HUBUNGAN KETERSEDIAAN KOLEKSI FIKSI DENGAN MINAT KUNJUNG PESERTA DIDIK PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH: studi deskriptif pada perpustakaan sekolah sma negeri 1 parongpong.

(1)

HUBUNGAN KETERSEDIAAN KOLEKSI FIKSI DENGAN MINAT

KUNJUNG PESERTA DIDIK PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

(Studi Deskriptif pada Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Parongpong)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi

Oleh

Dira Tejanuarta NIM 1106427

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN ILMU INFORMASI

DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIIDKAN

UNVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

HUBUNGAN KETERSEDIAAN KOLEKSI FIKSI

DENGAN MINAT KUNJUNG PESERTA DIDIK PADA

PERPUSTAKAAN SEKOLAH

(

Studi Deskriptif pada Perpustakaan Sekolah SMA

Negeri 1 Parongpong)

Oleh Dira Tejanuarta

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dira Tejanuarta 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Dira Tejanuarta (1106427). Hubungan Ketersediaan Koleksi Fiksi dengan Minat Kunjung Peserta Didik pada Perpustakaan Sekolah (Studi Deskriptif pada Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Parongpong).

Skripsi, Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi, Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 2015. Latar belakang penelitian ini yaitu ketersediaan koleksi fiksi sebagai bacaan sehat dan menghibur untuk menarik minat peserta didik berkunjung ke perpustakaan sekolah. Permasalahan umum yang dikaji yaitu bagaimana hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMAN 1 Parongpong. Permasalahan khusus diantaranya yaitu 1) bagaimana hubungan antara relevansi koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong; 2) bagaimana hubungan antara koleksi fiksi yang berorientasi pada kebutuhan pengguna dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong; 3) bagaimana hubungan antara kelengkapan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong; 4) bagaimana hubungan antara kemutakhiran koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong; 5) bagaimana hubungan antara kerja sama pengembangan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik pengunjung perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple

random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif,

kuat dan signifikan antara ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong, hal ini dilihat dari relevansi koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik memiliki tingkat hubungan yang positif, kuat dan signifikan. Koleksi fiksi yang berorientasi pada kebutuhan pemustaka, kelengkapan, kemutakhiran, dan kerja sama pengembangan koleksi fiksi memiliki tingkat hubungan yang positif, sedang dan signifikan dengan minat kunjung peserta didik.


(5)

ABSTRACT

Dira Tejanuarta (1106427). The Relation between Availability Fiction Books Collection and Students’ Interest of Visiting at school library. (Descriptive study at SMA Negeri 1 Parongpong library).

Essay, Library and Information Science, Department of Curriculum and Educational Technology, Indonesia University of Education, Bandung 2015.

The background of this research is the availability fiction books collection as a healthy reading and entertaining to attract students’ interests of visiting library. Issues being the topic of discussion is how the relation between the availability of fiction books and the

students’ interests of visiting library at SMAN 1 Parongpong, Specific issues include 1) how the relation between fiction books collection relevance and students’ interests of visiting library at SMA Negeri 1 Parongpong; 2) how the relation between the fiction books collection which were oriented on the need of library users and students’ interests of visiting library at SMA Negeri 1 Parongpong; 3) how the relation between the completeness of fiction books collection and students’ interests of visiting library at SMA 1 Parongpong; 4) how the relation between up-to-date fiction books collection and

students’ interests of visiting library at SMA Negeri 1 Parongpong; 5) how the relation between cooperative work the fiction books collection and students’ interests of visiting library at SMA Negeri 1 Parongpong. The population in this research is the students as library users at SMA Negeri 1 Parongpong. The method used in this research is descriptive method with quantitative approach. The sampling technicue using simple random sampling technicue. The results of the study show that there is a positive, strong and significant relation between the availability fiction books collection and interests of students in visiting library at SMA Negeri 1 Parongpong, its is proven from the relevance of the fiction books collection with students’ interests of visiting library indicating

positive, strong and significant relation. Fiction books collection which is to users’ needs, completeness, currency, and cooperation fiction books collection indicating positive,

medium and significant level of relation with students’ to visit the school library. Keywords: Collection, Fiction, School Library, Interest, Students.


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun karakter seseorang menjadi manusia yang berkualitas. Setiap Individu dapat mengembangkan potensi yang dimiliki dan mengasah kecerdasan melalui kegiatan pendidikan. Seperti disebutkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sidiknas) Pasal 1 bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam penyelenggaraan pendidikan tentunya akan melibatkan antara pengajar, peserta didik, serta sarana dan prasarana pada kegiatan belajar-mengajar. Sarana yang dimaksud yaitu seperti keberadaan perpustakaan di lingkungan sekolah. Perpustakaan merupakan sarana yang menyediakan berbagai informasi yang disusun dengan sistematis untuk dimanfaatkan oleh siapa saja untuk memenuhi kebutuhan informasi.

Perpustakaan sebagai salah satu sarana yang dibutuhkan masyarakat tentunya memiliki pengaruh untuk mengembangkan potensi masyarakat dengan mendapatkan pengetahuan dari berbagai sumber informasi yang ada di dalamnya. Seperti halnya pada lingkungan sekolah, perpustakaan sangat bermanfaat sebagai sumber informasi bagi warga sekolah. Perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah tentunya tidak dapat berdiri sendiri karena perpustakaan harus mampu berjalan sesuai dengan visi dan misi sekolah. Menurut Prastowo (2012, hlm. 45) :

Perpustakaan sekolah adalah sarana penunjang pendidikan di sekolah yang berupa kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku serta kumpulan bahan pustaka dikelola dengan sebaik-baiknya untuk menunjang proses pembelajaran”.


(7)

Kumpulan koleksi yang disediakan di perpustakaan harus sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena koleksi merupakan daya tarik utama bagi pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah harus dikelola secara sistematis khususnya dalam mengelola semua koleksi agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan mayoritas peserta didik. Selain buku di dalamnya juga terdapat bahan cetak lainnya seperti majalah, jurnal, dan bahan non cetak seperti, film, kaset, microfilm.

Ketersediaan koleksi di perpustakaan tidak hanya meliputi dari berapa banyak jumlah dan beragam jenisnya, namun perlu disesuaikan dengan kebutuhan informasi penggunanya dan mengikuti perkembangan zaman. Koleksi perpustakaan harus dikelola dan dikembangkan oleh perpustakaan salah satunya adalah dengan kegiatan pengembangan koleksi. Merujuk pada Yulia dan Sujana (2009, hlm. 1.11) ada baiknya setiap perpustakaan menentukan kebijakan pengembangan koleksi berdasarkan kebutuhan informasi pemustaka, dan kebijakan pengembangan koleksi harus berdasarkan asa-asas, yaitu kerlevanan, berorientasi pada kebutuhan pengguna, kelengkapan, kemutakhiran, dan kerja sama.

Koleksi perpustakaan berdasarkan isinya dibagi menjadi koleksi fiksi dan nonfiksi. koleksi fiksi memiliki peran penting karena memiliki manfaat sebagai bacaan sehat untuk menambah wawasan informasi dan rekreasi bagi pembacanya. Koleksi fiksi ditulis berdasarkan khayalan pengarang dalam bentuk cerita maka dari itu pembaca koleksi fiksi tentunya akan menggunakan imajinasi dalam mengerti dan memahami isi dari koleksi yang telah dibaca. Pada kalangan peserta didik koleksi fiksi bisa menjadi sarana hiburan untuk mengisi waktu istirahat sekolah dengan berkunjung ke perpustakaan. Namun disamping itu, koleksi fiksi memiliki nilai lebih bagi pembacanya diantaranya untuk meningkatkan pemahaman, melatih imajinasi serta membangun karakter pembacanya.


(8)

Koleksi fiksi banyak diminati oleh para peserta didik pada perpustakaan sekolah, oleh karena itu perpustakaan harus menyediakan koleksi fiksi yang relevan, berorientasi pada kebutuhan pengguna, lengkap, mutakhir, dan atas bentuk kerja sama untuk memenuhi kebutuhan informasi serta rekreasi supaya peserta didik lebih berminat untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah.

Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu penelitian terkait ketersediaan koleksi fiksi dilakukan oleh Rahmadi (2012, hlm. 136) berpendapat bahwa:

Semakin baik ketersediaan buku fiksi maka semakin baik pula pemanfaatan perpustakaan oleh peserta didik di SMA Negeri 1 Yogyakarta, sebaliknya semakin tidak baik ketersediaan buku fiksi maka semakin tidak baik pula pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh peserta didik pada SMA Negeri 1 Yogyakarta.

Koleksi fiksi harus mampu dikelola perpustakaan sebagai daya tarik bagi pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan. Dalam meningkatkan minat kunjung perpustakaan perlu memahami faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan. Dalam penelitian terdahulu terkait minat kunjung dilakukan oleh Maryani (2012, hlm. 82) “apabila terjadi penambahan koleksi, maka minat kunjung siswa di perpustakaan SMA Angkasa Adisutjipto Yogyakarta juga akan meningkat”.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi awal pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong sebagai data untuk mewakili penelitian ini diantaranya mengenai data perbandingan koleksi fiksi dan nonfiksi yang tersedia pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong sebagai data untuk mengetahui rasio koleksi fiksi dan nonfiksi.


(9)

Perbandingan koleksi fiksi dan nonfiksi pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 1.1

Perbandingan Koleksi Fiksi dan Nonfiksi pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong

Tahun 2014-2015

No Jenis Koleksi Judul Eksemplar

1. Koleksi Fiksi 87 675

2. Koleksi Nonfiksi 426 4.170

Jumlah 513 4.845

Sumber: Perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong Maret 2015

Berdasarkan data diatas menunjukkan ketersediaan koleksi fiksi dan nonfiksi yang ada di perpustakaan SMA Negeri 1 parongpong belum sesuai dengan Standar Nasional Indonesia bidang perpustakaan dan kepustakawanan bahwa perbandingan koleksi nonfiksi dan fiksi seharusnya yaitu 60:40, sedangkan pembagian porsi koleksi nonfiksi dan fiksi yang ada di perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong yaitu dengan perbandingan 86:14.

Kemudian peneliti menemukan data peminjaman koleksi sebagai data yang paling mendasar bahwa koleksi fiksi dimanfaatkan oleh pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan sekolah, seperti yang terdapat pada tabel berikut:

Tabel 1.2

Data Peminjaman Koleksi Fiksi pada bulan Novermber 2014 – Maret 2015 di Perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong

No Bulan Jumlah Eksemplar

1. November 12

2. Desember 10

3. Januari 16

4. Februari 23

5. Maret 27


(10)

0 200 400 600 800

211 211

0

649 675 Relokasi perpustakaan Jumlah Koleksi

Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa meningkatnya minat peserta didik untuk membaca koleksi fiksi yang tersedia di perpustakaan dilihat dari meningkatnya jumlah peminjaman koleksi fiksi khususnya pada bulan Januari sampai dengan Maret Tahun 2015.

Peneliti memperoleh data yang lebih akurat mengenai keterkaitan koleksi fiksi dalam meningkatkan minat kunjung peserta didik yaitu data grafik jumlah koleksi fiksi dan data kunjungan pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong yang dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Grafik 1.1

Grafik Jumlah Koleksi Buku fiksi Tahun 2014 – 2015 Pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong

Sumber: Perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong

Kemudian data mengenai grafik tingkat kunjungan pemustaka pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong dapat dilihat dari grafik dibawah ini:

Grafik 1.2

Grafik Kunjungan Pemustaka Tahun 2014 - 2015 pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong

Sumber: Perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong

0 100 200 300

62 49 0 82

203 Relokasi perpustakaan


(11)

Dilihat pada kedua gambar 1.1 dan 1.2 diatas yaitu grafik tingkat kunjungan pemustaka pada bulan Oktober 2014 – bulan Februari 2015 dan grafik jumlah koleksi fiksi pada bulan Oktober 2014 – bulan Februari 2015 dapat dikatakan bahwa koleksi fiksi yang tersedia di perpustakaan dengan tingkat kunjungan pemustaka secara bersamaan mengalami peningkatan. Adanya kemungkinan bahwa penambahan koleksi fiksi di perpustakaan dapat menjadi daya tarik peserta didik untuk berkunjung ke perpustakaan.

Ketersediaan koleksi fiksi di perpustakaan sangat perlu untuk dikembangkan dan dikelola dengan baik untuk memenuhi kebutuhan informasi dan rekreasi pemustaka sehingga dapat meningkatkan minat kunjung pemustaka ke perpustakaan, karena keberhasilan suatu perpustakaan salah satunya yaitu banyak dikunjungi oleh pemustaka untuk memanfaatkan koleksi yang ada di dalamnya.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji topik penelitian dengan judul “Hubungan Ketersediaan Koleksi Fiksi dengan Minat Kunjung Peserta Didik pada Perpustakaan Sekolah” .

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong yang didapatkan melalui staf perpustakaan, maka diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut;

1. Koleksi fiksi yang tersedia di perpustakaan sekolah kurang beragam 2. Kurang tersedianya koleksi fiksi yang mutakhir pada perpustakaan sekolah 3. Jumlah koleksi fiksi belum dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustaka 4. Minat kunjung peserta didik yang masih rendah dalam memanfaatkan


(12)

C. Rumusan Masalah Penelitian

Beberapa hal yang dirumuskan berdasarkan latar belakang, maka dapat dikemukakan rumusan masalah yang menjadi dasar dalam penelitian ini.rumusan masalah penelitian ini, yaitu.

1. Rumusan masalah umum:

“Bagaimana hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMAN 1 Parongpong?”

2. Rumusan masalah khusus:

a. Bagaimana hubungan antara relevansi koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong?

b. Bagaimana hubungan antara koleksi fiksi yang berorientasi pada kebutuhan pengguna dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong?

c. Bagaimana hubungan antara kelengkapan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong?

d. Bagaimana hubungan antara kemutakhiran koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong?

e. Bagaimana hubungan antara kerja sama pengembangan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarakan rumusan masalah diatas maka dapat diambil tujuan penelitian. Maka tujuan penelitian, yaitu:

1. Tujuan penelitian umum:

“Untuk mengetahui bagaimana hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMAN 1 Parongpong”


(13)

2. Tujuan penelitian khusus:

a. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara relevansi koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong

b. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara koleksi fiksi yang berorientasi pada kebutuhan pengguna dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong

c. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara kelengkapan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong

d. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara kemutakhiran koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong

e. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara kerja sama pengembangan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan perpustakaan sekolah, yaitu:

1. Teoritis

Untuk mengembangkan pengetahuan di bidang ilmu perpustakaan dan informasi khususnya mengenai hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik di perpustakaan sekolah.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Meningkatkan keterampilan serta memberikan pengalaman dan pengetahuan lebih mendalam mengenai hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik di perpustakaan sekolah.


(14)

b. Perpustakaan Sekolah

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan bagi perpustakaan dalam mengembangkan koleksi perpustakaan khususnya dalam meningkatkan ketersediaan koleksi fiksi.

c. Bagi Peneliti selanjutnya dan pengembang

Dapat memberikan informasi sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penelitian ini, peneliti memaparkan struktur organisasi skripsi yang terdiri dari lima bab dengan uraian sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab I merupakan pendahuluan yang membahas latar belakang diadakannya penelitian ini, kemudian terdapat rumusan masalah yang dibuat sebagai pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian, serta dijelaskan pula tujuan dan manfaat dari penelitian.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II meliputi kajian kerangka penelitian dan hipotesis penelitian serta kajian pustaka yang dibahas untuk mengarahkan kepada masalah penelitian dalam bidang ilmu yang akan diteliti. Kajian pustaka juga sebagai dasar dalam penyusunan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan hipotesis penelitian.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Bab III berisi metode penelitian yang didalamnya meliputi lokasi penelitian, subjek populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, hasil uji coba instrumen, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.


(15)

4. BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV meliputi temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian berupa pemaparan data yang diperoleh dalam penelitian.

5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Parongpong yang beralamatkan di Jalan Cihanjuang Rahayu No.39 Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat.

SMAN 1 Parongpong ini memiliki 14 kelas yang terdiri dari enam kelas X diantaranya kelas IPA 1 dan 2, kelas X IPS 1, 2, dan 3, dan kelas X IBB. Kemudian empat kelas XI diantaranya kelas XI IPA 1 dan 2, kelas XI IPS 1 dan 2. Selanjutnya empat kelas XII yaitu kelas XII IPA 1 dan 2, kelas XII IPS 1 dan 2.

Sekolah ini memiliki sarana perpustakaan sebagai penunjang dalam kegiatan belajar mengajar. Letak perpustakaan cukup strategis karena telah dilakukan relokasi dari lokasi sebelumnya dengan kondisi yang lebih baik.

2. Populasi

Populasi adalah cakupan keseluruhan dari obyek yang akan diteliti. Populasi yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan sekolah yaitu peserta didik kelas XI, dan XII SMA Negeri 1 Parongpong. Populasi ditentukan untuk memudahkan peneliti dalam menarik sampel yang akan diteliti.

Populasi dalam penelitian ini yaitu pengunjung perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong pada bulan januari sampai dengan bulan april tahun 2015 yaitu berjumlah 193. Karena penelitian ini dilakukan pada awal tahun ajaran baru 2015/2016 maka peserta didik kelas X tidak dimasukkan dalam populasi penelitian ini dikarenakan adanya kemungkinan bahwa peserta didik kelas belum memanfaatkan perpustakaan sekolah.


(17)

3. Sampel

Sampel dari suatu penelitian dapat diambil untuk mewakili populasi. Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini yaitu teknik simple random sampling.

Peneliti memilih teknik penarikan sampel dengan menggunakan simple

random sampling dikarenakan populasi yang terdapat pada penelitian ini

homogen yaitu peserta didik, kemudian pengambilan sampel secara acak dengan melakukan pengundian di lokasi penelitian.

Diketahui bahwa jumlah populasi cukup banyak yaitu lebih dari 100 orang maka untuk penarikan jumlah sampel digunakan rumus Slovin, menurut Prasetyo dan Jannah (2006, hlm. 137) sebagai berikut.

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = batas toleransi kesalahan

Adapun batas kesalahan yang ditentukan yaitu 10% dengan tingkat akurasi 90%, maka jumlah sampel yang ditetapkan sebagai berikut.

= 65,8 66

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diperoleh jumlah sampel yaitu 66 orang responden. Maka pada penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 66 responden yaitu terdiri dari peserta didik kelas XI, dan XII yang berkunjung pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.


(18)

B. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu perencanaan yaitu dengan membuat desain penelitian. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) yaitu ketersediaan koleksi fiksi yang terdiri dari lima sub variabel yaitu (X1) relevansi, (X2) berorientasi pada kebutuhan pengguna, (X3) kelengkapan, (X4) kemutakhiran, (X5) kerja sama. Sedangkan varibel terikat (Y) yaitu minat kunjung peserta didik.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Hubungan Ketersediaan Koleksi Fiksi dengan Minat Kunjung Peserta Didik pada Perpustakaan Sekolah

Variabel Independen

Variabel Dependen

Minat Kunjung Peserta Didik (Y)

Ketersediaan Koleksi Fiksi (X) XY

C. Metode Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian perlu ditetapkan sebuah metode yang akan digunakan untuk mengungkapkan permasalahan penelitian. Metode pada penelitian ini adalah metode penelitian deskripstif dengan pendekatan kuantitatif.

Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dikarenakan ingin membuktikan hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong. Kedua variabel yang terdapat pada penelitian ini dapat diukur sehingga peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan perhitungan matematis dan kuesioner sebagai instrumen untuk mengumpulkan data.


(19)

D. Definisi Operasional

1. Ketersediaan koleksi fiksi

Ketersediaan koleksi fiksi yaitu kesiapan dari seluruh koleksi-koleksi fiksi yang tersedia di perpustakaan untuk dimanfaatkan oleh pemustaka. Pada penelitian ini ketersediaan koleksi fiksi difokuskan pada aspek relevansi, berorientasi pada kebutuhan pengguna, kelengkapan, kemutakhiran, dan kerja sama.

a. Relevansi

Relevansi koleksi fiksi yaitu koleksi fiksi hendaknya relevan dengan aktivitas yang telah diprogramkan oleh perpustakaan sehingga memuaskan para pemustaka dan stakeholders.

b. Berorientasi pada kebutuhan pengguna

Koleksi fiksi yang berorientasi pada kebutuhan pengguna, artinya bahwa koleksi fiksi hendaknya ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan pemustaka, karena setiap perpustakaan memiliki pengguna yang berbeda-beda, maka berbeda pula kebutuhan informasinya.

c. Kelengkapan

Kelengkapan koleksi fiksi adalah koleksi fiksi yang tersedia di perpustakaan harus lengkap ditinjau dari jumlah dan jenisnya.

d. Kemutakhiran

Kemutakhiran koleksi fiksi adalah koleksi fiksi yang tersedia hendaknya mengikuti perkembangan zaman (mutakhir) , maka dari itu perpustakaan harus melakukan pembaharuan koleksi fiksi.

e. Kerja sama

Kerja sama pengembangan koleksi fiksi adalah pengembangan dan penyediaan koleksi fiksi berdasarkan hasil kerja sama antara perpustakaan dengan pihak-pihak terkait.

2. Minat kunjung

Minat kunjung dalam dunia perpustakaan merupakan ketertarikan pemustaka (user) untuk memanfaatkan perpustakaan seperti memanfaatkan berbagai koleksi, fasilitas maupun layanan perpustakaan.


(20)

E. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian perlu dirancang suatu instrumen penelitian. Instrumen pada penelitian ini adalah menggunakan kuesioner/ angket yang disusun berdasarkan variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian ini.

Kuesioner dalam peneltian ini mencakup beberapa pernyataan mengenai hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan sekolah. Adapun untuk memudahkan dalam mendapatkan hasil yang tepat maka perlu disusun kisi-kisi instrumen.

Adapun kisi-kisi yang disusun oleh penelti dalam penelitian ini mengenai hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan sekolah, yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen

Rumusan Masalah Variabel Penelitian

Indikator Deskripsi No. Item Rumusan masalah umum: Bagaimana hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMAN 1 Parongpong? Rumusan masalah khusus:

1. Bagaimana hubungan antara relevansi koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong?

Ketersediaan Koleksi fiksi

Relevansi Kesesuaian koleksi fiksi dengan karakteristik pemustaka 1, 2, 3, Kesesuaian koleksi fiksi dengan mata pelajaran/tugas 4, 5, Berorientasi Pada kebutuhan pengguna Koleksi fiksi yang tersedia ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna 6, 7, 8,

Kelengkapan Jumlah koleksi fiksi yang tersedia di perpustakaan 9, 10, Jenis koleksi yang tersedia di perpustakaan

11, 12, 13, Kemutakhiran Koleksi fiksi

sesuai dengan perkembangan zaman

14, 15,


(21)

2. Bagaimana hubungan antara koleksi fiksi yang berorientasi pada kebutuhan

pengguna dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong? 3. Bagaimana

hubungan antara kelengkapan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong? 4. Bagaimana

hubungan antara kemutakhiran koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong? 5. Bagaimana

hubungan antara kerja sama pengembangan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong?

Koleksi fiksi terbitan terbaru

16, 17, Kerja sama Koleksi fiksi

hasil dari kerja sama antar pihak

18, 19, 20, Minat Kunjung Rasa ingin tahu Menambah informasi dan penetahuan dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan 21, 22, 23, Keadaan Lingkungan yang memadai Kenyaman lingkungan perpustakaan 24, 25, Penataan koleksi perpustakaan 26, 27, 28, Intensitas kunjungan Intensitas berkunjung ke perpustakaan 29, 30, Intensitas peminjaman koleksi perpustakaan 31, 32.


(22)

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pada penelitian ini kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner tertutup dengan skala yang digunakan yaitu skala Likert untuk mengukur sikap atau pendapat seseorang terhadap fenomena yang terjadi. Adapun format jawaban skala likert yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Setiap jawaban dari butir-butir instrumen Skala Likert memiliki gradasi dari sangat positif sampai negatif, seperti yang dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Skala Likert

SS

Pernyataan Positif Negatif

Sangat setuju 5 1

ST Setuju 4 2

RR Ragu-ragu 3 3

TS Tidak Setuju 2 4

STS Sangat Tidak Setuju 1 5

Sumber : Sugiyono (2013, hlm. 135)

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Pada penelitian ini dilakukan uji validitas dan uji reabilitas instrumen penelitian. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan suatu instrumen sebelum disebarkan kepada responden. Uji validitas yang dilakukan yaitu uji validitas isi. Sedangkan uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen suapaya dapat menghasilkan informasi yang dapat dipercaya (reliabel). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS statistics

version 21.

1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dilakukan dengan bertujuan untuk mengetahui ketepatan suatu alat ukur dalam suatu penelitian. Adapun uji validitas yang digunakan yaitu menggunakan uji validitas isi. Menurut Sumintono dan Widhiarso (2013, hlm. 35) :


(23)

Validitas isi berfokus pada apakah keseluruhan definisi konseptual telah sepenuhnya direpresentasikan dalam pengukuran. Definisi konseptual yang dimaksud adalah wadah yang mengikat semua ide dan konsep, dan indikator yang digunakan untuk mengukur haruslah berisi semua ide yang ada dalam definisi tersebut.

Uji validitas isi pada penelitian ini dilakukan dengan cara meminta pendapat para ahli (expert judgement) sebelum disebarkan kepada responden. Hal ini diperkuat dengan pendapat Sumintono dan Widhiarso (2013, hlm. 20) bahwa untuk melakukan uji coba pernyataan maka salah satu langkah yang harus dilakukan adalah “mengundang pakar atau ahli di bidang atribut yang kita ukur untuk mengevaluasi butir pernyataan yang kita tulis”. Pengujian validitas dilakukan oleh Dosen Program Studi Perpustakaan dan Informasi yaitu Bapak Doddy Rusmono, MLIS. dan Ibu Dini Suhardini, M.I.Kom. hasil dari expert judgement dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4

Hasil Penilaian Expert Judgement

No Aspek/ Komponen

Penilaian Ahli 1 Penilaian Ahli 2 Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang

1. Kesesuaian

dengan kisi-kisi √ √

2. Penyampaian

informasi √ √

3.

Penggunaan kata-kata/ tata bahasa

√ √

Pada uji validitas isi yang dilakukan kepada kedua pakar yaitu Bapak Doddy Rusmono, MLIS dan Ibu Dini Suhardini, M.I.Kom. Ada beberapa pernyataan pada kusioner yang diperbaiki dikarenakan penyataan kurang relevan dengan teori dan penggunaan bahasa yang kurang tepat, yaitu pernyataan nomor 1, 2, 9, 10, 11, 15, 24, 32, 34, 37, dan 39.


(24)

Kesimpulan berdasarkan penilaian para ahli tersebut menyatakan bahwa instrumen penelitian ini memadai untuk menjaring data pemerkuat proses pengolahan data sebagai informasi paparan deskriptif dan sudah cukup baik untuk dijadikan instrumen penelitian.

2. Uji Reabilitas Instrumen

Dalam suatu penelitian, suatu alat ukur harus dapat dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen supaya dapat menghasilkan informasi yang dapat dipercaya (reliabel). Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan setelah uji validitas, adapun pengujian yang dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS statistics version 21.

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini yaitu menggunakan rumus Alpha

Cronbach’s. Adapun rumus Alpha Cronbach’s Sastradipoera (2005, hlm. 308) sebagai berikut.

Keterangan :

= Reliabilitas instrumen = Banyaknya butir pernyataan

= Jumlah varians butir

= Varians total

Hasil perhitungan r11 akan dibandingkan dengan rtabel pada α = 5%dengan ketentuan jika r11 > rtabel maka intrumen dinyatakan reliabel, sedangkan jika r11 < rtabel maka intrumen dinyatakan tidak reliabel.

a. Uji Reliabilitas Ketersediaan koleksi fiksi (X)

Ketersediaan koleksi fiksi merupakan variabel X pada penelitian ini. Berikut hasil perhitungan uji reliabilitas ketersediaan koleksi fiksi dengan menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics version 21 dan microsoft


(25)

Tabel 3.5

Uji Reliabilitas Ketersediaan Koleksi Fiksi (X) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,885 24

Sumber : IBM SPSS Statistics version 21

Nilai rtabeldari n = 32 pada α = 5% adalah 0,349 dengan jumlah butir penyataan kuesioner sebanyak 39 butir. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program IBM SPSS Statistics version 2.1 pada variabel X yaitu ketersediaan koleksi fiksi reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,885.

Dengan demikian 0,885 > 0,349, sesuai dengan ketentuan apabila rhitung > rtabel maka instrumen yang digunakan dinyatakan reliabel. Dapat disimpulkan pada data tersebut bahwa kuesioner variabel X dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data pada penelitin ini.

b. Uji Reliabilitas minat kunjung peserta didik (Y)

Minat kunjung peserta didik merupakan variabel Y pada penelitian ini. Berikut hasil perhitungan uji reliabilitas minat kunjung peserta didik dengan menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics version 21 dan

microsoft excel 2010.

Tabel 3.6

Uji Reliabilitas Minat Kunjung Peserta Didik (Y)

Sumber : IBM SPSS Statistics version 21

Nilai rtabeldari n = 32 pada α = 5% adalah 0,349 dengan jumlah butir penyataan kuesioner sebanyak 39 butir. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program IBM SPSS Statistics version 21 pada variabel Y

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(26)

yaitu minat kunjung peserta didik reliabilitas yang dihasilkan adalah 0,839.

Dengan demikian 0,839 > 0,349, sesuai dengan ketentuan apabila rhitung > rtabel maka instrumen yang digunakan dinyatakan reliabel. Dapat disimpulkan pada data tersebut bahwa kuesioner variabel Y dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini.

Pada penelitian ini dilakukan juga analisis dari setiap butir-butir pernyataan yang ada pada setiap variabel X dan Y dengan melakukan uji reliabilitas internal konsistensi, Menurut Sumintono dan Widhiarso (2013, hlm. 35) bahwa :

Konsistensi internal menekankan pada konsistensi pada butir-butir yang terdapat di dalam instrumen. Instrumen yang bertujuan mengungkap ciri-sifat laten (latent traits) biasanya memuat aitem-aitem yang berupa pernyataan yang harus direspon oleh partisipan.

Uji reliabilitas internal konsistensi dilakukan dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics Version 21 dan Microsoft Excel

2007.

Tabel 3.7

Uji Reliabilitas Internal Konsistensi Ketersediaan Koleksi Fiksi (X)

Item-Total Statistics

No.

Corrected Item-Total Correlation

( r ) r tabel Keterangan

1 0,532 0,349 Reliabel

2 0,400 0,349 Reliabel

3 0,423 0,349 Reliabel

4 0,492 0,349 Reliabel

5 0,439 0,349 Reliabel

6 0,383 0,349 Reliabel

7 0,570 0,349 Reliabel

8 0,840 0,349 Reliabel

9 0,297 0,349 Tidak Reliabel

10 0,052 0,349 Tidak Reliabel


(27)

12 0,582 0,349 Reliabel

13 0,516 0,349 Reliabel

14 0,699 0,349 Reliabel

15 0,607 0,349 Reliabel

16 0,544 0,349 Reliabel

17 0,634 0,349 Reliabel

18 0,113 0,349 Tidak Reliabel

19 0,427 0,349 Reliabel

20 0,607 0,349 Reliabel

21 0,294 0,349 Tidak Reliabel

22 0,544 0,349 Reliabel

23 0,457 0,349 Reliabel

24 0,546 0,349 Reliabel

Berdasarkan tabel diatas bahwa nilai rtabel dari n = 32 pada α = 5% adalah 0,349. Butir pernyataan dapat dikatakan reliabel dengan ketentuan jika rhitung > rtabel. Terdapat 24 pernyataan pada variabel ketersediaan koleksi fiksi (X), empat diantaranya dinyatakan tidak reliabel atau dinyatakan gugur yaitu nomor 9, 10, 18, 21, dan sisanya dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai pernyataan pada instrumen penelitian untuk mendapatkan data.

Kemudian uji reliabilitas internal konsistensi pada variabel Y dengan bantuan bantuan program IBM SPSS Statistics Version 21 dan Microsoft

Excel 2007 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.8

Uji Reliabilitas Internal Konsistensi Minat Kunjung Peserta Didik (Y)

Item-Total Statistics

No. Corrected Item-Total Correlation r tabel Keterangan 25

0,486

0,349 Reliabel

26

0,354

0,349 Reliabel

27

0,723


(28)

28

0,636 0,349 Reliabel

29

0,601

0,349 Reliabel

30

0,612

0,349 Reliabel

31

0,477

0,349 Reliabel

32

0,270 0,349 Tidak Reliabel

33

0,723

0,349 Reliabel

34

0,636

0,349 Reliabel

35

0,092

0,349 Tidak Reliabel

36

0,535 0,349 Reliabel

37

0,723

0,349 Reliabel

38

0,472

0,349 Reliabel

39

0,162

0,349 Tidak Reliabel

Berdasarkan tabel diatas bahwa nilai rtabel dari n = 32 pada α = 5% adalah 0,349. Butir pernyataan dapat dikatakan reliabel dengan ketentuan jika rhitung > rtabel. Untuk variabel minat kunjung peserta didik (Y) terdapat 15 pernyataan, tiga diantaranya tidak reliabel atau dinyatakan gugur yaitu nomor 32, 35, 39 dan sisanya dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai pernyataan pada instrumen penelitian untuk mendapatkan data. Untuk butir pernyataan yang dianggap gugur akan dihapus atau dihilangkan dan diharapkan mampu mewakili indikator-indikator setiap variabel.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara untuk mengumpulkan informasi terhadap obyek penelitian. Tujuan pengumpulan data ini yaitu untuk memperoleh ukuran tentang hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan data primer dan data sekunder.


(29)

Dalam pelaksanaan pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara utnuk memperoleh data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Kuesioner (angket)

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis yang harus diisi oleh resonden. Kuesioner disebarkan kepada responden apabila responden menghadapi kendala dalam mengisi kuesioner maka responden dapat bertanya langsung kepada peneliti.

2. Observasi

Observasi dilakukan peneliti untuk mengetahui gambaran dari subjek yang akan diteliti. Observasi yang dilakuakan oleh peneliti yaitu melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian.

3. Dokumentasi

Pada penelitian ini dilakukan juga cara pengumpulan data dengan dokumentasi yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dimaksudkan untuk mengkaji dan melakukan analisis dari data yang telah diperoleh ke dalam bentuk yang lebih sederhana kearah susunan sistematis. Dalam analisis data terdapat dua tahapan yaitu tahap analisis data dan teknik analisis data.

1. Tahap-tahap Analisis Data

Secara garis besar tahap-tahap analisis data dalam penelitian memiliki tiga langkah yang dilakukan. Menurut Bungin (2010, hlm. 164) tahapan-tahapan penelitian meliputi “... menyiapkan data, editing, pengkodean dan tabulasi (proses pembeberan)”.. penjabaran yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan data

Pada tahapan ini yang harus dilakukan mencakup pengecekan identitas responden, memeriksa kelengkapan instrumen yang akan disebarkan kepada responden dan memeriksa macam isisan data.


(30)

b. Editing

Kegiatan editing dilakukan setelah peneliti menghimpun data yang didapatkan dari responden, namun kadang kala terdapat data yang belum memenuhi harapan maka dari itu dilakukan kegiatan editing.

c. Pengkodean

Tahapan selanjutnya setelah melakukan editing yaitu melakukan pengkodean diantaranya melakukan pemberian kode sebagai identitas dari data yang diperoleh terutama dalam kegiatan pengolahan data.

d. Tabulasi (proses pembeberan)

Tabulasi dilakukan dengan melakukan pembeberan data untuk lebih dapat dijelaskan sesuai dengan klasifikasi data yang diperoleh dari responden yang kemudian dimasukan pada tabel untuk lenih memudahkan dalam menganalisis data.

2. Analisis Statistik Deskriptif

Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu analisis statistik deskriptif. Teknik analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran dari data yang telah diperoleh dari responden menggunakan statistik.

Terdapat pula analisis data deskriptif per sub variabel yang bertujuan untuk mengukur nilai dari setiap pernyataan yang terdapat pada setiap sub variabel. Rumus yang digunakan (Bungin, 2005, hlm. 172) yaitu sebagai berikut:

P =

x 100 Keterangan:

P = Persentase F = Frekuensi


(31)

Untuk mengetahui kategori dari data hasil responden maka peneliti menggunakan rumus rating scale. Menurut Riduwan (2010, hlm. 46) bahwa rating scale adalah data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan

dalam pengertian kualitatif.”

Skor Skor

Minimum Maksimum

STB TB CB B SB

Grafik 3.1 Kategori penilaian (Riduwan, 2010, hlm. 48)

Kriteria dari hasil setiap skor dapat dijelaskan sebagai berikut: STB : Sangat tidak baik

TB : Tidak Baik CB : Cukup baik B : Baik

SB : Sangat Baik

3. Uji hipotesis (korelasi)

Uji hipotesis dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) untuk mengambil kesimpulan atau sebagai jawaban dari hipotesis yang telah dirumuskan.

Pada penelitian ini data diperoleh dari hasil kuesioner yang telah dijawab oleh responden, dikarenakan data pada penelitian ini yaitu data ordinal, maka teknik korelasi menggunakan rumus Rank Spearmen (Sugiyono, 2011, hlm. 245):


(32)

Keterangan:

ρ = Koefisien korelasi N = Banyaknya sampel ∑d2

= Jumlah kuadrat dari selisih rank variabel X dan rank variabel Y

Untuk mengukur hubungan antara variabel ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik, digunakan koefisien korelasi (Sugiyono, 2013, hlm. 257) disimbolkan “r” dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.9

Intepretasi Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat hubungan

± 0,00 - ± 0,199 Sangat rendah

± 0,20 - ± 0, 399 Rendah

±0,40 - ± 0,599 Sedang

± 0,60 - ± 0,799 Kuat

± 0,80 - ± 1,000 Sangat kuat

Sumber : Sugiyono, 2013, hlm. 257

Kemudian langkah berikutnya dilakukan uji-t untuk membuktikan signifikansi hubungan dari variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

= Nilai t

= Nilai koefisien korelasi = Jumlah sampel

� � �� � � 2


(33)

Setelah mendapatkan nilai thitung dari hasil uji-t, maka hasil perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan nilai ttabel, dengan ketentuan jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, sedangkan jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Untuk mengetahui besaran kontribusi antara variabel X ke Y maka digunakan rumus koefisien determinasi yaitu sebagai berikut.

D = (rxy)2 x 100%

Keterangan :

D = koefisien determinasi

(rxy)2 = kuadrat korelasi X dan Y

Hipotesis statistik pada penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis Nol (H0: ρ = 0)

Tidak terdapat Hubungan antara ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.

Hipotesis Kerja (H1: ρ ≠ 0)

Terdapat Hubungan antara ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.

2) Hipotesis Nol (H0: ρ = 0)

Tidak terdapat hubungan antara relevansi koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.

Hipotesis Kerja (H1: ρ ≠ 0)

Terdapat hubungan antara relevansi koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.


(34)

3) Hipotesis Nol (H0: ρ = 0)

Tidak terdapat hubungan antara koleksi fiksi yang berorientasi pada kebutuhan pengguna dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.

Hipotesis Kerja (H1: ρ ≠ 0)

Terdapat hubungan antara koleksi fiksi yang berorientasi pada kebutuhan pengguna dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.

4) Hipotesis Nol (H0: ρ = 0)

Tidak terdapat hubungan antara kelengkapan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.

Hipotesis Kerja (H1: ρ ≠ 0)

Terdapat hubungan antara kelengkapan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.

5) Hipotesis Nol (H0: ρ = 0)

Tidak terdapat hubungan antara kemutakhiran koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.

Hipotesis Kerja (H1: ρ ≠ 0)

Terdapat hubungan antara kemutakhiran koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.

6) Hipotesis Nol (H0: ρ = 0)

Tidak terdapat hubungan antara kerja sama pengembangan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.

Hipotesis Kerja (H1: ρ ≠ 0)

Terdapat hubungan antara kerja sama pengembangan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Seperti yang telah diuraikan pada bab satu, bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan sekolah. Simpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut.

1. Simpulan Umum

Beradasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan koleksi fiksi memiliki hubungan yang kuat dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 parongpong. Hubungan yang kuat antara ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik menunjukkan hubungan yang bersifat positif. Selain tersedianya koleksi nonfiksi seperti buku teks sebagai penunjang pembelajaran, ketersediaan koleksi fiksi dapat dijadikan kekuatan perpustakaan sebagai koleksi yang memiliki fungsi edukasi, infomasi dan hiburan untuk menarik minat peserta didik berkunjung ke perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.

2. Simpulan Khusus

a. Terdapat hubungan yang signifikan antara relevansi koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong. Hubungan tersebut berada pada tingkatan kuat, hal ini menunjukkan bahwa relevansi koleksi fiksi yang tersedia sudah baik dilihat dari repon positif dengan nilai terbesar pada indikator kesesuaian koleksi fiksi dengan karakteristik pemustaka yaitu peserta didik tingkat SMA.

b. Terdapat hubungan yang signifikan antara koleksi fiksi yang berorientasi pada kebutuhan pengguna dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong. Hubungan tersebut berada pada tingkatan sedang, hal ini menunjukkan bahwa koleksi fiksi yang tersedia sudah cukup berorientasi pada kebutuhan pemustaka dilihat dari indikator


(36)

koleksi fiksi yang tersedia ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna memiliki respon positif. Pustakawan telah melakukan analisis dan mengidentifikasi apa saja yang menjadi kebutuhan pemustaka dalam kegiatan pengembangan koleksi fiksi.

c. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelengkapan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong. Hubungan tersebut berada pada tingkatan sedang, hal ini menunjukkan bahwa kelengkapan koleksi fiksi yang tersedia sudah cukup baik dilihat dari respon positif dengan nilai terbesar pada indikator jenis koleksi yang tersedia di perpustakaan seperti tersedia novel, cerpen, dongeng, dan sebagainya.

d. Terdapat hubungan yang signifikan antara kemutakhiran koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong. Hubungan tersebut berada pada tingkatan sedang, hal ini menunjukkan bahwa kemutakhiran koleksi fiksi yang tersedia sudah cukup baik dilihat dari repon positif dengan nilai terbesar pada indikator koleksi fiksi terbitan terbaru. Tersedianya koleksi fiksi yang mutakhir akan meningkatkan lagi minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.

e. Terdapat hubungan yang signifikan antara kerja sama pengembangan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong. Hubungan tersebut berada pada tingkatan sedang, hal ini menunjukkan bahwa kerja sama yang dilakukan dalam pengembangan koleksi fiksi cukup baik dilihat dari repon positif dengan nilai terbesar pada indikator koleksi fiksi hasil dari kerja sama antar pihak. Pengembangan koleksi fiksi yang dilakukan melalui kegiatan kerja sama akan lebih optimal dan ditujukkan untuk memperkaya koleksi fiksi.


(37)

B. Saran

Berdasarkan hasil dan temuan dari penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil yang dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait khususnya bagi perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 parongpong. Beberapa saran tersebut yaitu:

1. Bagi perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong

Untuk perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong diharapkan dapat melakukan kegiatan pengembangan koleksi fiksi khususnya dalam menambah jumlah koleksi fiksi yang bersifat sastra seperti puisi, syair, dan koleksi fiksi bergambar seperti komik, karena melihat kondisi di perpustakaan, koleksi dengan jenis tersebut masih dalam jumlah yang sangat kurang. Koleksi fiksi yang lengkap dan mutakhir diharapkan mampu meningkatkan lagi minat kunjung pemustaka.

2. Bagi sekolah SMA Negeri 1 Parongpong

Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus memberi perhatian lebih terhadap kinerja perpustakaan dengan mendukung perpustakaan dalam kegiatan pengembangan koleksi khususnya koleksi fiksi. Kemudian menambah fasilitas fisik diantaranya yaitu menyediakan rak buku untuk digunakan sebagai tempat menyimpan dan menata koleksi fiksi. Kegiatan ini bertujuan supaya pemustaka lebih mudah dalam memanfaatkan koleksi fiksi dan nonfiksi yang ada di perpustakaan sekolah.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji atau meneliti faktor-faktor selain ketersediaan koleksi fiksi, seperti koleksi referensi, koleksi buku teks dan koleksi lainnya yang mampu meningkatkan minat kunjung pemustaka, sehingga dapat memberikan masukan yang lebih banyak untuk mengoptimalkan kinerja perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong khususnya dalam mengembangkan koleksi perpustakaan.


(38)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku dan Artikel Jurnal:

Bafadal, I. (2009). Pengelolaan perpustakaan sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Bungin, B. (2005). Metodologi penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana. ---. (2010). Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Lasa, HS. (2007). Manajemen perpustakaan sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

---. (2009). Kamus kepustakawanan indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Prasetyo, B. & Jannah, L. M. (2010). Metode penelitian kuantitatif: teori dan

aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Prastowo, A. (2015). Manajemen perpustakaan sekolah profesional. Yogyakarta: DIVA Press.

Riduwan. (2010). Dasar-dasar statistika. Bandung: Alfabeta.

Sastradipoera, K. (2005). Mencari makna di balik penulisan skripsi, tesis dan

disertasi. Bandung: Kappa Sigma.

Sinaga, D. (2007). Mengelola peprustakaan sekolah. Bandung: Kiblat.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Stanton, R. (2012). Teori fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2011). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

---. (2013). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumintono, B. & Widhiarso, W. (2013). Aplikasi model Rasch untuk penelitian


(39)

Sutarno, NS. (2006a). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto

---. (2006b). Manajemen perpustakaan: suatu pendekatan praktis. Jakarta: Sagung Seto.

Suwarno, W. (2011). Perpustakaan & buku: wacana penulisan & penerbitan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Taufani. (2008). Mengintal minat baca siswa. Bandung: Globalindo Universal Multikreasi.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus besar bahasa Indoensia. Jakarta: Balai Pustaka

Yulia, Y. & Sujana, J. G. (2009). Pengembangan koleksi. Jakarta: Universitas Terbuka

Sumber Skripsi dan Tesis :

Handayani, S. (2008). Hubungan pengetahuan, sikap, minat, dan motivasi belajar

dengan prestasi belajar mata kuliah KDM pada mahasiswa semester Akper Giri Satria Husada Wonogiri. (Tesis). Universitas Sebelas Maret: Surakarta

Kusumaningtyas, M. (2013). Pengaruh ketersediaan koleksi perpustakaan

terhadap tingkat kunjungan pemustaka di perpustakaan Institut Teknologi Nasional. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia:

Bandung.

Maryani, Y. (2012). Pengaruh ketersediaan koleksi perpustakaan terhadap minat

kunjung siswa kelas X dan XI di SMA Angkasa Adisutjiptoyogyakarta.

(Skripsi). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: Yogyakarta.

Rahmadi, A. (2012). Pengaruh ketersediaan buku fiksi terhadap pemanfaatan

perpustakaan oleh siswa di SMA Negeri 1 Yogyakarta. (Skripsi).

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: Yogyakarta.

Sumber Publikasi departemen dan lembaga pemerintah:

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang nomor 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional (Sidiknas) Pasal 1. Jakarta:


(40)

Sumber online:

IFLA/UNESCO. (2006). Pedoman perpustakaan sekolah. [online]. Tersedia di: http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2011). Standar nasional indonesia

bidang perpustakaan dan kepustakawanan. [Online]. Tersedia di:

http://www.perpusnas.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment%5CPe doman%5Cstandar%20nasional%20indonesia%20bidang%20kepustakaa n%20dan%20kepustakawanan.pdf

Pusat Balai Bahasa Indonesia. Kamus besar bahasa indonesia . [Online]. Tersedia di: http://kbbi.web.id/


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Seperti yang telah diuraikan pada bab satu, bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan sekolah. Simpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut.

1. Simpulan Umum

Beradasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan koleksi fiksi memiliki hubungan yang kuat dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 parongpong. Hubungan yang kuat antara ketersediaan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik menunjukkan hubungan yang bersifat positif. Selain tersedianya koleksi nonfiksi seperti buku teks sebagai penunjang pembelajaran, ketersediaan koleksi fiksi dapat dijadikan kekuatan perpustakaan sebagai koleksi yang memiliki fungsi edukasi, infomasi dan hiburan untuk menarik minat peserta didik berkunjung ke perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.

2. Simpulan Khusus

a. Terdapat hubungan yang signifikan antara relevansi koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong. Hubungan tersebut berada pada tingkatan kuat, hal ini menunjukkan bahwa relevansi koleksi fiksi yang tersedia sudah baik dilihat dari repon positif dengan nilai terbesar pada indikator kesesuaian koleksi fiksi dengan karakteristik pemustaka yaitu peserta didik tingkat SMA.

b. Terdapat hubungan yang signifikan antara koleksi fiksi yang berorientasi pada kebutuhan pengguna dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong. Hubungan tersebut berada pada tingkatan sedang, hal ini menunjukkan bahwa koleksi fiksi yang tersedia sudah cukup berorientasi pada kebutuhan pemustaka dilihat dari indikator


(2)

101

koleksi fiksi yang tersedia ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna memiliki respon positif. Pustakawan telah melakukan analisis dan mengidentifikasi apa saja yang menjadi kebutuhan pemustaka dalam kegiatan pengembangan koleksi fiksi.

c. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelengkapan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong. Hubungan tersebut berada pada tingkatan sedang, hal ini menunjukkan bahwa kelengkapan koleksi fiksi yang tersedia sudah cukup baik dilihat dari respon positif dengan nilai terbesar pada indikator jenis koleksi yang tersedia di perpustakaan seperti tersedia novel, cerpen, dongeng, dan sebagainya.

d. Terdapat hubungan yang signifikan antara kemutakhiran koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong. Hubungan tersebut berada pada tingkatan sedang, hal ini menunjukkan bahwa kemutakhiran koleksi fiksi yang tersedia sudah cukup baik dilihat dari repon positif dengan nilai terbesar pada indikator koleksi fiksi terbitan terbaru. Tersedianya koleksi fiksi yang mutakhir akan meningkatkan lagi minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong.

e. Terdapat hubungan yang signifikan antara kerja sama pengembangan koleksi fiksi dengan minat kunjung peserta didik pada perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong. Hubungan tersebut berada pada tingkatan sedang, hal ini menunjukkan bahwa kerja sama yang dilakukan dalam pengembangan koleksi fiksi cukup baik dilihat dari repon positif dengan nilai terbesar pada indikator koleksi fiksi hasil dari kerja sama antar pihak. Pengembangan koleksi fiksi yang dilakukan melalui kegiatan kerja sama akan lebih optimal dan ditujukkan untuk memperkaya koleksi fiksi.


(3)

102

B. Saran

Berdasarkan hasil dan temuan dari penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil yang dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait khususnya bagi perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 parongpong. Beberapa saran tersebut yaitu:

1. Bagi perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong

Untuk perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong diharapkan dapat melakukan kegiatan pengembangan koleksi fiksi khususnya dalam menambah jumlah koleksi fiksi yang bersifat sastra seperti puisi, syair, dan koleksi fiksi bergambar seperti komik, karena melihat kondisi di perpustakaan, koleksi dengan jenis tersebut masih dalam jumlah yang sangat kurang. Koleksi fiksi yang lengkap dan mutakhir diharapkan mampu meningkatkan lagi minat kunjung pemustaka.

2. Bagi sekolah SMA Negeri 1 Parongpong

Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus memberi perhatian lebih terhadap kinerja perpustakaan dengan mendukung perpustakaan dalam kegiatan pengembangan koleksi khususnya koleksi fiksi. Kemudian menambah fasilitas fisik diantaranya yaitu menyediakan rak buku untuk digunakan sebagai tempat menyimpan dan menata koleksi fiksi. Kegiatan ini bertujuan supaya pemustaka lebih mudah dalam memanfaatkan koleksi fiksi dan nonfiksi yang ada di perpustakaan sekolah.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji atau meneliti faktor-faktor selain ketersediaan koleksi fiksi, seperti koleksi referensi, koleksi buku teks dan koleksi lainnya yang mampu meningkatkan minat kunjung pemustaka, sehingga dapat memberikan masukan yang lebih banyak untuk mengoptimalkan kinerja perpustakaan SMA Negeri 1 Parongpong khususnya dalam mengembangkan koleksi perpustakaan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku dan Artikel Jurnal:

Bafadal, I. (2009). Pengelolaan perpustakaan sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Bungin, B. (2005). Metodologi penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana. ---. (2010). Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Lasa, HS. (2007). Manajemen perpustakaan sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

---. (2009). Kamus kepustakawanan indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Prasetyo, B. & Jannah, L. M. (2010). Metode penelitian kuantitatif: teori dan

aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Prastowo, A. (2015). Manajemen perpustakaan sekolah profesional. Yogyakarta: DIVA Press.

Riduwan. (2010). Dasar-dasar statistika. Bandung: Alfabeta.

Sastradipoera, K. (2005). Mencari makna di balik penulisan skripsi, tesis dan

disertasi. Bandung: Kappa Sigma.

Sinaga, D. (2007). Mengelola peprustakaan sekolah. Bandung: Kiblat.

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Stanton, R. (2012). Teori fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2011). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

---. (2013). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumintono, B. & Widhiarso, W. (2013). Aplikasi model Rasch untuk penelitian


(5)

Sutarno, NS. (2006a). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto

---. (2006b). Manajemen perpustakaan: suatu pendekatan praktis. Jakarta: Sagung Seto.

Suwarno, W. (2011). Perpustakaan & buku: wacana penulisan & penerbitan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Taufani. (2008). Mengintal minat baca siswa. Bandung: Globalindo Universal Multikreasi.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus besar bahasa Indoensia. Jakarta: Balai Pustaka

Yulia, Y. & Sujana, J. G. (2009). Pengembangan koleksi. Jakarta: Universitas Terbuka

Sumber Skripsi dan Tesis :

Handayani, S. (2008). Hubungan pengetahuan, sikap, minat, dan motivasi belajar

dengan prestasi belajar mata kuliah KDM pada mahasiswa semester Akper Giri Satria Husada Wonogiri. (Tesis). Universitas Sebelas Maret: Surakarta

Kusumaningtyas, M. (2013). Pengaruh ketersediaan koleksi perpustakaan

terhadap tingkat kunjungan pemustaka di perpustakaan Institut Teknologi Nasional. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia:

Bandung.

Maryani, Y. (2012). Pengaruh ketersediaan koleksi perpustakaan terhadap minat

kunjung siswa kelas X dan XI di SMA Angkasa Adisutjiptoyogyakarta.

(Skripsi). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: Yogyakarta.

Rahmadi, A. (2012). Pengaruh ketersediaan buku fiksi terhadap pemanfaatan

perpustakaan oleh siswa di SMA Negeri 1 Yogyakarta. (Skripsi).

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: Yogyakarta.

Sumber Publikasi departemen dan lembaga pemerintah:

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang nomor 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional (Sidiknas) Pasal 1. Jakarta:


(6)

Sumber online:

IFLA/UNESCO. (2006). Pedoman perpustakaan sekolah. [online]. Tersedia di: http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2011). Standar nasional indonesia

bidang perpustakaan dan kepustakawanan. [Online]. Tersedia di:

http://www.perpusnas.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment%5CPe doman%5Cstandar%20nasional%20indonesia%20bidang%20kepustakaa n%20dan%20kepustakawanan.pdf

Pusat Balai Bahasa Indonesia. Kamus besar bahasa indonesia . [Online]. Tersedia di: http://kbbi.web.id/