TINJAUAN KEBIJAKAN PRIVATISASI BUMN
I. Pendahuluan
Istilah kebijakan dalam kehidupan sehari-hari sering digunakan untuk suatu kegiatan yang mempunyai maksud yang berbeda. Penjelasan maksud kebijakan publik
mempunyai penekanan yang berbeda-beda , suatu definisi yang menekankan tidak hanya apa yang diusulkan pemerintah, tetapi juga mencakup pula arah tindakan atau
apa yang dilakukan oleh pemerintah
1
Dalam formulasi kebijakan , para pejabat merumuskan alternatif kebijakan untuk mengatasi masalah. Alternatif kebijakan melihat
perlunya membuat perintah salah satunya adalah perintah eksekutif.
2
Kebijakan publik yang merupakan arah tidakan yang dilakukan oleh pemerintah dan mempunyai
pengaruh terhadap kepentingan masyarakat secara luas, seperti halnya dengan kebijakan privatisasi BUMN.
Badan Usaha Milik Negara BUMN merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi dalam perekonomian nasional. Setidaknya terdapat lima tujuan pendirian
BUMN tersebut. Pertama, memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional dan penerimaan negara. Kedua, mengejar keuntungan. Ketiga,
menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang danatau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. Keempat,
menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi. Kelima, turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada
pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.
3
Oleh karena itu
1
Budi Winarno, “Teori dan Proses Kebijakan Publik,” Media Presindo, Jakarta, 2002. hal.30.
2
William N. Dunn, Pengatar Analisis Kebijakan Publik, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2003, hal. 24.
3
Iwan P. Pontjowinoto, “Kepentingan BUMN Dalam Kebijakan Perpajakan Nasional,” makalah disampaikan pada Seminar Nasional Reposisi Keuangan Negara dan Kebijakan Perpajakan di
Universitas Sumatera Utara
keberadaan BUMN sebagai salah satu kekuatan ekonomi nasional tersebut perlu ditingkatkan produktivitas dan efisiennya.
Untuk dapat mengoptimalkan peranannya dan mampu mempertahankan keberadaannya, termasuk dalam perkembangan ekonomi dunia yang semakin terbuka
dan kompetitif sekarang ini, maka BUMN itu perlu menumbuhkan budaya korporasi dan profesionalisme, seperti harus melakukan pembenahan pengurusannya dan
pengawasannya. Dalam konteks itu pula pengurusan dan pengawasan BUMN harus dilakukan
berdasarkan prinsip-prinsip tata-kelola perusahaan yang baik good corporate governance, dimana peningkatan efisiensi dan produktivitas BUMN mutlak dilakukan
melalui langkah-langkah restrukturisasi dan privatisasi. Restukturisasi sektoral dilakukan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga tercapai efisiensi dan
pelayanan yang optimal. Sedangkan restrukturisasi perusahaan meliputi penataan kembali bentuk badan usaha, kegiatan usaha, organisasi, manajemen dan keuangan.
Namun di sini perlu penekanan bahwa privatisasi bukan semata-mata bermakna sebagai penjualan perusahaan, melainkan menjadi alat dan cara pembenahan BUMN
untuk mencapai beberapa sasaran sekaligus, termasuk di dalamnya peningkatan kinerja dan nilai tambah perusahaan, perbaikan struktur keuangan dan manajemen, penciptaan
struktur industri yang sehat dan kompetitif, pemberdayaan BUMN yang mampu bersaing dan berorientasi global, penyebaran kepemilikan oleh publik serta
pengembangan pasar modal domestik. Perlu juga diingat bahwa dengan dilakukannya Privatisasi BUMN bukan berarti
kendali atau kedaulatan negara atas BUMN yang bersangkutan menjadi berkurang atau
Indonesia: Telaah Kritis RUU Perpajakan, Fakultas Hukum UI, Depok, tanggal 24 Nopember 2005, hal. 2.
Universitas Sumatera Utara
hilang, karena negara tetap menjalankan fungsi penguasaan melalui regulasi sektoral tempat BUMN yang diprivatisasi melaksanakan kegiatan usahanya.
Jika diperhatikan awal pemikiran pentingnya penataan yang berkelanjutan atas pelaksanaan peran BUMN dalam sistem perekonomian nasional, terutama upaya
peningkatan kinerja dan nilai value perusahaan telah sejak dahulu diamanatkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR melalui ketetapan MPR Nomor IVMPR1999
tentang Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1999-2004. Ketetapan MPR tersebut menetapkan bahwa BUMN, terutama yang usahanya berkaitan dengan kepentingan
umum, perlu terus ditata dan disehatkan melalui restrukturisasi, dan bagi BUMN yang usahanya tidak berkaitan dengan kepentingan umum dan berada dalam sektor yang telah
kompetitif didorong untuk privatisasi. Kebijakan untuk melaksanakan privatisasi itu telah ditentukan dalam Undang-
undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Pemerintahan Nomor 33 Tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan
Perseroan Persero. Kebijakan tersebut ditetapkan untuk dapat lebih memberikan pedoman bagi pelaksanaan program Privatisasi perusahaan perseroan Persero.
Dengan demikian jika pembicaraan kegiatan privatisasi itu dikaitkan dengan kebiijakan publik, maka kebijakan publik sebagai suatu manajemen pencapaian tujuan
nasional harus dikaji secara kritis, mengingat privatisasi itu mengalihkan kepemilikan negara dalam BUMN.
II. Sistem Pengelolaan Perusahaan Menurut UU BUMN