PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN DENGAN APLIKASI CAMTASIA JURUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PEMATANG SIANTAR TAHUN 2016/2017.

(1)

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN

DENGAN APLIKASI CAMTASIA JURUSAN TATA KECANTIKAN

RAMBUT SMK NEGERI 3 PEMATANGSIANTAR

TAHUN 2016/2017

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

OLEH:

MEY ALSIH SIHOMBING NIM.8146122027

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Mei Alsih Sihombing. NIM. 8146122027. Pengembangan Video Pembelajaran Dengan Aplikasi Camtasia Jurusan Tata Kecantikan Rambut SMK N 3 Pematang Siantar Tahun 2016/2017.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah video pembelajaran dengan aplikasi camtasia pada mata pelajaran pemangkasan dan penataan rambut layak digunakan pada siswa kelas kelas XI Kecantikan Rambut di Sekolah SMK Negeri 3 Pematangsiantar.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan produk Borg dan Gall yang dipadu dengan model pengembangan pembelajaran Dick dan Carey. Model pengembangan produk pembelajaran ini merupakan model yang disusun secara terprogram dengan urutan yang sistematis dan memenuhi karakteristik siswa dalam belajar. Model ini meliputi enam tahapan, yakni: studi literatur, perencanaan atau desain pengembangan, pengembangan produk, validasi ahli, uji coba, revisi, produk akhir. Subyek uji coba terdiri dari dua ahli materi mata pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut, dua ahli desain pembelajaran, dua ahli rekayasa perangkat lunak dan desain grafis, tiga siswa untuk uji perorangan, sembilan siswa untuk uji kelompok kecil, dan dua puluh enam siswa untuk uji lapangan. Data tentang kualitas produk pengembangan ini dikumpulkan dengan angket. Data-data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Secara keseluruhan media pembelajaran interaktif yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut untuk siswa kelas XI Kecantikan Rambut SMK Negeri 3 Pematangsiantar dengan presentase rata-rata sebesar 95,09%, dengan nilai 5 skala likert dan berada pada criteria “Baik Sekali”, (2) uji ahli materi mata pelajaran penataan dan pemangkasan rambut berada pada criteria baik sekali (97,11%) (3) uji ahli desain pembelajaran berada pada criteria baik sekali (90,00%) (4) uji ahli media berada pada criteria baik sekali (97,11%), (5) uji perorangan berada pada criteria baik sekali (96,58 %), (6) uji kelompok kecil berada pada criteria baik sekali ( 95,80%), (7) uji coba lapangan berada pada criteria baik sekali (93,95%).

Hasil pengembangan media interaktif menunjukan validasi ahli menunujukkan bahwa keseluruhan rata-rata dikategorikan “Baik Sekali” dan uji kelayakan menunujukkan bahwa keseluruhan rata-rata dikategorikan “Baik Sekali”.


(6)

ABSTRACT

Mei Alsih Sihombing. NIM. 8146122027. Development of Instructional Video By Camtasia Aplication in Hairstyling Deparment of SMK N 3 Pematang Siantar 2016/2017.

This study aims todetermine whether the camtasia application of learning videos on subjects trimming and grooming appropriate to use in class XI Hairstyling of SMK N 3 Siantar.

This type of research is the development of research that uses models Borg and Gall product development combined with learning development model of Dick and Carey. This learning product development model is a model that is prepared in a programmed sequence of systematic and meet the characteristics of the students in learning. This model includes six stages, namely: literature studies, planning or design development, product development, validation expert, testing, revision, the final product. The subject of the trial consists of two subject matter experts Subjects trimming and grooming, two expert instructional design, two expert software engineering and graphic design, three students for the test individuals, nine students for small group test, and twenty six students for field testing. Data about the quality of the products of this development are collected by questionnaire. The data collected were analyzed using qualitative descriptive analysis techniques.

The results showed that (1) Overall media interactive learning developed feasible for use as a medium of learning on the subjects of Planning and Trimming Hair for class XI student of SMK Negeri Hair Beauty 3 Pematangsiantar with an average percentage of 95.09%, with a value 5 Likert scale and criteria that are in the "very good", (2) subject matter experts test arrangement and hairdressing are at once both criteria (97.11%) (3) test instructional design experts are at once both criteria (90, 00%) (4) test media expert is at once both criteria (97.11%), (5) individual test criteria that are in excellent (96.58%), (6) a small group of test criteria that are in excellent ( 95.80%), (7) the trial court is at once both criteria (93.95%).

The results of development of Interactive LearningMedia by Experts’ validation indicate that the overall average categorized "Very Good" And the Feasibility test indicate that the overall average categorized "Very Good".


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kebaikan-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan Tesis ini yang berjudul “Pengembangan Video Pembelajaran dengan Aplikasi Camtasia Jurusan Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 3 Pematangsiantar Tahun 2016/2017”sebagai syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi Teknologi Pendidikan.

Sebagaimana mestinya setiap mahasiswa Program Pascasarjana Unimed dalam menyelesaikan studinya dan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan harus melakukan penelitian dan menulis tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar tersebut. Dengan demikian tujuan penulisan tesis ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Teknologi Pendidikan UniversitasNegeri Medan.

Proses penulisan Tesis ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan rasa hormat dan terimakasih teristimewa kepada orangtua J.Sihombing / L.Simanjuntak serta St.Drs.M.Siburian / Y.Sembiring,S.Pd. Selain itu penulis mengucapkan rasa hormat dan terimakasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Medan beserta para pejabat di jajaran Civitas Akademika Universitas Negeri Medan.

2. Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta para Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris Program Studi yang telah banyak memberikan bantuan untuk kelancaran studi dan penyelesaian tesis ini.


(8)

iv

3. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Dr. R. Mursid, M.Pd, Sekretaris Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd, yang telah banyak memberikan bimbingan dan petunjuk serta masukan-masukan yang sangat berarti dalam penyelesaian tesis ini.

4. Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd dan Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd. sebagai pembimbing yang dengan sabar dan tulus dalam memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan tesis ini.

5. Prof. Dr. Efendi NapitupuluM.Pd. dan Dr. R. Mursid, M.Pd, serta Dr. Dina AmperaM.Si sebagai nara sumber dengan keahlian masing-masing telah banyak memberikan sumbangan berupa kritik dan saran yang sangat membangun dalam penyelesaian tesis ini.

6. Seluruh Dosen Pascasarjana Universitas Negeri Medan, secara khusus Dosen Prodi Teknologi Pendidikan yang telah banyak memberikan ilmu dan bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi penulis.

7. Seluruh rekan mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan khususnya angkatan XXIV Prodi Teknologi Pendidikan kelas B-2 yang selama ini sudah sama-sama berjuang menuntut ilmu dan bekerjasama dalam meraih kesuksesan bersama.

8. Kepala SMK Negeri 3 Pematangsiantar Bapak Drs. Saffruddin, M.Si dan seluruh guru yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.


(9)

v

9. Siswa-siswi SMK Negeri3 Pematangsiantar yang telah bersedia menjadi sampel sehingga penelitian ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.

10.Tim Validasi Prof. Dr. Adbul Muin Sibuea, M.Pd, Prof.Julaga Situmorang M.Pd, Dr. Baharudin, M.Pd., Dr.Sriadi PH.d, dan Dian Maya Sari, M.Pd., serta Ester Butar-Butar S.Pd atas komentar dan sarannya untuk penyempurnaan produk media.

11.Dekan Fakultas Teknik beserta jajaran Wakil Dekan dan staf administrasi yang banyak memberikan bantuan dalam penulisan tesis ini.

12.Suami Deddy Siburian dan anak kesayangan kami Gabriel Siburian yang telah memberi banyak cinta, kasih sayang serta perhatian yang khusus buat penulis dalam penyelesaian pendidikan penulis.

13.Keluarga besar Siburian dan Sihombing yang telah member banyak dukungan dan doa dalam penyelesaian pendidikan penulis.

14.Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri Medan Dr.Dina Ampera M.Si, beserta para ketua prodi khususnya ketua prodi Pendidikan Tata Rias Ibu Siti Wahidah, M.Si serta staf dan para kolega dosen pengajar di lingkungan Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri Medan yang selama ini memberikan dukungan yang ikhlas dan tulus kepada penulis.

15.Semua pihak yang penulis tidak sempat sebutkan satu per satu yang begitu berjasa dalam penulisan Tesis ini.


(10)

vi

Semoga segala bimbingan, arahan, komentar dan saran, dukungan, doa, dan bantuan yang tulus dan ikhlas dari semua pihak mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan Tesis ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis masih mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan tulisan ini.

Medan, Januari 2017 Penulis,


(11)

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

B. IDENTIFIKASI MASALAH ... 9

C. PEMBATASAN MASALAH ... 10

D. RUMUSAN MASALAH ... .11

E. TUJUAN PENELITIAN ... 11

F. MANFAAT PENELITIAN... 11

BAB II : KAJIAN TEORITIS,KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORITIS ... 14

I. Hasil Belajar Pemangkasan Rambut ... 14

1. Dasar Ilmu Pemangkasan ... 17

2. Alat Pemangkasan dan Fungsinya ... 18

3. Cara Memegang Gunting ... 19

4. Pola Garis Pemangkasan ... 19

5. Teknik Pemangkasan ... 20


(12)

II. Konsep Pengembangan Video Pembelajaran ... 23

III. Hakikat Teknologi Pembelajaran ... 28

IV. Hakikat Pengembangan Media Video Pembelajaran Pemangkasan Rambut ... 31

V. Prosedur Pengembangan Media Video Pembelajaran ... 40

a. Kelebihan dan Kekurangan Media Video Pembelajaran ... 46

b. Prosedur Produksi Program Video ... 49

c. Penggunaan Program Software ... 50

B. PENELITIAN YANG RELEVAN ... 52

C. KERANGKA BERPIKIR ... 54

D. PENGAJUAN HIPOTESIS ... 57

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 54

A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN ... 54

B. METODE PENELITIAN ... 54

C. MODEL PENGEMBANGAN ... 59

D. PROSEDUR PENGEMBANGAN ... 64

E. TAHAP UJI COBA PRODUK ... 68

1. Desain Uji Coba ... 68

2. Subjek Uji Coba ... 68

3. Pelaksanaan Uji Coba ... 69

4. Jenis Data ... 70

5. Instrument Pengumpulan Data ... 71

a. Lembar Angket ... 71


(13)

6. Teknik Analisis Data ... 75

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 77

A. Hasil Penelitian Pengembangan Produk ... 77

1. Proses Desain Produk Awal ... 77

2. Deskripsi Produk Awal ... 79

3. Review Ahli ... 85

a. Ahli Materi ... 85

1) Deskripsi Data Hasil Validasi Uji Coba Terhadap Ahli Materi ... 85

2) Analisis Data Hasil Evaluasi Ahli Materi ... 90

3) Revisi Produk ... 92

b. Ahli Desain Pembelajaran ... 92

1) Deskripsi Data Hasil Validasi Ahli Desain Pembelajaran ... 92

2) Analisis Data Hasil Evaluasi Ahli Desain Pembelajaran ... 95

3) Revisi Produk ... 96

c. Ahli Media dan Desain Grafis ... 96

1) Deskripsi Data Hasil Validasi Hasil Uji Coba Terhadap Ahli Media dan Desain Grafis ... 96

2) Analisis Data Hasil Evaluasi Ahli Media dan Desain Grafis ... 100

3) Revisi Produk Dari Hasik Evaluasi Ahli Media dan Desain Grafis ... 102


(14)

4. Hasil Uji Coba Tahap II / Uji Coba Perorangan ... 103

1) Deskripsi Hasil Uji Coba ... 103

2) Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap II / Uji Coba Perorangan ... 105

3) Revisi Produk Tahap II dari Hasil Uji Coba Perorangan 107 5. Hasil Uji Coba Tahap III / Uji Coba Kelompok Kecil ... 108

1) Deskripsi Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil ... 108

2) Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap III / Uji Coba Kelompok Kecil ... 111

6. Hasil Uji Coba Tahap IV / Uji Coba Lapangan ... 112

1) Deskripsi Data Hasil Uji Coba Tahap IV / Uji Coba Lapangan ... 112

2) Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap IV / Uji Coba Lapangan ... 115

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 117

1. Pembahasan Hasil Penelitian Pengembangan Produk ... 117

2. Keterbatasan Peneliti ... 120

BAB V: SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 121

A. Simpulan ... 121

B. Implikasi ... 122

C. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 125


(15)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Materi

Pembelajaran, Sistem Penyampaian Pembelajaran dan Kualitas Strategi Pembelajaran

72

Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian tentang Kualitas Desain Informasi, Desain Interaksi, dan Desain Presentasi

73

Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kualitas Materi Pembelajaran dan Kualitas Teknis/Tampilan.

74

Tabel 4 Kriteria Penilaian 76

Tabel 4.1 Deskrpsi Data Analisis Kebutuhan 80

Tabel 4.2 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Materi Tentang Kelayakan Isi Materi Pembelajaran

86

Tabel 4.3 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Materi Tentang Penyajian Materi Pembelajaran

87

Tabel 4.4 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Materi Tentang Kebahasaan dan Kegrafikan

88

Tabel 4.5 Tingkat Kecendrungan Penilaian Efektifitas Multimedia Oleh Ahli Materi

89

Tabel 4.6 Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Media

Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut oleh Ahli Materi

90

Tabel 4.7 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut Oleh Ahli Materi

90

Tabel 4.9 Data Hasil Revisi Media Pembelajaran Oleh Ahli Materi 92

Table 4.10 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Desain Pembelajaran

93

Tabel 4.11 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain

Pembelajaran Terhadap Kualitas Desain Pembelajaran


(16)

Tabel 4.12 Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Media

Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Desain Pembelajaran 95

Tabel 4.14 Data Hasil Revisi Ahli Desain Pembelajaran 96 Tabel 4.15 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli

Media Desain Grafis Pada Aspek Kelayakan Isi Tentang Aspek Pemograman

97

Tabel 4.17 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Oleh Ahli Media Dan Desain Grafis Pada Aspek Kegrafikan tentang Kualitas Tampilan

98

Tabel 4.18 Tingkat Kecendrungan Penilaian Ahli Media DanDesain Grafis Terhadap Kualitas Pemrograman Dan Kualitas Tampilan

99

Tabel 4.19 Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Media

Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut Oleh Ahli Media Dan Desain Grafis

100

Table 4.20 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut Oleh Ahli Media Dan Desain Grafis

100

Tabel 4.22 Data Hasil Revisi Ahli Media Dan Desain Grafis 102

Tabel 4.23 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut Pada Uji Coba Perorangan Di SMK Negeri 3 Pematangsiantar Tentang Kualitas Materi Pembelajaran

103

Tabel 4.24 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut Pada Uji Coba Perorangan di SMK N 3 Pematangsiantar Tentang Aspek Kualitas Teknis / Tampilan


(17)

Tabel 4.25 Tingkat Kecenderungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas Materi Pembelajaran Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut Pada Uji Coba Perorangan Di SMK Negeri 3 Pematangsiantar.

105

Tabel 4.26 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut Pada Uji Coba Perorangan

106

Tabel 4.28 Data Hasil Revisi Uji Coba Perorangan 107

Tabel 4.29 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut Uji Coba Kelompok Kecil Di SMK Negeri 3 Pematangsiantar Pada Aspek Kualitas Materi Pembelajaran

108

Tabel 4.30 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut Uji Coba Kelompok Kecil Di SMK Negeri 3 Pematangsiantar Pada Aspek Kualitas Teknis/Tampilan

109

Tabel 4.31 Tingkat Kecendrungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas Materi Pembelajaran Media Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut Pada Uji Coba Kelompok Kecil Di SMK Negeri 3

Pematangsiantar

110

Tabel 4.32 Tingkat Kecendrungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas Teknis/Tampilan Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut Pada Uji Coba Kelompok Kecil

110

Tabel 4.33 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut Pada Uji Coba Kelompok Kecil


(18)

Tabel 4.35 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut Uji Coba Lapangan Di SMK Negeri 3 Pematangsiantar Pada Aspek Kualitas Materi Pembelajaran

113

Tabel 4.36 Skor Penilaian Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut Uji Coba Lapangan Di SMK Negeri 3 Pematangsiantar Pada Aspek Kualitas Teknis/Tampilan.

114

Tabel 4.37 Tingkat Kecendrungan Penilaian Terhadap Aspek Kualitas Materi Pembelajaran Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut Pada Uji Coba Lapangan Di SMK Negeri 3 Pematangsiantar

114

Tabel 4.38 Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut Pada Uji Coba Lapangan Di SMK Negeri 3 Pematangsiantar

115

Tabel 4.40 Rangkuman Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media Pembelajaran Interaktif Dengan Aplikasi Camtasia Pada Mata Pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu pendidikan Indonesia agar dapat bersaing dalam pasar tenaga kerja dengan menyesuaikan pembangunan pendidikan itu sendiri.Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir yang memiliki makna bahwa pendidikan tersebut dilakukan oleh usaha sadar manusia dengan dasar dan tujuan yang jelas, ada tahapan didalam proses pendidikan itu. Sekolah merupakan suatu instansi atau lembaga pendidikan yang memiliki sarana untuk melaksanakan pelayanan belajar dan proses pendidikan. Kegiatan inti dari sekolah adalah mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) yang diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan standar yang telah ditentukan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan tingkat menengah atas.

Pendidikan kejuruan sebagai salah satu bagian dari sistem Pendidikan Nasional memainkan peran yang sangat strategis bagi terwujudnya angkatan tenaga kerja nasional yang terampil. Setiap lulusan SMK ditempah untuk menjadi sumber daya manusia yang siap pakai, dalam arti ketika mereka telah menyelesaikan sekolahnya lulusan SMK tersebut dapat menerapkan ilmu yang telah mereka dapat sewaktu di sekolah. Tantangan era globalisasi saat ini menuntut adanya kesiapan tenaga kerja yang memiliki kualifikasi yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan


(20)

2

merupakan salah satu perwujudan dari pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, mengenai fungsi dan tujuan:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan di atas mengandung pemahaman bahwa peserta didik disiapkan menjadi tenaga terampil, kreatif dan produktif sesuai dengan keahlian di bidang kecantikan. Program keahlian Tata Kecantikan yang siap memasuki dunia usaha. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK (2006), SMK memiliki tujuan untuk : 1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetisi dalam program keahlian yang dipilihnya, 2) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya, 3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, 4) membekali peserta didik dengan kompetensi – kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya.Kondisi ini merupakan tantangan bagi dunia pendidikan, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) (2004) yang


(21)

3

menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

SMK Negeri 3Pematangsiantar merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok Pariwisata yang memiliki 4 program keahlian, yaitu: (1) Tata Kecantikan, (2) Tata Busana, (3) Tata Boga, dan (4) Akomodasi Perhotelan. Sesuai dengan standar kompetensi untuk masing-masing bidang keahlian ini, diharapkan lulusan akan dapat memasuki pasar kerja baik sebagai teknisi maupun bidang wirausaha. Untuk dapat memenuhi standar ini tentu banyak faktor yang diharapkan secara terintegrasi seperti kemampuan siswa, kemampuan guru, sarana dan prasarana yang ada. Dalam proses pembelajaran merupakan salah satu proses perubahan yang terjadi di dalam diri manusia yang melibatkan seluruh aspek baik secara fisik maupun psikis. Sebagai perancang pengajaran, seorang guru berperan dalam mengelola seluruh proses pembelajaran dengan menciptakan kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap anak dapat belajar secara efektif dan efesien ( Surya 2008:116 ).

Materi pangkas rambut merupakan materi yang berkelanjutan dari satu kesatuan dan kompleks. Suatu teknik pangkas rambut, jika hanya diperoleh dengan membaca teori-teori dari buku cetak, tidak tersampaikan dengan jelas bagaimana maksud dan tujuannya. Teori-teori yang ada dalam buku atau modul tidak dapat menjadi sarana pembentukkan kreatifitas dan kemandirian siswa, karena siswa tidak melihat langsung teknik aplikasi pangkas tersebut. Salah satu materi pengajaran di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Negeri 3 Pematangsiantar bidang tata kecantikan rambut adalah pemangkasan rambut


(22)

4

dasar. Pembelajaran Tata Kecantikan terdiri dari dua kelompok besar, yaitu kelompok Instruksional dan Non-Instruksional. Pembelajaran Instruksional adalah pembelajaran yang dirancang secara terstruktur dalam kurikulum yang dikelompokkan dalam program normatif, adaptif, dan produktif. Kompetensi keahlian Tata Kecantikan Rambut, memiliki salah satu program produktif yang standart kompetensinya harus dicapai oleh setiap siswa yaitu melakukan pemangkasan rambut dasar dan didalamnya terdapat beberapa kompetensi dasar diantaranya adalah melakukan pemangkasan rambut dasar yang terdiri dari pemangkasan rambut solid, pangkasan oval, pangkasan segi, pangkasan diagonal kedepan,dan pangkasan graduasi. Melalui sub kompetensi dasar tersebut, siswa diharapkan mampu dan terampil dalam melakukan pemangkasan rambut dasar. Umumnya dalam meningkatkan kualitas lulusan SMK khususnya SMK, khususnya jurusan tata kecantikan rambut, banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah sarana dan prasarana seperti gedung sekolah, laboratorium praktek, perpustakaan, serta fasilitas alat praktek.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa diantaranya dapat berasal dari dalam diri siswa itu sendiri atau yang sering disebut faktor internal dan ada juga yang berasal dari luar siswa yaitu faktor eksternal. Adapun faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaitu kemampuan intelegensi, minat, dan bakat. Faktor yang berasal dari luar diri siswa yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor yang berasal dari sekolah salah satunya yaitu dari guru yang kurang tepat dalam memilih model pembelajaran yang akan dipakai dalam proses belajar mengajar di kelas.


(23)

5

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada Oktober 2015 di SMK Negeri 3 Pematangsiantar, peneliti melihat bahwa guru mengajar dominan menggunakan model konvensional dengan metode ceramah dan penugasan, serta menggunakan papan tulis biasa sebagai media, walaupun pihak sekolah telah menyediakan fasilitas mengajar seperti Infocus-LCD, namun guru belum memanfaatkannya secara optimal. Selain itu, permasalahan yang sering terjadi dari hasil wawacara kepada guru bidang studi bahwa penggunaan media yang masih rendah, karena guru hanya menyampaikan materi secara verbal tanpa ada hubungan interaktif dari siswa, selanjutnya media yang digunakan juga kurang efektif, dimana media tersebut masih menggunakan media cetak seperti buku, majalah, modul dan sebagainya, sehingga membuat siswa menjadi jenuh untuk belajar. Sedangkan penggunaan media audio dan visual seperti video atau film, dan media lainnya (computer) masih belum di terapkan dengan baik. Sangat disayangkan jika sekolah menuju Standart Internasional (SBI) seperti SMK Negeri 3 Pematangsiantar ini, masih belum mampu menerapkan media pembelajaran yang lebih baik. Melihat kondisi itu, maka perlu diperbaiki media pembelajaran agar lebih informatif dan inovatif untuk memberdayakan siswa.

Meningkatkan kualitas dan motivasi belajar siswa, seperti menurut Arikunto (2005;121) bahwa guru diharapkan sanggup menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas tinggi sehingga mampu menghasilkan prestasi belajar siswa. Fungsi yang dapat diperankan guru dalam pembelajaran, yakni : (1) sebagai perancang pembelajaran, dimana seorang guru diharapkan mampu merancang pembelajaran agar dapat terlaksana secara efektif dan efisien, (2)


(24)

6

pengelola pembelajaran, dimana seorang guru harus mampu mengelola seluruh proses kegiatan pembelajaran dengan menciptakan kondisi belajar yang dinamis dan kondusif, dan (3) evaluator pembelajaran. Berkaitan dengan fungsi tersebut guru dituntut memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip belajar sebagai dasar untuk merancang kegiatan pembelajaran dengan memilih media pembelajaran, merumuskan tujuan, memilih bahan, memilih metode/pendekatan dan guru juga dituntut secara terus menerus memantau hasil belajar yang telah dicapai siswa, mengevaluasi kegiatan pembelajaran dan selalu berusaha meningkatkannya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat menggunakan media pembelajaran yang inovatif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menyikapi persoalan dimaksud adalah dengan penggunaan video pembelajaran dengan aplikasi camtasia yang lebih baik sebagai media pembelajaran. Karena di masa-masa mendatang, fitur software komputer akan semakin meningkat dengan adanya pembaharuan-pembaharuan Teknologi Pembelajaran, maka arus informasi akan makin meningkat yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan jaman. Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya proses pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan TIK yaitu komputer. Salah satu media pembelajaran yang berkembang saat ini dan dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah media pembelajaran yang dapat digolongkan ke dalam multimedia. Menurut Handoyo (2003;12) ”multimedia merupakan penyajian informasi yang berupa teks, gambar, dan suara secara bersama (integrited) sehingga menjadi efektif dan efisien”.


(25)

7

Media pembelajaran mencakup berbagai media yang terintegrasi menjadi satu. Setiap komponen media dapat merangsang satu atau lebih indra manusia. Mukhtar (2006;48) menjelaskan bahwa ”semakin banyak indra yang terlibat dalam proses belajar, maka proses belajar tersebut akan menjadi lebih efektif”. Secara tegas teori ini menyarankan penggunaan lebih dari satu indera manusia. Oleh karena itu, pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran dapat diharapkan meningkatkan hasil belajar.

Media pembelajaran seperti video pembelajaran dengan aplikasi camtasia memiliki beberapa keistimewaan seperti penyajian informasi yang berupa teks, gambar, dan suara secara bersamaan.manfaat penggunaan media pembelajaran, menurut Nana Sudjana adalah sebagai berikut: (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapt menumbuhkan motivasi belajar, (2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapt lebih dipahami oleh siswa, (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, (4) siswa melakukan kegiatan belajar, seprti mengamati, melakukan dan mendemostrasikan. Sementara Susilana & Riyana Kemp & Dayton dalam Susilana & Riyana (2008:8) mengemukakan kontribusi media dalam pembelajaran sebagai berikut: (a) penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar, (b) Pembelajaran dapat lebih menarik; (c) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar; (d) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek; (e) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan; (f) Proses belajar dapat berlangsung kapan pun dan di manapun diperlukan; (g) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses


(26)

8

pembelajaran dapat ditingkatkan; (h) Peran guru berubah ke arah yang lebih positif.

Jadi, berdasarkan paparan para ahli pendidikan di atas, media pembelajaran memiliki fungsi dan peran yang sangat vital dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran yang baik dan tepat penggunaannya, maka semakin memudahkan dan membuat semangat peserta didik dalam belajar, juga membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Media pembelajaran bukan sekadar alat bantu yang berfungsi sebagai pelengkap, namun sebagai sarana untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif, proses pembelajaran menjadi lebih cepat dan kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. Meski menjadi komponen yang integral, tapi media pembelajaran tidak berdiri sendiri, melainkan saling berhubungan dengan komponen lainnya untuk menciptakan siatusi pembelajaran yang diharapkan.

Dalam pemilihan media pembelajaran menurut Sanaky, pertimbangan media yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena media yang dipilih harus sesuai dengan: (a) Tujuan pembelajaran,

(b) Bahan pelajaran, (c) Metode pengajaran, (d) Tersedia alat yang dibutuhkan, (e) Pribadi pengajar, (f) Minat dan kemampuan siswa, (g) Situasi pengajaran yang sedang berlangsung.Sementara itu, Mulyani Sumantri menggaris bawahi tentang prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran yang layak, yakni sebagai berikut: (a) Media harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran dan bahan ajar yang akan disampaikan, (b) Media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik, (c) Media harus disesuaikan dengan kemampuan


(27)

9

guru, baik dari pengadaannya maupun penggunaannya, (d) Media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat.

Peneliti melihat, bahwa pengembangan video pembelajaran dengan aplikasi camtasia untuk pembelajaran Pangkas Rambut Dasar merupakan alternatif yang tepat dalam proses belajar mengajar. Pemanfaatan teknologi informasi dalam bentuk video yang dilengkapi dengan fitur-fitur gambar animasi yang menarik dan tombol eksekusi, dapat membuat suasana belajar mengajar berlangsung menarik dan tercipta proses pembelajaran yang tidak berkesan monoton dan membosankan, serta mudah dipahami. Selain itu juga, dapat membantu daya tangkap siswa terhadap materi yang akan disampaikan, dan tentu saja dapat diaplikasikan langsung tanpa harus menunggu pelajaran yang disampaikan atau harus diawasi guru. Dengan demikian, siswa dapat berkreatifitas sesuai bakat dan minatnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Video PembelajaranDengan Aplikasi Camtasia Jurusan Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 3 Pematangsiantar Tahun 2016/2017”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut: (1) apakah materi pada mata pelajaran pemangkasan dan penataan rambut yang disajikan dengan menggunakan media video pembelajaran dengan aplikasi camtasia dapat meningkatkan pemahaman pada


(28)

10

siswa, (2) apakah siswa banyak mengalami kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran pemangkasan dan penataan rambut, (3) apakah monotonnya suasana pembelajaran dikarenakan media pembelajaran yang hanya disimulasikan oleh guru mata pelajaran saja sehingga selepas pembelajaran selasai, siswa lupa bagaimana aplikasi dan teknik yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, (4) faktor-faktor yang berperan dalam teknik pemangkasan rambut dasar, (5) frekuensi pertemuan yang cukup singkat hanya berlangsung satu kali dalam seminggu,sementara kreatifitas dan bakat siswa tidak dapat terasah dalam waktu singkat, (6) bagaimanakah mengembangkan media video pembelajaran agar efektif, (7) sarana dan prasarana yang kurang memadai.

C. Pembatasan Masalah

Ditinjau dari identifikasi masalah yang muncul, maka dapat ditarik identifikasi masalah di atas agar penelitian ini lebih mendalam dan terfokus. Pangkas rambut dasar yang dilaksanakan hanya sebatas pangkas rambut yang dilaksanakan untuk wanita saja. Ruang lingkup dari pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam mata pelajaran pemangkasan dan penataan rambut, peneliti hanya meneliti tentang pemangkasan rambut dasar saja.

2. Materi pelajaran yang dikembangkan hanya meliputi 3 kompetensi dasar,antara lain: (a) menjelaskan pangkas rambut dan analisa pangkas rambut dasar, (b) melakukan persiapan kerja, (c) melaksanakan pangkas rambut.


(29)

11

3. Media pembelajaran yang dikembangkan hanya dalam bentuk jenis video pembelajaran yang akan dibuat dengan aplikasi camtasia.

4. Dilakukan pada siswa kelas XI Kecantikan Rambut di Sekolah SMK Negeri 3 Pematang Siantar.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian dirumuskan yaitu apakah pengembangan video pembelajaran dengan aplikasi camtasia pada mata pelajaran pemangkasan dan penataan rambut layak digunakan?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui apakah video pembelajaran dengan aplikasi camtasia pada mata pelajaran pemangkasan dan penataan rambut layak digunakan pada siswa kelas kelas XI Kecantikan Rambut di Sekolah SMK Negeri 3 Pematang Siantar.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat secara teoretis dan manfaat secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan khususnya pada mata pelajaran pangkas rambut dasar.


(30)

12

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah referensi yang dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Pendidikan dan Para Pengambil Kebijakan Penelitian ini dapat dijadikan cermin untuk memaksimalkan kinerja guru dalam meningkatkan hasil pembelajaran mata pelajaran penataan dan pemangkasan rambut di Kota Pematangsiantar.

b. Bagi Pihak Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan cermin untuk mengevaluasi bagaimana berjalannya pembelajaran penataan dan pemangkasan rambut sehingga sekolah dapat memberikan arahan untuk dapat memaksimalkan kinerja guru.

c. Bagi Guru

Guru pada umumnya, dan guru penataan dan pemangkasan rambut pada khususnya dapat memberikan gambaran mengenai penting atau tidaknya kualifikasi guru untuk dapat meningkatkan kemampuan pengelolaan kelas, yang selanjutnya akan mempengaruhi proses pembelajaran sehingga dapat berjalan efektif dan kondusif.


(31)

13

d. Bagi Peneliti Sendiri

Penelitian ini dapat menjawab pertanyaan peneliti mengenai pentingnya kualifikasi guru dan bagaimana hubungannya dengan pengelolaan kelasdalam pembelajaran penataan dan pemangkasan rambut, sehingga nantinya hasil penelitianini dapat memberikan gambaran bagi peneliti sebagai bahan rujukan untuk mendesain dan mengembangkan media pembelajaran yang baru untuk memecahkan masalah sesuai bidang tuntutan ilmu yang dipelajari


(32)

121

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil penelitian dan pembahasan penelitian pengembangan media pembelajaran interaktif yang dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan telah menghasilkan media pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut yang dikembangkan dengan Software Camtasia dan Macromedia Flash. Prosedur pengembangan media interaktif mata pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

a) Penelitian dan mengumpulkan data yaitu termasuk analisis kebutuhan, observasi, studi literatur yang berkaitan dengan teori dan konsep pembelajaran.

b) Perencanaan pengembangan media interaktif dimulai dengan menyusun rencana penelitian, meliputi perumusan tujuan yang ingin dicapai dan mengembangkan desain.

c) Pengembangan bahan pembelajaran seperti silabus, bahan ajar dan evaluasi.

d) Melakukan uji coba dan evaluasi produk untuk mengetahui kelemahan dari produk. Melalui kegiatan evaluasi ini telah diperbaiki sejumlah kelemahan produk, baik yang menyangkut aspek desain instruksional, aspek media dan aspek materi. Evaluasi dilakukan secara bertahap


(33)

122

yaitu mulai dari kajian ahli (expert judgment), evaluasi perorangan (one to one), evaluasi kelompok kecil (small group) dan evaluasi uji lapangan untuk melihat efektivitas media pembelajaran interaktif. 2. Hasil validasi dari ahli materi diperoleh hasil 97,11% dikategorikan

“Sangat Baik”, ahli desain pembelajaran diperoleh hasil 90,00% dikategorikan “Sangat Baik” dan ahli media pembelajaran diperoleh hasil 97,11% dikategorikan “Sangat Baik”.

3. Hasil uji coba perorangan diperoleh hasil 97,58% dikategorikan “Sangat Baik” , uji coba kelompok kecil diperoleh hasil 95,80% dikategorikan

“Sangat Baik”, dan uji coba lapangan diperoleh hasil 93,95%

dikategorikan “Sangat Baik” sehingga dapat diterima dan layak digunakan sebagai media belajar.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian pengembangan media ini memiliki implikasi yang tinggi dibandingkan dengan media pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Media pembelajaran interaktif berupa video pembelajaran memangkas yang diedit dengan aplikasi Cantasia dan dikemas dalam bentuk dengan software macromedia flash dikembangkan untuk membantu siswa

mendapatkan visualisasi proses pemangkasan rambut dengan lebih jelas. 2. Media yang dikembangkan ini akan memberikan sumbangan praktis


(34)

123

dimana media pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu kelengkapan media pembalajaran interaktif sebagai dokumentasi kurikulum untuk mata pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut. 3. Media yang dikembangkan ini akan memberikan sumbangan praktis

terutama bagi guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dimana media pembelajaran ini memberikan kemudahan dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas sehingga berdampak pada efektivitas pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian media yang dikembangkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam menyampaikan materi Pemangkasan Rambut.

4. Penerapan media pembelajaran berupa penggunaan media pembelajaran interaktif berupa video pembelajaran memangkas yang diedit dengan aplikasi Cantasia dan dikemas dalam bentuk dengan software macromedia flash memerlukan kesiapan siswa untuk melaksanakan pembelajaran

secara mandiri sehingga siswa akan memperoleh hasil belajar yang maksimal bila menerapkan media ini secara maksimal pula. Dengan menggunakan media, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kreatifitasnya sebagai usaha mendalami materi pelajaran yang diberikan. C. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran yaitu:

1. Bagi siswa kelas XI SMK N 3 Pematangsiantar jururan Penataan dan Kecantikan Rambut diharapkan menggunakan media pembelajaran interaktif


(35)

124

secara maksimal sesuai dengan petunjuk penggunaan dan kesepakatan dengan guru.

2. Bagi guru SMK N 3 Pematangsiantar jururan Penataan dan Kecantikan Rambut diharapkan dapat memanfaatkan produk media pembelajaran interaktif ini selama materi yang disajikan masih relevan dan berikan kontribusi untuk meng-update materi jika diperlukan.

3. Bagi SMK N 3 Pematangsiantar jurusan Penataan dan Kecantikan Rambut diharapkan memberi dukungan teknis dan nonteknis agar pembelajaran yang interaktif dapat terselenggara dengan baik seperti menyediakan komputer PC atau notebook sesuai dengan kebutuhan.

4. Bagi peneliti selanjutnya agar hasil produk lebih maksimal dan layak digunakan lebih jauh lagi, maka diperlukan penelitian pengembangan lebih lanjut pada sampel yang lebih representatif.

5. Pada Program Studi Teknologi Pendidikan hendaknya diadakan sarana dan prasarana yang mendukung mata kuliah produksi media yang bersifat pada produk dan adanya pembelajaran flash maupun software yang dapat digunakan untuk produksi media yang lainnya pada program studi teknologi pendidikan yang bertujuan untuk bekal dan mempermudah mahasiswa dalam proses pembuatan media pembelajaran interaktif (khususnya dalam penelitian R&D berbasis TIK).


(36)

125

DAFTAR PUSTAKA

AECT. (1977). Definisi teknologi pendidikan (satuan tugas definisi & terminologi AECT). Jakarta. Rajawali.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsayad, dan Azhar, (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera

Budiningsih, Asri . (2003). Desain pesan pembelajaran. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Bernadib, Sutari Imam. (1995). Pengantar ilmu pendidikan sistematis. Yogyakarta: Andi Offset.

Borg,W.R Gall. et al. Educational Research An Introduction (4thed). New York: : LongmanM.D and Gall, J.P. (2005)

Degeng, I Nyoman Sudana. (1989). Ilmu pengajaran taksonomi variabel. Jakarta : PPLPTK, DEPDIKBUD.

Depdiknas. 2008. Hasil Belajar.http://www.geocities.com. Diakses 21 Oktober 2015 Dick, W & Carey, L. (2005). Systematic Desaign of Instructional (5 th ed). New

York : Addison-Wasley Educational Pubisher Educational Technology Publicational,Inc

Dimyati & Mudjiono.2009. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta Djamarah dan Zein. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gagne, Robert M and Briggs, Leslie J. (1979). Principles of Instructional Design (2nd Ed.). New York: Holt, Rinehart and Winston.

Hamalik, Oemar, (2005), Proses Belajar Mengajar, Bandung : Bumi Aksara Hamalik, Oemar, (1994), Media Pendidikan. Bandung : Alumni

Hacbart, Steven. (1996). The educational technology hand book. New Jersey. Educational Technology Publications, Inc.

Haryanto . (1996). Pembelajaran individu. Yogyakarta : FIP. IKIP Yogyakarta. Heinich, Robert, et. Al. (1996) Instructional media and technologies for learning (5th

ed). New Jersey : A Simon & Schuster Company Engelewood Cliffs. Himpunan Peraturan Perundang-undangan. (2005). Standar nasional pendidikan

(SNP). Bandung: Fokusmedia.


(37)

126

Hornby. A.S. 1985. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, Oxford USA: Oxford University Pres.

Hakim, Lukmanul. (2003). Teknik jitu menguasai macromedia flash MX 2004. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Mayer, Richard E. 2009. Multimedia Learning : Prinsip – prinsip dan Aplikasi penerjemah : Teguh Wahyu Utomo. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Mursid. 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Medan:

Unimed

Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, Gaung Persada Press, Ciputat.

Popham, W. James. 2003. Teknik Mengajar Secara Sistematis (Terjemahan). Puspita Martha. 2009. Make up 101 Basic Personal Make up. Jakarta :

PT.Gramedia Pustaka Utama

Pidarta Made, “Landasan Kependidikan” (1997) Jakarta: Rineka Cipta Prent, K. Dkk. (1969). Kamus Latin-Indonesia. Jakarta : Penerbit Kanisius. Rahardjo, (1988) . Media pembelajaran, CV. Jakarta : Rajawali

Richey, Rita C. and klein, design and development research. (London: Lawrence Erlbaum Associates. Inc., 2007)

Rob Phillips, (1997). Interaktive multimedia. Boston : Kogan

Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sari Maya Dian 2013, “Pengembangan Media Video Pembelajaran Pangkas Rambut Lanjutan Berbasis Computer Program Studi Tata Rias Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Fakultas Teknik Universitas

Negeri Medan” Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan . Sekolah

Pascasarjana, Universitas Negeri Medan

Sanjaya,Wina, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Seels, Barbara B. 7 Richey, Rita C. 1994 Teknologi Pembelajaran: definisi dan kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK UNJ

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: : RinekaCipta.


(38)

127

Sudjana, Nana, (2006), Penilaian Hasil Proses Belajar ,Bandung : Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penleitian. Bandung : Alfabeta Sutikno Sobry. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect

Santosa, Eko dkk. 2008, Seni Teater Jilid 2 untuk SMK, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional diakses pada 25 April

Salim, Peter. 1996. The Contemporary English-Indonesian Distionary. Jakarta : Modern English Press.

Setyosari, Punaji & Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang : Penerbit Elang Mas.

Smaldino, Sharon E, dkk. 2008. Instructional Technology and Media for Learning. Pearson Merrill Prentice Hall. Ohio.

Tirtarahardja, Umar dan S.L.La Sulo, (2005)“Pengantar Pendidikan” Jakarta: : Rineka Cipta,

Tim Penyusun, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Undang – Undang Republik Indonesia no 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporee suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta :Bumi Aksara Sartomo. 1998. Tata Kecantikan Kulit Tingkat Trampil. Jakarta : Meutia Cipta Sarana. Yusufhadi Miarso, “Menyamai Benih Teknologi Pendidikan” Kencana Prenada

Media, Jakarta: 2011

http://gora.edublogs.org/2007/12/27/ayo-produksi-sendiri-video-, diakses 15 Maret 2016.

http://id.wikipedia.org/wiki/Video, diakses 15 Maret 2016

http://zoeproduction.blogspot.co.id/2014/08/sinopsis-naskahskript-shooting.html


(1)

122

yaitu mulai dari kajian ahli (expert judgment), evaluasi perorangan (one to one), evaluasi kelompok kecil (small group) dan evaluasi uji lapangan untuk melihat efektivitas media pembelajaran interaktif. 2. Hasil validasi dari ahli materi diperoleh hasil 97,11% dikategorikan

“Sangat Baik”, ahli desain pembelajaran diperoleh hasil 90,00% dikategorikan “Sangat Baik” dan ahli media pembelajaran diperoleh hasil 97,11% dikategorikan “Sangat Baik”.

3. Hasil uji coba perorangan diperoleh hasil 97,58% dikategorikan “Sangat Baik” , uji coba kelompok kecil diperoleh hasil 95,80% dikategorikan “Sangat Baik”, dan uji coba lapangan diperoleh hasil 93,95% dikategorikan “Sangat Baik” sehingga dapat diterima dan layak digunakan sebagai media belajar.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dan temuan pada penelitian pengembangan media ini memiliki implikasi yang tinggi dibandingkan dengan media pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Media pembelajaran interaktif berupa video pembelajaran memangkas yang diedit dengan aplikasi Cantasia dan dikemas dalam bentuk dengan software macromedia flash dikembangkan untuk membantu siswa mendapatkan visualisasi proses pemangkasan rambut dengan lebih jelas. 2. Media yang dikembangkan ini akan memberikan sumbangan praktis


(2)

dimana media pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu kelengkapan media pembalajaran interaktif sebagai dokumentasi kurikulum untuk mata pelajaran Penataan dan Pemangkasan Rambut. 3. Media yang dikembangkan ini akan memberikan sumbangan praktis

terutama bagi guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dimana media pembelajaran ini memberikan kemudahan dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas sehingga berdampak pada efektivitas pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian media yang dikembangkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam menyampaikan materi Pemangkasan Rambut.

4. Penerapan media pembelajaran berupa penggunaan media pembelajaran interaktif berupa video pembelajaran memangkas yang diedit dengan aplikasi Cantasia dan dikemas dalam bentuk dengan software macromedia flash memerlukan kesiapan siswa untuk melaksanakan pembelajaran secara mandiri sehingga siswa akan memperoleh hasil belajar yang maksimal bila menerapkan media ini secara maksimal pula. Dengan menggunakan media, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kreatifitasnya sebagai usaha mendalami materi pelajaran yang diberikan. C. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran yaitu:

1. Bagi siswa kelas XI SMK N 3 Pematangsiantar jururan Penataan dan Kecantikan Rambut diharapkan menggunakan media pembelajaran interaktif


(3)

124

secara maksimal sesuai dengan petunjuk penggunaan dan kesepakatan dengan guru.

2. Bagi guru SMK N 3 Pematangsiantar jururan Penataan dan Kecantikan Rambut diharapkan dapat memanfaatkan produk media pembelajaran interaktif ini selama materi yang disajikan masih relevan dan berikan kontribusi untuk meng-update materi jika diperlukan.

3. Bagi SMK N 3 Pematangsiantar jurusan Penataan dan Kecantikan Rambut diharapkan memberi dukungan teknis dan nonteknis agar pembelajaran yang interaktif dapat terselenggara dengan baik seperti menyediakan komputer PC atau notebook sesuai dengan kebutuhan.

4. Bagi peneliti selanjutnya agar hasil produk lebih maksimal dan layak digunakan lebih jauh lagi, maka diperlukan penelitian pengembangan lebih lanjut pada sampel yang lebih representatif.

5. Pada Program Studi Teknologi Pendidikan hendaknya diadakan sarana dan prasarana yang mendukung mata kuliah produksi media yang bersifat pada produk dan adanya pembelajaran flash maupun software yang dapat digunakan untuk produksi media yang lainnya pada program studi teknologi pendidikan yang bertujuan untuk bekal dan mempermudah mahasiswa dalam proses pembuatan media pembelajaran interaktif (khususnya dalam penelitian R&D berbasis TIK).


(4)

DAFTAR PUSTAKA

AECT. (1977). Definisi teknologi pendidikan (satuan tugas definisi & terminologi AECT). Jakarta. Rajawali.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsayad, dan Azhar, (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera

Budiningsih, Asri . (2003). Desain pesan pembelajaran. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Bernadib, Sutari Imam. (1995). Pengantar ilmu pendidikan sistematis. Yogyakarta: Andi Offset.

Borg,W.R Gall. et al. Educational Research An Introduction (4thed). New York: : LongmanM.D and Gall, J.P. (2005)

Degeng, I Nyoman Sudana. (1989). Ilmu pengajaran taksonomi variabel. Jakarta : PPLPTK, DEPDIKBUD.

Depdiknas. 2008. Hasil Belajar.http://www.geocities.com. Diakses 21 Oktober 2015 Dick, W & Carey, L. (2005). Systematic Desaign of Instructional (5 th ed). New

York : Addison-Wasley Educational Pubisher Educational Technology Publicational,Inc

Dimyati & Mudjiono.2009. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta Djamarah dan Zein. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gagne, Robert M and Briggs, Leslie J. (1979). Principles of Instructional Design (2nd Ed.). New York: Holt, Rinehart and Winston.

Hamalik, Oemar, (2005), Proses Belajar Mengajar, Bandung : Bumi Aksara Hamalik, Oemar, (1994), Media Pendidikan. Bandung : Alumni

Hacbart, Steven. (1996). The educational technology hand book. New Jersey. Educational Technology Publications, Inc.

Haryanto . (1996). Pembelajaran individu. Yogyakarta : FIP. IKIP Yogyakarta. Heinich, Robert, et. Al. (1996) Instructional media and technologies for learning (5th

ed). New Jersey : A Simon & Schuster Company Engelewood Cliffs. Himpunan Peraturan Perundang-undangan. (2005). Standar nasional pendidikan

(SNP). Bandung: Fokusmedia.


(5)

126

Hornby. A.S. 1985. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, Oxford USA: Oxford University Pres.

Hakim, Lukmanul. (2003). Teknik jitu menguasai macromedia flash MX 2004. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Mayer, Richard E. 2009. Multimedia Learning : Prinsip – prinsip dan Aplikasi penerjemah : Teguh Wahyu Utomo. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Mursid. 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Medan:

Unimed

Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, Gaung Persada Press, Ciputat.

Popham, W. James. 2003. Teknik Mengajar Secara Sistematis (Terjemahan). Puspita Martha. 2009. Make up 101 Basic Personal Make up. Jakarta :

PT.Gramedia Pustaka Utama

Pidarta Made, “Landasan Kependidikan” (1997) Jakarta: Rineka Cipta Prent, K. Dkk. (1969). Kamus Latin-Indonesia. Jakarta : Penerbit Kanisius. Rahardjo, (1988) . Media pembelajaran, CV. Jakarta : Rajawali

Richey, Rita C. and klein, design and development research. (London: Lawrence Erlbaum Associates. Inc., 2007)

Rob Phillips, (1997). Interaktive multimedia. Boston : Kogan

Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sari Maya Dian 2013, “Pengembangan Media Video Pembelajaran Pangkas Rambut Lanjutan Berbasis Computer Program Studi Tata Rias Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan” Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan . Sekolah Pascasarjana, Universitas Negeri Medan

Sanjaya,Wina, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Seels, Barbara B. 7 Richey, Rita C. 1994 Teknologi Pembelajaran: definisi dan kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK UNJ

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: : RinekaCipta.


(6)

Sudjana, Nana, (2006), Penilaian Hasil Proses Belajar ,Bandung : Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penleitian. Bandung : Alfabeta Sutikno Sobry. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect

Santosa, Eko dkk. 2008, Seni Teater Jilid 2 untuk SMK, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional diakses pada 25 April

Salim, Peter. 1996. The Contemporary English-Indonesian Distionary. Jakarta : Modern English Press.

Setyosari, Punaji & Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang : Penerbit Elang Mas.

Smaldino, Sharon E, dkk. 2008. Instructional Technology and Media for Learning. Pearson Merrill Prentice Hall. Ohio.

Tirtarahardja, Umar dan S.L.La Sulo, (2005)“Pengantar Pendidikan” Jakarta: : Rineka Cipta,

Tim Penyusun, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Undang – Undang Republik Indonesia no 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporee suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta :Bumi Aksara Sartomo. 1998. Tata Kecantikan Kulit Tingkat Trampil. Jakarta : Meutia Cipta Sarana. Yusufhadi Miarso, “Menyamai Benih Teknologi Pendidikan” Kencana Prenada

Media, Jakarta: 2011

http://gora.edublogs.org/2007/12/27/ayo-produksi-sendiri-video-, diakses 15 Maret 2016.

http://id.wikipedia.org/wiki/Video, diakses 15 Maret 2016

http://zoeproduction.blogspot.co.id/2014/08/sinopsis-naskahskript-shooting.html