiah dapat merusak terumbu karang. Di bawah ini tercantum hal-hal yang dapat merusak terumbu karang yang terjadi secara alamiah, antara lain ialah:

- Gempa bumi berakibat memporak-porandakan terumbu karang.

- Badai di laut seperti halnya tsunami berakibat menghancurkan terumbu karang.


(25)

14 - Kenaikan suhu air laut dan kenaikan permukaan air laut pada tahap

tertentu dapat mematikan karang.

- Penyakit antara lain akibat infeksi oleh bakteri berakibat mematikan karang.

- Serangan hewan pemangsa (Bulu Seribu) berakibat mematikan karang.

Faktor Dari Kegiatan Manusia

Kegiatan manusia yang dapat merusak kelestarian terumbu karang diantaranya adalah:

- Penambangan karang (coral mining) untuk keperluan bahan bangunan, pembuatan jalan, dan bahan hiasan akuarium.

- Penggunaan bahan peledak (bom), bahan beracun, dan teknik-teknik destruktif lainnya dalam aktivitas penangkapan ikan di kawasan terumbu karang.

- Kegiatan wisata bahari yang kurang memperhatikan kelestarian sumberdaya alam laut.

- Pencemaran, baik yang berasal dari kegiatan-kegiatan ekonomi (pembangunan) di darat maupun di laut.

- Sedimentasi akibat pengelolaan lahan atas (upland areas) yang tidak atau kurang mengindahkan kaidah-kaidah ekologis (pelestarian lingkungan) konversi kawasan terumbu karang menjadi kawasan pemukiman, bisnis, industri dan lainnya melalui kegiatan reklamasi, seperti yang terjadi di Menado, Lampung dan Pantai Carita.

2.5. Aturan Hukum Yang Mengatur Terumbu Karang

Pengrusakan terumbu karang tersebut khususnya yang disebabkan oleh aktivitas manusia, merupakan tindakan inkonstitusional atau melanggar hukum. Dalam UU 1945 pasal 33 ayat 3 dinyatakan, "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pasal 33 ayat 3 ini merupakan landasan yuridis dan sekaligus merupakan arah bagi pengaturan terhadap hal yang berkaitan dengan sumberdaya terumbu karang.


(26)

15 Selain itu salah satu tujuan dari Strategi Konservasi Dunia 1980 adalah menetapkan terumbu karang sebagai sistem ekologi dan penyangga kehidupan yang penting untuk kelangsungan hidup manusia dan pembangunan berkelanjutan. Karena itu, terumbu karang di sebagai salah satu sumberdaya alam yang ada di Indonesia, pengelolaannya harus di dasarkan pada peraturan - peraturan, di antaranya :

 UU RI No. 4/1982, tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup.

 UU RI No. 9/1985. Tentang perikanan.

 UU RI No. 5/1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistem.  UU RI No. 9/1990 Tentang Kepariwisataan.

 Peraturan pemerintah No. 29/1986 tentang analisa dampak lingkungan.

 Keputusan menteri kehutanan No. 687/Kpts.II/1989 tanggal 15 Nopember 1989 tentang pengusaha hutan wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Hutan Laut.

 Surat edaran Menteri PPLH No. 408/MNPPLH/4/1979, tentang larangan pengambilan batu karang yang dapat merusak lingkungan ekosistem laut, ditujukan kepada Gubenur Kapala Daerah, Tingkat I di seluruh Indonesia.  Surat Edaran Direktur Jenderal Perikanan No. IK.220/D4.T44/91, tentang

penangkapan ikan dengan bahan/alat terlarang - ditujukan kepada Kepala Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tingkat I di seluruh Indonesia.

2.6. Kepulauan Seribu

Kepulauan Seribu terletak di Teluk Jakarta tebentang dari 05°54'40" - 06°00'40" Lintang Selatan dan 106°40'45" Bujur Timur (Parjaman 1977:84). Batas sebelah barat Teluk Jakarta adalah Tanjung Pasir, sedang disebelah timur adalah Tanjung Karawang (Soegiarto dan Hinarti 1977:2).


(27)

16 Gambar 2.6. Gambar Pusat Pemerintahan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

Sumber : www.pulaupramuka.com (26 Desember 2013)

Secara administratif, Kepulauan Seribu ini dibagi kedalam dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yang memiliki tiga kelurahan (Kelurahan Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Kelapa, dan Kelurahan Pulau Kelapa) dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan yang juga memiliki tiga kelurahan (Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kelurahan Pulau Tidung, dan Kelurahan Pulau Pari) (Bappekab Administratif Kepulauan Seribu, 2005). Sedangkan kantor Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu sendiri berada di jalan Salemba Raya No. 9 Lt.III Jakarta Pusat. Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu terdiri dari kurang lebih 78 buah pulau yang dikelola sistem zonasi, dimana terdapat empat zona yaitu zona inti, zona perlindungan, zona pemanfaatan, dan zona pemukiman.

2.7. Potensi Keunggulan Daya Tarik Objek Wisata di Kepulauan Seribu

Kepulauan Seribu memiliki tiga jenis wisata yang menjadi daya tarik dalam merespon motivasi wisatawan untuk datang. Ketiga jenis wisata ini adalah wisata alam berjumlah empat puluh lima pulau, wisata cagar alam berjumlah dua pulau dan wisata sejarah berjumlah empat pulau (Razak dan Suprihardjo, 2013).

2.7.1. Pulau Wisata Alam

Pulau wisata yang memiliki potensi wisata bahari terletak pada seluruh pulau di Kepulauan Seribu, namun pada pembahasan ini difokuskan pada pulau-pulau


(28)

17 permukiman yang menjadi daerah tujuan wisata dengan jumlah pengunjung terbanyak, yaitu Pulau Untung Jawa, Pulau Pramuka, Pulau Tidung, dan Pulau Harapan.

Pada masing-masing pulau memiliki potensi-potensi wisata yang hampir seragam, namun memiliki perbedaan karena lokasinya yang berbeda, karakteristik Kepulauan Seribu bagian Utara jauh lebih alami karena jauh dari teluk Jakarta. Potensi dari pulau-pulau yang memiliki potensi wisata bahari menjadikan kawasan ini menjadi kegiatan wisata utama dalam pengembangan kawasan wisata terpadu di Kepulauan Seribu (Razak dan Suprihardjo, 2013).

2.7.2. Pulau Wisata Sejarah dan Arkeolog

Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu mempunyai objek wisata yang dapat menjadi daya tarik tersendiri yaitu dari segi sejarahnya. Adapun daya tarik wisata budaya ini dilihat dari peninggalan-peninggalan Belanda pada saat kemerdekaan Indonesia. Pulau Khayangan (Cipir), Pulau Onrust, Pulau Kelor dan Pulau Bidadari memilik situs bersejarah. Di pulau Khayangan terdapat sisa bangunan benteng lengkap dengan meriam Belanda. Pulau Onrust dahulu merupakan galangan kapal VOC dan terdapat sisa-sisa bangunan Karantina Haji, sedangkan di Pulau Kelor dan Pulau Bidadari terdapat Benteng Martello yang pada masa penjajahan Belanda merupakan benteng pertahanan bagi wilayah perairan Teluk Jakarta. Potensi dari pulau-pulau yang memiliki potensi wisata sejarah dan pendidikan menjadikan kawasan ini menjadi kegiatan wisata pendukung dalam pengembangan kawasan wisata terpadu di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.

2.7.3. Pulau Cagar Alam

Pulau-pulau yang memiliki potensi wisata sebagai cagar alam terdapat dua pulau yaitu Pulau Rambut dan Pulau Bokor. Pulau-pulau ini dijadikan pulau cagar alam sesuai Keputusan Gouvernour General Hindia Belanda di Jakarta. Penggunaan pulau ini sebagai pulau konservasi menjadikan kegiatan di pulau ini menjadi wisata terbatas, sehingga harus memiliki ijin apabila ingin menuju pulau ini.


(29)

18 Potensi dari pulau-pulau yang memiliki potensi wisata cagar alam menjadikan kawasan ini menjadi kegiatan wisata penunjang dalam pengembangan kawasan wisata terpadu di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.

2.8. Pulau Pramuka

Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau yang berada pada gugusan Kepulauan Seribu. Pulau ini merupakan pusat administrasi dan pemerintahan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Pulau Pramuka termasuk ke dalam Kelurahan Pulau Panggang. Lokasi Pulau Pramuka sendiri masuk bagian dari kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang berada pada zona permukiman.

Untuk atraksi yang terdapat di Pulau Pramuka berupa lokasi pelestarian penyu sisik serta adanya pelestarian terumbu karang. Untuk melakukan kegiatan snorkeling di Pulau Pramuka kurang menarik disebabkan keindahan lautnya kurang terlihat, namun bila melakukan diving dikedalaman lebih dari 8 meter terdapat spot yang indah karena terdapat lokasi rehabilitasi terumbu karang.

Pada dasarnya Pulau Pramuka hanya dijadikan lokasi untuk penginapan, karena tujuan lain dari itu ialah menuju lokasi pulau lain sekitar pulau pramuka untuk melakukan kegiatan snorkeling pada pulau-pulau sekitar Pulau Pramuka diantaranya adalah Pulau Semak Daun dan Pulau Air yang memiliki panorama bawah laut yang indah.

Gambar 2.7. Gambar dermaga di Pulau Pramuka. Sumber : Dokumen Pribadi (29 April 2014)


(30)

19 Sebagai pusat pemerintahan fasilitas yang terdapat di Pulau Pramuka cukup lengkap dengan adanya penginapan, rumah makan, toko keperluan sehari-hari, hingga rumah sakit. Pulau ini dapat dicapai melalui perjalananengan laut dengan perahu motor tradisional dari pelabuhan nelayan Muara Angke atau Kali Adem, Kelurahan Kapuk atau dengan perahu motor cepat dari dermaga kapal Marina Ancol.

2.9. Opini Masyarakat Mengenai Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan ekosistem di wilayah pesisir yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tidak hanya kaya akan keanekaragaman hayati yang merupakan sumber makanan dan obat-obatan, tetapi juga mempunyai fungsi sebagai pelindung wilayah pesisir pantai dari gempuran ombak, tempat rekreasi bawah air dan sebagai sumber perikanan terumbu karang.

Berdasarkan hasil penelitian dari kuisioner yang dilakukan kepada masyarakat dan wisatawan yang berada di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu. Kawasan Pulau Pramuka dipilih karena pulau tersebut merupakan pusat administrasi dan pemerintahan di Kepulauan Seribu.

Maka hasil yang diperoleh adalah masih rendahnya pemahaman masyarakat dan wisatawan yang ada di Kepulauan Seribu tentang arti pentingnya terumbu karang dan masih maraknya nelayan yang dapat menyebabkan rusaknya terumbu karang di Kepulauan Seribu.

Berikut adalah data hasil kuisioner yang diberikan kepada masyarakat dan wisatawan :

2.9.1. Data Primer

Proses pencarian data primer dilakukan dengan cara melakukan kuisioner kepada masyarakat dan wisatawan. Studi kasus dilakukan di RW 11 Pulau Pramuka Kelurahan Pulau Panggang Kecamatan Kepulauan Seribu Utara.


(31)

20  Kuisioner Masyarakat

Tabel 2.1. Presentasi hasil dari kuisioner kepada masyarakat di Pulau Pramuka.

Berdasarkan kuisioner tersebut diuraikan sebagai berikut :

 Mengetahui manfaat dari terumbu karang - 10 orang menjawab “mengetahui” - 4 orang menjawab “sedikit”

- 73 orang menjawab “tidak mengetahui”  Cara melestarikan terumbu karang

- 5 orang menjawab “mengetahui” - 0 orang menjawab “sedikit”

- 82 orang menjawab “tidak mengetahui”  Kegiatan yang dapat merusak terumbu karang

- 0 orang menjawab “mengetahui” - 14 orang menjawab “sedikit”

- 73 orang menjawab “tidak mengetahui”

 Dampak yang ditimbulkan apabila terumbu karang rusak - 0 orang menjawab “mengetahui”

- 14 orang menjawab “sedikit”

- 73 orang menjawab “tidak mengetahui”

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Mengetahui Manfaat Terumbu Karang Cara Melestarikan Terumbu Karang Kegiatan Yang Dapat Merusak Terumbu Karang Dampak Yang Ditimbulkan Apabila Terumbu Karang Rusak Mengetahui Sedikit Tidak Mengetahui


(32)

21  Kuisioner Wisatawan

Tabel 2.2. Presentasi dari hasil kuisioner kepada wisatawan di Pulau Pramuka.

Berdasarkan kuisioner tersebut diuraikan sebagai berikut :

 Mengetahui manfaat dari terumbu karang - 12 orang menjawab “mengetahui” - 6 orang menjawab “sedikit”

- 28 orang menjawab “tidak mengetahui”  Cara melestarikan terumbu karang

- 5 orang menjawab “mengetahui” - 12 orang menjawab “sedikit”

- 29 orang menjawab “tidak mengetahui”  Kegiatan yang dapat merusak terumbu karang

- 12 orang menjawab “mengetahui” - 6 orang menjawab “sedikit”

- 26 orang menjawab “tidak mengetahui”

 Dampak yang ditimbulkan apabila terumbu karang rusak - 3 orang menjawab “mengetahui”

- 13 orang menjawab “sedikit”

- 30 orang menjawab “tidak mengetahui”

0 5 10 15 20 25 30 35 Mengetahui Manfaat Terumbu Karang Cara Melestarikan Terumbu Karang Kegiatan Yang Dapat Merusak Terumbu Karang Dampak Yang Ditimbulkan Apabila Terumbu Karang Rusak Mengetahui Sedikit Tidak Mengetahui


(33)

22 Berdasarkan hasil dari kuisioner yang diberikan kepada masyarakat dan wisatawan, dapat disimpulkan bahwa pemahaman masyarakat terhadap terumbu karang masih sangat minim. Untuk itu perancangan media informasi tentang pelestarian terumbu karang sangat diperlukan agar ekosistemnya dapat terjaga dan terlestarikan dengan baik.

2.9.2. Data Sekunder

Proses pencarian data selanjutnya dilakukan dengan melalui media buku dan media internet, dimana sumber data isi buku yang diperoleh berasal dari beberapa penelitian sebelumnya terkait tentang terumbu karang di Kepulauan Seribu. Buku yang dipilih sebagai referensi sumber data diantaranya buku dari Yayasan Terumbu Karang Indonesia yang berjudul Terumbu Karang Jakarta hal 9-11 tahun 2011, dimana dijelaskan pula bahwa pemahaman masyarakat tentang terumbu karang masih sangat minim.

Untuk media internet pencarian data diambil dari website resmi di Kepulauan Seribu yaitu www.beritapulauseribu.com dimana dijelaskan pula pemahaman masyarakat tentang pelestarian terumbu karang masih sangat minim.

2.10. Target Khalayak

Target Audiens adalah satu segmen yang menjadi sasaran komunikasi suatu merek, produk atau informasi dan belum tentu sebagai pengambil keputusan.

 Demografis

- Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan. - Pekerjaan : Nelayan dan pedagang.

- Usia : 20 – 45 tahun.

- Ekonomi Sosial : menengah-bawah.

 Geografis

- Masyarakat setempat di Pulau Pramuka, karena pulau ini merupakan Pusat Pemerintahan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Di


(34)

23 Pulau Pramuka mempunyai wilayah ekosistem terumbu karang yang cukup luas dan keadaanya semakin menurun.

 Psikografis

- Dapat menentukan keputusan sendiri.


(35)

24 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang akan dilakukan dan diuraikan dari masalah penambangan terumbu karang yang dijadikan bahan baku material pembangunan dan souvenir hiasan akuarium adalah membuat suatu kegiatan kampanye penyuluhan yang bersifat mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk menjaga dan ikut melestarikan terumbu karang di Kepulauan Seribu.

Strategi perancangan yang akan dilakukan untuk membuat media informasi tentang pelestarian terumbu karang yaitu :

 Pendekatan Komunikasi  Strategi Kreatif

 Strategi Media  Strategi Distribusi

Untuk itu langkah-langkah strategi perancangannya meliputi :

3.1.1. Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi merupakan suatu perencanaan untuk mengkomunikasikan suatu informasi agar tepat sasaran dengan bahasa yang sesuai dan dapat diterima dengan baik oleh penerimanya. Pendekatan komunikasi yang digunakan untuk kampanye ini adalah pendekatan komunikasi persuasi. Pendekatan ini bertujuan untuk mengajak dan meningkatkan kesadaran warga di Pulau Pramuka secara aktif dalam upaya melestarikan terumbu karang di Kepulauan Seribu.

Pendekatan secara teknis saja tidak cukup maka dari itu perlu adanya pendekatan secara perilaku dengan peran aktif dari warga Pulau Pramuka dengan mengajak agar tidak melakukan penambangan karang untuk bahan material bangunan, tidak membuang sampah ke laut dan menjual terumbu karang sebagai souvenir akuarium dengan cara membuat kampanye penyuluhan dan perlombaan membersihkan pesisir pantai.


(36)

25  Tujuan Komunikasi

Pendekatan komunikasi ini bertujuan untuk mengajak dan meningkatkan kesadaran masyarakat di Pulau Pramuka yang berlatar belakang sebagai nelayan den pedagang agar dapat menjaga dan merawat kelestarian terumbu karang juga memberikan pengetahuan akan manfaat ekosistem terumbu karang.

Pendekatan Komunikasi Visual

Pendekatan visual dalam media informasi ini dengan memadukan gaya ilustrasi vektor dengan teknik digital painting dan fotografi, lalu tipografi sebagai penjelas tagline kampanye tersebut, yang menggambarkan keceriaan dan keindahan yang ada didasar laut dengan gaya bahasa hiperbola atau dilebih-lebihkan. Pendekatan visual ini diharapkan bisa lebih menarik perhatian karena menggunakan warna-warna yang cerah.

Pendekatan Komunikasi Verbal

Berdasarkan wilayah target khalayak yang berada di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, dengan mayoritas penduduknya adalah nelayan dan pedagang, penyampaian pesan untuk media informasi ini menggunakan bahasa Indonesia yang tidak baku dengan menyisipkan bahasa-bahasa keseharian agar informasi yang disampaikan dapat mudah dimengerti. Slogan pada kampanye ini adalah : “Ayo Jaga dan Lestarikan Terumbu Karang”, bodycopy: “Menjaga terumbu karang, menjaga masa depan generasi kita”.

3.1.2. Strategi Kreatif

Strategi kreatif sangat penting dalam menerjemahkan pesan yang ingin disampaikan kedalam bahasa visual karena pesan yang disampaikan jelas menggunakan elemen grafis sebagai dasar pada media yang dirancang. Strategi kreatif yang akan dibuat adalah dengan membuat media ambient “photo stand ins” yang menjadi media untuk menarik perhatian dan nantinya disimpan pada acara Peduli Terumbu Karang yang bekerjasama dengan Yayasan TERANGI sebagai moderator acara tersebut.


(37)

26  Sebagai daya tarik untuk melihat informasi yang ingin disampaikan untuk

warga dan wisatawan yang berada di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu.

 Mengajakan warga yang ada di Pulau Pramuka untuk ikut menjaga dan melestarikan terumbu karang.

 Sebagai media kampanye yang nantinya bisa tersebar di situs-situs media sosial seperti Facebook dan Twitter dan sebagainya.

3.1.3. Konsep Pelaksanaan Acara

Konsep pada acara ini disesuaikan dengan kegiatan Peduli Terumbu Karang. Peduli Terumbu Karang merupakan sebuah gerakan untuk menyelamatkan terumbu karang, yang digaungkan pertama kali bersama dengan Hari Karang Se-Dunia yang jatuh setiap tanggal 9 Juni. Kampanye Peduli Terumbu Karang dilakukan di lokasi Balai Kota Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang letaknya berada di Pulau Pramuka. Kampanye Peduli Terumbu Karang ini diharapkan akan menjadi gerakan lingkungan yang membangkitkan kembali martabat Indonesia sebagai negara kepulauan, yang selama ini selalu muncul di media tentang kerusakan lautnya akibat sistem pengawasan dan penegakan hukum yang lemah dan juga sebagai kegiatan untuk mengajak warga setempat untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian terumbu karang.

Acara kampanye penyuluhan ini diselenggarakan selama 1 hari pada tanggal 9 Juni 2015 yang bertempat di Balai Kota Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu di Pulau Pramuka.

3.1.4. Tahapan Kampanye Penyuluhan

Dalam tahapan perencanaan penyampaian pesan dan informasi untuk khalayak sasaran agar mengikuti acara Peduli Terumbu Karang ini dibuat suatu tahapan, dimana tahapan tersebut merupakan bagian dari keseluruhan proses kampanye, tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

 Tahap Pra-event

Sebagai tahap awal yang akan dimunculkan di lingkungan pesisir Pulau Pramuka dengan (teaser) media poster yang akan memberikan rasa penasaran


(38)

27 dan keingintahuan tentang apa dari isi dari pesan yang disampaikan. Teknis pelaksanaan yaitu dengan menyebarkan media-media poster ukuran A3 di tempat yang strategis untuk ditargetakan ke khalayak sasaran yaitu di papan pengumuman setiap RT/RW, sekolah, kios-kios pedagang, dan kapal-kapal nelayan.

 Tahap Informasi

Tahap kedua adalah dengan memberikan brosur yang berisikan tentang kondisi terumbu karang sekarang yang mengkhawatirkan dengan tujuan mencari rasa simpati dari warga setempat agar ikut berpartisipasi pada acara kampanye penyuluhan Peduli Terumbu Karang.

 Tahap Acara/Event

Tahap ketiga adalah mengadakan kegiatan seminar tentang terumbu karang dengan narasumber Bupati Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Bapak Asep Syarifudin, bintang tamu Riyani Djangkaru dari Tim Jejak Petualang dan Ketua Tim Monitoring Yayasan TERANGI Kepulauan Seribu Bapak Ismail S yang bertujuan untuk memberikan informasi dan pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat sekaligus menjadi pembina dalam kegiatan adopsi karang.

 Tahap Pasca Event

Tahap terakhir adalah mengadakan acara perlombaan gratis untuk warga ataupun wisatawan yang ingin ikut berpartisipasi untuk ikut serta dalam membersihkan sampah-sampah yang ada di dasar laut dan pesisir pantai di Pulau Pramuka. Hasil pemenang akan ditentukan dari berapa banyak sampah yang dikumpulkan oleh peserta perlombaan.

3.1.5. Strategi Media

Dalam perancangan kampanye ini, dibutuhkan strategi media yang terperinci dan fokus pada target khalayak agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

- Media Utama

Berangkat dari fokus permasalahan yang sebelumnya dibahas adalah mengenai ambient media sebagai sebagai media utama kampanye penyuluhan


(39)

28 untuk pelestarian teumbu karang di Kepulauan Seribu. Untuk mencapai tujuan, ambient media ini harus memperhatikan dari segala aspek, mulai dari konsep visual, strategi pemilihan media dan juga teknis produksi.

Media photo stand ins dipilih pada ambient media ini karena media ini mempunyai ketertarikan yang tinggi untuk masyatakat atau wisatawan agar dapat ikut berpartisipasi dalam upaya menjaga kelestarian terumbu karang. Tidak hanya mempunyai ketertarikan, media ini pun bisa menjadi kampanye sosial selanjutnya di situs-situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lain sebagainya. Setiap peserta yang mengikuti acara kampanye penyuluhan ini berhak berfoto gratis bersama figure pada photo stand ins tersebut. Pengambilan gambar dilakukan oleh pihak penyelenggara panitia yang nantinya bisa diunduh pada situs-situs atau bisa memberikan langsung hasilnya ditempat lewat perangkat teknologi.

Gambar 3.1. Gambar contoh ambient media photo stand ins. Sumber : www.pinterest.com ( 16 Juni 2014)

- Media Pendukung

Sesuai fungsinya media pendukung adalah media yang mendukung tersampaikannya informasi pada media utama. Adapun media pendukung yang digunakan antara lain :

- Poster

Poster menjadi media untuk menginformasikan pesan yang akan disampaikan karena poster adalah media konvensional yang sering


(40)

29 dijumpai dan merupakan media yang bersinggungan langsung dengan masyarakat.

Gambar 3.2. Gambar desain poster teaser. Sumber : Dukumen pribadi (22 Juni 2014)

- Brosur

Merupakan media cetak yang digunakan untuk memunculkan simpati, kepedulian atau keberpihakan khalayak sasaran pada masalah mengenai terumbu karang.

- Baliho

Baliho adalah media informasi yang dipasang di tempat terbuka, di jalan-jalan yang akan menuju tempat berlangsungnya acara kampanye penyuluhan, umumnya baliho menggunakan rangka dari bambu.

- Banner

Media ini sering dipakai untuk menginformasikan sebuah acara yang ditempatkan langsung dilokasi kegiatan berlangsung sehingga sangat tepat dan efektif.


(41)

30 - Backdrop

Media ini sering ditempatkan langsung di lokasi kegiatan berlangsungnya acara sehingga sangat tepat dan efektif, media ini berfungsi sebagai media informasi ketika acara berlangsung.

- Stiker

Stiker sebagai media yang mudah di tempel di mana saja seperti kendaraan kaca lemari dan benda lainnya, melalui stiker lebih memudahkan untuk menyampaikan pesan tagline.

- Kalender

Merupakan media yang dapat disimpan dimana saja sehingga dapat mudah terlihat oleh khalayak sasaran. Pemilihan kalender ini bertujuan agar masyarakat ketika melihat tanggal atau hari mereka juga melihat pesan dari media informasi ini.

- Pin

Merupakan media yang dapat diberikan sebagai tanda bukti bahwa masyarakat disana sudah ikut serta dalam pelestarian terumbu karang. - Jam Dinding

Jam merupakan media pengingat yang dilihat setiap waktu, Pemilihan jam dinding ini dimaksudkan agar masyarakat ketika melihat waktu mereka melihat juga pesan kampanye ini.

- Flag Chain

Media ini digunakan untuk keperluan display panggung yang langsung ditempatkan di lokasi kegiatan kampanye penyuluhan.

3.1.7. Strategi Distribusi

Pendistribusian dilakukan melalui kerjasama dengan Pemerintah Pusat Kepulauan Seribu dan RT dan RW setempat dan juga karang taruna. Media utama akan disimpan pada saat terselenggaranya acara kegiatan, sedangkan untuk media pendukung akan disebarkan di papan pengumuman, kios-kios, kapal transportasi, sekolah, pasar ikan, dermaga serta tempat-tempat publik lainya yang sering ramai dikunjungi warga setempat. Hal ini bertujuan agar lebih teorganisir dalam


(42)

31 penempatan media dan pemerataan. Adapun tabel tahapan strategi distribusinya sebagai berikut:


(43)

32 3.2. Konsep Visual

Menggunakan konsep visual yang persuasi yang disesuaikan dengan khalayak sasaran. Dengan teknik digital painting dan dilengkapi oleh tipografi akan menjadi pelengkap untuk menambah data informatif tentang tujuan kampanye. Dan konsep visual meliputi:

- Format Desain - Tata Letak (Layout) - Tipografi

- Ilustrasi - Warna

3.2.1. Format Desain

Format desain portrait yaitu media utama berupa photo stand ins. Format desain yang akan digunakan bersifat simetri dimana letak unsur-unsur visual hampir semua sama, hanya diolah sedemikian rupa dan disesuaikan dengan media yang akan digunakan sehingga tidak terkesan monoton. Peletakan gambar, tagline, bodycopy atau pun teks letaknya disesuaikan dengan media yang akan digunakan pada kampanye penyuluhan ini. Untuk ukuran yang digunakan adalah 180 cm x 100 cm ukuran ini disesuaikan dengan ukuran standar tubuh manusia di Indonesia.

Gambar 3.3. Gambar Format Desain. Sumber : Dukumen pribadi (22 Juni 2014)


(44)

33 3.2.2. Tata Letak

Penyusunan dalam penempatan unsur-unsur desain memakai pola simetris dengan memperhatikan keseimbangan layout dan prinsip-prinsip desain. Layout yang digunakan pada media utama yaitu portrait. Keterkaitan pada setiap media perancangan desain yang digunakan pada setiap media kampanye ini telihat pada penempatan tagline, headline, dan logo kampanye yang penempatannya disesuaikan berdasarkan media yang digunakan.

Gambar 3.4. Gambar Layout Photo Stand Ins. Sumber : Dukumen pribadi (22 Juni 2014)

3.2.3. Tipografi

Font pada perancangan kampanye sosial ini memiliki kriteria yaitu :

 Persuasif, yaitu memberi ajakan untuk ikut serta dalam menjaga ekosistem terumbu karang kepada khalayak.

 Mudah dibaca, yaitu dengan memperhatikan kenyamanan dan keterbacaan dalam membaca.


(45)

34 Jenis huruf yang akan digunakan adalah :

 LMS Coral

Huruf LMS Coral digunakan untuk logotype karena mempunyai kesan seperti bentuk karang dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, huruf ini juga mempunyai fleksibilitas yang bagus apabila digunakan untuk logotype.

 MV Boli

Huruf MV Boli digunakan untuk tagline, disamping memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, huruf ini digunakan sebagai penguat dan cocok untuk ilustrasi dan logo yang dibuat.

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

1234567890

!@#$%^&*()-

+={}[]:;”

\<>?/,.

3.2.4. Ilustrasi

Kusrianto (2006) menjelaskan “Ilustrasi menurut definisinya adalah seni gambar

yang di manfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan

secara visual”. Ilustrasi menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang bertujuan menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan atau informasi tertulis lainnya sehingga tulisan tersebut lebih mudah dipahami.Ilustrasi digunakan untuk memperjelas dan mempertegas pesan yang ingin disampaikan dalam perancangan


(46)

35 media Kampanye Penyeluhuan Pelestarian Terumbu Karang. Ilustrasi juga bisa digunakan sebagai daya tarik visual.

 Ilustrasi Media Utama

Dalam perancangan media utama ini yaitu Photo Stand Ins, ilustrasi yang digunakan adalah visualisasi vektor orang yang sedang melakukan Diving dengan struktur tubuh sedemikian rupa membuat kesan agar mengajak untuk ikut melestarikan terumbu karang dan disisinya ilustrasi vektor kartun ikan badut atau clown fish. Ikan badut dipilih karena ikan ini sering menggunakan terumbu karang sebagai tempat berlindung, berkembang biak dan juga mencari sumber makanan. Untuk ilustrasi terumbu karang yang ada didasar laut juga menggunakan vektor dengan sedikit ditambahkan teknik digital paint agar memberikan warna yang cerah yang lebih real agar dapat menarik perhatian masyarakat.

Gambar 3.5. Gambar ilustrasi orang sedang dive. Sumber : Dukumen pribadi (22 Juni 2014)

Gambar 3.6. Gambar ilustrasi Ikan Badut. Sumber : Dukumen pribadi (22 Juni 2014)


(47)

36 Gambar 3.7. Gambar ilustrasi Background.

Sumber : Dukumen pribadi (22 Juni 2014)

 Ilustrasi Media Pendukung Poster Acara

Menggunakan latar seperti didalam kapal selam agar menarik perhartian kepada masyarakat dan wisatawan. Tanggal penyelenggaraan acara dibuat lebih terang. Jenis font menggunakan Impact agar mudah terbaca

Gambar 3.8. Gambar ilustrasi poster acara. Sumber : Dukumen pribadi (22 Juni 2014)

 Konsep Logo Acara

Logo acara Peduli Terumbu Karang menggunakan logotype yang terbentuk dari penyederhanaan bentuk karang. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan gambar dan penjelasan dari logo Peduli Terumbu Karang :


(48)

37 Gambar 3.9. Gambar desain logotype Peduli Tarumbu Karang.

Sumber : Dukumen pribadi (29 April 2014)

Penjelasan logo :

- Jenis huruf yang digunakan mempunyai bentuk struktur terumbu karang. - Peduli Terumbu Karang merupakan hari terumbu karang se-dunia yang

jatuh pada tanggal 9 Juni.

- Warna biru gelap yang mendominasi diambil dari warna air diadasar laut sebagai tempat hidup jenis-jenis biota laut termasuk terumbu karang. - Warna biru memberikan kesan keindahan lautan dan memberikan kesan

kekuatan dan kepercayaan.

3.2.5. Warna

Warna merupakan element yang sangat penting bagi dunia desain. Warna memiliki daya tarik yang kuat untuk menciptakan makna dan pesan tersendiri. Warna dapat mempengaruhi emosi seseorang yang melihatnya. Dari dua hal tersebut, agar penyampaian pesan dalam kampanye penyuluhan pelestarian terumbu karang dapat tersampaikan sesuai dengan target primer menggunakan warna cerah dengan menggunakan warna-warna yang ada di dasar laut, efek psikologi target primer agar merasa tertarik saat melihat visual yang ditampilkan.


(49)

38 Gambar 3.10. Gambar warna yang digunakan pada media.

Sumber : Dukumen pribadi (18 Juni 2014)

Warna-warna diatas merupakan warna yang dipilih sesuai dengan konsep visual yaitu keceriaan dan keindahan dasar laut. Warna biru merupakan warna yang paling banyak digunakan karena warna ini merupakan warna dasar dari air dan dasar laut.


(50)

39 BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

Untuk mencapai tujuan, kampanye ini harus memperhatikan dari segala aspek, mulai dari konsep visual, strategi pemilihan media dan juga teknis produksi. Dalam produksi, semua media dipertimbangkan supaya dapat menciptakan efektivitas untuk menyampaikan pesan. Setiap media memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda, serta penempatan media yang berbeda juga. Berikut adalah media-media beserta teknis produksinya:

4.1. Proses Perancangan

Media photo stand ins dipilih pada ambient media ini karena media ini mempunyai ketertarikan yang tinggi untuk masyatakat atau wisatawan agar dapat ikut berpartisipasi dalam upaya menjaga kelestarian terumbu karang. Tidak hanya mempunyai ketertarikan, media ini pun bisa menjadi kampanye sosial selanjutnya di situs-situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lain sebagainya. Setiap peserta yang mengikuti acara kampanye penyuluhan ini berhak berfoto gratis bersama figure pada photo stand ins tersebut.

Pengambilan gambar dilakukan oleh pihak penyelenggara panitia yang nantinya bisa diunduh pada situs-situs atau bisa memberikan langsung hasilnya ditempat lewat perangkat teknologi. Dengan menggunakan ilustrasi visual vektor seseorang yang sedang melakukan diving dan ikan badut atau clownfish memberikan ketertarikan kepada masyarakat yang ikut serta dalam acara kampanya penyuluhan.Keindahan terumbu karang yang ada di dasar laut digunakan sebagai background dari media Photo Stand Ins.

4.1.1. Pra Produksi

Dalam pembuatan media utama Perancangan Kampenye Penyuluhan Pelestarian Terumbu Karang melalui beberapa tahap dalam pengerjaanya, dimulai dari tahap sketsa visual, sketsa dilakukan untuk menentukan ilustrasi pada media utama dan media pendukung.


(51)

40 4.1.2. Produksi

Setelah melakukan proses sketsa visual, sketsa tersebut diolah kembali menjadi visual dalam bentuk vektor digital dengan menggunakan software desain yaitu Adobe Illustrator CS6 sebagai berikut:

Gambar 4.1. Gambar perancangan visual digital.

4.2. Teknis Media

Dalam pembuatan media Kampanye Penyuluhan Pelestarian Terumbu Karang di Kepulauan Seribu melalui beberapa tahap pengerjaan, seperti sketsa visual lalu proses visual digital. Dalam teknis produksi media dilakukan beberapa tahap dan menggunakan media-media untuk mengoptimalkan hasil dari karya yang telah dirancang agar pesan yang disampaikan terlihat menarik dan dapat tersampaikan dengan baik dan jelas, berikut merupakan tahap-tahap perancangan dan media-medianya.

4.2.1. Media Utama

Strategi media yang digunakan sebagai media utama adalah membuat ambient media yang disebut Photo Stand Ins. Media ini diharapkan menjadi media


(52)

41 kampanye berkelanjutan yang dapat tersebar pada media-media lain seperti Facebook, Twitter, Instagram dan sebagainya.

Gambar 4.2. Gambar Photo Stand Ins.

Ukuran : 100 cm x 180 cm

Material : Papan Triplek 200 cm x 100 cm dengan ketebalan 9 mm, Banner Korean Glossy.

Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)

4.2.2. Media Pendukung Poster

Media poster dipilih pada kampanye ini karena media ini berpotensi terbaca oleh setiap orang yang melewati daerah penempelan poster tersebut. Daerah tersebut diantaranya adalah di papan pengumuman RT/RW di Pulau Pramuka Kepulauan


(53)

42 Seribu. Alasan lain pemilihan media poster adalah karena harganya yang cukup murah.Pada desain poster teaser menggunakan teknik fotograpi dengan menggunakan foto perahu nelayan yang sedang mengibarkan bendera acara kampanye penyuluhan Peduli Terumbu Karang. Ditambahkan tanggal pelaksanaan acara pada poster yang bertujuan untuk memberikan info acara dan penanggung jawab acara.

Gambar 4.3. Gambar Poster Teaser.

Ukuran : A3 (29.7 cm x 42 cm) Material : Art Papper 260 gram Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)

Pada desain poster acara menggunakan ilustrasi digital painting dan ilustrasi vektor. Dengan menggunakan latar seakan didalam sebuah kapal selam yang memberikan kesan indah dari terumbu karang tersebut supaya dapat mengajak warga untuk ikut berpartisipasi pada acara kampanye penyuluhan Peduli Terumbu


(54)

43 Karang yang diselenggarakan pada tanggal 9 Juni 2015 di Balaikota Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu.

Gambar 4.4. Gambar Poster Acara.

Ukuran : A3 (29.7 cm x 42 cm) Material : Art Papper 260 gram Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)

4.2.2. Brosur

Media brosur dipilih karena media ini dapat langsung diterima oleh khalayak sasaran karena media ini dibagikan secara langsung kepada khalayak sasaran dengan isi pesan yang informatif tentang sungai Cikapundung dan persuasif tentang kampanye sosial ini.


(55)

44 Gambar 4.5. Gambar Desain Brosur.

Ukuran : A4 (29.7 cm x 21 cm) Material : Art Papper 210 gram Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)

4.2.3. Pin

Merupakan media yang dapat diberikan sebagai tanda bukti bahwa masyarakat disana sudah ikut serta dalam pelestarian terumbu karang.


(56)

45 Gambar 4.6. Gambar Pin.

Ukuran : Diameter : 7cm

Material : Costume

Teknis Produksi : Digital Printing

4.2.4. Flag Chain

Media ini digunakan untuk keperluan display panggung yang langsung ditempatkan di lokasi kegiatan kampanye penyuluhan.


(57)

46 Ukuran : A5 (14.85 cm x 11 cm)

Material : Art Papper 210 gram Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)

4.2.5. Stiker

Media stiker sebagai souvenir yang juga berfungsi sebagai pengingat masyarakat mengenai kalender program redenominasi mata uang rupiah yang dapat di tempelkan dimanapun.

Gambar 4.8. Gambar Desain Sticker

Ukuran : 10 x 8 cm

Material : Sticker Plastic

Teknis Produksi : Cetak Separsi (offset)

4.2.6. Flyer Acara

Media flyer dipilih karena media ini dapat langsung diterima oleh khalayak sasaran karena media ini dibagikan secara langsung kepada khalayak sasaran dengan isi pesan yang informatif tentang pelaksanaan acara kegiatan kampanye.


(58)

47 Gambar 4.9. Gambar Desain Flyer Acara

Ukuran : A5 (14.85 cm x 11 cm) Material : Art Papper 210 gram Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)

4.2.7. Kalender

Merupakan media yang dapat ditempatkan dimana saja. Media ini dibagikan sebagai souvenir saat berlangsungnya acara kampanye kepada masyarakat dan wisatawan di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu.


(59)

48 Gambar 4.10. Gambar Desain Kalender

Ukuran : A3 (29.7 cm x 42 cm) Material : Art Papper 260 gram Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)

4.2.8. Gelas Mug

Media ini dibagikan sebagai souvenir saat berlangsungnya acara kampanye kepada masyarakat dan wisatawan di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu.


(60)

49 Gambar 4.11. Gambar Desain Gelas Mug

Ukuran : Costum

Material : Costum

Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)

4.2.9. Kaos

Kaos sebagai media pendukung yang juga berfungsi sebagai pengingat masyarakat dengan pertanyaan. Kaos ini diberikan kepada masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam acara lomba membersihkan pesisir pantai dan laut. Dengan

logo “ Peduli Terumbu Karang “ dapat menjadi media pengingat untuk


(61)

50 Gambar 4.12. Gambar Desain Kaos Acara.

Material : Combad 24s


(1)

45 Gambar 4.6. Gambar Pin.

Ukuran : Diameter : 7cm Material : Costume Teknis Produksi : Digital Printing 4.2.4. Flag Chain

Media ini digunakan untuk keperluan display panggung yang langsung ditempatkan di lokasi kegiatan kampanye penyuluhan.


(2)

46 Ukuran : A5 (14.85 cm x 11 cm)

Material : Art Papper 210 gram Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset) 4.2.5. Stiker

Media stiker sebagai souvenir yang juga berfungsi sebagai pengingat masyarakat mengenai kalender program redenominasi mata uang rupiah yang dapat di tempelkan dimanapun.

Gambar 4.8. Gambar Desain Sticker

Ukuran : 10 x 8 cm

Material : Sticker Plastic

Teknis Produksi : Cetak Separsi (offset)

4.2.6. Flyer Acara

Media flyer dipilih karena media ini dapat langsung diterima oleh khalayak sasaran karena media ini dibagikan secara langsung kepada khalayak sasaran dengan isi pesan yang informatif tentang pelaksanaan acara kegiatan kampanye.


(3)

47 Gambar 4.9. Gambar Desain Flyer Acara

Ukuran : A5 (14.85 cm x 11 cm) Material : Art Papper 210 gram Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)

4.2.7. Kalender

Merupakan media yang dapat ditempatkan dimana saja. Media ini dibagikan sebagai souvenir saat berlangsungnya acara kampanye kepada masyarakat dan wisatawan di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu.


(4)

48 Gambar 4.10. Gambar Desain Kalender

Ukuran : A3 (29.7 cm x 42 cm) Material : Art Papper 260 gram Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)

4.2.8. Gelas Mug

Media ini dibagikan sebagai souvenir saat berlangsungnya acara kampanye kepada masyarakat dan wisatawan di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu.


(5)

49 Gambar 4.11. Gambar Desain Gelas Mug

Ukuran : Costum

Material : Costum

Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset) 4.2.9. Kaos

Kaos sebagai media pendukung yang juga berfungsi sebagai pengingat masyarakat dengan pertanyaan. Kaos ini diberikan kepada masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam acara lomba membersihkan pesisir pantai dan laut. Dengan logo “ Peduli Terumbu Karang “ dapat menjadi media pengingat untuk masyarakat agar dapat terus menjaga dan melestarikan terumbu karang.


(6)

50 Gambar 4.12. Gambar Desain Kaos Acara.

Material : Combad 24s Teknis Produksi : DTG Printing