PENGARUH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP EKOLOGI SERANGGA POLINATOR PADA TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.).
Oleh:
Jelly Mariska Sirait NIM 4123220012 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2016
(2)
(3)
merupakan anak ke tujuh dari tujuh bersaudara dari orang tua Osmer Sirait dan Rusna Rumapea. Pada tahun 2000, Penulis masuk SD INPRES 097386 Sagala Dolok dan lulus pada tahun 2006, dilanjutkan dengan pendidikan di SMP Negeri 3 Dolok Panribuan dan lulus pada tahun 2009. Penulis melanjutkan pendidikan lagi di SMA Negeri 1 Dolok Panribuan pada tahun 2009 dan selesai di tahun 2012. Pada tahun 2012 Penulis diterima di Program studi Biologi Jurusan Biologi melalui jalur SNMPTN, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dan lulus pada tahun 2016. Penulis pernah mengikuti PKL di Balai Induk Holtikultura, Gedung Johor, Medan.
Dengan berbekal ilmu pengetahuan dan pengalaman selama masa kuliah, penulis menulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit terhadap Ekologi Serangga Polinator pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuun L.)” yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2016, yang dibimbing oleh Bapak Syarifuddin, M.Sc., Ph.D. dengan pengidentifikasian dilakukan di Laboratorium Biologi FMIPA UNIMED.
(4)
iii
PENGARUH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP EKOLOGI SERANGGA POLINATOR PADA TANAMAN CABAI
MERAH (Capsicum annum L.)
JELLY MARISKA SIRAIT (NIM 4123220012) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perkebunan kelapa sawit terhadap ekologi serangga polinator pada tanaman cabai merah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif survey dengan teknik pengambilan data menggunakan Plot Sampling. Kebun cabai yang digunakan masing-masing berukuran 1200 m2 yang terdiri dari 24 bedengan. Sampel yang digunakan sebanyak 6 bedengan yang dipilih secara random sampling. Cabai yang digunakan berumur 50 hari setelah tanam. Dari hasil penelitian didapatkan total 14 spesies serangga pollinator dari kedua lokasi yang berasal 3 ordo: Lepidoptera, Diptera, dan Hymenoptera dan 6 famili: Hesperidae, Nymphalidae, Pieridae, Syrphidae, Apidae, dan Vespidae. Kelimpahan serangga polinator pada kedua lokasi berbeda signifikan (t = 3,040; P = 0,004). Terdapat perbedaan komposisi serangga pollinator pada kedua lokasi. Waktu pengamatan secara signifikan berpengaruh terhadap jumlah spesies serangga pollinator cabai merah (F = 3,049 ; P = 0,006) dan kelimpahan serangga pollinator cabai merah (F = 5,730 ; P = 0,000).
(5)
THE EFFECT OF OIL PALM PLANTATIONS ON THE ECOLOGY OF INSECT POLLINATORS IN CHILI RED (Capsicum annum L.)
JELLY MARISKA SIRAIT (NIM 4123220012) ABSTRACT
This study was aimed to determine the effect of oil palm plantations on the ecology of insect pollinators in cucumbers. The method used descriptif survey by plot sampling. Gardens chili used, each measuring 1200 m2 which consists of 24 bed. The sample was used as much as 6 beds selected by random sampling. Chili was used aged 50 days after planting. The results of this study, there was 14 species, belong to the 3 orde, i.e., Lepidoptera, Diptera, and Hymenoptera; and 6 families; i.e., Hesperidae, Nimphalidae, Pieridae, Syrphidae, Apidae, and Vespidae. The abundance of insect pollinators were significantly different (t = 3.040; P = 0.004). There was differences in the composition of insect pollinators of both locations. Observation time significantly affect the number of species of insect pollinators (F = 3.049; P = 0.006) and abundance of insect pollinators (F = 5.730; P = 0.000).
(6)
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi sesuai dengan waktu yang direncanakan. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit terhadap Ekologi Serangga Polinator pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) yang merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana sains pada jurusan Biologi Non Kependidikan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan, khususnya kepada bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED. Bapak Dr. Hasruddin, M. Pd, selaku ketua jurusan Biologi UNIMED, Ibu Dr. Melva Silitonga, M.Si, selaku ketua Program Studi Biologi, UNIMED, Bapak Syarifuddin, M.Sc., Ph.D selaku doden Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan dan waktunya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Kepada Bapak Prof. Dr.rer.nat.Binari Manurung, M.Si., Bapak Drs.Puji Prastowo, M.Si., Ibu Elida Hafni siregar, S.Pd, M.Si., selaku dosen penguji penulis mengucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Bapak Drs. Tonggo Sinaga, MS selaku dosen Pembimbing Akademik, penulis mengucapkan terimakasih atas perhatian yang telah diberikan selama menjadi mahasiswa di Universitas Negeri Medan.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahhanda Osmer Sirait dan Ibunda Rusna Rumapea yang tak pernah letih untuk memberikan dukungan, semangat, dan kasih sayang. Kepada Kakak Sertika Sirait, Abang Ramses Sirait, Kakak Manuturi Sirait, Abang Eduard Sirait, Bernat Sirait dan Kakak Marina Sirait yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan semangat kepada penulis. Kepada sahabat Biologi Nondik A 2012 yang selama 4 tahun sudah merasakan suka dan duka perkuliahan, dan teman-teman Biologi Nondik B
(7)
2012 terkhusus Ajeng, Kemala, Lelly, Monalisa, Ruth dan Ymelda yang sudah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat untuk para pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, September 2016
Jelly Mariska Sirait NIM. 4123220012
(8)
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 4
1.4 Rumusan Masalah 4
1.5 Tujuan Penelitian 4
1.6 Manfaat Penelitian 5
1.7 Defenisi Operasional 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Klasifikasi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) 6 2.2 Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) 6
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 8
2.4 Serangga 9
2.5 Serangga Polinator (Penyerbuk) 11
2.6 Proses Serangga Menyerbuki Bunga 12
2.7 Kelapa Sawit 13
2.8 Hipotesis Penelitian 14
BAB III. METODE PENELITIAN 16
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian 16
3.2 Penentuan Plot Sampling 17
3.3 Pengukuran Faktor Fisika Kimia Lingkungan 17
3.4 Observasi dan Koleksi Serangga Polinator 17
3.5 Identifikasi Serangga Polinator 18
3.6 Teknik Analisis Data 18
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 20
4.1 Hasil Penelitian 20
4.1.1 Deskripsi Lokasi Kebun cabai 20
4.1.2 Faktor Kimia Fisika Lingkungan Kebun Cabai 21
(9)
4.1.4 Kelimpahan Serangga Polinator 23 4.1.4.1 Perbandingan Kelimpahan Serangga Polinator pada Tanaman 23
Cabai Merah
4.1.4.2Perbandingan Kelimpahan Masing-masing Takson untuk 24 Kedua Lokasi
4.1.5 Pengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Jumlah Takson 30 Serangga Polinator Cabai Merah
4.1.6 Pengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Kelimpahan Serangga 31 Polinator
4.2 Pembahasan 32
4.2.1 Faktor Kimia Fisika Lingkungan Kebun Cabai 32
4.2.2 Komposisi Serangga Polinator 33
4.2.3 Kelimpahan Serangga Polinator 34
4.2.4 Pengaruh Waktu Pengamatan 36
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 39
5.1 Kesimpulan 39
5.2 Saran 40
(10)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tanaman Cabai Merah 6
Gambar 2.2 Bunga Cabai Merah 8
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian Kebun Cabai Merah 16
Gambar 4.1 Lokasi Penelitian 20
Gambar 4.2 Beberapa spesies serangga polinator yang ditemukan 22
pada lokasi penelitian. Gambar 4.3 Perbandingan Kelimpahan Serangga Polinator Cabai 24
Merah Berdasarkan Lokasi Pengamatan. Gambar 4.4 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 25
Kupu- Kupu Borbo cinara pada Tanaman Cabai Merah Gambar 4.5 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 26
Tawon Camsomeris colaris pada Tanaman Cabai Merah Gambar 4.6 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 27
Lalat Eristalinus megacephalus pada Tanaman Cabai Merah Gambar 4.7 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 28
Lalat Helophilus fasciatus pada Tanaman Cabai Merah Gambar 4.8 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 29
Lebah Xylocopa confusa pada Tanaman Mentimun Gambar 4.9 Jumlah Spesies Serangga Polinator pada Tanaman Cabai 30
Merah Berdasarkan Jam Pengamatan Gambar 4.10 Kelimpahan Serangga Polinator pada Tanaman Cabai 34 Merah Berdasarkan Jam Pengamatan.
(11)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tanaman Cabai Merah 6
Gambar 2.2 Bunga Cabai Merah 8
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian Kebun Cabai Merah 16
Gambar 4.1 Lokasi Penelitian 20
Gambar 4.2 Beberapa spesies serangga polinator yang ditemukan 22
pada lokasi penelitian. Gambar 4.3 Perbandingan Kelimpahan Serangga Polinator Cabai 24
Merah Berdasarkan Lokasi Pengamatan. Gambar 4.4 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 25
Kupu- Kupu Borbo cinara pada Tanaman Cabai Merah Gambar 4.5 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 26
Tawon Camsomeris colaris pada Tanaman Cabai Merah Gambar 4.6 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 27
Lalat Eristalinus megacephalus pada Tanaman Cabai Merah Gambar 4.7 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 28
Lalat Helophilus fasciatus pada Tanaman Cabai Merah Gambar 4.8 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 29
Lebah Xylocopa confusa pada Tanaman Mentimun Gambar 4.9 Jumlah Spesies Serangga Polinator pada Tanaman Cabai 30
Merah Berdasarkan Jam Pengamatan Gambar 4.10 Kelimpahan Serangga Polinator pada Tanaman Cabai 34 Merah Berdasarkan Jam Pengamatan.
(12)
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia Tahun 15
2004-2014).
Tabel 3.1. Periode Pengamatan Serangga Polinator 18 Tabel 4.1. Faktor Fisika Lingkungan pada Masa Berbunga Tanaman 21
Cabai Merah di Desa Pulau Gambar, Serdang Bedagai
Tabel 4.2. Komposisi Serangga Polinator pada Kebun Cabai Merah yang 23 di Dekat Kelapa Sawit dan yang Jauh dari Kelapa Sawit di
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Serangga Polinator yang 44
Dekat dengan Pekebunan Kelapa Sawit
Lampiran 2. Uji Normalitas dan Homogenitas Data 46
Lampiran 3. Uji t 47
Lampiran 4. Uji Mann-Whitney 48
Lampiran 5. Uji Anava 50
(14)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu tanaman sayuran penting di Indonesia, karena mampu memenuhi kebutuhan khas masyarakat Indonesia akan rasa pedas dari suatu masakan. Cabai merah juga dapat memberikan warna dan rasa yang dapat membangkitkan selera makan, banyak mengandung vitamin dan dapat juga digunakan sebagai obat-obatan (Marliah, 2011). Cabai memiliki beberapa kandungan senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Cabai juga mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas.
Kebutuhan akan cabai merah (Capsicum annum L.) terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri makanan yang membutuhkan bahan baku cabai. Namun permintaan yang besar ini belum bisa tercukupi, karena produktivitas tanaman cabai merah per satuan luas masih tergolong rendah. Menurut Badan Pusat Statistik (2015) Sumatera Utara mengatakan data pada tahun 2012, produksi cabai sudah sebanyak 197.409 ton. Sementara, pada tahun 2013, produksi tinggal 161.933 ton dan kembali menurun 14.123 ton (8,72%) pada tahun 2014 menjadi 147.810 ton. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi cabai merah tersebut adalah dengan mengoptimalkan sumberdaya dari dalam lingkungan pertanian seperti peran serangga penyerbuk.
Serangga merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan tanaman. Interaksi antara serangga penyerbuk dengan tumbuhan berbunga merupakan hubungan yang saling menguntungkan. Dalam interaksi tersebut tumbuhan menyediakan sumber pakan yaitu serbuk sari dan nectar, tempat berlindung serta tempat bereproduksi, sedangkan tumbuhan mendapat keuntungan yaitu terjadinya penyerbukan yang merupakan bertemunya serbuk sari dengan kepala putik. Ketersediaan pakan pada bunga juga berkaitan dengan keanekaragaman serangga (Weni, dkk. 2013). Kemungkinan bahwa hewan akan
(15)
melakukan penyerbukan silang pada bunga tergantung pada (a) jarak antara tanaman sejenis, (b) jarak hewan mampu melakukan perjalanan, (c) jumlah bunga pada satu tanaman, (d) jumlah makanan yang tersedia di setiap bunga dan (e) jumlah makanan yang dikumpulkan hewan (Raw, 2000).
Serangga yang berpotensi sebagai penyerbuk (polinator) adalah serangga yang dapat membantu memindahkan serbuk sari ke kepala putik. Erniwati (2010) menemukan ada 36 jenis serangga dari family Apidae, Megachilidae, Scoliidae, dan Vespidae yang dapat melakukan penyerbukan. Sementara Widhiono dan Eming (2015) mengatakan serangga polinator yang mengunjungi tanaman cabai ada sebanyak 105 individu yang terdiri dari 10 spesies yaitu dari Chrysosoma leucopogon sebanyak 38 individu, Apis cerana sebanyak 14 individu, Amegilla cingulata sebanyak 10 individu, Nomia sp. sebanyak 4 individu, Philanthus politus sebanyak 4 individu, Ropalidia romandi sebanyak 2 individu dan Ropalidia fasciata sebanyak 4 individu, Hylaeus modestus sebanyak 3 individu, Lasioglossum malachurum sebanyak 20 individu, Lasioglossum leucozonium sebanyak 6 individu.
Hutan di Indonesia memiliki kekayaan alam hayati yang tinggi, ditunjukkan oleh keanekaragaman jenis flora dan fauna. Kekayaan alam hayati tersebut saat ini mengalami penurunan sebagai akibat pemanfaatan sumber daya yang kurang bijaksana seperti perubahan peruntukan kawasan hutan (legal dan illegal) menjadi areal perkebunan termasuk perkebunan kelapa sawit. Pengembangan luas areal perkebunan kelapa sawit terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 perkebunan kelapa sawit tercatat 8.385.394 Ha, sedangkan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sekitar 6,45% menjadi 9.572.715 Ha dan pada tahun 2014 luas areal perkebunan kelapa sawit meningkat lagi menjadi 10.956.231 Ha (4,69 %) Luas areal menurut status pengusahaannya milik rakyat (Perkebunan Rakyat) seluas 4,55 juta Ha atau 41,55% dari total luas areal, milik negara (PTPN) seluas 0,75 juta Ha atau 6,83% dari total luas areal, milik swasta seluas 5,66 juta Ha atau 51,62%, swasta terbagi menjadi 2 (dua) yaitu swasta asing seluas 0,17 juta Ha atau 1,54% dan sisanya lokal (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014).
(16)
3
Penggunaan lahan ini menyebabkan berubahnya struktur dan komposisi vegetasi pada lahan tersebut dan pada akhirnya akan berpengaruh pada kestabilan ekosistem yang baru. Perubahan ekosistem menjadi ekosistem baru tidak hanya melibatkan vegetasi, tetapi juga melibatkan fauna baik yang hidup di atas tanah maupun permukaan tanah. Dalam interaksi penyerbukan gangguan lanskap mempengaruhi tiga komponen yaitu kepadatan penyerbuk, gerakan penyerbuk, dan demografi tanaman (Hadley & Matthew, 2011). Hilangnya habitat telah terbukti memiliki efek negatif yang kuat terhadap kelimpahan penyerbuk. Oleh karena itu, dikebanyakan kasus, hilangnya habitat akan mengurangi jumlah dari keduanya yaitu tanaman dan serangga penyerbuknya (Sjodin, 2008).
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami dampak perubahan lanskap tersebut adalah melalui identifikasi jenis dan komposisi serangga yang ada untuk dapat dimanfaatkan sebagai bioindikator guna memprediksi perubahan habitat maupun ekosistem tertentu. Hal ini beranjak dari pemahaman bahwa adanya keterkaitan antara faktor biotik dan abiotik lingkungan, dimana jenis atau populasi tumbuhan, hewan termasuk serangga dan mikroorganisme akan mengalami perubahan kehadiran, vitalitas dan respon sebagai akibat pengaruh kondisi lingkungan. Setiap jenis akan memberikan respon terhadap perubahan lingkungan tergantung dari stimulasi (rangsangan) yang diterimanya (Hadley & Matthew, 2011). Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh kelapa sawit terhadap ekologi serangga polinator pada tanaman cabai merah di Indonesia masih sangat terbatas. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahui adanya pengaruh perkebunan kelapa sawit terhadap ekologi serangga pada tanaman disekitarnya dan sedikitnya informasi tentang peranan serangga untuk membantu penyerbukan tanaman.
(17)
1.3. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada serangga polinator yang ada pada tanaman cabai (Capsicum annum L.) yang berada di dekat perkebunan kelapa sawit dan yang jauh dari perkebunan kelapa sawit.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan komposisi takson serangga polinator pada tanaman cabai merah (Capsicum annum L.) yang ditanam di dekat perkebunan kelapa sawit dibanding dengan yang ditanam jauh dari perkebunan kelapa sawit?
2. Apakah terdapat perbedaan kelimpahan serangga polinator tanaman cabai merah yang ditanam di dekat perkebunan kelapa sawit dibanding dengan yang ditanam jauh dari perkebunan kelapa sawit?
3. Apakah terdapat pengaruh waktu pengamatan terhadap jumlah takson serangga polinator tanaman cabai merah?
4. Apakah terdapat pengaruh waktu pengamatan terhadap kelimpahan serangga polinator tanaman cabai merah?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui perbedaan komposisi takson serangga polinator pada tanaman cabai merah (Capsicum annum L.) yang ditanam di dekat perkebunan kelapa sawit dibanding dengan yang ditanam jauh dari perkebunan kelapa sawit. 2. Mengetahui perbedaan kelimpahan serangga polinator tanaman cabai merah
antara yang ditanam di dekat perkebunan kelapa sawit dibanding dengan yang ditanam jauh dari perkebunan kelapa sawit.
3. Mengetahui pengaruh waktu pengamatan terhadap jumlah takson serangga polinator tanaman cabai merah.
4. Mengetahui pengaruh waktu pengamatan terhadap kelimpahan serangga polinator tanaman cabai merah.
(18)
5
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh pekebunanan kelapa sawit terhadap ekologi serangga polinator pada tanaman cabai merah (Capsicum annum L.).
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang keragaman dan kelimpahan serangga polinator pada tanaman cabai merah (Capsicum annum L.).
3. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai jenis-jenis serangga polinator pada tanaman cabai merah (Capsicum annum L.) yang berada di dekat kelapa sawit dan yang jauh dari kelapa sawit.
1.7. Defenisi Operasional
Defenisi operasional dari penelitian ini adalah:
1. Serangga polinator adalah serangga yang hinggap pada bunga jantan dan bunga betina.
2. Komposisi serangga polinator adalah komposisi jenis serangga yang mencari makan pada suatu mikro habitat.
3. Jam pengamatan adalah waktu pencarian pakan serangga pada bunga dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 18.00 WIB berdasarkan interval waktu 60 menit.
4. Kelimpahan serangga polinator adalah jumlah seluruh serangga polinator yang terdapat pada bunga cabai merah (Capsicum annum L.).
(19)
39 5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas, diperoleh kesimpulan:
1. Terdapat dua jenis serangga polinator utama pada tanaman cabai baik yang terdapat pada kebun cabai yang berada di dekat perkebunan kelapa sawit maupun yang jauh dari perkebunan kelapa sawit yaitu Helophillus fasciatus dan Syrphus vitripennis. Namun, pada tanaman cabai yang berada di dekat perkebunan sawit tidak ditemukan Camsomeris collaris dan sebaliknya pada tanaman cabai yang jauh dari perkebunan kelapa sawit tidak terdapat Xylocopa confusa.
2.
Kelimpahan serangga polinator pada tanaman cabai yang berada jauh dari perkebunan kelapa sawit 70% lebih tinggi dibanding kelimpahan serangga penyerbuk yang berada didekat perkebunan kelapa sawit. Hal ini mengindikasikan bahwa lebih rendahnya tingkat keragaman vegetasi di dekat perkebunan kelapa sawit telah menyebabkan menurunnya tingkat kelimpahan serangga penyerbuk.3. Jumlah takson serangga polinator pada waktu pengamatan pukul 10.00 WIB lebih tinggi bila dibanding waktu pengamatan lainnya. Hal ini berarti waktu pengamatan secara signifikan berpengaruh terhadap jumlah takson serangga polinator cabai merah (F = 3,049 ; P = 0,006).
4. Kelimpahan serangga polinator pada waktu pengamatan pukul 11.00 WIB lebih tinggi bila dibanding waktu pengamatan lainnya. Hal ini berarti waktu pengamatan secara signifikan berpengaruh terhadap kelimpahan serangga polinator cabai merah (F = 5,730 ; P = 0,000).
5.2. Saran
Dari hasil dan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan adanya penelitian lanjutan terhadap perbandingan serangga polinator pada tanaman yang dekat dengan perkebunan kelapa sawit dan yang dekat dengan hutan.
(20)
40
DAFTAR PUSTAKA
Apituley, F., Amin, S., dan Bagyo, Y., (2012), Kajian Komposisi Serangga Polinator Tanaman Apel (Malus sylvestris Mill) di Desa Poncokusumo
Kabupaten Malang, Jurnal El-Hayah 2 (2): 89-96.
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=116123 Borror, D., Charles, T., dan Norman, F., (1996), Pengenalan Pembelajaran
Serangga, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika [BMKG], (2015), http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Informasi_Cuaca/Prakiraan_Cuaca/ Prakiraan_Cuaca_Propinsi.bmkg?prop=02 (Diakses April 2016).
Badan Pusat Statistik [BPS], (2015), Produksi Cabai Besar, Cabai Rawit, dan Bawang Merah tahun 2014.http://sumut.bps.go.id/frontend/Brs/view/id/67. Bakowski, M., Boron, M.. (2005), Flower visitation patterns of some species of
Lycaenidae, Biol Lett, 42:13-19, http://www.staff.amu.edu.pl/~biollett/biol lett _42_1_2.pdf.
Bugguide, http://bugguide.net/node/view/15740 (Di akses Mei 2016)
Carvell, C., W. R. Meek, R. Pywell, D. Goulson, dan M. Nowakowski,(2007), Comparing the Efficacy of Agri-Environment Schemes to Enhance Bumble Bee Abundance and Diversity on Arable Field Margins, Jurnal of Applied Ecology 44(1): 29-40. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111 /j.1365-2664.2006.01249.x/pdf.
Dharmawan, A., Ibrohim, Hawa, T., Hadi, S., dan Pudyo, S., (2004), Ekologi Hewan, Universitas Negeri Malang, Malang.
Direktorat Jenderal Perkebunan, (2014), Pertumbuhan Areal Kelapa Sawit Meningkat http://ditjenbun.pertanian.go.id/setditjenbun/berita-238-pertumbuhan-arealkelapa-sawit-meningkat.html, (Di akses 15 Januari 2016).
Encyclopedia of Life, http://eol.org ( Di akses Mei 2016).
Erniwati, (2010), Kajian Aspek Ekologi Lebah Sosial (Hymenoptera, Apidae) dan Biologi Reproduksi Tanaman Yang Mendukung Konsep Pengembangan Pengelolaan Penyerbukannya, [Laporan Hasil Penelitian], LIPI, Jakarta.
Hadi, H., Udi, T., dan Rully, R., (2009), Biologi Insekta Entomologi, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Hadley, A., dan Matthew, G., (2011), The effects of landscape fragmentation on pollination dynamics: absence of evidence not evidence of absence.
(21)
Biological reviews 87 (3): 526-544. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10. 1111/j.1469.
Hasan, P., (2015), Keanekaragaman dan Aktivitas Kunjungan Serangga Penyerbuk Serta Pengaruhnya dalam Pembentukan Buah Mentimun (Cucumis Sativus Linn.), [Thesis], Institut Pertanian Bogor, Bogor, http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78822.
Jewiss, G., Marshall, S., dan Whitworts, (2012), Clusterflis (Calliphoridae: Polleniinae: Polenia) of nort America, Canadian, Journal of Arthropod Identification, 19: 1-22. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc =s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi01f90a3MAhX ELaYKHWQCBKoQFgglMAE&url=http%3A%2F%2Fcjai.biologicalsurv ey.ca%2Fjmw_19%2Fjmw_19.pdf&usg=AFQjCNGS3ZtevZAXYERJuNe nbCLwQNXZWA&sig2=7UM2C06uOf6CbHSOSrQFhA&bvm=bv.1205 51593,d.dGY.
Khairiah, N., Dahelmi, dan Syamsuardi, (2012), Jenis-Jenis Serangga Pengunjung Bunga Pacar Air (Impatiens balsamina Linn. :Balsaminaceae), Jurnal Biologi 1(1): 9-14. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=view article&article=312714.
Kearns, C., dan David, W., (1997), Pollinators, Flowering Plants, and
Conservation Biology, Bio Science 47(5): 297-307.
https://www.researchgate.net/publication/207223457_Pollinators_Floweri ng_Plants_and_Conservation_Biology.
Marliah, A., Mariani N., dan Armin, (2011), Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Cabai Merah pada Media Tumbuh yang Berbeda, Jurnal Floratek 6: 84-91. http://jurnal.unsyiah.ac.id/floratek/article/viewFile/502/422. Nimbalkar, RK., Chandekar, SK., Khunte, SP., (2011), Butterfly diversity in
relation to nectar food plants from Bhor Tahsil, Pune District, Maharashtra, India, J Threatened Taxa, 3:1601-1609, http://threatened taxa.org /index.php/JoTT/article/view/1217/2204.
Orangutan Foundantion international, (2016), The main threat to the survivial of orangutan populations in the wild is the massive expansion of palm oil plantations in Borneo and Sumatra, https://orangutan.org/rainforest/the-effects-of-palm-oil.
Pardamean, M., (2011), Cara Cerdas Mengelola Perkebunan Kelapa Sawit, Lili, Yogyakarta.
Peggie, D., dan Amir, (2006), Practical Guido To The Butterflies of Bogor Botani Garden, LIPI, Bogor.
(22)
42
Pratiwi, H., (2013), Serangga Pengunjung Bunga Betina dan Polen yang Terbawa Kumbang Elaeidobius kamerunicus pada kelapa Sawit, [Skripsi], Institut Pertanian Bogor, Bogor. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/652 42.
Purnama, P., (2014), Budidaya Lombok, Indoliterasi, Yogyakarta.
Purwantiningsih, B., Amin, S., dan Bagyo, Y., (2012), Kajian Komposisi Serangga Pollinator Pada Tumbuhan Penutup Tanah di Poncokusumo, Malang, Berk. Penel. Hayati: 17: 165–172, http://s3.amazonaws.com /academia.edu.documents/31336586/Hayati_Vol_17_No_2_Juni_2012_07 .pdf?AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=147244 3734&Signature=BxvzLIdefodaFMD2ezeZvrgTRss%3D&responseconten tdisposition=inline%3B%20filename%3DKAJIAN_KOMPOSISI_SERA NGGA_POLINATOR_PADA.pdf.
Raw, A., (2000), Foraging Behaviour of Wild Bees at Hot Pepper Flowers (Capsicum annuum) and its Possible Influence on Cross Pollination, Annalysis of Botany Company 85: 48-492. https://www.google.co.id/? gws_rd=cr&ei=_h4gV7rNMYPL0ATKp57QAQ#q=foraging+behaviour+ of+wild+bees+at+hot+pepper+flowers+and+its+posible+influence+on+cr oss+pllination.
Rohman, A., (2008), Studi Keanekaragaman Polinator di Perkebunan Apel Organik dan Anorganik Desa Bumiaji Kota Batu, Skripsi, Universitas Islam Negeri Malang, Malang. http://etheses.uin-malang.ac.id/946/1/05 5200 11%20Pendahuluan.pdf.
Rostini, N, (2012), 9 Strategi Bertanam Cabai Bebas Hama dan Penyakit, Agromedia Pustaka, Jakarta.
Sembel, D., (2010), Pengendalian Hayati Hama-hama Serangga Tropis & Gulma, Andi Offset, Yogyakarta.
Sietawill., (2011), Budidaya Cabe ( Cabe Merah dan Cabe Rawit ) Capsicum sp, https://sietawill.wordpress.com/2011/01/08/budidaya-cabe-cabe-merah-dan-cabe-rawit-capsicum-sp/. (Diakses 3 Desember 2015).
Sjodin, E., Bengtsson, J., dan Ekbom, B., (2008), The influence of grazing intensity and landscape composition on the diversity and abundance of flower-visiting insects, Journal of Applied Ecology 45: 763–772. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.13652664.2007.01443.x/abstr act?systemMessage=Wiley+Online+Library+will+be+disrupted+3+Mar+f rom+10-13+GMT+for+monthly+maintenance.
Subyanto, Sulthoni, dan Siwi, (1991), Kunci determinasi serangga, Kanisius, Yogyakarta.
(23)
Suriana, N., (2012), Penyerbukan Silang Pada Tumbuhan Biji, http://informasitips.com/penyerbukan-silang-pada-tumbuhan-biji. (Diakses 3 desember 2015).
Weni, Y., Dahelmi, dan Syamsuardi, (2013), Jenis-jenis Serangga Pengunjung Bunga Nerium oleander (Apocynaceae) di Kecamatan Pauh, Padang, Jurnal Biologi Universitas Andalas, 2 (2): 96-102. http://download.portal garuda.org/article.php?article=312743&val=7495&title=Jenis-Jenis%20Se rangga%20Pengunjung%20Bunga%20NeriumoleanderLinn.(Apocynacea) %20di%20Kecamatan%20Pauh,%20Padang.
Widhiono, I., dan Eming, S., (2015a), Keragaman Serangga Penyerbuk dan Hubunganya dengan Warna Bunga pada Tanaman Pertanian di Lereng Utara Gunung Slamet, Jawa Tengah, Jurnal Biospecies, 8 (2): 43-50. https://www.researchgate.net/publication/282689938.
Widhiono, I., (2015b), Strategi Konservasi Serangga Polinator, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
(1)
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh pekebunanan kelapa sawit terhadap ekologi serangga polinator pada tanaman cabai merah (Capsicum annum L.).
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang keragaman dan kelimpahan serangga polinator pada tanaman cabai merah (Capsicum annum L.).
3. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai jenis-jenis serangga polinator pada tanaman cabai merah (Capsicum annum L.) yang berada di dekat kelapa sawit dan yang jauh dari kelapa sawit.
1.7. Defenisi Operasional
Defenisi operasional dari penelitian ini adalah:
1. Serangga polinator adalah serangga yang hinggap pada bunga jantan dan bunga betina.
2. Komposisi serangga polinator adalah komposisi jenis serangga yang mencari makan pada suatu mikro habitat.
3. Jam pengamatan adalah waktu pencarian pakan serangga pada bunga dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 18.00 WIB berdasarkan interval waktu 60 menit.
4. Kelimpahan serangga polinator adalah jumlah seluruh serangga polinator yang terdapat pada bunga cabai merah (Capsicum annum L.).
(2)
39 5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas, diperoleh kesimpulan:
1. Terdapat dua jenis serangga polinator utama pada tanaman cabai baik yang terdapat pada kebun cabai yang berada di dekat perkebunan kelapa sawit maupun yang jauh dari perkebunan kelapa sawit yaitu Helophillus fasciatus dan Syrphus vitripennis. Namun, pada tanaman cabai yang berada di dekat perkebunan sawit tidak ditemukan Camsomeris collaris dan sebaliknya pada tanaman cabai yang jauh dari perkebunan kelapa sawit tidak terdapat Xylocopa confusa.
2.
Kelimpahan serangga polinator pada tanaman cabai yang berada jauh dari perkebunan kelapa sawit 70% lebih tinggi dibanding kelimpahan serangga penyerbuk yang berada didekat perkebunan kelapa sawit. Hal ini mengindikasikan bahwa lebih rendahnya tingkat keragaman vegetasi di dekat perkebunan kelapa sawit telah menyebabkan menurunnya tingkat kelimpahan serangga penyerbuk.3. Jumlah takson serangga polinator pada waktu pengamatan pukul 10.00 WIB lebih tinggi bila dibanding waktu pengamatan lainnya. Hal ini berarti waktu pengamatan secara signifikan berpengaruh terhadap jumlah takson serangga polinator cabai merah (F = 3,049 ; P = 0,006).
4. Kelimpahan serangga polinator pada waktu pengamatan pukul 11.00 WIB lebih tinggi bila dibanding waktu pengamatan lainnya. Hal ini berarti waktu pengamatan secara signifikan berpengaruh terhadap kelimpahan serangga polinator cabai merah (F = 5,730 ; P = 0,000).
5.2. Saran
Dari hasil dan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan adanya penelitian lanjutan terhadap perbandingan serangga polinator pada tanaman yang dekat dengan perkebunan kelapa sawit dan yang dekat dengan hutan.
(3)
40
DAFTAR PUSTAKA
Apituley, F., Amin, S., dan Bagyo, Y., (2012), Kajian Komposisi Serangga Polinator Tanaman Apel (Malus sylvestris Mill) di Desa Poncokusumo Kabupaten Malang, Jurnal El-Hayah 2 (2): 89-96. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=116123
Borror, D., Charles, T., dan Norman, F., (1996), Pengenalan Pembelajaran Serangga, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika [BMKG], (2015), http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Informasi_Cuaca/Prakiraan_Cuaca/ Prakiraan_Cuaca_Propinsi.bmkg?prop=02 (Diakses April 2016).
Badan Pusat Statistik [BPS], (2015), Produksi Cabai Besar, Cabai Rawit, dan Bawang Merah tahun 2014.http://sumut.bps.go.id/frontend/Brs/view/id/67.
Bakowski, M., Boron, M.. (2005), Flower visitation patterns of some species of Lycaenidae, Biol Lett, 42:13-19, http://www.staff.amu.edu.pl/~biollett/biol lett _42_1_2.pdf.
Bugguide, http://bugguide.net/node/view/15740 (Di akses Mei 2016)
Carvell, C., W. R. Meek, R. Pywell, D. Goulson, dan M. Nowakowski,(2007), Comparing the Efficacy of Agri-Environment Schemes to Enhance Bumble Bee Abundance and Diversity on Arable Field Margins, Jurnal of Applied Ecology 44(1): 29-40. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111 /j.1365-2664.2006.01249.x/pdf.
Dharmawan, A., Ibrohim, Hawa, T., Hadi, S., dan Pudyo, S., (2004), Ekologi Hewan, Universitas Negeri Malang, Malang.
Direktorat Jenderal Perkebunan, (2014), Pertumbuhan Areal Kelapa Sawit
Meningkat
http://ditjenbun.pertanian.go.id/setditjenbun/berita-238-pertumbuhan-arealkelapa-sawit-meningkat.html, (Di akses 15 Januari 2016).
Encyclopedia of Life, http://eol.org ( Di akses Mei 2016).
Erniwati, (2010), Kajian Aspek Ekologi Lebah Sosial (Hymenoptera, Apidae) dan Biologi Reproduksi Tanaman Yang Mendukung Konsep Pengembangan Pengelolaan Penyerbukannya, [Laporan Hasil Penelitian], LIPI, Jakarta.
Hadi, H., Udi, T., dan Rully, R., (2009), Biologi Insekta Entomologi, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Hadley, A., dan Matthew, G., (2011), The effects of landscape fragmentation on pollination dynamics: absence of evidence not evidence of absence.
(4)
Biological reviews 87 (3): 526-544. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10. 1111/j.1469.
Hasan, P., (2015), Keanekaragaman dan Aktivitas Kunjungan Serangga Penyerbuk Serta Pengaruhnya dalam Pembentukan Buah Mentimun (Cucumis Sativus Linn.), [Thesis], Institut Pertanian Bogor, Bogor, http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78822.
Jewiss, G., Marshall, S., dan Whitworts, (2012), Clusterflis (Calliphoridae: Polleniinae: Polenia) of nort America, Canadian, Journal of Arthropod Identification, 19: 1-22. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc =s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi01f90a3MAhX ELaYKHWQCBKoQFgglMAE&url=http%3A%2F%2Fcjai.biologicalsurv ey.ca%2Fjmw_19%2Fjmw_19.pdf&usg=AFQjCNGS3ZtevZAXYERJuNe nbCLwQNXZWA&sig2=7UM2C06uOf6CbHSOSrQFhA&bvm=bv.1205 51593,d.dGY.
Khairiah, N., Dahelmi, dan Syamsuardi, (2012), Jenis-Jenis Serangga Pengunjung Bunga Pacar Air (Impatiens balsamina Linn. :Balsaminaceae), Jurnal Biologi 1(1): 9-14. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=view article&article=312714.
Kearns, C., dan David, W., (1997), Pollinators, Flowering Plants, and Conservation Biology, Bio Science 47(5): 297-307. https://www.researchgate.net/publication/207223457_Pollinators_Floweri ng_Plants_and_Conservation_Biology.
Marliah, A., Mariani N., dan Armin, (2011), Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Cabai Merah pada Media Tumbuh yang Berbeda, Jurnal Floratek 6: 84-91. http://jurnal.unsyiah.ac.id/floratek/article/viewFile/502/422.
Nimbalkar, RK., Chandekar, SK., Khunte, SP., (2011), Butterfly diversity in relation to nectar food plants from Bhor Tahsil, Pune District, Maharashtra, India, J Threatened Taxa, 3:1601-1609, http://threatened taxa.org /index.php/JoTT/article/view/1217/2204.
Orangutan Foundantion international, (2016), The main threat to the survivial of orangutan populations in the wild is the massive expansion of palm oil plantations in Borneo and Sumatra, https://orangutan.org/rainforest/the-effects-of-palm-oil.
Pardamean, M., (2011), Cara Cerdas Mengelola Perkebunan Kelapa Sawit, Lili, Yogyakarta.
Peggie, D., dan Amir, (2006), Practical Guido To The Butterflies of Bogor Botani Garden, LIPI, Bogor.
(5)
Pratiwi, H., (2013), Serangga Pengunjung Bunga Betina dan Polen yang Terbawa Kumbang Elaeidobius kamerunicus pada kelapa Sawit, [Skripsi], Institut Pertanian Bogor, Bogor. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/652 42.
Purnama, P., (2014), Budidaya Lombok, Indoliterasi, Yogyakarta.
Purwantiningsih, B., Amin, S., dan Bagyo, Y., (2012), Kajian Komposisi Serangga Pollinator Pada Tumbuhan Penutup Tanah di Poncokusumo, Malang, Berk. Penel. Hayati: 17: 165–172, http://s3.amazonaws.com /academia.edu.documents/31336586/Hayati_Vol_17_No_2_Juni_2012_07 .pdf?AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=147244 3734&Signature=BxvzLIdefodaFMD2ezeZvrgTRss%3D&responseconten tdisposition=inline%3B%20filename%3DKAJIAN_KOMPOSISI_SERA NGGA_POLINATOR_PADA.pdf.
Raw, A., (2000), Foraging Behaviour of Wild Bees at Hot Pepper Flowers (Capsicum annuum) and its Possible Influence on Cross Pollination, Annalysis of Botany Company 85: 48-492. https://www.google.co.id/? gws_rd=cr&ei=_h4gV7rNMYPL0ATKp57QAQ#q=foraging+behaviour+ of+wild+bees+at+hot+pepper+flowers+and+its+posible+influence+on+cr oss+pllination.
Rohman, A., (2008), Studi Keanekaragaman Polinator di Perkebunan Apel Organik dan Anorganik Desa Bumiaji Kota Batu, Skripsi, Universitas Islam Negeri Malang, Malang. http://etheses.uin-malang.ac.id/946/1/05 5200 11%20Pendahuluan.pdf.
Rostini, N, (2012), 9 Strategi Bertanam Cabai Bebas Hama dan Penyakit, Agromedia Pustaka, Jakarta.
Sembel, D., (2010), Pengendalian Hayati Hama-hama Serangga Tropis & Gulma, Andi Offset, Yogyakarta.
Sietawill., (2011), Budidaya Cabe ( Cabe Merah dan Cabe Rawit ) Capsicum sp, https://sietawill.wordpress.com/2011/01/08/budidaya-cabe-cabe-merah-dan-cabe-rawit-capsicum-sp/. (Diakses 3 Desember 2015).
Sjodin, E., Bengtsson, J., dan Ekbom, B., (2008), The influence of grazing intensity and landscape composition on the diversity and abundance of flower-visiting insects, Journal of Applied Ecology 45: 763–772. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.13652664.2007.01443.x/abstr act?systemMessage=Wiley+Online+Library+will+be+disrupted+3+Mar+f rom+10-13+GMT+for+monthly+maintenance.
Subyanto, Sulthoni, dan Siwi, (1991), Kunci determinasi serangga, Kanisius, Yogyakarta.
(6)
Suriana, N., (2012), Penyerbukan Silang Pada Tumbuhan Biji, http://informasitips.com/penyerbukan-silang-pada-tumbuhan-biji. (Diakses 3 desember 2015).
Weni, Y., Dahelmi, dan Syamsuardi, (2013), Jenis-jenis Serangga Pengunjung Bunga Nerium oleander (Apocynaceae) di Kecamatan Pauh, Padang, Jurnal Biologi Universitas Andalas, 2 (2): 96-102. http://download.portal garuda.org/article.php?article=312743&val=7495&title=Jenis-Jenis%20Se rangga%20Pengunjung%20Bunga%20NeriumoleanderLinn.(Apocynacea) %20di%20Kecamatan%20Pauh,%20Padang.
Widhiono, I., dan Eming, S., (2015a), Keragaman Serangga Penyerbuk dan Hubunganya dengan Warna Bunga pada Tanaman Pertanian di Lereng Utara Gunung Slamet, Jawa Tengah, Jurnal Biospecies, 8 (2): 43-50. https://www.researchgate.net/publication/282689938.
Widhiono, I., (2015b), Strategi Konservasi Serangga Polinator, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.