Perbandingan Pemanfaatan Pekarangan Tiga Kecamatan di Kota Depok
PERBANDINGAN PEMANFAATAN PEKARANGAN TIGA
KECAMATAN DI KOTA DEPOK
KEMALA NURFITRIANI ROHMAT
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbandingan
Pemanfaatan Pekarangan Tiga Kecamatan di Kota Depok adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Kemala Nurfitriani Rohmat
G34070106
ABSTRAK
KEMALA NURFITRIANI. Perbandingan Pemanfaatan Pekarangan Tiga
Kecamatan di Kota Depok. Dibimbing oleh SULISTIJORINI dan NUNIK SRI
ARIYANTI.
Ekologi pekarangan merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara
pola pemanfaatan pekarangan dengan penghuninya sehingga akan dapat
menggambarkan area ekologis, sosial ekonomi, dan sosial budaya pemiliknya.
Perbandingan ekologi pekarangan dapat dilihat dari pola pemanfaatan pekarangan.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis tanaman
pekarangan yang terdapat di tiga kecamatan wilayah Kota Depok dan faktorfaktor yang mempengaruhi pola pemanfaatan pekarangan. Hasil identifikasi dan
inventarisasi tanaman pekarangan di Kota Depok diperoleh 52 suku dan 142 jenis,
yang meliputi 129 jenis (51 suku) di Kecamatan Beji, 118 jenis (46 suku) di
Kecamatan Pancoran Mas, dan 107 jenis (45 suku) di Kecamatan Sawangan.
Masyarakat di tiga kecamatan lebih memandang pekarangan dari segi estetika
sehingga tanaman hias lebih banyak ditemukan dibandingkan tanaman buah,
sayur, obat dan rempah di pekarangan. Mata pencaharian masyarakat yang
sebagian besar sebagai pegawai dan luas pekarangan yang kurang dari 50m2
merupakan faktor yang mempengaruhi pekarangan lebih banyak dimanfaatkan
untuk tanaman estetika daripada tanaman buah dan sayur.
Kata kunci : ekologi, pekarangan, pemanfaatan pekarangan, Kota Depok
ABSTRACT
KEMALA NURFITRIANI. Comparison Utilization of Home Garden among
Three Subdistrict in Depok City. Supervised by SULISTIJORINI and NUNIK
SRI ARIYANTI.
Ecological home garden is a knowledge that learn relationship between
utilization patterns of home gardens and the owner to describe ecological area,
socioeconomic, and culture of the owner. The research aim to compare the
diversity of plant home garden in three sub districs of Depok City and the factors
affect the home garden patterns. Identification and inventory of plants obtained 52
families and 142 species. This is including 129 species (51 families) in sub district
Beji, 118 species (46 families) in sub distric Pancoran Mas, and 107 species (45
families) in sub district Sawangan. People in the three sub district more
consederate their home garden in term of aesthetics value than the economic value.
Therefore ornamental plants were more common than fruits crops, vegetables, and
medicinal herbs. Since most people in the three sub district are employer and their
home garden are less than 50 m2, they prefer to utilize the home garden for the
ornamental plants than fruit crops and vegetable.
Keywords : Ecological, home garden, utilization home garden, Depok City
PERBANDINGAN PEMANFAATAN PEKARANGAN TIGA
KECAMATAN DI KOTA DEPOK
KEMALA NURFTRIANI ROHMAT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN DAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Judul Skripsi : Perbandingan Pemanfaatan Pekarangan Tiga Kecamatan di Kota
Depok
Nama
: Kemala Nurfitriani R.
NIM
: G34070106
Disetujui oleh
Dr Ir. Sulistijorini, M.Si
Pembimbing I
Dr. Nunik Sri Ariyanti, M.Si
Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir Iman Rusmana, MSi
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji Syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT yang selalu memberikan
rahmat dan berkah-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta
umatnya. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Mei 2012
ini ialah Ekologi Pekarangan, dengan judul Perbandingan Pemanfaatan
Pekarangan Tiga Kecamatan di Kota Depok.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Sulistijorini, M.Si dan
Dr. Nunik Sri Ariyanti, M. Si atas segala arahan yang telah berikan. Penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada Dra. Taruni Sri Prawasti, M. Si yang telah
bersedia menjadi penguji dalam sidang skripsi. Disamping itu, penghargaan
penulis sampaikan kepada pegawai pemerintahan di kecamatan Beji, kecamatan
Pancoran Mas, dan kecamatan Sawangan yang telah banyak membantu dan
membimbing saat pelaksanaan peneltian. Terima kasih juga penulis sampaikan
kepada mama, ayah dan seluruh keluarga atas dukungan dan do’anya yang tulus.
Demikian pula untuk semua teman-teman Biologi khususnya Biologi angkatan 44,
terima kasih atas dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, Agustus 2014
Kemala Nurfitriani R.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
METODE
3
Lokasi Penelitian
3
Prosedur Penelitian
3
HASIL
4
PEMBAHASAN
13
SIMPULAN DAN SARAN
15
Simpulan
15
Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
15
RIWAYAT HIDUP
29
DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan penghasilan perbulan
6
Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan lama tinggal
6
Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan etnis suku
7
Hasil identifikasi dan pengelompokkan pemanfaatan tanaman di
Kecamatan Beji, Sawangan, dan Pancoran Mas
8
5. Nilai Indeks Kesamaan Sorensen Kuantitatif tanaman hias, buah,
sayur, obat dan rempah
8
6. Frekuensi (%) rumah di tiga kecamatan (Beji, Pancoran Mas, dan
Sawangan) yang memiliki keanekaragaman rendah (1-15 jenis),
sedang (16-30 jenis), tinggi (31-45 jenis), dan sangat tinggi (> 45
jenis) dan dikelompokkan berdasarkan luas halaman
10
7. Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan biaya yang dikeluarkan
khusus untuk perawatan pekarangan
13
DAFTAR GAMBAR
1. Peta Kota Depok
3
2. Sampel (%) kepala keluarga di tiga kecamatan berdasarkan mata
pencahariannya
5
3. Sampel (%) kepala keluarga di tiga kecamatan berdasarkan
pendidikan
6
4. Keanekaragaman jenis di setiap rumah
11
5. Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan pendapatnya tentang
pekarangan yang diinginkan
12
6. Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan pendapatnya tentang
kelompok tanaman yang baik ditanam di pekarangan
12
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuisioner
18
2. Hasil identifikasi dan pengelompokkan suku tanaman di Kecamatan
Beji, Sawangan, dan Pancoran Mas
20
3. Daftar nama suku, jenis (lokal dan ilmiah) tanaman pekarangan dan
pemanfaatannya di tiga kecamatan
22
PENDAHULUAN
Pekarangan merupakan lahan di sekitar rumah yang mempunyai batasbatas tertentu dan mempunyai hubungan fungsi ekonomi, biofisik, maupun sosial
budaya dengan penghuninya (Soetomo 1992). Di dalam pekarangan terjadi
interaksi antara manusia, tanaman, dan hewan peliharaannya. Manusia memiliki
peran sebagai penghuni, pemilik, dan pengatur di dalam pekarangan. Peranan
manusia sangat penting dalam menentukan pola pemanfaatan pekarangan. Ilmu
yang mempelajari hubungan antara pola pemanfaatan pekarangan dengan
penghuninya sehingga akan dapat menggambarkan area ekologis, sosial ekonomi,
dan sosial budaya pemiliknya disebut ekologi pekarangan.
Pola pemanfataan pekarangan akan berbeda antara satu kelompok
masyarakat dengan kelompok masyarakat lain yang memiliki perbedaan sosial
budaya, pendidikan masyarakat serta sumber daya alam (Misjihadiah 2001;
Adhika 2004). Pekarangan dapat menjadi tempat untuk konservasi ex-situ dengan
menanam tanaman jenis tertentu yang sudah langka atau endemik dengan tujuan
budidaya sehingga dapat dimanfaatkan oleh pemilik pekarangan. Contoh
pemanfaatan pekarangan sebagai lahan konservasi adalah pekarangan yang
dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di beberapa provinsi di negara Vietnam
(Hodel and Gessler 1997) dan masyarakat Betawi di daerah Srengseng Sawah,
Jakarta Selatan (Sutjihati 2010). Pekarangan juga memiliki fungsi ekonomi.
Beberapa fungsi ekonomi yang dimiliki oleh pekarangan diantaranya adalah
sebagai sumber bahan makanan, penghasil tanaman perdagangan, penghasil
tanaman rempah-rempah atau obat-obatan, dan sumber macam-macam perkayuan.
Contoh pekarangan yang memiliki fungsi ekonomi yang dapat menunjang
pendapatan keluarga adalah pekarangan yang dimiliki oleh masyarakat yang
tinggal di Desa Taman Sari dan Pasir Eurih di Jawa Barat dengan menanami
pekarangan dengan tanaman sayuran dan tanaman hias (Rahayu dan Siagian
1994). Masyarakat di Desa Fatum Nasi, Nusa Tenggara Timur juga menanami
pekarangan dengan tanaman buah-buahan dan sayuran untuk menunjang
pendapatan keluarga (Rahayu dan Fanani 1996). Pekarangan disamping memiliki
fungsi ekonomi, juga memiliki fungsi sosial budaya. Beberapa fungsi sosial
budaya yang dimiliki pekarangan diantaranya adalah sebagai tempat untuk
bermain anak-anak, tempat yang digunakan untuk melangsungkan adat
masyarakat ataupun acara yang diselenggarakan pemilik pekarangan dan tempat
bertemunya warga sekitar sehingga komunikasi antar warga tetap terjalin (Hadi
1989).
Kota Depok merupakan kota yang terletak di Jawa Barat dengan luas
wilayah sekitar 200,29 km2 dan terbagi menjadi sebelas kecamatan. Pada tahun
2012 Kota Depok memiliki penduduk sebanyak 1.738.570 jiwa dengan kepadatan
8.746 jiwa/km2. Luas kawasan terbangun Kota Depok sampai dengan tahun 2010
diproyeksikan mencapai 10.720,59 ha (53,28%). Sedangkan luas ruang
terbukanya (hijau) pada tahun 2010 diproyeksikan seluas 9.399,41 ha (46,72%).
Secara umum jenis tanah yang terdapat di Kota Depok adalah tanah alluvial, tanah
latosol coklat kemerahan, dan asosiasi latosol merah dan laterit air tanah (Data
demografi Kota depok 2012). Kecamatan di Kota Depok yang dijadikan wilayah
penelitian adalah Kecamatan Sawangan, Kecamatan Pancoran Mas, dan
2
Kecamatan Beji. Ketiga kecamatan tersebut dijadikan tempat penelitian karena
diduga memiliki masyarakat yang berbeda suku. Masyarakat Beji diduga berasal
dari suku Betawi karena berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta.
Sedangkan masyarakat Sawangan diduga berasal dari suku Sunda karena
berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Ketiga kecamatan tersebut berbatasan
langsung dengan Kecamatan Pancoran Mas berada di tengah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman jenis
tanaman pekarangan yang terdapat di tiga kecamatan wilayah Kota Depok dan
faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan pola pemanfaatan pekarangan.
Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi mengenai
keanekaragaman tanaman dan pola ekologi pekarangan di tiga kecamatan di Kota
Depok. Informasi ini diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk
mengoptimalkan pemanfaatan pekarangannya
3
METODE
Lokasi Penelitian
Pengambilan data dilakukan di Kota Depok, Jawa Barat dengan
mengambil sampel di tiga kecamatan. Kota depok berbatasan dengan Kota Bekasi
di sebelah barat, Kabupaten Bogor di sebelah barat dan selatan, serta Provinsi
DKI Jakarta di sebelah utara. Wilayah yang menjadi tempat penelitian adalah
Kecamatan Beji, Sawangan, dan Pancoran Mas (Gambar 1).
Gambar 1 PETA Kota Depok menunjukkan lokasi penelitian di Kecamatan Beji,
Pancoran Mas, dan Sawangan
Prosedur Penelitian
Penentuan Jumlah Sampel. Pada setiap kecamatan dilakukan
pengambilan data di 30 pekarangan rumah sehingga total sampel adalah 90
pekarangan rumah. Sampel diambil di setiap kelurahan pada setiap kecamatan
dengan RT/RW yang berbeda. Jarak antar sampel pekarangan akan bervariasi
sesuai dengan kondisi di lapangan. Apabila pekarangan bersifat homogen maka
pekarangan sampel yang diambil jaraknya akan saling berdekatan. Sedangkan jika
bersifat heterogen maka jarak yang diambil akan berjauhan.
Pengumpulan Data. Data yang didapat berupa biodata pemilik
pekarangan, luas halaman sampel pekarangan, jenis tanaman yg ditanam di
sampel pekarangan, dan persepsi mengenai tanaman serta jenis pekarangan yang
baik. Data diperoleh berdasarkan wawancara dengan kepala keluarga dari sampel
yang telah ditetapkan. Wawancara dilakukan berdasarkan pertanyaan yang
disusun dalam kuisioner (Lampiran 1).
Analisis Data. Analisis data berupa deskripsi umum lokasi penelitian,
kondisi masyarakat, identifikasi tanaman, pengelompokan tanaman, dan
4
pengelompokan luas sampel pekarangan. Lokasi penelitian dideskripsikan dengan
menyebutkan luas, jumlah kepala keluarga, temperetur rata-rata, dan curah hujan
di setiap kecamatan. Kondisi masyarakat diketahui dari hasil wawancara dengan
sampel kepala keluarga. Tanaman yang diidentifikasi dan dikelompokkan adalah
tanaman yang dimanfaatkan oleh pemilik pekarangan. Identifikasi dilakukan
untuk mengetahui nama jenis dan suku tanaman. Nama jenis berupa nama ilmiah
dan nama umumnya. Tanaman dikelompokkan berdasarkan manfaatnya menjadi
tanaman buah, sayur, hias, obat, dan rempah. Sampel pekarangan diukur
berdasarkan satuan meter persegi, kemudian dikelompokkan menurut luasannya.
Selain itu jenis-jenis tanaman pekarangan di ketiga kecamatan dibandingkan
menggunakan dengan Indeks Kesamaan Sorensen (Magurran 1998).
CN = 2jN/(aN+bN)
Keterangan :
CN
= indeks Sorensen
jN
= total individu terkecil yang ditemukan di ke-2 kecamatan sampel
aN
= jumlah individu di kecamatan A
bN
= jumlah individu di kecamatan B
HASIL
Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Beji memiliki luas sebesar 1.631,91 Ha yang terbagi menjadi 6
kelurahan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 42.931 KK.
Kecamatan Beji memiliki ketinggian antara 65-72 meter di atas permukaan laut
dengan topografi relatif datar. Temperatur rata-rata kecamatan Beji adalah
24,3°C-33°C dengan jumlah hujan 2.684 m/tahun.
Kecamatan Pancoran Mas memiliki luas wilayah sebesar 1.919,078 Ha
yang terdiri dari 6 kelurahan dengan jumlah KK sebanyak 43.458 KK. Kecamatan
Pancoran Mas berada di ketinggian 50-60 meter di atas permukaan laut dengan
topografi relatif data dan berbukit. Temperatur rata-rata kecamatan Pancoran Mas
adalah 24,3°C-33°C dengan jumlah curah hujan 2.684 m/tahun.
Kecamatan Sawangan memiliki luas wilayah 2.928,93 Ha yang terdiri dari
7 kelurahan dengan jumlah KK sebanyak 41.789 KK. Kecamatan Sawangan
memiliki ketinggian 50-60 meter di atas laut dengan topografi relatif datar.
Temperatur rata-rata kecamatan Sawangan adalah 28°C-33°C dengan jumlah
curah hujan 2.684 m/tahun (Profil Kota Depok).
Ketiga kecamatan tersebut memiliki jenis tanah Latosol. Kecamatan Beji
dan Pancoran Mas memiliki jenis tanah latosol coklat kemerahan. Sedangkan
kecamatan Sawangan memiliki jenis latosol merah dan latosol cokelat kemerahan.
Kondisi Masyarakat
Kebanyakan sampel kepala keluarga di ketiga kecamatan (46,6%)
merupakan pegawai dan pensiunan. Sampel kepala keluarga lainnya memiliki
pekerjaan sebagai petani (11,1%), wiraswasta (23,3%), dan pekerja lainnya (2%)
(Gambar 2). Hampir 50% sampel kepala keluarga berpendidikan setingkat SLTA,
5
Persentase Kepala Keluarga
dan hanya 13% sampel kepala keluarga berpendidikan di tingkat perguruan tinggi.
Jumlah sampel kepala keluarga yang tidak bersekolah paling sedikit dan jarang
ditemui di ketiga kecamatan (Gambar 3).
Sebesar 50% sampel kepala keluarga memiliki penghasilan > Rp
2.000.000,00 perbulan. Hanya 1% jumlah sampel kepala keluarga memiliki
penghasilan < Rp 750.000,00 dan sampel kepala keluarga tersebut hanya berada
di kecamatan Beji (Tabel 1). Sampel kepala keluarga kebanyakan (lebih dari 75%)
telah menempati rumah lebih dari 10 tahun. Hanya 1% sampel kepala keluarga
yang baru menempati rumah kurang dari satu tahun dan berada di kecamatan
Pancoran Mas (Tabel 2). Secara beurutan rata-rata 70% dan 80% kepala keluaraga
di Sawangan dan Beji adalah suku Betawi. Kepala keluarga lainnya berasal dari
suku Jawa, Sunda, dan Sumatera. Masyarakat di Pancoran Mas lebih beragam,
hanya 46% dari suku Betawi, sisanya adalah suku Jawa, Sumatera, dan Sulawesi
(Tabel 3).
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
Kecamatan Beji
10.0
Kecamatan Pancoran Mas
Kecamatan Sawangan
-
Mata Pencaharian
Gambar 2 Sampel (%) kepala keluarga di tiga kecamatan berdasarkan mata
pencahariannya
6
Persentase Kepala Keluarga
50
45
40
35
30
25
Kecamatan Beji
20
Kecamatan Pancoran Mas
15
Kecamatan Sawangan
10
5
0
SD/SR
SLTP
SLTA
Perguruan
Tinggi
Tidak
Sekolah
Pendidikan
Gambar 3 Sampel (%) kepala keluarga di tiga kecamatan berdasarkan pendidikan
Tabel 1 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan penghasilan per bulan
Nama Kecamatan
Nominal
Total
Beji
Pancoran Mas
Sawangan
< Rp 750.000,00
3,3
0
0
1,1
Rp 750.000 – Rp 1.000.000
13,3
3,3
0
5,5
Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000
20
20
13,3
17,7
Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000
23,3
16,6
36,6
25,5
40
60
50
50
> Rp 2.000.000
Tabel 2 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan lama tinggal
Waktu
Nama Kecamatan
Total
Beji
Pancoran Mas
Sawangan
0
3,3
0
1,1
1 – 5 tahun
3,3
3,3
0
2,2
5 – 10 tahun
10
16,6
16,7
14,4
86,6
76,6
83,3
82,2
< 1 tahun
> 10 tahun
7
Tabel 3 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan etnis suku
Jenis suku
Kecamatan
Total
Beji
Pancoran Mas
Sawangan
Betawi
86,6
46,6
70
67,7
Jawa
6,6
23,3
13,3
14,4
Sunda
6,6
10
10
11,1
Sumatera Barat
0
10
0
3,3
Bengkulu
0
0
6,6
2,2
Sanger (Sulawesi)
0
3,3
0
1,1
Keanekaragaman Taksa
Total tanaman yang berhasil diidentifikasi dan diinventarisasi di tiga
kecamatan Kota Depok adalah 142 jenis dari 52 suku yang terdiri dari 129 jenis
dari 51 suku di kecamatan Beji, 118 jenis dari 46 suku di kecamatan Pancoran
Mas dan 108 jenis dari 45 suku di kecamatan Sawangan (Tabel 4).
Hasil identifikasi dan pengelompokkan tanaman menunjukkan bahwa suku
dengan jenis terbanyak adalah suku Rutaceae dengan jumlah 12 jenis (Lampiran
3). Jenis yang paling sering ditemui di tiga kecamatan adalah pisang (Musa
paradisiaca) terdapat di 65,5% sampel pekarangan (Lampiran 3).
Tanaman dikelompokan menjadi empat kelompok yaitu tanaman hias,
tanaman buah, tanaman obat dan rempah serta tanaman sayur. Pengelompokan
didasarkan pada pengetahuan masyarakat tentang manfaat tanaman tersebut,
khusus untuk tanaman obat dan rempah memiliki dua manfaat yaitu sebagai obat
tradisional dan rempah untuk membuat masakan.
Tanaman hias di Kecamatan Beji berjumlah 49 jenis dari 27 suku, di
kecamatan Pancoran Mas berjumlah 47 jenis dari 26 suku dan di kecamatan
Sawangan berjumlah 44 jenis dari 24 suku (Tabel 4). Tanaman hias yang memiliki
jumlah jenis paling banyak ditanam di tiga kecamatan adalah suku Araceae
dengan jumlah jenis sebanyak 7 jenis (Lampiran 2). Jenis tanaman hias yang
paling banyak ditanam di tiga kecamatan adalah lidah mertua (Sansevieria
trifasciata) (Lampiran 3).
Tanaman buah di kecamatan Beji berjumlah 46 jenis dari 27 suku, di
kecamatan Pancoran Mas berjumlah 39 jenis dari 20 suku dan di Kecamatan
Sawangan berjumlah 34 jenis dari 18 suku. (Tabel 4).Tanaman buah dengan jenis
terbanyak adalah suku Rutacea yaitu 12 jenis (Lampiran 2). Tanaman dari suku
Myrtaceae terdiri dari 7 jenis dijumpai di 65% pekarangan. Jenis tanaman buah
yang paling banyak ditanam di tiga kecamatan adalah pisang (Musa paradisiaca)
terdapat di 65,5 % sampel pekarangan (Lampiran 3).
Sementara itu untuk tanaman obat dan rempah diketemukan bahwa di
Kecamatan Beji berjumlah 25 jenis dari 14 suku, di kecamatan Pancoran Mas
berjumlah 25 jenis dari 13 suku dan di kecamatan Sawangan berjumlah 23 jenis
dari 11 suku (Tabel 4). Tanaman obat dan rempah yang memiliki spesies
terbanyak ditanam di tiga kecamatan adalah suku Zingeberaceae dengan jumlah
jenis sebesar 9 jenis (Lampiran 2). Jenis tanaman obat dan rempah yang paling
banyak ditanam di tiga kecamatan adalah daun pandan (Pandanus amarylifolius)
terdapat di 40% sampel pekarangan (Lampiran 3).
8
Tanaman sayuran di Kecamatan Beji berjumlah 10 jenis dari 5 suku, di
Kecamatan Pancoran Mas berjumlah 7 jenis dari 4 suku dan di kecamatan
Sawangan berjumlah 6 jenis dari 4 suku (Tabel 4). Tanaman sayur yang memiliki
jenis terbesar dan terbanyak ditanam di tiga kecamatan adalah suku Solanaceae
dengan jumlah jenis sebesar empat jenis (Lampiran 2). Cabai (Capsicum annum)
merupakan jenis tanaman sayur banyak ditanam di tiga kecamatan. Cabai terdapat
di 26,6% sampel pekarangan (Lampiran 3).
Tabel 4 Hasil identifikasi dan pengelompokkan pemanfaatan tanaman di
Kecamatan Beji, Sawangan, dan Pancoran Mas
Kelompok tanaman
Kecamatan
Beji
Jenis Suku
Kecamatan
Pancoran Mas
Jenis Suku
Kecamatan
Sawangan
Jenis Suku
Total ditemukan
Jenis
Suku
Tanaman hias
49
27
47
26
44
24
53
29
Tanaman buah
Tanaman obat dan
rempah
Tanaman sayur
46
22
39
20
34
18
53
22
25
14
25
13
23
11
26
14
10
5
7
4
6
4
10
5
Total ditemukan
129
51
45
142
52
118
46
107
Perbandingan Komposisi Jenis Tanaman Antar Kecamatan
Persamaan jenis tanaman dianalisis dengan Indeks Kesamaan Sorensen.
Nilai Indeks Sorensen kuantitatif menunjukkan kesamaan jenis di antara dua
kecamatan. Jika nilai indeks > 0.5 menunjukkan tingkat persamaan jenis tanaman
yang tinggi, sedangkan nilai indeks < 0.5 memiliki tingkat persamaan jenis
tanaman yang rendah. Jenis-jenis tumbuhan yang ditanam di tiga kecamatan
sebagian besar sama. Ini dapat dilihat dari Indeks Kesamaan Sorenson yang
menunjukkan nilai lebih dari 0,6 , bahkan Indeks Sorenson tanaman buah di
Kecamatan Sawangan dan Pancoran Mas sebesar 0,8. Tanaman sayur di
Kecamatan Pancoran Mas dan Beiji memiliki Indeks Sorenson sebesar 0,52
(Tabel 5).
Tabel 5 Nilai Indeks Kesamaan Sorensen Kuantitatif tanaman hias, buah, sayur,
obat dan rempah
Kecamatan
Jenis Tanaman
Beji - Sawangan
Sawangan - Pancoran Mas
Pancoran Mas - Beiji
Hias
0,61
0,64
0,7
Buah
0,64
0,8
0,7
Obat dan rempah
0,61
0,63
0,75
Sayur
0,68
0,73
0,52
Perbandingan Jumlah Jenis Tanaman dengan Luas Pekarangan pada Setiap
Kecamatan
Perbandingan ekologi pekarangan di tiga kecamatan yang menjadi lokasi
penelitian dapat dilihat dari perbandingan jumlah jenis tanaman dengan luas
pekarangan dan keaneragaman jenis di setiap rumah. Luas pekarangan rumah
dikelompokkan menjadi lima, yaitu luas halaman 300m2. Sedangkan jumlah jenis tanaman dikelompokkan
9
menjadi 1-15 tanaman, 16-30 tanaman, 31-45 tanaman, 46-60 tanaman, 61-75
tanaman dan 75-90 tanaman.
Hasil inventarisasi luas pekarangan dan identifikasi jenis tanaman di ketiga
kecamatan bervariasi. Pada kecamatan Sawangan memiliki luas pekaranagn yang
beragam dengan keanekaragaman tanaman yang rendah dan sedang dibandingkan
dengan kecamatan Beji dan Pancoran Mas. Kecamatan Beji dan Pancoran
memiliki sebaran luas pekarangan yang lebih bervariasi dengan jumlah jenis
tanaman yang beragam mulai dari keanekaragaman rendah sampai dengan
keanekaragaman sangat tinggi. Pada kecamatan Pancoran terdapat sampel
pekarangan dengan luas >300m2 dengan jumlah jenis tanaman sebanyak 90 jenis
tanaman.
Pada umumnya jumlah rumah di tiga kecamatan memiliki luas pekarangan
2
45 jenis) dan dikelompokkan berdasarkan luas halaman di kecamatan Beji, Pancoran Mas, dan Sawangan
Kategori Keragaman Jenis
Kelompok Luas
Pekarangan (m2)
Kecamatan Beji
Kecamatan Pancoran Mas
Kecamatan Sawangan
1-15.
16-30
31-45
> 45
1-15.
16-30
31-45
>45
1-15.
16-30
31-45
> 45
300
6.6
13.3
0
0
0
16.6
0
3.3
10
6.6
0
0
11
Keanekaragaman Jenis di Setiap Rumah
Sebagian besar rumah di kecamatan Sawangan memiliki keanekaragaman
tanaman yang rendah. Sebanyak 63,3% sampel pekarangan di kecamatan
Sawangan memiliki 1-15 jenis tanaman (keanekaragaman rendah). Pekarangan
yang memiliki keragaman 16-30 jenis tanaman ada 30% sampel pekarangan.
Sedangkan pekarangan dengan 31-45 dan >45 jenis tanaman dijumpai masingmasing di 3,3% sampel pekarangan. Di kecamatan Pancoran Mas pekarangan
dengan keanekaragaman 1-15 dan 16-30 jenis tanaman masing-masing dijumpai
pada 43,3% sampel pekarangan. Sebanyak 10% sampel pekarangan memiliki
keragaman 31-45 jenis tanaman dan hanya 3% yang memiliki keanekaragaman
>45 jenis tanaman. Di kecamatan Beji pekarangan dengan keanekaragaman 16-30
jenis tanaman dijumpai dengan frekuesi paling tinggi (53,3%). Pekarangan dengan
keanekaragaman 1-15 jenis tanaman dan 31-45 jenis tanaman masing-masing
dijumpai dengan jumlah sebesar sebesar 36,6% dan 10%. Di kecamatan Beji tidak
ditemui pekarangan rumah dengan keanekaragaman > 45 jenis tanaman (Gambar
4).
70
Jumlah Sampel Rumah
60
50
40
Kecamatan Beji
30
Kecamatan Pancoran Mas
Kecamatan Sawangan
20
10
0
1 - 15
16 - 30
31 -45
> 45
Jumlah Jenis Tanaman di Tiga Kecamatan
Gambar 4 Keanekaragaman jenis di setiap rumah
Biaya Perawatan dan Persepsi Masyarakat Mengenai Pekarangan
Pekarangan yang diinginkan masyarakat adalah pekarangan yang asri, indah,
luas, atau menghasilkan. Masyarakat tidak hanya menginginkan satu tipe
pekarangan tetapi menginginkan untuk memiliki dua atau lebih tipe pekarangan.
Pekarangan yang asri merupakan tipe pekarangan yang diinginkan oleh sebagian
besar sampel kepala keluarga di kecamatan Beji (63,8%), Pancoran Mas (71,4%),
dan Sawangan (52,5%) (Gambar 5). Tanaman yang dapat dikonsumsi (seperti
buah dan sayur) sebagai tanaman yang sebaiknya ditanam dipilih oleh sebagian
besar di kecamatan Beji (55,5%), dan Pancoran Mas (41 %). Sedangkan sampel
kepala keluarga di Pancoran Mas sebagian besar (45 %) berpendapat tanaman hias
12
sebagai tanaman yang baik ditanam pekarangan (Gambar 6). Kebanyakan
masyarakat tidak mengeluarkan biaya dalam jumlah besar untuk memelihara
pekarangan. Semua sampel kepala keluarga di kecamatan Pancoran Mas (100%)
dan Sawangan (100%) mengeluarkan biaya < Rp 50.000,00 perbulan untuk
memelihara pekarangan (Tabel 7).
Persentasae Kepala Keluarga
80
70
60
50
40
Kecamatan Beji
30
Kecamatan Pacoran Mas
20
Kecamatan Sawangan
10
0
Asri dan indah
Luas
Menghasilkan
Lainnya
Jenis Pekarangan
Gambar 5 Jumlah sampel (%) kepala keluarga berdasarkan pendapatnya tentang
pekarangan yang diinginkan
Jumlah sampel kepala keluarga
60
50
40
Kecamatan Beji
30
Kecamatan Pancoran
Mas
Kecamatan Sawangan
20
10
0
Tanaman yang diinginkan
Tanaman Obat
Tanaman Hias
Kelompok Tanaman
Tanaman yang
dapat dikonsumsi
(seperti buah dan
sayur)
Gambar 6 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan pendapatnya tentang
kelompok tanaman yang baik ditanam di pekarangan
13
Tabel 7 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan biaya yang dikeluarkan khusus
untuk perawatan pekarangan
Nominal
< Rp 50.000
Rp 50.000 – Rp 150.000
Rp 150.000 – Rp 200.000
> Rp 200.000
Nama Kecamatan
Total
Beji
Pancoran Mas
Sawangan
96,7
100
100
98,9
0
0
0
0
0
0
0
3,3
0
0
1,1
PEMBAHASAN
Kelompok tanaman hias merupakan kelompok tanaman yang paling banyak
ditanam dibandingkan tanaman buah, sayur, obat dan rempah. Tanaman hias
banyak ditanam oleh masyarakat di tiga kecamatan karena mereka lebih
mengutamakan keindahan dan keasrian pekarangan dibandingkan dengan fungsi
ekonominya. Kota Depok termasuk ke dalam daerah urban. Hal ini sebanding
dengan penelitian Arifin (1998) dan Kehlenbeck et al (2007) yang menyatakan
bahwa pekarangan di daerah urbanisasi ada kecenderungan memandang
pekarangan dari fungsi estetikanya dibanding fungsi pangan dan ekonomi. Selain
itu, tanaman hias mudah dirawat dan tidak memerlukan biaya yang banyak.
Hampir semua sampel kepala keluarga hanya mengeluarkan dana kurang dari Rp
50.000,00 dalam sebulan untuk perawatan pekarangan. Sebagian besar masyarakat
di kecamatan Beji, Pancoran Mas dan Sawangan bermata pencaharian sebagai
pegawai dan pensiunan. Pegawai tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus
tanaman. Bagi penghuni rumah yang sudah pensiun merawat tanaman menjadi
hobi dan pengisi waktu luang mereka. Mereka dapat mengatur posisi tanaman dan
pot atau bentuk tanaman hias untuk meningkatkan estetika. Pekarangan berkaitan
dengan hobi dalam mengisi waktu luang pemilik (Nahda 2012).
Pola pemilihan jenis tanaman yang ditemukan di tiga kecamatan di kota
Depok ini sesuai dengan hasil penelitian Peyre et al. (2006), bahwa struktur
vegetasi pekarangan di Depok yang merupakan daerah urban, bahwa tanaman hias
adalah yang paling banyak jumlahnya kemudian diikuti oleh jumlah tanaman buah
dan bumbu. Tanaman yang ditanam di pekarangan memiliki peran dan manfaat
yang dibutuhkan oleh pemilik pekarangan sehingga terdapat hubungan antara
keanekaragaman tanaman pekarangan dengan aspek sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat (Trinh et al. 2003; Galluzi 2010; Vlkova et al. 2010).
Jenis tanaman hias yang paling sering ditanam di tiga kecamatan adalah
lidah mertua (Sansevieria trifasciata). Tanaman lidah mertua banyak ditanam
karena memiliki pola daun yang unik dan dapat dirawat dengan mudah. Selain itu,
tanaman lidah mertua diketahui dapat menyerap timbal yang ditimbulkan oleh
kendaraan bermotor atau polusi udara lainnya (Dewi dan Hapsari 2012)
Kelompok tanaman buah merupakan kelompok tanaman kedua terbanyak
yang ditanam. Tanaman buah banyak ditanam karena sebagian besar masyarakat
berpendapat bahwa tanaman yang baik ditanam di pekarangan adalah tanaman
yang dapat dikonsumsi. Hasil penelitian ini menunjukkan jenis tanaman yang
14
paling banyak ditanam di tiga kecamatan adalah pisang (Musa paradisiaca). Suku
Myrtaceae merupakan suku tanaman buah yang paling banyak ditanam.
Myrtaceae banyak ditanam karena mudah dipelihara dan mudah perawatannya.
Kelompok tanaman obat dan rempah merupakan urutan ketiga terbanyak
ditanam di tiga kecamatan. Hampir 70% sampel kepala keluarga adalah
masyarakat Betawi. Masyarakat Betawi banyak menggunakan tanaman-tanaman
tersebut ke dalam masakan mereka dan sebagai obat tradisional. Jenis tanaman
obat dan rempah yang paling banyak ditanam di tiga kecamatan adalah daun
pandan (Pandanus amarylifolius). Daun pandan digunakan dalam masakan agar
manambah aroma menjadi harum. Selain itu, daun pandan banyak digunakan oleh
masyarakat sebagai pewarna hijau alami untuk kue atau panganan kecil lainnya.
Tanaman yang paling sedikit ditanam di sampel pekarangan adalah tanaman
sayur. Tanaman sayur sedikit ditanam karena bagi masyarakat tanaman sayur
memerlukan lebih banyak biaya dan waktu untuk dirawat. Mata pencaharian
sampel kepala keluarga sebagian besar adalah pegawai, buruh, dan wiraswasta
yang tidak mempunyai banyak waktu luang. Selain itu, tanaman sayur juga
membutuhkan lahan yang luas. Sebagian besar sampel pekarangan memiliki luas
kurang dari 50m2. Tanaman sayur yang ditanam dimanfaatkan untuk dikonsumsi
sendiri oleh pemilik pekarangan. Tanaman sayur paling sering ditanam di tiga
kecamatan adalah dan cabai (Capsicum annum) karena mudah perawatannya dan
tidak membutuhkan lahan yang luas.
Nilai Indeks Kesamaan Sorenson menunjukkan kesamaan jenis tanaman di
dua lokasi. Nilai Indeks Kesamaan Sorenson yang didapat adalah 0,52 – 0,8 yang
menunjukkan bahwa Pekarangan di tiga kecamatan memiliki banyak jenis-jenis
tanaman yang sama. Hal ini disebabkan karena ketiga kecamatan terdapat di
daerah yang sama (daerah urban), kondisi masyarakat di tiga kecamatan hampir
sama (mata pencaharian, tingkat pendidikan,penghasilan, lama tinggal, dan suku)
dan lebih dari 50% sampel kepala keluarga di setiap kecamatan menginginkan tipe
pekarangan yang asri dan indah sehingga tanaman-tanaman yang ditanam hampir
sama.
Keanekaragaman tanaman yang tinggi tidak selalu dijumpai pada sampel
pekarangan yang luas. Pada beberapa sampel pekarangan tanaman hias bisa
ditanam di pot, sehingga dapat mengefesiensikan luas halaman yang ada dan
menambah keanekaragaman tanaman yang ada di pekarangan. Kebanyakan
sampel pekarangan di tiga kecamatan memiliki pekarangan kurang dari 50m2.
Selain menambah estetika halaman, menanam di pot juga dapat menghemat luas
halaman agar dapat dipakai untuk fungsi lain misalkan garasi mobil (Nahda 2012).
Fungsi pekarangan di tiga kecamatan sebagian besar adalah sebagai tempat
sosial dan peneduh. Maksud pekarangan sebagai tempat sosial disini adalah
tempat untuk bercengkrama antara pemilik rumah dengan tetangga dan tempat
pemilik rumah menyambut tamu. Sebagian besar sampel kepala keluarga adalah
masyarakat Betawi. Masyarakat Betawi seringkali menyambut tamu di serambi
depan rumah (Rambe 2006) dengan demikian masyarakat berusaha membuat
pekarangan menjadi asri dengan menanam tanaman.
15
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman yang berhasil diidentifikasi dan diinventarisasi di tiga kecamatan
di kota Depok adalah 52 suku dan 142 jenis, yang meliputi 129 jenis (51 suku) di
kecamatan Beji, 118 jenis (46 suku) di kecamatan Pancoran Mas, dan 108 jenis
(45 suku) di kecamatan Sawangan. Tanaman-tanaman tersebut dikelompokkan
menjadi tanaman hias, tanaman buah, tanaman obat dan rempah, serta tanaman
sayur. Tanaman hias paling banyak ditanam karena masyarakat di tiga kecamatan
lebih memperhatikan segi estetika daripada segi ekonomi dalam memanfaatkan
pekarangan. Keanekaragaman jenis tanaman yang lebih banyak tanaman hias
daripada kelompok tanaman lainnya di ketiga kecamatan juga dipengaruhi oleh
mata pencaharian sebagai pegawai dan pensiunan, serta luas pekarangan yang
kurang dari 50m2.
Saran
Sebaiknya pemerintah melakukan sosialisasi mengenai pemanfaatan
pekarangan bagi warga dengan lebih serius. Ini dikarenakan banyaknya
pekarangan yang tidak dioptimalkan pemanfaatannya oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Andhika I Made. 2004. Pola penataan ruang unit pekarangan di Desa Bongu,
Tabunan. J Pemukim Natah. 2(1):1-5.
Arifin HS. 1998. Study on the vegetation structure of pekarangan and it’s changes
in West Jav [Disertasi]. Okoyama (JP): The Graduate School of Natural
Science an Technology (Doctor Course), Okoyama University.
Dewi Y.S, Hapsari I. 2012. Kajian efektivitas daun puring (Codiaeum
variegatum) dan lidah mertua (Sansevieria trifasciata) dalam menyerap
timbal di udara ambien. Journal Ilmiah Satya Negara Indonesia. 5(2):1-7.
Fanani Z, Rahayu M. 1996. Pekarangan, Peranan, dan Pemanfaatannya di Desa
Fatum Nasi – TTs, Timor. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Lustrum VII;
1995 Sep 18-20.Yogyakarta, Indonesia. Yogyakarta (ID): Fak. Biologi
Univ.Gadjah Mada. hlm: 137-135.
Galuzzi G, Eyzaguirre P, Valeria N. 2010. Home gardens: neglected hotspots of
agro-biodiversity and cultural diversity. Biodivers Conserv. 19:3635-3654.
Hadi DS. 1989. Pengaruh berbagai karakteristik sosial ekonomi masyarakat
terhadap fungsi pekarangan kota [tesis]. Depok (ID): Fakultas Pascasarjana
Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan Ekologi Manusia, Universitas
Indonesia.
Hodel U, Gessler M. 1997. In Situ Conseravation of Plant Genetic Resources in
Home Gardens of
Southern Vietnam. Rome (IT): IPGRI Pr.
16
Kehlenbeck K. 2007. Rural homegardens in Central Sulawesi, Indonesia; an
example for a suistainable agro-ecosystem [disertasi] Gottingen (DE): der
Fakultät für Agrarwissenschaffen, der Georg-August-Universität Gottingen.
Magurran AE. 1998. Ecological Diversity and Its Measurrement. Croom Helm,
London.
Misjihadiah E. 2001. Ekologi Pekarangan : struktur, pola pekarangan dan
hubungan faktor sosial ekonomi masyarakat terhadap keanekaragaman jenis
tanaman di sekitar Cagar Alam Lembah Harau, Sumatera Barat [tesis].
Depok (ID) : Program Pasca Sarjana Program, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Umum, Universitas Indonesia.
Nahda K. 2012. Struktur, Fungsi, dan Dinamika Keanekaragaman Hayati
Pertanian pada Pekarangan di Hulu DAS Kalibekasi, Kabupaten Bogor
[Tesis]. Bogor (ID): Dept Arsitektur Lanskap, Pascasarjana IPB.
Peyre, A., A. Guidal, K.F. Wiersun and F. Bongers. 2006. Dynamics of
Homegardens structure and function in Kerala, India. Agroforestery System.
66:101-115.
Rambe KB. 2006. Identifikasi pola pekarangan pada Perkampungan Budaya Situ
Babakan, Jakarta Selatan [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Rahayu M, Siagian. 1994. Peranan Pekarangan dalam Usaha Meningktkan
Pendapatan Keluarga. Majalah Ilmiah Universitas Gadjah Mada no 1. Edisi
ketiga. Hal : 19-29.
Soetomo. 1992. Mengelola Pekarangan Sejahtera. Bandung (ID): Sinar Baru.
Sutjihati S. 2010. Ekologi pekarangan di Perkampungan Budaya Betawi
Srengseng Sawah Jakarta Selatan [Tesis]. Bogor (ID): Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Trinh LN, Watson JW, De NN, Minh NV, Chu P, Sthapit BR, Eyzaguire PB.
2003. Agrobiodiversity conservation and development in Vietnamese home
gardens. Agriculture, Ecosytem and Environment. 97(2003):317-344.
Vlkova M, Polesay Z, Verner V, Banout J, Dvorak M, Havlik J, Lojka B, Ehl P,
Krausova J. 2010. Ethnobotanical knowledge and agrobiodiversuty in
subsistence farming: case study of home gardens in Phong My commune,
central Vietnam. Genetic Resources Crop Evolution. doi: 10.1007/s10722010-9603-3.
17
LAMPIRAN
18
Lampiran 1 Kuisioner
Petunjuk pengisian :
1. Isilah biodata Bapak/Ibu selengkap-lengkapnya
2. Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban
yang paling sesuai dengan Bapak/Ibu.
3. Apabila diantara pilihan jawaban tidak ada yang sesuai dengan Bapak/Ibu
,maka bisa menuliskan di pilihan yang bertuliskan “Lainnya.....” .
Terima kasih atas bantuan dan kerja samanya.
BIODATA RESPONDEN
Nama Lengkap: ___________________________________________________
Jenis Kelamin: ____________________________________________________
Tempat dan Tanggal Lahir : __________________________________________
Alamat sekarang : __________________________________________________
Daerah asal / Suku:________________(mohon diisi jika merasa tidak keberatan)
No.
1.
2.
3.
Pertanyaan
Apa pendidikan terakhir Bapak/Ibu ?
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan Tinggi
e.
Lainnya.......................................................
Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang ?
a. Petani
b. Pedagang
c. Buruh
d. Wiraswasta
e. Pegawai
f. Lainnya......................................................
Berapa alokasi dana yang Bapak/Ibu keluarkan
untuk merawat pekarangan dalam sebulan ?
a. Kurang dari Rp 70.000
b. Rp 50.000 – Rp 100.000
c. Rp 100.000 – Rp 200.000
Keterangan
19
4.
5.
6.
7.
d. Lebih dari Rp 200.000
e.
Lainnya.........................................................
Berapa lama Bapak/Ibu sudah menempati rumah
yang sekarang Bapak/Ibu tempati ?
a. kurang dari 1 tahun
b. 1 – 3 tahun
c. 5 – 10 tahun
d. Lebih dari 10 tahun
Berapa Luas pekarangan rumah Bapak/Ibu ?
a. Kurang dari 50 meter
b. 50 – 100 meter
c. 100 – 200 meter
d. 200 – 300 meter
e. Lebih dari 300 meter
Menurut Bapak/Ibu, Apa jenis tanaman yang paling
baik ditanam di pekarangan ?
a. Tanaman Obat
b. Tanaman Hias
c. Tanaman yang dapat dikonsumsi
(buah,sayur,dll)
d. Lainnya..................................................
Bagaimana pekarangan yang sebenarnya Bapak/Ibu
inginkan ?
a. Asri
b. Indah
c. Luas
d. Menghasilkan
e. Lainnya..................................................
Boleh memilih lebih
dari satu pilihan
Boleh memilh lebih
dari satu pilihan
Jika pemilik pekarangan merupakan seorang Kolektor maka akan diberi
pertanyaan mengenai asal bibit tanamannya.
20
Lampiran 2 Jumlah jenis pada suku tanaman yang ditemukan di Kecamatan Beji,
Sawangan, dan Pancoran Mas
Jumlah jenis
Nama Suku
Beji
Sawangan
Adiantaceae
1
1
1
Total ditemukan di tiga
kecamatan
1
Agavaceae
2
2
3
3
Amaryllidaceae
1
1
1
1
Anacardiaceae
3
4
2
4
Annonaceae
3
3
3
3
Anthericaceae
1
1
1
1
Apiaceae
1
-
-
1
Apocynaceae
3
3
3
3
Araceae
7
5
6
7
Arecaceae
7
7
7
7
Begoniaceae
1
1
1
1
Cactaceae
2
-
2
2
Caricaceae
1
1
1
1
Clusiaceae
1
-
1
2
Commelinaceae
-
1
1
1
Crassulaceae
1
1
1
1
Cyperaceae
1
1
1
1
Dracaenaceae
2
2
2
2
Euphorbiaceae
6
6
6
6
Fabaceae
6
3
4
7
Gnetaceae
1
1
1
1
Heliconiaceae
1
1
1
-
Pancoran Mas
Lamiaceae
3
3
3
3
Lauraceae
1
1
1
1
Liliaceae
1
1
1
1
Lythraceae
2
2
2
2
Malvaceae
3
2
2
4
Maranthaceae
1
1
-
1
Meliaceae
3
3
2
3
Moraceae
3
3
-
3
Musaceae
1
1
1
1
Myrtaceae
7
4
6
7
Nyctaginaceae
2
2
2
2
Nymphaeaceae
1
-
-
1
Oleaceae
5
3
4
5
Orchidaceae
1
-
1
1
Oxalidaceae
2
2
2
2
Pandanaceae
1
1
1
1
Passifloraceae
1
1
-
1
21
Phyllanthaceae
2
1
2
2
Piperaceae
2
2
3
3
Poaceae
1
1
1
1
Polypodiaceae
1
-
1
1
Portulacaceae
1
1
1
1
Rosaceae
2
-
-
2
Rubiaceae
3
4
4
4
Rutaceae
8
5
8
12
Sapindaceae
2
2
2
2
Sapotaceae
2
2
2
2
Solanaceae
5
4
5
5
Thymelaeaceae
1
1
1
1
Zingeberaceae
10
10
10
10
22
Lampiran 3 Daftar nama suku, jenis (lokal dan ilmiah), habitus tanaman pekarangan dan pemanfaatannya serta jumlah rumah tempat
tanaman ditemukan di tiga kecamatan
Famili
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Habitus
Manfaat
Beji
Sawangan
Pancoran
Mas
Total rumah
Total dalam
Total
persen
Adiantaceae
Paku suplier
Adiantum capillus-veneris
Epifit
Tanaman hias
6
4
6
16
17,7
Agavaceae
Agave amerika
Agave americana
Perdu
Tanaman hias
-
3
1
4
4,4
Hanjuang
Cardyline fruticosa
Pohon
1
-
1
2
2,2
Amaryllidaceae
Lidah mertua
Bunga bakung
Sansevieria trifasciata
Crinum asiaticum
Perdu
Herba
Tanaman hias
Tanaman
hias
Tanaman hias
24
9
15
5
19
5
58
19
64,4
21,1
Anacardiaceae
Jambu monyet
Anacardium occidentale
Pohon
Buah
-
2
-
2
2,2
Kedondong
Spondias dulcis
Pohon
Buah
2
1
-
3
3,3
Mangga
Mangifera indica
Pohon
Buah
17
12
10
39
43,3
Mangga bacang
Mangifera foetida
Pohon
Buah
1
1
2
4
4,4
Kenanga
Cananga odorata
Pohon
Buah
9
2
7
18
20
Sirsak
Annona muricata
Pohon
Buah
4
2
6
12
13,3
Srikaya
Annona squamosa
Pohon
Buah
6
7
4
17
18,8
Anthericaceae
Lili paris
Chlorophytum comosum
Herba
Tanaman hias
6
3
1
10
11,1
Apiaceae
Seledri
Apium graveolens
Herba
Sayur
1
-
-
1
11,1
Apocynaceae
Kamboja
Plumeria acuminata
Pohon
Tanaman hias
2
2
3
7
7,7
Kamboja jepang
Adenium obesum
Semak
Tanaman hias
13
6
19
38
42,2
Tapak dara
Catharanthus roseus
Perdu
Tanaman hias
4
1
1
6
6,6
Anthurium
Anthurium jenmanii
Herba
Tanaman hias
15
6
9
30
33,3
Beras wutah
Dieffenbachia amoena
Perdu
Tanaman hias
13
8
11
32
35,5
Gelombang cinta
Anthurium plowmanii
Herba
Tanaman hias
10
5
10
25
27,7
Kuping gajah
Anthurium crystallinum
Herba
Tanaman hias
23
9
16
48
53,3
Annonaceae
Araceae
Kuping gajah
(kembang)
Anhturium andreanum
Herba
Tanaman hias
1
Sente
Alocasia macrorrhiza
Herba
Tanaman hias
3
Alokasia
Alocasia sp
Pohon
Tanaman hias
1
Palem (buahnya gatel)
Archontophoenix alaxandre
Pohon
Tanaman hias
Palem botol
Hyophorbe lagenicaulis
Pohon
Palem kipas
Livistona chinensis
Palem merah
Palem phoenix
2
2,2
3
4
10
11,1
1
1,1
6
1
3
10
11,1
Tanaman hias
7
1
2
10
11,1
Pohon
Tanaman hias
4
4
2
10
11,1
Cyrostachys lakka
Pohon
Tanaman hias
3
1
3
7
7,7
Phoenix roebelinii
Pohon
Tanaman hias
1
2
1
4
4,4
Palem putri
Veitchia merilii
Pohon
Tanaman hias
2
2
1
5
5,5
Kelapa
Cocos nucifera
Pohon
Buah
5
5
5
15
16,6
Begoniaceae
Begonia
Begonia sp
Herba
Tanaman hias
0
1
2
3
3,3
Cactaceae
Wijaya Kusuma
Epiphyllum oxpetalum
Perdu
Tanaman hias
3
-
2
5
5,5
Buah naga
Hylocereus undatus
Herba
Buah
1
-
1
2
2,2
Caricaceae
Pepaya
Carica pepaya
Herba
Buah
8
19
9
36
40
Clusiaceae
Asam kandis
Garcinia xanthocymus
Pohon
Buah
-
-
1
1
1,1
Manggis
Garcinia mangostana
Pohon
Buah
1
-
-
1
1,1
Commelinaceae
Nenas kerang (hias)
Rhoea spathacea
Epifit
Tanaman hias
-
1
11
12
13,3
Crassulaceae
Cocor bebek
Kalanchoe blossfeldiona
Herba
Tanaman hias
1
2
3
6
6,6
Cyperaceae
Kucai jepang
Carex morrowii
Semak
Tanaman hias
2
3
1
6
6,6
Dracaenaceae
Bambu Jepang
Dracaena surculosa
Perdu
Tanaman hias
6
5
3
14
15,5
Drakaena
Dracaena reflexa
Perdu
4
1
2
7
7,7
Jarak pagar
Jatropha curcas
Perdu
6
2
1
9
10
Patah tulang
Eupharbia tirucalli
Perdu
Tanaman hias
Obat dan
rempah
Obat dan
rempah
3
1
3
7
7,7
Akalifa
Acalypha wilkesiana
Perdu
Tanaman hias
15
5
6
26
28,8
Arecaceae
Euphorbhiaceae
23
1
24
Daun teh-tehan
Acalypha siamensis
Semak
Tanaman hias
5
12
5
22
24,4
Ekorbia
Euphorbia mili
Perdu
Tanaman hias
7
8
11
26
28,8
Pohon zig-zag
Pedilanthus tithymaloides
Herba
Tanaman hias
5
1
1
7
7,7
Kacang hias
Arachis pintoi
Herba
Tanaman hias
-
-
2
2
2,2
Asam jawa
Tamarindus indica
Pohon
Buah
4
3
3
10
11,1
Nam-nam
Jengkol
Cynometra cauliflora
Archidendron pauciflorum
Pohon
Pohon
Buah
Sayur
3
1
-
1
4
1
4,4
1,1
Pete
Parkia speciosa
Pohon
Sayur
1
-
-
1
1,1
Pete cina
Leucaena leucocephala
Pohon
2
1
3
6
6,6
Daun saga
Abrus precatorius
Pohon
Sayur
Obat dan
rempah
5
1
-
6
6,6
Gnetaceae
Melinjo
Gnetum gnemon
Pohon
Sayur
7
6
1
14
15,5
Heliconiaceae
Pisang hias
Heliconia colinsiana
Herba
Tanaman hias
4
3
5
12
13,3
Lamiaceae
Myana
Solenosteman scutellarioides
Herba
6
2
4
12
13,3
Kemangi
Octimum x citridorum
Herba
Tanaman hias
Obat dan
rempah
Obat dan
rempah
1
2
4
7
7,7
2
2
2
6
6,6
8
4
3
15
16,6
9
4
10
23
25,5
Fabaceae
Kumis kucing
Orthoshipon stamineus
Pohon
Lauraceae
Alpukat (tanpa bulu)
Persea americana
Pohon
Liliaceae
Lidah buaya
Aloe vera
Herba
Buah
Obat dan
rempah
Lythraceae
Delima (merah)
Punica nana
Pohon
Buah
1
1
1
3
3,3
Delima (putih)
Punica grantum
Semak
Buah
2
1
2
5
5,5
Kembang Sepatu
Hibiscus rosasinensis
Pohon
Buah
2
-
1
3
3,3
Coklat
Theobroma cacao
Pohon
Buah
2
-
-
2
2,2
Durian
Durio ziberthius
Pohon
Buah
8
5
4
17
18,8
Durian kalimantan
Durio grandifloru
Pohon
Buah
-
1
-
Garut
Marantha arunddinacea
Herba
Tanaman hias
1
13
Malvaceae
Maranthaceae
1
1,1
14
15,5
Aglaia odorata
Perdu
Tanaman hias
3
4
-
7
7,7
Duku
Lansium domesticum
Pohon
Buah
2
4
1
7
7,7
Kecapi
Sandorium koetjape
Pohon
Buah
1
1
1
3
3,3
Pohon dollar
Ficus pumila
Herba
Tanaman hias
7
7
4
18
20
Cempedak
Arthocarpus integer
Pohon
Buah
2
4
3
9
10
Nangka
Artocarpus heterophyllus
Pohon
Buah
5
4
4
13
14,4
Pisang
Dewandaru
Musa paradisiaca
Eugenia uniflora
Herba
Perdu
Buah
Buah
7
2
27
-
25
1
59
3
65,5
3,3
Jambu air
Eugenia aquea
Perdu
Buah
6
7
7
20
22,2
Jambu air kancing
Syzigium malaccense
Perdu
Buah
1
-
-
1
1,1
Jambu biji / batu
Psidium guajava
Perdu
Buah
4
13
8
25
27,7
Jambu Bol
Syzygium malaccense
Pohon
Buah
2
8
6
16
17,7
Pucuk Merah
Syzygium oleina
Perdu
7
10
3
20
22,2
Salam
Szygium polyantum
Semak
Tanaman hias
Obat dan
rempah
9
-
6
15
16,6
Bougenville
Bougainvillea glabra
Pohon
Tanaman hias
4
2
6
12
13,3
Bunga pukul empat
Mirabilis jalapa
Perdu
Tanaman hias
2
1
-
3
3,3
Nymphaeaceae
Teratai pink
Nymphaea naouchali
Herba
Tanaman hias
1
-
-
1
1,11
Oleaceae
Sri gading
Nyctanthes arbor-tristis
Perdu
8
4
10
22
24,4
Daun suji
Dracaena angustifolia
Perdu
Tanaman hias
Obat dan
rempah
7
-
6
13
14,4
Melati
Jasminus sambac
Semak
Tanaman hias
10
2
4
16
17,7
Melati gambir
Jasminus pubescens
Semak
Tanaman hias
11
3
-
14
15,5
Zaitun
Olea europaea
Pohon
Tanaman hias
1
-
1
2
2,2
Anggrek bulan
Belimbing Manis
(dewi)
Phalaenopsis amabilis
Epifit
Tanaman hias
3
-
2
5
5,5
Averrhoa carambola
Pohon
Buah
7
9
6
22
24,4
Moraceae
Musaceae
Myrtaceae
Nyctaginaceae
Orchidaceae
Oxalidaceae
25
Pacar cina
Meliaceae
26
Belimbing wuluh
Averrhoa blimbi
Pohon
Pandanaceae
Pandan wangi
Pandanus amarylifolius
Passifloraceae
Marqisa
Passiflora edulis
Perdu
Tanaman
merambat
Phyllanthaceae
Katuk
Sauropus androgynus
Perdu
Ceremai
Phyllantus acidus
Lada
Piper nigrum
Sirih
Piper betle
Sirih merah
Piper crocatum
Perdu
Tanaman
merambat
Tanaman
merambat
Tanaman
merambat
Poaceae
Sereh
Cymbopogan citratus
Herba
Polypodiaceae
Paku tanduk rusa
Platycerium bifurcatum
Epifit
Portulacaceae
Ginseng jawa
Talinum paniculatum
Rosaceae
Apel
Phyrus malus
Arbei
Piperaceae
Rubiaceae
Rutaceae
Buah
Obat dan
rempah
11
1
7
19
21,1
19
6
11
36
40
Buah
3
1
-
4
4,4
Sayur
2
3
6
11
12,2
Buah
Obat dan
rempah
Obat dan
rempah
Obat dan
rempah
Obat dan
rempah
2
-
1
3
3,3
-
2
2
2,2
12
5
6
23
25,5
5
3
9
17
18,8
1
3
3
7
7,7
8
-
2
10
11,11
Semak
Tanaman hias
Obat dan
rempah
5
1
4
10
11,11
Pohon
Buah
1
-
-
1
1,1
Fragaria vesca
Herba
Buah
2
-
-
2
2,2
Nusa indah
Mussaenda philippica
Pohon
Tanaman hias
-
5
1
6
6,6
Soka
Ixora coccinea
Perdu
6
4
4
14
15,5
Mengkudu
Morinda citrifolia
Pohon
4
3
3
10
11,1
Zodia
Evodia suaveolens
Perdu
Tanaman hias
Obat dan
rempah
Obat dan
rempah
8
2
10
20
22,2
Kemuning
Murraya paniculata
Pohon
Tanaman hias
10
1
4
15
16,6
Jerpaya
Citrus medica var. proper
Perdu
Buah
-
-
2
2
2,2
Jeruk bali
Citrus maxima
Pohon
Buah
2
1
2
5
5,5
Jeruk kingkit
Thriphasia aurantifolia
Pohon
Buah
1
-
-
1
1,1
Citrus amblycarpa
Pohon
Buah
10
2
6
18
20
Jeruk Manis
Citrus
KECAMATAN DI KOTA DEPOK
KEMALA NURFITRIANI ROHMAT
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbandingan
Pemanfaatan Pekarangan Tiga Kecamatan di Kota Depok adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Kemala Nurfitriani Rohmat
G34070106
ABSTRAK
KEMALA NURFITRIANI. Perbandingan Pemanfaatan Pekarangan Tiga
Kecamatan di Kota Depok. Dibimbing oleh SULISTIJORINI dan NUNIK SRI
ARIYANTI.
Ekologi pekarangan merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara
pola pemanfaatan pekarangan dengan penghuninya sehingga akan dapat
menggambarkan area ekologis, sosial ekonomi, dan sosial budaya pemiliknya.
Perbandingan ekologi pekarangan dapat dilihat dari pola pemanfaatan pekarangan.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis tanaman
pekarangan yang terdapat di tiga kecamatan wilayah Kota Depok dan faktorfaktor yang mempengaruhi pola pemanfaatan pekarangan. Hasil identifikasi dan
inventarisasi tanaman pekarangan di Kota Depok diperoleh 52 suku dan 142 jenis,
yang meliputi 129 jenis (51 suku) di Kecamatan Beji, 118 jenis (46 suku) di
Kecamatan Pancoran Mas, dan 107 jenis (45 suku) di Kecamatan Sawangan.
Masyarakat di tiga kecamatan lebih memandang pekarangan dari segi estetika
sehingga tanaman hias lebih banyak ditemukan dibandingkan tanaman buah,
sayur, obat dan rempah di pekarangan. Mata pencaharian masyarakat yang
sebagian besar sebagai pegawai dan luas pekarangan yang kurang dari 50m2
merupakan faktor yang mempengaruhi pekarangan lebih banyak dimanfaatkan
untuk tanaman estetika daripada tanaman buah dan sayur.
Kata kunci : ekologi, pekarangan, pemanfaatan pekarangan, Kota Depok
ABSTRACT
KEMALA NURFITRIANI. Comparison Utilization of Home Garden among
Three Subdistrict in Depok City. Supervised by SULISTIJORINI and NUNIK
SRI ARIYANTI.
Ecological home garden is a knowledge that learn relationship between
utilization patterns of home gardens and the owner to describe ecological area,
socioeconomic, and culture of the owner. The research aim to compare the
diversity of plant home garden in three sub districs of Depok City and the factors
affect the home garden patterns. Identification and inventory of plants obtained 52
families and 142 species. This is including 129 species (51 families) in sub district
Beji, 118 species (46 families) in sub distric Pancoran Mas, and 107 species (45
families) in sub district Sawangan. People in the three sub district more
consederate their home garden in term of aesthetics value than the economic value.
Therefore ornamental plants were more common than fruits crops, vegetables, and
medicinal herbs. Since most people in the three sub district are employer and their
home garden are less than 50 m2, they prefer to utilize the home garden for the
ornamental plants than fruit crops and vegetable.
Keywords : Ecological, home garden, utilization home garden, Depok City
PERBANDINGAN PEMANFAATAN PEKARANGAN TIGA
KECAMATAN DI KOTA DEPOK
KEMALA NURFTRIANI ROHMAT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN DAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Judul Skripsi : Perbandingan Pemanfaatan Pekarangan Tiga Kecamatan di Kota
Depok
Nama
: Kemala Nurfitriani R.
NIM
: G34070106
Disetujui oleh
Dr Ir. Sulistijorini, M.Si
Pembimbing I
Dr. Nunik Sri Ariyanti, M.Si
Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir Iman Rusmana, MSi
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji Syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT yang selalu memberikan
rahmat dan berkah-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta
umatnya. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Mei 2012
ini ialah Ekologi Pekarangan, dengan judul Perbandingan Pemanfaatan
Pekarangan Tiga Kecamatan di Kota Depok.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Sulistijorini, M.Si dan
Dr. Nunik Sri Ariyanti, M. Si atas segala arahan yang telah berikan. Penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada Dra. Taruni Sri Prawasti, M. Si yang telah
bersedia menjadi penguji dalam sidang skripsi. Disamping itu, penghargaan
penulis sampaikan kepada pegawai pemerintahan di kecamatan Beji, kecamatan
Pancoran Mas, dan kecamatan Sawangan yang telah banyak membantu dan
membimbing saat pelaksanaan peneltian. Terima kasih juga penulis sampaikan
kepada mama, ayah dan seluruh keluarga atas dukungan dan do’anya yang tulus.
Demikian pula untuk semua teman-teman Biologi khususnya Biologi angkatan 44,
terima kasih atas dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, Agustus 2014
Kemala Nurfitriani R.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
METODE
3
Lokasi Penelitian
3
Prosedur Penelitian
3
HASIL
4
PEMBAHASAN
13
SIMPULAN DAN SARAN
15
Simpulan
15
Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
15
RIWAYAT HIDUP
29
DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan penghasilan perbulan
6
Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan lama tinggal
6
Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan etnis suku
7
Hasil identifikasi dan pengelompokkan pemanfaatan tanaman di
Kecamatan Beji, Sawangan, dan Pancoran Mas
8
5. Nilai Indeks Kesamaan Sorensen Kuantitatif tanaman hias, buah,
sayur, obat dan rempah
8
6. Frekuensi (%) rumah di tiga kecamatan (Beji, Pancoran Mas, dan
Sawangan) yang memiliki keanekaragaman rendah (1-15 jenis),
sedang (16-30 jenis), tinggi (31-45 jenis), dan sangat tinggi (> 45
jenis) dan dikelompokkan berdasarkan luas halaman
10
7. Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan biaya yang dikeluarkan
khusus untuk perawatan pekarangan
13
DAFTAR GAMBAR
1. Peta Kota Depok
3
2. Sampel (%) kepala keluarga di tiga kecamatan berdasarkan mata
pencahariannya
5
3. Sampel (%) kepala keluarga di tiga kecamatan berdasarkan
pendidikan
6
4. Keanekaragaman jenis di setiap rumah
11
5. Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan pendapatnya tentang
pekarangan yang diinginkan
12
6. Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan pendapatnya tentang
kelompok tanaman yang baik ditanam di pekarangan
12
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuisioner
18
2. Hasil identifikasi dan pengelompokkan suku tanaman di Kecamatan
Beji, Sawangan, dan Pancoran Mas
20
3. Daftar nama suku, jenis (lokal dan ilmiah) tanaman pekarangan dan
pemanfaatannya di tiga kecamatan
22
PENDAHULUAN
Pekarangan merupakan lahan di sekitar rumah yang mempunyai batasbatas tertentu dan mempunyai hubungan fungsi ekonomi, biofisik, maupun sosial
budaya dengan penghuninya (Soetomo 1992). Di dalam pekarangan terjadi
interaksi antara manusia, tanaman, dan hewan peliharaannya. Manusia memiliki
peran sebagai penghuni, pemilik, dan pengatur di dalam pekarangan. Peranan
manusia sangat penting dalam menentukan pola pemanfaatan pekarangan. Ilmu
yang mempelajari hubungan antara pola pemanfaatan pekarangan dengan
penghuninya sehingga akan dapat menggambarkan area ekologis, sosial ekonomi,
dan sosial budaya pemiliknya disebut ekologi pekarangan.
Pola pemanfataan pekarangan akan berbeda antara satu kelompok
masyarakat dengan kelompok masyarakat lain yang memiliki perbedaan sosial
budaya, pendidikan masyarakat serta sumber daya alam (Misjihadiah 2001;
Adhika 2004). Pekarangan dapat menjadi tempat untuk konservasi ex-situ dengan
menanam tanaman jenis tertentu yang sudah langka atau endemik dengan tujuan
budidaya sehingga dapat dimanfaatkan oleh pemilik pekarangan. Contoh
pemanfaatan pekarangan sebagai lahan konservasi adalah pekarangan yang
dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di beberapa provinsi di negara Vietnam
(Hodel and Gessler 1997) dan masyarakat Betawi di daerah Srengseng Sawah,
Jakarta Selatan (Sutjihati 2010). Pekarangan juga memiliki fungsi ekonomi.
Beberapa fungsi ekonomi yang dimiliki oleh pekarangan diantaranya adalah
sebagai sumber bahan makanan, penghasil tanaman perdagangan, penghasil
tanaman rempah-rempah atau obat-obatan, dan sumber macam-macam perkayuan.
Contoh pekarangan yang memiliki fungsi ekonomi yang dapat menunjang
pendapatan keluarga adalah pekarangan yang dimiliki oleh masyarakat yang
tinggal di Desa Taman Sari dan Pasir Eurih di Jawa Barat dengan menanami
pekarangan dengan tanaman sayuran dan tanaman hias (Rahayu dan Siagian
1994). Masyarakat di Desa Fatum Nasi, Nusa Tenggara Timur juga menanami
pekarangan dengan tanaman buah-buahan dan sayuran untuk menunjang
pendapatan keluarga (Rahayu dan Fanani 1996). Pekarangan disamping memiliki
fungsi ekonomi, juga memiliki fungsi sosial budaya. Beberapa fungsi sosial
budaya yang dimiliki pekarangan diantaranya adalah sebagai tempat untuk
bermain anak-anak, tempat yang digunakan untuk melangsungkan adat
masyarakat ataupun acara yang diselenggarakan pemilik pekarangan dan tempat
bertemunya warga sekitar sehingga komunikasi antar warga tetap terjalin (Hadi
1989).
Kota Depok merupakan kota yang terletak di Jawa Barat dengan luas
wilayah sekitar 200,29 km2 dan terbagi menjadi sebelas kecamatan. Pada tahun
2012 Kota Depok memiliki penduduk sebanyak 1.738.570 jiwa dengan kepadatan
8.746 jiwa/km2. Luas kawasan terbangun Kota Depok sampai dengan tahun 2010
diproyeksikan mencapai 10.720,59 ha (53,28%). Sedangkan luas ruang
terbukanya (hijau) pada tahun 2010 diproyeksikan seluas 9.399,41 ha (46,72%).
Secara umum jenis tanah yang terdapat di Kota Depok adalah tanah alluvial, tanah
latosol coklat kemerahan, dan asosiasi latosol merah dan laterit air tanah (Data
demografi Kota depok 2012). Kecamatan di Kota Depok yang dijadikan wilayah
penelitian adalah Kecamatan Sawangan, Kecamatan Pancoran Mas, dan
2
Kecamatan Beji. Ketiga kecamatan tersebut dijadikan tempat penelitian karena
diduga memiliki masyarakat yang berbeda suku. Masyarakat Beji diduga berasal
dari suku Betawi karena berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta.
Sedangkan masyarakat Sawangan diduga berasal dari suku Sunda karena
berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Ketiga kecamatan tersebut berbatasan
langsung dengan Kecamatan Pancoran Mas berada di tengah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman jenis
tanaman pekarangan yang terdapat di tiga kecamatan wilayah Kota Depok dan
faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan pola pemanfaatan pekarangan.
Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi mengenai
keanekaragaman tanaman dan pola ekologi pekarangan di tiga kecamatan di Kota
Depok. Informasi ini diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk
mengoptimalkan pemanfaatan pekarangannya
3
METODE
Lokasi Penelitian
Pengambilan data dilakukan di Kota Depok, Jawa Barat dengan
mengambil sampel di tiga kecamatan. Kota depok berbatasan dengan Kota Bekasi
di sebelah barat, Kabupaten Bogor di sebelah barat dan selatan, serta Provinsi
DKI Jakarta di sebelah utara. Wilayah yang menjadi tempat penelitian adalah
Kecamatan Beji, Sawangan, dan Pancoran Mas (Gambar 1).
Gambar 1 PETA Kota Depok menunjukkan lokasi penelitian di Kecamatan Beji,
Pancoran Mas, dan Sawangan
Prosedur Penelitian
Penentuan Jumlah Sampel. Pada setiap kecamatan dilakukan
pengambilan data di 30 pekarangan rumah sehingga total sampel adalah 90
pekarangan rumah. Sampel diambil di setiap kelurahan pada setiap kecamatan
dengan RT/RW yang berbeda. Jarak antar sampel pekarangan akan bervariasi
sesuai dengan kondisi di lapangan. Apabila pekarangan bersifat homogen maka
pekarangan sampel yang diambil jaraknya akan saling berdekatan. Sedangkan jika
bersifat heterogen maka jarak yang diambil akan berjauhan.
Pengumpulan Data. Data yang didapat berupa biodata pemilik
pekarangan, luas halaman sampel pekarangan, jenis tanaman yg ditanam di
sampel pekarangan, dan persepsi mengenai tanaman serta jenis pekarangan yang
baik. Data diperoleh berdasarkan wawancara dengan kepala keluarga dari sampel
yang telah ditetapkan. Wawancara dilakukan berdasarkan pertanyaan yang
disusun dalam kuisioner (Lampiran 1).
Analisis Data. Analisis data berupa deskripsi umum lokasi penelitian,
kondisi masyarakat, identifikasi tanaman, pengelompokan tanaman, dan
4
pengelompokan luas sampel pekarangan. Lokasi penelitian dideskripsikan dengan
menyebutkan luas, jumlah kepala keluarga, temperetur rata-rata, dan curah hujan
di setiap kecamatan. Kondisi masyarakat diketahui dari hasil wawancara dengan
sampel kepala keluarga. Tanaman yang diidentifikasi dan dikelompokkan adalah
tanaman yang dimanfaatkan oleh pemilik pekarangan. Identifikasi dilakukan
untuk mengetahui nama jenis dan suku tanaman. Nama jenis berupa nama ilmiah
dan nama umumnya. Tanaman dikelompokkan berdasarkan manfaatnya menjadi
tanaman buah, sayur, hias, obat, dan rempah. Sampel pekarangan diukur
berdasarkan satuan meter persegi, kemudian dikelompokkan menurut luasannya.
Selain itu jenis-jenis tanaman pekarangan di ketiga kecamatan dibandingkan
menggunakan dengan Indeks Kesamaan Sorensen (Magurran 1998).
CN = 2jN/(aN+bN)
Keterangan :
CN
= indeks Sorensen
jN
= total individu terkecil yang ditemukan di ke-2 kecamatan sampel
aN
= jumlah individu di kecamatan A
bN
= jumlah individu di kecamatan B
HASIL
Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Beji memiliki luas sebesar 1.631,91 Ha yang terbagi menjadi 6
kelurahan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 42.931 KK.
Kecamatan Beji memiliki ketinggian antara 65-72 meter di atas permukaan laut
dengan topografi relatif datar. Temperatur rata-rata kecamatan Beji adalah
24,3°C-33°C dengan jumlah hujan 2.684 m/tahun.
Kecamatan Pancoran Mas memiliki luas wilayah sebesar 1.919,078 Ha
yang terdiri dari 6 kelurahan dengan jumlah KK sebanyak 43.458 KK. Kecamatan
Pancoran Mas berada di ketinggian 50-60 meter di atas permukaan laut dengan
topografi relatif data dan berbukit. Temperatur rata-rata kecamatan Pancoran Mas
adalah 24,3°C-33°C dengan jumlah curah hujan 2.684 m/tahun.
Kecamatan Sawangan memiliki luas wilayah 2.928,93 Ha yang terdiri dari
7 kelurahan dengan jumlah KK sebanyak 41.789 KK. Kecamatan Sawangan
memiliki ketinggian 50-60 meter di atas laut dengan topografi relatif datar.
Temperatur rata-rata kecamatan Sawangan adalah 28°C-33°C dengan jumlah
curah hujan 2.684 m/tahun (Profil Kota Depok).
Ketiga kecamatan tersebut memiliki jenis tanah Latosol. Kecamatan Beji
dan Pancoran Mas memiliki jenis tanah latosol coklat kemerahan. Sedangkan
kecamatan Sawangan memiliki jenis latosol merah dan latosol cokelat kemerahan.
Kondisi Masyarakat
Kebanyakan sampel kepala keluarga di ketiga kecamatan (46,6%)
merupakan pegawai dan pensiunan. Sampel kepala keluarga lainnya memiliki
pekerjaan sebagai petani (11,1%), wiraswasta (23,3%), dan pekerja lainnya (2%)
(Gambar 2). Hampir 50% sampel kepala keluarga berpendidikan setingkat SLTA,
5
Persentase Kepala Keluarga
dan hanya 13% sampel kepala keluarga berpendidikan di tingkat perguruan tinggi.
Jumlah sampel kepala keluarga yang tidak bersekolah paling sedikit dan jarang
ditemui di ketiga kecamatan (Gambar 3).
Sebesar 50% sampel kepala keluarga memiliki penghasilan > Rp
2.000.000,00 perbulan. Hanya 1% jumlah sampel kepala keluarga memiliki
penghasilan < Rp 750.000,00 dan sampel kepala keluarga tersebut hanya berada
di kecamatan Beji (Tabel 1). Sampel kepala keluarga kebanyakan (lebih dari 75%)
telah menempati rumah lebih dari 10 tahun. Hanya 1% sampel kepala keluarga
yang baru menempati rumah kurang dari satu tahun dan berada di kecamatan
Pancoran Mas (Tabel 2). Secara beurutan rata-rata 70% dan 80% kepala keluaraga
di Sawangan dan Beji adalah suku Betawi. Kepala keluarga lainnya berasal dari
suku Jawa, Sunda, dan Sumatera. Masyarakat di Pancoran Mas lebih beragam,
hanya 46% dari suku Betawi, sisanya adalah suku Jawa, Sumatera, dan Sulawesi
(Tabel 3).
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
Kecamatan Beji
10.0
Kecamatan Pancoran Mas
Kecamatan Sawangan
-
Mata Pencaharian
Gambar 2 Sampel (%) kepala keluarga di tiga kecamatan berdasarkan mata
pencahariannya
6
Persentase Kepala Keluarga
50
45
40
35
30
25
Kecamatan Beji
20
Kecamatan Pancoran Mas
15
Kecamatan Sawangan
10
5
0
SD/SR
SLTP
SLTA
Perguruan
Tinggi
Tidak
Sekolah
Pendidikan
Gambar 3 Sampel (%) kepala keluarga di tiga kecamatan berdasarkan pendidikan
Tabel 1 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan penghasilan per bulan
Nama Kecamatan
Nominal
Total
Beji
Pancoran Mas
Sawangan
< Rp 750.000,00
3,3
0
0
1,1
Rp 750.000 – Rp 1.000.000
13,3
3,3
0
5,5
Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000
20
20
13,3
17,7
Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000
23,3
16,6
36,6
25,5
40
60
50
50
> Rp 2.000.000
Tabel 2 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan lama tinggal
Waktu
Nama Kecamatan
Total
Beji
Pancoran Mas
Sawangan
0
3,3
0
1,1
1 – 5 tahun
3,3
3,3
0
2,2
5 – 10 tahun
10
16,6
16,7
14,4
86,6
76,6
83,3
82,2
< 1 tahun
> 10 tahun
7
Tabel 3 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan etnis suku
Jenis suku
Kecamatan
Total
Beji
Pancoran Mas
Sawangan
Betawi
86,6
46,6
70
67,7
Jawa
6,6
23,3
13,3
14,4
Sunda
6,6
10
10
11,1
Sumatera Barat
0
10
0
3,3
Bengkulu
0
0
6,6
2,2
Sanger (Sulawesi)
0
3,3
0
1,1
Keanekaragaman Taksa
Total tanaman yang berhasil diidentifikasi dan diinventarisasi di tiga
kecamatan Kota Depok adalah 142 jenis dari 52 suku yang terdiri dari 129 jenis
dari 51 suku di kecamatan Beji, 118 jenis dari 46 suku di kecamatan Pancoran
Mas dan 108 jenis dari 45 suku di kecamatan Sawangan (Tabel 4).
Hasil identifikasi dan pengelompokkan tanaman menunjukkan bahwa suku
dengan jenis terbanyak adalah suku Rutaceae dengan jumlah 12 jenis (Lampiran
3). Jenis yang paling sering ditemui di tiga kecamatan adalah pisang (Musa
paradisiaca) terdapat di 65,5% sampel pekarangan (Lampiran 3).
Tanaman dikelompokan menjadi empat kelompok yaitu tanaman hias,
tanaman buah, tanaman obat dan rempah serta tanaman sayur. Pengelompokan
didasarkan pada pengetahuan masyarakat tentang manfaat tanaman tersebut,
khusus untuk tanaman obat dan rempah memiliki dua manfaat yaitu sebagai obat
tradisional dan rempah untuk membuat masakan.
Tanaman hias di Kecamatan Beji berjumlah 49 jenis dari 27 suku, di
kecamatan Pancoran Mas berjumlah 47 jenis dari 26 suku dan di kecamatan
Sawangan berjumlah 44 jenis dari 24 suku (Tabel 4). Tanaman hias yang memiliki
jumlah jenis paling banyak ditanam di tiga kecamatan adalah suku Araceae
dengan jumlah jenis sebanyak 7 jenis (Lampiran 2). Jenis tanaman hias yang
paling banyak ditanam di tiga kecamatan adalah lidah mertua (Sansevieria
trifasciata) (Lampiran 3).
Tanaman buah di kecamatan Beji berjumlah 46 jenis dari 27 suku, di
kecamatan Pancoran Mas berjumlah 39 jenis dari 20 suku dan di Kecamatan
Sawangan berjumlah 34 jenis dari 18 suku. (Tabel 4).Tanaman buah dengan jenis
terbanyak adalah suku Rutacea yaitu 12 jenis (Lampiran 2). Tanaman dari suku
Myrtaceae terdiri dari 7 jenis dijumpai di 65% pekarangan. Jenis tanaman buah
yang paling banyak ditanam di tiga kecamatan adalah pisang (Musa paradisiaca)
terdapat di 65,5 % sampel pekarangan (Lampiran 3).
Sementara itu untuk tanaman obat dan rempah diketemukan bahwa di
Kecamatan Beji berjumlah 25 jenis dari 14 suku, di kecamatan Pancoran Mas
berjumlah 25 jenis dari 13 suku dan di kecamatan Sawangan berjumlah 23 jenis
dari 11 suku (Tabel 4). Tanaman obat dan rempah yang memiliki spesies
terbanyak ditanam di tiga kecamatan adalah suku Zingeberaceae dengan jumlah
jenis sebesar 9 jenis (Lampiran 2). Jenis tanaman obat dan rempah yang paling
banyak ditanam di tiga kecamatan adalah daun pandan (Pandanus amarylifolius)
terdapat di 40% sampel pekarangan (Lampiran 3).
8
Tanaman sayuran di Kecamatan Beji berjumlah 10 jenis dari 5 suku, di
Kecamatan Pancoran Mas berjumlah 7 jenis dari 4 suku dan di kecamatan
Sawangan berjumlah 6 jenis dari 4 suku (Tabel 4). Tanaman sayur yang memiliki
jenis terbesar dan terbanyak ditanam di tiga kecamatan adalah suku Solanaceae
dengan jumlah jenis sebesar empat jenis (Lampiran 2). Cabai (Capsicum annum)
merupakan jenis tanaman sayur banyak ditanam di tiga kecamatan. Cabai terdapat
di 26,6% sampel pekarangan (Lampiran 3).
Tabel 4 Hasil identifikasi dan pengelompokkan pemanfaatan tanaman di
Kecamatan Beji, Sawangan, dan Pancoran Mas
Kelompok tanaman
Kecamatan
Beji
Jenis Suku
Kecamatan
Pancoran Mas
Jenis Suku
Kecamatan
Sawangan
Jenis Suku
Total ditemukan
Jenis
Suku
Tanaman hias
49
27
47
26
44
24
53
29
Tanaman buah
Tanaman obat dan
rempah
Tanaman sayur
46
22
39
20
34
18
53
22
25
14
25
13
23
11
26
14
10
5
7
4
6
4
10
5
Total ditemukan
129
51
45
142
52
118
46
107
Perbandingan Komposisi Jenis Tanaman Antar Kecamatan
Persamaan jenis tanaman dianalisis dengan Indeks Kesamaan Sorensen.
Nilai Indeks Sorensen kuantitatif menunjukkan kesamaan jenis di antara dua
kecamatan. Jika nilai indeks > 0.5 menunjukkan tingkat persamaan jenis tanaman
yang tinggi, sedangkan nilai indeks < 0.5 memiliki tingkat persamaan jenis
tanaman yang rendah. Jenis-jenis tumbuhan yang ditanam di tiga kecamatan
sebagian besar sama. Ini dapat dilihat dari Indeks Kesamaan Sorenson yang
menunjukkan nilai lebih dari 0,6 , bahkan Indeks Sorenson tanaman buah di
Kecamatan Sawangan dan Pancoran Mas sebesar 0,8. Tanaman sayur di
Kecamatan Pancoran Mas dan Beiji memiliki Indeks Sorenson sebesar 0,52
(Tabel 5).
Tabel 5 Nilai Indeks Kesamaan Sorensen Kuantitatif tanaman hias, buah, sayur,
obat dan rempah
Kecamatan
Jenis Tanaman
Beji - Sawangan
Sawangan - Pancoran Mas
Pancoran Mas - Beiji
Hias
0,61
0,64
0,7
Buah
0,64
0,8
0,7
Obat dan rempah
0,61
0,63
0,75
Sayur
0,68
0,73
0,52
Perbandingan Jumlah Jenis Tanaman dengan Luas Pekarangan pada Setiap
Kecamatan
Perbandingan ekologi pekarangan di tiga kecamatan yang menjadi lokasi
penelitian dapat dilihat dari perbandingan jumlah jenis tanaman dengan luas
pekarangan dan keaneragaman jenis di setiap rumah. Luas pekarangan rumah
dikelompokkan menjadi lima, yaitu luas halaman 300m2. Sedangkan jumlah jenis tanaman dikelompokkan
9
menjadi 1-15 tanaman, 16-30 tanaman, 31-45 tanaman, 46-60 tanaman, 61-75
tanaman dan 75-90 tanaman.
Hasil inventarisasi luas pekarangan dan identifikasi jenis tanaman di ketiga
kecamatan bervariasi. Pada kecamatan Sawangan memiliki luas pekaranagn yang
beragam dengan keanekaragaman tanaman yang rendah dan sedang dibandingkan
dengan kecamatan Beji dan Pancoran Mas. Kecamatan Beji dan Pancoran
memiliki sebaran luas pekarangan yang lebih bervariasi dengan jumlah jenis
tanaman yang beragam mulai dari keanekaragaman rendah sampai dengan
keanekaragaman sangat tinggi. Pada kecamatan Pancoran terdapat sampel
pekarangan dengan luas >300m2 dengan jumlah jenis tanaman sebanyak 90 jenis
tanaman.
Pada umumnya jumlah rumah di tiga kecamatan memiliki luas pekarangan
2
45 jenis) dan dikelompokkan berdasarkan luas halaman di kecamatan Beji, Pancoran Mas, dan Sawangan
Kategori Keragaman Jenis
Kelompok Luas
Pekarangan (m2)
Kecamatan Beji
Kecamatan Pancoran Mas
Kecamatan Sawangan
1-15.
16-30
31-45
> 45
1-15.
16-30
31-45
>45
1-15.
16-30
31-45
> 45
300
6.6
13.3
0
0
0
16.6
0
3.3
10
6.6
0
0
11
Keanekaragaman Jenis di Setiap Rumah
Sebagian besar rumah di kecamatan Sawangan memiliki keanekaragaman
tanaman yang rendah. Sebanyak 63,3% sampel pekarangan di kecamatan
Sawangan memiliki 1-15 jenis tanaman (keanekaragaman rendah). Pekarangan
yang memiliki keragaman 16-30 jenis tanaman ada 30% sampel pekarangan.
Sedangkan pekarangan dengan 31-45 dan >45 jenis tanaman dijumpai masingmasing di 3,3% sampel pekarangan. Di kecamatan Pancoran Mas pekarangan
dengan keanekaragaman 1-15 dan 16-30 jenis tanaman masing-masing dijumpai
pada 43,3% sampel pekarangan. Sebanyak 10% sampel pekarangan memiliki
keragaman 31-45 jenis tanaman dan hanya 3% yang memiliki keanekaragaman
>45 jenis tanaman. Di kecamatan Beji pekarangan dengan keanekaragaman 16-30
jenis tanaman dijumpai dengan frekuesi paling tinggi (53,3%). Pekarangan dengan
keanekaragaman 1-15 jenis tanaman dan 31-45 jenis tanaman masing-masing
dijumpai dengan jumlah sebesar sebesar 36,6% dan 10%. Di kecamatan Beji tidak
ditemui pekarangan rumah dengan keanekaragaman > 45 jenis tanaman (Gambar
4).
70
Jumlah Sampel Rumah
60
50
40
Kecamatan Beji
30
Kecamatan Pancoran Mas
Kecamatan Sawangan
20
10
0
1 - 15
16 - 30
31 -45
> 45
Jumlah Jenis Tanaman di Tiga Kecamatan
Gambar 4 Keanekaragaman jenis di setiap rumah
Biaya Perawatan dan Persepsi Masyarakat Mengenai Pekarangan
Pekarangan yang diinginkan masyarakat adalah pekarangan yang asri, indah,
luas, atau menghasilkan. Masyarakat tidak hanya menginginkan satu tipe
pekarangan tetapi menginginkan untuk memiliki dua atau lebih tipe pekarangan.
Pekarangan yang asri merupakan tipe pekarangan yang diinginkan oleh sebagian
besar sampel kepala keluarga di kecamatan Beji (63,8%), Pancoran Mas (71,4%),
dan Sawangan (52,5%) (Gambar 5). Tanaman yang dapat dikonsumsi (seperti
buah dan sayur) sebagai tanaman yang sebaiknya ditanam dipilih oleh sebagian
besar di kecamatan Beji (55,5%), dan Pancoran Mas (41 %). Sedangkan sampel
kepala keluarga di Pancoran Mas sebagian besar (45 %) berpendapat tanaman hias
12
sebagai tanaman yang baik ditanam pekarangan (Gambar 6). Kebanyakan
masyarakat tidak mengeluarkan biaya dalam jumlah besar untuk memelihara
pekarangan. Semua sampel kepala keluarga di kecamatan Pancoran Mas (100%)
dan Sawangan (100%) mengeluarkan biaya < Rp 50.000,00 perbulan untuk
memelihara pekarangan (Tabel 7).
Persentasae Kepala Keluarga
80
70
60
50
40
Kecamatan Beji
30
Kecamatan Pacoran Mas
20
Kecamatan Sawangan
10
0
Asri dan indah
Luas
Menghasilkan
Lainnya
Jenis Pekarangan
Gambar 5 Jumlah sampel (%) kepala keluarga berdasarkan pendapatnya tentang
pekarangan yang diinginkan
Jumlah sampel kepala keluarga
60
50
40
Kecamatan Beji
30
Kecamatan Pancoran
Mas
Kecamatan Sawangan
20
10
0
Tanaman yang diinginkan
Tanaman Obat
Tanaman Hias
Kelompok Tanaman
Tanaman yang
dapat dikonsumsi
(seperti buah dan
sayur)
Gambar 6 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan pendapatnya tentang
kelompok tanaman yang baik ditanam di pekarangan
13
Tabel 7 Sampel (%) kepala keluarga berdasarkan biaya yang dikeluarkan khusus
untuk perawatan pekarangan
Nominal
< Rp 50.000
Rp 50.000 – Rp 150.000
Rp 150.000 – Rp 200.000
> Rp 200.000
Nama Kecamatan
Total
Beji
Pancoran Mas
Sawangan
96,7
100
100
98,9
0
0
0
0
0
0
0
3,3
0
0
1,1
PEMBAHASAN
Kelompok tanaman hias merupakan kelompok tanaman yang paling banyak
ditanam dibandingkan tanaman buah, sayur, obat dan rempah. Tanaman hias
banyak ditanam oleh masyarakat di tiga kecamatan karena mereka lebih
mengutamakan keindahan dan keasrian pekarangan dibandingkan dengan fungsi
ekonominya. Kota Depok termasuk ke dalam daerah urban. Hal ini sebanding
dengan penelitian Arifin (1998) dan Kehlenbeck et al (2007) yang menyatakan
bahwa pekarangan di daerah urbanisasi ada kecenderungan memandang
pekarangan dari fungsi estetikanya dibanding fungsi pangan dan ekonomi. Selain
itu, tanaman hias mudah dirawat dan tidak memerlukan biaya yang banyak.
Hampir semua sampel kepala keluarga hanya mengeluarkan dana kurang dari Rp
50.000,00 dalam sebulan untuk perawatan pekarangan. Sebagian besar masyarakat
di kecamatan Beji, Pancoran Mas dan Sawangan bermata pencaharian sebagai
pegawai dan pensiunan. Pegawai tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus
tanaman. Bagi penghuni rumah yang sudah pensiun merawat tanaman menjadi
hobi dan pengisi waktu luang mereka. Mereka dapat mengatur posisi tanaman dan
pot atau bentuk tanaman hias untuk meningkatkan estetika. Pekarangan berkaitan
dengan hobi dalam mengisi waktu luang pemilik (Nahda 2012).
Pola pemilihan jenis tanaman yang ditemukan di tiga kecamatan di kota
Depok ini sesuai dengan hasil penelitian Peyre et al. (2006), bahwa struktur
vegetasi pekarangan di Depok yang merupakan daerah urban, bahwa tanaman hias
adalah yang paling banyak jumlahnya kemudian diikuti oleh jumlah tanaman buah
dan bumbu. Tanaman yang ditanam di pekarangan memiliki peran dan manfaat
yang dibutuhkan oleh pemilik pekarangan sehingga terdapat hubungan antara
keanekaragaman tanaman pekarangan dengan aspek sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat (Trinh et al. 2003; Galluzi 2010; Vlkova et al. 2010).
Jenis tanaman hias yang paling sering ditanam di tiga kecamatan adalah
lidah mertua (Sansevieria trifasciata). Tanaman lidah mertua banyak ditanam
karena memiliki pola daun yang unik dan dapat dirawat dengan mudah. Selain itu,
tanaman lidah mertua diketahui dapat menyerap timbal yang ditimbulkan oleh
kendaraan bermotor atau polusi udara lainnya (Dewi dan Hapsari 2012)
Kelompok tanaman buah merupakan kelompok tanaman kedua terbanyak
yang ditanam. Tanaman buah banyak ditanam karena sebagian besar masyarakat
berpendapat bahwa tanaman yang baik ditanam di pekarangan adalah tanaman
yang dapat dikonsumsi. Hasil penelitian ini menunjukkan jenis tanaman yang
14
paling banyak ditanam di tiga kecamatan adalah pisang (Musa paradisiaca). Suku
Myrtaceae merupakan suku tanaman buah yang paling banyak ditanam.
Myrtaceae banyak ditanam karena mudah dipelihara dan mudah perawatannya.
Kelompok tanaman obat dan rempah merupakan urutan ketiga terbanyak
ditanam di tiga kecamatan. Hampir 70% sampel kepala keluarga adalah
masyarakat Betawi. Masyarakat Betawi banyak menggunakan tanaman-tanaman
tersebut ke dalam masakan mereka dan sebagai obat tradisional. Jenis tanaman
obat dan rempah yang paling banyak ditanam di tiga kecamatan adalah daun
pandan (Pandanus amarylifolius). Daun pandan digunakan dalam masakan agar
manambah aroma menjadi harum. Selain itu, daun pandan banyak digunakan oleh
masyarakat sebagai pewarna hijau alami untuk kue atau panganan kecil lainnya.
Tanaman yang paling sedikit ditanam di sampel pekarangan adalah tanaman
sayur. Tanaman sayur sedikit ditanam karena bagi masyarakat tanaman sayur
memerlukan lebih banyak biaya dan waktu untuk dirawat. Mata pencaharian
sampel kepala keluarga sebagian besar adalah pegawai, buruh, dan wiraswasta
yang tidak mempunyai banyak waktu luang. Selain itu, tanaman sayur juga
membutuhkan lahan yang luas. Sebagian besar sampel pekarangan memiliki luas
kurang dari 50m2. Tanaman sayur yang ditanam dimanfaatkan untuk dikonsumsi
sendiri oleh pemilik pekarangan. Tanaman sayur paling sering ditanam di tiga
kecamatan adalah dan cabai (Capsicum annum) karena mudah perawatannya dan
tidak membutuhkan lahan yang luas.
Nilai Indeks Kesamaan Sorenson menunjukkan kesamaan jenis tanaman di
dua lokasi. Nilai Indeks Kesamaan Sorenson yang didapat adalah 0,52 – 0,8 yang
menunjukkan bahwa Pekarangan di tiga kecamatan memiliki banyak jenis-jenis
tanaman yang sama. Hal ini disebabkan karena ketiga kecamatan terdapat di
daerah yang sama (daerah urban), kondisi masyarakat di tiga kecamatan hampir
sama (mata pencaharian, tingkat pendidikan,penghasilan, lama tinggal, dan suku)
dan lebih dari 50% sampel kepala keluarga di setiap kecamatan menginginkan tipe
pekarangan yang asri dan indah sehingga tanaman-tanaman yang ditanam hampir
sama.
Keanekaragaman tanaman yang tinggi tidak selalu dijumpai pada sampel
pekarangan yang luas. Pada beberapa sampel pekarangan tanaman hias bisa
ditanam di pot, sehingga dapat mengefesiensikan luas halaman yang ada dan
menambah keanekaragaman tanaman yang ada di pekarangan. Kebanyakan
sampel pekarangan di tiga kecamatan memiliki pekarangan kurang dari 50m2.
Selain menambah estetika halaman, menanam di pot juga dapat menghemat luas
halaman agar dapat dipakai untuk fungsi lain misalkan garasi mobil (Nahda 2012).
Fungsi pekarangan di tiga kecamatan sebagian besar adalah sebagai tempat
sosial dan peneduh. Maksud pekarangan sebagai tempat sosial disini adalah
tempat untuk bercengkrama antara pemilik rumah dengan tetangga dan tempat
pemilik rumah menyambut tamu. Sebagian besar sampel kepala keluarga adalah
masyarakat Betawi. Masyarakat Betawi seringkali menyambut tamu di serambi
depan rumah (Rambe 2006) dengan demikian masyarakat berusaha membuat
pekarangan menjadi asri dengan menanam tanaman.
15
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Tanaman yang berhasil diidentifikasi dan diinventarisasi di tiga kecamatan
di kota Depok adalah 52 suku dan 142 jenis, yang meliputi 129 jenis (51 suku) di
kecamatan Beji, 118 jenis (46 suku) di kecamatan Pancoran Mas, dan 108 jenis
(45 suku) di kecamatan Sawangan. Tanaman-tanaman tersebut dikelompokkan
menjadi tanaman hias, tanaman buah, tanaman obat dan rempah, serta tanaman
sayur. Tanaman hias paling banyak ditanam karena masyarakat di tiga kecamatan
lebih memperhatikan segi estetika daripada segi ekonomi dalam memanfaatkan
pekarangan. Keanekaragaman jenis tanaman yang lebih banyak tanaman hias
daripada kelompok tanaman lainnya di ketiga kecamatan juga dipengaruhi oleh
mata pencaharian sebagai pegawai dan pensiunan, serta luas pekarangan yang
kurang dari 50m2.
Saran
Sebaiknya pemerintah melakukan sosialisasi mengenai pemanfaatan
pekarangan bagi warga dengan lebih serius. Ini dikarenakan banyaknya
pekarangan yang tidak dioptimalkan pemanfaatannya oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Andhika I Made. 2004. Pola penataan ruang unit pekarangan di Desa Bongu,
Tabunan. J Pemukim Natah. 2(1):1-5.
Arifin HS. 1998. Study on the vegetation structure of pekarangan and it’s changes
in West Jav [Disertasi]. Okoyama (JP): The Graduate School of Natural
Science an Technology (Doctor Course), Okoyama University.
Dewi Y.S, Hapsari I. 2012. Kajian efektivitas daun puring (Codiaeum
variegatum) dan lidah mertua (Sansevieria trifasciata) dalam menyerap
timbal di udara ambien. Journal Ilmiah Satya Negara Indonesia. 5(2):1-7.
Fanani Z, Rahayu M. 1996. Pekarangan, Peranan, dan Pemanfaatannya di Desa
Fatum Nasi – TTs, Timor. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Lustrum VII;
1995 Sep 18-20.Yogyakarta, Indonesia. Yogyakarta (ID): Fak. Biologi
Univ.Gadjah Mada. hlm: 137-135.
Galuzzi G, Eyzaguirre P, Valeria N. 2010. Home gardens: neglected hotspots of
agro-biodiversity and cultural diversity. Biodivers Conserv. 19:3635-3654.
Hadi DS. 1989. Pengaruh berbagai karakteristik sosial ekonomi masyarakat
terhadap fungsi pekarangan kota [tesis]. Depok (ID): Fakultas Pascasarjana
Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan Ekologi Manusia, Universitas
Indonesia.
Hodel U, Gessler M. 1997. In Situ Conseravation of Plant Genetic Resources in
Home Gardens of
Southern Vietnam. Rome (IT): IPGRI Pr.
16
Kehlenbeck K. 2007. Rural homegardens in Central Sulawesi, Indonesia; an
example for a suistainable agro-ecosystem [disertasi] Gottingen (DE): der
Fakultät für Agrarwissenschaffen, der Georg-August-Universität Gottingen.
Magurran AE. 1998. Ecological Diversity and Its Measurrement. Croom Helm,
London.
Misjihadiah E. 2001. Ekologi Pekarangan : struktur, pola pekarangan dan
hubungan faktor sosial ekonomi masyarakat terhadap keanekaragaman jenis
tanaman di sekitar Cagar Alam Lembah Harau, Sumatera Barat [tesis].
Depok (ID) : Program Pasca Sarjana Program, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Umum, Universitas Indonesia.
Nahda K. 2012. Struktur, Fungsi, dan Dinamika Keanekaragaman Hayati
Pertanian pada Pekarangan di Hulu DAS Kalibekasi, Kabupaten Bogor
[Tesis]. Bogor (ID): Dept Arsitektur Lanskap, Pascasarjana IPB.
Peyre, A., A. Guidal, K.F. Wiersun and F. Bongers. 2006. Dynamics of
Homegardens structure and function in Kerala, India. Agroforestery System.
66:101-115.
Rambe KB. 2006. Identifikasi pola pekarangan pada Perkampungan Budaya Situ
Babakan, Jakarta Selatan [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Rahayu M, Siagian. 1994. Peranan Pekarangan dalam Usaha Meningktkan
Pendapatan Keluarga. Majalah Ilmiah Universitas Gadjah Mada no 1. Edisi
ketiga. Hal : 19-29.
Soetomo. 1992. Mengelola Pekarangan Sejahtera. Bandung (ID): Sinar Baru.
Sutjihati S. 2010. Ekologi pekarangan di Perkampungan Budaya Betawi
Srengseng Sawah Jakarta Selatan [Tesis]. Bogor (ID): Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Trinh LN, Watson JW, De NN, Minh NV, Chu P, Sthapit BR, Eyzaguire PB.
2003. Agrobiodiversity conservation and development in Vietnamese home
gardens. Agriculture, Ecosytem and Environment. 97(2003):317-344.
Vlkova M, Polesay Z, Verner V, Banout J, Dvorak M, Havlik J, Lojka B, Ehl P,
Krausova J. 2010. Ethnobotanical knowledge and agrobiodiversuty in
subsistence farming: case study of home gardens in Phong My commune,
central Vietnam. Genetic Resources Crop Evolution. doi: 10.1007/s10722010-9603-3.
17
LAMPIRAN
18
Lampiran 1 Kuisioner
Petunjuk pengisian :
1. Isilah biodata Bapak/Ibu selengkap-lengkapnya
2. Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban
yang paling sesuai dengan Bapak/Ibu.
3. Apabila diantara pilihan jawaban tidak ada yang sesuai dengan Bapak/Ibu
,maka bisa menuliskan di pilihan yang bertuliskan “Lainnya.....” .
Terima kasih atas bantuan dan kerja samanya.
BIODATA RESPONDEN
Nama Lengkap: ___________________________________________________
Jenis Kelamin: ____________________________________________________
Tempat dan Tanggal Lahir : __________________________________________
Alamat sekarang : __________________________________________________
Daerah asal / Suku:________________(mohon diisi jika merasa tidak keberatan)
No.
1.
2.
3.
Pertanyaan
Apa pendidikan terakhir Bapak/Ibu ?
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan Tinggi
e.
Lainnya.......................................................
Apa pekerjaan Bapak/Ibu sekarang ?
a. Petani
b. Pedagang
c. Buruh
d. Wiraswasta
e. Pegawai
f. Lainnya......................................................
Berapa alokasi dana yang Bapak/Ibu keluarkan
untuk merawat pekarangan dalam sebulan ?
a. Kurang dari Rp 70.000
b. Rp 50.000 – Rp 100.000
c. Rp 100.000 – Rp 200.000
Keterangan
19
4.
5.
6.
7.
d. Lebih dari Rp 200.000
e.
Lainnya.........................................................
Berapa lama Bapak/Ibu sudah menempati rumah
yang sekarang Bapak/Ibu tempati ?
a. kurang dari 1 tahun
b. 1 – 3 tahun
c. 5 – 10 tahun
d. Lebih dari 10 tahun
Berapa Luas pekarangan rumah Bapak/Ibu ?
a. Kurang dari 50 meter
b. 50 – 100 meter
c. 100 – 200 meter
d. 200 – 300 meter
e. Lebih dari 300 meter
Menurut Bapak/Ibu, Apa jenis tanaman yang paling
baik ditanam di pekarangan ?
a. Tanaman Obat
b. Tanaman Hias
c. Tanaman yang dapat dikonsumsi
(buah,sayur,dll)
d. Lainnya..................................................
Bagaimana pekarangan yang sebenarnya Bapak/Ibu
inginkan ?
a. Asri
b. Indah
c. Luas
d. Menghasilkan
e. Lainnya..................................................
Boleh memilih lebih
dari satu pilihan
Boleh memilh lebih
dari satu pilihan
Jika pemilik pekarangan merupakan seorang Kolektor maka akan diberi
pertanyaan mengenai asal bibit tanamannya.
20
Lampiran 2 Jumlah jenis pada suku tanaman yang ditemukan di Kecamatan Beji,
Sawangan, dan Pancoran Mas
Jumlah jenis
Nama Suku
Beji
Sawangan
Adiantaceae
1
1
1
Total ditemukan di tiga
kecamatan
1
Agavaceae
2
2
3
3
Amaryllidaceae
1
1
1
1
Anacardiaceae
3
4
2
4
Annonaceae
3
3
3
3
Anthericaceae
1
1
1
1
Apiaceae
1
-
-
1
Apocynaceae
3
3
3
3
Araceae
7
5
6
7
Arecaceae
7
7
7
7
Begoniaceae
1
1
1
1
Cactaceae
2
-
2
2
Caricaceae
1
1
1
1
Clusiaceae
1
-
1
2
Commelinaceae
-
1
1
1
Crassulaceae
1
1
1
1
Cyperaceae
1
1
1
1
Dracaenaceae
2
2
2
2
Euphorbiaceae
6
6
6
6
Fabaceae
6
3
4
7
Gnetaceae
1
1
1
1
Heliconiaceae
1
1
1
-
Pancoran Mas
Lamiaceae
3
3
3
3
Lauraceae
1
1
1
1
Liliaceae
1
1
1
1
Lythraceae
2
2
2
2
Malvaceae
3
2
2
4
Maranthaceae
1
1
-
1
Meliaceae
3
3
2
3
Moraceae
3
3
-
3
Musaceae
1
1
1
1
Myrtaceae
7
4
6
7
Nyctaginaceae
2
2
2
2
Nymphaeaceae
1
-
-
1
Oleaceae
5
3
4
5
Orchidaceae
1
-
1
1
Oxalidaceae
2
2
2
2
Pandanaceae
1
1
1
1
Passifloraceae
1
1
-
1
21
Phyllanthaceae
2
1
2
2
Piperaceae
2
2
3
3
Poaceae
1
1
1
1
Polypodiaceae
1
-
1
1
Portulacaceae
1
1
1
1
Rosaceae
2
-
-
2
Rubiaceae
3
4
4
4
Rutaceae
8
5
8
12
Sapindaceae
2
2
2
2
Sapotaceae
2
2
2
2
Solanaceae
5
4
5
5
Thymelaeaceae
1
1
1
1
Zingeberaceae
10
10
10
10
22
Lampiran 3 Daftar nama suku, jenis (lokal dan ilmiah), habitus tanaman pekarangan dan pemanfaatannya serta jumlah rumah tempat
tanaman ditemukan di tiga kecamatan
Famili
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Habitus
Manfaat
Beji
Sawangan
Pancoran
Mas
Total rumah
Total dalam
Total
persen
Adiantaceae
Paku suplier
Adiantum capillus-veneris
Epifit
Tanaman hias
6
4
6
16
17,7
Agavaceae
Agave amerika
Agave americana
Perdu
Tanaman hias
-
3
1
4
4,4
Hanjuang
Cardyline fruticosa
Pohon
1
-
1
2
2,2
Amaryllidaceae
Lidah mertua
Bunga bakung
Sansevieria trifasciata
Crinum asiaticum
Perdu
Herba
Tanaman hias
Tanaman
hias
Tanaman hias
24
9
15
5
19
5
58
19
64,4
21,1
Anacardiaceae
Jambu monyet
Anacardium occidentale
Pohon
Buah
-
2
-
2
2,2
Kedondong
Spondias dulcis
Pohon
Buah
2
1
-
3
3,3
Mangga
Mangifera indica
Pohon
Buah
17
12
10
39
43,3
Mangga bacang
Mangifera foetida
Pohon
Buah
1
1
2
4
4,4
Kenanga
Cananga odorata
Pohon
Buah
9
2
7
18
20
Sirsak
Annona muricata
Pohon
Buah
4
2
6
12
13,3
Srikaya
Annona squamosa
Pohon
Buah
6
7
4
17
18,8
Anthericaceae
Lili paris
Chlorophytum comosum
Herba
Tanaman hias
6
3
1
10
11,1
Apiaceae
Seledri
Apium graveolens
Herba
Sayur
1
-
-
1
11,1
Apocynaceae
Kamboja
Plumeria acuminata
Pohon
Tanaman hias
2
2
3
7
7,7
Kamboja jepang
Adenium obesum
Semak
Tanaman hias
13
6
19
38
42,2
Tapak dara
Catharanthus roseus
Perdu
Tanaman hias
4
1
1
6
6,6
Anthurium
Anthurium jenmanii
Herba
Tanaman hias
15
6
9
30
33,3
Beras wutah
Dieffenbachia amoena
Perdu
Tanaman hias
13
8
11
32
35,5
Gelombang cinta
Anthurium plowmanii
Herba
Tanaman hias
10
5
10
25
27,7
Kuping gajah
Anthurium crystallinum
Herba
Tanaman hias
23
9
16
48
53,3
Annonaceae
Araceae
Kuping gajah
(kembang)
Anhturium andreanum
Herba
Tanaman hias
1
Sente
Alocasia macrorrhiza
Herba
Tanaman hias
3
Alokasia
Alocasia sp
Pohon
Tanaman hias
1
Palem (buahnya gatel)
Archontophoenix alaxandre
Pohon
Tanaman hias
Palem botol
Hyophorbe lagenicaulis
Pohon
Palem kipas
Livistona chinensis
Palem merah
Palem phoenix
2
2,2
3
4
10
11,1
1
1,1
6
1
3
10
11,1
Tanaman hias
7
1
2
10
11,1
Pohon
Tanaman hias
4
4
2
10
11,1
Cyrostachys lakka
Pohon
Tanaman hias
3
1
3
7
7,7
Phoenix roebelinii
Pohon
Tanaman hias
1
2
1
4
4,4
Palem putri
Veitchia merilii
Pohon
Tanaman hias
2
2
1
5
5,5
Kelapa
Cocos nucifera
Pohon
Buah
5
5
5
15
16,6
Begoniaceae
Begonia
Begonia sp
Herba
Tanaman hias
0
1
2
3
3,3
Cactaceae
Wijaya Kusuma
Epiphyllum oxpetalum
Perdu
Tanaman hias
3
-
2
5
5,5
Buah naga
Hylocereus undatus
Herba
Buah
1
-
1
2
2,2
Caricaceae
Pepaya
Carica pepaya
Herba
Buah
8
19
9
36
40
Clusiaceae
Asam kandis
Garcinia xanthocymus
Pohon
Buah
-
-
1
1
1,1
Manggis
Garcinia mangostana
Pohon
Buah
1
-
-
1
1,1
Commelinaceae
Nenas kerang (hias)
Rhoea spathacea
Epifit
Tanaman hias
-
1
11
12
13,3
Crassulaceae
Cocor bebek
Kalanchoe blossfeldiona
Herba
Tanaman hias
1
2
3
6
6,6
Cyperaceae
Kucai jepang
Carex morrowii
Semak
Tanaman hias
2
3
1
6
6,6
Dracaenaceae
Bambu Jepang
Dracaena surculosa
Perdu
Tanaman hias
6
5
3
14
15,5
Drakaena
Dracaena reflexa
Perdu
4
1
2
7
7,7
Jarak pagar
Jatropha curcas
Perdu
6
2
1
9
10
Patah tulang
Eupharbia tirucalli
Perdu
Tanaman hias
Obat dan
rempah
Obat dan
rempah
3
1
3
7
7,7
Akalifa
Acalypha wilkesiana
Perdu
Tanaman hias
15
5
6
26
28,8
Arecaceae
Euphorbhiaceae
23
1
24
Daun teh-tehan
Acalypha siamensis
Semak
Tanaman hias
5
12
5
22
24,4
Ekorbia
Euphorbia mili
Perdu
Tanaman hias
7
8
11
26
28,8
Pohon zig-zag
Pedilanthus tithymaloides
Herba
Tanaman hias
5
1
1
7
7,7
Kacang hias
Arachis pintoi
Herba
Tanaman hias
-
-
2
2
2,2
Asam jawa
Tamarindus indica
Pohon
Buah
4
3
3
10
11,1
Nam-nam
Jengkol
Cynometra cauliflora
Archidendron pauciflorum
Pohon
Pohon
Buah
Sayur
3
1
-
1
4
1
4,4
1,1
Pete
Parkia speciosa
Pohon
Sayur
1
-
-
1
1,1
Pete cina
Leucaena leucocephala
Pohon
2
1
3
6
6,6
Daun saga
Abrus precatorius
Pohon
Sayur
Obat dan
rempah
5
1
-
6
6,6
Gnetaceae
Melinjo
Gnetum gnemon
Pohon
Sayur
7
6
1
14
15,5
Heliconiaceae
Pisang hias
Heliconia colinsiana
Herba
Tanaman hias
4
3
5
12
13,3
Lamiaceae
Myana
Solenosteman scutellarioides
Herba
6
2
4
12
13,3
Kemangi
Octimum x citridorum
Herba
Tanaman hias
Obat dan
rempah
Obat dan
rempah
1
2
4
7
7,7
2
2
2
6
6,6
8
4
3
15
16,6
9
4
10
23
25,5
Fabaceae
Kumis kucing
Orthoshipon stamineus
Pohon
Lauraceae
Alpukat (tanpa bulu)
Persea americana
Pohon
Liliaceae
Lidah buaya
Aloe vera
Herba
Buah
Obat dan
rempah
Lythraceae
Delima (merah)
Punica nana
Pohon
Buah
1
1
1
3
3,3
Delima (putih)
Punica grantum
Semak
Buah
2
1
2
5
5,5
Kembang Sepatu
Hibiscus rosasinensis
Pohon
Buah
2
-
1
3
3,3
Coklat
Theobroma cacao
Pohon
Buah
2
-
-
2
2,2
Durian
Durio ziberthius
Pohon
Buah
8
5
4
17
18,8
Durian kalimantan
Durio grandifloru
Pohon
Buah
-
1
-
Garut
Marantha arunddinacea
Herba
Tanaman hias
1
13
Malvaceae
Maranthaceae
1
1,1
14
15,5
Aglaia odorata
Perdu
Tanaman hias
3
4
-
7
7,7
Duku
Lansium domesticum
Pohon
Buah
2
4
1
7
7,7
Kecapi
Sandorium koetjape
Pohon
Buah
1
1
1
3
3,3
Pohon dollar
Ficus pumila
Herba
Tanaman hias
7
7
4
18
20
Cempedak
Arthocarpus integer
Pohon
Buah
2
4
3
9
10
Nangka
Artocarpus heterophyllus
Pohon
Buah
5
4
4
13
14,4
Pisang
Dewandaru
Musa paradisiaca
Eugenia uniflora
Herba
Perdu
Buah
Buah
7
2
27
-
25
1
59
3
65,5
3,3
Jambu air
Eugenia aquea
Perdu
Buah
6
7
7
20
22,2
Jambu air kancing
Syzigium malaccense
Perdu
Buah
1
-
-
1
1,1
Jambu biji / batu
Psidium guajava
Perdu
Buah
4
13
8
25
27,7
Jambu Bol
Syzygium malaccense
Pohon
Buah
2
8
6
16
17,7
Pucuk Merah
Syzygium oleina
Perdu
7
10
3
20
22,2
Salam
Szygium polyantum
Semak
Tanaman hias
Obat dan
rempah
9
-
6
15
16,6
Bougenville
Bougainvillea glabra
Pohon
Tanaman hias
4
2
6
12
13,3
Bunga pukul empat
Mirabilis jalapa
Perdu
Tanaman hias
2
1
-
3
3,3
Nymphaeaceae
Teratai pink
Nymphaea naouchali
Herba
Tanaman hias
1
-
-
1
1,11
Oleaceae
Sri gading
Nyctanthes arbor-tristis
Perdu
8
4
10
22
24,4
Daun suji
Dracaena angustifolia
Perdu
Tanaman hias
Obat dan
rempah
7
-
6
13
14,4
Melati
Jasminus sambac
Semak
Tanaman hias
10
2
4
16
17,7
Melati gambir
Jasminus pubescens
Semak
Tanaman hias
11
3
-
14
15,5
Zaitun
Olea europaea
Pohon
Tanaman hias
1
-
1
2
2,2
Anggrek bulan
Belimbing Manis
(dewi)
Phalaenopsis amabilis
Epifit
Tanaman hias
3
-
2
5
5,5
Averrhoa carambola
Pohon
Buah
7
9
6
22
24,4
Moraceae
Musaceae
Myrtaceae
Nyctaginaceae
Orchidaceae
Oxalidaceae
25
Pacar cina
Meliaceae
26
Belimbing wuluh
Averrhoa blimbi
Pohon
Pandanaceae
Pandan wangi
Pandanus amarylifolius
Passifloraceae
Marqisa
Passiflora edulis
Perdu
Tanaman
merambat
Phyllanthaceae
Katuk
Sauropus androgynus
Perdu
Ceremai
Phyllantus acidus
Lada
Piper nigrum
Sirih
Piper betle
Sirih merah
Piper crocatum
Perdu
Tanaman
merambat
Tanaman
merambat
Tanaman
merambat
Poaceae
Sereh
Cymbopogan citratus
Herba
Polypodiaceae
Paku tanduk rusa
Platycerium bifurcatum
Epifit
Portulacaceae
Ginseng jawa
Talinum paniculatum
Rosaceae
Apel
Phyrus malus
Arbei
Piperaceae
Rubiaceae
Rutaceae
Buah
Obat dan
rempah
11
1
7
19
21,1
19
6
11
36
40
Buah
3
1
-
4
4,4
Sayur
2
3
6
11
12,2
Buah
Obat dan
rempah
Obat dan
rempah
Obat dan
rempah
Obat dan
rempah
2
-
1
3
3,3
-
2
2
2,2
12
5
6
23
25,5
5
3
9
17
18,8
1
3
3
7
7,7
8
-
2
10
11,11
Semak
Tanaman hias
Obat dan
rempah
5
1
4
10
11,11
Pohon
Buah
1
-
-
1
1,1
Fragaria vesca
Herba
Buah
2
-
-
2
2,2
Nusa indah
Mussaenda philippica
Pohon
Tanaman hias
-
5
1
6
6,6
Soka
Ixora coccinea
Perdu
6
4
4
14
15,5
Mengkudu
Morinda citrifolia
Pohon
4
3
3
10
11,1
Zodia
Evodia suaveolens
Perdu
Tanaman hias
Obat dan
rempah
Obat dan
rempah
8
2
10
20
22,2
Kemuning
Murraya paniculata
Pohon
Tanaman hias
10
1
4
15
16,6
Jerpaya
Citrus medica var. proper
Perdu
Buah
-
-
2
2
2,2
Jeruk bali
Citrus maxima
Pohon
Buah
2
1
2
5
5,5
Jeruk kingkit
Thriphasia aurantifolia
Pohon
Buah
1
-
-
1
1,1
Citrus amblycarpa
Pohon
Buah
10
2
6
18
20
Jeruk Manis
Citrus