Tahapan Penyulingan Pengemasan Minyak Atsiri

Penyulingan Minyak Atsiri Dari Nilam Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JATIM - 23 - daun tanaman nilam dan meninggalkan sisa tanaman nilam setinggi 40-50 cm. Pada setiap panen dibiarkan satu cabang tumbuh untuk mempercepat tumbuhnya tunas baru. Adapun pemanenan berikutnya dilakukan 3-4 kali pemetikan daun selama 6 bulan. Pemanenan daun nilam mempunyai karakteristik khusus berkaitan dengan kadar minyak atsirinya. Seluruh bagian tanaman nilam, baik bagian akar, batang, tangkai dan daun mengandung minyak nilam, tetapi kandungan setiap bagian tanaman berbeda-beda. Kandungan minyak tertinggi terletak pada daun yang terdapat pada tiga pasangan daun termuda yang masih bewarna hijau. Sedangkan daun nilam yang bewarna cokelat atau telah tua jika tidak segera dipanen, maka akan kehilangan sebagian minyaknya. Untuk teknis pemetikan daun nilam, dilakukan saat pagi hari atau dapat juga dilakukan menjelang malam hari. Hal ini dikarenakan bahwa pemetikan daun yang dilakukan pada siang hari dapat menyebabkan sel-sel daun akan melakukan metabolisme sehingga laju pembentukan minyak berkurang. Akibatnya daun kurang elastis dan mudah sobek. Pemetikan siang hari juga menyebabkan transpirasi daun berlangsung lebih cepat, sehingga jumlah minyak atsiri yang dihasilkan berkurang. Titik, 2005.

2.4.2. Tahapan Penyulingan

Penyulingan daun nilam dapat menghasilkan minyak secara optimal dalam kondisi daun kering. Dengan dikering-anginkan selama 4 hari. Jika Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Penyulingan Minyak Atsiri Dari Nilam Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JATIM - 24 - kondisi daun segar, rendemen minyak yang dihasilkan rendah karena pada daun segar sebagian sel-sel yang mengandung minyak terdapat di permukaan dan sebagian lagi terdapat dalam daun. Sehingga penyulingan daun segar, hanya minyak yang berasal dari permukaan lah yang dapat keluar sedangkan minyak dibagian dalam daun sulit keluar. Hal ini disebabkan minyak terhalan oleh kandungan air didalam daun dan dinding selnya sulit terbuka sehingga sulit ditembus uap. Turhana, 2007.

2.4.3. Pengemasan Minyak Atsiri

Sifat umum minyak atsiri adalah mudah rusak, terutama oleh berlangsungnya proses oksidai kontak dengan udara terbuka. Hal ini mengakibatkan menurunnya kualitas komponen utamanya. Karena itu pengemasan yang baik, minyak atsiri dismpan dalam botol berwarna gelap dan tidak kontak langsung dengan udara. Minyak atsiri dalam jumlah kecil disimpan dalam botol berwarna, sedangkan miyak atsiri dalam jumlah besar disimpan dalam drum yang dilapisi dengan bahan yang tidak bereaksi dengan minyak. Kemasan yang baik adalah yang berwarna dan tidak tembus cahaya. Hieronymus Budi Santoso, 1990. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Penyulingan Minyak Atsiri Dari Nilam Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JATIM - 25 -

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1. Bahan Penelitian

Penelitian ini menggunakan bahan baku daun nilam yang didapat dari Desa Ringin Telu, kelurahan Ngadirenggo, kecamatan Wlingi, kabupaten Blitar.

3.2. Alat yang digunakan untuk penyulingan

Nilam didistilasi dengan cara dikukus. Alat pengukus dilengkapi dengan penampung distilat yang sekaligus dapat digunakan untuk memisahkan dua lapisan yaitu lapisan atas minyak dan lapisan bawah air. Setelah dipisahkan volume minyak diukur dengan gelas ukur kemudian diukur pula berat jenisnya dengan piknometer. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.