mempunyai hubungan terbalik. Artinya, jika nilai variabel x tinggi, maka nilai variabel y akan menjadi rendah Sarwono, 2006.
Untuk menguji apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak, maka dilakukan uji signifikan dengan uji statistik-t, sebagai berikut:
t =
rs√n−2 √1−��
2
keterangan: t
= nilai t hitung r
s
= koefisien korelasi n
= jumlah sampel Untuk menguji apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak, maka
dilakukan uji signifikan dengan uji statistik-t untuk tingkat signifikan = 0,05 tingkat kepercayaan 95, dengan ketentuan sebagai berikut:
t
hitung
t
tabel
atau t
hitung
-t
tabel
: Ha diterima Ho ditolak t
hitung
t
tabel
atau t
hitung
-t
tabel
: Ho diterima Ha ditolak
I. Korelasi Antara Jumlah Imago Lalat Buah dengan Persentase
Serangan Pada Buah Jeruk
Untuk menganalisis korelasi antara jumlah imago lalat buah dengan persentase serangan pada buah jeruk ditentukan 2 variabel yaitu jumlah imago
lalat buah sebagai variabel bebas x dan persentase serangan pada buah jeruk sebagai variabel tidak bebas y.
II.
Korelasi Antara Pengendalian Hama Terpadu dengan Persentase Serangan Pada Buah Jeruk
Untuk menganalisis korelasi antara persentase serangan dengan
pengendalian hama terpadu pada buah jeruk ditentukan 2 variabel yaitu
17
Universitas Sumatera Utara
pengendalian hama terpadu sebagai variabel bebas x1 dan sebagai persentase serangan variabel tidak bebas y.
III.
Korelasi Antara Pengendalian Hama Terpadu dengan Produksi Buah Jeruk
Untuk menganalisis korelasi antara pengendalian hama terpadu dengan
produksi buah jeruk ditentukan 2 variabel yaitu pengendalian hama terpadu sebagai variabel bebas x1 dan produksi buah jeruk sebagai variabel
tidak bebas y1.
18
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Jumlah Imago Hama Lalat Buah
Bactrocera spp. Pada Buah Jeruk di Kab. Karo.
Hasil pengamatan jumlah imago hama lalat buah Bactrocera spp. di Kabupaten Karo total imago yang diperoleh adalah 1297 dengan rataan 43,2.
Pengambilan sampel di tiga kecamatan yaitu Kec. Tiga Panah 710,7, Kec. Barus Jahe 237,6 dan Kec. Simp. Empat 349. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 1. Dari masing-masing kecamatan diambil 2 desa perwakilan, yaitu pada Kec. Tiga Panah di Desa Siberaya dengan rataan 90,84 dan Desa Ajijulu
dengan rataan 51,3, pada Kec. Barus Jahe di Desa Tj. Barus dengan rataan 25,66 dan di Desa Sikap dengan rataan 21,86, dan pada Kec. Simp. Empat
di Desa Perteguhen dengan rataan 34,99dan di Desa Ndokun Siroga dengan rataan 34,81 Lampiran 2.
Tabel 1. Rataan Jumlah Imago Hama Lalat Buah Bactrocera spp. di Kab.
Karo
Kebun Kecamatan
Total Rataan
Tiga Panah Barus Jahe Simp.
Empat 1
83 8,6
15,6 107,2
35,7 2
72,9 11,5
58,1 142,5
47,5 3
85,6 28,3
28,5 142,4
47,5 4
143 27,6
52 222,6
74,2 5
60 23,4
3,1 86,5
28,8 6
58,1 24
13,4 95,5
31,8 7
65,5 21,8
31,4 118,7
39,6 8
35,1 19,5
28,8 83,4
27,8 9
78,7 45,4
66 190,1
63,4 10
28,8 27,5
52,1 108,4
36,1 Total
710,7 237,6
349 1297,3
432,4 Rataan
71,07 23,76
34,9 129,73
43,24
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa rataan jumlah imago hama lalat buah tertinggi dikabupaten karo terdapat dikecamatan Tiga Panah sebesar
71,07 dan rataan terendah terdapat dikecamatan Barus Jahe sebesar 23,76. Perbedaan jumlah imago pada masing-masing kecamatan disebabkan oleh
beberapa faktor lingkungan, seperti halnya arah angin dan juga ketidak seragaman teknik pengendalian yang dilakukan oleh petani. Hal ini sesuai
dengan Jumar 2000 yang menyatakan bahwa perkembangan seranggga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar . Salah satu
faktor luar yang mempengaruhi perkembangan serangga itu adalah faktor fisik, yang terdiri atas; suhu, kelembabanhujan, cahayawarnabau, angin
dan topografi. Berikut ini adalah gambar grafik Rataan Jumlah Imago Hama Lalat
Buah Bactrocera spp. Pada masing-masing kecamatan di Kab. Karo.
Gambar 6. Grafik rataan jumlah imago lalat buah Bactrocera spp. di desa Siberaya di Kecamatan Tiga Panah Kab. Karo.
50 100
150 200
250
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Ju m
lah I
m ago H
a m
a
Kebun
20
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Grafik rataan jumlah imago lalat buah Bactrocera spp. di desa Ajijulu di Kecamatan Tiga Panah Kab. Karo.
Gambar 8. Grafik rataan jumlah imago lalat buah Bactrocera spp. di desa Tj. Barus di Kecamatan Barus Jahe Kab. Karo.
Gambar 9. Grafik rataan jumlah imago lalat buah Bactrocera spp. di desa Sikap di Kecamatan Barus Jahe Kab. Karo.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Ju m
lah I
m ago H
a m
a
Kebun
10 20
30 40
50 60
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Ju m
lah I
m ago H
a m
a
Kebun
5 10
15 20
25 30
35 40
45
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Ju m
lah I
m ago H
a m
a
Kebun
21
Universitas Sumatera Utara
Gambar 10. Grafik rataan jumlah imago lalat buah Bactrocera spp. di desa Perteguhen di Kecamatan Simp. Empat Kab. Karo.
Gambar 11. Grafik rataan jumlah imago lalat buah Bactrocera spp. di desa Ndokun Siroga di Kecamatan Simp. Empat Kab. Karo.
2.
Persentase Serangan Hama Lalat Buah Bactrocera spp. Pada Buah Jeruk di Kab. Karo
Hasil pengamatan persentase serangan Hama Lalat
Buah Bactrocera spp. Di Kabupaten Karo dari tiga Kecamatan, yaitu Kecamatan
Tiga Panah, Kecamatan Barus Jahe dan Kecamatan Simpang Empat dapat dilihat pada Lampiran 3. Serangan Hama Lalat Buah Bactrocera spp. pada
tanaman jeruk dari ketiga Kecamatan, Kecamatan Tiga Panah yang memiliki tingkat serangan yang tertinggi yaitu 14,27 dengan rataan tertinggi pada Desa
Siberaya yaitu 20,52 dan Kecamatan Barus Jahe memiliki serangan yang paling rendah yaitu 5,89. Lihat Tabel 2. Hal ini dapat dikarenakan Perbedaan
10 20
30 40
50 60
70
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Ju m
lah I
m ago H
a m
a
Kebun
20 40
60 80
100
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Ju m
lah I
m ago H
a m
a
Kebun
Universitas Sumatera Utara
serangan pada masing-masing kecamatan disebabkan oleh beberapa faktor lingkungan, seperti halnya arah angin dan juga ketidak seragaman teknik
pengendalian yang dilakukan oleh petani. Hal ini sesuai dengan Jumar 2000 yang menyatakan bahwa perkembangan seranggga dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar . Salah satu faktor luar yang mempengaruhi perkembangan serangga itu adalah faktor fisik, yang terdiri
atas; suhu, kelembabanhujan, cahayawarnabau, angin dan topografi. Tabel 2. Rataan Persentase Serangan Hama Lalat Buah Bactrocera spp di Kab.
Karo
Kebun Kecamatan
Total Rataan
Tiga Panah Barus Jahe
Simp. Empat
1 17
2,2 5,2
24,4 8,1333
2 22,2
4,6 10,1
36,9 12,3
3 17,7
6,6 6,5
30,8 10,267
4 18,3
6,7 10,3
35,3 11,767
5 12
6,4 4,2
22,6 7,5333
6 16,9
6,1 3,6
26,6 8,8667
7 11,2
6,3 7,7
25,2 8,4
8 9,1
4,8 7,7
21,6 7,2
9 10,9
7,9 11,4
30,2 10,067
10 7,4
7,3 9,7
24,4 8,1333
Total 142,7
58,9 76,4
278 92,667
Rataan 14,27
5,89 7,64
27,8 9,2667
23
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini adalah gambar grafik Rataan Jumlah Imago Hama Lalat Buah Bactrocera spp. Pada masing-masing kecamatan di Kab. Karo.
Gambar 12. Grafik persentase serangan imago lalat buah Bactrocera spp. di Desa Siberaya Kecamatan Tiga Panah Kab. Karo.
Gambar13. Grafik persentase serangan imago lalat buah Bactrocera spp. di Desa Ajijulu Kecamatan Tiga Panah Kab. Karo.
Gambar 14. Grafik persentase serangan imago lalat buah Bactrocera spp. di Desa Tj. Barus Kecamatan Barus Jahe Kab. Karo.
P ers
en ta
se S era
n g
a n
P ers
en ta
se S era
n g
a n
Kebun
P ersen
tas e S
eran gan
Kebun
24
Universitas Sumatera Utara
Gambar 15. Grafik persentase serangan imago lalat buah Bactrocera spp. di Desa Sikap Kecamatan Barus Jahe Kab. Karo.
Gambar 16. Grafik persentase serangan imago lalat buah Bactrocera spp. di desa Perteguhen Kec. Simpang Empat Kab. Karo.
Gambar 17. Grafik persentase serangan imago lalat buah Bactrocera spp. di Desa Ndokun Siroga Kecamatan Simpang Empat Kab. Karo.
P ersen
tas e S
eran gan
P ersen
tas e S
eran gan
Kebun
Kebun
Kebun
P ersen
tas e S
eran gan
25
Universitas Sumatera Utara
3. Produksi Buah Jeruk di Kab. Karo.