Kerangka Pemikiran Ketahan Pangan Rumah Tangga Petani Penghasil Beras Organik

20 Penggunaan sistem pertanian organik merupakan salah satu jalan keluar yang dapat dijadikan alterna tif.

2.4 Kerangka Pemikiran

Landasan berfikir penelitian ini didasarkan pada gambaran yang diberikan UNICEF 1997 bahwa terdapat keterkaitan antara sumber daya potensial dan aktual, ketidaktahanan pangan rumah tangga, dan kurang gizi Gambar 2. Dari Gambar 2 tersebut terlihat bahwa yang menentukan kemampuan rumah tangga dalam mengakses pangan dan selanjutnya berpengaruh terhadap konsumsi pangan individu adalah ketersediaan dan produksi pangan yang merupakan cerminan dari jumlah dan kualitas sumber daya. Sumber daya yang terkait dengan pokok masalah timbulnya kurang gizi dikelompokkan sebagai sumber daya potensial dan aktual. Agar rumah tangga terhindar dari masalah akses terhadap pangan karena ketidaktersediaan pangan yang selanjutnya akan berakibat pada ketidakcukupan konsumsi pangan pada individu maka petani harus melalukan kegiatan produksi usaha tani. Mengingat sistem usaha tani konvensional yang selama ini dilakukan petani berdampak pada kemerosotan tingkat kesuburan tanah maka petani harus meningkatkan kualitas dengan memanipulasi sumber daya potensial dengan menerapkan teknologi yang memungkinkan. Dalam hal ini petani memilih sistem pertanian berkelanjutan yang salah satu model pelaksanaannya adalah sistem pertanian organik. Dengan pertanian berkelanjutan, mutu lahan menjadi dipertahankan pada kondisi optimal sehingga akan menjamin produktivitas dalam jangka waktu lama untuk mewujudkan ketahanan pangan. Yang termasuk dalam sumber daya aktual adalah manusia, ekonomi, dan organisasi. Secara umum yang termasuk sumber daya manusia adalah keterampilan, motivasi, kemauan, pengetahuan, pengalaman, dan komitmen. Sumber daya ekonomi meliputi lahan, sumber daya alam, produksi, teknologi, pendapatan, dan kredit. Sumber daya organisasi melibatkan organisasi formal dan non formal seperti keluarga, suku, organisasi masa, LSM, dan struktur administrasi dan institusi Yambi Kavishe 2002. Dalam penelitian ini, sumber daya manusia dicerminkan oleh beberapa variabel, yaitu pendidikan formal dan 21 non formal, pengelolaan limbah, tujuan penerapan pertanian organik, dan pengetahuan bertani secara organik. Pendidikan non formal yang diterima kepala keluarga adalah dalam bentuk pelatihan-pelatihan terutama yang berkaitan dengan sistem pertanian organik, khususnya dalam menghasilkan beras organik. Pelatihan ini diperlukan petani dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, selain sebagai ajang bertukar informasi dan mendiskusikan permasalahan yang ditemui selama mengelola sistem pertanian organik. Dalam mengelola sistem pertanian organik, petani dituntut untuk mentaati ketentuan- ketentuan seperti yang dituangkan dalam SNI Sistem Pangan Organik, yaitu antara lain menggunakan sumberdaya lokal dan meminimalkan masukan eksternal. Untuk itu, petani dituntut untuk mampu mengelola sebaik mungkin sumberdaya yang mereka miliki termasuk limbah yang dihasilkan oleh aktivitasnya sehingga ia dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik. Limbah tersebut dapat berupa sisa-sisa panen tanaman, kotoran ternak, atau sampah rumah tangga. Khusus untuk sampah rumah tangga, yang diperhitungkan adalah sampah yang dapat didekomposisikan. Berkaitan dengan hal itu, peubah berikutnya yang perlu dicermati adalah pengelolaan limbah oleh petani. Dengan mengidentifikasi bentuk pengelolaan limbah yang dilakukan petani akan dapat diketahui tingkat sokongannya terhadap sistem pertanian organik yang sedang ia lakukan. Selain itu, dalam sumberdaya manusia juga menelaah tujuan dari penerapan pertanian organik. Tujuan atau harapan petani ketika menerapkan sistem pertanian organik dapat berupa pelestarian sumberdaya alam atau harapan dalam kaitannya dengan peningkatan ekonomi atau sosial. Agar petani dapat menerapkan sistem pertanian organik dengan benar maka petani harus memiliki pengetahuan yang cukup; khususnya berkenaan dengan persiapan lahan, pengelolaan kesuburan tanah, pengelolaan hama dan penyakit, pemakaian benih, dan penanganan pasca panen. Sumber daya ekonomi ditelaah berdasarkan variabel-variabel berikut: penguasaan lahan, modal kerja, produktivitas beras organik, dan pendapatan. Ukuran luas lahan yang dikuasai dan diusahakan untuk bertanam padi organik akan menentukan produktivitas padi organik, modal kerja merujuk pada peralatan yang dimiliki dan uang. Pendapatan rumah tangga petani selain diperoleh dari 22 produksi beras, tanaman lain, dan ternak, juga dari hasil ‘menjual jasa’ baik di bidang maupun di luar pertanian dan transfer uang yang dapat berupa kiriman uang atau bantuan dari pemerintah misalnya, bantuan langsung tunai. Dengan pendapatan ini, petani akan memiliki kemampuan untuk mengakses pangan. Variabel yang berkaitan dengan sumber daya organisasi adalah kerjasama. Peralihan usahatani dari pertanian non organik ke organik mengharuskan rumah tangga petani belajar kepada pihak-pihak yang terlebih dahulu menguasai teknik- teknik bertani organik. Rumah tangga petani harus melakukan hubungan dan kerjasama dengan organisasi sosial lainnya dalam sistem usahataninya dalam penelitian ini terutama dengan Lembaga Pertanian Sehat. Lembaga tersebut memberikan transfer pengetahuan bertani organik seperti pembuatan pupuk organik dan pembuatan pestisida nabati termasuk penerapannya. Lembaga ini juga melakukan supervisi mulai dari masa pertumbuhan padi hingga pena nganan pasca panen, dan yang terakhir adalah membeli hasil panen serta memasarkannya. Hubungan sosial tersebut selain dengan lembaga, tidak tertutup kemungkinan adanya hubungan dan kerjasama antara petani dengan pemerintah, swasta, perguruan tinggi, maupun antar petani. Kuantitas dan kualitas sumber daya akan menentukan kemampuan rumah tangga dalam mengakses pangan yang dicerminkan oleh konsumsi pangan. Karena menurut Maxwell Frankenberger 1992 ketahanan pangan adalah akses terhadap pangan yang cukup untuk beraktivitas dan hidup sehat bagi seluruh anggota rumah tangga maka dengan menjadikan konsumsi pangan anggota rumah tangga sebagai variabel dapat digunakan untuk mengukur tingkat ketahanan pangan rumah rangga. Secara ringkas, kerangka pemikiran ini disajikan pada Gambar 4. 23 KETAHANAN PANGAN Konsumsi pangan Penyakit Status gizi Akses terhadap pangan Perawatan ibu dan anak Lingkungan dan pelayanan kesehatan Sistem pertanian organik Sumber daya manusia: − Pendidikan formal dan non formal − Tujuan penerapan pertanian organik − Pengelolaan limbah − Pengetahuan bertani secara organik Sumber daya organisasi: − Kerjasama dengan sesama petani, penyuluh pertanian, LSM, dan perguruan tinmggi Sumber daya ekonomi: − Penguasaan lahan − Modal kerja − Produktivitas beras organik − Pendapatan Keterangan : : Peubah yang diteliti : Peubah yang tidak diteliti : Alur hubungan antar peubah Gambar 4 Kerangka pemikiran penelitian: Peubah dalam ketahanan pangan rumah tangga petani penghasil beras organik III METODE PENELITIAN

3.1 Desain, Tempat dan Waktu Penelitian