Seni Budaya
127
sifat teater klasik bersifat feodalistik. Contoh teater klasik; Wayang Kulit, Wayang Orang, Wayang
Golek.
Unsur cerita dalam teater klasik ber sifat statis, tetapi me miliki daya tarik. Di perlu kan kreativitas
seorang dalang atau pelaku teater klasik untuk dapat meng hidup kan lakon dalam pertunjukan.
3. Teater Transisi.
Teater transisi merupakan teater yang bersumber dari teater tradisional tetapi gaya
penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater barat, contoh teater transisi :
a Komidi Stambul b Sandiwara Dardanela
c Sandiwara Srimulat d Sandiwara Miss Cicih.
Kegiatan berteater dalam kehidupan
masyarakat dan budaya Indonesia bukan merupakan sesuatu yang asing bah kan sudah menjadi bagian
yang tidak ter pisah kan. Kegiatan teater dapat kita lihat dalam peristiwa-peristiwa ritual keagamaan,
tingkat-tingkat hidup, siklus hidup kelahiran, per - tumbuhan dan ke matian, juga hiburan.
Setiap daerah mempunyai keunikan dan ke- khasan dalam tata cara penyampaiannya. Se-
bagian besar daerah di Indonesia mem punyai
kegiatan berteater yang tumbuh dan ber kembang
secara turun te mu run. Kegiatan ini masih bertahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang erat
hubungannya dengan budaya agraris ber tani
yang tidak lepas dari unsur-unsur ritual kesuburan, siklus ke
hidupan maupun hiburan, misalnya untuk memulai menanam padi harus di
adakan upacara khusus untuk me
minta bantuan leluhur agar padi yang ditanam subur, berkah, dan terjaga
dari berbagai gangguan. Ketika panen, sebagai ucapan terima kasih maka dilaksanakan upacara
panen. Peringatan tingkat-tingkat hidup seseorang kelahiran, khitanan, naik pangkat, Dalam status
dan kematian selalu ditandai dengan peristiwa-
Sumber gambar: antaranews.com Gambar 7.6
Teater Randai di Mi nang kabau.
Sumber gambar: indonesiakaya.com
Gambar 7.7 Ketoprak merupakan salah satu teater
yang berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Timur
Sumber gambar: Kemdikbud.2013
Gambar 7.8 Pementasan Lenong Topeng Betawi.
Kelas VIII SMPMTs Semester 1
128
peristiwa teater dengan penampilan berupa tarian, nyanyian maupun cerita, dengan acara, tata cara yang
unik dan menarik.
Media ekspresi yang dipergunakan berbentuk laku, gerak, suara, dan bunyi yang dilakukan secara
terpadu. Wujud pertunjukan tidak hanya dilakukan dengan dialog dan laku tetapi dilakukan juga dengan
“gerak” atau menari dan menyanyi, serta diiringi oleh musik yang merupakan kesatuan. Untuk lebih
mengenali dan memahami teater Tradisional.
Tabel berikut ini dapat digunakan untuk mengidentiikasi ciri-ciri umum dan fungsi-fungsi
teater Tradisional.
Ciri dan Fungsi Teater Tradisional. Ciri-Ciri Umum Teater Tradisional
Fungsi – Fungsi Teater Tradisional
1. Cerita tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa sejarah,
dongeng, mitologi, atau kehidupan sehari-hari.
1. Pemanggil kekuatan gaib
2. Penyajian dengan dialog, tarian, dan nyanyian.
2. Menjemput roh-roh pelindung untuk hadir ditempat terselenggaranya pertunjukan
3. Unsur lawakan selalu muncul 3. Memanggil roh-roh baik untuk mengusir
roh-roh jahat. 4. Nilai dan laku dramatik dilakukan
secara spontan dan dalam satu adegan terdapat dua unsur emosi sekaligus
yaitu tertawa dan menangis. 4. Peringatan pada nenek moyang dengan
mempertontonkan kegagahan maupun kepahlawanannya.
5. Pertunjukan mempergunakan tetabuhan atau musik tradisional .
5. Pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan tingkat-tingkat hidup seseorang
seperti keberhasilan menempati suatu kedudukan, jabatan kemasyarakatan, Jadi
kepala suku atau adat.
6. Penonton mengikuti pertunjukan secara santai dan akrab bahkan
terlibat dalam pertunjukan dan berdialog langsung dengan pemain.
6. Pelengkap upacara untuk saat-saat terten- tu dalam siklus waktu. Upacara kelahiran,
kedewasaan dan kematian.
7. Mempergunakan bahasa daerah. 7. Sebagai media hiburan. Fungsi hiburan
ini yang lebih menonjol di kalangan teater rakyat.
8. Tempat Pertunjukan terbuka dalam bentuk arena dikelilingi penonton.