Landasan Teori KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

16 Psikologi sastra memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Psikologi sastra mengenal karya sastra sebagai pantulan kejiwaan. Pengarang akan menangkap gejala jiwa yang kemudian diolah ke dalam teks berupa karya yang dipandang sebagai fenomena psikologis yang menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh di dalamnya Endraswara, 2008:96. Psikologi sastra tidak bermaksud untuk memecahkan masalah- masalah psikologi praktis, tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek- aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya.Meskipun demikian, bukan berarti bahwa analisis psikologi sastra sama sekali terlepas dari kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan hakikatnya, karya sastra memberikan pemahaman terhadap masyarakat secara tidak langsungRatna, 2004:342. Padapenelitian ini penulis menggunakan teori psikologi sastra melalui analisis psikoanalisaberlandaskanid,ego, dan superegodalam mengemukakan gambarankejiwaan tokoh utama di dalam novel BC.

2.2 Landasan Teori

Dalam teori psikoanalisa yang dikemukakan oleh Freud, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur atau sistem, yaitu id,ego, dan superego. Ketiga sistem tersebut memiliki fungsi, kelengkapan, prinsip-prinsip operasi, dinamisme, dan mekanismenya masing-masing. Ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk suatu totalitas Koswara, 1991:32. 17 Id Das Es adalah sistem kepribadian yang di dalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Id dalam menjalankan fungsi dan operasinya dilandasi oleh maksud mempertahankan konstansi the principle of constancy yang ditujukan untuk menghindari keadaan tidak menyenangkan dan mencapai keadaan yang menyenangkan the pleasure principle. Dalam mencapai maksud dan tujuan itu id memiliki perlengkapan berupa dua proses yaitu, proses pertama adalah tindakan-tindakan refleks. Proses kedua adalah proses primer, suatu proses yang melibatkan reaksi psikologis yang rumit dimaksudkan bahwa id berusaha mengurangi tegangan dengan cara membentuk bayangan dari objek yang bisa mengurangi tegangan. Dengan demikian, organisme atau individu membutuhkan sistem lain yang bisa mengarahkannya kepada pengurangan-pengurangan tegangan secara nyata atau sesuai dengan kenyataan. Sistem yang dibutuhkan adalah ego Koswara, 1991:32-33. Ego adalah sistem kepribadian individu yang mengarah kepada objek kenyataan dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan the reality principle. Menurut Freud, ego terbentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Ego bertindak sebagai penunjuk pada kenyataan. Proses dalam menjalankannya, ego memiliki peranan psikologis yang tinggi yakni fungsi kognitifberhubungan atau intelektual pemikiran Koswara, 1991:33-34. Superego Das Ueberich terbentuk melalui internalisasi penghayatan nilai-nilai atau aturan-aturan oleh individu dari sejumlah figur yang berperan, berpangaruh, atau berarti bagi individu tersebut. Superegoadalah sebagai pengendali naluri id atas keinginan yang disalurkan untuk dapat diterima oleh masyarakat Koswara, 1991:34- 35. 18 Ketiga sistem tersebutdalam diri seseorang yang mempunyai jiwa yang sehat merupakan satu susunan yang bersatu dan harmonis, bekerja sama dengan teratur yang memungkinkan seorang individu untuk bergerak secara efisien dan memuaskan dalam lingkungannya. Tujuan dari gerak-gerik ini adalah untuk memenuhi keperluan dan keinginan manusia yang pokok. Sebaliknya, jika ketiga sistem tersebut ini bertentangan satu sama lain maka orang yang bersangkutan dinamakan orang yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dia tidak puas dengan dirinya sendiri dan dengan dunia yang efisiennya menjadi berkurang. Teori Freud sangatlah penting bagi penulis untuk dapat menganalisis kejiwaan seseorang terhadap tokoh dalam teks sastra. Teks sastra merupakan proses bawah sadar pembaca. Apabila suatu karya mampu mempengaruhi jiwa pembaca maka karya tersebut akan semakin berkualitas dan memiliki nilai yang tinggi dalam dunia sastra. Sastra juga tidak dapat terlepas dari kehidupan masyarakat sebab sastra lahir dari lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, sastra sangat berpangaruh terhadap kehidupan masyarakat.

2.3 Tinjauan Pustaka