Zat Pengatur Tumbuh TINJAUAN PUSTAKA

kandungan bahan makanan, umur pohon induk, jenis kelamin tanaman, jenis tanaman, bagian tanaman, musim, dan adanya perlakuan ZPT juga mempengaruhi pertumbuhan stek Kramer dan Kozlowsky, 1960. D. Keuntungan Perbanyakan Tumbuhan dengan Cara Stek Metode perbanyakan tumbuhan dengan stek banyak memberikan keuntungan. Dengan material yang sedikit, dapat dihasilkan sejumlah besar bibit tanaman yang seragam. Bibit tanaman yang didapatkan akan mempunyai kesamaan didalam ukuran tinggi, umur, ketahanan terhadap penyakit, dan sifat tanamannya. Metode stek dapat menghasilkan tanaman yang sempurna dengan akar, daun, dan batang dalam waktu relatif singkat, serta bersifat serupa dengan induknya Rochiman dan Harjadi, 1973. Subiakto 1988 mengemukakan bahwa keuntungan pembiakan tanaman secara vegetatif terutama dengan cara stek adalah mudahnya mendapatkan bahan biakan. Bahan biakan tersebut dapat dikumpulkan setiap saat pada waktu yang diperlukan. Keuntungan lain yang bisa dicapai adalah pengaruh terhadap karakteristik, fisiologis, dan genetik pada keturunannya. Karakteristik ini adalah tidak terjadi perubahan susunan genetik dan dapat mempertahankan karakteristik fisiologis yang diturunkan dari induk tanaman.

E. Zat Pengatur Tumbuh

Zat pengatur tumbuh tanaman adalah senyawa-senyawa organik selain nutrisi tumbuhan, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat, serta dapat mempengaruhi setiap proses fisiologi tumbuhan Sinaga, 1987. Menurut Abidin 1993, hormon tumbuhan plant hormone adalah zat organik yang dihasilkan oleh tumbuhan, yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis. Hormon biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju ke bagian tanaman lainnya. Selanjutnya dikemukakan bahwa zat pengatur tumbuh didalam tanaman terdiri dari lima kelompok, yaitu auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologis. Auksin adalah senyawa yang dicirikan oleh kemampuannya dalam mendukung terjadinya perpanjangan sel. Giberelin adalah senyawa yang menstimulasi pembelahan sel, pemanjangan sel, atau keduanya. Sitokinin adalah senyawa yang mendukung terjadinya pembelahan sel. Etilen merupakan senyawa yang sangat sederhana. ZPT ini mempunyai peranan dalam pematangan buah. Inhibitor berfungsi menghambat dalam proses biokimia dan fisiologis bagi aktivitas keempat zat pengatur tumbuh sebelumnya. Penggunaan ZPT dalam pembiakan tanaman dalam stek adalah untuk mengatasi masalah pembentukan akar. Stek yang diberi perlakuan ZPT akan membentuk akar lebih cepat dan mempunyai kualitas sistem perakaran yang lebih baik daripada yang tanpa perlakuan ZPT Avery dan Johnson, 1947. Selanjutnya dikemukakan bahwa auksin merupakan salah satu ZPT yang berperan penting pada proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Zat pengatur tumbuh IBA Indole Butyric Acid dan NAA Naphthalene Acetic Acid termasuk kedalam golongan auksin. IBA dan NAA merupakan auksin sintetis yang banyak digunakan untuk merangsang perakaran. Penggunaan zat pengatur tumbuh ini menyebabkan pembentukan akar lebih cepat dan panjang, membentuk suatu sistem perakaran yang kuat, kompak, dan menyerabut Audus, 1963. Sejumlah besar tanaman baik yang berkayu maupun yang tidak, mudah dikembangbiakkan dengan stek. Namun masih ada sejumlah tanaman yang sukar dibiakkan dengan cara stek. Bahkan ada yang sama sekali tidak dapat berakar. Pada tahun 1935, teknik baru dalam pembiakan tanaman telah memanfaatkan zat pengatur tumbuh untuk merangsang perakaran stek. Hal ini sesuai dengan pendapat Moore 1979 yang mengatakan bahwa zat pengatur tumbuh tanaman adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam jumlah sedikit atau konsentrasi rendah dapat mendorong, menghambat, atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan dengan mempengaruhi proses fisik tanaman. F. Pupuk Tanaman membutuhkan paling tidak 13 unsur hara penting yang diperoleh dari dalam tanah. Unsur-unsur pupuk yang terdiri dari nitrogen, fosfor, dan kalium sering sekali mengalami defisiensi didalam tanah. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan usaha penambahan unsur-unsur tersebut kedalam tanah melalui pemupukan Hakim, Nyakpa, Lubis, Nugroho, Diha, Hong dan Bailey, 1986. Pemupukan merupakan usaha penambahan bahan kedalam tanah dengan tujuan untuk menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan tanaman dalam bentuk ion-ion dari unsur hara yang dapat diadsorbsi tanaman Foth, 1984. Salah satu jenis pupuk alam yang sering dimanfaatkan adalah pupuk kandang. Pemanfaatan pupuk kandang telah dimulai berabad-abad yang silam sesuai dengan sejarah pertanian Hakim, et al., 1986. Menurut Soepardi 1983, pupuk kandang merupakan campuran antara kotoran padat, air kencing, dan sisa makanan dari hewan yang dikandangkan. Kandungan hara dalam satu ton pupuk kandang sapi terdiri atas 0.5 N, 0.25 P 2 O 5 , dan 0.5 K 2 O. Hakim, et al. 1986 mengemukakan bahwa pupuk kandang merupakan kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang tercampur dengan sisa-sisa makanan ataupun alas kandang. Pupuk kandang dan pupuk buatan kedua-duanya menambah bahan makanan tanaman didalam tanah. Pupuk kandang mempunyai kandungan unsur hara yang lebih sedikit dibandingkan dengan pupuk buatan. Namun demikian, selain dapat menambah unsur hara kedalam tanah, pupuk kandang juga dapat mempertinggi humus, memperbaiki struktur tanah, dan dapat mendorong kehidupan jasad renik tanah. Pemakaian kotoran hewan selalu memperlihatkan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan tanaman Foth, 1984. Tabel berikut menunjukkan kadar unsur hara yang dikandung oleh beberapa jenis hewan secara rata-rata. Tabel 1. Kadar Rata-rata Unsur Hara yang Terdapat dalam Pupuk Kandang No Jenis Hewan Bentuk Kotoran H 2 O N P 2 O 5 K 2 O 1. Sapi Padat 85 0.40 0.2 0.10 Cair 92 1.00 sedikit 1.35 Keseluruhan 86 0.60 0.15 0.45 2. Kuda Padat 75 0.55 0.30 0.40 Cair 90 1.35 Sedikit 1.25 Keseluruhan 78 0.70 0.25 0.55 3. Domba Padat 60 0.75 0.50 0.45 Cair 85 1.35 0.05 2.10 Keseluruhan 68 0.95 0.35 1.00 4. Babi Padat 80 0.55 0.50 0.40 Cair 97 0.40 0.10 0.40 Keseluruhan 87 0.50 0.35 0.40 5. Ayam Keseluruhan 55 1.00 0.80 0.40 Sumber : Foth, 1984 Keterangan : dalam satuan kotoran Lebih lanjut Hakim, et al. 1986 menjelaskan bahwa dari tabel diatas terlihat bahwa kadar hara yang terdapat didalam pupuk kandang sangat beragam. Oleh karena itu, untuk keperluan perhitungan telah ditetapkan suatu kesimpulan bahwa hara yang terdapat didalam pupuk kandang berkadar rata-rata 0.5 N, 0.25 P 2 O 5 , dan 0.5 K 2 O. Selain unsur-unsur tersebut, pupuk kandang juga mengandung karbon, magnesium, belerang, serta unsur mikro. Unsur mikro sangat penting dalam menjaga dan mempertahankan keseimbangan hara dari tanah yang mendapat pupuk ini.

III. METODOLOGI