Peran Public Speaking dalam Kegiatan Open Mic (Studi tentang Peran Public Speaking terhadap Kemampuan Comic dalam Kegiatan Open Mic Komunitas Stand Up Indo Kota Medan)

(1)

(2)

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses public speaking dalam kegiatan Open Mic.

2. Untuk mengetahui peran public speaking terhadap kemampuan comic dalam kegiatan Open Mic.

P : Peneliti I : Informan

Informan I

Nama : Indra Gunawan

Nama Panggung : Indra Jegel

Usia : 26 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

Tanggal Wawancara : 30 Mei 2016

Tempat : 061 Bistro Kafe

Komplek Kesawan

P : Berdasarkan Informasi yang saya dapat Abang salah satu pendiri Komunitas Stand Up Medan ya bang ?

I : O iya, aku salah satu pendiri komintas. Sama kawan-kawan aku yang lain. si Lolox yang ikut Stand Up Comedy Academy di Indosiar sama Bang Babe Cabita juga. Ya termasuk orang lama lah aku disini

P : Tapi tadi saya juga liat abang juga jadi MC bang, trus abang juga tampil. Itu memang ditentukan orang lama yang jadi MC bang ?

I : Ooo kalo itu terserah siapa yang mau aja. lagipula kalo anak anggota komunitas baru jarang yang mau jadi MC, makanya aku maju duluan. kalo


(3)

masalah tampil, semua anggota komunitas kalo bisa ya harus open mic. buat melatih juganya.

P : Awal tertarik dengan stand up comedy sejak kapan bang ?

I : Aku mulai suka stand up comedy udah dari jaman Alm. Taufik Savalas. Walaupun waktu itu namanya bukan stand up comedy tapi joke telling. Trus mulai suka lagi waktu Raditya Dika yang buat booming. Trus stand up nya si radit kan di upload di youtube. mulai lah aku suka nonton-nonton penampilan dia di youtube. Mulai dari situ aku tertarik sama stand up comedy. Pas waktu booming kan di awal-awal tahun 2012, mulai lah aku ikut stand up comedy trus beberapa kawan ngajak buat komunitas ngikutin komunitas di Jakarta yang didirikan sama Pandji. Pas udah didirikan Stand Up Indo Medan, aku mulai ikut-ikut even. Aku juga sering ikut ngisi-ngisi acara. Kaya acara kampus atau acara-acara di kefe-kafe. Trus kami buat agenda open mic buat ajang latihan komika buat nguji lawakannya. Jadilah kegiatan open mic di 061 Bistro setiap Jumat malam. Jadi komika itu keren. Kita berdiri sendiri di panggung, ngomong di depan banyak orang tapi harus buat orang ketawa. Menghibur orang dengan cara yang cerdas lah kalau menurut aku.

P : Udah pernah ikut audisi atau menang lomba stand up comedy bang ? I : Sejak berdiri komunitas trus mulai terkenal stand up comedy, disitu

makin sering aku ikut acara-acara. Even-even mahasiswa sama pengisi acara di kafe awalnya aku serong tampil. Trus mulai lah aku dipanggil di Metro TV. Beberapa kali aku dipanggil sama Metro TV buat jadi bintang tamu. Trus ikut roadshow komika-komika ibukota kayak Ernest Prakasa, Raditya Dika sama Ge Pamungkas. Mungkin karna aku punya logat Melayu, jadi beberapa kali aku pernah diundang di Malaysia. Tahun 2014 aku sama tiga kawan aku si Lolox, Ridho sama Cacink Newe pernah juara di Liga Komunitas Stand Uo di Kompas TV. Kami juga jadi pengisi acara StandUpFest 2015 di Jakarta. Jadi aku sering bolak balek Binjai, Medan, Jakarta buat tampil stand up comedy. Ini tahun ini, aku mau ikut audisi Stand Up Comedy Indonesia di Komps TV. Tahun lalu aku masih belum


(4)

boelh ikut karna pernah juara tahun 2014 kemaren. Jadi tahun 2016 ini lah baru bisa ikut audisi. Harus sering-sering ikut audisi walaupun ditolak biar mengasah kemampuan stand up comedy. Kalau udah sering ikut open mic, biasanya pasti udah PD buat ikut audisi. Harus banyakin jam terbang biar berani. Walaupun banyak juga gagalnya.

P : Ppa aja syarat kalau mau jadi anggota komunitas bang ?

I : Kalo mau jadi anggota, syaratnya Cuma satu. Sering ikut open mic. kalo sering ikut open mic biasanya pasti udah jadi anggota. Kita di komunitas gak ada ketua-ketua. Pokoknya siapa yang paling lucu sama yang udah banyak jam terbang ya diangap senior biasanya. Komunitas kita gak ribet-ribet. Yang penting rajin ikut open mic, udah sah lah itu jadi anggota komunitas.

P : kalo kriteria jadi komika apa aja bang ?

I : Aku sendiri, jadi komika yang mau tampil open mic harus

mempersiapkan dua hal penting. Pertama, materi yang dibawakan. Kedua, mempersiapkan mental. Karena kalau aku mau tampil open mic tapi gak siap salah satunya, biasanya aku gagal buat penonton ketawa. Kalau gagal buat penonton ketawa, berarti komika gagal penampilannya. Kalau udah di atas panggung tapi gak buat materi sebelumnya, ngomong aku jadi gak teratur. Yang mutar-mutarlah, yang gak nyambunglah. Walaupun terkadang komika itu tampil dengan konsep materi yang gak nyambung tapi bisa bikin ketawa penonton. Tapi itu bisa dipastikan karna udah dipersiapkan untuk itu. Ada konsepnya. Percuma juga mental aku siap tapi aku tampil di panggung gak buat ketawa audiens aku atau gak buat tertarik buat nonton penampilan aku sama sekali. Untuk buat materi tapi mentalku gak siap, ya grogi juga buat nampil open mic. Percuma aku buat materi yang bagus, tapi aku menyampaikannya yang gak bagus. Entah gugup atau nge “blank”. Kalau udah nge”blank” kan, materi pun juga gak bakal ingat lagi waktu nampil. Kalau mental aku siap, aku pasti percaya diri diatas panggung. Kalau udah siap materi sama siap mental, aku lebih enjoy sama percaya diri di panggung. Kadang aku improvisasi misalnya aku liat


(5)

penonton tertarik sama lawakan yang aku tampilkan. Atau terkadang kalau salah satu penonton ada anak kecil, misalnya materi yang sebelumnya udah aku siapkan itu bukan untuk konsumsi anak kecil, karena aku udah enjoy di panggung dan aku udah mengontrol penonton, kata-kata yang sekiranya ada konten “kekerasan” bisa aku perhalus. Misalnya “kebiasaan anak sekolah yang tawuran” aku ganti dengan “anak sekolah yang suka main lempar-lempar rantai kereta ke kawannya”.

P : Jadi, apa aja persiapan abang sebelum tampil ?

I : Persiapan materi untuk tampil open mic biasanya aku coba berbagai macam topik yang ada. Dari yang udah lama terkenal misalnya tentang artis-artis tempo dulu kayak warkop DKI, sampai yang sedang booming sekarang. Kayak masalah pergaulan jaman kini, isu-isu penting. Mau tentang isu politik, isu pendidikan. Apa aja yang lagi banyak diminati orang. Bisa juga aku ambil topik dari kehidupan sehari-hari. Isu politik bisa kuambil misalnya masalah cara kepemimpinan Jokowi sama SBY yang beda kali. misalnya pas aku bilang masalah merakyat aku bilang “kayak Pak Jokowi”. Atau pas aku bilang masalah pencipta lagu “kayak presiden dulu, Pak SBY”. Semacam gitulah. Kalau masalah pendidikan banyak. Masalah murid yang gak bisa dicubitlah, masalah kopekan lah. Banyak yang bisa di eksplor. Open mic kan sifatnya latihan. Di open mic lah di tes bagus atau enggaknya materi yang aku tulis. Jadi persiapan materi open mic lebih santai. Mau tujuan apapun bisa aku coba di open mic. Cuma ya harus nyambung topik sama tujuannya. Jangan sampai lari dari konteks yang ditampilkan.

P : Ada trik khusus gak bang cara nyusun skrip materi stand up comedy ? I : Biasanya aku kalau nulis materi gak jauh-jauh dari kehidupan sehari-hari.

Karna, stand up comedy ini kan sifatnya menghibur, jadi kalau kasih materi yang berat-berat aku sendiri yang susah jadikan ke punchline nya. punchline itu bagian paling lucu di stand up comedy. Jadi kalau punchline nya gak lucu, udahlah, bisa dipastikan gagal lah aku. Ada macam-macam buat skrip. Misalnya perkata trus semuanya disampaikan. Atau garis-garis besar aja. Kalau gak rajin nulis ya amsyong di panggung. Aku komika


(6)

yang nulis materi yang nantinya pas tampil kusebutkan semua isi materinya. Tapi beberapa kali open mic, aku juga coba nulis materi yang yang cuma garis besar aja. Tapi aku ngerasa gak maksimal karna bukan “gaya” aku nulis materi kayak gitu. Beda-beda sih setiap komika. Karna pada dasarnya, cara penulisanpun gak ditentukan. Tapi keinginan masing-masing komika. Kalau pembukaan materi, biasanya aku pakai pantun sebagai ciri khas. Jadi kalau open mic itu gak sekaku pidato yang wajib salam sama kata pengantar. Open mic biasanya pengantar atau namanya premis jadi salah satu isi materi. Di stand up comedy ada namanya punchline. Punchline itu bagian yang lucu dari stand up comedy. Jadi, sebelum punchline, ada pengantar atau premisnya. Setiap penampilan open mic, ada beberapa punchline yang bakal komika sampaikan. Kalau untuk penutupnya, kayak ciri khas penampilan stand up comedy pada umumnya. Dimana punchline terlucu, disitu diletak diakhir, trus langsung ditutup dengan menyebutkan nama dan salam penutup seperti selamat malam, sampai jumpa dan lain-lain. Di open mic juga harus dipilih kata-kata yang baik, yang dimengerti dan yang pantas didengar sama penonton. Walaupun sifatnya menghibur, ada beberapa peraturan tidak tertulis tentang penulisan sama penampilan komika. Yang gak boleh itu kaya yang berhubungan sama SARA, pelecehan seksual sama ngejek orang cacat. Kalau mau jadi komika handal itu, harus sering-sering ikut open mic. Jangan mau waktu ada even aja. Nanti kalau penonton gak ketawa, jadi ketawa sendiri di panggung. Diawal coba open mic, emang biasanya orang gak ada yang ketawa. Namanya juga awal, lawakan hafalan skrip. Trus juga kalau mau jadi komika handal jangan malas nulis skrip. Percuma aja ngomong dipanggung bagus tapi materi entah lari-lari kemana-mana. Selain public speaking, persiapan skrip itu penting. Kalau udah persiapkan skrip, public speaking bagus, bisa dipastikan lebih maang sama PD di panggung. Aku aja yang lama terjun di stand up comedy, kalau gak buat skrip, aku gak mau tampil. Skrip itu membantu komika untuk buat garis-garis besarnya. Tapi kalau nulis skrip aja tapi gak ada kemampuan public speaking juga susah. Kalau memang dasarnya pemalu kali sampai ke arah yang gak PD,


(7)

mau sehebat apapun nulis skrip ya amsyong juga. Kalau mau jadi komika haru PD level paling tinggi. Itu makanya harus serig ikut open mic. Dilatih kemampuan public speaking. Di open mic bisa diliat kelemahan sama kekuatan komika. Ciri khas komika juga bisa diliat dari penampilan-penampilan open mic. Soalnya di panggung Cuma berdiri sendiri, ngomong sendiri, kalau ada materi yang becakap ya kita buat suara sendiri tapi harus buat orang ketawa. Pokoknya kemampuan public speaking sama nulis skrip itu paling penting.

P : Kalau penyusunan materi itu perlu ditentukan topik gak bang ?

I : Biasanya aku kalau nulis materi gak jauh-jauh dari kehidupan sehari-hari. Karna, stand up comedy ini kan sifatnya menghibur, jadi kalau kasih materi yang berat-berat aku sendiri yang susah jadikan ke punchline nya. punchline itu bagian paling lucu di stand up comedy. Jadi kalau punchline nya gak lucu, udahlah, bisa dipastikan gagal lah aku. Ada macam-macam buat skrip. Misalnya perkata trus semuanya disampaikan. Atau garis-garis besar aja. Kalau gak rajin nulis ya amsyong di panggung. Aku komika yang nulis materi yang nantinya pas tampil kusebutkan semua isi materinya. Tapi beberapa kali open mic, aku juga coba nulis materi yang yang cuma garis besar aja. Tapi aku ngerasa gak maksimal karna bukan “gaya” aku nulis materi kayak gitu. Beda-beda sih setiap komika. Karna pada dasarnya, cara penulisanpun gak ditentukan. Tapi keinginan masing-masing komika. Kalau pembukaan materi, biasanya aku pakai pantun sebagai ciri khas. Jadi kalau open mic itu gak sekaku pidato yang wajib salam sama kata pengantar. Open mic biasanya pengantar atau namanya premis jadi salah satu isi materi. Di stand up comedy ada namanya punchline. Punchline itu bagian yang lucu dari stand up comedy. Jadi, sebelum punchline, ada pengantar atau premisnya. Setiap penampilan open mic, ada beberapa punchline yang bakal komika sampaikan. Kalau untuk penutupnya, kayak ciri khas penampilan stand up comedy pada umumnya. Dimana punchline terlucu, disitu diletak diakhir, trus langsung ditutup dengan menyebutkan nama dan salam penutup seperti selamat malam,


(8)

sampai jumpa dan lain-lain. Di open mic juga harus dipilih kata-kata yang baik, yang dimengerti dan yang pantas didengar sama penonton. Walaupun sifatnya menghibur, ada beberapa peraturan tidak tertulis tentang penulisan sama penampilan komika. Yang gak boleh itu kaya yang berhubungan sama SARA, pelecehan seksual sama ngejek orang cacat. Kalau mau jadi komika handal itu, harus sering-sering ikut open mic. Jangan mau waktu ada even aja. Nanti kalau penonton gak ketawa, jadi ketawa sendiri di panggung. Diawal coba open mic, emang biasanya orang gak ada yang ketawa. Namanya juga awal, lawakan hafalan skrip. Trus juga kalau mau jadi komika handal jangan malas nulis skrip. Percuma aja ngomong dipanggung bagus tapi materi entah lari-lari kemana-mana. Selain public speaking, persiapan skrip itu penting. Kalau udah persiapkan skrip, public speaking bagus, bisa dipastikan lebih maang sama PD di panggung. Aku aja yang lama terjun di stand up comedy, kalau gak buat skrip, aku gak mau tampil. Skrip itu membantu komika untuk buat garis-garis besarnya. Tapi kalau nulis skrip aja tapi gak ada kemampuan public speaking juga susah. Kalau memang dasarnya pemalu kali sampai ke arah yang gak PD, mau sehebat apapun nulis skrip ya amsyong juga. Kalau mau jadi komika haru PD level paling tinggi. Itu makanya harus serig ikut open mic. Dilatih kemampuan public speaking. Di open mic bisa diliat kelemahan sama kekuatan komika. Ciri khas komika juga bisa diliat dari penampilan-penampilan open mic. Soalnya di panggung Cuma berdiri sendiri, ngomong sendiri, kalau ada materi yang becakap ya kita buat suara sendiri tapi harus buat orang ketawa. Pokoknya kemampuan public speaking sama nulis skrip itu paling penting.

P : Diliat dari mana khalayak ngerti atau paham sama apa yang abang sampaikan bang ?

I : Pokoknya kalo penonton senyum aja, tandanya dia ngerti. Atau dia ngasih perhatian ke kita bukan main handphone atau ngobrol sama kawannya. Kalo gak direspon gitu, berarti dia gak paham atau gak suka sama lawakan kita.


(9)

I : Gak ada yang ketawa. Adapun kawan-kawan aku yang ketawa. Itupun karna kasian liat aku didepan. Ya, kalo tampil pertama kali gak usah harap harapin respon ketawa terbahak-bahak penonton. Peonon udah mau liat aku ada udah sukur.

P : Gangguan apa aja yang biasanya terjadi di open mic bang ?

I : Macam-maca. Ada gangguan teknis kayak mic yang mati atau speaker mati. Ada gangguan alam, kayak hujan atau petir-petir, kan jadi gak dengar suara kita biasanya kalo nampil. Ada juga dari penonton yang tiba-tiba ada anak kecil. Yang awak udah persiapan materi agak vulgar, jadi bingung. Makanyam komika dituntut sering-sering open mic biar bisa ngadapin gangguan-gangguan gitu.

P : Abang tampil pake media atau enggak ? I : Kalau aku enggak

P : Ada aturan atau etika tertentu yang berlaku gak di open mic bang ?

I : Walaupun sifatnya menghibur, ada beberapa peraturan tidak tertulis tentang penulisan sama penampilan komika. Yang gak boleh itu kaya yang berhubungan sama SARA, pelecehan seksual sama ngejek orang cacat. Di open mic juga harus dipilih kata-kata yang baik, yang dimengerti dan yang pantas didengar sama penonton.

P : Selain komunikasi verbal, open mic juga pake komunikasi nonverbal gak bang ?

I : Untuk open mic sendiri pada dasarnya komika yang bermonolog didepann penonton. Jadi gak cukup cuma menyampaikan kata-kata aja. Dukungan-dukungan nonverbal juga paling penting. Kayak kalau bilang nguap, ya gak sekedar ngomong nguap aja. Tapi juga dipraktekan menguap itu bagaimana. Ya semcama itulah. Kata orang, aku punya ciri khas kalau tampil open mic. Selain logat Batak ku dicampur sama logat Melayu, aku juga suka pakai pantun-pantun kalau aku tampil. Aku juga suka bikin percakapan kalau tampil. Kayak orang pacaran, ada cewek sama cowok. Jadi aku buatlah dua suara. Suara cowok, aku buat suara aku lebih besar, sama suara cewek yang aku buat lebih lembut. Atau kadang waktu tiru suara anak kecil, aku tambahin pakai mimick “tarik-tarik” ingus biar lebih


(10)

meyakinkan. Ide improvisasi kadang datang pas liat penonton yang misalnya mirip artis. Kontak ke penonton atau liat langsung ke penonton itu penting. Jadi penonton juga merasa dihargai karna public speaking juga berkomunkasi walaupun dominan komika yang bicara.

P :Aapa aja aspek keberhasilan komika itu berhasil oprn mic bang?

I : Liat dari penontonnya. Kalo penonton senyum aja udah bisa dikatakan berhasil walaupun gak memuaskan kita sebagai komika. Tapi kalo menurutku, komika itu berhasil diliat dari penontonyang ketawa terbahak-bahak. Atau yang nungguin komika tampil walaupun udah hampir tengah malam gini. Macam-macam sih tingkat keberhasilan menurut kepuasan komika juga. Api kalo menurut aku yamketawa aja sama semua punchline aku udah bisa dikatakan berhasil.


(11)

Informan R

Nama : Reza El Fasha

Nama Panggung : Reza Bejok

Usia : 17 Tahun

Pekerjaan : Siswa Sekolah Menengah Karya Wirakarya Mandiri Tjg. Selamat

Tanggal Wawancara : 18 Juli 2016

Tempat : Classic Coffee Kafe

Jalan Abdullah Lubis

P : Sejak kapan tertarik ikut kegiatan open mic ?

I : Awalnya awak diajak oleh teman nonton audisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 6 yang tayang di Kompas TV di KFC daerah depan Nomensen. Sebelumnya awak sering menonton acara stand up comedy di televisi sama kalau ada acara-acara di sekolah atau di kafe-kafe, tapi awak kurang tertarik karena menurut awak tidak begitu lucu. Setelah saya menonton langsung saya langsung tertarik. Mungkin di televisi, banyak kata atau kalimat yang dipotong yang membuat jadi tidak menarik. Kemudian awak bertanya kepada teman yang mengajak awak tentang ada atau tidak perkumpulan untuk ikut stand up comedy. Lalu awak masuk ke Stand Up Kinantan, cabanganya Stand Up Indo Medan. Stand Up Kinantan tu untuk perkumpulan suporter PSMS kak. Tapi Cuma cabang dari komunitas aja. Kalau resminya kami anggota Komunitas Stand Up Indo Medan. Setiap jumat malam dulu di 061 Bistro semua cabang Stand Up di Sumatera Utara jadi satu komunitas di Stand Up Indo Medan. Dimulailah sejak awal bulan Februari 2016 awak ikut open mic setiap minggu untuk melatih lawakan awak. Meliat anggota lain kayak Bang Jegel, Bang Lolox yang udah sukses, buat awak pengen ikut jejak mereka kak. Mereka sekarang udah terkenal, dapat duit dari hobi. Pasti enak kali kerja dari yang kita suka gitu kak. awak belum pernah coba ikut audisi kak. Soalnya baru


(12)

pertama kali coba open mic pas awal Februari 2016 ini. Udah selesai audisi-audisi acara tv. Cuma liat jam terbang awak yang masih dikit, jadi rasanya belum pantas juga awak ikut audisi kak.

P : Jadi Reza masih baru ya di komunitas ?

I : Iya kak, awak masih baru. Makanya awak gak lucu-lucu kali P : Menurut Reza, apa aja kriteria jadi komika ?

I : Paling penting itu nulis materi sama persiapan mental. Kalau udah dua-duanya disiapin, awak gak akan canggung di panggung kak. Untuk materi, awak diajarkan unuk rajin-rajin nulis. Kalau mematangkan mental, memang harus rajin-rajin tampil open mic. Salah satu aja gak awak siapin, pasti gak lucu sama penonton. Kadang materi rasanya udah matang sama mental awak rasanya udah oke aja kadang penonton gak ketawa-ketawa kali kak. Mungkin faktor awak masih baru juga. Tapi ya harus percaya diri. Kalau gak percaya diri ya percuma aja awak siapin materi bagus-bagus kak. Misalnya awak gak nulis materi, entah apa yang awak bilang dipanggung itu. Tapi kalau nulis materi, kayak ada alurnya gitu awak ngomong di panggung. Trus kalau awak gak siap mental, sering demam panggung istilahnya kak. Yang gak kesebut maksud aku apa, yang “krik” lah lawakan awak. Kalau awak udah siapin materi sama mental, trus penonton ketawa sama lawakan awak, berarti awak berhasil open mic nya. malah biasanya awak makin percaya diri kalau penonton ketawa atau ngasih tepuk tangannya sama awak. Jadi awak nikmatin penampilan itu biasanya. Kalau mau bagus jadi komika, emang harus sering ikut open mic kak. Open mic ni kan seperti latian untuk menguji lawakan kita sama penonton. Kalau penonton ketawa, berarti lawakan kita berhasil kak. Semakin sering open mic, biasanya semakin tau kekurangan kita dimana. Biasanya juga setelah open mic, kami anggota kumpul buat bahas kekurangan sama kemajuan komika. Biasanya anggota senior yang udah punya jam terbang tinggi yang ngasih saran-saran. Emang harus sering open mic biar banyak jam terbang sama dikenal orang kak. Kalau udah banyak dikenal orang, biasanya makin percaya diri sama open mic yang ditampilkan.


(13)

P : Jadi apa aja persiapan reza sebelum open mic ?

I : Kalau persiapan materi open mic, awak ya buat topik sesuai yang awak pengen aja kak. Misalnya pengen topik tentang sinetron india di tv atau yang lagi booming sekarang, masalah angkot medan yang ugal-ugalan, sampai masalah mamak awak yang suka marah-marah kak. Kalau buat open mic, biasanya kan gak ditentukan topiknya kak. Setiap komika punya topik masing-masing buat ditampilkan trus diliat berhasil atau enggaknya. Harus nyambung juga antara topik yang dibuat sama tujuannya. Kalau gak nyambung, penonton juga gak ngerti sama yang awak sampaikan di panggung. Kan nampil stand up comedy tu bawakan banyak joke-joke. Jadi tiap penampilan bisa bawa banyak materi. Jadi dari satu materi ke materi lain itu bisa lompat-lompat. Misalnya aku tadi pakai materi tentang angkot, pas aku mau masuk ke materi baru, aku pakai materi tentang orang tua aku. Jadi dari materi angkot ke materi orang tua, aku pakai joke kalau yang jadi supir angkot materi tadi itu orang tua aku. Kalau aku lebih kurang kayak giut buat nentuin topik kak.

P : Berhasil atau enggaknya penampilan biasanya diliat darimana ?

I : Ketawa atau enggaknya penonton kak. kayak akutampil tadi, itu menurutku gak berhasil kak. soalnya penonton yang ketawa Cuma kawanku aja. itupun kuliat karna liat mukak ku yang kasian. Aku masih pemula kak. jadi kalo penonton gak ketawa, ya gak papa. Memang harus sering-sering open mic kak biar berhasil kalo awak tampil.

P : Kalau mau buat skrip harus tentuin topik gak ?

I : Kalau persiapan materi open mic, awak ya buat topik sesuai yang awak pengen aja kak. Misalnya pengen topik tentang sinetron india di tv atau yang lagi booming sekarang, masalah angkot medan yang ugal-ugalan, sampai masalah mamak awak yang suka marah-marah kak. Kalau buat open mic, biasanya kan gak ditentukan topiknya kak. Setiap komika punya topik masing-masing buat ditampilkan trus diliat berhasil atau enggaknya. Harus nyambung juga antara topik yang dibuat sama tujuannya. Kalau gak


(14)

nyambung, penonton juga gak ngerti sama yang awak sampaikan di panggung. Kan nampil stand up comedy tu bawakan banyak joke-joke. Jadi tiap penampilan bisa bawa banyak materi. Jadi dari satu materi ke materi lain itu bisa lompat-lompat. Misalnya aku tadi pakai materi tentang angkot, pas aku mau masuk ke materi baru, aku pakai materi tentang orang tua aku. Jadi dari materi angkot ke materi orang tua, aku pakai joke kalau yang jadi supir angkot materi tadi itu orang tua aku. Kalau aku lebih kurang kayak gitu buat nentuin topik kak.

P : Ada teknik tersendiri dalam nulis skrip ?

I : Kalau awak nulis materi biasanya ada proses penyusunannya kak. Pertama itu namanya set up. Set up itu pengantar ke bagianyang lucu. Terus kedua namanya punchline. Punchline itu bagian yang lucu dari pengantar tadi. Jadi biasanya sih, penonton bisa “pecah” ketawanya di punchline. Yang ketiga aku biasanya pakai sagge. Sagge itu menyambung materi satu ke materi lain. tapi kalau sagge ini gak harus dipake sama komika. Keempat namanya act out. Tambahan gerak-gerik tubuh untuk memperjelas materi yang aku sampaikan sama penonton. Baru yang terakhir namanya delivery. Selama nyusun materi, disitulah aku pilih apa-apa aja yang harus kusampaikan. Awak bukan komika yang nulis materi sesuai semua ucapan yang nanti aku sampaikan. tapi aku nulis garis-garis besar aja. soalnya awak kadang suka improvisasi di panggung. Jadi kayak sia-sia awak tulis lengkap-lengkap tapi gak kusampaikan sesuai skrip yang awak buat. Skrip open mic gak kayak pidato kak, yang sampai assalammualaikum pun ditulis. Kalau open mic, kadang awak gak ngucapin salam pas tampil. Awak juga belum ada ciri khas kak. gak kayak bang jegel yang pake-pake pantun. Awak Cuma ngucapin assalammualaikum atau selamat malam aja. Kalau untuk penutupan, bisanya aku cari mana punchline yang paling “pecah”. Siap punchline itu aku sampaikan ke penonton, langsung aku tutup penampilan aku.


(15)

I : Ada gangguan hackling sama gangguan alam kak. kalo gangguan hackling itu biasanya gangguan orang. Biasanya penonton kak. kan kalo gak lucu suka diketawain atau diejeki kak. nanti biasanya dibalas sama komikanya, namanya headling. Kalo gangguan alam ya hujan kaya tadi kak sama petir-petir. Eh ada juga gangguan teknis kak. kayak mikrofon mati.

P : Dalam tampil ada pake pesan nonverbal gak ?

I : Karna awak masih baru kak, jadi awak masih suka grogi kalau awak liat penonton. Jadi kadang-kadang awak suka liat di satu bagian aja. Cuma itulah yang sekarang masih awak pelajari. Awak juga belum terlalu ahli kalau main-mainkan nada suara. Kadang-kadang, kalau materi aku pakai percakapan, awak juga suka bingung sendiri karna gak ada perbedaan suara satu dengan suara lain. itu yang masih awak pelajari kak. Karna muka awak datar kak, mimick wajah awak beum keliatan kali kalo awak lagi nampil. Act out awak juga belum terlalu keliatan. Awak masih memperkuat isi materi aja. Jadinya kalau isi materi awak yang arusnya lucu kalau ditambah gerak-gerik tubuh, jadi gak lucu karna awak belum memaksimalkan gerakan tubuh. Awak juga pulaknya masih baru kak. jadi belum pala kuasai-kuasai kali yang kayak gitu.

P : Ada aturan atau etika gak dalam penampilan ? I : Gak ada sih kak. disini selo aja mainnya

P : Kalo penampilan reza berhasil, diliat darimana ?

I : Pokoknya kalo penonton ketawa, berarti berhasil kak. kalo disorakin kayak awak tadi, jangan ditanyalah kak. awakpun masih malu kalo awak ingat-ingat lagi.

P : Perlu berapa kali tampil biar penampilan komika berhasi ?

I : Gak ada angkanya kak. asal penonton ketawa berarti udah berhasil. Awak aja udah dari awal februari masih garing. Tergantung orangnya sama sering atau enggak latian di open mic kak.


(16)

Informan Z

Nama : Zuhairlianza Iksan Harahap

Nama Panggung : Anza Harahap

Usia : 22 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswa Administrasi Negara

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Tanggal wawancara : 25 Juli 2016

Tempat : Classic Coffee Kafe

Jalan Abdullah Lubis

P : Sejak kapan bang tertarik sama Stand Up Coemdy

I : Aku ikut open mic sejak 2014. Menurut aku, lucu dalam pertemanan atau dalam kelompok itu biasa. Tapi lucu di depan orang banyak yang bahkan gak dikenal itu baru luar biasa. Selain itu aku ikut open mic buat melatih public speaking. Soalnya mau kerja dimanapun dibutuhkan kemampuan berbicara yang bagus biar orang yakin aku orang yang berpendidikan. Kan open mic melatih bicara juga melatih mental. Jadi tes mental juga buat ngadapin orang banyak. Di keidupan sekarang gak perlu pintar tapi pandai berbicara yang baik. yang perlu tu pintar dan pandai berbicara yang baik. apalagi di depan orang banyak. Lagipula, menurut aku gak ada ruginya ikut kegiatan open mic. banyak manfaatnya. Selain jadi lihai bicara di depan banyak orang, juga nambah kawan. Kita disini gak Cuma sharing masalah stand up aja. bisa sharing masalah lain kayak yang lagi hits sekarang. P : Udah pernah ikut audisi atau semcamnya bang ?

I : Kalau mau jadi komika yang lucu emang harus sering-sering open mic. Kayak aku yang udah dari 2014 ikut open mic, udah pernah tampil di Metro TV tapi tetap gagal juga di audisi SUCI 5 sama 6. Berarti kemampuan aku belum cukup. Makanya aku tadi walaupun jadi MC tapi aku juga tampil. Biar mengasah lawakan-lawakan aku juga.


(17)

P : Apa aja kriteria jadi komika bang ?

I : Sebagai komika, materi yang matang sama siapnya mental jadi penentu berhasil atau enggaknya tampil stand up comedy. Aku yang sering ikut open mic, masih perlu untuk nulis materi. Aku anggap aja jam terbang aku udah lebih banyak dari komika baru, mental aku jadi ikut ditempah di setiap penampilan aku. Tapi walaupun jam terbang aku udah banyak pun, aku udah beberapa kali gagal ikut audisi stand up comedy. Berarti bisa diliat kalau jam terbang juga gak mempengaruhi berhasil atau tidaknya penampilan. Memang rajin nulis materi sama rajin tampil open mic melatih aku untuk memaksimalkan penampilan. Kayak tadi aku open mic bahas masalah hamil, kalau aku gak siapain materi, mungkin aku pakai kata hamil yang didengarnya biasa aja. Karna aku udah siapain materi, aku ganti kata hamil sama “bunting” yang lebih lucu buat dibawakan di open mic. Trus waktu aku tampil tadi pas lagi deras-derasnya hujan. Kalau mental aku ga siap, tadi aku udah ciut duluan karna speaker gak terlalu keras. Habis mungkin energi aku untuk teriak-teriak di panggung. Tapi, karna mental aku udah dipersiapkan, makanya aku santai dengan penampilan sama hujan deras tadi. Aku siasati dengan selalu nanya ke penonton suara aku dengar atau enggak, aku suruh salah satu anggota komunitas lain untuk mau ke pentas buat “mendoakan” biar hujan berhenti, trus aku juga jalan mendekat ke penonton. Jadi lebih banyak improvisasi yang bisa aku lakukan karena persiapan keduanya yang matang. Aku liat juga gimana penonton di setiap penampilan aku. Kalau penonton tertarik, aku biasanya lebih berani eksplor materi sama mimick aku di pangung. Tapi kalau penonton gak tertarik, aku yang udah lama terjun di stand up comedy juga bisa down. Timbal balik dari penonton memang aku perlukan di setiap penampilan aku. Jadi nilai sama kenaikan tingkat aku sebagai komika. Bagus enggaknya komika, lucu atau enggaknya komika diliat dari jumlah penonton yang ketawa, tepuk tangan sampai tertarik bahkan nunggu penampilan komika.


(18)

I : Topik open mic biasanya emang gak ditentukan sama komunitas. Tergantung komikanya mau kasih topik apa. Karna pada dasarnya, open mic ini sifatnya latihan menguji materi lawakan sama penonton. Open mic gak kayak public speaking lain kayak pidato atau ceramah yang ditentukan topik bahkan judulnya. Tapi, walaupun gak ditentukan topiknya, aku pribadi tetap gak sembarangan nyusun materi. Buat materi ada yang observasi dulu, ada yang absurd atau buat cerita sendiri ada yang namanya mepik atau menarik-narik hubungan satu kalimat ke kalimat lain. Kayak menghubung-hubungkan cerita. Yang penting ada skripnya, trus mau improvisasi di panggung pun gak papa. Untuk judul, biasanya di openmic gak dibuat. Untuk penampilan-penampilan besar biasanya penampilan stand up comedy baru dikasih judul. Open mic ni sifatnya melatih materi, jadi judul gak pala diperhatikan. Nyampaikan materi ke penonton juga harus ada alurnya. Jadi pemilihan topik dan tujuan memang diperlukan biar alur pas nyampaikan gak lari-lari. Walaupun nentukan sendiri trus materi gak cuma satu yang dibawakan, tapi materi open mic harus dipersiapkan matang

P : Kalau nyusun skrip buat nampil gimana bang ?

I : Kalau aku dalam penyusunan materi biasanya aku observasi dulu. Apa yang sedang hits yang enak disampaikan ke penonton. Setelah itu aku tulis kata perkata sesuai dengan apa yang bakal aku sampaikan. tapi cara nulis materi, beda-beda dari tiap komika. Tergantung “enaknya” tiap komika. Tapi kadang, aku suka nulis materi yang absurd, kayak ngarang cerita sendiri. Kayak misalnya aku bilang “kalau aku hamil” padahal aku laki-laki yang gak bisa hamil. Trus, ada namanya mepik. Mepik itu menarik-narik topik yang aku sampaikan. kayak menghubung-hubungkan dari satu topik ke topik lain. Waktu nampil, aku juga harus memilah milih kata. Kadang tanpa diduga, ada anak kecil yang nonton. Jadi pemilihan kata dalam penampilan sangat diperlukan dalam open mic. Kalau pembukaan open mic, biasanya aku ngucapin salam biasa trus langsung ke materi. Gak kayak pidato yang sebutin pengantar sedetail-detailnya. Untuk penutupan,


(19)

aku memilih punchline yang paling lucu menurut aku untuk disampaikan dikahir. Keberhasilah komika, diliat dari punchline terakhirnya yang “pecah” diantara punchline-punchline lain. Siap punchline disampaikan, ditutuplah penampilan dengan nyebutin nama panggung sama salam penutupan.

P : Ada etika atau aturan tersendiri gak bang dala open mic ?

I : Memang gak ada aturan tertulis dalam di stand up comedy yang kayak gitu-gitu. Tapi itu salah satu yang penting untuk mendukung penampilan aku pribadi. Dalam setiap penampilan aku, aku selalu menekankan pemilihan kata yang aku sampaikan. karena ada juga aturan yang gak tertulis di aturan komunitas yang melarang penampilan materi yang berbau SARA, cacat yang gak bisa diubah sama pelecehan seksual. Jadi aku menjaga-jaga hal kayak gitu biar penonton nyaman nyaksikan penampilan aku. Nonverbal aku juga aku pilih yang mana gerakan yang panas dengan yang enggak. Contohnya tadi ada komika yang bahas masalah korban perkosaan yang pakai cangkul yang heboh waktu itu, menurutku, wanita dan cangkul jadi isu sensiif semenjak kejadian perkosaan waktu itu. Kita kan gak tau latar belakang penonton. Siapa tau diantara penonton ada yang keluarganya pernah di perkosa atau dilecehkan atau siapa yang tau kalo ternyata ada penonton yang pernah jadi korban. Ada beberapa aturan tak tertulis di open mic kayak SARA, cacat yang gak bisa diubah sama pelecehan seksual yang gak bisa dijadikan materi. Kalau aku sih mengikuti aturan itu. Karna bagi aku tiga hal itu isu yang gak pantas untuk dibecandain. Tadi setelah acara, anggota sempat kasih-kasih masukan dan saran. Setelah aku tanya tadi kenapa tadi pakai materi itu, komika tadi jawab karna improvisasi. Itu salah satu penyebab karna kurang sering mengikuti open mic. Jadi beberapa etika yang gak tertulis sering terlupa sama komika.

P : Abang biasanya pakai media gak kalau tampi open mic ? I : Kalo aku pribadi gak pake.


(20)

P : Trus biasanya gangguan apa aja kalo lagi tampil bang ?

I : Paling ya gangguan tekni atau gangguan alam. Teknis ya kayak sound system dan semacamnyalah. Kalau alam ya kayak hujan tadi.

P : Gimana bang tanggapan khalayak waktu pertama kali abang tampil ? I : Ya gak pala banyak yang ketawa sih. Soalnya aku juga masih baru waktu

itu. Cuma ya serulah. Jadi tau mana yang harus diperbaiki. P : kalo tampil abang pake pesan nonverbal juga ?

I : Setelah banyaknya aku ikut open mic, makin kesini, makin terasah kemampuan aku untuk liat mata penonton dari sisi satu ke sisi lain, olah vokal suara tinggi rendah kalau ada percakapan materi udah lumayan aku kuasai sama bahasa nonverbal pendukung bahasa verbal kadang jadi pengganti bahasa verbal aku udah mulai juga aku kuasai. Memang gak ada aturan tertulis dalam di stand up comedy yang kayak gitu-gitu. Tapi itu salah satu yang penting untuk mendukung penampilan aku pribadi.

P : Gimana biasa liat abang berhasil atau enggaknya dalam penampilan ? I : Aku liat juga gimana penonton di setiap penampilan aku. Kalau penonton

tertarik, aku biasanya lebih berani eksplor materi sama mimick aku di pangung. Tapi kalau penonton gak tertarik, aku yang udah lama terjun di stand up comedy juga bisa down. Timbal balik dari penonton memang aku perlukan di setiap penampilan aku. Jadi nilai sama kenaikan tingkat aku sebagai komika. Bagus enggaknya komika, lucu atau enggaknya komika diliat dari jumlah penonton yang ketawa, tepuk tangan sampai tertarik bahkan nunggu penampilan komika.

P : Harus berapa kali tampil, komika dikatakan berhasil bang ?

I : Gak tentu. Kadang seringpun masih jarang buat penonton ketawa. Kayak aku udah sering open mic tetap aja belum lolos-lolos audisi.


(21)

BIODATA INFORMAN Informan I

Nama : Indra Gunawan

Nama Panggung : Indra Jegel

Usia : 26 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Suku : Melayu

Informan R

Nama : Reza El Fasha

Nama Panggung : Reza Bejok

Usia : 17 Tahun

Pekerjaan : Siswa Sekolah Menengah Karya Wirakarya Mandiri Tjg. Selamat

Agama : Islam

Suku : Jawa

Informan Z

Nama : Zuhairlianza Iksan Harahap

Nama Panggung : Anza Harahap

Usia : 22 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswa Administrasi Negara

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


(22)

PEDOMAN WAWANCARA

Informan I

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Tanggal Wawancara :

Tempat :

Pertanyaan tentang Gambaran Informan

1. Bisakah anda memperkenalkan diri anda? 2. Sejak kapan anda mengikuti kegiatan open mic?

3. Apa yang membuat anda tertarik untuk mengikuti kegiatan open mic? Pertanyaan tentang Proses Public Speaking

4. Apa saja kriteria sebagai komik ?

5. Apa saja persiapan anda dalam mengikuti kegiatan open mic ? 6. Bagaimana cara anda menentukan topik dalam kegiatan open mic ?

7. Bisakah anda jelaskan bagaimana cara anda menyusun skrip dalam kegiatan open mic ?

8. Bisa anda jelaskan saat melakukan open mic apakah pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh anda dan khalayak anda?

9. Bagaimana jika pesan yang ada sampaikan tidak direspon oleh khalayak sebagaimana dengan yang anda harapkan ?

10.Bagaimana cara anda menghadapi hal tersebut ?

11.Apakah ada gangguan-gangguan yang biasa terjadi dalam kegiatan open mic ?

12.Apakah anda menggunakan media dalam kegiatan open mic ?

13.Apakah dalam kegiatan open mic terdapat etika atau aturan-aturan yang berlaku ?

14.Apakah dalam kegiatan open mic komunikasi nonverbal (gerak gerik, bahasa tubuh, mimik wajah, tingkah laku) sangat diperlukan ?

15.Bisa anda ceritakan bagaimana cara anda melakukan kegiatan open mic melalui pesan nonverbal (gerak gerik, bahasa tubuh, mimik wajah, tingkah laku) ?

16.Bisakah anda jelaskan aspek apa saja dalam keberhasilan kegiatan open mic yang anda lakukan ?


(23)

17.Bisa anda jelaskan untuk keberhasilan penampilan anda, berapa kali anda harus tampil dalam kegiatan open mic ?

Pertanyaan tentang Peran Public Speaking

18.Bisakah anda jelaskan peran public speaking dalam penampilan anda sebagai komik

19.Bisakah anda jelaskan bagaimana tanggapan khalayak anda ketika pertama kali anda melakukan kegiatan open mic dengan mereka?

20.Seberapa pengaruh skrip dan kemampuan public speaking dalam kegiatan open mic ?


(24)

DOKUMENTASI PENELITIAN

Foto Informan Reza El Fasha


(25)

Foto Penampilan Informan Zuhairlianza Iksan Harahap Foto Penampilan Informan Reza El Fasha


(26)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di masyarakat, Jakarta : Kencana pernada Media Group

---2007. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana

Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Charles Bonar Sirait. 2007. The Power Of Public Speaking. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

DeVito, Joseph A. 2009. The Essential Elements of Public Speaking. USA: Pearson

Effendy, Onong. 2005. Komunikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta : Pustaka Belajar

G. Sukardi. 1993. Public Speaking Bagi Pemula. Jakarta: PT Grasindo

Hasan, M.Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Horton, Paul B. dan Hunt, Chester L. 1987. Sosiologi Jilid 1 Edisi ke-6. Terjemahan Aminuddin Ram dan Tita Sobari. Jakarta : Penerbit Erlangga Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta : Raja

Grafindo Persada

Morissan & Wardhany, Andy, Corry. 2009. Teori Komunikasi, tentang komunikator, pesan, percakapan, dan hubungan. Jakarta: Gralia Indonesia. Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya

---2008. Retorika Modern : Pendekatan Praktis, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Rousydiy, Lathief. 1985. Dasar-Dasar Retorica Komunikasi dan Informasi, Medan : Firma “Rimbow” Medan

Sarwono, Jonathan, 2010. Pintar Menulis Karya Ilmiah, Yogyakarta: CV Andi Offset

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Radja Grafindo


(27)

Soenarjo, Djoenasih S., Rajiyem. 2005. Public Speaking. Jakarta: Universitas Terbuka

Suhandang, Kustadi. 2009. Retorika : Strategi, Teknik dan Taktik Berpidato, Bandung : Nuansa

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatf. Bandung : Alfabeta West, Richard. 2008. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta:

Salemba Hunaika.

Zarefsky, David. Public Speaking : Strategies for Success sixth Edition, Perason

Sumber Internet

www.vaninadelobelle.com, Corporate Community Management by Vanina Delobelle, PhD, May 2008

(diakses pada 1 Desember 2015)

pada 10 Desember 2015)


(28)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati suatu masalah dan mencari jawabannya. Metodologi dengan kata lain adalah suatu pendekatan umum, untuk mengkaji topic penelitian. Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi yang lain. Sebagaimana perspektif yang merupakan suatu rentang juga dari yang sangat kuantitatif hingga sangat kualitatif (Mulyana, 2003: 145).

Menurut Wiratha (2006: 77) metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan permasalahan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dengan metode deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang menggambarkan situasi, proses atau gejala-gejala tertentu yang diamati. Penelitian yang menggunakan metode kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas, berbagai kondisi dan situasi serta fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi penelitian dan berupaya menarik realita itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi dan fenomena tertentu (Bungin, 2006 : 68).

Menurut Ghony dan Almanshur (2012: 34) Metode kualitatif ini digunakan karena: (1) Metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; (2) Metode kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan antar peneliti dan informan; (3) Metode kualitatif lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan latar penelitian dan mampu melakukan panajaman pola-pola nilai yang dihadapi peneliti.


(29)

Penelitian kulitatif adalah: “realitas jamak”. Oleh karena itu, tidak menggunakan sampel dari populasi. Sampelnya betul-betul mandiri-tiga orang, Sembilan orang, atau berapa saja, sesuai dengan kebutuhan. Yang penting dapat memenuhi tujuan penelitian (Ardial, 2014: 249). Bogdan dan Taylor (Moleong 2007: 3 dalam Ardial, 2014: 249) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dan perilaku dari orang-orang yang diamati.

3.2 Objek Penelitian

Menjelaskan objek penelitian kualitatif adalah fokus penelitian, yaitu apa yang menjadi sasaran penelitian. Adapun objek penelitian ini adalah peran public speaking terhadap kemampuan comic dalam kegiatan open mic komunitas Stand Up Indo Kota Medan.

3.3Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah informan yang diminta informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun subjek penelitian ini adalah anggota komunitas Stand Up Indo Medan dan orang-orang baru yang mencoba open mic pada kegiatan open mic oleh komunitas Stand Up Indo Medan.

3.4 Unit Analisis

Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi yang diteliti objek penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini meliputi 3 komponen menurut Speadly (Sugiono, 2007 : 68) yaitu :

1) Place atau tempat dimana penelitian ini berlangsung. Tempat

berlangsungnya penelitian adalah di 061 Bistro, Kesawan, Medan

2) Actor atau pelaku yang menjadi subjek penelitian sebagai informasi yang sesuai dengan penelitian. Dalam hal ini adalah anggota komunitas Stand Up Indo Medan dan orang-orang yang baru mencoba open mic.


(30)

3) Activity atau Kegiatan yang dilakukan oleh pelaku dalam situasi yang sedang berlangsung dalam hal mengetahui bagaimana peran public speaking terhadap kemampuan comic dalam kegiatan open mic komunitas Stand Up Indo Kota Medan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti dalam mengumpulkan data (Kryantono, 2006 : 91).

3.5.1 Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara Mendalam (In-depth Interview)

Wawancara yang dimaksudkan disini adalah wawancara tidak berstruktur, yaitu tidak memiliki setting wawancara yang baku. Penyampaian dan peruntunan pertanyaan akan berbeda dari wawancara ke wawancara. Tetapi, peneliti tetap membuat interview guide agar memiliki panduan dalam mewawancarai informan. Wawancara dilakukan secara langsung bertatap muka untuk mendapatkan data lengkap dan mendalam (Kriyantono, 2006 : 108).

2. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada riset kualitatif. Observasi dilakukan terhadap interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi diantara subjek yang diriset.

3. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Peneliian kepustakaan merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan menelaah teori-teori, pendapat-pendapat serta pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam media cetak, khususnya buku-buku yang menunjang dan relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian (Sarwono, 2010 : 34-35).


(31)

3.5.2 Keabsahan Data

Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai penguji keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif yang diragukan kebenarannya karena beberapa hal (1) Subjektif peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian; (2) alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi (apapun bentuknya) mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol (dalam observasi partisipan); (3) sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian (Bungin, 2008: 253) adapun teknik keabsahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Perpanjang Keikutsertaan

Kehadiran peneliti dalam setiap tahap peneliti kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua data yang dihimpun dalam penelitian. Penelitian kualitatif adalah orang yang langsung melakukan wawancara dan observasi dengan informan-informannya. Karena itu peneliti kualitatif adalah penentu yang memiliki waktu yang lama bersama informan dilapangan, bahkan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai (Bungin, 2008:254).

2. Ketekunan Pengamatan

Untuk memperoleh derajat keabsahan yang tinggi maka hal yang dilakukan adalah meningkatkan ketekunan dalam pengamatan dilapangan. Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan panca indra termasuk pendengar, perasan, insting peneliti. Dengan meningkatkan ketekunan pengamatan dilapangan maka derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula (Bungin, 2008 : 256)

3.5.3 Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data, adalah:


(32)

1. Data Reduction (Data Reduksi)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Menurut Miles dan Huberman yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya, Miles dan Huberman menyararankan agar dalam melakukan penyajian data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jaringan kerja) dan grafik.

3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi) Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan adalah kesimpulan yang kredibilitas.


(33)

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Temuan

4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Peneliti akan menjelaskan gambaran umum tentang proses pengambilan data dilapangan. Tahap awal peneliti mendapatkan informasi dengan melakukan observasi langsung, melalui informan. Peneliti membuat beberapa syarat untuk siapa saja yang bisa dijadikan informan. Syarat pertama merupakan anggota tetap dari Komunitas Stand Up Comedy Kota Medan, kedua anggota komunitas sudah melakukan open mic lebih dari lima kali, tujuannya adalah untuk melihat peran public speaking selama mengikuti kegiatan open mic.

Awalnya, peneliti menghubungi A selaku contact person dari Komunitas Stand Up Indo Medan untuk menanyakan tentang anggota komunitas Stand Up Indo Medan. Kemudian, A menyarankan untuk datang langsung ke 061 Bistro kawasan Kesawan untuk melihat kegiatan komunitas. Saat sampai disana, peneliti langsung bertemu dengan A dan disambut hangat oleh A dan beberapa anggota komunitas Stand Up Indo Medan lain. Setelah dipersilahkan duduk oleh A, peneliti menyampaikan maksud peneliti untuk melakukan wawancara sebagai bahan penelitian yang sedang peneliti lakukan. Kemudian A memanggil salah satu senior dari Komunitas Stand Up Indo Medan, yaitu I untuk bisa langsung diwawancara hari itu.

Setelah memperkenalkan diri dan memberitahukan maksud kedatangan peneliti, informan I dengan senang hati memberikan sambutan hangat untuk langsung diwawancara. Informan I berkata jika peneliti melakukan wawancara kepada informan I dilain waktu, informan I takut tidak bisa diwawancara karena informan I akan melakukan audisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 6 yang ditayangkan di Kompas TV. Tanpa membuang waktu, peneliti melakukan wawancara serta diselingi dengan perbincangan seputar Komunitas Stand Up Indo Medan.


(34)

Dua bulan kemudian, peneliti memulai kembali penelitian. Penelitian sempat terkendala karena beberapa hal. Diantaranya waktu open mic yang diganti karena 061 Bistro tempat komunitas biasanya melakukan open mic direnovasi. Setelah menghubungi A, A menyarankan untuk memulai kembali penelitian setelah libur lebaran Idul Firi karena, komunitas akan melakukan roadshow di beberapa kafe di Kota Medan hingga Binjai.

Peneliti kemudian menghubungi kembali A untuk menanyakan waktu dimulainya kembali open mic setelah lebaran Idul Fitri. Kemudian A memberitahukan bahwa open mic dimulai kembali pada hari Minggu tanggal 18 Juli 2016. Kemudian A memberitahukan bahwa open mic dilaksanakan di kafe Classic Coffee Jalan Abdullah lubis selama waktu yang belum ditentukan. Karena perubahan tempat, maka waktu open mic yang biasanya dilaksanakan pada hari Jumat malam disesuaikan dengan jadwal Classic Coffee yaitu setiap hari Minggu malam pukul 20.00 WIB.

Pada hari Minggu tanggal 18 Juli 2016, peneliti mendatangi A. Kemudian A menyarankan untuk menonton open mic agar para anggota komunitas mau untuk diwawancarai oleh peneliti. Setelah menunggu selama 3 jam, yaitu pada pukul 22.00 WIB, peneliti mencoba memulai percakapan dengan salah satu anggota komunitas yang sudah melakukan open mic, yaitu informan R. Awalnya hanya sekedar bertanya apakah ia anggota tetap atau hanya penonton yang ingin mencoba open mic.

Setelah beberapa perbincangan mengenai Stand Up Comedy, peneliti memberitahukan maksud peneliti untuk mewawancarai informan R. Dengan alasan masih berstatus anak SMA dan mempunyai kakak yang sedang berkuliah, informan R dengan senang hati bersedia untuk peneliti wawancara. Diakhir perbincangan, informan R menyarankan peneliti untuk mewawancarai K. Namun, karena waktu sudah menunjukan pukul 23.00 WIB dan hujan baru saja berhenti yang sejak pukul 19.00 WIB hujan turun sangat lebat di Kota Medan, K hanya memberikan kontaknya dan bersedia diwawancara di waktu yang lain.


(35)

Pada hari Minggu selanjutnya yaitu tanggal 25 Juli 2016, peneliti kembali mendatangi kafe Classic Coffee untuk kembali melakukan wawancara kepada K. Namun pada hari itu, K tidak dapat hadir kamudian menyarankan peneliti untuk mewawancari informan Z salah satu anggota senior Komunitas Stand Up Indo Medan. Setelah peneliti menemui A untuk menanyakan perihal informan Z, A tidak memberitahukan peneliti informan Z. Tetapi A kembali menyarankan peneliti untuk menonton open mic. Karena pada hari itu informan Z akan menjadi MC dan juga tampil dalam open mic. Hal tersebut juga agar Z selaku informan berkenan untuk peneliti wawancara.

Setelah acara selesai, semua anggota komunitas lalu berkumpul untuk membahas dan tentang penampilan mereka pada hari itu. Karena tidak ingin mengangu, peneliti menunggu informan Z yang saat itu menjadi salah satu penasehat untuk penampilan komika. Tidak berselang lama, pada pukul 22.30 WIB, anggota komunitas selesai dengan penilaian mereka. Peneliti pun langsung menuju panggung untuk menemui informan Z. Informan Z langsung mengenali peneliti, karena saat menonton open mic, peneliti duduk didekat anggota komunitas dan beberapa kali mengambil gambar komika yang melakukan open mic.

Peneliti kemudian memperkenalkan diri dan menyatakan maksud peneliti, informan Z juga memperkenalkan diri dan membahas beberapa hal tentang Stand Up Comedy secara garis besar. Kemudian informan Z mempersilahkan peneliti untuk memulai sesi wawancara kepada informan Z.

Peneliti melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara pada interview guide yang telah disusun sebelumnya. Sepanjang proses wawancara peneliti juga melakukan proses observasi terhadap kegiatan open mic yang terjadi di lapangan.

4.1.2 Gambaran Umum Informan

Informan pertama berinisial I, merupakan seorang pemuda berusia 26 tahun, beragama Islam serta bersuku Melayu Deli. Alasan peneliti menjadikan I sebagai informan pertama adalah karena informan I merupakan salah satu dari


(36)

pendiri Komunitas Stand Up Indo Kota Medan yang dimana komunitas ini sudah berdiri sejak tahun 2012. Informan I yang berlogat Batak dan Melayu ini masih tercatat sebagai Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Peneliti kemudian menanyakan ketertarikan I dengan stand up comedy, berikut jawaban informan I :

Aku mulai suka stand up comedy udah dari jaman Alm. Taufik Savalas. Walaupun waktu itu namanya bukan stand up comedy tapi joke telling. Trus mulai suka lagi waktu Raditya Dika yang buat booming. Trus stand up nya si radit kan di upload di youtube. mulai lah aku suka nonton-nonton penampilan dia di youtube. Mulai dari situ aku tertarik sama stand up comedy. Pas waktu booming kan di awal-awal tahun 2012, mulai lah aku ikut stand up comedy trus beberapa kawan ngajak buat komunitas ngikutin komunitas di Jakarta yang didirikan sama Pandji. Pas udah didirikan Stand Up Indo Medan, aku mulai ikut-ikut even. Aku juga sering ikut ngisi-ngisi acara. Kaya acara kampus atau acara-acara di kefe-kafe. Trus kami buat agenda open mic buat ajang latihan komika buat nguji lawakannya. Jadilah kegiatan open mic di 061 Bistro setiap Jumat malam. Jadi komika itu keren. Kita berdiri sendiri di panggung, ngomong di depan banyak orang tapi harus buat orang ketawa. Menghibur orang dengan cara yang cerdas lah kalau menurut aku.

Alasan informan I tertarik dengan stand up comedy dimulai sejak acara Comedy Cafe yang dibawakan oleh Alm. Taufik Savalas. Walaupun masih dikenal dengan joke telling, namun penampilan Alm. Taufik Savalas di Metro Tv merupakan salah satu alasan informan I tertarik dengan stand up comedy. Namun, setelah video viral penampilan Raditya Dika di Youtube lah yang membuat informan I semakin berminat untuk menekuni stand up comedy. Pada tahun 2012, informan I dan beberapa rekan komika Medan kemudian mendirikan Komunitas Stand Up Indo Medan mengikuti kota-kota di Jakarta yang didirikan oleh Pandji Pragiwaksono, Raditya Dika, dan seorang penulis humor Isman H.Suryaman untuk menaungi pecinta stand up comedy.

Setelah berdirinya Komunitas Stand Up Indo Medan, maka dimulailah kegiatan-kegiatan informan I untuk tampil sebagai komika dalam even-even yang diadakan di Koa Medan, Nasional, hingga Malaysia. Berikut penjelasan informan I :


(37)

Sejak berdiri komunitas trus mulai terkenal stand up comedy, disitu makin sering aku ikut acara-acara. Even-even mahasiswa sama pengisi acara di kafe awalnya aku serong tampil. Trus mulai lah aku dipanggil di Metro TV. Beberapa kali aku dipanggil sama Metro TV buat jadi bintang tamu. Trus ikut roadshow komika-komika ibukota kayak Ernest Prakasa, Raditya Dika sama Ge Pamungkas. Mungkin karna aku punya logat Melayu, jadi beberapa kali aku pernah diundang di Malaysia. Tahun 2014 aku sama tiga kawan aku si Lolox, Ridho sama Cacink Newe pernah juara di Liga Komunitas Stand Uo di Kompas TV. Kami juga jadi pengisi acara StandUpFest 2015 di Jakarta. Jadi aku sering bolak balek Binjai, Medan, Jakarta buat tampil stand up comedy. Ini tahun ini, aku mau ikut audisi Stand Up Comedy Indonesia di Komps TV. Tahun lalu aku masih belum boelh ikut karna pernah juara tahun 2014 kemaren. Jadi tahun 2016 ini lah baru bisa ikut audisi. Harus sering-sering ikut audisi walaupun ditolak biar mengasah kemampuan stand up comedy. Kalau udah sering ikut open mic, biasanya pasti udah PD buat ikut audisi. Harus banyakin jam terbang biar berani. Walaupun banyak juga gagalnya.

Oya kami juga gak ada anggota yang cewek ni. Emang kayaknya Cuma dikit yang tertarik jadi komika. Di audisi-audis yang pernah aku ikutpun, jarang ada komika cewek. Akupun bingung kenapa gak ada yang berminat. Padahal kawan-kawanku yang cewek banyak juga yang lucu. Tapi beruntunglah udah ada acara-acara stand up comedy di tv. Peserta cewekudah mulai berani. Walaupun sekarang semakin banyak acara stand up comedy, stand up comedy berkesan jadi lawakan murah. Padahal imej stand up comedy itu lawakan cerdas karena monolog. Tapi tergantung penilaian orang sih. Kalau menurut aku, jadi komika itu keren. Dengan berdiri sendiri di panggung, monolog tapi bikin ketawa orang. Gak cuma ketawa aja yang aku pingin dari penonton tapi tepuk tangan. Itu tandanya udah berhasil aku jadi komika. Apa gak keren tu ?

Berkat berdirinya Komunitas Stand Up Indo Medan oleh informan I serta rekan-rekan informan I lainnya, membuat banyaknya even yang diikuti oleh Komunitas Stand Up Indo Medan, terkhusus oleh informan I. Dimulai dari acara-acara kampus dan kefe, kemudian diundang di program televisi swasta yaitu Metro TV, menjuarai Liga Komunitas Stand Up (LKS) yang ditayangkan di Kompas TV tahun 2014, menjadi pengisi acara StandUp fest di Jakarta tahun 2015 hingga diundang beberapa kali pada even stand up comedy di Malaysia.


(38)

Walaupun informan I adalah pendiri komunitas Stand Up Indo Medan dan juga merupakan komika senior di komunitas, namun informan I terlihat ramah dengan anggota-anggota lain dan pengunjung yang saat itu tertarik ingin mencoba open mic. Informan I juga membantu anggota yang akan tampil open mic malam itu untuk menulis skrip. Bahkan saat informan I ingin merokok, informan I meminta izin kepada peneliti dan pengunjung wanita yang berada disekitar informan I.

Malam itu, informan I juga ditunjuk sebagai MC (Master of Ceremony) membuat acara semakin meriah dan menarik dengan melibatkan penonton dalam lawakan-lawakannya. Bahkan pada malam itu, penampilan informan I menjadi penampilan paling lucu melihat antusias dari penonton.

Informan kedua adalah informan R, seorang pemuda berusia 16 tahun, beragama islam, yang masih berstatus siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Wirakarya Mandiri Tjg. Selamat. Alasan peneliti menjadikan R informan kedua adalah karena informan R merupakan salah satu anggota Komunitas Stand Up Indo Medan yang sejak awal Februari 2016 memulai kegiatan open mic hingga kini. Saat peneliti menanyakan alasan R tertarik mengikuti kegiatan open mic, jawabannya adalah :

Awalnya awak diajak oleh teman untuk menonton audisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 6 yang tayang di Kompas TV di KFC daerah depan Nomensen. Sebelumnya awak sering menonton acara stand up comedy di televisi sama kalau ada acara-acara di sekolah atau di kafe-kafe, tapi awak kurang tertarik karena menurut awak tidak begitu lucu. Setelah saya menonton langsung saya langsung tertarik. Mungkin di televisi, banyak kata atau kalimat yang dipotong yang membuat jadi tidak menarik. Kemudian awak bertanya kepada teman yang mengajak awak tentang ada atau tidak perkumpulan untuk ikut stand up comedy. Lalu awak masuk ke Stand Up Kinantan, cabanganya Stand Up Indo Medan. Stand Up Kinantan tu untuk perkumpulan suporter PSMS kak. Tapi Cuma cabang dari komunitas aja. Kalau resminya kami anggota Komunitas Stand Up Indo Medan. Setiap jumat malam dulu di 061 Bistro semua cabang Stand Up di Sumatera Utara jadi satu komunitas di Stand Up Indo Medan. Dimulailah sejak awal bulan Februari 2016 awak ikut open mic setiap minggu untuk melatih lawakan awak.


(39)

Informan R mengatakan bahwa alasan ia tertarik mengikuti kegiatan open mic adalah awalnya karena diajak oleh seorang temannya untuk menyaksikan secara langsung audiasi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 6 yang ditayangkan di Kompas TV di salah satu restoran cepat saji di daerah Kampus Nomensen. Sebelum menyaksikan Stand Up Comedy secara langsung, informan R sering menonton stand up comedy atau open mic di televisi dan beberapa acara di sekolah dan kafe-kafe. Namun, informan R kurang tertarik karena menurut informan R lawakan komika tidak begitu lucu karena beberapa kata hingga kalimat yang dipotong.

Setelah selesai menyaksikan audisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 6, informan R tertarik untuk bergabung ke dalam komunitas Stand Up Indo. Informan R bergabung di Stand Up Kinantan yaitu cabang komunitas Stand Up Indo Medan untuk suporter Persatuan Sepakbola Medan dan Sekitarnya (PSMS). Kinantan adalah lambang suporter dari PSMS tersebut. Namun setiap hari Minggu malam, komunitas Stand Up Konantan bergabung dengan komunitas-komunitas Stand Up lain menjadi satu komunitas, yaitu Stand Up Indo Medan dan melakukan open mic. Informan R terlihat masih sangat muda diantar anggota-anggota komunitas lainnya.

Memiliki ukuran tubuh yang kurus, informan R yang mengenakan baju kaos santai berwarna putih dan bercorak biru di lengan serta mengguanakan snapback terbalik berwarna merah. Informan R juga sangat ramah, terlihat ketika peneliti datang informan R langsung menyambut dengan senyuman dan langsung mempersilahkan peneliti duduk di kursi tempat informan R dan anggota komunitas lain duduk. Informan R diawal terlihat agak gugup saat diwawancarai, namun lambat laun, informan R terlihat santai dan terkadang mengeluarkan joke-joke nya.

Banyak hal yang diceritakan oleh informan R. Namun kebanyakan tentang pengalamnnya tampil pada setiap open mic. informan R ingin sekali ikut salah satu ajang Stand Up Comedy yang ada di televisi, seperti yang diungkapkannya berikut ini


(40)

Meliat anggota lain kayak Bang Jegel, Bang Lolox yang udah sukses, buat awak pengen ikut jejak mereka kak. Mereka sekarang udah terkenal, dapat duit dari hobi. Pasti enak kali kerja dari yang kita suka gitu kak. awak belum pernah coba ikut audisi kak. Soalnya baru pertama kali coba open mic pas awal Februari 2016 ini. Udah selesai audisi-audisi acara tv. Cuma liat jam terbang awak yang masih dikit, jadi rasanya belum pantas juga awak ikut audisi kak.

Melihat beberapa anggota yang sudah sukses di Ibukota membuat informan R menjadi semangat untuk selalu melakukan kegiatan open mic. Salah satu keinginan informan R juga dengan bekerja sesuai yang diinginkannya atau hobi yang dibayar seperti menjadi komika profesional. Namun, dengan masih barunya informan R di dunia stand up comedy, membuat informan R sedikit pesimis dengan kemampuannya. Tetapi informan R mengatakan dengan sering melakukan open mic atau melatih lawakan didepan audiens seperti yang informan R jelaskan berikut ini :

Kalau mau bagus jadi komika, emang harus sering ikut open mic kak. Open mic ni kan seperti latian untuk menguji lawakan kita sama penonton. Kalau penonton ketawa, berarti lawakan kita berhasil kak. Semakin sering open mic, biasanya semakin tau kekurangan kita dimana. Biasanya juga setelah open mic, kami anggota kumpul buat bahas kekurangan sama kemajuan komika. Biasanya anggota senior yang udah punya jam terbang tinggi yang ngasih saran-saran. Emang harus sering open mic biar banyak jam terbang sama dikenal orang kak. Kalau udah banyak dikenal orang, biasanya makin percaya diri sama open mic yang ditampilkan.

Sifat informan R yang begitu ramah dan cenderung polos membuat peneliti nyaman untuk mewawancarai informan R. Ditambah dengan penampilannya yang bersih serta sopan membuat percakapan peneliti dan informan R semakin menarik

Informan terakhir peneliti adalah informan Z. Ia masih tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara stambuk 2012. Peneliti memilih Z sebagai informan ketiga adalah karena disarankan oleh K, salah satu anggota komunitas Stand Up Indo Kinantan yang berhalangan hadir saat sudah membuat janji wawancara kepada peneliti. Informan Z dipilih menjadi informan dalam


(41)

penelitian ini karena informan Z merupakan anggota tetap Komunitas Stand Up Indo Medan dan mengikuti kegiatan open mic sejak tahun 2014.

Melemparkan senyum yang lebar kepeda peneliti, informan Z kemudian mempersilahkan peneliti untuk dengan santai memulai wawancara dengan informan Z. Kemudian peneliti menanyakan ketertarikan informan Z terhadap kegiatan open mic, jawaban informan Z adalah.

Aku ikut open mic sejak 2014. Menurut aku, lucu dalam pertemanan atau dalam kelompok itu biasa. Tapi lucu di depan orang banyak yang bahkan gak dikenal itu baru luar biasa. Selain itu aku ikut open mic buat melatih public speaking. Soalnya mau kerja dimanapun dibutuhkan kemampuan berbicara yang bagus biar orang yakin aku orang yang berpendidikan. Kan open mic melatih bicara juga melatih mental. Jadi tes mental juga buat ngadapin orang banyak. Di keidupan sekarang gak perlu pintar tapi pandai berbicara yang baik. yang perlu tu pintar dan pandai berbicara yang baik. apalagi di depan orang banyak. Lagipula, menurut aku gak ada ruginya ikut kegiatan open mic. banyak manfaatnya. Selain jadi lihai bicara di depan banyak orang, juga nambah kawan. Kita disini gak Cuma sharing masalah stand up aja. bisa sharing masalah lain kayak yang lagi hits sekarang.

Menurut informan Z alasan ia mengikuti kegiatan open mic adalah bahwa lucu dalam sebuah kelompok pertemanan itu adalah hal yang biasa. Namun lucu di depan banyak orang bahkan di depan orang yang tidak dikenal merupakan hal yang luar biasa. Selain itu, informan Z melakukan kegiatan open mic untuk melatih kemampuan public speaking yang sudah dimilikinya. Karena menurutnya, kemampuan berbicara merupakan hal yang sangat dibutuhkan saat ini. Selain itu informan Z menambahkan kemampuan menghadapi orang banyak juga diperlukan dan dapat dipelajari pada kegiatan open mic.

Informan Z terlihat lebih serius dibanding anggota-anggota komunitas lain yang peneliti temui. Hal ini terlihat dari cara menjawab informan Z yang tidak ditambah dengan bercanda seperti informan lain. Tetapi, hal tersebut tidak mengganggu wawancara peniliti dengan informan Z. Informan Z tetap menampilkan senyuman dengan hiasan kawat gigi berwarna birunya serta keramahan informan Z yang menunda makan malamnya untuk membantu peneliti.


(42)

Malam itu, informan Z juga ikut tampil dalam kegiatan open mic. Dengan lawakan yang membuat riuh audiens membuat penelitu tidak menyangka bahwa informan Z merupakan orang yang serius. Ditambah dengan postur yang kurus dan sedikit mungil. Kemudian informan Z juga menjelaskan bahwa kemampuan komik memang dilihat dari banyak atau tidaknya jam terbang yang dimiliki komik tersebut. Seperti yang dijelaskan informan Z sebagai berikut :

Kalau mau jadi komika yang lucu emang harus sering-sering open mic. Kayak aku yang udah dari 2014 ikut open mic, udah pernah tampil di Metro TV tapi tetap gagal juga di audisi SUCI 5 sama 6. Berarti kemampuan aku belum cukup. Makanya aku tadi walaupun jadi MC tapi aku juga tampil. Biar mengasah lawakan-lawakan aku juga.

Walaupun sudah sejak tahun 2014 informan Z mengikuti open mic bahkan sudah pernah tampil di acara Battle of Comic di Metro TV, tidak membuat informan Z lolos dalam audisi Stand Up Comedy Indonesia Season 5 dan 6. Hal ini dianggap Z sebagai kurangnya ia dalam melatih kemampuannya di kegiatan open mic. Hal tersebut yang membuat informan Z juga mengikuti open mic walaupun ia saat itu juga sebagai MC. Dengan mengasah materi yang ada dan dengan beberapa gangguan yang terjadi seperti hujan yang deras aat itu membuat informan Z semakin tertantang untuk mengasah kemampuan open mic yang ia miliki.

4.1.3 Hasil Temuan Lapangan

a. Proses Public Speaking dalam Kegiatan Open Mic Komunitas Stand Up Indo Kota Medan

Bagian ini peneliti akan menjelaskan peran public speaking dalam kegiatan open mic oleh anggota komunitas Stand Up Indo Kota Medan. Kita mengetahui bahwa peran public speaking sangat penting dalam kegiatan open mic. Memenuhi elemen-elemen dalam public speaking membuat kegiatan oen mic dapat berjalan dengan lacar. Dalam elemen tersebut terdapat pembicara, persiapan, penyusunan, penyajian dan khalayak.


(43)

Pembicara memiliki peran yang sangat penting dalam public speaking, sebab pembicara lah yang akan menyampaikan pesan kepada khalayak. Pembicara harus memperhatikan penampilan dan teknik vokal seperti melatih intonasi suara, pembicara juga harus memiliki keterampilan untuk berinteraksi serta mengontrol percakapan dengan khalayak.

Pembicara yang baik harus dapat menemukan topik yang menarik untuk disampaikan ke khalayak. Setelah itu, pembicara juga harus menampilkan penampilan dan melatih teknik vokal seperti melatih intonasi suara, tekanan, pengucapan serta melatih volume dan kecepatan suara.

Tahap persiapan adalah hal yang sangat penting dalam pelaksanaan public speaking. Banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan public speaking. Misalnya pembicara harus membahas topik dan tujuan sesuai minat khalayak. Topik yang baik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan pembicara, menarik minat khalayak, harus sesuai dengan waktu dan situasi, serta harus dapat ditambah dengan bahan yang lain.

Setelah topik dan tujuan telah dibahas lalau pembicara menentukan topik dan tujuan tersebut. Kemudian pembicara harus merumuskan judul. Pembicara juga harus menentukan tujuan umum dan tujuan khusus dari kegiatan public speaking yang akan dilakukan.

Kemudian, ke tahap penyusunan. Pembicara menyusun kata pengantar dalam public speaking merupakan langkah awal dalam tahap penyusunan kegiatan public speaking. Biasanya dalam uraian ini terdapat garis-garis besar dan pemilihan kata yang dapat mempermudah pembicara dalam penyajian public speaking. Pengguanaan bahasa yang tepat dan jelas pada saat penyajian public speaking akan memudahkan khalayak untuk menerima maksud dan tujuan pembicara.

Pembicara harus mengetahui bahwa membuka dan menutup pidato merupakan bagian penting dan menentukan dalam kelangsungan kegiatan public speaking. Pembicara dapat dikatakan sukses apabila pembicara mampu menutup kegiatan public speaking nya dengan baik.


(44)

Tahap terakhir ialah tahap penyajian. Selain menyampaikan pemilihan kata yang tepat sesuai isi yang sudah disiapkan, pembicara juga harus memperhatikan penmpilan seperti berpenampilan rapi, bersih dan sesuai dengan suasana. Pembicara juga harus membuat kontak mata, olah vokal dan olah visual kepada khalayak. Unsur-unsur pesan yang akan disampaikan juga harus diperhatikan oleh pembicara. Baik itu pesan verbal maupun pesan non verbal.

Berbicara mengenai public speaking, tentu tidak terlepas dari peran khalayak atau audiens. Khalayak atau audiens merupakan salah satu elemen penting dalam public speaking yang harus benar-benar dipahami. Karena bukan public speaking namanya jika pembicara tidak langsung berbicara didepan khalayaknya.

(1) Informan sebagai Pembicara

Pembicara sangat berperan penting dalam kegiatan public speaking. Public speaking tidak akan berjalan jika tidak ada pembicara yang menjalankan tugasnya. Pembicara harus memperhatikan penampilan dan teknik vokal seperti melatih intonasi suara, pembicara juga harus memiliki keterampilan untuk berinteraksi serta mengontrol percakapan dengan khalayak.

Pembicara harus mengatur strategi penampilan dalam kegiatan public speaking seperti menggali topik yang akan ditampilkan, meneliti khalayak untuk mengetahui metode persuasi yang paling tepat, kecakapan pembicara saat melakukan penampilan, dan sejumlah faktor lainnya.

Berdasarkan data yang peneliti temukan di lapangan, akan dijelaskan bagaimana infoman bertindak sebagai pembicara dalam melakukan kegiatan public speaking. sebagaimana yang disampaikan oleh informan I, yaitu :

Aku sendiri, jadi komika yang mau tampil open mic harus mempersiapkan dua hal penting. Pertama, materi yang dibawakan. Kedua, mempersiapkan mental. Karena kalau aku mau tampil open mic tapi gak siap salah satunya, biasanya aku gagal buat penonton ketawa. Kalau gagal buat penonton ketawa, berarti komika gagal penampilannya.

Kalau udah di atas panggung tapi gak buat materi sebelumnya, ngomong aku jadi gak teratur. Yang mutar-mutarlah, yang gak


(45)

nyambunglah. Walaupun terkadang komika itu tampil dengan konsep materi yang gak nyambung tapi bisa bikin ketawa penonton. Tapi itu bisa dipastikan karna udah dipersiapkan untuk itu. Ada konsepnya. Percuma juga mental aku siap tapi aku tampil di panggung gak buat ketawa audiens aku atau gak buat tertarik buat nonton penampilan aku sama sekali.

Untuk buat materi tapi mentalku gak siap, ya grogi juga buat nampil open mic. Percuma aku buat materi yang bagus, tapi aku menyampaikannya yang gak bagus. Entah gugup atau nge “blank”. Kalau udah nge”blank” kan, materi pun juga gak bakal ingat lagi waktu nampil. Kalau mental aku siap, aku pasti percaya diri diatas panggung.

Kalau udah siap materi sama siap mental, aku lebih enjoy sama percaya diri di panggung. Kadang aku improvisasi misalnya aku liat penonton tertarik sama lawakan yang aku tampilkan. Atau terkadang kalau salah satu penonton ada anak kecil, misalnya materi yang sebelumnya udah aku siapkan itu bukan untuk konsumsi anak kecil, karena aku udah enjoy di panggung dan aku udah mengontrol penonton, kata-kata yang sekiranya ada konten “kekerasan” bisa aku perhalus. Misalnya “kebiasaan anak sekolah yang tawuran” aku ganti dengan “anak sekolah yang suka main lempar-lempar rantai kereta ke kawannya”.

Berdasarkan penjelasan informan diatas bisa kita lihat bahwa seorang pembicara harus mempersiapkan dirinya dengan materi atau konsep dan mental. Mempersiapkan materi dan mental dengan baik, maka khalayak akan tertarik dengan penampilan pembicara. jika khalayak tertarik kemudian memberikan timbal balik berupa tertawa atau tepuk tangan, maka penampilan komika dianggap berhasil.

Sebagai pembicara dalam kegiatan open mic yang biasa disebut comic atau komika, informan I selalu mempersiapkan materi dan mental untuk setiap penampilannya dalam kegiatan open mic. Jika informan I tidak mempersiapkan salah satu diantaranya, maka I merasa gagal dalam open mic. Tujuan informan I selalu mempersiapkan materi dan mental adalah agar penampilannya menjadi perhatian oleh khalayak hingga membuat khalayak tertawa atas lawakan yang ditampilkannya.

Komika dikatakan berhasil jika lawakan komika dimengerti oleh khalayak. Khalayak yang mengerti dengan lawakan komika, biasanya akan tertawa atau


(46)

bertepuk tangan. Hal inilah yang membuat informan I selalu mempersiapkan keduanya. Kemudian, meneliti khalayak juga merupakan bagian penting dalam setiap penampilan komika. Informan I mengungkapkan bahwa, jika ia sudah mempersiapkan materi dan mempersiapkan mental, maka ia bisa meneliti khalayak dengan memilih kata yang tepat untuk ditampilkan.

Sama halnya dengan Informan I, untuk tampil dalam kegiatan open mic, Informan R juga mempersiapkan materi lawakan dan persiapan mental. Berikut sebagaimana dijelaskan oleh informan R :

Paling penting itu nulis materi sama persiapan mental. Kalau udah dua-duanya disiapin, awak gak akan canggung di panggung kak. Untuk materi, awak diajarkan unuk rajin-rajin nulis. Kalau mematangkan mental, memang harus rajin-rajin tampil open mic. Salah satu aja gak awak siapin, pasti gak lucu sama penonton. Kadang materi rasanya udah matang sama mental awak rasanya udah oke aja kadang penonton gak ketawa-ketawa kali kak. Mungkin faktor awak masih baru juga. Tapi ya harus percaya diri. Kalau gak percaya diri ya percuma aja awak siapin materi bagus-bagus kak.

Misalnya awak gak nulis materi, entah apa yang awak bilang dipanggung itu. Tapi kalau nulis materi, kayak ada alurnya gitu awak ngomong di panggung. Trus kalau awak gak siap mental, sering demam panggung istilahnya kak. Yang gak kesebut maksud aku apa, yang “krik” lah lawakan awak.

Kalau awak udah siapin materi sama mental, trus penonton ketawa sama lawakan awak, berarti awak berhasil open mic nya. malah biasanya awak makin percaya diri kalau penonton ketawa atau ngasih tepuk tangannya sama awak. Jadi awak nikmatin penampilan itu biasanya.

Berdasarkan penjelasan informan R diatas bisa diketahui bahwa sebagai komika baru, materi dan mental memang harus dipersiapkan secara maksimal. Karena penentu keberhasilan informan R dalam open mic adalah respon khalayak terhadap penampilannya. Jika informan R sudah memenuhi keduanya, maka informan R merasa lebih percaya diri untuk tampil open mic.

Selain mental, hal yang membuat informan R merasa percaya diri adalah respon penonton terhadap lawakan yang informan R tampilkan. Percaya diri memiliki pengaruh yang besar terhadap pembicara. dengan respon khalayak yang


(47)

diharapkan pembicara, maka saat tampil dalam kegiatan public speaking membuat pembicara merasa lebih percaya diri dengan penampilannya.

Begitu juga dengan informan R yang merasa memerluka respon penonton disetiap penampilannya. Respon seperti tertawa dan tepuk tangan adalah hal yang membuat inorman R lebih percaya diri dan menikmati penampilannya dalam open mic.

Sebagai komika, persiapan materi dan mental adalah hal penting dalam penampilan kegiatan open mic. Begitu juga dengan Informan Z. Sebagai salah satu anggota lama Komunitas Stand Up Indo Medan, dua persiapan tersebut merupakan persiapan mendasar bagi komika. Seperti yang dituturkan oleh Informan Z sebagai berikut :

Sebagai komika, materi yang matang sama siapnya mental jadi penentu berhasil atau enggaknya tampil stand up comedy. Aku yang sering ikut open mic, masih perlu untuk nulis materi. Aku anggap aja jam terbang aku udah lebih banyak dari komika baru, mental aku jadi ikut ditempah di setiap penampilan aku. Tapi walaupun jam terbang aku udah banyak pun, aku udah beberapa kali gagal ikut audisi stand up comedy. Berarti bisa diliat kalau jam terbang juga gak mempengaruhi berhasil atau tidaknya penampilan. Memang rajin nulis materi sama rajin tampil open mic melatih aku untuk memaksimalkan penampilan.

Kayak tadi aku open mic bahas masalah hamil, kalau aku gak siapain materi, mungkin aku pakai kata hamil yang didengarnya biasa aja. Karna aku udah siapain materi, aku ganti kata hamil sama “bunting” yang lebih lucu buat dibawakan di open mic. Trus waktu aku tampil tadi pas lagi deras-derasnya hujan. Kalau mental aku ga siap, tadi aku udah ciut duluan karna speaker gak terlalu keras. Habis mungkin energi aku untuk teriak-teriak di panggung. Tapi, karna mental aku udah dipersiapkan, makanya aku santai dengan penampilan sama hujan deras tadi. Aku siasati dengan selalu nanya ke penonton suara aku dengar atau enggak, aku suruh salah satu anggota komunitas lain untuk mau ke pentas buat “mendoakan” biar hujan berhenti, trus aku juga jalan mendekat ke penonton. Jadi lebih banyak improvisasi yang bisa aku lakukan karena persiapan keduanya yang matang.

Aku liat juga gimana penonton di setiap penampilan aku. Kalau penonton tertarik, aku biasanya lebih berani eksplor materi sama mimick aku di pangung. Tapi kalau penonton gak tertarik, aku yang udah lama terjun di stand up comedy juga bisa down. Timbal


(1)

vii

6. Ibu Mazdalifah, M.Si.,Ph.D selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas dukungan dan saran yang telah diberikan kepada peneliti dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini

7. Yovita Sabarina Sitepu, S.Sos, M.Si selaku dosen Penasehat Akademik peneliti

8. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara 9. Keluarga Kakek Ismail dan Abak Amir Malin Karajan. Terimakasih

untuk doa dan dukungan yang diberikan kepada peneliti

10. Sahabat karib peneliti, Mutia Henindha, teman terbaik peneliti selama menempuh pendidikan di Medan

11. Sahabat-sahabat kampus seperjuangan , Martha Sari Yana, Kak Syarra Annisa, Bagus Prakasa, Bang Ray Gunayes, M. Haris Nasution, Koko Ardo Khomarudin, Fiqie Aristyo, Lazuardi Pratama, Abdul Rahman Sinaga, dan Fathia Akhira Putri. Terimakasih atas pengalaman-pengalamannya kanpers

12. Kak Dian Indah, yang memfasilitasi awal perjalanan peneliti menempuh pendidikan di Medan

13. Sahabat peneliti di Pekanbaru, Kak Dinda Yulmi Nadillah, sahabat kecil peneliti, Fikha Shahira, Lengria Phahesya, Larasati Widya, Ella, Kelfina Arifin, Elvina Jehan, Hariati, Lucky, Rivandi, dan Iqbal,

14. Kakak dan adik-adik keluarga P2KM.

15. Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang telah menjadi keluarga peneliti


(2)

viii

Kiranya masih banyak lagi yang membantu Penulis dan namanya tidak dapat di sebutkan satu persatu, namun penulis mengucapkan terima kasih banyak semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang setimpal. Dan penulis mohon maaf yang sebesar- besarnya atas segala kekhilafan baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.

Akhirnya Penulis berharap semoga karya ilmiah ini akan membawa manfaat bagi kita semua dan bagi penulis khususnya. Amin.

Medan, Oktober 2016


(3)

ix

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Disa Yumna Rovis

NIM : 120904005

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Sumatera Utara

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Peran Public Speaking dalam Kegiatan Open Mic (Studi tentang Peran Public Speaking terhadap Kemampuan Comic dalam Kegiatan Open Mic Komunitas Stand

Up Indo Kota Medan) beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Universitas Sumatera Utara Pada Tanggal : Oktober 2016

Disa Yumna Rovis


(4)

x

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Peran Public Speaking dalam Kegiatan Open Mic.” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses public speaking dan peran public speaking terhadap kemampuan comic dalam kegiatan open mic. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori public speaking. Penelitian ini dilakuakn dengan metode deskriptif kualitatif, dengan teknik observasi nonpartisipan melalui wawancara mendalam kepada informan. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka kesimpulannya adalah bahwa dalam kegiatan open mic, elemen-elemen dalam public speaking harus diperhatikan. Elemen-elemen tersebut yaitu pembicara, tahap persiapan, tahap penyusunan, tahap penyampaian, dan khalayak. Pada kegiatan open mic, penulisan materi dan kemampuan public speaking sangat diperlukan. Keberhasilan komika dalam setiap penampilan open mic dilihat dari respon khalayak seperti tertawa dan tepuk tangan.

Kata Kunci:


(5)

xi ABSTRACT

This study, entitled "The Role of Public Speaking on Open Mic Activity". The aim of the research is knowing the public speaking proses and the use of public speaking on the ability of comic on open mic activity. Public speaking theory is used for this research. Descriptive qualitative method is used in this research by nonparticipant observation tecnique through interviewing the comic. Based on this research, open mic activity uses the specific elements of public speaking. They are, the speaker, preparation, arrangement, deliverance, and the audiences. The materials and public speaking ability is very important on open mic activity. The success of the comica on their performances can be seen from the reaction of the audience, such us laughing and claping their hands

Keywords:


(6)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...ii

LEMBAR PERESETUJUAN...iii

LEMBAR PENGESAHAN...iv

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ...ix

ABSTRACT……….x

DAFTAR ISI ...xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah ... 1

1.2 Fokus Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian...8

2.1.1 Paradigma post-positivis...9

2.2 Kerangka Teori...9

2.2.1 Public Speaking...9

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ...34

3.2 Objek Penelitian ...35

3.3 Subjek Penelitian ...35

3.4 Unit Analisis ...35

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...36

3.5.1 Metoda Pengumpulan Data ...36

3.5.2 Keabsahan Data...37

3.5.3 Teknik Analisis Data...37

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Temuan Peneliti ...39

4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ...39

4.1.2 Gambaran Umum Informan ...41

4.1.3 Hasil Temuan Lapangan ...48

4.2 Pembahasan ...67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...73

5.2 Saran ...74 DAFTAR PUSTAKA


Dokumen yang terkait

Peranan Pembimbimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dan Kepercayaan Diri Siswi(Studi Deskriptif Tentang Peranan pembimbing Dalam Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan)

4 39 94

PRESENTASI DIRI COMIC (COMMUNICATOR MIC) STAND UP COMEDY INDO-PADANG (Studi Deskriptif Comic di Hadapan Penonton Stand Up comedy dan Dalam Interaksi Mereka di Kampus).

0 0 9

Apresiasi Anggota Standup Indo Bandung terhadap Tayangan Open Mic pada Metro TV.

0 0 2

Peran Public Speaking dalam Kegiatan Open Mic (Studi tentang Peran Public Speaking terhadap Kemampuan Comic dalam Kegiatan Open Mic Komunitas Stand Up Indo Kota Medan)

0 0 12

Peran Public Speaking dalam Kegiatan Open Mic (Studi tentang Peran Public Speaking terhadap Kemampuan Comic dalam Kegiatan Open Mic Komunitas Stand Up Indo Kota Medan)

0 0 2

Peran Public Speaking dalam Kegiatan Open Mic (Studi tentang Peran Public Speaking terhadap Kemampuan Comic dalam Kegiatan Open Mic Komunitas Stand Up Indo Kota Medan)

1 1 7

Peran Public Speaking dalam Kegiatan Open Mic (Studi tentang Peran Public Speaking terhadap Kemampuan Comic dalam Kegiatan Open Mic Komunitas Stand Up Indo Kota Medan)

0 1 26

Peran Public Speaking dalam Kegiatan Open Mic (Studi tentang Peran Public Speaking terhadap Kemampuan Comic dalam Kegiatan Open Mic Komunitas Stand Up Indo Kota Medan)

0 0 2

Peran Public Speaking dalam Kegiatan Open Mic (Studi tentang Peran Public Speaking terhadap Kemampuan Comic dalam Kegiatan Open Mic Komunitas Stand Up Indo Kota Medan)

0 0 25

Peranan Pembimbimbing Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dan Kepercayaan Diri Siswi(Studi Deskriptif Tentang Peranan pembimbing Dalam Kegiatan Public Speaking (Muhadoroh) Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri siswi di Pesantren Darul Hikmah Medan)

0 0 11