Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat
ANALISIS GENDER DALAM KEGIATAN EKONOMI
PRODUKTIF POS PEMBERDAYAAN KELUARGA
(POSDAYA)
(Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat)
FIFA ROHMA RAHAYU
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan skripsi berjudul Analisis Gender dalam
Kegiatan Ekonomi Produktif Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya)
Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Fifa Rohma Rahayu
NIM I34100071
ABSTRAK
FIFA ROHMA RAHAYU. Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif
Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dibimbing oleh SITI SUGIAH
MUGNIESYAH
Posdaya merupakan forum diskusi yang dapat digunakan sebagai wadah
pengembangan masyarakat melalui keluarga. Keluarga merupakan basis antara
laki-laki dan perempuan dalam memenuhi fungsi keluarga, sementara gender
digunakan sebagai tempat menyetarakan peran dan status antara laki-laki dan
perempuan. Penelitian ini menemukan bahwa mayoritas peserta ketegori rumah
tangga baik pada Peserta Laki-laki maupun Peserta Perempuan memiliki akses
rendah terhadap Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri (KEP
Posdaya EM). Kondisi tersebut berpengaruh terhadap Tingkat Kontrol peserta
yang rendah pula. Dalam hal Partisipasi, Peserta Laki-laki memiliki Tingkat
Partisipasi sedang, adapun pada Peserta Perempuan Tingkat Partisipasi masih
rendah. Hal tersebut berpengaruh pada Tingkat Manfaat peserta pada kedua
kategori rumah tangga yang tergolong rendah. Pada penelitian ini ditemukan
bahwa status dalam kelompok peserta masih tergolong sedang. Penelitian ini juga
menemukan bahwa KEP Posdaya EM mampu memenuhi kebutuhan praktis
maupun kebutuhan strategis gender.
Kata Kunci: gender, Kegiatan Ekonomi Produktif, Posdaya
ABSTRACT
FIFA ROHMA RAHAYU. An analysis Gender in Productive Economic
Activities of Family Empowerment Program (Posdaya) Case Cihideung Udik
Village, CiampeaSub-district, Bogor District, West Java. Supervised by SITI
SUGIAH MUGNIESYAH
Posdaya is the discussion that can be used as a community development way
through family. Families are basis between male and female in fulfilling function
family, while gender is used as equalizes the role and status between men and
women. This research found that the majority participants household
category,both on male householdor female household have access to the activities
of low economical productive PosdayaEkaMandiri. The condition influented the
control participants which is also low. In terms of participation, malehousehold
exhibited that it has medium level on participation, and the women household
participationlevel is still low. It impacted on the level of benefits participants in
both category householdwhich is appertain low. In this research was found that in
each groups of participant is appertain medium. This research also found that
Productive Economic Activities Posdaya Eka Mandiriable to fulfill practical needs
and strategic gender.
Key words: Gender , Productive Economic Activities, Posdaya
ANALISIS GENDER DALAM KEGIATAN EKONOMI
PRODUKTIF POS PEMBERDAYAAN KELUARGA
(POSDAYA)
(Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat)
FIFA ROHMA RAHAYU
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Pos
Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Kasus Desa Cihideung Udik
Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat
Nama
: Fifa Rohma Rahayu
NIM
: I34100071
Disetujui oleh
Ir. Siti Sugiah Mugniesyah, M.S.
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc.
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberi
rahmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Pos Pemberdayaan Keluarga
(Posdaya) (Kasus di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor
Provinsi Jawa Barat) dengan lancar.
Fokus penelitian ini adalah studi evaluasi Pos Pemberdayaan Keluarga
(Posdaya) menggunakan perspektif gender yang memperhatikan kesetaraan
peranan dan status baik bagi laki-laki maupun perempuan. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ir. Siti Sugiah Mugniesyah, MS sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan, kritikan, berbagi pengalaman, curahan
waktu dan tenaga selama proses penulisan skripsi.
2. Orang tua penulis Bapak Suparlan dan Ibu Rahmawati serta adik
penulis Irawan Sutra yang tidak ada hentinya mendo’akan, memberi
dukungan moril dan materil, semangat dan motivasi pada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik.
3. Kepada Kepala Desa Cihideung Udik yang telah memberikan izin
kepada penulis melakukan penelitian sehingga penelitian berjalan
dengan lancar.
4. Kepada pengurus Posdaya Eka Mandiri dan masyarakat desa
Cihideung Udik, khususnya Bapak Iyang, Ibu Pipih, Ibu Atikah,
Bunda Euis, Bapak Sama, dan Bapak Adi Dadang serta seluruh pihak
yang mendukung dalam penyusunan skripsi yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
5. Sahabat Seperjuangan, khususnya Azizah Trisna Jayanti, Baiq Rina
Apriani, Widi Astuti, Rahmawati, Nofitri, Arini, Zulmiziar, Kak Yanti
Arianti, Arini serta tema yang selalu memberi semangat dan bantuan
pada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
6. Sahabat, khususnya Salma Neni, Azizah Nursalamah, teman-teman
SKPM (Eva Masrivah dan Rika Mutmainah) dan seluruh teman SKPM
angakatan 47 yang saling memberikan semangat dan dukungan untuk
bersama-sama menyelesaikan penulisan skripsi dengan lancar.
Bogor, September 2014
Fifa Rohma Rahayu
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................................. 3
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4
Manfaat Penelitian ............................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 5
Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 13
Definisi Operasional .......................................................................................... 16
PENDEKATAN LAPANG ................................................................................... 20
Metode Penelitian .............................................................................................. 20
Lokasi dan Waktu .............................................................................................. 20
Teknik Sampling ............................................................................................... 21
Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 21
Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................................... 21
KEADAAN UMUM DESA CIHIDEUNG UDIK ............................................... 22
Kondisi Geografis dan Luas Wilayah ............................................................... 22
Kelembagaan ..................................................................................................... 27
Sarana dan Prasarana ......................................................................................... 27
Sejarah dan Stuktur Organisasi Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik
........................................................................................................................... 29
Pelaksanaan Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik ............................ 31
Bidang Kesehatan .............................................................................................. 31
PROFIL RUMAH TANGGA PESERTA RUMAH TANGGA KEGIATAN
EKONIMIS PRODUKTIF POSDAYA EKA MANDIRI DI DESA CIHIDEUNG
UDIK ..................................................................................................................... 35
Karakteristik Individu ........................................................................................ 35
Status Perkawinan ............................................................................................. 40
Karakteristik Rumah tangga Peserta KEP Posdaya EM .................................... 41
PROFIL SUMBER DAYA, PENGELOLAAN KEGIATAN, DAN PERANAN
KELOMPOK EKONOMIS PRODUKTIF POSDAYA EKA MANDIRI ........... 46
Tingkat Bantuan Dana ....................................................................................... 46
Pengelolaan Posdaya EM ................................................................................... 47
Peranan Kelompok ............................................................................................. 48
Kesimpulan ........................................................................................................ 49
DINAMIKA GENDER DALAM KEGIATAN EKONOMI PRODUKTIF
POSDAYA EKA MANDIRI ................................................................................ 50
Tingkat Akses Peserta KEP Posdaya EM terhadap Komponen Podaya ........... 50
Tingkat Kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Peserta Perempuan
terhadap Komponen KEP Posdaya EM ............................................................. 50
Tingkat Partisipasi Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Peserta Perempuan
terhadap Komponen KEP Posdaya EM ............................................................. 51
Tingkat Manfaat Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Peserta Perempuan
terhadap Komponen KEP Posdaya EM ............................................................. 52
Kesimpulan ........................................................................................................ 53
HUBUNGAN ANTAR PEUBAH-PEUBAH GENDER DALAM KEGIATAN
EKONOMI PRODUKTIF ..................................................................................... 54
Hubungan Sumber daya Individu dengan Tingkat Akses dan Kontrol Peserta
KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan ............................ 54
Hubungan Sumber daya Rumah tangga dengan Tingkat Partisipasi Peserta KEP
Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan..................................... 58
Hubungan Sumber daya KEP Posdaya dengan Tingkat Akses dan Kontrol
Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan ............... 61
Hubungan Sumber daya KEP Posdaya dengan Tingkat Partisipasi dan Tingkat
Manfaat Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan . 62
Hubungan Peran Kelompok Posdaya dengan Tingkat Akses dan Tingkat
Kontrol Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan .. 63
Hubungan Peran Kelompok Posdaya dengan Tingkat Partisipasi Peserta KEP
Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan..................................... 64
Pemenuhan Kebutuhan Gender.......................................................................... 65
Kesimpulan ........................................................................................................ 66
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 67
Kesimpulan ........................................................................................................ 67
Saran .................................................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 76
LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
15
DAFTAR TABEL
1 Pemanfaatan lahan di Desa Cihideung Udik, tahun 2014 ........................... 23
2 Pemanfaatan tanah kas desa sebagai sarana dan fasilitas pelayanaan
masyarakat, tahun 2014 .............................................................................. 23
3 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin desa
Cihideung Udik, tahun 2014 ...................................................................... 24
4 Jenis pekerjaan sebagai mata pencaharian penduduk Desa Cihideung
Udik, Tahun 2014 ....................................................................................... 25
5 Tingkat pendidikan penduduk Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ............ 26
6 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa
Cihideung Udik menurut kategori rumah tangga, kelompok umur dan
jenis kelamin, Tahun 2014 (dalam persen) ................................................ 36
7 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa
Cihideung Udik menurut kategori rumahtanga, tingkat pendidikan
formal, non-formal dan jenis kelamin, tahun 2014 (dalam persen) ........... 37
8 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa
Cihideung Udik menurut kategori rumah tangga, jenis pekerjaan dan
jenis kelamin, tahun 2014 (dalam persen) .................................................. 39
9 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa
Cihideung Udik menurut kategori rumah tangga, status pekerjaan dan
jenis kelamin, tahun 2014 (dalam persen) .................................................. 39
10 Rata-rata kepemilikan benda berharga pada rumah tangga peserta
KEP Posdaya EM menurut kategori rumah tangga di Desa Cihideung
Udik, Tahun 2014 ....................................................................................... 41
11 Rata-rata kepemilikan ternak pada rumah tangga peserta KEP
Posdaya EM menurut kategori rumah tangga di Desa Cihideung
Udik , Tahun 2014 ...................................................................................... 42
12 Persentase tipologi keluarga pada rumah tangga Peserta KEP Posdaya
EM di Desa Cihideung Udik , Tahun 2014 ............................................ 43
13 Rata-rata curahan waktu kerja produktif dan reproduktif pada rumah
tangga peserta KEP Posdaya EM menurut kategori rumah tangga di
Desa Cihideung Udik , Tahun 2014 ........................................................... 44
14 Persentase status dalam kelompok/kelembagaan pada rumah tangga
peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik berdasarkan jenis
kelamin, Tahun 2014 .................................................................................. 44
15 Persentase jumlah pinjaman pada rumah tangga peserta KEP Posdaya
EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ................................................. 46
16 Persentase pola kepemimpinan pada pengurus KEP Posdaya EM di
Desa Cihideung Udik, Tahun 2014............................................................. 48
17 Tingkat akses peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan
terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik,
Tahun 2014 ................................................................................................. 50
18 Tingkat kontrol peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan
terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik,
Tahun 2014 ................................................................................................. 51
19 Tingkat partisipasi peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan
terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik,
Tahun 2014 ................................................................................................. 52
20 Tingkat manfaat peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan
terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik,
Tahun 2014 ................................................................................................. 53
21 Tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan
Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Podaya EM di desa
Cihideung Udik menurut Tingkat Pendidikan dan Status Bekerja,
Tahun 2014 ................................................................................................. 54
22 Tingkat partisipasi dan tingkat manfaat peserta Peserta Laki-laki dan
Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EMdi desa
Cihideung Udik menurut tingkat pendidikan dan status bekerja,
Tahun 2014 ................................................................................................. 56
23 Tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan
Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Podaya EM di desa
Cihideung Udik menurut Tingkat Pendidikan dan Status Bekerja,
Tahun 2014 ................................................................................................. 57
24 Tingkat partisipasi dan tingkat manfaat Peserta Peserta Laki-laki dan
Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Podaya EM di desa
Cihideung Udik menurut sumber daya rumah tangga, Tahun 2014 ........... 60
25 Tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan
Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa
Cihideung Udik menurut jumlah bantuan (X7), Tahun 2014 ..................... 61
26 Tingkat partisipasi dan tingkat manfaat peserta Peserta Laki-laki dan
Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa
Cihideung Udik menurut jumlah bantuan (X7), Tahun 2014 ..................... 62
27 Tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan
Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa
Cihideung Udik menurut pola kepemimpinan (X10), Tahun 2014 ............ 63
28 Tingkat partisipasi dan tingkat manfaat Peserta Peserta Laki-laki dan
Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa
Cihideung Udik menurut pola kepemimpinan (X10), Tahun 2014 ............ 64
29 Persentase pemenuhan kebutuhan praktis gender terhadap Komponen
KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014........................... 65
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran hubungan variabel dependen dan variabel
independen dalam analisis gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif
Posdaya ....................................................................................................... 15
2 Struktur kepengurusan Posdaya Eka Mandiri Desa Cihideung Udik
Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor ..................................................... 30
3 Persentase anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa
Cihideung Udik menurut status perkawinan dan jenis kelamin ................. 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Jumlah skor variabel pengaruh dan variabel terpengaruh ........... 72
Lampiran 3 Foto-foto kegiatan ........................................................................ 75
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai Negara Berkembang, Indonesia sedang melakukan berbagai
program pembangunan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya. BPS (2013) melaporkan bahwa pada September
2012 menunjukkan penduduk miskin di Indonesia mencapai 28.59 juta orang atau
11.66 persen dari total penduduk Indonesia. Menurut lokasinya, BPS menyatakan
terhadap total penduduk Indonesia, penduduk miskin yang ada dikota sebesar 8,60
persen. Adapun di desa sebanyak 14.70 persen atau lebih tinggi sebanyak 6.10
persen dari penduduk miskin di kota. Persentase penduduk miskin di Jawa masih
sebesar 11,31 persen. Data tersebut tidak dapat memberikan gambaran mengenai
fenomena gender karena tidak terpilah jenis kelamin antara laki-laki dan
perempuan.
Haryono memberi gagasan mengenai
Pos Pemberdayaan Keluarga
(Posdaya) untuk pembangunan melalui pemberdayaan keluarga pada Tahun 2006
guna pencapaian pembangunan secara berkelanjutan. Muljono, Mintarti, dan Dewi
(2012) menyatakan pembangunan pro rakyat dalam hal ini adalah Posdaya
difokuskan pada upaya penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga,
pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan ekonomi mikro dan kecil. Hal
tersebut guna mencapai keadilan untuk anak, perempuan, ketenagakerjaan,
hukum, dan kelompok miskin yang termarjinalkan. Adapun dalam Posdaya
tersebut sebagai wahana pemenuhan delapan fungsi keluarga diantaranya fungsi
lingkungan, fungsi pendidikan, fungsi agama, fungsi kesehatan, dan fungsi
ekonomi. Selanjutnya, landasan hukum Posdaya tercantum dalam UU No.
11/2009 Pasal 12 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa
pemberdayaan sosial dimaksudkan untuk memberdayakan seseorang, keluarga,
kelompok, dan masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan secara mandiri.
Selain itu, landasan hukum Posdaya juga berada pada Inpres No.3/2010 tentang
Pembangunan yang Berkeadilan dengan substansi pembangunan pro rakyat,
keadilan untuk semua dan mencapai tujuan Millenium Development Goals
(MDGs). Berdasarkan Inpres No.3/2010 ini, Posdaya sebagai kegiatan
pemberdayaan masyarakat dalam empat bidang yaitu pendidikan, kesehatan,
ekonomi, dan lingkungan. Terdapat berbagai program pemberdayaan guna
mengentaskan kemiskinan pada bidang ekonomi Posdaya diantaranya simpan
pinjam/tabungan Posdaya, arisan, koperasi berbadan hukum, dan
pembiayaan/kredit. Mengingat berbagai kebijakan pemerintah, program
pembangunan bertujuan sebagai salah satu cara untuk menanggulangi kemiskinan
harus memperhatikan perspektif gender.
Keluarga merupakan unit terkecil pada sistem masyarakat yang berfungsi
memenuhi kebutuhan keluarga. Tujuan pembentukan keluarga adalah untuk
mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh anggota keluarga. Mugniesyah et.al
(2007) mengemukakan dalam Cross cutting gender issues gender merupakan
konsep yang berkaitan dengan peran antara laki-laki dan perempuan (anak
cacat/normal, anak berdasarkan perkembangannya-balita, anak remaja, dewasa
2
atau lansia). Relasi gender memandang hubungan antara laki-laki dan perempuan
berkaitan dengan pembagian peran yang dijalankan masing-masing pada berbagai
tipe dan struktur keluarga (keluarga miskin/kaya, keluarga desa/ kota, keluarga
lengkap/tunggal, keluarga punya anak/tidak punya anak, keluarga pada berbagai
tahapan life cycle dan keluarga petani/nelayan).
Berbagai masalah mengenai gender dan keluarga diantaranya adalah masih
terjadi ketimpangan gender atau ketidakseimbangan kemitraan gender yang
sempurna dalam tingkat masyarakat yang dibuktikan dengan minimnya
perempuan menduduki struktur organisasi ekonomi dan organisasi masyarakat.
Maka penting melakukan penelitian mengenai relasi gender pada keluarga miskin.
Penelitian terdahulu banyak yang mengkaji tentang Posdaya, namun
demikian sebagian besar penelitian tersebut belum mengintegrasikan perspektif
gender secara komprehensif. Ernawati (2011) melakukan penelitian yang fokus
pada faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi efektifitas
komunikasi dalam sosialisasi program Posdaya. Penelitian ini bersifat netral
gender karena tidak membedakan antara peserta laki-laki dan perempuan sebagai
subyeknya. Penelitian Muljono, Burhanuddin, dan Bakhtiar (2009) dengan judul
penelitian upaya pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan melalui
model Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) menunjukkan hasil kinerja Posdaya
baik ditinjau dari beberapa faktor yaitu persepsi masyarakat terhadap bentuk
intervensi luar yang semula dianggap berupa bantuan dana dan materi kini
berubah menjadi bantuan berupa ide, gagasan, kegiatan sosial, dan cara kerja
pemberdayaan. Selain itu, dengan adanya Posdaya semakin banyak warga yang
aktif menjadi kader dan seluruh masyarakat aktif mengikuti kegiatan sosial.
Namun demikian, tidak dijelaskan secara lebih mendalam pembahasan mengenai
evaluasi kinerja Posdaya dalam mengentaskan kemiskinan yang mana merupakan
salah satu program Posdaya di bidang ekonomi. Penelitian ini juga netral gender
karena tidak memperhatikan relasi antara laki-laki dan perempuan dalam masingmasing kegiatan Posdaya.
Naufal (2009) mengkaji tentang evaluasi program Pos Pemberdayaan
Keluarga (Posdaya). Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah
mengidentifikasi pelaksanaan Posdaya, mengidentifikasi faktor penghambat dan
pendukung pelaksanaan Posdaya dan menganalisis input, proses, output, dan
dampak dalam program Posdaya. Fokus dari penelitian ini adalah mengevaluasi
pelaksanaan program Posdaya tanpa memperhatikan relasi antara laki-laki dan
perempuan sebagai subyeknya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pelaksanaan
program Posdaya berjalan baik. Peserta program merasa sangat terbantu terutama
pada bidang pedidikan dan kegiatan kesehatan. Adapun bidang ekonomi
nampaknya belum signifikan dirasakan manfaatnya oleh subyek yang diteliti.
Faktor pendukung program Posdaya diantaranya adalah gotong-royong yang
tinggi, rasa kebersamaan yang kuat, lamanya tinggal, dan kesiapan Sumber daya
Manusia (SDM). Faktor penghambat pelaksanaan program tersebut karena belum
adanya dukungan dari instansi, semua masyarakat belum mengetahui adanya
Posdaya, dan keterbatasan waktu. Pada penelitian ini tidak memperhatikan relasi
gender sehingga tidak tergambar fenomena gender pada evaluasi program
Posdaya tersebut.
Merujuk pada Mugniesyah et al. (2007) dalam keluarga menjalankan fungsi
ekonomi keluarga, sementara di pihak lain salah satu bidang pemberdayaan
3
dalam Posdaya adalah bidang ekonomi, sehubungan dengan itu perlu penelitian
tentang Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya di Bogor.
Sehubungan dengan Posdaya memiliki program ekonomi produktif berupa simpan
pinjam/tabungan Posdaya yang dapat membantu keluarga dalam meminjamkan
modal usaha dan pemenuhan kebutuhan.
Posdaya merupakan forum pemberdayaan keluarga, dimana keluarga
merupakan basis antara laki-laki dan perempuan dalam pengelolaan urusan rumah
tangga. Hal tersebut menjadi penting meneliti bagaimana pengaksesan program
Ekonomis Produktif (KEP) Posdaya Eka Mandiri dalam rumah tangga pemanfaat
simpan pinjam/tabungan Posdaya berbasis analisis gender?
Perumusan Masalah
Merujuk pada Suyono dan Haryono (2009) bahwa Kegiatan Ekonomi
Produktif Posdaya yang awalnya kewirausahaan ditujukan pada keluarga muda
yang mempunyai anak balita atau keluarga yang mempunyai anak dibawah usia
15 tahun. Di pihak lain masyarakat perdesaan merupakan masyarakat yang
heterogen baik secara individu maupun rumah tangga. Sehubungan dengan itu,
bagaimanakah profil kelembagaan dan penyelenggaraan Posdaya Eka Mandiri?
Selanjutnya, bagaimanakah sumber daya individu dan sumber daya keluarga
peserta Posdaya Eka Mandiri
Mengingat target Posdaya adalah keluarga, dan keluarga terdiri dari
sejumlah individu yang menjalankan sejumlah peranan untuk memenuhi fungsi
keluarga, sehubungan dengan itu, apakah sumber daya individu dan sumber daya
keluarga berhubungan dengan empat dimensi pada analisis gender dalam
Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri?
Kegiatan Ekonomi Produktif mencakup kegiatan pembinaan pendampingan
Posdaya. Merujuk pada Buku Pedoman Posdaya oleh Suyono dan Haryanto
(2009) bahwa peranan unsur-unsur dalam pembangunan Posdaya salah satunya
adalah terlibatnya aparatur pemerintah dan lembaga masyarakat. Bersamaan
dengan itu, bagaimanakah pendampingan yang dilakukan oleh lembaga, institusi,
dan aparatur pemerintah dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya?
Posdaya adalah kelembagaan yang melibatkan kelompok keluarga dalam
setiap kegiatanya, sehubungan dengan itu apakah sumber daya posdaya
berhubungan dengan empat dimensi analisis gender dalam hal ini akses, kontrol,
partisipasi, dan manfaat pada Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya? Selanjutnya,
bagaimanakah peranan kelompok dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya
tersebut yang mencakup pola kepemimpinan?
Merujuk pada Surbakti dkk (2001) dalam Mugniesyah et al. (2007) terdapat
empat dimensi analisis gender, yakni akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat.
Sehubungan dengan itu, bagaimanakah akses, kontrol, partisipasi dan manfaat
anggota keluarga terhadap Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri?
Selanjutnya, Moser (1993) dalam Mugniesyah (2006) menggunakan
konsep guna menganalisis pengaruh dari manfaat yang dapat dipenuhi oleh
program-program pembangunan yang dikenal sebagai pemenuhan kebutuhan
praktis gender (practical gender needs) dan strategis gender (strategical
gender needs). Sehubungan dengan hal itu, apakah Kegiatan Ekonomi
4
Produktif Posdaya Perdesaan mampu memenuhi kedua kategori kebutuhan gender
tersebut? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Gender dalam Kegiatan
Ekonomi Produktif Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) kasus Posdaya Eka
Mandiri Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor ini adalah :
1. Mengidentifikasi profil kelembagaan dan penyelenggaraan Posdaya Eka
Mandiri
2. Mengidentifikasi sumber daya individu dan sumber daya keluarga peserta
Posdaya Eka Mandiri
3. Menganalisis sumber daya individu dan sumber daya rumah tangga
berhubungan dengan empat dimensi pada analisis gender dalam Kegiatan
Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri
4. Menganalisis pendampingan yang dilakukan dari berbagai instansi dan
lembaga pada Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri
5. Menganalisis sumber daya Posdaya dan peranan kelompok dalam
Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri
6. Menganalisis akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat anggota rumah
tangga terhadap Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri.
7. Menganalisis Kegiatan Ekonomi Produktif pada Posdaya Eka Mandiri
dalam memenuhi kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis gender peserta
simpan pinjam Posdaya
Manfaat Penelitian
Secara khusus kegunaan dari penelitian ini bagi peneliti adalah untuk
menambah pengetahuan yang berkaitan dengan analisis gender dalam Kegiatan
Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik Kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor yang diperlukan sebagai bahan penelitian dan skripsi
peneliti guna memenuhi syarat kelulusan sebagai sarjana pada Departemen Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor. Secara umum, kegunaan penelitian ini adalah menambah
pengetahuan dan hasil penelitian terkait evaluasi program Pos Pemberdayaan
Keluarga (Posdaya) sesuai analisis gender untuk pemberdayaan masyarakat.
5
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Posdaya
Menurut Suyono dan Haryanto (2009) Posdaya merupakan suatu forum
silaturahmi advokasi, komunikasi, informasi, edukasi, sekaligus bisa
dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi
keluarga secara terpadu. Posdaya merupakan wahana pemberdayaan delapan
fungsi keluarga secara terpadu. Fungsi tersebut utamanya adalah agama atau
Ketuhanan Yang Maha Esa, fungsi budaya, fungsi perlindungan, fungsi
reproduksi dan kesehatan, fungsi pendidikan pendidikan, fungsi ekonomi atau
wirausaha, dan fungsi lingkungan. Sesuai dengan pengertian tersebut, maksud dari
Posdaya adalah sebagai wadah bagi semua anggota keluarga dengan bidang
garapan lebih luas. Posdaya tempat menempa kebersamaan, kepedulian sesama
anak bangsa dan perhatian nyata untuk saling mengulurkan tangan dan saling
membantu dalam hal pemberdayaan. Diharapkan Posdaya dapat menjadi wahana
bersama untuk pemberdayaan, menambah wawasan, pengetahuan dan
keterampilan dalam meningkatkan fungsi-fungsi keluarga, sehingga setiap
keluarga dapat meningkatkan kualitas kehidupannya.
Lebih lanjut Suyono dan Haryanto (2009) mengemukakan dalam hal-hal
tertentu, Posdaya juga menjadi wadah pelayanan keluarga secara terpadu yaitu
pelayan pengembangan keluarga secara berkelanjutan, dalam berbagai bidang,
utamanya agama, pendidikan, kesehatan, wirausaha, dan lingkungan hidup,
sehingga keluarga secara harmonis bisa tumbuh mandiri di desa. Selanjutnya,
dijelaskan bahwa dalam Posdaya tergolong menjadi empat bidang yaitu:
1. Bidang ekonomi dengan cara mendorong keluarga bergabung dalam
kelompok-kelompok usaha dan pelatihan kewirausahaan
2. Bidang pendidikan, sasaran utamanya adalah anak-anak dibawah usia 15
tahun agar dapat bersekolah sebagai bagian dari wajib belajar 9 tahun.
3. Bidang kesehatan dengan tujuan agar keluarga melakukan pembinaan dan
pola hidup bergizi
4. Bidang lingkungan tujuannya adalah agar keluarga dapat memanfaatkan
mengolah pekarangan kosong.
Sebagaimana pengertian di atas, tujuan dari Posdaya menurut Suyono dan
Haryanto (2009) antara lain adalah
1. Dihidupkannya dukungan sosial budaya atau social capital seperti
budaya hidup gotong-royong dalam masyarakat untuk saling peduli
sesama anak bangsa, saling tolong menolong antar keluarga dengan
keluarga lain, saling mengulurkan bantuan pemberdayaan secara
terpadu atau bersama-sama memecahkan masalah kehidupan yang
komplek. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui wadah atau forum
yang memberi kesempatan setiap keluarga untuk saling asah, asih, dan
asuh dalam memenuhi kebutuhan membangun keluarga bahagia dan
sejahtera
2. Terpeliharanya infrastuktur sosial kemasyarakatan yang terkecil dan
solid, yaitu keluarga, yang dapat menjadi perekat atau kohesi sosial,
6
sehingga tercipta suatu kehidupan yang rukun, damai dan memiliki
dinamika yang tinggi
3. Terbentuknya lembaga sosial dengan keanggotaan dan partisipasi
keluarga di desa atau kelurahan dinamis dan menjadi wadah atau
wahana partisipasi sosial, dimana setiap keluarga dapat memberi dan
menerima pembaharuan yang bisa membantu proses pembangunan
kehidupan keluarga dengan mulus dan sejuk.
Kegiatan Ekonomi Posdaya
Kegiatan ekonomi pada Posdaya diarahkan pada pemberdayaan fungsi
kewirausahaan. Menurut Suyono dan Haryono (2009) sasaran utama dari program
ini adalah keluarga muda yang mempunyai anak balita atau keluarga yang
mempunyai anak dibawah usia 15 tahun, tujuannya adalah agar keluarga dengan
anak-anak masih kecil tersebut memperoleh pemberdayaan dalam bidang
wirausaha sehingga semakin mempunyai akses terhadap kesempatan kerja yang
terbuka. Mendorong agar keluarga kecil tersebut mulai berusaha dan bergabung
dengan kelompok usaha mikro dan kecil. Selain itu juga memasilitasi berbagai
pelatihan kewirausahaan serta dukungan pendampingan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Selanjutnya, pada aspek ekonomi ini
Posdaya juga mengusahakan kerjasama dengan bank atau lembaga keuangan
dengan tujuan agar keluarga muda dan remaja yang siap berusaha memperoleh
bantuan pendanaan, baik memulai pengusaha yang menampung penitipan untuk
magang, atau perluasan usaha yang menguntungkan untuk masa depan keluarga
tersebut.
Muljono, Mintarti, dan Dewi (2012) menyebutkan bahwa pada bidang
ekonomi Posdaya terdapat usaha simpan pinjam atau LKM (Lembaga Keuangan
Mikro) yang memungkinkan warga dapat meminjam dana pada Posdaya. Modal
LKM tersebut berasal dari warga sendiri dengan menabung rutin tiap bulan di
Posdaya dan berbagai dana tambahan LKM dari program Pemda maupun
Perbankan. Merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Saleh, Rokhani,
dan Bahtiar (2013) menyatakan kondisi kekinian kinerja Posdaya pada aspek
ekonomi terdiri dari 18 unit. Adapun 18 unit tersebut pada kegiatan perekonomian
diantaranya adalah arisan, simpan pinjam/tabungan Posdaya, dan home industry.
Kekuatan pendukung dalam kegiatan kewirausahaan sosial, aspek ekonomi
berkontribisi sebesar 57.05 persen.
Karakteristik Unit Pengambil Keputusan
Sebagaimana dikemukakan oleh Rogers dan Shoemaker (1971) yang
dikutip oleh Mugniesyah (2006) bahwa dalam proses keputusan inovasi terdapat
variabel karakteristik unit pengambilan keputusan yang terdiri dari karakteristik
sosial, variabel-variabel kepribadian, dan perilaku komunikasi. Selanjutnya,
Hassinger dalam Mugniesyah (2006) mengemukakan individu-individu akan
jarang mendedahkan diri mereka terhadap suatu inovasi kecuali mereka merasa
membutuhkan, bahkan kalau individu didedahkan kepada inovasi, inovasi tersebut
hanya akan sedikit berpengaruh, kecuali individu tersebut memandang bahwa
7
inovasi tersebut relevan dengan kebutuhannya dan konsisten dengan sikap dan
kepercayaannya.
Selanjutnya, pada kelompok atau lembaga tertentu dalam proses
pengambilan keputusan dipengaruhi oleh peran pemimpin. Menurut Lippit dan
White dalam Applebeum (1973:74) yang dikutip oleh Mugniesyah (1986) bahwa
tipe-tipe kepemimpinan yang dikembangkan oleh pemimpin dalam mencapai
tujuan kelompok mencakup kepemimpinan otoriter, demokratis, dan laissez faire.
Pengertian Gender
Gender merupakan suatu bentuk atau suatu konstruksi sosial
mengenai perbedaan peran, fungsi, serta tanggung jawab antara laki-laki dan
perempuan serta bagaimana laki-laki berperilaku maskulin dan perempuan
berperilaku feminin menurut budaya yang berbeda-beda. Secara lebih luas
analisis yang mempengaruhi diantaranya akses dan kontrol, partisipasi, dan
pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan. Gender mengacu pada
perbedaan peran sosial serta tanggungjawab perempuan dan laki-laki pada
perilaku dan karakteristik yang dipandang tepat untuk perempuan dan laki-laki
dan pandangan tentang bagaimana beragam kegiatan yang mereka lakukan
seharusnya dinilai dan dihargai.
Konsep gender menurut Fakih (1996) adalah suatu sifat yang melekat pada
kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun
kultural. Gender diartikan sebagai konsep sosial yang melakukan pembedaaan
(dalam arti: memilih atau memisahkan) peran antara laki-laki dan perempuan.
Perbedaan fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan itu tidak ditentukan
karena antara keduanya terdapat perbedaan biologis atau kodrat, tetapi dibedakan
menurut kedudukan, fungsi dan peranan masing-masing dalam berbagai bidang
kehidupan dan pembangunan (Handayani dan Sugiarti 2002).
Mugnisyah et al. (2007) menyatakan struktur pekerja wanita jika ditinjau
dari sektor pekerjaan, wanita cenderung selain bekerja dalam pertanian, bekerja
dalam industri, perdagangan, dan jasa. Perdagangan barangkali merupakan
kegiatan paling penting bagi wanita di Jawa Barat, meskipun tidak seluas wanita
di Jawa Tengah dan Jawa Timur, pria juga dipekerjakan di lapangan-lapangan
tersebut, namun disamping itu mereka memiliki akses lebih mudah untuk bekerja
dalam bidang konstruksi dan transportasi serta sektor-sektor yang mengalami
perubahan besar.
Sayogyo (1985) menyatakan mengurus rumah tangga merupakan pekerjaan
rumah tangga yang perlu di tempatkan wajar (memasak, membersihkan rumah,
mengurus anak, dan lain sebagainya) meskipun tidak menyumbang penghasilan
langsung. Pekerjaan ini memberikan dukungan bagi anggota rumah tangga lain
(pencari nafkah) untuk memanfaatkan peluang bekerja. Dengan demikian, penting
memperhatikan rumah tangga pedesaan dengan mengungkap berbagai kesulitan
yang dihadapi wanita di pedesaan dalam rumah tangganya, dalam pasaran tenaga
kerja serta dalam masyarakat luas. Selanjutnya, Mugniesyah (1986)
mengemukakan tingkat curahan waktu pemimpin wanita dalam pekerjaan rumah
tangga adalah banyaknya jumlah waktu yang digunakan pemimpin wanita dalam
beragam kegiatan rumah tangga untuk waktu satu hari lalu. Adapun tingkat
curahan waktu pemimpin wanita dalam pembangunan desa adalah banyaknya
8
waktu yang digunakan pemimpin wanita dalam kegiatan mencari nafkah, kegiatan
sosial dan pendidikan.
Fakih (1996) juga mengemukakan dalam agenda diskursus pada pendekatan
gender dilakukan pembangunan program WID (Women in Development). Agenda
utama dari WID adalah bagaimana melibatkan kaum perempuan dalam kegiatan
pembangunan. Adapun asumsi dari program tersebut adalah penyebab
keterbelakangan perempuan karena mereka tidak berpartisipasi dalam
pembangunan. Namun Fakih menyatakan program tersebut sebenarnya agenda
dari negara dunia pertama untuk melakukan penindasan perempuan pada dunia
ketiga. Dari kritikan keras terkait WID ini muncullah program GAD (Gender and
Development). Moser (1993) menyatakan dalam GAD menelaah dimensi
perempuan dalam program pembangunan adalah individu dengan responden lakilaki dan perempuan. Fokus dari konsep ini adalah relasi gender antara laki-laki
dan perempuan dalam pemenuhan kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis.
Kebutuhan praktis fokus pemenuhan kebutuhan perempuan dalam jangka pendek
dengan cara meringankan beban perempuan. Adapun kebutuhan strategis fokus
pada meningkatnya posisi perempuan sehingga mencapai kesetaraan dalam jangka
panjang.
Mugniesyah et al. (2004a) menyatakan kesetaraan gender (Gender Equality)
merupakan suatu konsep yang menyatakan laki-laki dan perempuan keduanya
memiliki kebebasan untuk mengembangkan kemampuan personal mereka dan
membuat pilihan-pilihan tanpa pembatasan oleh seperangkat stereotype,
prasangka dan peranan gender yang kaku. Perbedaan perilaku, aspirasi dan
kebutuhan perempuan dan laki-laki dipertimbangkan, dinilai, dan didukung secara
setara bukan berarti bahwa laki-laki dan perempuan menjadi sama, akan tetapi
hak-hak, tanggung jawab, dan kesempatan mereka tidak ditentukan karena mereka
terlahir sebagai laki-laki dan perempuan.
Gender dan Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam sistem masyarakat. Menurut
Mattessich dan Hill (Zeitlin 1995) dalam Puspitawati (2012) keluarga merupakan
suatu kelompok yang berhubungan kekerabatan, tempat tinggal atau hubungan
emosional yang sangat dekat dan memperlihatkan empat hal yaitu interdepensi
intim, memelihara batas-batas yang terseleksi, mampu untuk beradaptasi dengan
perubahan dan memelihara identitas sepanjang waktu, dan melakukan tugas-tugas
keluarga. Sebagaimana dinyatakan BKKBN (1996) dalam Puspitawati (2012)
bahwa fungsi keluarga adalah pemenuhan kebutuhan fisik dan nonfisik yang
terdiri atas fungsi keagamaan, fungsi sosial, fungsi budaya, fungsi cinta kasih,
fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi
ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan.
Puspitawati (2012) menyatakan kemitraan gender dalam pembagian kerja
peran keluarga adalah pembagian peran suami dan istri untuk mengerjakan
aktifitas kehidupan keluarga yang menunjukkan transparansi penggunaan sumber
daya, terbentuknya rasa saling ketergantungan berdasarkan kepercayaan dan
saling menghormati, akuntabilitas dalam menggunakan sumber daya keluarga,
dan terselenggaranya kehidupan keluarga yang stabil, harmonis, dan teratur. Pada
konsep gender dan keluarga pembagian peran antara laki-laki dan perempuan
9
bertujuan untuk mendistribusikan tugas dalam rangka menjaga efisiensi dan
keseimbangan sistem keluarga dan masyarakat.
Menurut White dalam Sitorus (1989) tahapan ekspansi demografis antar
rumah tangga akan membawa konsekuensi perbedaan dalam hal struktur internal
(ukuran dan komposisi keanggotaan) rumah tangga. Dalam hal ini mengikuti
pemikiran White maka tipologi keluarga terdapat empat tahapan ekspansi
demografis rumah tangga, takni:
1. Tahap dini: anak tertua yang hidup berusia 0-9 tahun
2. Tahap tengah: anak tertua yang hidup berusia 10-14 tahun
3. Tahap lanjut: anak tertua yang hidup berusia 15 tahun keatas, dan
4. Tahap penyebaran: satu orang anak atau lebih anak sudah berumah
tangga sendiri
Teknik Analisis Gender
Teknik analisis gender digunakan untuk mengetahui masalah, kesenjangan,
latar belakang terjadinya kesenjangan dari aspek akses, kontrol, partisipasi dan
manfaat antara laki-laki dan perempuan dapat menggunakan Gender Analysis
Pathway (GAP). Menurut Surbakti dkk dalam Mugniesyah et al. (2007) analisis
gender merupakan langkah awal dalam penyusunan tujuan pembangunan yang
responsif gender. Dinyatakan lebih lanjut bahwa guna mengidentifikasi ada
tidaknya kesenjangan gender, analisis gender tersebut harus memperhatikan empat
faktor utama di bawah ini:
1. Akses atau kesempatan antara laki-laki dan perempuan sama atau
mengalami kesenjangan
2. Kontrol atau pola kekuasaan antara laki-laki dan perempuan
3. Partisipasi yaitu bagaimana laki-laki dan perempuan berpartisiapasi
atau berperan aktif dalam program pembangunan
4. Manfaat yang diterima antara laki-laki dan perempuan sama atau
mengalami kesenjangan dari hasil pembangunan.
Teknik Analisis Harvard atau Gender Framework Analysis (GFA), yaitu
suatu analisis yang digunakan untuk melihat suatu profil gender dari suatu
kelompok sosial dan peran gender dalam proyek pembangunan. Teknik
analisis ini dirancang sebagai landasan untuk melihat suatu profil gender
dari suatu kelompok sosial. Kerangka ini tersusun dari empat elemen pokok, yaitu
a) profil aktivitas, b) pengelolaan politik, c) analisis proyek, dan d) analisis yang
mempengaruhi faktor-faktor akses dan kontrol. Adapun Teknik Analisis Moser
menekankan pada perencanaan gender bersifat teknis dan politis dengan tujuan
memperoleh nilai yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam pola
pembagian kerja pada masa sekarang Prasodjo (2003) dalam Haryanto (2008).
Dari teknik analisis tersebut dapat dikatakan peranan perempuan dalam
pengembangan dan pengelolaan perlu diperhatikan. Kondisi ini menunjukkan
peranan perempuan sebagai pelaku ekonomi tidak boleh diabaikan, bahkan
diperlukan dukungan teknologi untuk menunjang peranan perempuan dalam
kegiatan sosial dan ekonomi agar para perempuan dapat mengalokasikan
waktunya lebih banyak pada kegiatan produktif tanpa meninggalkan peranannya
pada kegiatan domestik.
10
Sebagaimana menurut Mugniesyah et al. (2004b) teknik analisis gender
merupakan pengujian secara sistematis terhadap peranan-peranan, hubunganhubungan, dan proses-proses yang memusatkan perhatiannya pada
ketidakseimbangan kekuasaan, kesejahteraan dan beban kerja antara laki-laki dan
perempuan di semua masyarakat. Teknik tersebut dapat diterapkan terhadap
proses pembangunan, khususnya untuk melihat bagaimana kebijakan pada
program pembangunan mempunyai dampak yang berbeda pada laki-laki dan
perempuan. Tingkat analisis gender dapat dilakukan diberbagai tingkat, salah
satunya adalah keluarga/rumah tangga. Pada tingkat ini maka mempelajari
pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan dalam beragam peranan baik
reproduktif, produktif, dan pengelolaan masyarakat, akses dan kontrol anggota
keluarga laki-laki dan perempuan terhadap beragam sumber daya (aset produksi,
anak, pendidikan, dan harta), serta alokasi/distribusi ekonomi diantara anggota
keluarga/rumah tangga.
Pemenuhan kebutuhan gender dalam pembangunan menurut Moser (1993)
dalam Mugniesyah et al. (2004) terdiri dari kebutuhan praktis gender dan
kebutuhan strategis gender. Kebutuhan praktis gender merupakan respon terhadap
suatu kebutuhan yang mendesak yang diformulasikan dari kondisi nyata/kongkrit.
Berasal dari posisi peranan dalam pembagian kerja gender (peranan perempuan)
yang tidak menentang posisi subordinasi perempuan dan berhubungan dengan
peranan-peranan reproduktif dan produktif perempuan. Kebutuhan praktis gender
mencakup:
1. Penyediaan air
2. Pelayanan kesehatan
3. Kegiatan pencarian nafkah bagi rumahtangga
4. Pelayanan perumahan dan kebutuhan dasar
5. Penyediaan pangan untuk keluarga
Selanjutnya, pemenuhan kebutuhan strategis gender diformulasikan dari
suatu analisis subordinasi perempuan dalam masyarakat. Jika dilakukan, harus
membawa pada transformasi pembagian kerja gender yang menentang sifat
hubungan antara laki-laki dan perempuan dengan tujuan menghilangkan
subordinasi perempuan. Cakupan kebutuhan strategis gender:
1. Penghapusan pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin
2. Pengentasan semua beban kerja domestik dan pengusahaan anak
3. Menghilangkan bentuk-bentuk diskriminasi kelembagaan seperti akses
terhadap lahan sendiri
4. Akses terhadap kredit dan sumberdaya lain
5. Kebebasan memilih terhadap pengasuhan anak
6. Menghargai perlawanan terhadap tindak kekerasan dan kontrol laki-laki
terhadap perempuan.
Hasil-hasil Studi Posdaya
Penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2011) fokus pada faktor internal
dan eksternal yang mempengaruhi komunikasi pendampingan pada Posdaya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan pada bidang ekonomi, karakteristik
masyarakat tidak menentukan pandangan terhadap efektifitas ekonomi. Dijelaskan
bahwa komunikasi yang dibangun oleh kader mampu menggugah masyarakat
11
untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan sosialisasi, namun tidak dianalisis secara
lebih dalam mengenai metode komunikasi yang paling tepat. Penelitian ini
bersifat netral gender karena tidak memperhatikan relasi antara laki-laki dan
perempuan dalam penerapan program pelatiahan Posdaya.
Naufal (2009) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Program Pos
Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Peneliti tidak melakukan analisis relasi antara
laki-laki dan perempuan sehingga tidak dapat menggambarkan fenomena gender
dalam evaluasi program Posdaya tersebut. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan menggunakan kuisioner dalam pengumpulan datanya. Selain
itu, peneliti juga menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan
wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan evaluasi program posdaya
berjalan dengan baik dan dirasa oleh responden memberi banyak manfaat
terutama pada bidang pendidikan dan kesehatan. Adapun bidang ekonomi dirasa
belum signifikan manfaatanya bagi responden. Warga lebih banyak mengikuti
program kesehatan yakni sebesar 46 persen, sedangkan pada bidang
PRODUKTIF POS PEMBERDAYAAN KELUARGA
(POSDAYA)
(Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat)
FIFA ROHMA RAHAYU
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan skripsi berjudul Analisis Gender dalam
Kegiatan Ekonomi Produktif Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya)
Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Fifa Rohma Rahayu
NIM I34100071
ABSTRAK
FIFA ROHMA RAHAYU. Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif
Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dibimbing oleh SITI SUGIAH
MUGNIESYAH
Posdaya merupakan forum diskusi yang dapat digunakan sebagai wadah
pengembangan masyarakat melalui keluarga. Keluarga merupakan basis antara
laki-laki dan perempuan dalam memenuhi fungsi keluarga, sementara gender
digunakan sebagai tempat menyetarakan peran dan status antara laki-laki dan
perempuan. Penelitian ini menemukan bahwa mayoritas peserta ketegori rumah
tangga baik pada Peserta Laki-laki maupun Peserta Perempuan memiliki akses
rendah terhadap Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri (KEP
Posdaya EM). Kondisi tersebut berpengaruh terhadap Tingkat Kontrol peserta
yang rendah pula. Dalam hal Partisipasi, Peserta Laki-laki memiliki Tingkat
Partisipasi sedang, adapun pada Peserta Perempuan Tingkat Partisipasi masih
rendah. Hal tersebut berpengaruh pada Tingkat Manfaat peserta pada kedua
kategori rumah tangga yang tergolong rendah. Pada penelitian ini ditemukan
bahwa status dalam kelompok peserta masih tergolong sedang. Penelitian ini juga
menemukan bahwa KEP Posdaya EM mampu memenuhi kebutuhan praktis
maupun kebutuhan strategis gender.
Kata Kunci: gender, Kegiatan Ekonomi Produktif, Posdaya
ABSTRACT
FIFA ROHMA RAHAYU. An analysis Gender in Productive Economic
Activities of Family Empowerment Program (Posdaya) Case Cihideung Udik
Village, CiampeaSub-district, Bogor District, West Java. Supervised by SITI
SUGIAH MUGNIESYAH
Posdaya is the discussion that can be used as a community development way
through family. Families are basis between male and female in fulfilling function
family, while gender is used as equalizes the role and status between men and
women. This research found that the majority participants household
category,both on male householdor female household have access to the activities
of low economical productive PosdayaEkaMandiri. The condition influented the
control participants which is also low. In terms of participation, malehousehold
exhibited that it has medium level on participation, and the women household
participationlevel is still low. It impacted on the level of benefits participants in
both category householdwhich is appertain low. In this research was found that in
each groups of participant is appertain medium. This research also found that
Productive Economic Activities Posdaya Eka Mandiriable to fulfill practical needs
and strategic gender.
Key words: Gender , Productive Economic Activities, Posdaya
ANALISIS GENDER DALAM KEGIATAN EKONOMI
PRODUKTIF POS PEMBERDAYAAN KELUARGA
(POSDAYA)
(Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat)
FIFA ROHMA RAHAYU
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Pos
Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Kasus Desa Cihideung Udik
Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat
Nama
: Fifa Rohma Rahayu
NIM
: I34100071
Disetujui oleh
Ir. Siti Sugiah Mugniesyah, M.S.
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc.
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberi
rahmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Pos Pemberdayaan Keluarga
(Posdaya) (Kasus di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor
Provinsi Jawa Barat) dengan lancar.
Fokus penelitian ini adalah studi evaluasi Pos Pemberdayaan Keluarga
(Posdaya) menggunakan perspektif gender yang memperhatikan kesetaraan
peranan dan status baik bagi laki-laki maupun perempuan. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ir. Siti Sugiah Mugniesyah, MS sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan, kritikan, berbagi pengalaman, curahan
waktu dan tenaga selama proses penulisan skripsi.
2. Orang tua penulis Bapak Suparlan dan Ibu Rahmawati serta adik
penulis Irawan Sutra yang tidak ada hentinya mendo’akan, memberi
dukungan moril dan materil, semangat dan motivasi pada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik.
3. Kepada Kepala Desa Cihideung Udik yang telah memberikan izin
kepada penulis melakukan penelitian sehingga penelitian berjalan
dengan lancar.
4. Kepada pengurus Posdaya Eka Mandiri dan masyarakat desa
Cihideung Udik, khususnya Bapak Iyang, Ibu Pipih, Ibu Atikah,
Bunda Euis, Bapak Sama, dan Bapak Adi Dadang serta seluruh pihak
yang mendukung dalam penyusunan skripsi yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
5. Sahabat Seperjuangan, khususnya Azizah Trisna Jayanti, Baiq Rina
Apriani, Widi Astuti, Rahmawati, Nofitri, Arini, Zulmiziar, Kak Yanti
Arianti, Arini serta tema yang selalu memberi semangat dan bantuan
pada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
6. Sahabat, khususnya Salma Neni, Azizah Nursalamah, teman-teman
SKPM (Eva Masrivah dan Rika Mutmainah) dan seluruh teman SKPM
angakatan 47 yang saling memberikan semangat dan dukungan untuk
bersama-sama menyelesaikan penulisan skripsi dengan lancar.
Bogor, September 2014
Fifa Rohma Rahayu
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................................. 3
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4
Manfaat Penelitian ............................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 5
Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 13
Definisi Operasional .......................................................................................... 16
PENDEKATAN LAPANG ................................................................................... 20
Metode Penelitian .............................................................................................. 20
Lokasi dan Waktu .............................................................................................. 20
Teknik Sampling ............................................................................................... 21
Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 21
Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................................... 21
KEADAAN UMUM DESA CIHIDEUNG UDIK ............................................... 22
Kondisi Geografis dan Luas Wilayah ............................................................... 22
Kelembagaan ..................................................................................................... 27
Sarana dan Prasarana ......................................................................................... 27
Sejarah dan Stuktur Organisasi Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik
........................................................................................................................... 29
Pelaksanaan Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik ............................ 31
Bidang Kesehatan .............................................................................................. 31
PROFIL RUMAH TANGGA PESERTA RUMAH TANGGA KEGIATAN
EKONIMIS PRODUKTIF POSDAYA EKA MANDIRI DI DESA CIHIDEUNG
UDIK ..................................................................................................................... 35
Karakteristik Individu ........................................................................................ 35
Status Perkawinan ............................................................................................. 40
Karakteristik Rumah tangga Peserta KEP Posdaya EM .................................... 41
PROFIL SUMBER DAYA, PENGELOLAAN KEGIATAN, DAN PERANAN
KELOMPOK EKONOMIS PRODUKTIF POSDAYA EKA MANDIRI ........... 46
Tingkat Bantuan Dana ....................................................................................... 46
Pengelolaan Posdaya EM ................................................................................... 47
Peranan Kelompok ............................................................................................. 48
Kesimpulan ........................................................................................................ 49
DINAMIKA GENDER DALAM KEGIATAN EKONOMI PRODUKTIF
POSDAYA EKA MANDIRI ................................................................................ 50
Tingkat Akses Peserta KEP Posdaya EM terhadap Komponen Podaya ........... 50
Tingkat Kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Peserta Perempuan
terhadap Komponen KEP Posdaya EM ............................................................. 50
Tingkat Partisipasi Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Peserta Perempuan
terhadap Komponen KEP Posdaya EM ............................................................. 51
Tingkat Manfaat Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Peserta Perempuan
terhadap Komponen KEP Posdaya EM ............................................................. 52
Kesimpulan ........................................................................................................ 53
HUBUNGAN ANTAR PEUBAH-PEUBAH GENDER DALAM KEGIATAN
EKONOMI PRODUKTIF ..................................................................................... 54
Hubungan Sumber daya Individu dengan Tingkat Akses dan Kontrol Peserta
KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan ............................ 54
Hubungan Sumber daya Rumah tangga dengan Tingkat Partisipasi Peserta KEP
Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan..................................... 58
Hubungan Sumber daya KEP Posdaya dengan Tingkat Akses dan Kontrol
Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan ............... 61
Hubungan Sumber daya KEP Posdaya dengan Tingkat Partisipasi dan Tingkat
Manfaat Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan . 62
Hubungan Peran Kelompok Posdaya dengan Tingkat Akses dan Tingkat
Kontrol Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan .. 63
Hubungan Peran Kelompok Posdaya dengan Tingkat Partisipasi Peserta KEP
Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan..................................... 64
Pemenuhan Kebutuhan Gender.......................................................................... 65
Kesimpulan ........................................................................................................ 66
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 67
Kesimpulan ........................................................................................................ 67
Saran .................................................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 76
LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
15
DAFTAR TABEL
1 Pemanfaatan lahan di Desa Cihideung Udik, tahun 2014 ........................... 23
2 Pemanfaatan tanah kas desa sebagai sarana dan fasilitas pelayanaan
masyarakat, tahun 2014 .............................................................................. 23
3 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin desa
Cihideung Udik, tahun 2014 ...................................................................... 24
4 Jenis pekerjaan sebagai mata pencaharian penduduk Desa Cihideung
Udik, Tahun 2014 ....................................................................................... 25
5 Tingkat pendidikan penduduk Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ............ 26
6 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa
Cihideung Udik menurut kategori rumah tangga, kelompok umur dan
jenis kelamin, Tahun 2014 (dalam persen) ................................................ 36
7 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa
Cihideung Udik menurut kategori rumahtanga, tingkat pendidikan
formal, non-formal dan jenis kelamin, tahun 2014 (dalam persen) ........... 37
8 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa
Cihideung Udik menurut kategori rumah tangga, jenis pekerjaan dan
jenis kelamin, tahun 2014 (dalam persen) .................................................. 39
9 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa
Cihideung Udik menurut kategori rumah tangga, status pekerjaan dan
jenis kelamin, tahun 2014 (dalam persen) .................................................. 39
10 Rata-rata kepemilikan benda berharga pada rumah tangga peserta
KEP Posdaya EM menurut kategori rumah tangga di Desa Cihideung
Udik, Tahun 2014 ....................................................................................... 41
11 Rata-rata kepemilikan ternak pada rumah tangga peserta KEP
Posdaya EM menurut kategori rumah tangga di Desa Cihideung
Udik , Tahun 2014 ...................................................................................... 42
12 Persentase tipologi keluarga pada rumah tangga Peserta KEP Posdaya
EM di Desa Cihideung Udik , Tahun 2014 ............................................ 43
13 Rata-rata curahan waktu kerja produktif dan reproduktif pada rumah
tangga peserta KEP Posdaya EM menurut kategori rumah tangga di
Desa Cihideung Udik , Tahun 2014 ........................................................... 44
14 Persentase status dalam kelompok/kelembagaan pada rumah tangga
peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik berdasarkan jenis
kelamin, Tahun 2014 .................................................................................. 44
15 Persentase jumlah pinjaman pada rumah tangga peserta KEP Posdaya
EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ................................................. 46
16 Persentase pola kepemimpinan pada pengurus KEP Posdaya EM di
Desa Cihideung Udik, Tahun 2014............................................................. 48
17 Tingkat akses peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan
terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik,
Tahun 2014 ................................................................................................. 50
18 Tingkat kontrol peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan
terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik,
Tahun 2014 ................................................................................................. 51
19 Tingkat partisipasi peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan
terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik,
Tahun 2014 ................................................................................................. 52
20 Tingkat manfaat peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan
terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik,
Tahun 2014 ................................................................................................. 53
21 Tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan
Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Podaya EM di desa
Cihideung Udik menurut Tingkat Pendidikan dan Status Bekerja,
Tahun 2014 ................................................................................................. 54
22 Tingkat partisipasi dan tingkat manfaat peserta Peserta Laki-laki dan
Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EMdi desa
Cihideung Udik menurut tingkat pendidikan dan status bekerja,
Tahun 2014 ................................................................................................. 56
23 Tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan
Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Podaya EM di desa
Cihideung Udik menurut Tingkat Pendidikan dan Status Bekerja,
Tahun 2014 ................................................................................................. 57
24 Tingkat partisipasi dan tingkat manfaat Peserta Peserta Laki-laki dan
Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Podaya EM di desa
Cihideung Udik menurut sumber daya rumah tangga, Tahun 2014 ........... 60
25 Tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan
Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa
Cihideung Udik menurut jumlah bantuan (X7), Tahun 2014 ..................... 61
26 Tingkat partisipasi dan tingkat manfaat peserta Peserta Laki-laki dan
Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa
Cihideung Udik menurut jumlah bantuan (X7), Tahun 2014 ..................... 62
27 Tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan
Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa
Cihideung Udik menurut pola kepemimpinan (X10), Tahun 2014 ............ 63
28 Tingkat partisipasi dan tingkat manfaat Peserta Peserta Laki-laki dan
Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa
Cihideung Udik menurut pola kepemimpinan (X10), Tahun 2014 ............ 64
29 Persentase pemenuhan kebutuhan praktis gender terhadap Komponen
KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014........................... 65
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran hubungan variabel dependen dan variabel
independen dalam analisis gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif
Posdaya ....................................................................................................... 15
2 Struktur kepengurusan Posdaya Eka Mandiri Desa Cihideung Udik
Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor ..................................................... 30
3 Persentase anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa
Cihideung Udik menurut status perkawinan dan jenis kelamin ................. 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Jumlah skor variabel pengaruh dan variabel terpengaruh ........... 72
Lampiran 3 Foto-foto kegiatan ........................................................................ 75
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai Negara Berkembang, Indonesia sedang melakukan berbagai
program pembangunan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya. BPS (2013) melaporkan bahwa pada September
2012 menunjukkan penduduk miskin di Indonesia mencapai 28.59 juta orang atau
11.66 persen dari total penduduk Indonesia. Menurut lokasinya, BPS menyatakan
terhadap total penduduk Indonesia, penduduk miskin yang ada dikota sebesar 8,60
persen. Adapun di desa sebanyak 14.70 persen atau lebih tinggi sebanyak 6.10
persen dari penduduk miskin di kota. Persentase penduduk miskin di Jawa masih
sebesar 11,31 persen. Data tersebut tidak dapat memberikan gambaran mengenai
fenomena gender karena tidak terpilah jenis kelamin antara laki-laki dan
perempuan.
Haryono memberi gagasan mengenai
Pos Pemberdayaan Keluarga
(Posdaya) untuk pembangunan melalui pemberdayaan keluarga pada Tahun 2006
guna pencapaian pembangunan secara berkelanjutan. Muljono, Mintarti, dan Dewi
(2012) menyatakan pembangunan pro rakyat dalam hal ini adalah Posdaya
difokuskan pada upaya penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga,
pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan ekonomi mikro dan kecil. Hal
tersebut guna mencapai keadilan untuk anak, perempuan, ketenagakerjaan,
hukum, dan kelompok miskin yang termarjinalkan. Adapun dalam Posdaya
tersebut sebagai wahana pemenuhan delapan fungsi keluarga diantaranya fungsi
lingkungan, fungsi pendidikan, fungsi agama, fungsi kesehatan, dan fungsi
ekonomi. Selanjutnya, landasan hukum Posdaya tercantum dalam UU No.
11/2009 Pasal 12 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa
pemberdayaan sosial dimaksudkan untuk memberdayakan seseorang, keluarga,
kelompok, dan masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan secara mandiri.
Selain itu, landasan hukum Posdaya juga berada pada Inpres No.3/2010 tentang
Pembangunan yang Berkeadilan dengan substansi pembangunan pro rakyat,
keadilan untuk semua dan mencapai tujuan Millenium Development Goals
(MDGs). Berdasarkan Inpres No.3/2010 ini, Posdaya sebagai kegiatan
pemberdayaan masyarakat dalam empat bidang yaitu pendidikan, kesehatan,
ekonomi, dan lingkungan. Terdapat berbagai program pemberdayaan guna
mengentaskan kemiskinan pada bidang ekonomi Posdaya diantaranya simpan
pinjam/tabungan Posdaya, arisan, koperasi berbadan hukum, dan
pembiayaan/kredit. Mengingat berbagai kebijakan pemerintah, program
pembangunan bertujuan sebagai salah satu cara untuk menanggulangi kemiskinan
harus memperhatikan perspektif gender.
Keluarga merupakan unit terkecil pada sistem masyarakat yang berfungsi
memenuhi kebutuhan keluarga. Tujuan pembentukan keluarga adalah untuk
mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh anggota keluarga. Mugniesyah et.al
(2007) mengemukakan dalam Cross cutting gender issues gender merupakan
konsep yang berkaitan dengan peran antara laki-laki dan perempuan (anak
cacat/normal, anak berdasarkan perkembangannya-balita, anak remaja, dewasa
2
atau lansia). Relasi gender memandang hubungan antara laki-laki dan perempuan
berkaitan dengan pembagian peran yang dijalankan masing-masing pada berbagai
tipe dan struktur keluarga (keluarga miskin/kaya, keluarga desa/ kota, keluarga
lengkap/tunggal, keluarga punya anak/tidak punya anak, keluarga pada berbagai
tahapan life cycle dan keluarga petani/nelayan).
Berbagai masalah mengenai gender dan keluarga diantaranya adalah masih
terjadi ketimpangan gender atau ketidakseimbangan kemitraan gender yang
sempurna dalam tingkat masyarakat yang dibuktikan dengan minimnya
perempuan menduduki struktur organisasi ekonomi dan organisasi masyarakat.
Maka penting melakukan penelitian mengenai relasi gender pada keluarga miskin.
Penelitian terdahulu banyak yang mengkaji tentang Posdaya, namun
demikian sebagian besar penelitian tersebut belum mengintegrasikan perspektif
gender secara komprehensif. Ernawati (2011) melakukan penelitian yang fokus
pada faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi efektifitas
komunikasi dalam sosialisasi program Posdaya. Penelitian ini bersifat netral
gender karena tidak membedakan antara peserta laki-laki dan perempuan sebagai
subyeknya. Penelitian Muljono, Burhanuddin, dan Bakhtiar (2009) dengan judul
penelitian upaya pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan melalui
model Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) menunjukkan hasil kinerja Posdaya
baik ditinjau dari beberapa faktor yaitu persepsi masyarakat terhadap bentuk
intervensi luar yang semula dianggap berupa bantuan dana dan materi kini
berubah menjadi bantuan berupa ide, gagasan, kegiatan sosial, dan cara kerja
pemberdayaan. Selain itu, dengan adanya Posdaya semakin banyak warga yang
aktif menjadi kader dan seluruh masyarakat aktif mengikuti kegiatan sosial.
Namun demikian, tidak dijelaskan secara lebih mendalam pembahasan mengenai
evaluasi kinerja Posdaya dalam mengentaskan kemiskinan yang mana merupakan
salah satu program Posdaya di bidang ekonomi. Penelitian ini juga netral gender
karena tidak memperhatikan relasi antara laki-laki dan perempuan dalam masingmasing kegiatan Posdaya.
Naufal (2009) mengkaji tentang evaluasi program Pos Pemberdayaan
Keluarga (Posdaya). Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah
mengidentifikasi pelaksanaan Posdaya, mengidentifikasi faktor penghambat dan
pendukung pelaksanaan Posdaya dan menganalisis input, proses, output, dan
dampak dalam program Posdaya. Fokus dari penelitian ini adalah mengevaluasi
pelaksanaan program Posdaya tanpa memperhatikan relasi antara laki-laki dan
perempuan sebagai subyeknya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pelaksanaan
program Posdaya berjalan baik. Peserta program merasa sangat terbantu terutama
pada bidang pedidikan dan kegiatan kesehatan. Adapun bidang ekonomi
nampaknya belum signifikan dirasakan manfaatnya oleh subyek yang diteliti.
Faktor pendukung program Posdaya diantaranya adalah gotong-royong yang
tinggi, rasa kebersamaan yang kuat, lamanya tinggal, dan kesiapan Sumber daya
Manusia (SDM). Faktor penghambat pelaksanaan program tersebut karena belum
adanya dukungan dari instansi, semua masyarakat belum mengetahui adanya
Posdaya, dan keterbatasan waktu. Pada penelitian ini tidak memperhatikan relasi
gender sehingga tidak tergambar fenomena gender pada evaluasi program
Posdaya tersebut.
Merujuk pada Mugniesyah et al. (2007) dalam keluarga menjalankan fungsi
ekonomi keluarga, sementara di pihak lain salah satu bidang pemberdayaan
3
dalam Posdaya adalah bidang ekonomi, sehubungan dengan itu perlu penelitian
tentang Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya di Bogor.
Sehubungan dengan Posdaya memiliki program ekonomi produktif berupa simpan
pinjam/tabungan Posdaya yang dapat membantu keluarga dalam meminjamkan
modal usaha dan pemenuhan kebutuhan.
Posdaya merupakan forum pemberdayaan keluarga, dimana keluarga
merupakan basis antara laki-laki dan perempuan dalam pengelolaan urusan rumah
tangga. Hal tersebut menjadi penting meneliti bagaimana pengaksesan program
Ekonomis Produktif (KEP) Posdaya Eka Mandiri dalam rumah tangga pemanfaat
simpan pinjam/tabungan Posdaya berbasis analisis gender?
Perumusan Masalah
Merujuk pada Suyono dan Haryono (2009) bahwa Kegiatan Ekonomi
Produktif Posdaya yang awalnya kewirausahaan ditujukan pada keluarga muda
yang mempunyai anak balita atau keluarga yang mempunyai anak dibawah usia
15 tahun. Di pihak lain masyarakat perdesaan merupakan masyarakat yang
heterogen baik secara individu maupun rumah tangga. Sehubungan dengan itu,
bagaimanakah profil kelembagaan dan penyelenggaraan Posdaya Eka Mandiri?
Selanjutnya, bagaimanakah sumber daya individu dan sumber daya keluarga
peserta Posdaya Eka Mandiri
Mengingat target Posdaya adalah keluarga, dan keluarga terdiri dari
sejumlah individu yang menjalankan sejumlah peranan untuk memenuhi fungsi
keluarga, sehubungan dengan itu, apakah sumber daya individu dan sumber daya
keluarga berhubungan dengan empat dimensi pada analisis gender dalam
Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri?
Kegiatan Ekonomi Produktif mencakup kegiatan pembinaan pendampingan
Posdaya. Merujuk pada Buku Pedoman Posdaya oleh Suyono dan Haryanto
(2009) bahwa peranan unsur-unsur dalam pembangunan Posdaya salah satunya
adalah terlibatnya aparatur pemerintah dan lembaga masyarakat. Bersamaan
dengan itu, bagaimanakah pendampingan yang dilakukan oleh lembaga, institusi,
dan aparatur pemerintah dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya?
Posdaya adalah kelembagaan yang melibatkan kelompok keluarga dalam
setiap kegiatanya, sehubungan dengan itu apakah sumber daya posdaya
berhubungan dengan empat dimensi analisis gender dalam hal ini akses, kontrol,
partisipasi, dan manfaat pada Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya? Selanjutnya,
bagaimanakah peranan kelompok dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya
tersebut yang mencakup pola kepemimpinan?
Merujuk pada Surbakti dkk (2001) dalam Mugniesyah et al. (2007) terdapat
empat dimensi analisis gender, yakni akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat.
Sehubungan dengan itu, bagaimanakah akses, kontrol, partisipasi dan manfaat
anggota keluarga terhadap Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri?
Selanjutnya, Moser (1993) dalam Mugniesyah (2006) menggunakan
konsep guna menganalisis pengaruh dari manfaat yang dapat dipenuhi oleh
program-program pembangunan yang dikenal sebagai pemenuhan kebutuhan
praktis gender (practical gender needs) dan strategis gender (strategical
gender needs). Sehubungan dengan hal itu, apakah Kegiatan Ekonomi
4
Produktif Posdaya Perdesaan mampu memenuhi kedua kategori kebutuhan gender
tersebut? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Gender dalam Kegiatan
Ekonomi Produktif Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) kasus Posdaya Eka
Mandiri Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor ini adalah :
1. Mengidentifikasi profil kelembagaan dan penyelenggaraan Posdaya Eka
Mandiri
2. Mengidentifikasi sumber daya individu dan sumber daya keluarga peserta
Posdaya Eka Mandiri
3. Menganalisis sumber daya individu dan sumber daya rumah tangga
berhubungan dengan empat dimensi pada analisis gender dalam Kegiatan
Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri
4. Menganalisis pendampingan yang dilakukan dari berbagai instansi dan
lembaga pada Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri
5. Menganalisis sumber daya Posdaya dan peranan kelompok dalam
Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri
6. Menganalisis akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat anggota rumah
tangga terhadap Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri.
7. Menganalisis Kegiatan Ekonomi Produktif pada Posdaya Eka Mandiri
dalam memenuhi kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis gender peserta
simpan pinjam Posdaya
Manfaat Penelitian
Secara khusus kegunaan dari penelitian ini bagi peneliti adalah untuk
menambah pengetahuan yang berkaitan dengan analisis gender dalam Kegiatan
Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik Kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor yang diperlukan sebagai bahan penelitian dan skripsi
peneliti guna memenuhi syarat kelulusan sebagai sarjana pada Departemen Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor. Secara umum, kegunaan penelitian ini adalah menambah
pengetahuan dan hasil penelitian terkait evaluasi program Pos Pemberdayaan
Keluarga (Posdaya) sesuai analisis gender untuk pemberdayaan masyarakat.
5
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Posdaya
Menurut Suyono dan Haryanto (2009) Posdaya merupakan suatu forum
silaturahmi advokasi, komunikasi, informasi, edukasi, sekaligus bisa
dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi
keluarga secara terpadu. Posdaya merupakan wahana pemberdayaan delapan
fungsi keluarga secara terpadu. Fungsi tersebut utamanya adalah agama atau
Ketuhanan Yang Maha Esa, fungsi budaya, fungsi perlindungan, fungsi
reproduksi dan kesehatan, fungsi pendidikan pendidikan, fungsi ekonomi atau
wirausaha, dan fungsi lingkungan. Sesuai dengan pengertian tersebut, maksud dari
Posdaya adalah sebagai wadah bagi semua anggota keluarga dengan bidang
garapan lebih luas. Posdaya tempat menempa kebersamaan, kepedulian sesama
anak bangsa dan perhatian nyata untuk saling mengulurkan tangan dan saling
membantu dalam hal pemberdayaan. Diharapkan Posdaya dapat menjadi wahana
bersama untuk pemberdayaan, menambah wawasan, pengetahuan dan
keterampilan dalam meningkatkan fungsi-fungsi keluarga, sehingga setiap
keluarga dapat meningkatkan kualitas kehidupannya.
Lebih lanjut Suyono dan Haryanto (2009) mengemukakan dalam hal-hal
tertentu, Posdaya juga menjadi wadah pelayanan keluarga secara terpadu yaitu
pelayan pengembangan keluarga secara berkelanjutan, dalam berbagai bidang,
utamanya agama, pendidikan, kesehatan, wirausaha, dan lingkungan hidup,
sehingga keluarga secara harmonis bisa tumbuh mandiri di desa. Selanjutnya,
dijelaskan bahwa dalam Posdaya tergolong menjadi empat bidang yaitu:
1. Bidang ekonomi dengan cara mendorong keluarga bergabung dalam
kelompok-kelompok usaha dan pelatihan kewirausahaan
2. Bidang pendidikan, sasaran utamanya adalah anak-anak dibawah usia 15
tahun agar dapat bersekolah sebagai bagian dari wajib belajar 9 tahun.
3. Bidang kesehatan dengan tujuan agar keluarga melakukan pembinaan dan
pola hidup bergizi
4. Bidang lingkungan tujuannya adalah agar keluarga dapat memanfaatkan
mengolah pekarangan kosong.
Sebagaimana pengertian di atas, tujuan dari Posdaya menurut Suyono dan
Haryanto (2009) antara lain adalah
1. Dihidupkannya dukungan sosial budaya atau social capital seperti
budaya hidup gotong-royong dalam masyarakat untuk saling peduli
sesama anak bangsa, saling tolong menolong antar keluarga dengan
keluarga lain, saling mengulurkan bantuan pemberdayaan secara
terpadu atau bersama-sama memecahkan masalah kehidupan yang
komplek. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui wadah atau forum
yang memberi kesempatan setiap keluarga untuk saling asah, asih, dan
asuh dalam memenuhi kebutuhan membangun keluarga bahagia dan
sejahtera
2. Terpeliharanya infrastuktur sosial kemasyarakatan yang terkecil dan
solid, yaitu keluarga, yang dapat menjadi perekat atau kohesi sosial,
6
sehingga tercipta suatu kehidupan yang rukun, damai dan memiliki
dinamika yang tinggi
3. Terbentuknya lembaga sosial dengan keanggotaan dan partisipasi
keluarga di desa atau kelurahan dinamis dan menjadi wadah atau
wahana partisipasi sosial, dimana setiap keluarga dapat memberi dan
menerima pembaharuan yang bisa membantu proses pembangunan
kehidupan keluarga dengan mulus dan sejuk.
Kegiatan Ekonomi Posdaya
Kegiatan ekonomi pada Posdaya diarahkan pada pemberdayaan fungsi
kewirausahaan. Menurut Suyono dan Haryono (2009) sasaran utama dari program
ini adalah keluarga muda yang mempunyai anak balita atau keluarga yang
mempunyai anak dibawah usia 15 tahun, tujuannya adalah agar keluarga dengan
anak-anak masih kecil tersebut memperoleh pemberdayaan dalam bidang
wirausaha sehingga semakin mempunyai akses terhadap kesempatan kerja yang
terbuka. Mendorong agar keluarga kecil tersebut mulai berusaha dan bergabung
dengan kelompok usaha mikro dan kecil. Selain itu juga memasilitasi berbagai
pelatihan kewirausahaan serta dukungan pendampingan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Selanjutnya, pada aspek ekonomi ini
Posdaya juga mengusahakan kerjasama dengan bank atau lembaga keuangan
dengan tujuan agar keluarga muda dan remaja yang siap berusaha memperoleh
bantuan pendanaan, baik memulai pengusaha yang menampung penitipan untuk
magang, atau perluasan usaha yang menguntungkan untuk masa depan keluarga
tersebut.
Muljono, Mintarti, dan Dewi (2012) menyebutkan bahwa pada bidang
ekonomi Posdaya terdapat usaha simpan pinjam atau LKM (Lembaga Keuangan
Mikro) yang memungkinkan warga dapat meminjam dana pada Posdaya. Modal
LKM tersebut berasal dari warga sendiri dengan menabung rutin tiap bulan di
Posdaya dan berbagai dana tambahan LKM dari program Pemda maupun
Perbankan. Merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Saleh, Rokhani,
dan Bahtiar (2013) menyatakan kondisi kekinian kinerja Posdaya pada aspek
ekonomi terdiri dari 18 unit. Adapun 18 unit tersebut pada kegiatan perekonomian
diantaranya adalah arisan, simpan pinjam/tabungan Posdaya, dan home industry.
Kekuatan pendukung dalam kegiatan kewirausahaan sosial, aspek ekonomi
berkontribisi sebesar 57.05 persen.
Karakteristik Unit Pengambil Keputusan
Sebagaimana dikemukakan oleh Rogers dan Shoemaker (1971) yang
dikutip oleh Mugniesyah (2006) bahwa dalam proses keputusan inovasi terdapat
variabel karakteristik unit pengambilan keputusan yang terdiri dari karakteristik
sosial, variabel-variabel kepribadian, dan perilaku komunikasi. Selanjutnya,
Hassinger dalam Mugniesyah (2006) mengemukakan individu-individu akan
jarang mendedahkan diri mereka terhadap suatu inovasi kecuali mereka merasa
membutuhkan, bahkan kalau individu didedahkan kepada inovasi, inovasi tersebut
hanya akan sedikit berpengaruh, kecuali individu tersebut memandang bahwa
7
inovasi tersebut relevan dengan kebutuhannya dan konsisten dengan sikap dan
kepercayaannya.
Selanjutnya, pada kelompok atau lembaga tertentu dalam proses
pengambilan keputusan dipengaruhi oleh peran pemimpin. Menurut Lippit dan
White dalam Applebeum (1973:74) yang dikutip oleh Mugniesyah (1986) bahwa
tipe-tipe kepemimpinan yang dikembangkan oleh pemimpin dalam mencapai
tujuan kelompok mencakup kepemimpinan otoriter, demokratis, dan laissez faire.
Pengertian Gender
Gender merupakan suatu bentuk atau suatu konstruksi sosial
mengenai perbedaan peran, fungsi, serta tanggung jawab antara laki-laki dan
perempuan serta bagaimana laki-laki berperilaku maskulin dan perempuan
berperilaku feminin menurut budaya yang berbeda-beda. Secara lebih luas
analisis yang mempengaruhi diantaranya akses dan kontrol, partisipasi, dan
pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan. Gender mengacu pada
perbedaan peran sosial serta tanggungjawab perempuan dan laki-laki pada
perilaku dan karakteristik yang dipandang tepat untuk perempuan dan laki-laki
dan pandangan tentang bagaimana beragam kegiatan yang mereka lakukan
seharusnya dinilai dan dihargai.
Konsep gender menurut Fakih (1996) adalah suatu sifat yang melekat pada
kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun
kultural. Gender diartikan sebagai konsep sosial yang melakukan pembedaaan
(dalam arti: memilih atau memisahkan) peran antara laki-laki dan perempuan.
Perbedaan fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan itu tidak ditentukan
karena antara keduanya terdapat perbedaan biologis atau kodrat, tetapi dibedakan
menurut kedudukan, fungsi dan peranan masing-masing dalam berbagai bidang
kehidupan dan pembangunan (Handayani dan Sugiarti 2002).
Mugnisyah et al. (2007) menyatakan struktur pekerja wanita jika ditinjau
dari sektor pekerjaan, wanita cenderung selain bekerja dalam pertanian, bekerja
dalam industri, perdagangan, dan jasa. Perdagangan barangkali merupakan
kegiatan paling penting bagi wanita di Jawa Barat, meskipun tidak seluas wanita
di Jawa Tengah dan Jawa Timur, pria juga dipekerjakan di lapangan-lapangan
tersebut, namun disamping itu mereka memiliki akses lebih mudah untuk bekerja
dalam bidang konstruksi dan transportasi serta sektor-sektor yang mengalami
perubahan besar.
Sayogyo (1985) menyatakan mengurus rumah tangga merupakan pekerjaan
rumah tangga yang perlu di tempatkan wajar (memasak, membersihkan rumah,
mengurus anak, dan lain sebagainya) meskipun tidak menyumbang penghasilan
langsung. Pekerjaan ini memberikan dukungan bagi anggota rumah tangga lain
(pencari nafkah) untuk memanfaatkan peluang bekerja. Dengan demikian, penting
memperhatikan rumah tangga pedesaan dengan mengungkap berbagai kesulitan
yang dihadapi wanita di pedesaan dalam rumah tangganya, dalam pasaran tenaga
kerja serta dalam masyarakat luas. Selanjutnya, Mugniesyah (1986)
mengemukakan tingkat curahan waktu pemimpin wanita dalam pekerjaan rumah
tangga adalah banyaknya jumlah waktu yang digunakan pemimpin wanita dalam
beragam kegiatan rumah tangga untuk waktu satu hari lalu. Adapun tingkat
curahan waktu pemimpin wanita dalam pembangunan desa adalah banyaknya
8
waktu yang digunakan pemimpin wanita dalam kegiatan mencari nafkah, kegiatan
sosial dan pendidikan.
Fakih (1996) juga mengemukakan dalam agenda diskursus pada pendekatan
gender dilakukan pembangunan program WID (Women in Development). Agenda
utama dari WID adalah bagaimana melibatkan kaum perempuan dalam kegiatan
pembangunan. Adapun asumsi dari program tersebut adalah penyebab
keterbelakangan perempuan karena mereka tidak berpartisipasi dalam
pembangunan. Namun Fakih menyatakan program tersebut sebenarnya agenda
dari negara dunia pertama untuk melakukan penindasan perempuan pada dunia
ketiga. Dari kritikan keras terkait WID ini muncullah program GAD (Gender and
Development). Moser (1993) menyatakan dalam GAD menelaah dimensi
perempuan dalam program pembangunan adalah individu dengan responden lakilaki dan perempuan. Fokus dari konsep ini adalah relasi gender antara laki-laki
dan perempuan dalam pemenuhan kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis.
Kebutuhan praktis fokus pemenuhan kebutuhan perempuan dalam jangka pendek
dengan cara meringankan beban perempuan. Adapun kebutuhan strategis fokus
pada meningkatnya posisi perempuan sehingga mencapai kesetaraan dalam jangka
panjang.
Mugniesyah et al. (2004a) menyatakan kesetaraan gender (Gender Equality)
merupakan suatu konsep yang menyatakan laki-laki dan perempuan keduanya
memiliki kebebasan untuk mengembangkan kemampuan personal mereka dan
membuat pilihan-pilihan tanpa pembatasan oleh seperangkat stereotype,
prasangka dan peranan gender yang kaku. Perbedaan perilaku, aspirasi dan
kebutuhan perempuan dan laki-laki dipertimbangkan, dinilai, dan didukung secara
setara bukan berarti bahwa laki-laki dan perempuan menjadi sama, akan tetapi
hak-hak, tanggung jawab, dan kesempatan mereka tidak ditentukan karena mereka
terlahir sebagai laki-laki dan perempuan.
Gender dan Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam sistem masyarakat. Menurut
Mattessich dan Hill (Zeitlin 1995) dalam Puspitawati (2012) keluarga merupakan
suatu kelompok yang berhubungan kekerabatan, tempat tinggal atau hubungan
emosional yang sangat dekat dan memperlihatkan empat hal yaitu interdepensi
intim, memelihara batas-batas yang terseleksi, mampu untuk beradaptasi dengan
perubahan dan memelihara identitas sepanjang waktu, dan melakukan tugas-tugas
keluarga. Sebagaimana dinyatakan BKKBN (1996) dalam Puspitawati (2012)
bahwa fungsi keluarga adalah pemenuhan kebutuhan fisik dan nonfisik yang
terdiri atas fungsi keagamaan, fungsi sosial, fungsi budaya, fungsi cinta kasih,
fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi
ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan.
Puspitawati (2012) menyatakan kemitraan gender dalam pembagian kerja
peran keluarga adalah pembagian peran suami dan istri untuk mengerjakan
aktifitas kehidupan keluarga yang menunjukkan transparansi penggunaan sumber
daya, terbentuknya rasa saling ketergantungan berdasarkan kepercayaan dan
saling menghormati, akuntabilitas dalam menggunakan sumber daya keluarga,
dan terselenggaranya kehidupan keluarga yang stabil, harmonis, dan teratur. Pada
konsep gender dan keluarga pembagian peran antara laki-laki dan perempuan
9
bertujuan untuk mendistribusikan tugas dalam rangka menjaga efisiensi dan
keseimbangan sistem keluarga dan masyarakat.
Menurut White dalam Sitorus (1989) tahapan ekspansi demografis antar
rumah tangga akan membawa konsekuensi perbedaan dalam hal struktur internal
(ukuran dan komposisi keanggotaan) rumah tangga. Dalam hal ini mengikuti
pemikiran White maka tipologi keluarga terdapat empat tahapan ekspansi
demografis rumah tangga, takni:
1. Tahap dini: anak tertua yang hidup berusia 0-9 tahun
2. Tahap tengah: anak tertua yang hidup berusia 10-14 tahun
3. Tahap lanjut: anak tertua yang hidup berusia 15 tahun keatas, dan
4. Tahap penyebaran: satu orang anak atau lebih anak sudah berumah
tangga sendiri
Teknik Analisis Gender
Teknik analisis gender digunakan untuk mengetahui masalah, kesenjangan,
latar belakang terjadinya kesenjangan dari aspek akses, kontrol, partisipasi dan
manfaat antara laki-laki dan perempuan dapat menggunakan Gender Analysis
Pathway (GAP). Menurut Surbakti dkk dalam Mugniesyah et al. (2007) analisis
gender merupakan langkah awal dalam penyusunan tujuan pembangunan yang
responsif gender. Dinyatakan lebih lanjut bahwa guna mengidentifikasi ada
tidaknya kesenjangan gender, analisis gender tersebut harus memperhatikan empat
faktor utama di bawah ini:
1. Akses atau kesempatan antara laki-laki dan perempuan sama atau
mengalami kesenjangan
2. Kontrol atau pola kekuasaan antara laki-laki dan perempuan
3. Partisipasi yaitu bagaimana laki-laki dan perempuan berpartisiapasi
atau berperan aktif dalam program pembangunan
4. Manfaat yang diterima antara laki-laki dan perempuan sama atau
mengalami kesenjangan dari hasil pembangunan.
Teknik Analisis Harvard atau Gender Framework Analysis (GFA), yaitu
suatu analisis yang digunakan untuk melihat suatu profil gender dari suatu
kelompok sosial dan peran gender dalam proyek pembangunan. Teknik
analisis ini dirancang sebagai landasan untuk melihat suatu profil gender
dari suatu kelompok sosial. Kerangka ini tersusun dari empat elemen pokok, yaitu
a) profil aktivitas, b) pengelolaan politik, c) analisis proyek, dan d) analisis yang
mempengaruhi faktor-faktor akses dan kontrol. Adapun Teknik Analisis Moser
menekankan pada perencanaan gender bersifat teknis dan politis dengan tujuan
memperoleh nilai yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam pola
pembagian kerja pada masa sekarang Prasodjo (2003) dalam Haryanto (2008).
Dari teknik analisis tersebut dapat dikatakan peranan perempuan dalam
pengembangan dan pengelolaan perlu diperhatikan. Kondisi ini menunjukkan
peranan perempuan sebagai pelaku ekonomi tidak boleh diabaikan, bahkan
diperlukan dukungan teknologi untuk menunjang peranan perempuan dalam
kegiatan sosial dan ekonomi agar para perempuan dapat mengalokasikan
waktunya lebih banyak pada kegiatan produktif tanpa meninggalkan peranannya
pada kegiatan domestik.
10
Sebagaimana menurut Mugniesyah et al. (2004b) teknik analisis gender
merupakan pengujian secara sistematis terhadap peranan-peranan, hubunganhubungan, dan proses-proses yang memusatkan perhatiannya pada
ketidakseimbangan kekuasaan, kesejahteraan dan beban kerja antara laki-laki dan
perempuan di semua masyarakat. Teknik tersebut dapat diterapkan terhadap
proses pembangunan, khususnya untuk melihat bagaimana kebijakan pada
program pembangunan mempunyai dampak yang berbeda pada laki-laki dan
perempuan. Tingkat analisis gender dapat dilakukan diberbagai tingkat, salah
satunya adalah keluarga/rumah tangga. Pada tingkat ini maka mempelajari
pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan dalam beragam peranan baik
reproduktif, produktif, dan pengelolaan masyarakat, akses dan kontrol anggota
keluarga laki-laki dan perempuan terhadap beragam sumber daya (aset produksi,
anak, pendidikan, dan harta), serta alokasi/distribusi ekonomi diantara anggota
keluarga/rumah tangga.
Pemenuhan kebutuhan gender dalam pembangunan menurut Moser (1993)
dalam Mugniesyah et al. (2004) terdiri dari kebutuhan praktis gender dan
kebutuhan strategis gender. Kebutuhan praktis gender merupakan respon terhadap
suatu kebutuhan yang mendesak yang diformulasikan dari kondisi nyata/kongkrit.
Berasal dari posisi peranan dalam pembagian kerja gender (peranan perempuan)
yang tidak menentang posisi subordinasi perempuan dan berhubungan dengan
peranan-peranan reproduktif dan produktif perempuan. Kebutuhan praktis gender
mencakup:
1. Penyediaan air
2. Pelayanan kesehatan
3. Kegiatan pencarian nafkah bagi rumahtangga
4. Pelayanan perumahan dan kebutuhan dasar
5. Penyediaan pangan untuk keluarga
Selanjutnya, pemenuhan kebutuhan strategis gender diformulasikan dari
suatu analisis subordinasi perempuan dalam masyarakat. Jika dilakukan, harus
membawa pada transformasi pembagian kerja gender yang menentang sifat
hubungan antara laki-laki dan perempuan dengan tujuan menghilangkan
subordinasi perempuan. Cakupan kebutuhan strategis gender:
1. Penghapusan pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin
2. Pengentasan semua beban kerja domestik dan pengusahaan anak
3. Menghilangkan bentuk-bentuk diskriminasi kelembagaan seperti akses
terhadap lahan sendiri
4. Akses terhadap kredit dan sumberdaya lain
5. Kebebasan memilih terhadap pengasuhan anak
6. Menghargai perlawanan terhadap tindak kekerasan dan kontrol laki-laki
terhadap perempuan.
Hasil-hasil Studi Posdaya
Penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2011) fokus pada faktor internal
dan eksternal yang mempengaruhi komunikasi pendampingan pada Posdaya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan pada bidang ekonomi, karakteristik
masyarakat tidak menentukan pandangan terhadap efektifitas ekonomi. Dijelaskan
bahwa komunikasi yang dibangun oleh kader mampu menggugah masyarakat
11
untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan sosialisasi, namun tidak dianalisis secara
lebih dalam mengenai metode komunikasi yang paling tepat. Penelitian ini
bersifat netral gender karena tidak memperhatikan relasi antara laki-laki dan
perempuan dalam penerapan program pelatiahan Posdaya.
Naufal (2009) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Program Pos
Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Peneliti tidak melakukan analisis relasi antara
laki-laki dan perempuan sehingga tidak dapat menggambarkan fenomena gender
dalam evaluasi program Posdaya tersebut. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan menggunakan kuisioner dalam pengumpulan datanya. Selain
itu, peneliti juga menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan
wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan evaluasi program posdaya
berjalan dengan baik dan dirasa oleh responden memberi banyak manfaat
terutama pada bidang pendidikan dan kesehatan. Adapun bidang ekonomi dirasa
belum signifikan manfaatanya bagi responden. Warga lebih banyak mengikuti
program kesehatan yakni sebesar 46 persen, sedangkan pada bidang