KELEBIHAN SIKAT GIGI ELEKTRIK DITINJAU DARI

BAB 3 KELEBIHAN SIKAT GIGI ELEKTRIK DITINJAU DARI

PENYINGKIRAN PLAK DAN INFLAMASI GINGIVA Keberadaan level plak yang tinggi yang ditemukan pada kebanyakan orang berperan terhadap meluasnya prevalensi gingivitis. 1 Penyingkiran plak supragingiva secara teratur menunjukkan pengurangan jumlah spesies yang patogen pada plak subgingiva dan supragingiva. Sikat gigi elektrik pada umumnya menunjukkan pengurangan plak yang lebih baik dibandingkan dengan sikat gigi manual. Banyak penelitian telah membandingkan kedua teknik menyikat gigi ini dan kebanyakan berpendapat bahwa sikat gigi elektrik memiliki kemampuan pembersihan yang sangat baik pada pasien. Selain itu sikat gigi elektrik juga lebih efektif dalam mengurangi gingivitis dan kedalaman saku daripada sikat gigi manual. Penyakit gigi yang paling umum, yaitu karies dan penyakit periodontal, disebabkan oleh spesies tertentu yang terdapat pada plak supragingiva dan subgingiva. Oleh karena itu, penyingkiran plak supragingiva dan subgingiva secara teratur merupakan faktor utama dalam pencegahan dan perawatan karies dan penyakit periodontal. Penyingkiran plak supragingiva sangat penting dalam mencegah inflamasi gingiva dan perkembangan periodontitis. Nanning A.M dkk 4 1 melakukan penelitian untuk mengevaluasi pengaruh dari gerakan memutar pada sikat gigi elektrik dalam mencegah plak dan gingivitis. Sampel yang diambil berjumlah 122 orang bukan mahasiswa kedokteran gigi yang diperoleh setelah diseleksi untuk berpartisipasi dalam Universitas Sumatera Utara penelitian ini. Sampel diberikan penjelasan tertulis mengenai latar belakang penelitian ini, tujuannya, dan keterlibatan sampel. Sampel yang dibutuhkan harus memenuhi kriteria sebagai berikut, berusia 18 tahun atau lebih, memiliki gigi yang dapat dievaluasi paling sedikit 5 buah gigi tiap kuadran tanpa gigi tiruan sebagian, band ortodonti, dan pesawat ortodonti, tidak memiliki lesi rongga mulut, kedalaman saku periodontal 5mm, tingkat perdarahan plak 40, tidak sedang hamil, tidak memiliki penyakit sistemik seperti diabetes, tidak sedang menjalani pengobatan jangka panjang dan riwayat medik lainnya. Pada tahap awal fase pre eksperimental 0 hari, sampel diperiksa keadaan gingivanya berdasarkan parameter klinis. Semua gigi diperiksa, kecuali gigi M3, pada dua kuadran yang dipilih secara acak satu kuadran di rahang atas dan satu kuadran di rahang bawah. Untuk mengoptimalkan kesehatan jaringan periodontal, sampel diberikan instruksi profesional dalam menggunakan sikat gigi manual dengan pasta gigi biasa. Sampel diinstruksikan untuk menggunakan produk ini selama tiga minggu dengan menggunakan metode Bass. Penyikatan gigi dilakukan dua kali sehari dengan waktu dua menit. Sampel diinstruksikan untuk berkumur dengan larutan hidrogen peroksida dua kali sehari kemudian dilanjutkan dengan klorheksidin 0,2. Instruksi tertulis diberikan kepada pasien dan sebuah kalender diberikan untuk mengecek keteraturan sampel. Sampel diinstruksikan untuk menyikat gigi dua atau tiga jam sebelum pemeriksaan klinis untuk mencegah tingginya perdarahan gingiva. Tujuan fase pre-eksperimental ini adalah untuk memotivasi sampel mempertahankan kesehatan gingiva. Universitas Sumatera Utara Pada hari ke-21, dilakukan prosedur penskeleran dan pemolesan agar gigi bersih ketika memasuki fase eksperimental. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok secara acak yaitu kelompok penyikatan gigi manual tanpa pembersihan interdental kelompok 1, penyikatan gigi manual dengan benang gigi kelompok 2, penyikatan gigi dengan sikat gigi elektrik tanpa pembersihan interdental kelompok 3. Sampel pada kelompok sikat gigi manual dan kelompok sikat gigi manual dengan flossing diinstruksikan untuk menyikat gigi dengan metode Bass. Sampel pada kelompok sikat gigi elektrik diinstruksikan untuk menyikat gigi mengikuti petunjuk dari pabrik. Kelompok sikat gigi manual dengan flossing diberikan petunjuk tambahan mengenai penggunaan benang gigi. Sikat gigi elektrik yang digunakan adalah Oral-B Triumph Professional Care 9000 yang memiliki gerakan memutar dengan sudut putaran 45 Sampel diberikan sikat gigi dan benang gigi yang baru pada hari ke-21, minggu ke-10, dan bulan ke-6. Pada minggu ke-6 dan minggu ke-10 sampel diberikan instruksi profesional. Pada bulan ke-6 dan bulan ke-9 kunjungan, sampel disuruh menyikat gigi seperti yang dilakukan dirumah sesuai dengan penilaian klinis. Waktu penyikatan gigi dihitung dengan menggunakan stopwatch. . Sikat gigi manual yang digunakan adalah ADA Soft Reference Toothbrush. Alat pembersih interdental yang digunakan adalah Oral-B Satin Floss. Parameter klinis dalam penelitian ini adalah: 1. Indeks Perdarahan Sampel diperiksa kondisi gingivanya dan dinilai dengan menggunakan Bleeding On Marginal Probing indeks BOMP, dilakukan probing pada margin gingiva pada sudut 60 ke aksis longitudinal gigi. Ada tidaknya perdarahan gingiva diukur Universitas Sumatera Utara dengan melakukan probing selama 30 detik dengan skala 0 sampai 2 0=tidak ada perdarahan, 1=perdarahan titik, 2= perdarahan yang menyebar. Tiap gigi diperiksa pada 6 permukaan yaitu disto-bukal, mid-bukal, mesio-bukal, disto- lingual, mid-lingual, dan mesio-lingual. 2. Indeks Plak Plak pada tiap kuadran dilihat dengan menggunakan apusan kapas dan larutan disclosing. Skor plak dinilai dengan menggunakan modifikasi Quigley and Hein Plaque Index QHPI. Ada tidaknya plak diukur berdasarkan enam skala poin 0 sampai 5, dengan 0=tidak ada plak, 1=adanya flek-flek dari plak pada margin servikal gigi, 2=adanya lapisan tipis plak 1 mm dari margin servikal gigi, 3=plak meluas lebih dari 1 mm menutupi tidak lebih dari sepertiga gigi, 4=plak menutupi lebih dari sepertiga tetapi belum melewati dua-pertiga permukaan gigi, 5=plak menutupi lebih dari dua-pertiga permukaan gigi diukur pada tempat yang sama seperti pada perdarahan gingiva. 3. Indeks Stain Stain pada sisi vestibular gigi dinilai dengan menggunakan Grundemann Modification of The Staining Index GMSI. Stain dilihat pada empat daerah permukaan gigi dua aproksimal, satu daerah gingiva, satu permukaan insisal. 4. Skor Abrasi Gingiva Lesi abrasi gingiva diukur dengan menggunakan skor abrasi gingiva. Untuk melihat besar dan sisi abrasi gingiva digunakan larutan disclosing. Gingiva dibagi atas tiga daerah yaitu marginal gingiva bebas servikal, aproksimal gingiva bebas papilari, mid-gingiva gingiva cekat. Prob periodontal ditempatkan Universitas Sumatera Utara sepanjang aksis dari lesi, kemudian diukur abrasi yang terjadi dan dicatat diameter terbesar dari lesi tersebut. Parameter klinis diperiksa pada hari ke-0, hari ke-21, minggu ke-10, bulan ke-6, dan bulan ke-9. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. PERUBAHAN SKOR BOMP PADA HARI KE-0, HARI KE-21, MINGGU KE-10, BULAN KE-6, DAN BULAN KE-9 PERAWATAN PADA KELOMPOK SIKAT GIGI MANUAL KELOMPOK 1, KELOMPOK SIKAT GIGI MANUAL DENGAN FLOSSING KELOMPOK 2 DAN KELOMPOK SIKAT GIGI ELEKTRIK KELOMPOK 3. Nanning A M dkk. J Periodontal 2008; 79: 1389. n Hari ke-0 Hari ke- 21 Minggu ke-10 Bulan ke- 6 Bulan ke- 9 Kelompok 1 38 1,25±0.34 0,57±0,26 0,47±0,30 0,59±0,31 0,65±0,30 Kelompok 2 39 0,98±0,38 0,49±0,26 0,38±0,22 0,40±0,19 0,58±0,27 Kelompok 3 37 1,07±0,39 0,57±0,27 0,32±0,20 0,39±0,27 0,57±0,36 P 0,007 0,246 0,024 0,002 0,221 Pada tabel 1 terlihat bahwa terjadi penurunan skor perdarahan gingiva dari awal perawatan sampai 9 bulan perawatan, kelompok sikat gigi elektrik memiliki penurunan skor perdarahan gingiva yang paling rendah. Skor perdarahan yang paling rendah terjadi setelah 10 minggu perawatan. Perbedaan yang bermakna dari ketiga kelompok tersebut terjadi pada 0 hari, 10 minggu, dan 6 bulan perawatan P 0,05. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. PERUBAHAN SKOR PLAK PADA HARI KE-0, HARI KE-21, MINGGU KE-10, BULAN KE-6, DAN BULAN KE-9 PERAWATAN PADA KELOMPOK SIKAT GIGI MANUAL KELOMPOK 1, KELOMPOK SIKAT GIGI MANUAL DENGAN FLOSSING KELOMPOK 2 DAN KELOMPOK SIKAT GIGI ELEKTRIK KELOMPOK 3. Nanning A M dkk. J Periodontal 2008; 79: 1390. n Hari ke-0 Hari ke- 21 Minggu ke-10 Bulan ke- 6 Bulan ke- 9 Kelompok 1 38 2.18±0,49 1,05±0,57 1,61±0,52 1,59±0,42 1,57±0,57 Kelompok 2 39 1,95±0,39 0,71±0,30 1,61±0,42 1,52±0,38 1,44±0,45 Kelompok 3 37 1,97±0,42 0,86±0,40 1,21±0,50 1,21±0,41 1,16±0,47 P 0,047 0,032 0,002 0,001 0,002 Pada tabel 2 terlihat bahwa terjadi penurunan skor plak dari awal perawatan sampai dengan 9 bulan perawatan, kelompok sikat gigi elektrik memiliki penurunan skor plak yang paling rendah. Skor plak yang paling rendah terjadi setelah 21 hari perawatan. Perbedaan yang bermakna terjadi pada 0 hari sampai 9 bulan perawatan dengan P 0,05. Hasil dari penelitian yang diteliti selama 9 bulan menunjukkan bahwa sikat gigi elektrik secara signifikan lebih efektif dalam mempertahankan rendahnya jumlah plak dibandingkan dengan sikat gigi manual dengan penggunaan benang gigi maupun tanpa penggunaan benang gigi. Pada bulan ke-6 penelitian, sikat gigi elektrik sama baiknya dengan sikat gigi manual dengan penggunaan benang gigi setiap hari secara signifikan lebih Universitas Sumatera Utara efektif dalam mempertahankan rendahnya perdarahan gingiva dibandingkan dengan sikat gigi manual tanpa penggunaan benang gigi. Pada bulan ke-9 penelitian, perbedaan yang terjadi pada kondisi gingiva tidak begitu signifikan,walaupun skor plak pada kelompok sikat gigi elektrik memiliki skor yang paling rendah selama periode eksperimental. Hasil ini menunjukkan bahwa skor plak menggambarkan pelaksanaan pembersihan rongga mulut dalam jangka pendek, sementara skor perdarahan gingiva menggambarkan pelaksanaan pembersihan rongga mulut dalam jangka panjang. Hal ini merupakan indikasi perlunya motivasi dan instruksi yang benar dalam prosedur pembersihan rongga mulut setiap 6 bulan sekali untuk memperoleh hasil yang maksimal. Durasi penyikatan gigi juga merupakan faktor penting. Beberapa penelitian melaporkan rata-rata waktu menyikat gigi adalah kurang dari 60 detik. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari penyikatan gigi, dianjurkan menyikat gigi dengan durasi 2 menit atau lebih. 1 --------oo00oo-------- Universitas Sumatera Utara

BAB 4 EVALUASI EFEKTIVITAS SIKAT GIGI ELEKTRIK DALAM