Metode Daerah Sampel Produksi Buah Jeruk di Kab. Karo.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun jeruk petani Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Barus Jahe dan Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo dengan ketinggian tempat + 1.340 m dpl dan dilaksanakan pada Mei 2013 sampai dengan September 2013. Bahan dan Alat Adapun bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain kertas kuisioner, methyl eugenol dan lem rongit glue, kapas dan air. Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain botol plastik, kawat, benang nilon, kamera, kuas, pisau, kalkulator, dan alat tulis. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode survei. Tahapan penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Metode Daerah Sampel

Metode penentuan daerah penelitian ditetapkan secara purposive sampling sampling dengan maksud dan tujuan tertentu. Dalam purposive sampling, pemilihan sampel bertitik tolak pada penilaian pribadi peneliti yang menyatakan bahwa sampel yang dipilih benar-benar representatif. Daerah penelitian ditetapkan di Kabupaten Karo yang ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan adalah produksi tanaman jeruk terbesar di Sumatera Utara. Daerah lokasi petani dipilih di Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Barus Jahe dan Kecamatan Tiga Panah yang merupakan sentra produksi buah jeruk di Kabupaten Karo Fadly, 2007. Universitas Sumatera Utara

2. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan sistem diagonal, terdapat 5 titik dalam satu lahan sampel, pada setiap titik diagonal diambil 1 batang tanaman jeruk, jadi dalam satu lahan pertanaman jeruk terdapat 5 sampel batang tanaman jeruk. Pelaksanaan Penelitian Penempatan Perangkap Perangkap berupa lem perekat Rongit Glue dan methyl eugenol ditempatkan pada batang kedua bawah dari pohon jeruk yang telah dipilih. Pembuatan Perangkap Perangkap yang digunakan dalam penelitian ini berupa lem rongit glue dan metyl eugenol. Untuk aplikasi lem rongit glue dilakukan dengan cara mengoleskan lem dengan kuas pada permukaan botol plastik dan untuk metyl eugenol dengan menyerapkan cairan metyl eugenol ke kapas dan menggantungkan kapas tersebut didalam botol plastik yang telah dilubangi dan berisi air. Survei PHT Pengendalian Hama Terpadu Survei PHT dilakukan dengan membagikan angket pertanyaan pada petani kuisioner yang berisi mengenai segala kebiasaan bertanam petani dan pengendalian hama terpadu yang dilakukan petani. Pengamatan pengendalian hama terpadu yang dilakukan oleh petani dilakukan dengan pembagian angket pertanyaan kuisioner pada petani pemilik kebun dapat dilihat pada Lampiran 1. 14 Universitas Sumatera Utara Peubah Amatan Jumlah Imago Lalat Buah Dihitung jumlah imago lalat buah yang terperangkap pada botol plastik yang telah diaplikasikan lem Rongit Glue dan methyl eugenol secara manual. Persentase Serangan Lalat Buah Untuk setiap tanaman sampel, persentase serangan di hitung berdasarkan buah jeruk yang terserang lalat buah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P = a b x 100 Dimana: P = Persentase serangan pada setiap tanaman sampel a = Jumlah buah yang terserang pada setiap tanaman sampel b = Jumlah buah keseluruhan pada setiap tanaman sampel Baharuddin dan Kurniati, 2004. Produksi Buah Jeruk Menghitung produksi buah jeruk dengan mendata produksi buah dalam satu periode panen. Pengendalian Hama Terpadu Pengamatan Pengendalian Hama Terpadu dilakukan dengan memberikan angket pertanyaan kuisioner pada petani pemilik pertanaman jeruk. Analisis Data Analisis Rataan Skor Analisis rataan skor untuk melihat persepsi petani terhadap program PHT. Alat ukur penelitian ini adalah kuisioner, dengan tiap komponen pertanyaan atau peryataan diberi skala dengan skor 0 sampai 3 yaitu: setuju S dengan bobot 3; 15 Universitas Sumatera Utara tidak tahu TT dengan bobot 2; tidak setuju TS dengan bobot 1; Tidak Melakukan TM dengan bobot 0. Analisis Korelasi Untuk menganalisis data yang diperoleh, digunakan metode dengan analisis kuantitatif korelasi. Penelitian ini mencari sebab-akibat dalam suatu gejala dan mencari hubungan diantara berbagai faktor. Variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain disebut variabel bebas x. Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya disebut variabel tidak bebas y. Pemeriksaan korelasi antara variabel x dan variabel y digunakan koefisien korelasi rank Spearman’s sebagai berikut: r s = 1 − 6.∑ � 2 1 � 3 −N keterangan: rs = koefisien korelasi rank Spearman’s N = total pengamatan d 1 = beda antara 2 pengamatan berpasangan Nasir, 2009. Besarnya korelasi bekisar antara +1 sd -1. Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan strength hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya, jika nilai variabel x tinggi, maka nilai variabel y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel 16 Universitas Sumatera Utara mempunyai hubungan terbalik. Artinya, jika nilai variabel x tinggi, maka nilai variabel y akan menjadi rendah Sarwono, 2006. Untuk menguji apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak, maka dilakukan uji signifikan dengan uji statistik-t, sebagai berikut: t = rs√n−2 √1−�� 2 keterangan: t = nilai t hitung r s = koefisien korelasi n = jumlah sampel Untuk menguji apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak, maka dilakukan uji signifikan dengan uji statistik-t untuk tingkat signifikan = 0,05 tingkat kepercayaan 95, dengan ketentuan sebagai berikut: t hitung t tabel atau t hitung -t tabel : Ha diterima Ho ditolak t hitung t tabel atau t hitung -t tabel : Ho diterima Ha ditolak

I. Korelasi Antara Jumlah Imago Lalat Buah dengan Persentase

Serangan Pada Buah Jeruk Untuk menganalisis korelasi antara jumlah imago lalat buah dengan persentase serangan pada buah jeruk ditentukan 2 variabel yaitu jumlah imago lalat buah sebagai variabel bebas x dan persentase serangan pada buah jeruk sebagai variabel tidak bebas y. II. Korelasi Antara Pengendalian Hama Terpadu dengan Persentase Serangan Pada Buah Jeruk Untuk menganalisis korelasi antara persentase serangan dengan pengendalian hama terpadu pada buah jeruk ditentukan 2 variabel yaitu 17 Universitas Sumatera Utara pengendalian hama terpadu sebagai variabel bebas x1 dan sebagai persentase serangan variabel tidak bebas y. III. Korelasi Antara Pengendalian Hama Terpadu dengan Produksi Buah Jeruk Untuk menganalisis korelasi antara pengendalian hama terpadu dengan produksi buah jeruk ditentukan 2 variabel yaitu pengendalian hama terpadu sebagai variabel bebas x1 dan produksi buah jeruk sebagai variabel tidak bebas y1. 18 Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Jumlah Imago Hama Lalat Buah Bactrocera spp. Pada Buah Jeruk di Kab. Karo. Hasil pengamatan jumlah imago hama lalat buah Bactrocera spp. di Kabupaten Karo total imago yang diperoleh adalah 1297 dengan rataan 43,2. Pengambilan sampel di tiga kecamatan yaitu Kec. Tiga Panah 710,7, Kec. Barus Jahe 237,6 dan Kec. Simp. Empat 349. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Dari masing-masing kecamatan diambil 2 desa perwakilan, yaitu pada Kec. Tiga Panah di Desa Siberaya dengan rataan 90,84 dan Desa Ajijulu dengan rataan 51,3, pada Kec. Barus Jahe di Desa Tj. Barus dengan rataan 25,66 dan di Desa Sikap dengan rataan 21,86, dan pada Kec. Simp. Empat di Desa Perteguhen dengan rataan 34,99dan di Desa Ndokun Siroga dengan rataan 34,81 Lampiran 2. Tabel 1. Rataan Jumlah Imago Hama Lalat Buah Bactrocera spp. di Kab. Karo Kebun Kecamatan Total Rataan Tiga Panah Barus Jahe Simp. Empat 1 83 8,6 15,6 107,2 35,7 2 72,9 11,5 58,1 142,5 47,5 3 85,6 28,3 28,5 142,4 47,5 4 143 27,6 52 222,6 74,2 5 60 23,4 3,1 86,5 28,8 6 58,1 24 13,4 95,5 31,8 7 65,5 21,8 31,4 118,7 39,6 8 35,1 19,5 28,8 83,4 27,8 9 78,7 45,4 66 190,1 63,4 10 28,8 27,5 52,1 108,4 36,1 Total 710,7 237,6 349 1297,3 432,4 Rataan 71,07 23,76 34,9 129,73 43,24 Universitas Sumatera Utara Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa rataan jumlah imago hama lalat buah tertinggi dikabupaten karo terdapat dikecamatan Tiga Panah sebesar 71,07 dan rataan terendah terdapat dikecamatan Barus Jahe sebesar 23,76. Perbedaan jumlah imago pada masing-masing kecamatan disebabkan oleh beberapa faktor lingkungan, seperti halnya arah angin dan juga ketidak seragaman teknik pengendalian yang dilakukan oleh petani. Hal ini sesuai dengan Jumar 2000 yang menyatakan bahwa perkembangan seranggga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar . Salah satu faktor luar yang mempengaruhi perkembangan serangga itu adalah faktor fisik, yang terdiri atas; suhu, kelembabanhujan, cahayawarnabau, angin dan topografi. Berikut ini adalah gambar grafik Rataan Jumlah Imago Hama Lalat Buah Bactrocera spp. Pada masing-masing kecamatan di Kab. Karo. Gambar 6. Grafik rataan jumlah imago lalat buah Bactrocera spp. di desa Siberaya di Kecamatan Tiga Panah Kab. Karo. 50 100 150 200 250 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ju m lah I m ago H a m a Kebun 20 Universitas Sumatera Utara Gambar 7. Grafik rataan jumlah imago lalat buah Bactrocera spp. di desa Ajijulu di Kecamatan Tiga Panah Kab. Karo. Gambar 8. Grafik rataan jumlah imago lalat buah Bactrocera spp. di desa Tj. Barus di Kecamatan Barus Jahe Kab. Karo. Gambar 9. Grafik rataan jumlah imago lalat buah Bactrocera spp. di desa Sikap di Kecamatan Barus Jahe Kab. Karo. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ju m lah I m ago H a m a Kebun 10 20 30 40 50 60 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ju m lah I m ago H a m a Kebun 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ju m lah I m ago H a m a Kebun 21 Universitas Sumatera Utara Gambar 10. Grafik rataan jumlah imago lalat buah Bactrocera spp. di desa Perteguhen di Kecamatan Simp. Empat Kab. Karo. Gambar 11. Grafik rataan jumlah imago lalat buah Bactrocera spp. di desa Ndokun Siroga di Kecamatan Simp. Empat Kab. Karo. 2. Persentase Serangan Hama Lalat Buah Bactrocera spp. Pada Buah Jeruk di Kab. Karo Hasil pengamatan persentase serangan Hama Lalat Buah Bactrocera spp. Di Kabupaten Karo dari tiga Kecamatan, yaitu Kecamatan Tiga Panah, Kecamatan Barus Jahe dan Kecamatan Simpang Empat dapat dilihat pada Lampiran 3. Serangan Hama Lalat Buah Bactrocera spp. pada tanaman jeruk dari ketiga Kecamatan, Kecamatan Tiga Panah yang memiliki tingkat serangan yang tertinggi yaitu 14,27 dengan rataan tertinggi pada Desa Siberaya yaitu 20,52 dan Kecamatan Barus Jahe memiliki serangan yang paling rendah yaitu 5,89. Lihat Tabel 2. Hal ini dapat dikarenakan Perbedaan 10 20 30 40 50 60 70 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ju m lah I m ago H a m a Kebun 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ju m lah I m ago H a m a Kebun Universitas Sumatera Utara serangan pada masing-masing kecamatan disebabkan oleh beberapa faktor lingkungan, seperti halnya arah angin dan juga ketidak seragaman teknik pengendalian yang dilakukan oleh petani. Hal ini sesuai dengan Jumar 2000 yang menyatakan bahwa perkembangan seranggga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar . Salah satu faktor luar yang mempengaruhi perkembangan serangga itu adalah faktor fisik, yang terdiri atas; suhu, kelembabanhujan, cahayawarnabau, angin dan topografi. Tabel 2. Rataan Persentase Serangan Hama Lalat Buah Bactrocera spp di Kab. Karo Kebun Kecamatan Total Rataan Tiga Panah Barus Jahe Simp. Empat 1 17 2,2 5,2 24,4 8,1333 2 22,2 4,6 10,1 36,9 12,3 3 17,7 6,6 6,5 30,8 10,267 4 18,3 6,7 10,3 35,3 11,767 5 12 6,4 4,2 22,6 7,5333 6 16,9 6,1 3,6 26,6 8,8667 7 11,2 6,3 7,7 25,2 8,4 8 9,1 4,8 7,7 21,6 7,2 9 10,9 7,9 11,4 30,2 10,067 10 7,4 7,3 9,7 24,4 8,1333 Total 142,7 58,9 76,4 278 92,667 Rataan 14,27 5,89 7,64 27,8 9,2667 23 Universitas Sumatera Utara Berikut ini adalah gambar grafik Rataan Jumlah Imago Hama Lalat Buah Bactrocera spp. Pada masing-masing kecamatan di Kab. Karo. Gambar 12. Grafik persentase serangan imago lalat buah Bactrocera spp. di Desa Siberaya Kecamatan Tiga Panah Kab. Karo. Gambar13. Grafik persentase serangan imago lalat buah Bactrocera spp. di Desa Ajijulu Kecamatan Tiga Panah Kab. Karo. Gambar 14. Grafik persentase serangan imago lalat buah Bactrocera spp. di Desa Tj. Barus Kecamatan Barus Jahe Kab. Karo. P ers en ta se S era n g a n P ers en ta se S era n g a n Kebun P ersen tas e S eran gan Kebun 24 Universitas Sumatera Utara Gambar 15. Grafik persentase serangan imago lalat buah Bactrocera spp. di Desa Sikap Kecamatan Barus Jahe Kab. Karo. Gambar 16. Grafik persentase serangan imago lalat buah Bactrocera spp. di desa Perteguhen Kec. Simpang Empat Kab. Karo. Gambar 17. Grafik persentase serangan imago lalat buah Bactrocera spp. di Desa Ndokun Siroga Kecamatan Simpang Empat Kab. Karo. P ersen tas e S eran gan P ersen tas e S eran gan Kebun Kebun Kebun P ersen tas e S eran gan 25 Universitas Sumatera Utara

3. Produksi Buah Jeruk di Kab. Karo.

Tabel 3. Rataan Produksi Buah di Kab. Karo Kebun Kecamatan Total Rataan Tiga Panah Barus Jahe Simp. Empat 1 3 5,5 9 17,5 5,83333 2 4 5 3,5 12,5 4,16667 3 3,5 13 6 22,5 7,5 4 4 3,5 7,5 15 5 5 4 9,5 5,5 19 6,33333 6 3,5 13 3,5 20 6,66667 7 2,5 11,5 7 21 7 8 1,5 5 5,5 12 4 9 2,5 4 5 11,5 3,83333 10 4 7,5 6 17,5 5,83333 Total 32,5 77,5 58,5 168,5 56,1667 Rataan 3,25 7,75 5,85 16,85 5,61667 Hasil pengamatan produksi buah di Kabupaten Karo di Kecamatan Tiga Panah, Barus Jahe dan Simpang Empat dapat dilihat pada Tabel 3. Produksi tertinggi terdapat di Kecamatan Barus Jahe sebesar 7, 75 dan produksi terendah pada Kecamatan Tiga Panah sebesar 3, 25. Untuk Produksi kategori desa, Desa Tanjung Barus Kecamatan Barus Jahe memiliki produksi tertinggi yaitu 9,9 dan desa terendah terdapat di Seberaya Kecamatan Tiga Panah yaitu sebesar 3,1. Hal ini dapat dikarenakan adanya tingkat serangan hama lalat buah yang berbeda pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel 2 dan berbedanya teknik pengendalian yang dilakukan petani diKabupaten Karo. Serangan hama lalat buah dapat menurunkan produksi buah jeruk. Hal ini sesuai dengan Tarigan 2012 yang menyatakan bahwa intensitas serangan hama lalat buah dapat mencapai 90 bahkan hingga gagal panen apabila tidak ada upaya pengendalian. 26 Universitas Sumatera Utara Gambar 18. Grafik Produksi Buah di Desa Siberaya Kecamatan Tiga Panah Kab. Karo. Gambar19. Grafik Produksi Buah di Desa Ajijulu Kecamatan Tiga Panah Kab. Karo. Gambar 20. Grafik Produksi Buah di Desa Tj. Barus Kecamatan Barus Jahe Kab. Karo. 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pr od uks i B ua h Kebun Pr od uks i B ua h Kebun Kebun Pr od uks i B ua h 27 Universitas Sumatera Utara Gambar 21. Grafik Produksi Buah di Desa Sikap Kecamatan Barus Jahe Kab. Karo. Gambar 22. Grafik Produksi Buah di Desa Perteguhen Kecamatan Simpang Empat Kab. Karo. Gambar 23. Grafik Produksi Buah di Desa Ndokun Siroga Kecamatan Simpang Empat Kab. Karo. Pr od uks i B ua h Kebun Pr od uks i B ua h Kebun Pr od uks i B ua h Kebun 28 Universitas Sumatera Utara

4. Korelasi Jumlah Imago Hama Lalat Buah x dengan Persentase Serangan