Perhitungan Rasio Likuiditas Laporan Keuangan Pada Directorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia

(1)

PERHITUNGAN RASIO LIKUIDITAS LAPORAN

KEUANGAN PADA DIREKTORAT AIRCRAFT

INTEGRATION

PT. DIRGANTARA INDONESIA

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Dalam menempuh Jenjang D3

Program Studi Keuangan dan Perbankan

Oleh :

NAMA

: Herni Siti jubaedah

NIM : 21508008

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

ii

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT DIRGANTARA INDONESIA, Bandung.

Laporan kerja praktek ini merupakan salah satu syarat mata kuliah Kerja Praktek semester V Program Studi Keuangan & Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, sehingga dapat terselesaikan. Terutama kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati., Dra.,SE.,MSi. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati.,SE.,MSi. Selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Trustorini Handayani.,SE.,MSi. Selaku Dosen Pembimbing dalam penuyusunan Laporan Kerja Praktek ini.


(3)

iii

5. Ibu Elvira Azis.,SE.,MT. Selaku Koordinator Kerja Praktek Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Bapak Darmazakti Natajaya Tirta.,SE.,MT. Selaku Dosen Wali Keuangan dan Perbankan.

7. Bapak Doddy Handiman dan Bapak Edy. Selaku Pembimbing perusahaan dalam pelaksanaan kerja praktek di PT Dirgantara Indonesia Bandung. 8. Pimpinan dan segenap karyawan Directorat Aircraft Integration PT

Dirgantara Indonesia.

9. Kepada kedua orang tua penulis yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan baik materil maupun moril.

10.Buat adikku Ridwan dan Tita , selalu memberikan masukan dan dukungannya kepada penulis

11.Teman-teman kelas KP-1 tercinta yang tidak pernah berhenti untuk selalu

memberikan semangat dan do’anya.

12.R.Adrian Rizkita yang yang setiap hari terus menerus memberikan pengarahan, masukannya dan dukungan penuh kepada Penulis.

13.Rekan-rekan Kerja Praktek juga dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek ini, masih jauh dari sempurna baik dari segi isi maupun bentuk penyajiannya. Kritik dan saran Penulis harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan penulisan laporan dimasa yang


(4)

iv

Bandung, November 2010

Penulis


(5)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Analisis laporan keuangan akan memberikan gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam hal likuiditas. Perusahaan dapat mengukur seberapa jauh kemampuannya untuk memenuhi tantangan dan tuntutan yang dihadapi . analisa yang dihasilkan harus memberikan pemahaman yang baik terhadap operasional keuangan perusahaan sehingga dapat diketahui kelemahan perusahaan yang dianggap baik.

Dengan analisa rasio yang dilakukan akan diketahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dan hasil yang telah dicapai dari kegiatan operasionalnya.

Dari segi manajemen keuangan, perusahaan dikatakan mempunyai kinerja yang baik atau tidak dapat diukur dengan :

1. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (utang) yang akan jatuh tempo (liquidity).

2. Kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan, yaitu perbandingan antara utang dan modal (leverage).

3. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profitability). 4. Kemampuan perusahaan untuk berkembang (growth).


(6)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan kerja praktek dan menuangkannya dalam laporan kerja praktek dengan judul

“PERHITUNGAN RASIO LIKUIDITAS LAPORAN KEUANGAN PADA

DIRECTORAT AIRCRAFT INTEGRATION PT. DIRGANTARA INDONESIA”.

1.2. Tujuan Kerja Praktek

Tujuan Kerja Praktek bagi setiap mahasiswa adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Perhitungan rasio likuiditas laporan keuangan Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia (Persero) periode (2008 – 2009). 2. Untuk mengetahui perkembangan rasio likuiditas pada Direktorat Aircraft

Integration PT. Dirgantara Indonesia (Persero) periode (2008 – 2009).

3. Untuk mengetahui hambatan- hambatan dan penanggulangan perhitungan rasio likuiditas pada Direktorat Aircraft PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Periode (2008 – 2009).

1.3. Kegunaan Kerja Praktek

Bagi mahasiswa, kerja praktek dilaksanakan bukan hanya untuk memenuhi kewajiban sebagai salah satu syarat kelulusan. Tetapi memiliki kegunaan juga bagi berbagai pihak, yaitu sebagai berikut :


(7)

3

1. Bagi Mahasiswa

a. Dapat mengetahui, mendalami, dan menerapkan ilmu yang diterima dibangku kuliah terhadap aplikasi dunia kerja.

b. Mampu mengenal dan beradaptasi di dunia kerja yang sesungguhnya dimana akan ditempuh setelah menyelesaikan pendidikan.

c. Mendapatkan ilmu tambahan dan pengalaman selama kerja praktek yang tidak didapatkan selama perkuliahan.

d. Dapat mengembangkan diri dan meningkatkan keterampilan pada bidangnya.

e. Meningkatkan kemampuan mahasiswa akan pentingnya profesionalisme dalam dunia kerja.

f. Menjadikan kepribadian yang disiplin, mandiri dan bertanggung jawab terhadap kewajibannya dalam menyelesaikan tugas.

2. Bagi Universitas

a. Terjalinnya hubungan kerjasama antara universitas dengan perusahaan tempat kerja praktek.

b. Sebagai bahan evaluasi universitas dibidang akademik untuk perbaikan kurikulum kedepannya.

c. Dapat mengetahui keterkaitan atau korelasi antara ilmu yang diberikan di bangku kuliah dengan kondisi nyata dunia kerja.

3. Bagi Perusahaan


(8)

b. Dapat membantu perusahaan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang potensial.

c. Tidak menutup kemungkinan adanya saran yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan sistem yang sudah ada, dari mahasiswa pelaksana kerja praktek.

4. Bagi pihak lain pada umumnya

a. Dapat menambah wawasan mengenai keuangan suatu perusahaan dari hasil kerja praktek yang ditulis dalam laporan kerja praktek.

b. Dapat mengetahui perkembangan keuangan suatu perusahaan dalam beberapa periode.

1.4. Lokasi Dan Waktu Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek dilakukan di Unit Usaha Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Jalan Pajajaran No. 154 Bandung. Waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai pada tanggal 5 Juli 2010 sampai dengan tanggal 5 Agustus 2010.


(9)

5 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT DIRGANTARA INDONESIA

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Melalui PP No. 12 tanggal 5 April 1976 pemerintah memberikan kepercayaan kepada Prof. Dr. Ing. BJ Habibie untuk menghimpun segala potensi dan memanfaatkan berbagai fasilitas yang tersedia pada waktu itu guna mengelola dan mengembangkan industri pesawat terbang di Indonesia, dengan dasar PP itulah maka lahirlah PT. IPTN.

Pada tanggal 23 Agustus 1976 didasari kebutuhan untuk melayani sendiri sarana transportasi udara yang mampu menghubungkan pulau yang satu dengan pulau yang lain, karena Indonesia terbentuk atas pulau- pulau yang membentuk negara Indonesia dan untuk menguasai teknologi.

Pada tahun 1979 PT. IPTN sudah beranjak memasuki tahap dua yaitu

“Integrasi Teknologi”. Tahap ini merupakan penggabungan kemampuan

rancangan dan produksi antara PT. IPTN dengan mitra kerja dari CASA Spanyol. Melengkapi pesatnya industri pesawat terbang, PT. IPTN mendirikan divisi sistem persenjataan.

PT. IPTN dan Boeing Company menandatangani kerjasama teknik yang dibukukan pada tahun1982. Melalui landasan ini landasan baru telah dibuat untuk menempatkan PT. IPTN sebagai salah satu mitra kerja Boeing. Hal ini dibuktikan


(10)

ketika pada tahun 1987 PT. IPTN mulai memproduksi sebagian komponen pesawat Boeing 737, 747, 757, 787, dan Boeing 777.

Secara bertahap dan berkesinambungan suatu pusat perawatan mesin yakni Universal Maintenance Centre (UMC) didirikan pada tahun 1983. Pendirian dan pengembangan UMC ini adalah dalam rangka melengkapi suatu agenda “Alih

Teknologi”. Unit ini juga berfungsi merawat, memperbaiki mesin- mesin pesawat terbang dan helikopter maupun mesin- mesin turbin gas untuk industry dan untuk keperluan maritime.

Pada usianya yang ke- 10, pemerintah republik Indonesia menyelenggarakan Indonesia Air Show (IAS) I, yakni pada tahun 1986. Pameran kedirgantaraan ini menarik perhatian masyarakat luas baik dari dalam maupun dari luar negeri. Peristiwa ini adalah pertanggungjawaban pemerintah khususnya PT. IPTN terhadap rakyat tentang apa yang telah dicapai selama 10 tahun pertama.

Pada tahun 1987 PT. IPTN mulai memproduksi sebagian komponen pesawat Boeing 737 dan 767. Kerjasama imbal produksi (off-set) dicapai dengan General Dynamic untuk membuat komponen pesawat F-16 sehubungan dengan pembelian pesawat tempur tersebut oleh pemerintah RI.

Dalam rangka meningkatkan peluang- peluang alih teknologi serta bisnis, PT. IPTN bersama dengan New Media Development Organization, Jepang mendirikan perusahaan patungan yang diberi nama Nusantara Sistem


(11)

7

Internasional (NSI). Perusahaan yang bergerak dalam perangkat lunak computer ini didirikan pada tahun 1988 dan langsung beroperasi.

Untuk lebih memperluas produk- produk dan jasa yang dihasilkan khususnya di wilayah benua Amerika, sejak tahun 1922 yang lalu PT. IPTN memiliki branch office yang berkedudukan di Seattle Amerika Serikat dan diberi nama IPTN-NA (IPTN North America). Itu semua sekaligus sebagai dasar unruk melangkah lebih lanjut.

Memasuki dasawarsa kedua, PT. IPTN tidak hanya memelihara dan meningkatkan penguasaan teknologi yakni mengembangkan teknologi dirgantara sendiri untuk menghasilkan produk yang sama sekali baru.

Sejak tahun 1989, PT. IPTN mulai merancang bangun pesawat N-250. Ini ditandai dengan peluncurannya pada tanggal 10 November 1994 yang bertepatan dengan hari Pahlawan, dan beberapa bulan kemudian tepatnya pada tanggal 10 Agustus 1995, N-250 Gatotkaca diterbangkan untuk pertama kalinya. Peristiwa ini selain dipersembahkan untuk hadiah ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke- 50, dan tanggal tersebut dikukuhkan sebagai hari Kebangkitan Teknologi Nasional.

Sebagai pertanggungjawaban kepada rakyat, pada bulan Juni 1996 pemerintah kembali menyelenggarakan Indonesia Air Show (IAS) II. Pada kesempatan ini N-250 tampil sebagai primadona dan menunjukkan kebolehannya selama pameran berlangsung.


(12)

Memasuki dasawarsa ketiga, PT. IPTN siap untuk merealisasi era jetsasi, yaitu dengan dirancangnya pesawat N2130. Pesawat ini dilengkapi dengan dua buah mesin jet dan akan mengangkut penumpang antara 100-130 orang.

Pada awal abad mendatang pesawat ini akan siap diluncurkan dan melakukan penerbangan perdananya. Dibidang pemasaran langkah PT. IPTN semakin progresif menembus pasaran internasional. Hal ini ditandai dengan dibukanya AMRAI dan EURAI.

Ketika tahun 1997 krisis ekonomi dan moneter melanda kawasan Asia Tenggara dan Indonesia yang berdampak pada berkurangnya potensi pasar PT. IPTN. Terkait dengan itu, sejak Oktober 1998 industri ini mempersiapkan paradigma baru.

Program restrukturisasi perusahaan yang mencakup : reorientasi bisnis, penataan ulang postur SDM, serta restrukturisasi permodalan dan keuangan digulirkan. Melalui restrukturisasi ini postur karayawan menyusut dari 15.000 menjadi 10.000 orang. Puncaknya adalah perubahan nama PT. IPTN menjadi PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI), yang dilanjutkan dengan pengukuhan direksi baru. Nama baru diharapkan melahirkan citra baru yang lebih baik.

Orientasi PT. DI 70% pada bisnis inti pesawat terbang, sementara 30% nya pada bisnis plasma. Dengan paradigma baru ini PT. DI melahirkan 6 profil center, dan 7 strategic bisnis unit, serta 5 usaha pendukung.


(13)

9

Visi :

1. Menjadi produsen pesawat terbang dan helicopter bertaraf Internasional yang memberikan nilai pelanggan ( customer value ) lebih baik bagi kebutuhan pasar global, komersial dan militer.

2. Menjadi perusahaan kelas dunia dalam industry dirgantara yang berbasis pada penguasaan teknologi dan mampu bersaing dalam pasar global dengan mengandalkan keunggulan biaya.

Misi :

1. Menghasilkan produk yang memenuhi standar kualitas Internasional, diserahkan tepat waktu dengan biaya rekayasa , produksi dan operasional yang optimum.

2. Memberikan kemudahan kepada customer dalam mendapatkan dan mengoprasikan oesawat terbang dan helicopter dengan biaya kepemilikan yang rendah.

3. Menjalankan usaha dengan selalu berorientasi pada aspek bisnis dan komersil dan dapat menghasilkan produk dan jasa yng memiliki keunggulan biaya.

4. Menjadikan perusahaan sebagai pemain kelas dunia di industry global yang mampu bersaing dan melakukan aliansi strategis dengana industry dirgantara kelas dunia lainnya.


(14)

2.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting untuk

dipertimbangkan dalam sebuah organisasi, karena berperan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pengertian struktur organisasi menurut Handoko adalah organisasi dengan segala aktifitasnya, terdapat hubungan di antara orang-orang yang menjalankan aktivitas tersebut. Makin banyak kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi, makin kompleks pula hubungan-hubungan yang ada. Untuk itu perlu dibuat suatu bagan yang menggambarkan tentang hubungan tersebut termasuk hubungan antara masing-masing kegiatan atau fungsi. Bagan yang dimaksud dinamakan bagan organisasi atau struktur organisasi.

Untuk keterangan lebih jelas, maka struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut :


(15)

11

Struktur Organisasi Directorat Aircrat Integration PT Dirgantara Indonesia

Sumber : Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia

Gambar 2.1

Sturktur Organisasi Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia

DIRECTORAT AIRCRAFT INTEGRATION DEPARTEMEN JAMINAN MUTU DEPARTEMEN REKAYASA DEPARTEMEN

UR.UMUM DAN AKUTANSI

DIVISI LOGISTIK DAN DUK.PELANGGAN DIVISI OPS. AIRCRAFT

DIVISI PEMSARAN DAN PENJUALAN DEPARTEMEN PEMASARAN DEPARTEMEN PROC. DAN RECEIVING DEPARTEMEN PROD.ENGINEERING DEPARTEMEN PLAHN DAN INVENTORY DEPARTEMEN PENJUALAN DEPARTEMEN PROD. CONTROL DEPARTEMEN PENJUALAN PRODUK MILITER DEPARTEMEN TEKNIKAL SUPORT DEPARTEMEN PROD.SUPPORT DEPARTEMEN CUSTOMER SUPPORT DEPARTEMEN PROD FIXEDWING DEPARTEMEN DUKUNGAN USAHA DEPARTEMEN PROD. HELIKOPTER


(16)

2.3 DESKRIPSI JABATAN

1. DIRECTORAT AIRCRAFT INTEGRATION

Tugas dan Tanggung Jawab directorat aircraft integration adalah :

a) Memimpin kantor divisi directorat AI, untuk mencapai suatu tujuan PT Dirgantara Indonesia baik tujuan panjang maupun tujuan pendek.

b) Mengadakan pembagian tugas dan koordinasi dalam pelaksanaan kerja serta melakukan evaluasi agar pelaksanaannya sejalan dengan program kerja.

c) Meneliti dan menganalisa kegiatan operasi yang memungkinkan perluasan dan pengembangan operasi divisi tersebut.

d) Mengatur penyusunan program kerja.

e) Bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang menyangkut operasional perusahaan baik ketentuan intern dan ekstern.

2. DEPARTEMEN UR.UMUM DAN AKUTANSI

Tugas dan Tanggung Jawab Departemen Ur.Umum Dan Akutansi adalah : a) Menganalisa , mengevaluasi akurasi data general ledger dan

subsidiary ledger untuk seluruh akun – akun cost accounting dalam laporan keuangan yang ada di directorat aircraft integration.


(17)

13

b) Mengeevaluasi transaksi terhadap akun – akun inventory , property , dan kalkulasi harga pokok produksi secara tepat dan akurat dalam mendukung penyajian laporan keuangan.

c) Menganalisa dan melakukan pengawaan setiap akun – akun property , inventory dan kalkulasi biaya produksi untuk mendukung laporan keuangan beserta penjelasannya.

3. DIVISI PEMASARAN DAN PENJUALAN

Tugas dan Tanggung Jawab Divisi Pemasaran dan Penjualan adalah :

a) Memastikan setiap Penjualan & Pemasaran membuat rencana aktifitas untuk penjualan pesawat dan memasarkannya.

b) Memastikan penjualan & pemasaran mematuhi prinsip-prinsip mengenai penjualan pesawat sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh PT Dirgantara Indonesia.

c) Memberikan pengarahan dan konseling kepada penjualan & pemasaran officer sesuai kebutuhan guna meningkatkan produktifitas.

d) Melakukan planning terhadap pengembangan penjualan & pemasaran officer meliputi career planning, training, dan pengembangan lainnya sehingga mendapatkan kesempatan untuk


(18)

4. BIDANG FINANCIAL ACCOUNTING a) Tugas Pokok :

Memelihara akurasi data general ledger dan subsidiary ledger untuk seluruh akun- akun financial aaccounting dalam laporan keuangan yang ada di Direktorat Aircraft Integration dan membuat lampiran pendukungnya secara lengkap, serta melakukan konfirmasi atas hutang/ piutang dengan pihak terkait dan dengan korporasi untuk keperluan kompilasi laporan keuangan induk/ konsolidasi.

b) Wewenang dan Tanggung Jawab :

1. Menganalisis dan melakukan pengawasan dari setiap transaksi keuangan, untuk menyajikan laporan keuangan berupa neraca, laba/rugi, beserta penjelasannya.

2. Melaksanakan rekonsliasi dan validasi atas seluruh data pendukung laporan keuangan dengan pihak terkait.

3. Melakukan konfirmasi atas akun- akun keuangan dengan pihak intern maupun ekstern perusahaan.

4. Menjamin pelaksanaan TQI (Total Quality Improvement) dan K3LH untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja accounting. c) Hubungan Organisasi

1. Kedudukan

a) Bertanggung jawab langsung kepada manajer urusan umum dan akuntansi.


(19)

15

- General ledger financial accounting, posting/ jurnal - Subsidiary ledger financial accounting

- Rekonsiliasi, konfirmasi 2. Di Dalam Perusahaan

Berkoordinasi baik di lingkungan Direktorat Aircraft Integration dan korporat dalam hal koordinasi, rekonsiliasi, validitas, konfirmasi terhadap data- data pendukung pembuat laporan keuangan. 3. Dengan Instansi/ Lembaga/ Perusahaan di Luar PT DI.

Auditor dan Lembaga Perpajakan. 5. BIDANG COST ACCOUNTING

a) Tugas Pokok :

Menganalisis, mengevaluasi akurasi data general ledger dan subsidiary ledger untuk seluruh akun- akun Cost Accounting dalam laporan keuangan yang ada di Direktorat Aircraft Integration. Serta mengevaluasi transaksi terhadap akun- akun inventory, properti, dan kalkulasi harga pokok produksi secara tepat dan akurat dalam mendukung penyajian laporan keuangan.

b) Wewenang dan Tanggung Jawab :

1. Menganalisis dan melakukan pengawasan setiap akun- akun properti, inventory, dan kalkulasi biaya produksi untuk mendukung laporan keuangan beserta penjelasannya.


(20)

2. Melakukan koordinasi dan konfirmasi atas data- data properti dan inventory dengan pihak terkait dalam rangka menentukan status kekayaan/ asset.

3. Melakukan monitoring dan jurnal/ posting transaksi Cost Accounting di Direktorat Aircraft Integration.

4. Melakukan koordinasi dengan koporasi dan unit lain dalam ragka mendukung korporasi melakukan konpilasi jurnal transaksi ke general ledger dan subsidiary ledger.

5. Mengajukan adjustment yang diperlukan dalam kesalahan posting pada saat jurnal di Direktorat Aircraft Iintegration.

6. Membuat rekapitulasi data subsidiary ledger sebagai lampiran neraca dan laba/ rugi Direktorat Aircraft Integration.

7. Menjamin pelaksanaan TQI (Total Quality Improvement) dan K3LH untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas accounting.

c) Hubungan Organisasi 1. Kedudukan

a) Bertanggung jawab langsung kepada manajer urusan umum dan akuntansi.

b) Membawahi posisi jabatan/ pekerjaan :

- General ledger, posting/ jurnal cost accounting - Subsidiary ledger cost accounting


(21)

17

2. Di Dalam Perusahaan

Melakukan koordinasi dengan fungsi terkait baik di dalam Direktorat Aircraft Integration dan direktorat lainnya maupun dengan korporasi dalam pelaporan keuangan perusahaan.

3. Dengan Instansi/ Lembaga/ Perusahaan di Luar PT DI

a) Auditor, dalam hal audit laporan keuangan khusus terhadap akun- akun cost accounting Direktorat Aircraft Integration.

b) Institusi lain, dalam hal inventarisasi dan rekonsiliasi data pendukung laporan keuangan.

2.4. ASPEK KEGIATAN PERUSAHAAN

1. Aircraft

Memproduksi beragam pesawat untuk memenuhi berbagai misi sipil , militer dan juga misi khusus.

NC-212

Pesawat berkapasitas 19-24 penumpang, dengan beragam versi , dapat lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek serta mampu beroperasi pada landasan rumput atau tanah.

CN-235

Pesawat angkut komuter serba guna dengan kapasitas 35-40 penumpang , dapat digunakan dalam berbagai misi , dapat lepas landas dan mendarat dalam jarak pendak dan mampu beroperasi pada landasan rumput , tanah dan es.


(22)

NBO-105

Helicopter multi guna ini mampu membawa 4 penumpang , sangat baik untuk berbagai macam misi , mempunyai kemampuan hovening dan maneuver dalam situasi penerbangan apapun.

2. Aerostructure

Bisnis satuan usaha aerostructure meliputi :

a) Pembuatan komponen aerostructure ( machined parts, sub assembly , assembly )

b) Pengembangan rekayasa , pengembangan komponen aerostructure yang baru.

c) Perancangan dan pembuatan alat-alat. 3. Aircraft Service

Dengan keahlian dan pengalaman bertahun-tahun , unit usaha aircraft service menyediakan service pemeliharaan pesawat dan helicopter berbagai jenis yang meliputi :

a) Penyediaan suku cadang.

b) Pembaharuan dan modifikasi struktur pesawat c) Pembaharuan interior

d) Maintenance dan overhaul. 4. Engineering Service

Dilengkapi dengan perancangan dan analisis yang canggih fasilitas uji berteknologi tinggi , serta tenaga ahli yang berlisensi dan berpengalaman standar


(23)

19

internasional , satuan usaha engineering siap memenuhi kebutuhan produk dan jasa bidang engineering.

5. Defence

Bisnis utama satuan usaha defence, terdiri dari : a) Produk-produk militer

b) Perawatan c) Perbaikan

d) Pengujian dan kalibrasi baik secara mekanik maupun elektrik dengan tingkat akurasi yang tinggi

e) Integrasi alat-alat perang


(24)

20 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

PT. Dirgantara Indonesia memiliki lima satuan usaha yaitu Aircraft, Aerostucture, Aircraft Services, Engineering Services, dan Defence. Berdasarkan bidang kajian yang diperlukan pada surat permohonan kuliah kerja praktek, penulis ditempatkan di Direktorat Aircraft Integration pada Departemen Umum dan Akuntansi. Dari kesesuaian bidang kajian yang diperlukan dan penempatan kerja praktek,

3.2. Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Hasil kerja praktek selama kurang lebih 1 bulan yang dimulai pada tanggal 05 juli 2010 sampai dengan 05 agustus 2010 pada PT DIRGANTARA INDONESIA cukup menberikan hasil yang baik pada penulis selaku mahasiswa PKL,sehingga dapat menambah ilmu dan pengetahuan tentang ilmu kerja yang sebenarnya.

Kegiatan atau aktivitas penulis selama kerja praktek di PT DIRGANTARA INDONESIA adalah sebagai berikut :

1. Membantu menginput data dari sistem produksi yang ada ke sistem keuangan.

2. Melakukan pengarsipan dokumen- dokumen fisik berdasarkan per nomor bukti, per bulan, dan per tahun.


(25)

21

3. Membantu mengambil data dari suatu sistem yang disebut dengan sistem ERP.

4. Membantu proses pengolahan data dalam menjurnal untuk menghasilkan laporan keuangan.

3.3. Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.1. Perhitungan Rasio Likuiditas pada Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia Periode (2008 – 2009). Untuk mengetahui apakah keuangan Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia periode (2008 – 2009) sudah baik dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dapat menggunakan perhitungan rasio likuiditas.

Berikut ini adalah perhitungan untuk mengetahui nilai rasio likuiditas Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia periode (2008 – 2009).


(26)

Tabel 3.1

Data Terhitung untuk Likuiditas Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia Periode 2008 – 2009

(dalam jutaan rupiah)

NO KETERANGAN 2008 2009

1. Total aktiva Lancar 830.530 825.544

2. Total Kewajiban Lancar 511.161 345.129

3. Persediaan 548.707 371.370

4. Kas 107 202.299

Sumber : Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia

1) Rasio likuiditas untuk periode 2008 : a. Current rasio

Current ratio = Total Aktiva Lancar

Total Kewajiban Lancar

x 100%

Current ratio = 830.530

511.161

x 100%

= 162,5%

Artinya : Jika perusahaan memiliki current rasio sebesar 162,5%, hal itu berarti bahwa setiap Rp.1,00 perusahaan dapat melunasi utang atau kewajiban lancarnya sebesar Rp. 162,5 aktiva lancar.

b. Quick ratio

Quick ratio = Total Aktiva Lancar – Persediaan


(27)

23

Quick ratio =830.530 –548.707

511.161

x 100%

=

0.55%

Artinya : Jika perusahaan memiliki Quick ratio sebesar 0.55% , hal itu berarti bahwa setiap Rp.1,00 utang lancar perusahaan dapat menjamin pembayarannya oleh Rp. 0,55 kas dan piutang yang ada jadi tidak harus menunggu hasil penjualan persediaan yang dimiliki perusahaan.

c. Cast ratio

Cash ratio = Kas

Total Kewajiban Lancar

x 100%

Cash ratio = 107

511161

x 100%

= 0,0002093%

Artinya : Jika perusahaan memiliki Cash ratio sebesar - 0,0002093% hal itu berarti bahwa perusahaan mempunyai kas untuk melunasi setiap utang lancar sebesar Rp.1,00

2) Rasio likuiditas untuk periode 2009 : a. Current rasio

Current ratio = Total Aktiva Lancar

Total Kewajiban Lancar

x 100%

Current ratio =825.544


(28)

= 239,198%

Artinya : Jika perusahaan memiliki current rasio sebesar 239,198%,hal itu berarti bahwa setiap Rp.1,00 perusahaan dapat melunasi utang atau kewajiban lancarnya sebesar Rp. 239,198 aktiva lancar.

b. Quick ratio

Quick ratio = Total Aktiva Lancar – Persediaan

Total Kewajiban Lancar

x 100%

Quick ratio =825.544 – 371.370

345.129

x 100%

= 131,595%

Artinya : Jika perusahaan memiliki Quick ratio sebesar 131,595% , hal itu berarti bahwa setiap Rp.1,00 utang lancar perusahaan dapat menjamin pembayarannya oleh Rp. 131,595 kas dan piutang yang ada jadi tidak harus menunggu hasil penjualan persediaan yang dimiliki perusahaan.

c. Cast ratio

Cash ratio = Kas


(29)

25

Cash ratio =202.299

345.129

x 100%

= 58,615%

Artinya : Jika perusahaan memiliki Cash ratio sebesar 58,615%, hal itu berarti bahwa perusahaan mempunyai kas untuk melunasi setiap utang lancar sebesar Rp.1,00

3.3.2. Perkembangan Rasio Likuiditas pada Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia Periode (2008 – 2009) Berikut tabel untuk mengetahui perkembangan rasio likuiditas pada Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia Periode 2008 – 2009.

Tabel 3.2

Perkembangan Rasio Likuiditas Periode 2008 - 2009

No Rasio Likuiditas Periode

2008 2009

1. Current ratio 162,5% 239,198%

2. Quick ratio 0.55% 131,595%

3. Cash ratio 0,0002093% 58,615%

Sumber : Diolah penulis

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa perkembangan rasio likuiditas tahun 2008 - 2009 yang diperoleh Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia adalah sebagai berikut:


(30)

1. Curent rasio pada tahun 2008 sebesar 162,5% tahun 2009 sebesar 239,198%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa curent rasio yang diperoleh dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 76,7%.

2. Quick ratio pada tahun 2008 sebesar 0.55% tahun 2009 131,595% . Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa quick ratio dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 131,04%.

3. Cash ratio diperoleh tahun 2008 yaitu sebesar 0,0002093% tahun 2009 yaitu sebesar 58,615%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa cash ratio dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 58,6%.

3.3.3. Hambatan – hambatan dan penanggulangan perhitungan rasio likuiditas pada Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia Periode (2008– 2009).

Hambatan dalam perhitungan rasio yaitu sering terjadi human error yaitu kesalahan yang dilakukan oleh auditor keuangan. Dimana sering terjadi kesalahan pencatatan angka. Cara menanggulanginya adalah dengan melakukan cross check ulang sehingga tingkat kesalahan dapat dikurangi.


(31)

27 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan kerja praktek pada Bab III, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perhitungan rasio likuiditas yang digunakan pada Direktorat Aircraft Integration adalah Current Rasio mengetahui seberapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan, Quick Ratio atau persediaaan, Cash Ratio perbandingan antara kas di perusahaan dan di bank.

2. Perkembangan rasio likuiditas tahun 2008 - 2009 yang diperoleh Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Curent rasio pada tahun 2008 sebesar 162,5% tahun 2009 sebesar 239,198%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa curent rasio yang diperoleh dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 76,7%.

b. Quick ratio pada tahun 2008 sebesar 0.55% tahun 2009 131,595% . Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa quick ratio dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 131,04%.

c. Cash ratio diperoleh tahun 2008 yaitu sebesar 0,0002093% tahun 2009 yaitu sebesar 58,615%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan


(32)

bahwa cash ratio dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 58,6%.

3. Dalam perhitungan rasio likuiditas terdapat suatu faktor yang dapat menghambat yaitu Hambatan dalam perhitungan rasio yaitu sering terjadi human error yaitu kesalahan yang dilakukan oleh auditor keuangan. Dimana sering terjadi kesalahan pencatatan angka. Cara menanggulanginya adalah dengan melakukan cross check ulang sehingga tingkat kesalahan dapat dikurangi.

4.2 Saran

Berdasarkan pelaksanaan kerja praktek, maka sebagai masukan penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Dalam melakukan perhitungan rasio likuiditas perusahaan sebaiknya melakukan pengadministrasian lebih tertib.

2. Untuk meningkatkan rasio likuiditas perusahaan tersebut harus meningkatkan produksinya supaya kewajiban jangka pendeknya dapat terpenuhi.

3. Untuk menanggulangi hambatan perhitungan rasio likuiditas tersebut auditor keuangan harus lebih fokus lagi dalam melakukan tanggung jawabnya supaya dapat mengurangi tingkat kesalahan yang kerap terjadi.


(33)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Herni Siti Jubaedah

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 20 April 1990

Umur : 20 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Mahasiswa

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Alamat : Jl. Melong Asih Bbk. Sukamaju no.354

No. Telepon : 08997867937

II. Pendidikan Formal

1. Lulusan SDN Melong Asih 8 1996 – 2002 2. Lulusan SMP Pasundan 2 Cimahi 2002 – 2005 3. Lulusan SMAN 13 Bandung 2005 – 2008

4. UNIKOM 2008 – sekarang

Bandung ,

Saya Yang Bersangkutan


(1)

24

= 239,198%

Artinya : Jika perusahaan memiliki current rasio sebesar 239,198%,hal itu berarti bahwa setiap Rp.1,00 perusahaan dapat melunasi utang atau kewajiban lancarnya sebesar Rp. 239,198 aktiva lancar.

b. Quick ratio

Quick ratio = Total Aktiva Lancar – Persediaan

Total Kewajiban Lancar

x 100%

Quick ratio = 825.544 – 371.370

345.129

x 100%

=

131,595%

Artinya : Jika perusahaan memiliki Quick ratio sebesar 131,595% , hal itu berarti bahwa setiap Rp.1,00 utang lancar perusahaan dapat menjamin pembayarannya oleh Rp. 131,595 kas dan piutang yang ada jadi tidak harus menunggu hasil penjualan persediaan yang dimiliki perusahaan.

c. Cast ratio

Cash ratio = Kas


(2)

Cash ratio = 202.299

345.129

x 100%

= 58,615%

Artinya : Jika perusahaan memiliki Cash ratio sebesar 58,615%, hal itu berarti bahwa perusahaan mempunyai kas untuk melunasi setiap utang lancar sebesar Rp.1,00

3.3.2. Perkembangan Rasio Likuiditas pada Direktorat Aircraft

Integration PT. Dirgantara Indonesia Periode (2008 – 2009)

Berikut tabel untuk mengetahui perkembangan rasio likuiditas pada Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia Periode 2008 – 2009.

Tabel 3.2

Perkembangan Rasio Likuiditas Periode 2008 - 2009

No Rasio Likuiditas Periode

2008 2009

1. Current ratio 162,5% 239,198%

2. Quick ratio 0.55% 131,595%

3. Cash ratio 0,0002093% 58,615%

Sumber : Diolah penulis

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa perkembangan rasio likuiditas tahun 2008 - 2009 yang diperoleh Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia adalah sebagai berikut:


(3)

26

1. Curent rasio pada tahun 2008 sebesar 162,5% tahun 2009 sebesar 239,198%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa curent rasio yang diperoleh dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 76,7%.

2. Quick ratio pada tahun 2008 sebesar 0.55% tahun 2009 131,595% . Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa quick ratio dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 131,04%.

3. Cash ratio diperoleh tahun 2008 yaitu sebesar 0,0002093% tahun 2009 yaitu sebesar 58,615%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa cash ratio dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 58,6%.

3.3.3. Hambatan – hambatan dan penanggulangan perhitungan rasio likuiditas pada Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara

Indonesia Periode (2008– 2009).

Hambatan dalam perhitungan rasio yaitu sering terjadi human error yaitu kesalahan yang dilakukan oleh auditor keuangan. Dimana sering terjadi kesalahan pencatatan angka. Cara menanggulanginya adalah dengan melakukan cross check ulang sehingga tingkat kesalahan dapat dikurangi.


(4)

27

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan kerja praktek pada Bab III, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perhitungan rasio likuiditas yang digunakan pada Direktorat Aircraft Integration adalah Current Rasio mengetahui seberapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan, Quick Ratio atau persediaaan, Cash Ratio perbandingan antara kas di perusahaan dan di bank.

2. Perkembangan rasio likuiditas tahun 2008 - 2009 yang diperoleh Direktorat Aircraft Integration PT. Dirgantara Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Curent rasio pada tahun 2008 sebesar 162,5% tahun 2009 sebesar 239,198%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa curent rasio yang diperoleh dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 76,7%.

b. Quick ratio pada tahun 2008 sebesar 0.55% tahun 2009 131,595% . Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa quick ratio dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 131,04%.

c. Cash ratio diperoleh tahun 2008 yaitu sebesar 0,0002093% tahun 2009 yaitu sebesar 58,615%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan


(5)

28

bahwa cash ratio dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 58,6%.

3. Dalam perhitungan rasio likuiditas terdapat suatu faktor yang dapat menghambat yaitu Hambatan dalam perhitungan rasio yaitu sering terjadi human error yaitu kesalahan yang dilakukan oleh auditor keuangan. Dimana sering terjadi kesalahan pencatatan angka. Cara menanggulanginya adalah dengan melakukan cross check ulang sehingga tingkat kesalahan dapat dikurangi.

4.2 Saran

Berdasarkan pelaksanaan kerja praktek, maka sebagai masukan penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Dalam melakukan perhitungan rasio likuiditas perusahaan sebaiknya melakukan pengadministrasian lebih tertib.

2. Untuk meningkatkan rasio likuiditas perusahaan tersebut harus meningkatkan produksinya supaya kewajiban jangka pendeknya dapat terpenuhi.

3. Untuk menanggulangi hambatan perhitungan rasio likuiditas tersebut auditor keuangan harus lebih fokus lagi dalam melakukan tanggung jawabnya supaya dapat mengurangi tingkat kesalahan yang kerap terjadi.


(6)

I. Data Pribadi

Nama : Herni Siti Jubaedah Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 20 April 1990

Umur : 20 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Mahasiswa

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Alamat : Jl. Melong Asih Bbk. Sukamaju no.354 No. Telepon : 08997867937

II. Pendidikan Formal

1. Lulusan SDN Melong Asih 8 1996 – 2002 2. Lulusan SMP Pasundan 2 Cimahi 2002 – 2005 3. Lulusan SMAN 13 Bandung 2005 – 2008

4. UNIKOM 2008 – sekarang

Bandung ,

Saya Yang Bersangkutan