Belajar dan pembelajaran Hakekat Pembelajaran

masih belum sempurna walaupun sudah diberikan beberapa sosialisasi, kurangnya manajemen waktu, strategi pembelajaran hafalan hingga cenderung mencapai ranah kognitif rendah semata, sarana pembelajaran yang masih minim serta guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan IPS. Dikemukakan pula adanya usaha yang dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut yaitu: guru tunggal dalam pembelajaran IPS Terpadu, sosialisasi KTSP maupun pembelajaran IPS yang diselenggarakan oleh MGMP atau pihak sekolah sendiri, penambahan alat dan media, serta penambahan jumlah jam mengajar. Penelitian lain yang dilakukan oleh Febriawan 2013 menunjukkan bahwa pembelajaran IPS Terpadu di tiga SMP Negeri Kota Semarang sudah sesuai konsep IPS. Guru sudah memahami konsep dasar IPS dengan baik serta menggunakan berbagai metode pembelajaran yang menarik. Akan tetapi ditemukan faktor penghambat pembelajaran IPS berupa kurangnya sarana prasarana penunjang pembelajaran. Selain hal tersebut pembelajaran sedikit diuntungkan dengan adanya faktor pendukung berupa tersedianya sumber belajar melimpah yang mudah didapatkan melalui internet.

B. Landasan Teori

1. Hakekat Pembelajaran

a. Belajar dan pembelajaran

Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik. Proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri Tilaar, 2002: 128. Pembelajaran terlaksana melalui dua kegiatan terpadu, yakni kegiatan belajar peserta didik dan kegiatan mengajar guru Sudjana, 2009: 43.Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku.Terdapat banyak prinsip berkaitan dengan belajar. Beberapa prinsip yang relatif umum berlaku antara lain berupa perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual Dimyati dan Mudjiono, 2009: 42. Mengajar dapat diartikan sebagai usaha yang direncanakan melalui pengaturan dan penyediaan kondisi yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar seoptimal mungkin. Berangkat dari pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh antara guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta didik student of learning, dan bukan pengajaran oleh guru teacher of teaching Suryosubroto, 1997: 34. Konsep seperti ini membawa imbas kepada fokus pembelajaran yang lebih ditekankan pada aktivitas peserta didik sehingga proses yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. Aktivitas peserta didik ini tidak hanya dituntut secara fisik saja, tetapi juga dari segi kejiwaan.Apabila hanya fisik peserta didik saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya Fathurrohman dan Sutikno, 2007: 9. Pembelajaran diartikan pula sebagai proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Guru dalam pembelajaran bukanlah bertugas sebagai sumber utama melainkan sebagai pemandu dan pengkoordinir lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan bagi peserta didik.Melalui hal tersebut pembelajaran dapat menjadi usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.Dengan kata lain pendidik dapat diartikan mempunyaiperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik. Peran fasilitator guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah menjadi krusial.Peran guru tersebut tentu terkait pula dengan peran siswa dalam belajar.Hal tersebut dikarenakan pembelajaran meruntut pada tiga kegiatan penting yaitu startegi, pelaksanaan dan evaluasi yang membutuhkan hubungan yang baik antara guru dan siswa.Ketiga kegiatan pembelajaran menjadi kunci utama dalam tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

b. Strategi pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANGAN Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pada Kurikulum 2013 Di SMP Negeri 1 Batangan Kelas VII Tahun Ajaran 2015/2016 (Studi Etnografi di SMP Negeri 1

0 3 14

PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 BATANGAN Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pada Kurikulum 2013 Di SMP Negeri 1 Batangan Kelas VII Tahun Ajaran 2015/2016 (Studi Etnografi di SMP Negeri 1

0 3 15

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA SISWA Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 12

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA SISWA Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 15

PENDAHULUAN Penerapan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 4

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI JIGSAW Efektivitas Penggunaan Strategi Jigsaw Dalam Pembelajaran Ips Materi Pranata Sosial Masyarakat Kelas Viii Smp Negeri 2 Sawit Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 13

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI JIGSAW Efektivitas Penggunaan Strategi Jigsaw Dalam Pembelajaran Ips Materi Pranata Sosial Masyarakat Kelas Viii Smp Negeri 2 Sawit Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 17

PENDAHULUAN Efektivitas Penggunaan Strategi Jigsaw Dalam Pembelajaran Ips Materi Pranata Sosial Masyarakat Kelas Viii Smp Negeri 2 Sawit Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 7

PENDAHULUAN Upaya Peningkatan Kreativitas Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kemusu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 7

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPS TERPADU (Studi Kasus Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu Kelas VIII di SMP Negeri 1 Kebakkramat dan SMP Negeri 3 Kebakkramat Tahun 2013).

0 0 18