Pemijahan Induk Ikan Secara Buatan
196 dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal adalah factor yang berasal
dari luar tubuh induk seperti kualitas dan kuantiítas air, substrat, cuaca, intensitas cahaya dan hormon.
Penyuntikan induk adalah usaha memasukkan zat baik bentuk padat atau cair ke dalam tubuh ikan. Induk ikan yang telah matang gonad
disuntik menggunakan HCG Human Chorionic Gonadotropin , ovaprim atau hormon buatan lainnya. Penyuntikan menggunakan setiap jenis
hormon buatan artificial hormone memiliki dosis yang berbeda menurut jenis ikannya. Penyuntikan induk ikan menggunakan hormon
HCG maka dosis yang digunakan adalah 500 IUkg induk. Sedangkan jika penyuntikan induk jenis ikan patin menggunakan hormon ovaprim
dosis yang digunakan sebanyak 0,5 cckg, sedangkan ikan lele dosis hormon ovaprim yang disuntik sebanyak 0,2 mlekor induk.
Penyuntikan induk dilakukan dengan hati-hati agar induk tidak stres atau cairan hormon keluar kembali. Jika induk ikan patin yang akan di
pijahkan seberat 4 kg maka jumlah hormon yang akan disuntikkan sebanyak 2 ml.
OVAPRIM adalah campuran analog salmon GnRH dan Anti dopamine dinyatakan bahwa setiap 1 ml ovaprim mengandung 20 ug sGnRH-aD-
Arg6-Trp7,Lcu8,Pro9-NET – LHRH dan 10 mg anti dopamine. Ovaprim
juga berperan dalam memacu terjadinya ovulasi. Pada proses pematangan gonad GnRH analog yang terkandung didalamnya berperan
merangsang hipofisa untuk melepaskan gonadotropin. Sedangkan skresi gonadotropin akan dihambat oleh dopamine. Bila dopamine dihalangi
dengan antagonisnya maka peran dopamine akan terhenti, sehingga skresi gonadotropin akan meningkat.
Setelah ditentukan hormone dan ikan recipient maka dilakukan perhitungan kebutuhan hormone sesuai dengan dosis. Disamping
197 menentukan kebutuhan hormone secara total juga dihitung kebutuhan
hormone setiap penyuntikan. Hormon yang akan disuntik ke dalam tubuh induk ikan sebaiknya dilakukan pengenceran menggunakan
aquades. Bahan pengencer hormone perlu melihat bahan dasar hormone tersebut. Bagaimana hormon yang disuntikan itu mencapai
sel target. Hormon tersebut mencapai sel target melalui komunikasi antar sel.
2 Mengontrol Proses Pemijahan
Perilaku induk setelah disuntik hormon reproduksi akan nampak setelah tiga jam. Perilaku tersebut dinampakkan adanya gejala
kegelisahan, meningkatnya kelembekan perut. Hal ini akibat adanya perubahan metabolisme, mekanisme hormonal didalam tubuh induk
ikan tersebut. Perubahan metabolisme, mekanisme hormonal tersebut menyangkaut proses perkembangan dan pematangan gonad.
Perkembangan telur dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar dari ikan lingkungan dan pakan. Pengaruh faktor lingkungan terhadap
gametogenesis dibantu oleh hubungan antara poros Hipotalamus- Pituitary-Gonad melalaui proses stimulisasi atau rangsangan. Hormon-
hormon yang ikut dalam proses ini adalah GnRH dan Steroid. Keadaan ini memungkinkan untuk perlakuan pemberian hormone baik melaui
penyuntikan, implantasi dan pakan. Hormon sangat penting dalam pengaturan reproduksi dan sistem
endocrine yang ada dalam tubuh, yang reaksinya lambat untuk menyesuaikan dengan keadaan luar. Hasil kegiatan sistem endocrine
adalah terjadinya keselarasan yang baik antara kematangan gonad dengan kondisi di luar, yang cocok untuk mengadakan perkawinan.
Aktivitas gonadotropin terhadap perkembangan gonad tidak langsung tetapi melalui biosintesis hormon steroid gonad pada media stadia
198 gametogenesis,
termasuk perkembangan
oosit vitelogenesis,
pematangan oosit, spermatogenesis dan spermiasi. Hormon gonadotropin dengan glicoprotein rendah dapat mengontrol
vitelogenesis, sedangkan yang tinggi mengakibatkan aksi ovulasi. Hormon tiroid akan aktif bersinergi dengan gonadotropin untuk
mempengaruhi perkembangan ovari dan kemungkinan lain juga untuk meningkatkan sensitivitas pengaruh gonadotropin. Sel target hormon
gonadotropin adalah sel teka yang merupakan bagian luar dari lapisan folikel. Pada ikan goldfish dan rainbowtrout dihasilkan 17
-hidrokxy- 20
-dihidroxyprogresterone 17 , 20-Pg oleh lapisan folikel sebagai respon terhadap aktifitas gonadotropin untuk merangsang kematangan
telur. Teori yang lain control endokrin terhadap kematangan oosit dan ovulasi pada teleostei adalah GTH merangsang a sintesa steroid
pematangan pada dinding folikel ovari dan b skresi mediator ovulasi.
Teori lain untuk pematangan sel telur adalah adanya hubungan erat antara poros Hipotalamus-Pituitary-Gonad. Hipotalamus akan melepas
GnRH jika dopamin tidak aktif. Fungsi GnRH adalah merangsang keluarnya GtH Gondotropin yang berada pada Hipofisa. Jika GtH keluar
maka hormon Testosteron yang berada pada sel theca keluar, sedangkan hormon Testosteron akan merangsang dikeluarkannya hormon
Estradiol-17 yang berada pada sel granulose. Hormon Estradiol-17 ini
akan menggertak kerja liver untuk memproses precursor kuning telur vitellogen untuk dikirimkan ke sel telur sebagai kuning telur. Dengan
demikian pertumbuhan telur terjadi. Sebagai pematang sel telur diperlukan media MIH Maturtaion Inducing
Hormon dan MPF Maturation Promoting Factor untuk hormon 17
,20-dyhidroxy-4-pregnen-3-one yang bersumber dari sel granulose.
199