Karakteristik Sperma dan Telur 1 Karakteristik Sperma
205 Bentuk sperma yang telah matang memiliki struktur yang terdiri dari
kepala, leher dan ekor flagela. Inti spermatozoa terdapat pada bagian kepala. Pada beberapa sperma mempunyai middle piece sebagai
penghubung atau penyambung antara leher dan ekor. Middle piece ini mengandung mitokondria yang berfungsi dalam metabolisme sperma.
Kepala spermatozoa secara umum berbentuk bulat atau oval, sedangkan sperma ikan sidat berbentuk sabit. Pada sperma ikan mas, nilem, tawes
dan barbir kepala sperma berbentuk oval sedikit memanjang dimana perbandingan panjang kepala sedikit lebih besar dari pada leher kepala.
Sedangkan pada ikan mas koki dan sumatera, kepala sperma berbentuk bulat dimana panjang kepala hampir sama dengan lebar kepala.
Gambar 42. Macam macam bentuk kepala sperma ikan Ukuran sperma pada ikan teleostei memiliki struktur yang sederhana
dan ukuran yang hampir sama. Umumnya ukuranpanjang kepala sperma antara 2-3 µm dan panjang total spermatozoanya antara 40
– 60 µm. Rata-rata ukuran lebar kepala dan panjang ekor sperma pada famili
Cyprinidae adalaha sebagai berikut.
206 Tabel 2. Rata-rata ukuran lebar kepala dan panjang ekor sperma ikan
famili Cyprinidae
Nama Ikan Lebar kepala µm
Panjang ekor µm
Mas 1,832 ± 0,179
33,733 ± 2,093 Mas Koki
1,859 ± 0,187 39, 973 ± 2,154
Nilem 1,499 ± 0,151
28, 829 ± 1,643 Tawes
1,496 ± 0,189 31, 147 ± 2,057
Sumatera 1,907 ± 0,154
30, 187 ± 1,639 Barbir
1,459 ± 0,159 28, 507 ± 2,402
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa ikan mas mempunyai ukuran lebar kepala sperma yang lebih besar dibanding ikan nilem, tawes dan
barbir sehingga apabila sperma ikan mas digunakan untuk inseminasi telur ikan nile, tawes dan barbir maka akan diperoleh jumlah larva yang
relatif rendah karena kepala spermanya tidak mampu membuahi sehingga telur tidak berkembang. Akan tetapi sebaliknya sperma ikan
nilem, tawes dan barbir dapat digunakan untuk inseminasi ikan mas yang berukuran diameter mikrofil telurnya lebih besar.
Lebar kepala sperma ikan tawes lebih kecil dari ikan sumatra sehingga sperma ikan sumatera tidak dapat digunakan untuk membuahi telur
ikan tawes. Demikian juga antara ikan sumatera dengan ikanbarbir mempunyai ukuran lebar kepala sperma yang berbeda, dimana sperma
ikan sumatera lebih besar dibanding ikan barbir sehingga tidak dapat dimasuki mikrofil telur ikan barbir tetapi sperma ikan barbir dapat
digunakan untuk membuahi telur ikan sumatera. Pada sebagian besar pemijahan ikan, pembuahan telur terjadi diluar
tubuh induk ikan. Sperma dikeluarkan induk jantan dan telur dikeluarkan oleh induk betina selanjutnya telur berenang kearah telur
dan pembuahan terjadi setelah sperma masuk melalui mikrofil. Selain
207 itu, setelah telur dikeluarkan induk betina maka telur akan
mengeluarkan hormon fertilizing yang berfungsi untuk mengarahkan sperma masuk ke mikrofil.
Pengukuran sperma ikan baik lebar kepala maupun panjang ekor sangat penting karena akan memberikan informasi yang berguna untuk teknik
pembuahan buatan. Menurut Ginzburg 1972 , keberhasilan suatu pembuahan tergantung pada kemampuan sperma melewati mikrofil
telur. Pembuahan akan terjadi apabila ada spermatozoa aktif masuk kedalam mikrofil yang sedang terbuka. Bagian kepala spermatozoa akan
melebur dengan inti sel dan proses selanjutnya adalah pembelahan sel. Hal ini berarti bahwa lebar kepala sperma harus sesuai dengan ukuran
diameter mikrofil telur. Selain itu, panjang ekor sperma sangat menentukan keaktifan dan kesehatan sperma itu sendiri.
Mikrofil adalah sebuah lubang kecil yang terletak pada kutup animal telur. Ukuran mikrofil bervariasi tergantung spesies. Ikan Fundulus
peteroclitus misalnya diameter sekitar 2,5 mikron dan 1-1,5 mikron pada lubang didalamnya. Lubang mikrofil ini sedemikian kecilnya
sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh spermatozoa lebih dari satu. Ketika satu spermatozoa masuk kedalam mikrofil merupakan sumbat
bagi yang lainnya dan setelah kepala spermatozoa itu masuk kedalam maka bagian ekornya terlepas.
Sperma tidak bergerak dalam air mani. Ketika masuk kedalam air akan aktif berenang. Pergerakan sperma normal adalah seperti linier,
biasanya pola pergerakannya berbentuk spiral. Ketika ada rangsangan dari luar, maka sperma dapat dikeluarkan ejakulasi dengan volume
dan jumlah tertentu. Jumlah sperma berhubungan dengan ukuran jantan, lama dan jumlah ejakulasi serta berhubungan dengan jumlah
telur yang dikeluarkan induk betina.
208 Tabel 3. Volume dan Jumlah spermatozoa dalam satu kali ejakulasi
Jenis Ikan Rata-rata volume
cc Rata-rata Jumlah
spermatozoa x10
9
Cyprinus carpio 2,90
26 - 28 Rutilus rutilus
3 11,1
Esox lucilus 1
20,3 – 23,0
Salmo trutta 3,5
16,33 Oncorhynchus nerka
9,9 10,56
O. masu 12,8
21,23 Salmo gairdneri
3,5 -
Acipenser stellatus 110,8
3,19
Tabel 4. Kecepatan dan lama Pergerakan spermatozoa ikan dalam air Ginzburg, 1972
Jenis ikan Temp
o
C Kecepatan
maksimum µmdetik
Lama Pergerakan
Huso huso 16
100 -
Salmo trutta 12,5
164 63 detik
Coregonus lavaretus 11
180 50-60 detik
Esox lucius 21
100 3-4 menit
Abrama brama 19
- 10 menit
Carassius carassius 19
- 3 menit
Cyprinus carpio 18,21
- 3-5 menit
Terdapat hubungan
antara volume
semen dengan
motilitas spermatozoa, yaitu semakin encer semen ikan maka motilitas
spermatozoa semakin tinggi karena spermatozoa memperoleh zat makanan yang cukup dari plasma semen Munkittrick dan Moccia,
1997. Sedangkan Aas et al 1991 melaporkan bahwa semakin encer semen ikan maka kadar sodium yang terdapat pada semen semakin
tinggi, sehingga motilitas dan fertilitas spermatozoa semakin tinggi.
209 Kualitas semen seperti konsentrasi spermatozoa, motilitas spermatozoa
dan komposisi cairan plasma semen akan berpengaruh terhadap fertilitas spermatozoa.
Konsentasi spermatozoa yang tinggi dapat menghambat aktifitas spermatozoa, karena berkurangnya daya gerak, sehingga spermatozoa
sukar menemukan atau menembus mikrofil sel telur yang mengakibatkan rendahnya fertilitas spermatozoa. Erdhal et al 1987
mengatakan konsentrasi spermatozoa yang lebih tinggi kurang memberikan peluang kepada spermatozoa untuk membuahi sel telur
karena spermatozoa secara bersama-sama bersaing memasuki mikrofil sel telur. Semen yang encer dengan konsentrasi rendah mempunyai
motilitas lebih tinggi dan selalu diikuti oleh fertilitas yang lebih tinggi. Daya tahan hidup spermatozoa dipengaruhi oleh pH, tekanan osmotik,
elektrolit, non elektrolit, suhu dan cahaya. Pada umumnya sperma sangat aktif dan tahan lama pada pH ± 7. larutan elektrolit seperti
kalium, magnesium dapat digunakan sebagai pengencer sperma. Penggunaan hormon atau zat perangsang pada ikan mas jantan dapat
meningkatkan volume semen dan kualitas spermatozoa. Saad dan Billard 1987 mengatakan penyuntikan ekstrak hipofisa secara
homoplastik pada ikan mas dengan dosis 0,2 mgkg bobot badan akan meningkatkan kadar gonadotropin dalam darah setelah penyuntikan 12
jam, sehingga volume semen yang dihasilkan meningkat. Umur sperma dapat diperpanjang dengan berbagai cara misalnya
disimpan pada suhu antara 0-5
o
C. Pada suhu tersebut sperma ikan mas dapat tahan selama 45 jam, sedangkan ikan catfish dapat bertahan
berminggu-minggu. Sperma ikan salmon dapat bertahan beberapa minggu pada suhu -4
o
C.
210
2 Karakteristik Telur
Telur merupakan cikal bakal bagi suatu mahluk hidup. Telur sangat dibutuhkan sebagai nutrien bagi perkembangan embrio, diperlukan
pada saat endogenous feeding dan exogenous feeding. Proses pembentukan telur sudah mulai pada fase differensiasi dan oogenesis
yaitu terjadinya akumulasi vitelogenin kedala folikel yang lebih dikenal dengan vitelogenesis. Telur juga dipersiapkan untuk dapat menerima
spermatozoa sebagai awal perkembangan embrio. Sehingga anatomi telur sangat berkaitan dengan anatomi spermatozoa.
Pada telur yang belum dibuahi, bagian luarnya dilapisi oleh selaput yang dinamakan selaput kapsul atau khorion. Dibagian bawah khorion
terdapat lagi selaput yang dinamakan selaput vitelin. Selaput yang mengelilingi plasma telur dinamakan selaput plasma. Ketiga selaput ini
semuanya menempel satu sama lain dan tidak terdapat ruang diantaranya. Bagian telur yang terdapat sitoplasma biasanya berkumpul
disebelah telur bagian atas dinamakan kutub anima. Bagian bawahnya yaitu kutub yang berlawanan terdapat banyak kuning telur yang disebut
kutub vegetatif. Kuning telur pada ikan hampir mengisi seluruh volume sel. Kuning telur
yang ada bagian tengah keadaannya lebih padat daripada kuning telur yang ada pada bagian pinggir karena adanya sitoplasma. Selain dari
sitoplasma banyak terdapat pada sekeliling inti telur. Khorion telur yang masih baru lunak dan memiliki sebuah mikrofil yaitu
suatu lubang kecil tempat masuknnya sperma kedalam telur pada waktu terjadi pembuahan. Ketika telur dilepaskan kedalam air dan
dibuahi, alveoli kortek yang ada dibawah khorion pecah dan melepaskan material koloid-mucoprotein kedalam ruang perivitelin,
yang terletak antara membran telur khorion. Khorion mula-mula
211 menjadi kaku dan licin, kemudian mengeras dan mikrofil tertutup.
Sitoplasma menebal pada kutub telur yang ada intinya, ini merupakan titik dimana embrio berkembang. Pengerasan khorion akan mencegah
terjadinya pembuahan polisperma. Mutu telur dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi umur induk, ukuran induk dan genetika. Faktor eksternal meliputi pakan, suhu, cahaya, kepadatan dan
polusi. Kamler 1992 mengatakan bahwa beberapa ikan Oncorhynchus mykiss memproduksi berturut-turut telur yang sedang subur dan besar,
dan sifat ini bertahan selama kehidupan reproduktifnya dan menurun pada anak-anaknya. Ikan betina yang memijah pertama sekali
menghasilkan telur-telur terkecil. Diameter telur meningkat dengan jelas untuk pemijahan pertama dan pemijahan kedua dan laju
peningkatan ini lebih lambat pada pemijahan pemijahan selanjutnya. Pasokan makanan lebih melimpah umumnya memproduksi telur yang
lebih besar daripada spesies yang sama yang menerima lebih sedikit makanan. Tetapi pengaruh pasokan makanan tidak terlihat pada
perubahan komposisi proksimat telur, persentase dan daya hidup larva. Pengaruh pembatasan makanan terhadap mutu telur diimbangi oleh
fakta bahwa ikan dapat mempertahankan mutu telurnya dengan mempengaruhi jumlahnya dan lipida yang ada dalam gonad dapat
digunakan untuk tujuan matabolik hanya dibawah kondisi kekurangan makanan yang parah.
Telur ikan ada yang mengapung di permukaan air atau melayang dalam air. Hal tersebut bergantung kepada berat jenis telur ikan berhubungan
dengan kandungan butiran minyak di dalam telur.
212