Land-man Ratio Ketahan Pangan Rumah Tangga Petani Penghasil Beras Organik

18

2.3 Land-man Ratio

Land-man ratio berkaitan erat dengan pertumbuhan penduduk. Sebagai contoh kasus di Bangladesh seperti yang dikemukakan Spillmann dan Bachler, 2004, pertumbuhan penduduk menurunkan land-man ratio menjadi 0,117 ha pada tahun 1990 dari 0,134 ha pada tahun 1981. Selain itu, land-man ratio juga menurun sebagai akibat dari terjadinya fragmentasi kepemilikian lahan karena budaya sistem pewarisan yang memecah-mecah kepemilikan lahan. Akibatnya, kepemilikan lahan semakin mengecil sehingga tidak efektif lagi sebagai lahan pertanian Hussain 2004. Gambar 3 Sistem usahatani yang memadukan komponen tanaman dan ternak beserta karakteristiknya Shivashankara Hedge 1996, diacu dalam Sutanto 2002. Menurut FAO 1994, wilayah Asia-Pasific memiliki land-man ratio terendah 0,23 haorang, sementara setengah penduduk dunia bermukim di sini dan menurut Pookpakdi 2002 61-nya adalah orang-orang yang kehidupannya SISTEM USAHATANI MEMADUKAN KOMPONEN TANAMAN DAN TERNAK Daur ulang ditingkatkan dan dipertahankan Lingkup pertanian organik ditingkatkan Produktivitas diperbaiki; kesehatan tanah lebih baik Produksi dianekaragamkan: memanfaatkan residu dan limbah Menggantikan biomassa dalam jumlah banyak; sisa tanaman dan ternak didaur ulang Diperlukan tenaga kerja lebih banyak sepanjang tahun 19 tergantung pada pertanian. Walaupun begitu, ternyata wilayah ini hanya memiliki 31 dari lahan pertanian di dunia. Kondisi land-man ratio rendah ini nampaknya akan terus menjadi lebih rendah, sementara jika dibandingkan dengan rata-rata land-man ratio dunia menurut laporan FAO, pada tahun 1991 adalah sebesar 1.62 haorang dan hasil pengolahan dari FAO 2007 menunjukkan bahwa pada tahun 2000 land man ratio di Indonesia sebesar 0,0969 haorang atau 969 m 2 orang. Kondisi ini terus menurun, menurut Shahyuti 2004, land-man ratio di Indonesia pada tahun 2004 dengan jumlah penduduk diperkirakan 215 juta jiwa dan luas lahan pertanian 7,8 juta ha adalah 362 m 2 orang. Angka ini jauh lebih rendah misalnya dibandingkan dengan Thailand yang mencapai 1.870 m 2 orang dan Vietnam 1.300 m 2 orang. Tabel 2 Land-man ratio beberapa negara di Asia tahun 1980 – 2000 Negara Land man ratio m 2 orang 1980 1990 2000 Banglades 1.046 835 586 China 965 1.065 1.030 Filipina 1.087 897 746 India 2.365 1.923 1.576 Indonesia 1.199 1.112 969 Jepang 417 386 352 Malaysia 726 952 791 Myanmar 1.357 2.362 2.084 Pakistan 2.473 1.848 1.493 Thailand 3.565 3.217 2.604 Vietnam 2.124 1.767 1.427 Sumber: Diolah dari FAO 2007 Kondisi fisik kehidupan di pedesaan menjadi lebih buruk. Sebagai akibat dari peningkatan jumlah penduduk, sektor pertanian menjadi sangat terbebani. Pada waktu yang bersamaan, terbatasnya ketersediaan lapangan pekerjaan di pedesaan mengakibatkan penurunan land-man ratio di seluruh wilayah Indonesia, dan yang paling signifikan adalah yang terjadi di daerah irigasi di Jawa Hussain 2004. Di sisi lain, petani dituntut menaikkan produktivitas. Untuk meningkatkan hasil pertanian tidak dapat dengan ekstensifikasi melainkan dengan penggunaan tekologi atau pengaturan sistem manajemen pertanian yang lebih baik. 20 Penggunaan sistem pertanian organik merupakan salah satu jalan keluar yang dapat dijadikan alterna tif.

2.4 Kerangka Pemikiran