jumlah responden yang menjawab dalam setiap kategori. Dalam tahap ini proses koding masih dilakukan secara spesifik, artinya kategori yang dibentuk peneliti
dan para reviewer diambil dari jawaban asli responden penelitian, sehingga kategori yang tersedia berjumlah lebih dari 10. Proses koding tahap 1 tersebut
dilakukan selama ± 2 minggu. Kemudian koding tahap 2, disini peneliti dan para reviewer membentuk
kategori yang lebih umum daripada koding sebelumnya yaitu pada koding tahap 1. Kategori umum ini didapatkan dari kategori-kategori yang maknanya hampir
mendekati satu
sama lain,
sehingga kategori
khusus yang
saling berkesinambungan dapat dijadikan dalam satu kategori umum. Misalnya, hidup
sederhana dan hidup seimbang yang semula berbeda kategori, pada koding tahap 2 ini dijadikan dalam satu kategori yang sama yaitu hidup hemat dan sederhana.
Begitu pula dengan koding tahap 3, kategori-kategori yang masih berkesinambungan dapat dijadikan dalam satu kategori yang sama. Proses
mengkoding dalam penelitian ini membutuhkan waktu selama ± 1 minggu. Setelah proses koding selesai, tahap selanjutnya adalah proses analisis data.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat jumlah responden yang menjawab pertanyaan dari beberapa kategori yang ada, kategori juga
diurutkan sesuai dengan jumlah responden yang menjawab dari mulai terbesar sampai yang terkecil.
4.2.2 Kendala Pelaksanaan Penelitian
Kendala pada saat pelaksanaan yang dialami oleh peneliti adalah sulitnya mendapatkan data secara merata dari tiap provinsi di Pulau Jawa, hal itu karena
keterbatasan tenaga dari peneliti yang tidak sanggup menyebarkan angket penelitian secara merata, sehingga jumlah proporsi data yang didapatkan oleh
peneliti tidak sama antara satu provinsi dengan provinsi yang lain. Kemudian, karena jumlah responden yang banyak yaitu 700 orang maka
dalam mengkategorisasikan jawaban responden, peneliti perlu dibantu oleh beberapa rekan yang bertindak sebagai reviewer untuk mengelompokkan
jawaban-jawaban responden, dan proses ini memakan waktu selama ± 3 bulan.
4.2.3 Koding
Koding dilakukan selama beberapa kali tergantung dari keragaman jawaban responden penelitian. Koding dilakukan mulai dari yang sifatnya spesifik
menjadi yang lebih umum. Fase ini dilakukan pada semua pertanyaan atau variabel yang ada dalam angket satu persatu.
Berikut merupakan langkah-langkah saat proses koding, yaitu:
a. Prelimenary coding
1. Mengambil jawaban yang sudah di potong kemudian baca isinya.
2. Tempel potongan tersebut di kertas besar kertas plano yang telah tertempel
pada dinding yang tersedia. 3.
Ambil jawaban lainnya, baca isinya tanpa diinterpretasikan. Buatlah keputusan atas dasar pengetahuanintuisi atau berdiskusi pada rekan sejawat
teknik keabsahan data mengenai jawaban responden. Tampak samadirasa sama dengan jawaban sebelumnya, jika sama tempelkan jawaban di bawah
jawaban yang sama tersebut, namun jika berbeda kategori lain tempel pada bagian lain dari kertas plano.
b. Aksial Koding
1. Lanjutkan dengan potongan-potongan kertas berikutnya.
2. Setelah beberapa jawaban diproses, analis akan merasa ada jawaban yang
tidak cocok untuk di tempel kategori sebelumnya ataupun tidak cocok untuk menyusun kategori baru. Tempatkan jawaban tersebut pada ka
tegori “lain- lain”. Jawaban-jawaban tersebut jangan sampai dibuang karena masih
digunakan untuk keperluan menelaah kembali. 3.
Jawaban yang sudah terkumpul dalam kategori, kemudian beri “judul” atau “nama” yang dapat mewakili esensi jawaban. Hal itu untuk memudahkan
pengelompokkan berikutnya. Lakukan penelaahan setiap jawaban pada kategori yang sudah diberi “judul” atau “nama” tersebut.
4. Lanjutkan kategorisasi pada seluruh jawaban responden sampai selesai.
5. Menelaah kembali jawaban yang berada pada kategori “lain-lain”. Beberapa
jawaban sama sekali tidak relevan dengan semua kategori yang ada, jawaban demikian dimasukkan kategori “undefined”, namun ada juga jawaban yang
belum dapat dipastikan masuk ke kategori apa biasanya 5-7 dari jawaban keseluruhan.
6. Melakukan penelaahan ulang pada setiap jawaban di tumpukan kategori.
Kategori seperti hilang, tidak lengkap atau kategori lainnya yang tidak memuaskan menuntut peneliti mengadakan tindak lanjut pengumpulan data.
7. Analis harus menelaah sekali lagi seluruh kategori agar jangan sampai ada
yang terlupakan. Sebelum penafsiran, penulis wajib mengadakan pemeriksaan terhadap keabsahan data.
c. Cross-tabulation adalah proses tabulasi silang antara satu jawaban dengan
jawaban yang lain. Proses ini dilakukan untuk menggabungkan jawaban- jawaban yang dianggap sama dari kelompok atau kategori yang ada.
4.3 Temuan Penelitian