proses pembelajaran Undang Undang No 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 11 dan Ayat 13.
Dalam pendidikan formal terdapat jenjang pendidikan dimana jenjang tersebut berupa tahapan - tahapan pendidikan
yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan. UU No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal 1 Ayat 8. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
1. Jenjang Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar
berbentuk Sekolah Dasar SD dan Madrasah Ibtidaiyah MI atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama
SMP dan Madrasah Tsanawiyah MTs, atau bentuk lain yang sederajat.
2. Jenjang Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah
umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah
Aliyah MA, Sekolah Menengah Kejuruan SMK, dan Madrasah Aliyah Kejuruan MAK, atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan menengah dalam hubungan ke bawah berfungsi
4
sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar, dan dalam hubungan ke atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja.
3. Jenjang Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setela pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi
diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik
danatau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan danatau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi danatau
kesenian. Berdasarkan Undang – Undang pendidikan Indonesia, terdapat dua jenis
pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah formal. Kedua jenis pendidikan itu adalah Sekolah Menengah Atas SMA dan Sekolah Menengah Kejuruan
SMK. Perbedaan antara dua jenis sekolah tersebut sangan kentara. Pada SMA,
para siswanya diberikan pelajaran yang menuntunnya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi Pendidikan Tinggi selepas tamat sekolah
nantinya, jenis pelajarannya bersifat umum dan beragam kendati sudah dijuruskan pada kelas tertentu. Sedangkan pada SMK, pelajaran yang diberikan
umumnya bertujuan untuk mencetak tenaga – tenaga siap kerja setelah tamat nanti.
5
Pada SMK, siswa diberikan kebebasan memilih jurusan sedari kelas X Sepuluh, jadi pada masa mereka belajar di SMK, mereka fokus mempelajari hal
– hal yang berkaitan dengan jurusan yang mereka pilih. Hal ini membuat ketrampilan mereka akan terus terasah sehingga begitu mereka menyelesaikan
pendidikannya di SMK mereka telah siap menghadapi dunia kerja, sesuatu hal yang sangat sulit bagi seorang tamatan SMA.
Terdapat banyak pilihan jurusan yang tersedia di SMK, dimana masing – masing jurusannya memiliki kualifikasi yang berbeda, sehingga akan menciptakan
calon tenaga kerja dengan ketrampilan yang berbeda – beda di setiap jurusannya. Salah satu jurusan tersebut adalah jurusan Multimedia. Tidak terkecuali untuk
SMKN 12 Surabaya, sekolah hasil merger antara SMKN 9 Surabaya dan SMKN 11 Surabaya ini memiliki jurusan Multimedia yang setiap tahunnya mencetak
calon – calon tenaga kerja yang siap bersaing di bidang Multimedia. Data pada tahun pelajaran 2013 2014 menunjukkan siswa jurusan
Multimedia pada kelas XII berjumlah 92 siswa yang tersebar dalam tiga kelas, kelas XI berjumlah 99 siswa yang juga tersebar dalam tiga kelas, sedangkan kelas
X jumlah siswa Multimedia berjumlah 79 siswa yang tersebar dalam dua kelas. Banyak faktor yang mempengaruhi calon siswa SMK dalam memilih
jurusan yang akan mereka jalani di SMK, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal, faktor – faktor tersebut sangat penting karena mungkin saja dapat
mempengaruhi proses pembelajaran yang akan dilalui calon – calon siswa SMK tersebut.
Salah satu diantara faktor – faktor tersebut yang sering menjadi perhatian adalah faktor minat. Telah lama disinggung oleh para peneliti bahwa minat sangat
6
berpengaruh pada kesungguhan seorang siswa dalam mengikuti pembelajaran. Tidak jarang diketemukan para siswa yang tidak bersungguh – sungguh dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran karena minat yang mereka miliki tidak untuk bidang tersebut.
Atas dasar tersebut peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang ketersediaan minat calon siswa dalam pemilihan jurusan Multimedia yang
dituangkan dalam judul : “ANALISIS DESKRIPTIF KETERSEDIAAN MINAT DALAM PEMILIHAN KOMPETENSI KEAHLIAN
MULTIMEDIA PADA KELAS X MM 1 SMK NEGERI 12 SURABAYA TAHUN AJARAN 2013 2014.”
B. RUMUSAN MASALAH