C. Ditcher
Ditcher adalah alat untuk membuat saluran drainase got pada lahan pertanian. Furrower merupakan ditcher yang ditarik oleh traktor roda empat
dengan menggunakan tiga titik gandeng tanpa menggunakan tenaga PTO
traktor. Ditcher ini dapat menghasilkan saluran drainase bentuk V dengan
buangan tanah ke kedua sisi saluran. Boers 2003 menyatakan fungsi furrower antara lain membuat alur,
menutup benih dan membuat alur untuk irigasi atau saluran drainase. Furrower terutama digunakan di daerah tropis dan subtropis karena banyak
tanaman yang tumbuh didaerah tersebut, seperti jagung, kentang yang dibudidayakan dalam satu alur baris Saputro, 2004.
Menurut Wilkes 1975, bagian-bagian utama furrower yaitu: 1. Mata bajak share yang berfungsi sebagai ujung bajak yang memulai
menembus tanah. 2. Pisau bajak cutting edge of share yang berfungsi untuk membelah.
3. Singkal majemuk moldboard yang berfungsi untuk mengangkat dan membalikkan tanah ke kanan dan ke kiri.
4. Rangka batang penarik beam yang berfungsi sebagai tempat menempelnya bajak dan berhubungan dengan rangka utama.
D. Sifat Fisik dan Mekanik Tanah
Tanah dapat terdiri dari dua atau tiga bagian. Tanah yang jenuh memiliki dua bagian, yaitu bagian padat dan air pori. Tanah tidak jenuh
memiliki tiga bagian, yaitu bagian padat, pori-pori udara, dan air pori Hardiyanto, 1992.
Kadar air tanah didefiniskan sebagai perbandingan antara berat cair dan berat butiran padat dari volume tanah yang diselidiki Das, 1993. Kadar air
tanah sangat berpengaruh dalam pengolahan tanah, yaitu kelengketan tanah pada alat saat pengolahan tanah.
Bulkdensity tanah menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah seluruhnya Hardiyanto, 1992. Kerapatan isi tanah
menunjukkan kepadatan tanah. Semakin padat suatu tanah maka semakin
10
tinggi kerapatan isinya, yang berarti semakin sulit meneruskan air atau ditembus oleh akar tanaman Hardjowigeno, 1987.
Tahanan penetrasi adalah kemampuan dari suatu tanah untuk melawan gaya yang bekerja, atau dikatakan juga sebagai kemampuan suatu tanah untuk
mempertahankan diri dari deformasi atau regangan Mandang dan Nishimura, 1991. Nilai tahanan penetrasi diukur dengan menggunakan penetrometer
dengan parameter cone index indeks kerucut. Cone index adalah indeks untuk menyatakan kemampuan tanah melawan atau menahan gaya penetrasi
dari suatu kerucut. Faktor yang mempengaruhi nilai cone index adalah kerapatan isi, kadar air dan jenis tanah. Indeks kerucut tanah menunjukkan
tingkat kekerasan tanah. Tahanan penetrasi tanah menggambarkan besarnya kemampuan yang
diperlukan oleh peralatan pertanian untuk bekerja atau akar tanaman untuk menembus tanah. Davies et al 1993, menyatakan bahwa tahanan penetrasi
tanah sangat tergantung pada kadar air tanah dan biasanya digunakan sebagai pembanding antara tempat-tempat yang berbeda pada areal lahan yang sama
pada hari yang sama.
E. Sistem Mekanisme Pengeruk