Uji Potensi Dan Efikasi Vaksin Inaktif Terhadap Khv Dengan Penambahan Adjuvan Pada Ikan Koi (Cyprinus Carpio)

UJI POTENSI DAN EFIKASI VAKSIN INAKTIF TERHADAP
KHV DENGAN PENAMBAHAN ADJUVAN PADA IKAN KOI
(Cyprinus carpio)

LILI SHOLICHAH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Uji Potensi dan Efikasi
Vaksin Inaktif terhadap KHV dengan Penambahan Adjuvan pada Ikan Koi
(Cyprinus carpio) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2016
Lili Sholichah
NIM C151130411

RINGKASAN
LILI SHOLICHAH. Uji Potensi dan Efikasi Vaksin Inaktif terhadap KHV dengan
Penambahan Adjuvan pada Ikan Koi (Cyprinus carpio). Dibimbing oleh MUNTI
YUHANA dan ANGELA MARIANA LUSIASTUTI.
Koi Herpesvirus (KHV) adalah virus ganas yang menginfeksi ikan mas dan
koi pada semua ukuran dan dapat menyebabkan kematian hingga 95%. Wabah
KHV pertama kali dilaporkan terjadi di Israel dan Amerika Serikat pada tahun 1998.
Penyakit KHV terjadi di Indonesia dilaporkan pertama kali pada bulan April 2002.
KHV dapat menyerang berbagai stadia ikan dan menyebabkan mortalitas yang
lebih tinggi pada benih dibandingkan ikan dewasa. Ikan yang terinfeksi KHV
berwarna putih pucat dan terdapat nekrosis pada filamen insang, mata yang
abnormal, produksi lendir yang berlebih, bintik pucat yang kasar pada kulit. Ikan
sering berenang ke permukaan dan menunjukkan stress pernapasan, lesu,
memisahkan diri pada inlet dan sisi kolam, hilangnya keseimbangan dan
disorientasi renang. Pada beberapa kasus wabah KHV, beberapa ikan yang

terinfeksi tidak menunjukkan gejala klinis.
Penelitian ini menggunakan bahan tambahan adjuvan yang dicampurkan pada
vaksin. Jenis adjuvant yang digunakan yaitu Complete Freund’s Adjuvant (CFA)
dan Incomplete Freund’s Adjuvant (IFA). Adjuvan adalah bahan yang
ditambahkan pada vaksin untuk merangsang respon imun. Perbedaan CFA dan
IFA terdapat pada komposisi bahan penyusun dimana dalam satu mL CFA
terkandung satu mg bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam bentuk heat-killed
/dried; 0.85 ml paraffin oil; dan 0.15 ml mannide monooleate. Bakteri M.
tuberculosis tidak terdapat di dalam IFA.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji potensi dan efikasi vaksin
inaktif terhadap KHV dengan penambahan adjuvan pada ikan koi. Vaksin yang
digunakan dalam bentuk vaksin yang dilemahkan dengan 0,1% formalin dan
adjuvan sedangkan perbanyakan virus dilakukan dengan menggunakan kultur sel
KF-1. Ikan uji koi (10,38 ± 1,25 g) dipelihara dalam wadah plastik diaerasi dan
diberi pakan dengan pelet dua kali sehari. Setelah 14 hari adaptasi, setiap ikan
divaksinasi dengan menyuntikkan 0,1 ml vaksin, kemudian setelah 21 hari ikan
diuji tantang dengan menyuntikkan 0,1 ml virus KHV 104,58 TCID50/mL. Penelitian
ini terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan (A = vaksin; B = vaksin + Complete
Freund’s Adjuvant / CFA; C = vaksin + Incomplete Freund Adjuvant / IFA; K + =
kontrol positif, dan K- = kontrol negatif).

Parameter uji yang diamati dalam penelitian ini meliputi kelangsungan hidup
uji tantang, relative percent survival, gejala klinis KHV, respon imun spesifik
berupa titer antibodi dengan uji ELISA, hematologi darah yang diwakili hematokrit,
imunitas non spesifik berupa lisosim dan respiratory burst. Analisa histologi juga
dilakukan pada organ target insang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelangsungan hidup ikan perlakuan B
mencapai persentase tertinggi yaitu 82,22±3,84% dan berbeda nyata dengan
perlakuan lainnya (p