13
b. Apakah kontrak pengadaan barang dan jasa Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Utara sudah memenuhi Perpres No. 95 tahun 2007?
c. Bagaimana Penyelesaian sengketa Terhadap kontrak yang Bermasalah? 3. Mangaratua Naibaho, Persekongkolan Tender Dalam Pengadaan BarangJasa
Pemerintahan di Dinas Kesehatan Siantar dengan perumusan masalah: a. Apa yang menjadi sustansi dan dasar pertimbangan perubahan Kepres No.
80 Tahun 2003 dengan pedoman pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintah yang telah dirubah beberapa kali terakhir dengan yang terakhir
dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 95 Tahun 2007 ? b. Bagaimana adanya terjadi persekongkolan tender dalam barang dan jasa
pemerintah ditinjau dari UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ?
c. Apakah KPPU telah benar menerapkan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dalam
putusannya No. 06KPPU-2006 tentang Pelelangan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Perbaikan Bangsal di Unit Kerja RSU Kota Pematang
Siantar Tahun 2005 ?
F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1.
Kerangka Teori
Hukum pada hakikatnya adalah sesuatu yang abstrak, tetapi dalam manifestasinya bisa berwujud konkrit. Suatu ketentuan hukum baru dapat dinilai baik
Universitas Sumatera Utara
14
jika akibat-akibat yang dihasilkan dari penerapannya adalah kebaikan, kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan berkurangnya penderitaan.
8
Menurut teori konvensional, tujuan hukum adalah mewujudkan keadilan rechtsgerechtigheid,
kemanfaatan rechtsutiliteit
dan kepastian
hukum rechtszekerheid.
9
Dalam hal mewujudkan keadilan, Adam Smith 1723-1790, Guru Besar dalam bidang filosofi moral dan sebagai ahli teori hukum dari Glasgow University
pada Tahun 1750,
10
telah melahirkan ajaran mengenai keadilan justice. Smith mengatakan bahwa: “tujuan keadilan adalah untuk melindungi diri dari kerugian” the
end of justice is to secure from injury.
11
Menurut Satjipto Raharjo, “Hukum melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka
kepentingannya tersebut. Pengalokasian kekuasaan ini dilakukan secara terukur, dalam arti, ditentukan keluasan dan kedalamannya. Kekuasaan yang demikian itulah
yang disebut hak. Tetapi tidak di setiap kekuasaan dalam masyarakat bisa disebut
8
Lili Rasjidi dan I. B. Wyasa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993, hal. 79.
9
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, Jakarta: PT. Gunung Agung Tbk, 2002, hal. 85.
10
Bismar Nasution, Mengkaji Ulang sebagai Landasan Pembangunan Ekonomi, Pidato pada Pengukuhan sebagai Guru Besar, USU – Medan, 17 April 2004, hal. 4-5. Sebagaimana dikutip dari
Neil Mac Cormick, “Adam Smith On Law”, Valvaraiso University Law Review, Vol. 15, 1981, hal. 244.
11
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
15
sebagai hak, melainkan hanya kekuasaan tertentu yang menjadi alasan melekatnya hak itu pada seseorang.
12
Sebagai objek ilmu hukum, hukum senantiasa dilihat dan dipahami berdasarkan metode dan cara pandang seseorang. Seperti halnya bahwa hukum selalu
dipandang memiliki nilai-nilai moral yang idealis yang memiliki pandangan keadilan bisa didapat melalui penerapan hukum secara konsisten. Sehingga dengan
menerapkan hukum maka akan terbentuk di masyarakat nilai-nilai yang diinginkan oleh hukum tersebut. Pandangan lain berpendapat bahwa hukum dipergunakan
kepada usaha untuk mencapai tujuan-tujuan serta memenuhi kebutuhan yang konkrit dalam masyarakat. Pandangan ini memahami hukum sebagai alat untuk mengatur
masyarakat.
13
Hukum yang hidup di masyarakat, tidak dapat dipandang sebagai serangkaian kaidah atau norma, akan tetapi lebih dari itu, yaitu lebih memandang
hukum sebagai suatu sistem. Struktur hukum memiliki pola, bentuk dan gaya yang yang substansinya
adalah menetapkan bagaimana orang-orang harus dan boleh berprilaku. Sedangkan budaya hukum yang dimaksud adalah ide-ide, gagasan-gagasan, harapan dan
pendapat umum. Hukum maupun berbagai organisasi dan lembaga hukum yang ada, seperti
DPR, Kepolisian, Kejaksaan, Badan-badan Pengadilan maupun berbagai departemen yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja pelaku
12
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan ke – V, 2000, hal. 53.
13
Ibid, hal. 6.
Universitas Sumatera Utara
16
ekonomi Indonesia danatau asing yang beroperasi di Indonesia, dapat berpengaruh positif terhadap kehidupan dan pembangunan ekonomi yang sudah lama dicita-
citakan.
14
Perjanjian pengadaan
barang dan
jasa termasuk
dalam perjanjian
pemborongan yang terdapat dalam KUHPerdata dan Pasal 1601, Pasal 1601b dan Pasal 1604 dan sampai dengan Pasal 1616 bahwa agar pengadaan barang dan jasa
pemerintah dapat dilaksanakan dengan efektif, efisien, dengan prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka dan perlakuan yang adil dan layak bagi semua pihak,
sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi fisik, keuangan, maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas pemerintah dan pelayanan
Ketentuan mengenai pengadaan barang dan jasa yang diatur dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintahan yang
bertujuan untuk meletakkan dasar-dasar bagi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang akan merupakan alat untuk membawa kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan
14
C. F. G Sunaryati Hartono, “Upaya Menyusun Hukum Ekonomi Indonesia Pasca Tahun 2003”, makalah. Untuk itu tentu saja diperlukan beberapa, hal sebagai berikut: 1. Adanya kesepakatan
secara nasional tentang paradigma sistem ekonomi nasional seperti apa yang harus di bangun, sesuai dengan ketentuan konstitusi-konstitusi kita, khususnya Pembukaan dan pasal 33 dan 34 juncto pasal 27
dan 28 UUD 1045 yang telah 4 empat kali di amandemen; 2. Adanya interaksi, pengertian understanding dan kerjasama yang baik antara para ahli di bidang ekonomi, termasuk para
pengusaha dan pengambil keputusan di bidang hukum eksekutif, legislatif dan yudikatif; 3. Adanya kesadaran bahwa bukan saja hukum yang harus tunduk pada tuntutan-tuntutan ekonomi, seperti di
masa Orde Baru, ekonomi, maka langkah-langkah di bidang ekonomi itu sendiri memerlukan kepastian hukum dan jalur channel hukum, sehingga terjalin sinergi antara bidang hukum dan
ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
17
bagi negara sebagai pengguna dan kontraktor sebagai pelaksana pengadaan barang dan jasa dalam perwujudan masyarakat adil dan makmur.
Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah maka Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007 dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku sejak tanggal 1 Januari 2011. Berbeda dengan jenis-jenis kontrak yang diatur dalam Keppres No. 80 Tahun
2003, yang hanya membuat klasifikasi jenis kontrak berdasarkan jenis imbalannya, jangka waktu pelaksanaannya dan jumlah pengguna barang dan jasanya, dalam Pasal
50 Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah, jenis- jenis kontrak dibedakan berdasarkan:
1. Imbalannya cara pembayarannya yaitu: a Kontrak lumpsum; kontrak yang sudah pasti objeknya
b Kontrak harga satuan; kontrak yang tidak bisa dihitung secara pasti. c Kontrak gabungan lump sum dan harga satuan
d Kontrak terima jadi turn key; kontrak yang sesuai dengan harga keseluruhan e Kontrak presentase; kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Jasa lainnya
2. Jangka waktu pelaksanaannya yaitu: a Kontrak tahun tunggal; kontrak yang mengikat 1 tahun anggaran.
b Kontrak tahun jamak; kontrak yang mengikat lebih dari 1 tahun anggaran 3. Sumber pendanaan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
18
a Kontrak Pengadaan Tunggal b Kontrak Pengadaan Bersama
c Kontrak Payung framework contract 4. Jenis pekerjaan
a Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal b Kontrak Pengadaan Pekerjaan terintegrasi
Terkait proses pemilihan penyedia barangjasa melalui keempat metode tersebut ditentukan melalui prakualifikasi maupun pasca kualifikasi lebih dahulu.
Pengertian prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barangjasa sebelum
memasukkan penawaran. Sedangkan pascakualifikasi intinya adalah penilaian terhadap penyedia barangjasa dilakukan setelah memasukkan penawaran.
15
Metode Penunjukan Langsung adalah metode yang dapat dilakukan dengan syarat memenuhi kriteria keadaan tertentu dan keadaan khusus, selanjutnya menunjuk
langsung satu penyedia barangjasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan. Berdasarkan kerangka dan isi kontrak pengadaan barangjasa seperti
ditentukan oleh Perpres Nomor 54 Tahun 2010, serta melihat dokumen-dokumen sebenarnya atas kontrak pengadaan barangjasa selanjutnya dihubungkan dengan
15
Khalid Mustafa. Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintahan Bagian II: Jenis dan Metode. http:www.khalidmustafa.info20080211pengadaan-barang-dan-jasa-di-pemerintahan-bagian-ii-
jenis-dan-metode.php, diakses tanggal 20 Oktober 2011.
Universitas Sumatera Utara
19
syarat-syarat sahnya perjanjian seperti diatur oleh Pasal 1320 KUHPerdata, maka dapat disimpulkan bahwa dalam kontrakperjanjian pengadaan barangjasa telah
memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian, karena di dalamnya secara jelas telah mengandung unsur adanya kesepakatan para pihak, yaitu antara pihak Pejabat
Pembuat Komitmen sebagai yang mewakili instansi dan yang memiliki pekerjaan dan pihak Penyedia BarangJasa, dimana para pihak tersebut jelas mempunyai
kapasitas untuk melakukan perbuatan hukum karena telah memenuhi kualifikasi sebagaimana ditentukan undang-undang untuk syarat kecakapan untuk membuat
perjanjian. Sedangkan untuk syarat obyektifpun telah memenuhi, dimana mengenai
obyek perjanjiannya secara jelas dan tegas dinyatakan dalam judul setiap dokumen pengadaan, juga dalam pencantuman nama maupun lingkup pekerjaan, serta isi
perjanjiannyapun telah ditentukan oleh undang-undang, sehingga dalam hal ini jelas tidak ada pelanggaran undang-undang, ketertiban umum, mapun kesusilaan
sebagaimana disyaratkan dalam syarat adanya suatu sebab causa yang halal. Memperhatikan konsep tujuan hukum, dimana tujuan dibentuknya hukum
adalah untuk mewujudkan keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Maka, jika kontrak pengadaan barang dan jasa dianggap setara dengan undang-undang pacta
sunc servanda, sudah tentu kontrak dibentuk untuk memberikan rasa keadilan, kemanfaatan dari kontrak tersebut dan kepastian hukum bila terjadi perselisihan
antara para pihak, dan juga masyarakat secara luas.
Universitas Sumatera Utara
20
Pengadaan barang dan jasa untuk kepentingan pemerintah merupakan salah satu alat untuk menggerakkan roda perekonomian, oleh karenanya penyerapan
anggaran melalui pengadaan barang dan jasa ini menjadi sangat penting. Penyerapan anggaran pada umumnya merupakan belanja barang dan belanja modal yang
diklasifikasikan sebagai pengadaan barangjasa, di samping belanja pegawai. Pemanfaatan anggaran sesuai dengan rencana strategis dan dilaksanakan secara
profesional dan berintegritas. Dengan demikian, barangjasa yang dihasilkan tepat guna mendukung pelaksanaan tugas pemerintah. Namun, tidak kalah penting dari itu
adalah urgensi pelaksanaan pengadaan yang efektif dan efisien serta ekonomis untuk mendapatkan manfaat maksimal dari penggunaan anggaran.
2. Konsepsi