Perkembangan motorik dasar difokuskan pada keterampilan yang biasa disebut dengan keterampilan motorik dasar meliputi jalan, lari, lompat, loncat, dan
keterampilan menguasai bola seperti melempar, menendang, dan memantulkan bola. Keterampilan motor dasar dikembangkan pada masa anak sebelum sekolah
dan pada masa sekolah awal dan ini akan menjadi bekal awal untuk mempraktikkan keterampilan gerak yang efisien bersifat umum dan selanjutnya
akan diperlukan sebagai dasar untuk perkembangan keterampilan motorik yang lebih khusus yang semuanya ini merupakan sari bagian integral prestasi bagi anak
dalam segala umur dan tingkatan Yanuar Kiram, 1992: 42. 2 Perkembangan Aktivitas Motorik Halus Fine Motor Activity
Kontrol motorik halus telah didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengatur atau mengkoordinasi penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan
secara efisien, tepat, dan adaptif. Perkembangan kontrol motorik halus atau keterampilan koordinasi mata dan tangan mewakili bagian yang penting.
Perkembangan motorik secara total anak-anak dan secara jelas mencerminkan kapasitas sistem saraf pusat untuk mengangkut dan memproses input visual dan
menterjemahkan input tersebut kebentuk keterampilan. Untuk mendapatkan keterampilan dengan baik, maka perilaku yang perlu dilakukan anak harus dapat
berinteraksi dengan praktik dan melakukan komunikasi terhadap objek sekolah dan lingkungan rumah.
2.1.5 Modifikasi
penyelenggarakan progam pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik progam pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu DAP Developmentally
Appropriate Practice. Artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong
perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini
harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik.
Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang
potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak
bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi Yoyo Bahagia dan Adang Suherman, 2000: 1.
2.1.6 Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak
terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai bagian integral dari proses pendidikan keseluruhan pendidikan jasmani merupakan usaha
yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik neuromuskuler intelektual dan sosial Abdulkadir Ateng, 1992: 4.
Pendidikan jasmani memberikan manfaat bagi siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang berkaitan dengan
aktivitas jasmani Rusli Lutan, 2000: 2.
Pengertian pendidikan jasmani dapat dibedakan dari dua sudut pandang yaitu pandangan tradisional dan pandangan modern.
1 Pandangan Tradisional Pandangan tradisional menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua
komponen utama yang dapat dipilah-pilah, yaitu jasmani dan rokhani. Pandangan ini menganggap bahwa pendidikan jasmani hanya semata-mata mendidik jasmani
atau sebagai pelengkap, penyeimbang, atau penyelaras pendidikan rokhani manusia. Dengan kata lain pendidikan jasmani hanya sebagai pelengkap saja
Adang Suherman, 2000: 17. Undang-undang No empat tahun 1950 Bab VI Pasal 9 sebagai berikut
pendidikan jasmani yang menuju keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan merupakan usaha untuk membuat bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang sehat kuat lahir batin, diberikan pada segala sekolah Adang Suherman, 2000: 17.
2 Pandangan Modern Pandangan modern menganggap manusia sebagai satu kesatuan yang
utuh holistik. Oleh karena itu, pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan jasmani Adang Suherman, 2000: 22. Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Oleh karena itu, tujuan yang akan dicapai melalui
pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara menyeluruh.
Artinya, cakupan pendidikan jasmani bukan hanya aspek jasmani, akan tetapi juga meliputi aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual. Secara umum tujuan
pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu perkembangan fisik, Perkembangan gerak, Perkembangan mental, dan
perkembangan sosial.
2.1.7 Permainan