B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut. 1.
Bagaimana proses pembebasan tanah pada pembuatan jalan tol Semarang Solo di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang?
2. Bagaimana proses pemberian ganti kerugian pada masyarakat Desa
Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang yang tanahnya terkena proyek jalan tol Semarang-Solo?
3. Bagaimana pandangan masyarakat Desa Lemahireng Kecamatan Bawen
Kabupaten Semarang terhadap pembebasan tanah untuk pembuatan jalan tol Semarang-Solo?
C. Batasan Istilah
Untuk mewujudkan suatu kesatuan berfikir serta menghindari salah tafsir maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul penelitian,
adapun istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut.
1. Pengadaan Tanah
Pengadaan tanah merupakan kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan memberikan ganti kerugian yang layak dan adil kepada mereka
yang memberikan tanah, tanaman, dan bangunan untuk pembangunan kepentingan umum. Pengadaan tanah harus dilakukan demi kepentingan
bersama, artinya baik pemilik tanah maupun yang memerlukan tanah harus
sama-sama tidak dirugikan, sehingga proses pengadaan tanah berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat bagi semuanya.
2. Jalan tol
Jalan tol merupakan jalan yang dibuat khusus dan untuk kendaraan khusus juga dengan tujuan memperlancar proses transportasi dimana
penggunanya diwajibkan membayar sesuai dengan jenis kendaraannya. Jalan tol juga sering disebut sebagai jalan bebas hambatan, karena
memang jalan tol dibuat untuk jalur bebas macet sehingga harus ada konsekuensi konkret ketika melewati jalan tersebut yaitu dengan
membayar.
3. Ganti Kerugian atas Tanah
Ganti kerugian merupakan penggantian yang layak dan adil dengan berbagai macam bentuk atas pelepasan benda-benda yang terkait dengan
tanah pada proses pengadaan tanah.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitia n ini bertujuan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui proses pembebasan tanah pada pembuatan jalan tol
Semarang-Solo di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
2. Untuk mengetahui proses pemberian ganti kerugian pada masyarakat
Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang yang tanahnya terkena proyek jalan tol Semarang-Solo.
3. Untuk mengetahui pandangan masyarakat Desa Lemahireng Kecamatan
Bawen Kabupaten Semarang dalam pembebasan tanah untuk pembuatan jalan tol Semarang-Solo.
E. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat khususnya bagi penulis dan masyarakat pada umumnya. Harapan-
harapan itu antara lain:
1. Manfaat secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengadaan tanah untuk pembangunan
jalan tol Semarang-Solo. Serta dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam mengadakan penelitian selanjutnya secara lebih luas
dan mendalam, kaitannya dengan penelitian yang mencakup tentang pembebasan tanah.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi terhadap masyarakat tentang pentingnya mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.
b. Bagi Panitia Pengadaan Tanah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak Panitia Pengadaan Tanah agar dapat meningkatkan pelaksanaan
pengadaan tanah untuk kepentingan umum. c.
Bagi Pemerintah Daerah 1
Pemerintah Kecamatan Sebagai referensi dalam mengambil tindakan pada proses
pengadaan tanah untuk kepentingan umum. 2
Pemerintah Kabupaten Sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan yang
berkaitan dengan proses pengadaan tanah dalam rangka pembangunan jalan tol.
9
BAB II LANDASAN TEORI
1. Hak Penguasaan Atas Tanah
Ruang lingkup menurut Undang-Undang Pokok Agraria UUPA adalah permukaan bumi, dan tubuh bumi di bawahnya serta yang berada di bawah
air. Permukaan bumi sebagai bagian dari bumi juga disebut tanah. Tanah yang dimaksudkan di sini bukan mengatur tanah dalam segala aspeknya,
melainkan hanya mengatur salah satu aspeknya, yaitu tanah dalam pengertian yuridis yang disebut hak-hak penguasaan atas tanah.
Pengertian „penguasaan‟ dapat dipakai dalam arti fisik, juga dalam arti yuridis maupun beraspek privat dan beraspek publik. Penguasaan dalam arti
yuridis adalah penguasaan yang dilandasi hak, yang dilindungi oleh hukum dan pada umumnya memberi kewenangan kepada pemegang hak untuk
menguasai secara fisik tanah yang dihaki, misalnya pemilik tanah mempergunakan atau mengambil manfaat dari tanah yang dihaki, tidak
diserahkan kepada pihak lain. Ada penguasaan yuridis, yang biarpun memberi kewenangan untuk menguasai tanah yang dihaki secara fisik, pada
kenyataannya penguasaan fisiknya dilakukan oleh pihak lain, misalnya seseorang yang memiliki tanah tidak mempergunakan tanahnya sendiri akan
tetapi disewakan kepada orang lain. Dalam hal ini secara yuridis tanah tersebut dimiliki oleh pemilik tanah akan tetapi secara fisik dilakukan oleh
penyewa tanah. Ada juga penguasaan secara yuridis yang tidak memberi