Persamaan Diferensial Linear dan Tak Linear Solusi Persamaan Diferensial

diferensial order dua, karena ” adalah pangkat terbesartertinggi yang muncul pada persamaan. Waluya, 2006:3.

2.6 Persamaan Diferensial Linear dan Tak Linear

Persamaan diferensial biasa , , , …, = 0 dikatakan linear jika dalam variabel-variabel , , …, . Definisi serupa juga berlaku untuk persamaan diferensial sebagian diferensial parsial. Jadi secara umum persamaan diferensial biasa linear order diberikan dengan + + ⋯ + = 2.2 Per samaan yang tidak dalam bentuk persamaan 2.1 merupakan persamaan tak linear Waluya, 2006:6. Contoh: 1 + 3 + = 0 ; mer upakan per samaan diferensial l inear , 2 1 + + + 2 = ; mer upakan per samaan difer ensial tak linear , karena suk 1 + da 2 .

2.7 Solusi Persamaan Diferensial

Perhatikan persamaan diferensial biasa orde n berikut. ∅ = , ∅ , ∅ ,…, ∅ 2.3 Sebuah solusi dari persamaan 2.3 pada interval terbuka adalah sebuah fungsi ∅ sedemikian sehingga ∅ , ∅ ,…, ∅ ada dan memenuhi persamaan 2.3 untuk setiap t dalam . Asumsikan bahwa fungsi f untuk persamaan 2.3 adalah fungsi bernilai riil dan tertarik untuk mendapatkan solusi- solusi yang bernilai riil = ∅ Waluya, 2006:5. Solusi pada persamaan diferensial dibedakan menjadi dua yaitu solusi umum dan solusi khusus. Solusi umum suatu persamaan diferensial adalah solusi yang mengandung sembarang konstan, sedangkan solusi khusus suatu persamaan diferensial adalah solusi yang dapat diperoleh dengan memberikan nilai tertentu pada sembarang konstan yang terdapat pada solusi umum. Berikut merupakan solusi persamaan diferensial linear baik order satu mauupun order dua: 1 Solusi Persamaan Diferensial Linear Order Satu Suatu fungsi x y y  dinyatakan solusi persamaan diferensial , ,   y y x F apabila x y y  atau turunannya yakni y  memenuhi persamaan diferensial tersebut. Contoh: = + 1 adalah solusi persamaan diferensial = 2 Demikian pula c x y   2 untuk c adalah konstanta, merupakan solusi persamaan diferensial x y 2   . Solusi 1 2   x y disebut solusi khusus dan c x y   2 disebut solusi umum. 2 Solusi Persamaan Diferensial Linear Order Dua a Solusi Persamaan Diferensial Linear Order Dua Homogen Perhatikan persamaan diferensial yang berbentuk      qy y p y , 2.4 dimana p dan q konstanta-konstanta. Misalkan mx e y  merupakan solusi persamaan diferensial 2.4 dengan m memenuhi persamaan tersebut. Untuk itu akan dicari m agar mx e y  merupakan solusi persamaan diferensial 2.4. Dari mx e y  diperoleh mx me y   dan mx e m y 2   sehingga jika y y y  , , disubstitusikan ke persamaan 2.4 didapat persamaan . 2    mx mx mx qe mpe e m Dengan demikian mx e y  dikatakan suatu solusi dari persamaan diferensial 2.4, jika m merupakan penyelesaian dari persamaan kuadrat 2    q pm m . Dan karena  mx e , untuk setiap m dan x, maka 2    q pm m 2.5 Persamaan 2    q pm m disebut persamaan karakteristik dari persamaan diferensial 2.4 dan akar-akarnya disebut akar-akar karakteristik. Akar-akarnya adalah a ac b b m 2 4 2 1     dan a ac b b m 2 4 2 2     2.6 Dengan a = 1, b = p, c = q. Dari perhitungan di atas jelas bahwa x m e y 1 1  dan x m e y 2 2  merupakan solusi dari persamaan diferensial      qy y p y . Karena a dan b merupakan bilangan real, maka akar-akar dari persamaan karakteristik 2    q pm m terbagi dalam 3 kasus, yaitu: dua akar berbeda, dua akar sama, dan dua akar kompleks. i. Akar real berlainan Bila m 1 dan m 2 dua akar real berbeda maka x m e 1 dan x m e 2 adalah solusi yang bebas linear sehingga x m x m Be Ae y 2 1   merupakan solusi umum persamaan diferensial 2.3. ii. Kedua akar sama Misalkan kedua akar persamaan 2    q pm m sama, yakni m 1 =m 2 =a maka solusi umum persamaan diferensial      qy y p y adalah ax ax Bxe Ae y   . iii. Akar kompleks Misalkan salah satu akar persamaan 2    q pm m adalah     1 m i, maka akar yang lain yakni     2 m i, sehingga solusi umum persamaan diferensial tersebut adalah  } sin cos x B x A e y x      . Rahadian, 2008. b Solusi Persamaan Diferensial Linear Order Dua Tak Homogen Terdapat beberapa metode untuk menyelesaikan solusi persamaan diferensial linear order tak homogen. Antara lain Metode Koefisien Tak Tentu, Metode Variasi Parameter, dan Operator D . Sebuah solusi Y dari persamaan linear tak homogen orde ke-n dengan koefisien konstan dapat diperoleh dengan metode koefisien tak tentu tebakan bila dalam bentuk tertentu. Perhatikan persamaan tak homogen berikut ini: + ′ + = 2.7 dimana , dan adalah fungsi-fungsi kontinu pada suatu interval I. Teorema 1 Solusi umum persamaan tak homogen dapat dinyatakan sebagai = Ø = + + , dimana dan adalah basis dari persamaan homogen, c 1 dan c 2 adalah konstanta-konstanta, dan adalah penyelesaian khusus dari persamaan tak homogen Waluya, 2006:77. Teorema ini memberikan langkah-langkah membangun solusi persamaan tak homogen adalah sebagai berikut: 1 Temukan solusi umum persamaan homogennya, 2 Temukan sebuah solusi untuk persamaan tak homogen, 3 Jumlahkan keduanya, dan 4 Temukan c 1 dan c 2 dari kondisi-kondisi awalnya. Jika fungsi tebakan merupakan salah satu dari solusi homogennya, maka fungsi tebakan yang dipilih tak pernah membangun sebuah suku yang memenuhi ruas kanan tak homogen gt sehingga fungsi tebakannya harus dikalikan dengan t. Ada beberapa urutan yang relatif mudah untuk menemukan solusi khusus dengan metode koefisien tak tentu, yaitu sebagai berikut: 1 polinom berderajat n Solusi partikulir y p diandaikan sebagai berikut: a. = + + + ⋯ + apabila = 0 bukan akar bukan akar karakteristik untuk PD homogen 2.7, yaitu = 0 bukan akar persamaan + + = 0 . b. = + + + ⋯ + , apabila = 0 akar berkelipatan k, = 1,2 untuk persamaan + + = 0 . Koefisien-koefisien . , , , …, akan ditentukan kemudian setelah disubstitusikan pada PD 2.7. Contoh: Tentukan solusi umum PD + 3 + 2 = + 5 . Penyelesaian: PD homogen + 3 + 2 = 0 . Persamaan karakteristik + 3 + 2 = 0 maka akar-akar karakteristik adalah m 1 = -1 dan m 2 = -2. Jadi solusi = + . Solusi diandaikan = + + . Karena = 0 bukan akar dari persamaan + 3 + 2 = 0 . Dengan menurunkan , maka diperoleh: = + = 2 Substitusikan pada PD + 3 + 2 = + 5 maka diperoleh 2 + 3 + 2 + 2 + + = + 5 2 + 2 + 6 + 2 + 3 + 2 = + 5 2 = 1 ⟺ = 1 2 2 + 6 = 0 ⟺ 2 = − 3 ⟺ = − 3 2 2 + 3 + 2 = 5 ⟺ 2 = 5 − 1 + 9 2 ⟺ = 17 2 Jadi = 17 2 − 3 2 + 1 2 Jadi = + = 17 2 − 3 2 + 1 2 + + . 2 berbentuk = + + ⋯ + , α real Misal = + 1 ; = 2 + 2 . Untuk kasus ini, solusi partikulir y p diandaikan sebagai berikut: a. = + + + ⋯ + apabila α bukan akar persamaan + + = 0 . b. = + + + ⋯ + apabila α akar berkelipatan k, = 1,2 untuk persamaan + + = 0 . Koefisien-koefisien . , , , …, akan ditentukan kemudian setelah disubstitusikan pada PD 2.7. Contoh: Tentukan solusi umum PD + − 6 = + 3 PD homogennya + − 6 = 0 Persamaan karakteristik + − 6 = 0 maka akar-akar karakteristik adalah m 1 = 2 dan m 2 = -3. Jadi solusi = + . Karena = 1 bukan akar dari persamaan + 3 + 2 = 0 , maka Solusi diandaikan = + . Dengan menurunkan , maka diperoleh: = + + = + + = + + = + + 2 Substitusikan pada PD + − 6 = + 3 , diperoleh: + + 2 + + + − 6 + = + 3 − 4 − 4 + 3 = + 3 − 4 − 4 + 3 = + 3 − 4 = ⇔ = − 1 4 − 4 + 3 ⇔ = 3 − 3 ⇔ = − . Jadi = + . = − 15 6 − 1 4 jadi jadi solusi umum = + . ⇔ = − − + + . 3 berbentuk = + + ⋯ + cos atau = + + ⋯ + sin atau = { cos + sin } atau = { cos + sin } dimana masing-masing polinom berderajat n dan m dengan ≤ . Untuk kasus ini solusi partikulir y p yang diandaikan. a. = { + + + ⋯ + cos + + + ⋯ + sin } apabila + bukan akar kompleks persamaan + + = 0. b. = { + + + ⋯ + cos + + + ⋯ + sin } apabila + akar kompleks persamaan + + = 0. Koefisien-koefisien . , , …, , , , …, , akan ditentukan kemudian setelah disubstitusikan pada PD 2.7. Supriyono,2011:55

2.8 Titik Kesetimbangan Ekuilibrium