Pengaruh engungkapan good corporate governance dan manajemen laba terhadap asimetri informasi perusahaan : studi kasus pada perusahaan publik sektor munafaktur
PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA
TERHADAP ASIMETRI INFORMASI PERUSAHAAN
(Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Strata Satu (Sl)
II • 8 lllPlll!lla.
111
DISUSUN OLER:
セ]@
FERRIL FEBRYAN rl·t
·
-1 eruna
103082029415
dari
.
[サLiZ|jᄋ「ゥセャ@
ᄋセMN@
.
Tgl.
;
No. Induk · Q(
. .. . .8.......Lᄋ[ッコZセ@ ............Nエセ@
_,
.."2-.r
klasifikasi : ....................................... セ@ ..... セ@
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIA.L
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP
ASil\1ETRI INFORMASI PERUSAHAAN
(Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor lVfanufaktur)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial
Untuk memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sai:jana Ekonomi
ャゥセerpustakn@
Disusun oleh :
L
UTAMA.
UIN SYAHID JAKARTA
Ferri! Febryan
NIM. I 03082029415
Di Bawah Bimbingan
I».
wゥQセBL@
;
Pembimbing I
Ak.,
Pembimbing II
M.Si
Y''"iFlirillSi
NIP. 150 377 440
NIP.13 l 664 643
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & ILMU SOSIAL
UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
2008
PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA
TERHADAP ASIMETRI INFORMASI PERUSAHAAN
(Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Manufaktur)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Ferri! Febryan
NIM: 103082029415
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Wiwik Utami, Ak., M.Si
NIP. 131 664 643
Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si
NIP. 150 377 440
セ@
Penguji Ahli
Ami . , SE, Ak, M.Si
NIP.150 370 232
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
Hari ini Senin Tanggal Tujuh Belas Bulan September Tahun Dua Ribu Tujuh
telah
dilakukan
Ujian
Komprehensif atas
nama
Ferri!
Febryan
NIM:
103082029415 dengan judul Skripsi PENG ARUH PENGUNGKAP AN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA TERIIADAP
ASIMETRI INFORMASI PERUSAHAAN (Studi kasus pada Perusahaan
Publik sektor Manufaktur). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sa1jana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jaka1ta, 29 Mei 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
セ@
Amili1!; SE, Ak, M.Si
Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguj i Ah Ii
RIWAYATHJDUP
A. DATA PRIBADI
Nama
: Ferril Febryan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta, 13 Juni 1985
Agam a
: Islam
Ke'.Varganegaraan
: Indonesia
Alamat
: JI. Ciputa!,Raya No. 207 Rt 006 R"' 002 Pondok
Pinang, KebayonmLama,]akatta Selatan 12310
No. Telp I HP
: 021-75900243 /98722674
Alamat email
: febryan⦅ヲセゥャ`ケ。ィッZ」ュ@
B. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN 02 Petang Pondok Pinang
: 1991 - 1997
2.
: 1997 -2000
SLTPN 87 Pondok Pinang
3. SMUN 47 Jakarta
: 2000-2003
4. UIN SyarifHidayatullah Jakarta
: 2003 - 2008
C. PENDIDIKAN NON-FORMAL
I. Magang di PT Sena Sat'Nika (FEDEX Group)
: 2006
D. PENGALAMAN KERJA
I. PT. Sena Satwika (FEDEX Group)
: 2006 -2007
StafBilling and Collection
2. KAP B BANGUN
: 2007-2007
Junior Auditor
E. PENGALAMAN ORGANISASI
I. Koordinator Div. Syiar LOK KomDa FEIS
: 2004-2005
2. Koordinator Div. Syiar LOK KomDa FEIS
: 2005-2006
3. StafDepartemen Keagamaan BEM FEIS
: 2004-2005
4. Ketua IKARIS 47 Jakarta
: 2005-2007
5. Wakil Ketua LSI lnsan Kami!
: 2005 - 2006
ABSTRACT
The purposes of this research are knowing and analyzing to influence of
Good Corporate Governance Disclosure and Earnings Management toward the
asymetric information go public manufacture company. Sampling method that use
in this research in non probabilistic sampling with the purposive sampling. The
purposive sampling is a kind of the technique in sampling method based on a
ce1tain criteria. From 96 company we have only 85 company that have enough the
criteria. Multiple regresion analysis is the method that use in this research to test
the hyphotesis.
The result of this research show that Good Corporate Governance
Disclosure and Earnings Management have positive influence to asymetric
information company with R Square 8, 1 %. Based on the double linier regresion
analysis method show that disclosure have coeffiecient 0,013 and significancy
level 0,012. It mean that have positive impact with 0,013 and significant. The
coeffient of Earnings Management is 0,001 and significancy level 0,398. It mean
have positive impact and not significant (a= 0,05).
Keyword: Good Corporate Governance, Earnings Management, Asymetric
Information
ABSTRAK
Penelitian m1 bertujuan menganalisis pengaruh dari tingkat
pengungkapan Good Corporate Governance dan Manajemen Laba terhadap
Asimetri Informasi Perusahaan Sektor Manufaktur yang go publik. Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah non probabilistik sampling, dengan
teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah
sampel be1tujuan (purposive sampling atau judgement sampling) yaitu salah satu
teknik pengambilan sampel non probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria
atau pe1timbangan tertentu. Dari 96 perusahaan hanya 85 perusahaan yang
memenuhi syarat yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode analisis yang akan
digunakan untuk menguj i hipotesis dalam penelitian ini adalah metode analisis
regresi linier berganda (multiple regression analysis).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pengungkapan
GCG dan Manajemen Laba berpengaruh psoitif terhadap asimetri informasi
perusahaan dengan R Square sebesar 8, 1 %. Berdasarkan hasil penghitungan
metode analisis regresi tinier berganda diperoleh hasil tingkat pengungkapan
mempunyai koefisien 0,013 dan tingkat signifikansi sebesar 0,012. Artinya
berpengaruh positif sebesar 0,013 dan berpengaruh secara signifikan. Manajemen
laba mempunyai koefisien 0,001 dan tingkat signifikansi sebesar 0,398. Artinya
berpengaruh positif dan amat kecil serta tidak signifikan (a= 0,05).
Kata kunci: tingkat pengungkapan, manajemen laba dan asimetri informasi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang telah
memberikan nikmat dan karuniaNya serta limpahan kasih sayang yang tak pernah
terputus. Sujud syukur penulis haturkan karena berkat pertolonganNya dan segala
kemudahan yang diberikan akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi
ini. Semua kesulitan yang datang selalu berdampingan dengan
kemudahanNya. Begitu banyak hikmah dan manfaat di setiap cobaan yang engkau
berikan. Ya Allah hanya Engkaulah penolongku, memberiku jalan keluar dengan
cahaya dan petunjukMu.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, sang
qudwah kita, khatamul nabiyyin yang membawa kita kejalan kebenaran, serta
keluarga, sahabat dan ummatnya yang istiqomah hingga yaumil akhir kelak.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat akademis untuk mencapai
gelar Saijana Ekonomi &
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang menjelaskan tentang pengaruh pengungkapan Good
Corporate Governance dan manajemen laba terhadap asimetri inforrnasi
perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efok Indonesia. Penulis
dengan segala kekurangannya memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan skripsi ini karena skripsi ini arnat jauh dari sempurna. Kritik dan saran
yang membangun arnat kami harapkan.
Penulisan skripsi ini banyak sekali ban1uan dan dukungan yang penulis
dapatkan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin berterima kasih
kepada:
l. Ayahanda Muhada yang telah membesarkan penulis dengan setiap tetes
keringatnya mencari nafkah. Semoga Allah menyayangimu sebagaimana
kau menyayangiku diwaktu kecil.
2. !bu (almarhumah) Hasunah yang telah melahirkan, merawat dan
menyayangi penulis di waktu kecil walaupun kini kau tak sempat
melihatku dewasa. Tak henti-hentinya aku mendoakanmu disetiap sujud
dan doaku.
3. Rasa terima kasih juga penulis haturkan untuk kakak-kakakku. Pamanku
yang selalu mendoakan agar penulis cepat lulus dan rasa sayang untuk
para keponakaknku yang lucu dan menghibur penulis: Dini, Hanifah
Shabira, Nisrina Nurshofwa, Fadil Malik, Fahrni Geysian Putra dan Fira
Hilaliyah Keysia.
4. Bapak Drs M. Faisal Badroen, MBA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi &
Ilmu Sosial.
5. Bapak Drs Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA., selaku Ketua Jurusan
Akuntansi.
6. !bu Dr Wiwik Utami Akt., Msi., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan
sabar membimbing penulis.
7. !bu Drs Yessi Fitri Ak., Msi selaku Dosen Pembimbing II atas segala
kesabarannya dalam menghadapi penulis.
8. Terima kasih tak lupa penulis ucapkan untuk Bapak Dr. Yahya Hamza atas
taujihnya yang menyemangati penulis. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS
atas tausyiahnya dikala sidang. Pak Hepy (dosen clan teman yang baik),
Pak Amilin, Pak Afif, Bu Rini, Bu Rahma, Pak Fuat clan dosen-dosen lain
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
9. Rasa terima kasih untuk murabbiku sekaligus teman clan ayah yang baik
yang menenangkan penulis dengan segala taujih dan tausyiahnya. Teman
temanku sekalian Mame, Hilman, SEi, SHum, Marhali, Eky, Dodo, Zaenal
al hafiz, Toni, Trio, Eko, Gimon, Ihwan atas kebersamaan yang kita lalui.
I 0. Sohib yang berperan dalam skripsi ini mulai dari proposal sampai selesai:
Adi clan keluarga (terima kasih atas kebaikannya, semoga Allah membalas
dengan balasan yang lebih baik), Hern (yang selalu penulis repotkan), Eha
(teman perjuangan waktu di RPX clan sampai saat ini), Jouji (terima kasih
atas bantuannya), Deni (makasih ya dipinjemin laptop), Harum (yang
membantu proses editing), Sala (akhirnya lulus juga), Astari (atas nasehatnasehatnya), Dumi(teman yang jauh tapi dekat dihati), Septia (teman
waktu sidang).
11. Teman-teman KomDa, LDK & IKABEM yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu. Ingatlah selalu kenangan perjuangan kita semoga perjuangan
yang kita lakukan menjadi syafaat di yaumil akhir kelak. Amin.
12. Teman-teman anak C: Adi Setyo, Aditya Rizka, Agung , Akhmad Riyadi,
Ardial Albar, Badawi, Damayanti, Dina Mahdalena, Dwi Rodia Arieswita,
Hartono, Indra Irmawan, Intan Safitri, Ima Yunia Madjid, M Burhan
Khaironi, M Zainal Abduh, M. Fahmi, M. Rosyidi, Mutrialisa Septiani,
Neneng Nursiah, Nina Ainimar, Nur Wachidah, Nurul Fajri, Nurul Hadi,
Nurul Masruroh, Pritta Megasari, Sandi Sulistyadi, Siti Zulfah, Solikhin,
Tarmiyah, (alm) Yasin Puasa, Yunita Rahmawati, Fitri Yuniarti, Danang
Kurniawan, Ilham Mustaqim, Muhammad.
13. Teman-temanku kelas Auditing: Agus Suhadi, Eko Wahyu, Mira
Khumaira, Fauzan, Reni Ratnawati, Ahmad Lutfi, Yasmin, Ika Suci,
Bulchia, Abdul Khalil, Wulan, Siti Aisyah, Syamsiah, Ahmad Winanto,
Dede Zulkarnaen,Rosita Dewi, Muhajir, Farah M 17.zi, Zainal Fanani,
Nadiroh, Bariyah, Oriza Prastiwi, Azwar Hanas, Ahmad Ma'mun, Endah
Kurniawati (yang bikin pusing), Reni Akmaliya, Hevindra Yopy.
14. Teman-teman futsal: Okta (cepet lulus ta), Ahmad Mawardi, Ajie, Agus
Subekti, Wahid, Iwan, Taufik, Ilhamdi, Ilham., Oky dll.
15. Ikaris 47: Angkatan '98 (Kak Bowo, Kak Hendratno, Kak Pungky, Kak
Dennis, Kak Kris, Mba Mely), angkatan '00 (Kak Fajar), angkatan '01
(Novel), angkatan '02 (Anas, Roy, Fajri), angkatan '03 (Reta, Juli, Eva,
Ratna, Iik), angkatan '04 (Ahmad Rifa'i, Rudiyana, Irma), angkatan '05
(Eko Budi), angkatan '06 (Panji, Ilham, Afrizal, Areif, Yuni, Nur Rahmi
dll), angkatan '07 (Jupri, Hafiz), angkatan 2008 serta teman-teman Rohis
angkatan 2003.
16. Teman-teman LSI Insan Kami!: Yadi, Andes, Erna, Retno, Fahru serta
adik-adikku (Dwi, Farhan, Ina!, Arfan, Bayu, Tia, Eko, Rian, Aziz, Faris).
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua.
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. .
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................
iii
DAFTARRIWAYATHIDUP .........................................................................
iv
ABSTRAK .......................................................................................................
v
ABSTRACT .....................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR !SI....................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I
: PENDAHULUAN ......................................................................... .
A. Latar Belakang Penelitian ..... .................................................
I
B. Perumusan Masalah ...............................................................
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................
8
1. Tujuan Penelitian .............................................................
8
2. Manfaat Penelitian ...........................................................
8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .................................................................
10
A. Landasan Teori ......................................................................
I0
1. Manajemen Laba.............................................................
10
2. Alasan Melakukan Manajemen Laba .... ..........................
12
3. Bentuk-bentuk Manajemen Laba....................................
14
4. Metode Pengukuran Manajemen Laba...........................
15
5. Tingkat Pengungkapan ....................................................
16
6. Good Corporate Governance ..........................................
17
7. Manajemen Laba dan Asimetri Informasi .......................
19
8. Tingkat Pengungkapan dan Asimetri Informasi .............. 21
B. Penelitian Terdahulu .............................................................. 22
C. Kerangka Pemikiran ...GZセN@
\
28
D. Hipotesis ................................................................................
29
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ......................................................
30
A. Ruang Lingkup Penelitian .....................................................
30
B. Metode Penentuan Sampel ....................................................
30
C. Metode Pengumpulan Data ........·...........................................
32
D. Metode Analisis ..................................................................... 32
!. Uji Asumsi Klasik ...........................................................
32
2. Metode Analisis Data......................................................
35
3. Pengujian Hipotesis .........................................................
36
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................
41
I. Variabel Dependen ..........................................................
41
2. Variabel Independen ....................................................... 42
BAB IV : Hasil dan Pembahasan ................................... .................................
47
A. Hasil dan Pembahasan...........................................................
47
B. Hasil Analisis ........................................................................
59
I. Statistik Deskriptif ..........................................................
59
2. Uji Asumsi Klasik ...........................................................
60
3. Model Analisis Regresi Linier Berganda ........................
65
4. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................ 67
a. Hasil Uj i adjusted R2 (koefisien determinasi ) ..... .....
67
b. Hasil Uji F (pengujian secara simultan) ...................
68
c. Hasil Uji t (pengujian secara parsial) ........................
69
BAB V : PENUTUP ..................... ..................................... .........................
72
A. Kesimpulan ..... ..........................................................................
72
B. Implikasi ....................................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
73
LAMPIRAN
75
DAFTAR TABEL
NO
KETERANGAN
HALAMAN
1.1
Firm-Level Corporate Governance Index........................................
5
2.1
Ikhtisar Metode Pengukuran Akrual dan Abnormal Akrual ............
15
3.1
Proses Pemilihan Sampel.. ............................................................... 31
3.2
Bobot Relevansi Pengungkapan aspek GCG bagi Investor.............. 43
3.3
Operasionalisasi Variabel ................................................................
45
4.1
Hasil Tk pengungkapan GCG dari penelitian yang berbeda ...........
47
4.2
Data perhitungan Manajemen Laba.................................................
58
4.3
Nilai penghitungan Asimetri Informasi perusahaan ........................
59
4.4
Deskriptive Statistic .........................................................................
59
4.5
Coefficients ......................................................................................
62
4.6
Model Summary...............................................................................
64
4. 7
Coefficients (Model Regresi Berganda) ........................................... 66
4.8
Model Summary (1-lasil Uji R Square).............................................
68
4.9
Anova (Hasil Uji F) .........................................................................
69
4.10
Coefficient......................................................................................... 70
DAFTARGAMBAR
NO
KETERANGAN
HALAMAN
2.1
Skema Kerangka Pemikiran ...............................................................
28
4.1
Grafik PP Plot .....................................................................................
61
4.2
Grafik Scatter Plot ..............................................................................
65
DAFTAR LAMPIRAN
NO
KETERAN GAN
HALAMAN
Lampiran I :Daftar Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel Penelitian
75
Lampiran 2:Data hasil pengungkapan GCG perusahaan manufaktur............
77
Lampiran 3:Penghitungan Akrual Modal Ke1ja,Penjualan dan Mnj Laba.......
84
Lampiran 4: Data Asimetri Informasi Saham Perusahaan Manufaktur...........
86
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Laporan keuangan merupakan alat yang digunakan manajemen untuk
menyampaikan pertanggungjawaban kinerja perusahaan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan itu adalah para
karyawan, pemegang saham, kreditor, investor, pemerintah dan masyarakat
luas. Kondisi keuangan perusahaan dan kinerja manajemen dapat dinilai dari
laporan keuangan. Informasi didalam laporan keuangan perusahaan amat
penting bagi para kreditor maupun investor dalam proses pengambilan
keputusan mereka. Informasi yang disajikan harus memiliki kriteria sehingga
dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) menetapkan suatu kriteria yang harus dimiliki informasi
akuntansi. Kriteria utama adalah relevan dan reliabel. Informasi akuntansi
dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan dengan menguatkan
atau mengubah pengharapan para pengambil keputusan dan informasi tersebut
adalah reliabel apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai informasi
tergantung dengan informasi tersebut (Kusuma:2006).
Pada masa sekarang ini telah terjadi banyak penyimpangan dalam
laporan keuangan yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan.
Penyimpangan yang terjadi pada perusahaan publik tidak hanya berdampak
pada pihak internal saja tetapi juga merugikan masyarakat luas sebagai
pemegang saham. Sejarah telah mencatat akan penyimpangan laporan
keuangan yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2001 dan 2002 yaitu
Enron Corp, Word Com, Merck dan beberapa perusahaan publik lainnya
(Utami:2006). Kasus Enron misalnya, satu dampak yang sangat jelas yaitu
kerugian yang ditanggung para investor dari ambruknya nilai saham yang
sangat dramatis dari harga saham US$ 30 menjadi US$ 10 dalam waktu dua
minggu (Ujiyantho,tanpa tahun). Penyimpangan laporan keuanganjuga terjadi
di Indonesia, tercatat pada tahun 2002 PT Kimia Farma, Tbk terindikasi
menaikkan laba hingga Rp 32, 7 milyar. Hal yang sama juga terjadi pada PT
Lippo Tbk dan PT Indofarma Tbk (Boediono:2005).
Salah satu cara yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya
penyimpangan adalah dengan cara mendeteksi laporan keuangan. Laporan
keuangan dapat digunakan untuk mengawasi kine1ja manajer dan mencegah
adanya manipulasi akuntansi, untuk itu diperlukan pengungkapan yang lebih
banyak tentang kondisi keuangan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan
kepada pihak luar yang dituangkan dalam laporan keuangan. PSAK No. 1
tentang pengungkapan kebijakan akuntansi menyebutkan bahwa laporan
keuangan meliputi neraca, laporan !aha rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya: sebagai laporan
arus kas atau laporan arus dana) dan catatan atas laporan keuangan, laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Menurut Mahmudi (2001) Laporan Laba-Rugi telah dipersepsikan
oleh investor, kreditor, manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan
dengan perusahaan sebagai informasi yang paling penting dalam laporan
keuangan dasar (Neraca, Laporan Laba-Rugi dan Laporan Perubahan Modal).
Investor menggunakan data laba perusahaan di masa lalu sebagai alat untuk
memprediksi laba yang akan datang (future earnings peiformance).
Konsekuensinya, laba masa lalu (past income) pada umumnya dianggap
sebagai indikator terbaik untuk memprediksi dividen dimasa yang akan datang
dan harga saham.
Informasi mengenai laba perusahaan amat penting karena memiliki
nilai prediktif. Menurut PSAK Nomor I informasi laba diperlukan untuk
menilai perubahan potensi sumber daya ekonomis yang mungkin dapat
dikendalikan di masa depan, menghasilkan arus kas dari sumber daya yang
ada dan untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan tambahan sumber daya (IAI:2004). Bagi pemilik saham atau
investor, laba berarti peningkatan nilai ekonomis (wealth) yang akan diterima
melalui pembagian dividen. Laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur
kinerja manajemen perusahaan selama periode tertentu yang pada umurnnya
menjadi perhatian pihak-pihak tertentu terutama dalarn rnenaksir kinerja atas
pe1tanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan surnber daya yang
dipercayakan kepada mereka serta dapat dipergunakan untuk rnernperkirakan
prospeknya di rnasa depan.
Sebagai perusahaan publik tentunya harus rnenyarnpaikan inforrnasi
laporan keuangannya (dalarn ha! ini laba perusahaan) kepada masyarakat
melalui pasar modal. Penyarnpaian laporan diatur secara jelas oleh Badan
Pengatur yaitu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM-LK). Laporan keuangan tidak hanya meliputi neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara seperti, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) tetapi
juga pengungkapan yang tidak diwajibkan seperti tercantum dalam Surat
Edaran No.02/PM/2002. Pengungkapannya yang tidak diwajibkan mencakup:
profil perusahaan, informasi tentang komisaris dan direksi perusahaan, strategi
dan kinerja perusahaan, prospek bisnis, informasi pegawai, tanggung jawab
sosial, produk, informasi tata kelola perusahaan yang baik dan lain-lain
(Veronica:2003).
Praktik pengungkapan yang baik tentunya berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005),
Veronica (2004), Khomsyiah (2003), Boediono (2005), Halim (2005)
menemukan bahwa tingkat pengungkapan berpengaruh terhadap kualitas laba
dan manajemen laba. Craig dan Diga seperti dikutip Utami (2006) melakukan
analisis praktik pengungkapan dalam laporan tahunan pada perusahaan publik
yang meliputi lima negara ASEAN yaitu: (1) Malaysia; (2) Indonesia; (3)
Filipina; (4) Thailand; dan (5) Singapura. Hasilnya menmtjukkan bahwa
Indonesia tergolong Negara yang memberikan pengungkapan paling sedikit
dan peran profesi akuntan dalam mengatur pengungkapan laporan keuangan
juga
paling
sedikit.
Penelitian
yang
dilakukan
Khomsyiah
(2003)
menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat yang sangat rendah
dalam hal pengungkapan dan transparansi laporan keuangan.
Hal ini bisa dijelaskan pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.1
F'1rm-L eve1 Con orate Governance I n dex
Negara
Observasi
Rafa-rata Index
No
66,53
32
South Afrika
1
Singapore
65,34
38
2
61,63
Chile
13
3
Hongkong
58,27
35
4
57,26
24
5
Brazil
Malaysia
40
54,44
6
53,45
18
Thailand
7
53,45
Taiwan
37
8
68
52,78
9
India
Turkey
43,04
9
IO
Philinhines
17
40,72
11
18
40,66
12
South Korea
16
37,81
13
Indonesia
31,85
14
Pakistan
9
Sumber: Klapper dan Love, 2002 sepe1t1 d1kut1p Khomsymh, 2003
Pad a tabel diatas, Indonesia menempati peringkat I 3 dari I 4 negara atau
peringkat ke-2 dari bawah. Tabel tersebut juga memperlihatkan rata-rata
indeks sebesar 37,81. Hal ini mencerminkan tingkat pengungkapan di
Indonesia amatlah rendah.
Tingkat pengungkapan laporan keuangan di Indonesia diatur oleh
standar akuntansi yang berlaku. Salah satu standar akuntansi tersebut
memberikan
kelonggaran
dalam
menentukan kebijakan
akuntansinya.
Perusahaan diperbolehkan menggunakan asumsi akrual dalam metode
akuntansi. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyatakan akrual adalah
"Pengukuran aktiva, kewaj iban, pendapatan, beban serta perubahannya diakui
pada saat terjadi, tidak pada saat uang diterima atau dibayarkan, dicatat dan
berpengaruh pada laporan keuangan pada periode kejadian". Sejalan dengan
SAK, asumsi akrual ini tertuang dalam definisi kebijakan akrual dari Financial
Accounting Standard Board (FASB) seperti dikutip Djakman (2003):
Accrual accounting attempts to record the financial effects on an entity of
transaction and other events and circumstances the have cash consequences
for the entity in the periods in which those transaction, events and
circumstance occur rather than only in the periods in which cash is received
or paid by the entity (FASB 1985, SFAC No. 6, para. 139)
Berdasarkan keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan
akrual dibolehkan dalam standar akuntansi baik di Indonesia maupun di
Amerika.
Keleluasaan pemilihan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan inilah
yang menyebabkan manajemen dapat melakukan penyimpangan keuangan
dengan cara mengatur laba perusahaan. Tindakan manajemen dalam memilih
kebijakan akuntansi untuk mengatur besaran laba perusahaan untuk
kepentingan tertentu dikenal dengan sebutan manajemen laba (earnings
management).
Manajemen laba (earnings management) merupakan salah satu
pelanggaran dalam etika bisnis (Mahmudi: 2001). Menurut Setiawati (2002)
manajemen laba tampaknya memang fenomena yang sukar dihindari karena
fenomena ini hanyalah dampak dari penggunaan dasar akrual dalam
penyusunan laporan keuangan. Dasar akrual disepakati sebagai dasar
penyusunan laporan keuangan karena dasar akrual memang lebih rasional dan
adil dibandingkan dengan dasar kas. Oleh karena itu total akrual dapat
dibedakan menjadi proses penyusunan laporan keuangan (nondiscretionmy
accruals) dan bagian akrual yang merupakan basil rnkayasa (discretionary
accrual).
Manajemen menetapkan earning berdasarkan accruals,
berarti
manajemen memiliki kesempatan untuk menetapkan beberapa kebijakan
melalui accruals. Earnings sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan,
memberikan informasi berkaitan dengan tanggung jawab manajemen dalam
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Implikasinya,
earnings diterbitkan oleh manajemen yang lebih mengetahui kondisi didalam
perusahaan (Nurin dan Kusuma:2000).
Earnings Management dapat te1jadi disebabkan oleh berbagai ha!.
Penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2002), Saiful (2002) dan Gumanti
(2001) menemukan earnings management dilakukan perusahaan pada saat
Initial Public Offering (!PO). Saa! dimana kine1ja laporan keuangan
perusahaan diukur dari seberapa besar laba yang dihasilkan. Mahmudi (2001)
menyatakan manajer melakukan manajemen laba dengan menggunakan
variabel artifisial melalui pemilihan metode akuntansi yang diijinkan atau
dengan menggunakan variabel riil yaitu dengan melakukan manipulasi
pendapatan dan biaya se1ta aktivitas perusahaan yang tidak normal dilakukan.
Menurut Nurin dan Kusuma (2000) manajemen laba bisa juga terjadi karena
adanya kebebasan yang diberikan Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU) atau karena perusahaan tersebut tergolong perusahaan manufaktur
(Setiawati: 2002).
Manajemen laba juga dapat terjadi karena tingkat pengungkapan yang
rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Halim (2005), Utami (2005) dan
Veronica (2003) membuktikan bahwa tingkat pengungkapan berpengaruh
terhadap manajemen laba. Tingkat pengungkapan yang rendah dan indikasi
manajemen
laba
dapat
mempengaruhi
kepercayaan
investor.
Ketidakpercayaan investor akan tercermin dalam bid-ask spread, semakin
tidak percaya maka bid-ask spread semakin tinggi. Ukuran bid-ask spread
juga merupakan indikator dari adanya asimetri informasi (Utami:2006).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji
apakah pengungkapan dan manajemen laba berpengaruh terhadap asimetri
informasi.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian dan penulisan skripsi ini adalah:
Untuk melihat pengaruh dari tingkat pengungkapan dalam ha! ini
mekanisme Good Corporate Governance dan Manajemen Laba terhadap
variasi Asimetri Informasi pada perusahaan publik sektor manufaktur.
2. Maufaat Penelitian
a. Bagi Pengelola Pasar Modal
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan tambahan dalam
pengambilan keputusan mengenai sejauh mana pengungkapan yang
diharuskan bagi para emiten dengan mempertimbangkan asas biaya
dan manfaat yang ditimbulkan.
b. Bagi Investor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam
pengambilan keputusan investasi saham, terutama dalam menilai
kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
c. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan dan pe1timbangan untuk tidak melakukan
manajemen laba (earning management) karena sangat merugikan bagi
pihak pemegang saham.
d. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan penulis dapat menerapkan
teori-teori yang telah didapat selama bangku perkuliahan.
e. Bagi Pembaca
Dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca
tentang manajemen laba di perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Laba
Beberapa pengertian manajemen laba dari berbagai penelitian
diperoleh definisi sebagai berikut:
Scott (2003) mendefinisikan laba sebagai berikut "Given that
managers can choose accounting polices ji·om asset (for example, GAAP),
it is natural to expect that they will choose policies as to maximize their
own utility and or the market value ofthe firm"
Earnings management adalah suatu usaha untuk mempengaruhi
laba yang dilaporkan dalam jangka pendek dengan harapan manajer dapat
mempengaruhi investor dan sebagai alat untuk mencapai beberapa
keuntungan pribadi manajemen (Schroeder dan Clark seperti dikutip
dalam Setiawati, 2002).
Mechant
( 1989)
seperti
dikutip
dalam
Saiful
(2002)
mendefinisikan laba sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan untuk mempengaruhi
laba (income) yang
dilaporkan yang dapat memberikan informasi mengenai keuntungan
ekonomis (economic advantage) yang tidak sesungguhnya dialami
perusahaan yang dalam jangka panjang merugikan perusahaan.
Schipper (1989) seperti dikutip dalam Ujiyhanto (tanpa tahun)
mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan maksud
tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja
memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Rosenzweig (1995) seperti
dikutip dalam Ujiyhanto (tanpa tahun) mendefinisikan manajemen laba
sebagai tindakan seorang manajer dengan menyajikan laporan keuangan
yang menaikkan (menurunkan) laba periode berjala.n clari unit usaha yang
menjadi tanggung jawabnya, tanpa menimbulkan kenaikan (penurunan)
profitabilitas ekonomi unit tersebut clalam jangka panjang.
Healy dan Wahlen (1999) seperti dikutip dalam Ujiyhanto (tanpa
tahun) manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan
(judgement) dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk
merubah laporan keuangan dengan tujuan untuk memanipulasi besaran
(magnitude) laba kepada beberapa stakeholders tentang kinerja ekonomi
perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian (kontrak) yang
tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Copeland
(1968:10) seperti yang dikutip Utami (2005) mendefinisikan manajemen
laba sebagai "some ability to increase or decrease reported net income at
will". Hal ini berarti bahwa manajemen laba mencakup usaha manajemen
untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba termasuk perataan laba
sesuai dengan keinginan manajemen.
Kesimpulan yang dapat diambil dari berbagai definisi diatas bahwa
manajemen laba adalah usaha yang dilakukan manajemen untuk merubah
angka akuntansi perusahaan dengan menaikkan atau menurunkan laba
perusahaan untuk kepentingan tertentu.
Scott (2003) dalam Financial Accounting Theory mengatakan
manajemen laba dapat dilihat dari perspektif laporan keuangan dan
kontrak dari perspektif kontrak, manajemen laba dapat digunakan sebagai
cara untuk menurunkan biaya proteksi perusahaan dari konsekuensi
ketidakjelasan masa depan dan kontrak yang merugikan dari perspektif
laporan keuangan, manajer akan leluasa untuk mempengaruhi nilai pasar
perusahaannya dengan memanipulasi laba. Sebagai contoh, mereka akan
membuat kenaikan yang berkesan dan menaikkan laba setiap waktu.
Dilihat dari
perspektif kontrak,
manajemen
berkesempatan
melakukan manajemen laba untuk menguntungkan mereka sendiri.
Manajemen leluasa untuk berbuat demikian karena mereka mempunyai
informasi yang tidak diketahui pihak luar. Kondisi ini terjadi karena
adanya teori keagenan antara manajemen dengan pihak pemegang saham.
2. Alasan Melakukan Manajemen Laba
Menurut Scott (2003), alasan perusahaan melakukan manajemen laba
adalah:
a. Blwnus scheme (Rencana Bou us)
Manajer yang bekerja di perusahaan dengan rencana bonus akan
berusaha mengatur laba yang dilaporkan agar dapat memaksimalkan
bonus yang akan diterimanya.
b. Debt Covenant (Kontrak Hutaug Jaugka Panjang)
Motivasi ini sejalan dengan hipotesis debt covenant dalam teori
akuntansi positif yaitu semakin dekat suatu perusahaan ke pelanggaran
hutang maka manajer akan cenderung memilih metode akuntansi yang
dapat "memindahkan" laba periode mendatang ke periode berjalan
sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami
pelanggaran kontrak.
c. Political Motivations (Motivasi Politik)
Perusahaan-perusahaan besar dan industri strategis akan cenderung
menurunkan laba untuk mengurangi visibilitasnya, khususnya selama
periode
kemakmuran
tinggi.
Tindakan
ini
dilakukan
untuk
memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah misalnya
subsidi.
d. Taxation Motivations (Motivasi Perpajakan)
Perpajakan merupakan salah satu alasan utama mengapa perusahaan
mengurangi laba yang dilaporkan dengan mengurangi laba yang
dilaporkan maka perusahaan dapat meminimalkan besar pajak yang
harus dibayarkan kepada pemerintah.
e. Changes of CEO (Pcrgantian CEO)
CEO yang akan habis masa penugasannya atau pensiun akan
melakukan strategi memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonus.
Demikian pula dengan CEO yang kinerjanya kurang baik, ia akan
cenderung memaksimalkan laba untuk mencegah atau membatalkan
pemecatannya.
f. Initial Public Offering (Penawaran Saham Perdana)
Saat perusahaan go publik, informasi keuangan yang ada dalam
prospektus merupakan sumber informasi yang penting. Informasi ini
dapat sebagai sinyal kepada calon investor tentang nilai perusahaan
untuk mempengaruhi keputusan calon investor maka manajer berusaha
menaikkan laba yang dilaporkan.
3. Bentuk-bentuk Manajemen Laba
Scott (2003) juga mengemukakan bentuk-bentuk manajemen laba yang
dilakukan oleh manajer antara lain:
a. Taking a bath, dilakukan ketika keadaan buruk tidak menguntungkan
tidak bisa dihindari pada periode berjalan dengan cara mengakui biayabiaya pada periode-periode yang akan datang dan kerugian periode
berjalan.
b. Income Minimization,
dilakukan saat perusahaan memperoleh
profitabilitas yang tinggi dengan tujuan agar ticlak mendapat perhatian
secara politis. Kebijakan yang diambil bisa berupa pembebanan
pengeluaran iklan, rise! dan pengembangan yang cepat dan sebagainya.
Cara ini mirip dengan taking a bath namun kurang ekstrim.
c. Income Maximization, yaitu memaksimalkan laba agar memperoleh
bonus yang lebih besar. Demikian pula dengan perusahaan yang
mendekati suatu pelanggaran kontrak hutang jangka panjang, manajer
perusahaan tersebut akan cenderung untuk memaksimalkan laba.
d. Income Smoothing, merupakan bentuk manajemen laba yang paling sering
dilakukan dan paling popular. Lewat income smoothing, manajer menaikkan
atau menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan
sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak betisiko tinggi.
4. Metode Pengukuran Manajemen Laba
Metode pengukuran ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya
manajemen laba. Penghitungan dilihat dari total akrual perusahaan yang
dapat dibebankan menjadi dua bagian yaitu bagian akrual yang memang
sewajarnya
ada
dalam
proses
penyusunan
laporan
keuangan
(nondiscretionmy accruals) dan bagian akrual yang merupakan hasil
rekayasa (discretionary accruals). Berikut berbagai metode pengukuran
yang dilakukan oleh berbagai penelitian:
Tabel 2.1
Ikhf1sar Mt
eo de PCll!!U k uran AkrnaId an Ab norma IAkrna I
Peneliti
Metode nenl!nkuran van!! dig!!!takan
Healy ( 1985)
Non Discretionary accruals are estimated by a mean value over a certain period
De Angelo (1986)
Total Accruals
Dechow and Sloan (1991)
Non Discretionary accruals are measured by the mean of the industry sector
Jones (1991)
Non Discretionary accruals are taken into accounts the growth in revenues and fixes
assets by standardizing by the total asset at the beginning
Friedlan (1994)
De Angelo's model standardized by sales
Kang and Sivaramakrisnan
Predict the level current asset and liabilities
(1995)
Maydes
Francis,
and
Sparks (1999)
Jater
and
Shivakumar
Average Discretionary accruals: different between total accruals and estimated non
discretionary accnmls.
Modified Jones model with cash flows.
cイッウセ・」エゥョ。ャ@
model
(1999)
Peasnell, Pope and Young
Margin model or working capital accrual
(2000)
Dechow and Sichev (2002)
The residuals from specific regressions if changes in \Vorking capital on past, present
and future operating cash flows,
Sumber: W1w1k Utam1, 2006, hal. 26
5. Tingkat Pengnngkapan
Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu
mengurangi asimetri informasi antara manajemen dengan pemakai laporan
keuangan. Tingginya asimetri informasi dapat menyebabkan antara lain
tingginya modal (cost of capital) yang harus ditanggung perusahaan.
Penelitian Botosan (1997) seperti dikutip Veronica (2003) menemukan
bahwa terdapat hubungan negatif antara biaya modal dengan tingkat
pengungkapan sukarela atau pengungkapan yang tidak diwajibkan oleh
badan pengatur. Terdapat tiga tingkatan pengungkapan yaitu:
I. Pengungkapan Penuh
Pengungkapan penuh mengacu pada seluruh informasi yang diberikan
perusahaan, baik informasi keuangan maupun non keuangan.
2. Pengungkapan Wajar
Pengungkapan wajar adalah pengungkapan cukup ditambah dengan
informasi lain yang dapat berpengaruh pada kewajaran laporan
keuangan seperti contingencies, commitments dan sebagainya.
3. Pengungkapan Cukup
Pengungkapan cukup adalah pengungkapan yang diwajibkan oleh
standar akuntansi yang berlaku.
Penelitian yang sama telah dilakukan oleh Mardiyah (200 I),
Veronica (2003) dan Utami (2005), yang menunjukkan bahwa apabila
terjadi informasi asimetri yang rendah maka dibutuhkan pengungkapan
yang semakin andal untuk menurunkan biaya modal.
Penelitian lain membuktikan bahwa asimetri informasi berkurang
jika tingkat pengungkapan meningkat. Welker (1995) seperti dikutip
Veronica (2003) membuktikan secara empiris bahwa asimetri informasi,
yang diukur melaui perbedaan harga penawaran dan pembelian saham (bid
ask spread) akan berkurang dan likuiditas pasar meningkat sejalan dengan
peningkatan tingkat pengungkapan. Tingkat pengungkapan yang tinggi
akan mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara manajer dan
pengguna laporan keuangan.
6. Good Corporate Governance
Melihat beberapa contoh kasus skandal pelaporan akuntansi yang
terjadi, sangat relevan bila ditarik suatu benang merah dari kacamata
corporate governance. Good Co1porate Governance merupakan salah satu
elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi
serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, para
pemegang saham dan stakeholder lainnya (Ujiyhanto, 1anpa tahun). OECD
(2004) dan FCGI (2001) seperti dikutip Boediono (2005) mendefinisikan
corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan
hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya
sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain
sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Watts (2003)
dalam Ujiyhanto (tanpa tahun) menyatakan bahwa salah satu cara yang
digunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku
opportunistik manajemen adalah Good Corporate Governance.
Menurut Herwidayatmo (2000), prinsip-prinsip pokok Good
Corporate Governance yang dikembangkan OECD meliputi 5 ha! sebagai
berikut:
I. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham
Hak-hak tersebut meliputi hak-hak dasar pemegang saham, yaitu
hak untuk (1) menjamin keamanan metode pendaftaran pemilik, (2)
mengalihkan
atau
memindahkan
saham
yang
dimilikinya,
(3)
memperoleh informasi yang relevan dengan perusahaan secara berkala
atau teratur, (4) ikut berperan dan memberikan suara dalam RUPS, (5)
memilih anggota dewan komisaris dan direksi serta (6) memperoleh
pembagian keuntungan perusahaan.
2. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham
Kerangka corporate governance harus menjamin adanya perlakuan
yang sama terhadap seluruh pemegang saham, termasuk pemegang
saham minoritas dan asing. Seluruh pemegang saham harus memiliki
kesempatan untuk mendapatkan penggantian atau perbaikan atas
pelanggaran dari hak-hak mereka.
3. Peranan stakeholders yang terkait dengan perusahaan
Kerangka corporate governance harus memberikan pengakuan
terhadap hak-hak stakeholders seperti ditentukan dalam undangundang dan mendorong kerjasama yang aktif antara perusahaan
dengan para stakeholders tersebut dalam rangka menciptakan
kesejahteraan, lapangan kerja dan kesinambungan usaha.
4. Keterbukaan dan Transparansi
Kerangka
corporate
governance
harus
menjamin
adanya
pengungkapan yang tepat waktu dan akurat untuk setiap permasalahan
yang berkaitan dengan perusahaan. Pengungkapan ini meliputi
informasi
mengenai
keadaan
keuangan,
kine1ja
perusahaan,
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan.
5. Akuntabilitas Dewan Komisaris (board ofdirectors)
Kerangka corporate governance harus menjamin adanya pedoman
strategis perusahaan, pemantauan yang efektif terhadap manajemen
yang dilakukan dewan komisaris dan akuntabilitas dewan komisaris
terhadap perusahaan dan pemegang saham.
7. Manajemen Laba dan Asimetri Informasi
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang
dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai
pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi
perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat melalui
pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Akan tetapi
informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan
kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi
yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymmetric).
Asimetri informasi terjadi karena manajer lebih superior dalam menguasai
informasi dibandingkan pihak lain (pemilik atau pemegang saham).
Asimetri antara manajemen (agen) dengan pemilik (prinsipal)
memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis, yaitu
memperoleh keuntungan pribadi. Dalam hal pelaporan keuangan, manajer
dapat melakukan manajemen laba (earnings
management) untuk
menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai kinerja ekonomi
perusahaan.
Asimetri informasi yang terjadi antara manajer dan pemegang
saham sebagai pengguna laporan keuangan menyebabkan pemegang
saham tidak dapat mengamati seluruh kinerja dan prospek perusahaan
secara sempurna. Situasi dimana pemegang saham memiliki informasi
yang lebih sedikit dari manajer, manajer dapat menggunakan fleksibilitas
yang dimilikinya untuk melakukan earnings management.
Tindakan earnings management telah memunculkan dalam
beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi secant luas diketahui, antara
lain Enron, Merck, WorldCom dan mayoritas perusahaan lain di Amerika
Serikat (Utami:2006). Kejadian yang takjauh berbeda dengan yang terjadi
di Amerika Serikat, di Indonesia terdapat beberapa kasus seperti, PT Lippo
Tbk dan PT Kimia Farma Tbk yang melibatkan adanya kecurangan dalam
pelaporan keuangan (Boediono:2005).
Menurut Scott (2003), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
I. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam
lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan
prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar, dan fakta yang
mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh
pemegang saham tersebut tidak dapat disampaikan informasinya
kepada pemegang saham.
2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang
manajer tidak seharusnya diketahui pemegang saham maupun pemberi
pinjaman
sehingga manajer dapat melakukan
pengetahuan
pemegang
saham
yang
tindakan diluar
melanggar
kontrak
dan
sebenarnya secara etika atau nonna mungkin tidak layak dilakukan.
8. Tingkat Pengungkapan dan Asimetri Informasi
Pemegang saham tidak mempunyai informasi yang cukup untuk
mengetahui apakah laporan keuangan, khususnya laba telah dimanipulasi
dalam
keadaan
asimetri
informasi
yang
tinggi.
Teori
market
microstructure mengatakan bahwa salah satu masalah adverse selection
yang dihadapi pengambil keputusan adalah adanya kemungkinan
informasi firm specific yang material tidak diungkapkan ke publik.
Regulator pasar modal dapat mengurangi asimetri informasi ini dengan
membuat ketentuan minimal alas pengungkapan yang perlu dilakukan oleh
perusahaan yang terdaftar dibursa saham (Veronica:2003).
Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu
pengguna laporan keuangan untuk memahami isi dan angka yang
dilaporkan dalam laporan keuangan. Diamond dan Verrecchia ( 1991) serta
Kim dan Verrecchia (2001) seperti dikutip oleh Utami (2003) menjelaskan
bahwa jika perusahaan memiliki tingkat pengungkapan yang tinggi, maka
investor relatif percaya bahwa setiap transaksi terjadi pada tingkat harga
yang wajar dengan demikian bid-ask spread menjadi kecil dan selanjutnya
likuiditas saham di pasar juga meningkat. Hasil yang sama juga didapat
oleh Welker (1995) seperti dikutip Veronica (2003) yang mengatakan
bahwa asimetri informasi, yang diukur melalui perbedaan harga
penawaran dan pembelian (bid-ask spread) akan berkurang dan likuiditas
pasar meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat pengungkapan.
Kesimpulannya adalah bila tingkat pengungkapan meningkat maka
asimetri informasi semakin mengecil.
B. Penelitian Terdahulu
Dalam penulisan ini mengacu pada beberapa studi yang pernah
dilakukan peneliti, diantaranya adalah:
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmudi (2001) menyimpulkan dilihat
dari perspektif etika, manajemen laba merupakan masalah yang kontroversial.
Kebanyakan praktik manajemen laba bersifat legal tidak melanggar prinsipprinsip akuntansi yang diterima umum dan tindakan tersebut merupakan
kesewenangan manajer. Manajer melakukan manajemen laba dengan
menggunakan dua cara, yaitu melalui variabel artifisial dan variabel riil.
Baharudin dan Satyanugraha (2004) meneliti tentang persepsi profesi
akuntan terhadap earnings management dan menyimpulkan bahwa bagi
seluruh kelompok responden (mahasiswa akuntansi, dosen akuntansi maupun
praktisi akuntan) terdapat peranan positif dari filsafat moral individu dalam
dimensi ideologi idealisme terhadap persepsi tentang perilaku moral praktik
earnings management dalam seluruh tipenya, manipulasi operasional,
manipulasi akuntansi dan manipulasi total.
Penelitian yang dilakukan Saiful (2002) menemukan manajemen laba
disekitar IPO, yaitu pada periode dua tahun sebelum IPO, ketika IPO dan dua
tahun setelah IPO. Peneliti juga menemukan kinerja operasi setelah IPO
rendah. Rendahnya kinerja tersebut dipengaruhi oleh manajemen laba.
Peneliti juga menemukan bahwa retur satu tahun setelah !PO rendah, namun
peneliti tidak berhasil menemukan h
GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA
TERHADAP ASIMETRI INFORMASI PERUSAHAAN
(Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Mauufaktur)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Strata Satu (Sl)
II • 8 lllPlll!lla.
111
DISUSUN OLER:
セ]@
FERRIL FEBRYAN rl·t
·
-1 eruna
103082029415
dari
.
[サLiZ|jᄋ「ゥセャ@
ᄋセMN@
.
Tgl.
;
No. Induk · Q(
. .. . .8.......Lᄋ[ッコZセ@ ............Nエセ@
_,
.."2-.r
klasifikasi : ....................................... セ@ ..... セ@
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIA.L
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP
ASil\1ETRI INFORMASI PERUSAHAAN
(Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor lVfanufaktur)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial
Untuk memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sai:jana Ekonomi
ャゥセerpustakn@
Disusun oleh :
L
UTAMA.
UIN SYAHID JAKARTA
Ferri! Febryan
NIM. I 03082029415
Di Bawah Bimbingan
I».
wゥQセBL@
;
Pembimbing I
Ak.,
Pembimbing II
M.Si
Y''"iFlirillSi
NIP. 150 377 440
NIP.13 l 664 643
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & ILMU SOSIAL
UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
2008
PENGARUH PENGUNGKAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA
TERHADAP ASIMETRI INFORMASI PERUSAHAAN
(Studi kasus pada Perusahaan Publik sektor Manufaktur)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Ferri! Febryan
NIM: 103082029415
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Wiwik Utami, Ak., M.Si
NIP. 131 664 643
Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si
NIP. 150 377 440
セ@
Penguji Ahli
Ami . , SE, Ak, M.Si
NIP.150 370 232
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
Hari ini Senin Tanggal Tujuh Belas Bulan September Tahun Dua Ribu Tujuh
telah
dilakukan
Ujian
Komprehensif atas
nama
Ferri!
Febryan
NIM:
103082029415 dengan judul Skripsi PENG ARUH PENGUNGKAP AN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA TERIIADAP
ASIMETRI INFORMASI PERUSAHAAN (Studi kasus pada Perusahaan
Publik sektor Manufaktur). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sa1jana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jaka1ta, 29 Mei 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
セ@
Amili1!; SE, Ak, M.Si
Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguj i Ah Ii
RIWAYATHJDUP
A. DATA PRIBADI
Nama
: Ferril Febryan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta, 13 Juni 1985
Agam a
: Islam
Ke'.Varganegaraan
: Indonesia
Alamat
: JI. Ciputa!,Raya No. 207 Rt 006 R"' 002 Pondok
Pinang, KebayonmLama,]akatta Selatan 12310
No. Telp I HP
: 021-75900243 /98722674
Alamat email
: febryan⦅ヲセゥャ`ケ。ィッZ」ュ@
B. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN 02 Petang Pondok Pinang
: 1991 - 1997
2.
: 1997 -2000
SLTPN 87 Pondok Pinang
3. SMUN 47 Jakarta
: 2000-2003
4. UIN SyarifHidayatullah Jakarta
: 2003 - 2008
C. PENDIDIKAN NON-FORMAL
I. Magang di PT Sena Sat'Nika (FEDEX Group)
: 2006
D. PENGALAMAN KERJA
I. PT. Sena Satwika (FEDEX Group)
: 2006 -2007
StafBilling and Collection
2. KAP B BANGUN
: 2007-2007
Junior Auditor
E. PENGALAMAN ORGANISASI
I. Koordinator Div. Syiar LOK KomDa FEIS
: 2004-2005
2. Koordinator Div. Syiar LOK KomDa FEIS
: 2005-2006
3. StafDepartemen Keagamaan BEM FEIS
: 2004-2005
4. Ketua IKARIS 47 Jakarta
: 2005-2007
5. Wakil Ketua LSI lnsan Kami!
: 2005 - 2006
ABSTRACT
The purposes of this research are knowing and analyzing to influence of
Good Corporate Governance Disclosure and Earnings Management toward the
asymetric information go public manufacture company. Sampling method that use
in this research in non probabilistic sampling with the purposive sampling. The
purposive sampling is a kind of the technique in sampling method based on a
ce1tain criteria. From 96 company we have only 85 company that have enough the
criteria. Multiple regresion analysis is the method that use in this research to test
the hyphotesis.
The result of this research show that Good Corporate Governance
Disclosure and Earnings Management have positive influence to asymetric
information company with R Square 8, 1 %. Based on the double linier regresion
analysis method show that disclosure have coeffiecient 0,013 and significancy
level 0,012. It mean that have positive impact with 0,013 and significant. The
coeffient of Earnings Management is 0,001 and significancy level 0,398. It mean
have positive impact and not significant (a= 0,05).
Keyword: Good Corporate Governance, Earnings Management, Asymetric
Information
ABSTRAK
Penelitian m1 bertujuan menganalisis pengaruh dari tingkat
pengungkapan Good Corporate Governance dan Manajemen Laba terhadap
Asimetri Informasi Perusahaan Sektor Manufaktur yang go publik. Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah non probabilistik sampling, dengan
teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah
sampel be1tujuan (purposive sampling atau judgement sampling) yaitu salah satu
teknik pengambilan sampel non probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria
atau pe1timbangan tertentu. Dari 96 perusahaan hanya 85 perusahaan yang
memenuhi syarat yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode analisis yang akan
digunakan untuk menguj i hipotesis dalam penelitian ini adalah metode analisis
regresi linier berganda (multiple regression analysis).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pengungkapan
GCG dan Manajemen Laba berpengaruh psoitif terhadap asimetri informasi
perusahaan dengan R Square sebesar 8, 1 %. Berdasarkan hasil penghitungan
metode analisis regresi tinier berganda diperoleh hasil tingkat pengungkapan
mempunyai koefisien 0,013 dan tingkat signifikansi sebesar 0,012. Artinya
berpengaruh positif sebesar 0,013 dan berpengaruh secara signifikan. Manajemen
laba mempunyai koefisien 0,001 dan tingkat signifikansi sebesar 0,398. Artinya
berpengaruh positif dan amat kecil serta tidak signifikan (a= 0,05).
Kata kunci: tingkat pengungkapan, manajemen laba dan asimetri informasi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang telah
memberikan nikmat dan karuniaNya serta limpahan kasih sayang yang tak pernah
terputus. Sujud syukur penulis haturkan karena berkat pertolonganNya dan segala
kemudahan yang diberikan akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi
ini. Semua kesulitan yang datang selalu berdampingan dengan
kemudahanNya. Begitu banyak hikmah dan manfaat di setiap cobaan yang engkau
berikan. Ya Allah hanya Engkaulah penolongku, memberiku jalan keluar dengan
cahaya dan petunjukMu.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, sang
qudwah kita, khatamul nabiyyin yang membawa kita kejalan kebenaran, serta
keluarga, sahabat dan ummatnya yang istiqomah hingga yaumil akhir kelak.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat akademis untuk mencapai
gelar Saijana Ekonomi &
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang menjelaskan tentang pengaruh pengungkapan Good
Corporate Governance dan manajemen laba terhadap asimetri inforrnasi
perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efok Indonesia. Penulis
dengan segala kekurangannya memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan skripsi ini karena skripsi ini arnat jauh dari sempurna. Kritik dan saran
yang membangun arnat kami harapkan.
Penulisan skripsi ini banyak sekali ban1uan dan dukungan yang penulis
dapatkan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin berterima kasih
kepada:
l. Ayahanda Muhada yang telah membesarkan penulis dengan setiap tetes
keringatnya mencari nafkah. Semoga Allah menyayangimu sebagaimana
kau menyayangiku diwaktu kecil.
2. !bu (almarhumah) Hasunah yang telah melahirkan, merawat dan
menyayangi penulis di waktu kecil walaupun kini kau tak sempat
melihatku dewasa. Tak henti-hentinya aku mendoakanmu disetiap sujud
dan doaku.
3. Rasa terima kasih juga penulis haturkan untuk kakak-kakakku. Pamanku
yang selalu mendoakan agar penulis cepat lulus dan rasa sayang untuk
para keponakaknku yang lucu dan menghibur penulis: Dini, Hanifah
Shabira, Nisrina Nurshofwa, Fadil Malik, Fahrni Geysian Putra dan Fira
Hilaliyah Keysia.
4. Bapak Drs M. Faisal Badroen, MBA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi &
Ilmu Sosial.
5. Bapak Drs Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA., selaku Ketua Jurusan
Akuntansi.
6. !bu Dr Wiwik Utami Akt., Msi., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan
sabar membimbing penulis.
7. !bu Drs Yessi Fitri Ak., Msi selaku Dosen Pembimbing II atas segala
kesabarannya dalam menghadapi penulis.
8. Terima kasih tak lupa penulis ucapkan untuk Bapak Dr. Yahya Hamza atas
taujihnya yang menyemangati penulis. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS
atas tausyiahnya dikala sidang. Pak Hepy (dosen clan teman yang baik),
Pak Amilin, Pak Afif, Bu Rini, Bu Rahma, Pak Fuat clan dosen-dosen lain
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
9. Rasa terima kasih untuk murabbiku sekaligus teman clan ayah yang baik
yang menenangkan penulis dengan segala taujih dan tausyiahnya. Teman
temanku sekalian Mame, Hilman, SEi, SHum, Marhali, Eky, Dodo, Zaenal
al hafiz, Toni, Trio, Eko, Gimon, Ihwan atas kebersamaan yang kita lalui.
I 0. Sohib yang berperan dalam skripsi ini mulai dari proposal sampai selesai:
Adi clan keluarga (terima kasih atas kebaikannya, semoga Allah membalas
dengan balasan yang lebih baik), Hern (yang selalu penulis repotkan), Eha
(teman perjuangan waktu di RPX clan sampai saat ini), Jouji (terima kasih
atas bantuannya), Deni (makasih ya dipinjemin laptop), Harum (yang
membantu proses editing), Sala (akhirnya lulus juga), Astari (atas nasehatnasehatnya), Dumi(teman yang jauh tapi dekat dihati), Septia (teman
waktu sidang).
11. Teman-teman KomDa, LDK & IKABEM yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu. Ingatlah selalu kenangan perjuangan kita semoga perjuangan
yang kita lakukan menjadi syafaat di yaumil akhir kelak. Amin.
12. Teman-teman anak C: Adi Setyo, Aditya Rizka, Agung , Akhmad Riyadi,
Ardial Albar, Badawi, Damayanti, Dina Mahdalena, Dwi Rodia Arieswita,
Hartono, Indra Irmawan, Intan Safitri, Ima Yunia Madjid, M Burhan
Khaironi, M Zainal Abduh, M. Fahmi, M. Rosyidi, Mutrialisa Septiani,
Neneng Nursiah, Nina Ainimar, Nur Wachidah, Nurul Fajri, Nurul Hadi,
Nurul Masruroh, Pritta Megasari, Sandi Sulistyadi, Siti Zulfah, Solikhin,
Tarmiyah, (alm) Yasin Puasa, Yunita Rahmawati, Fitri Yuniarti, Danang
Kurniawan, Ilham Mustaqim, Muhammad.
13. Teman-temanku kelas Auditing: Agus Suhadi, Eko Wahyu, Mira
Khumaira, Fauzan, Reni Ratnawati, Ahmad Lutfi, Yasmin, Ika Suci,
Bulchia, Abdul Khalil, Wulan, Siti Aisyah, Syamsiah, Ahmad Winanto,
Dede Zulkarnaen,Rosita Dewi, Muhajir, Farah M 17.zi, Zainal Fanani,
Nadiroh, Bariyah, Oriza Prastiwi, Azwar Hanas, Ahmad Ma'mun, Endah
Kurniawati (yang bikin pusing), Reni Akmaliya, Hevindra Yopy.
14. Teman-teman futsal: Okta (cepet lulus ta), Ahmad Mawardi, Ajie, Agus
Subekti, Wahid, Iwan, Taufik, Ilhamdi, Ilham., Oky dll.
15. Ikaris 47: Angkatan '98 (Kak Bowo, Kak Hendratno, Kak Pungky, Kak
Dennis, Kak Kris, Mba Mely), angkatan '00 (Kak Fajar), angkatan '01
(Novel), angkatan '02 (Anas, Roy, Fajri), angkatan '03 (Reta, Juli, Eva,
Ratna, Iik), angkatan '04 (Ahmad Rifa'i, Rudiyana, Irma), angkatan '05
(Eko Budi), angkatan '06 (Panji, Ilham, Afrizal, Areif, Yuni, Nur Rahmi
dll), angkatan '07 (Jupri, Hafiz), angkatan 2008 serta teman-teman Rohis
angkatan 2003.
16. Teman-teman LSI Insan Kami!: Yadi, Andes, Erna, Retno, Fahru serta
adik-adikku (Dwi, Farhan, Ina!, Arfan, Bayu, Tia, Eko, Rian, Aziz, Faris).
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua.
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. .
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................
iii
DAFTARRIWAYATHIDUP .........................................................................
iv
ABSTRAK .......................................................................................................
v
ABSTRACT .....................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR !SI....................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I
: PENDAHULUAN ......................................................................... .
A. Latar Belakang Penelitian ..... .................................................
I
B. Perumusan Masalah ...............................................................
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................
8
1. Tujuan Penelitian .............................................................
8
2. Manfaat Penelitian ...........................................................
8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .................................................................
10
A. Landasan Teori ......................................................................
I0
1. Manajemen Laba.............................................................
10
2. Alasan Melakukan Manajemen Laba .... ..........................
12
3. Bentuk-bentuk Manajemen Laba....................................
14
4. Metode Pengukuran Manajemen Laba...........................
15
5. Tingkat Pengungkapan ....................................................
16
6. Good Corporate Governance ..........................................
17
7. Manajemen Laba dan Asimetri Informasi .......................
19
8. Tingkat Pengungkapan dan Asimetri Informasi .............. 21
B. Penelitian Terdahulu .............................................................. 22
C. Kerangka Pemikiran ...GZセN@
\
28
D. Hipotesis ................................................................................
29
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ......................................................
30
A. Ruang Lingkup Penelitian .....................................................
30
B. Metode Penentuan Sampel ....................................................
30
C. Metode Pengumpulan Data ........·...........................................
32
D. Metode Analisis ..................................................................... 32
!. Uji Asumsi Klasik ...........................................................
32
2. Metode Analisis Data......................................................
35
3. Pengujian Hipotesis .........................................................
36
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................
41
I. Variabel Dependen ..........................................................
41
2. Variabel Independen ....................................................... 42
BAB IV : Hasil dan Pembahasan ................................... .................................
47
A. Hasil dan Pembahasan...........................................................
47
B. Hasil Analisis ........................................................................
59
I. Statistik Deskriptif ..........................................................
59
2. Uji Asumsi Klasik ...........................................................
60
3. Model Analisis Regresi Linier Berganda ........................
65
4. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................ 67
a. Hasil Uj i adjusted R2 (koefisien determinasi ) ..... .....
67
b. Hasil Uji F (pengujian secara simultan) ...................
68
c. Hasil Uji t (pengujian secara parsial) ........................
69
BAB V : PENUTUP ..................... ..................................... .........................
72
A. Kesimpulan ..... ..........................................................................
72
B. Implikasi ....................................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
73
LAMPIRAN
75
DAFTAR TABEL
NO
KETERANGAN
HALAMAN
1.1
Firm-Level Corporate Governance Index........................................
5
2.1
Ikhtisar Metode Pengukuran Akrual dan Abnormal Akrual ............
15
3.1
Proses Pemilihan Sampel.. ............................................................... 31
3.2
Bobot Relevansi Pengungkapan aspek GCG bagi Investor.............. 43
3.3
Operasionalisasi Variabel ................................................................
45
4.1
Hasil Tk pengungkapan GCG dari penelitian yang berbeda ...........
47
4.2
Data perhitungan Manajemen Laba.................................................
58
4.3
Nilai penghitungan Asimetri Informasi perusahaan ........................
59
4.4
Deskriptive Statistic .........................................................................
59
4.5
Coefficients ......................................................................................
62
4.6
Model Summary...............................................................................
64
4. 7
Coefficients (Model Regresi Berganda) ........................................... 66
4.8
Model Summary (1-lasil Uji R Square).............................................
68
4.9
Anova (Hasil Uji F) .........................................................................
69
4.10
Coefficient......................................................................................... 70
DAFTARGAMBAR
NO
KETERANGAN
HALAMAN
2.1
Skema Kerangka Pemikiran ...............................................................
28
4.1
Grafik PP Plot .....................................................................................
61
4.2
Grafik Scatter Plot ..............................................................................
65
DAFTAR LAMPIRAN
NO
KETERAN GAN
HALAMAN
Lampiran I :Daftar Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel Penelitian
75
Lampiran 2:Data hasil pengungkapan GCG perusahaan manufaktur............
77
Lampiran 3:Penghitungan Akrual Modal Ke1ja,Penjualan dan Mnj Laba.......
84
Lampiran 4: Data Asimetri Informasi Saham Perusahaan Manufaktur...........
86
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Laporan keuangan merupakan alat yang digunakan manajemen untuk
menyampaikan pertanggungjawaban kinerja perusahaan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan itu adalah para
karyawan, pemegang saham, kreditor, investor, pemerintah dan masyarakat
luas. Kondisi keuangan perusahaan dan kinerja manajemen dapat dinilai dari
laporan keuangan. Informasi didalam laporan keuangan perusahaan amat
penting bagi para kreditor maupun investor dalam proses pengambilan
keputusan mereka. Informasi yang disajikan harus memiliki kriteria sehingga
dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) menetapkan suatu kriteria yang harus dimiliki informasi
akuntansi. Kriteria utama adalah relevan dan reliabel. Informasi akuntansi
dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan dengan menguatkan
atau mengubah pengharapan para pengambil keputusan dan informasi tersebut
adalah reliabel apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai informasi
tergantung dengan informasi tersebut (Kusuma:2006).
Pada masa sekarang ini telah terjadi banyak penyimpangan dalam
laporan keuangan yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan.
Penyimpangan yang terjadi pada perusahaan publik tidak hanya berdampak
pada pihak internal saja tetapi juga merugikan masyarakat luas sebagai
pemegang saham. Sejarah telah mencatat akan penyimpangan laporan
keuangan yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2001 dan 2002 yaitu
Enron Corp, Word Com, Merck dan beberapa perusahaan publik lainnya
(Utami:2006). Kasus Enron misalnya, satu dampak yang sangat jelas yaitu
kerugian yang ditanggung para investor dari ambruknya nilai saham yang
sangat dramatis dari harga saham US$ 30 menjadi US$ 10 dalam waktu dua
minggu (Ujiyantho,tanpa tahun). Penyimpangan laporan keuanganjuga terjadi
di Indonesia, tercatat pada tahun 2002 PT Kimia Farma, Tbk terindikasi
menaikkan laba hingga Rp 32, 7 milyar. Hal yang sama juga terjadi pada PT
Lippo Tbk dan PT Indofarma Tbk (Boediono:2005).
Salah satu cara yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya
penyimpangan adalah dengan cara mendeteksi laporan keuangan. Laporan
keuangan dapat digunakan untuk mengawasi kine1ja manajer dan mencegah
adanya manipulasi akuntansi, untuk itu diperlukan pengungkapan yang lebih
banyak tentang kondisi keuangan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan
kepada pihak luar yang dituangkan dalam laporan keuangan. PSAK No. 1
tentang pengungkapan kebijakan akuntansi menyebutkan bahwa laporan
keuangan meliputi neraca, laporan !aha rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya: sebagai laporan
arus kas atau laporan arus dana) dan catatan atas laporan keuangan, laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Menurut Mahmudi (2001) Laporan Laba-Rugi telah dipersepsikan
oleh investor, kreditor, manajemen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan
dengan perusahaan sebagai informasi yang paling penting dalam laporan
keuangan dasar (Neraca, Laporan Laba-Rugi dan Laporan Perubahan Modal).
Investor menggunakan data laba perusahaan di masa lalu sebagai alat untuk
memprediksi laba yang akan datang (future earnings peiformance).
Konsekuensinya, laba masa lalu (past income) pada umumnya dianggap
sebagai indikator terbaik untuk memprediksi dividen dimasa yang akan datang
dan harga saham.
Informasi mengenai laba perusahaan amat penting karena memiliki
nilai prediktif. Menurut PSAK Nomor I informasi laba diperlukan untuk
menilai perubahan potensi sumber daya ekonomis yang mungkin dapat
dikendalikan di masa depan, menghasilkan arus kas dari sumber daya yang
ada dan untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan tambahan sumber daya (IAI:2004). Bagi pemilik saham atau
investor, laba berarti peningkatan nilai ekonomis (wealth) yang akan diterima
melalui pembagian dividen. Laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur
kinerja manajemen perusahaan selama periode tertentu yang pada umurnnya
menjadi perhatian pihak-pihak tertentu terutama dalarn rnenaksir kinerja atas
pe1tanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan surnber daya yang
dipercayakan kepada mereka serta dapat dipergunakan untuk rnernperkirakan
prospeknya di rnasa depan.
Sebagai perusahaan publik tentunya harus rnenyarnpaikan inforrnasi
laporan keuangannya (dalarn ha! ini laba perusahaan) kepada masyarakat
melalui pasar modal. Penyarnpaian laporan diatur secara jelas oleh Badan
Pengatur yaitu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM-LK). Laporan keuangan tidak hanya meliputi neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara seperti, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) tetapi
juga pengungkapan yang tidak diwajibkan seperti tercantum dalam Surat
Edaran No.02/PM/2002. Pengungkapannya yang tidak diwajibkan mencakup:
profil perusahaan, informasi tentang komisaris dan direksi perusahaan, strategi
dan kinerja perusahaan, prospek bisnis, informasi pegawai, tanggung jawab
sosial, produk, informasi tata kelola perusahaan yang baik dan lain-lain
(Veronica:2003).
Praktik pengungkapan yang baik tentunya berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2005),
Veronica (2004), Khomsyiah (2003), Boediono (2005), Halim (2005)
menemukan bahwa tingkat pengungkapan berpengaruh terhadap kualitas laba
dan manajemen laba. Craig dan Diga seperti dikutip Utami (2006) melakukan
analisis praktik pengungkapan dalam laporan tahunan pada perusahaan publik
yang meliputi lima negara ASEAN yaitu: (1) Malaysia; (2) Indonesia; (3)
Filipina; (4) Thailand; dan (5) Singapura. Hasilnya menmtjukkan bahwa
Indonesia tergolong Negara yang memberikan pengungkapan paling sedikit
dan peran profesi akuntan dalam mengatur pengungkapan laporan keuangan
juga
paling
sedikit.
Penelitian
yang
dilakukan
Khomsyiah
(2003)
menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat yang sangat rendah
dalam hal pengungkapan dan transparansi laporan keuangan.
Hal ini bisa dijelaskan pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.1
F'1rm-L eve1 Con orate Governance I n dex
Negara
Observasi
Rafa-rata Index
No
66,53
32
South Afrika
1
Singapore
65,34
38
2
61,63
Chile
13
3
Hongkong
58,27
35
4
57,26
24
5
Brazil
Malaysia
40
54,44
6
53,45
18
Thailand
7
53,45
Taiwan
37
8
68
52,78
9
India
Turkey
43,04
9
IO
Philinhines
17
40,72
11
18
40,66
12
South Korea
16
37,81
13
Indonesia
31,85
14
Pakistan
9
Sumber: Klapper dan Love, 2002 sepe1t1 d1kut1p Khomsymh, 2003
Pad a tabel diatas, Indonesia menempati peringkat I 3 dari I 4 negara atau
peringkat ke-2 dari bawah. Tabel tersebut juga memperlihatkan rata-rata
indeks sebesar 37,81. Hal ini mencerminkan tingkat pengungkapan di
Indonesia amatlah rendah.
Tingkat pengungkapan laporan keuangan di Indonesia diatur oleh
standar akuntansi yang berlaku. Salah satu standar akuntansi tersebut
memberikan
kelonggaran
dalam
menentukan kebijakan
akuntansinya.
Perusahaan diperbolehkan menggunakan asumsi akrual dalam metode
akuntansi. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyatakan akrual adalah
"Pengukuran aktiva, kewaj iban, pendapatan, beban serta perubahannya diakui
pada saat terjadi, tidak pada saat uang diterima atau dibayarkan, dicatat dan
berpengaruh pada laporan keuangan pada periode kejadian". Sejalan dengan
SAK, asumsi akrual ini tertuang dalam definisi kebijakan akrual dari Financial
Accounting Standard Board (FASB) seperti dikutip Djakman (2003):
Accrual accounting attempts to record the financial effects on an entity of
transaction and other events and circumstances the have cash consequences
for the entity in the periods in which those transaction, events and
circumstance occur rather than only in the periods in which cash is received
or paid by the entity (FASB 1985, SFAC No. 6, para. 139)
Berdasarkan keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan
akrual dibolehkan dalam standar akuntansi baik di Indonesia maupun di
Amerika.
Keleluasaan pemilihan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan inilah
yang menyebabkan manajemen dapat melakukan penyimpangan keuangan
dengan cara mengatur laba perusahaan. Tindakan manajemen dalam memilih
kebijakan akuntansi untuk mengatur besaran laba perusahaan untuk
kepentingan tertentu dikenal dengan sebutan manajemen laba (earnings
management).
Manajemen laba (earnings management) merupakan salah satu
pelanggaran dalam etika bisnis (Mahmudi: 2001). Menurut Setiawati (2002)
manajemen laba tampaknya memang fenomena yang sukar dihindari karena
fenomena ini hanyalah dampak dari penggunaan dasar akrual dalam
penyusunan laporan keuangan. Dasar akrual disepakati sebagai dasar
penyusunan laporan keuangan karena dasar akrual memang lebih rasional dan
adil dibandingkan dengan dasar kas. Oleh karena itu total akrual dapat
dibedakan menjadi proses penyusunan laporan keuangan (nondiscretionmy
accruals) dan bagian akrual yang merupakan basil rnkayasa (discretionary
accrual).
Manajemen menetapkan earning berdasarkan accruals,
berarti
manajemen memiliki kesempatan untuk menetapkan beberapa kebijakan
melalui accruals. Earnings sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan,
memberikan informasi berkaitan dengan tanggung jawab manajemen dalam
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Implikasinya,
earnings diterbitkan oleh manajemen yang lebih mengetahui kondisi didalam
perusahaan (Nurin dan Kusuma:2000).
Earnings Management dapat te1jadi disebabkan oleh berbagai ha!.
Penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2002), Saiful (2002) dan Gumanti
(2001) menemukan earnings management dilakukan perusahaan pada saat
Initial Public Offering (!PO). Saa! dimana kine1ja laporan keuangan
perusahaan diukur dari seberapa besar laba yang dihasilkan. Mahmudi (2001)
menyatakan manajer melakukan manajemen laba dengan menggunakan
variabel artifisial melalui pemilihan metode akuntansi yang diijinkan atau
dengan menggunakan variabel riil yaitu dengan melakukan manipulasi
pendapatan dan biaya se1ta aktivitas perusahaan yang tidak normal dilakukan.
Menurut Nurin dan Kusuma (2000) manajemen laba bisa juga terjadi karena
adanya kebebasan yang diberikan Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU) atau karena perusahaan tersebut tergolong perusahaan manufaktur
(Setiawati: 2002).
Manajemen laba juga dapat terjadi karena tingkat pengungkapan yang
rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Halim (2005), Utami (2005) dan
Veronica (2003) membuktikan bahwa tingkat pengungkapan berpengaruh
terhadap manajemen laba. Tingkat pengungkapan yang rendah dan indikasi
manajemen
laba
dapat
mempengaruhi
kepercayaan
investor.
Ketidakpercayaan investor akan tercermin dalam bid-ask spread, semakin
tidak percaya maka bid-ask spread semakin tinggi. Ukuran bid-ask spread
juga merupakan indikator dari adanya asimetri informasi (Utami:2006).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji
apakah pengungkapan dan manajemen laba berpengaruh terhadap asimetri
informasi.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian dan penulisan skripsi ini adalah:
Untuk melihat pengaruh dari tingkat pengungkapan dalam ha! ini
mekanisme Good Corporate Governance dan Manajemen Laba terhadap
variasi Asimetri Informasi pada perusahaan publik sektor manufaktur.
2. Maufaat Penelitian
a. Bagi Pengelola Pasar Modal
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan tambahan dalam
pengambilan keputusan mengenai sejauh mana pengungkapan yang
diharuskan bagi para emiten dengan mempertimbangkan asas biaya
dan manfaat yang ditimbulkan.
b. Bagi Investor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam
pengambilan keputusan investasi saham, terutama dalam menilai
kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
c. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan dan pe1timbangan untuk tidak melakukan
manajemen laba (earning management) karena sangat merugikan bagi
pihak pemegang saham.
d. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan penulis dapat menerapkan
teori-teori yang telah didapat selama bangku perkuliahan.
e. Bagi Pembaca
Dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca
tentang manajemen laba di perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Laba
Beberapa pengertian manajemen laba dari berbagai penelitian
diperoleh definisi sebagai berikut:
Scott (2003) mendefinisikan laba sebagai berikut "Given that
managers can choose accounting polices ji·om asset (for example, GAAP),
it is natural to expect that they will choose policies as to maximize their
own utility and or the market value ofthe firm"
Earnings management adalah suatu usaha untuk mempengaruhi
laba yang dilaporkan dalam jangka pendek dengan harapan manajer dapat
mempengaruhi investor dan sebagai alat untuk mencapai beberapa
keuntungan pribadi manajemen (Schroeder dan Clark seperti dikutip
dalam Setiawati, 2002).
Mechant
( 1989)
seperti
dikutip
dalam
Saiful
(2002)
mendefinisikan laba sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan untuk mempengaruhi
laba (income) yang
dilaporkan yang dapat memberikan informasi mengenai keuntungan
ekonomis (economic advantage) yang tidak sesungguhnya dialami
perusahaan yang dalam jangka panjang merugikan perusahaan.
Schipper (1989) seperti dikutip dalam Ujiyhanto (tanpa tahun)
mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan maksud
tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja
memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Rosenzweig (1995) seperti
dikutip dalam Ujiyhanto (tanpa tahun) mendefinisikan manajemen laba
sebagai tindakan seorang manajer dengan menyajikan laporan keuangan
yang menaikkan (menurunkan) laba periode berjala.n clari unit usaha yang
menjadi tanggung jawabnya, tanpa menimbulkan kenaikan (penurunan)
profitabilitas ekonomi unit tersebut clalam jangka panjang.
Healy dan Wahlen (1999) seperti dikutip dalam Ujiyhanto (tanpa
tahun) manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan
(judgement) dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk
merubah laporan keuangan dengan tujuan untuk memanipulasi besaran
(magnitude) laba kepada beberapa stakeholders tentang kinerja ekonomi
perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian (kontrak) yang
tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Copeland
(1968:10) seperti yang dikutip Utami (2005) mendefinisikan manajemen
laba sebagai "some ability to increase or decrease reported net income at
will". Hal ini berarti bahwa manajemen laba mencakup usaha manajemen
untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba termasuk perataan laba
sesuai dengan keinginan manajemen.
Kesimpulan yang dapat diambil dari berbagai definisi diatas bahwa
manajemen laba adalah usaha yang dilakukan manajemen untuk merubah
angka akuntansi perusahaan dengan menaikkan atau menurunkan laba
perusahaan untuk kepentingan tertentu.
Scott (2003) dalam Financial Accounting Theory mengatakan
manajemen laba dapat dilihat dari perspektif laporan keuangan dan
kontrak dari perspektif kontrak, manajemen laba dapat digunakan sebagai
cara untuk menurunkan biaya proteksi perusahaan dari konsekuensi
ketidakjelasan masa depan dan kontrak yang merugikan dari perspektif
laporan keuangan, manajer akan leluasa untuk mempengaruhi nilai pasar
perusahaannya dengan memanipulasi laba. Sebagai contoh, mereka akan
membuat kenaikan yang berkesan dan menaikkan laba setiap waktu.
Dilihat dari
perspektif kontrak,
manajemen
berkesempatan
melakukan manajemen laba untuk menguntungkan mereka sendiri.
Manajemen leluasa untuk berbuat demikian karena mereka mempunyai
informasi yang tidak diketahui pihak luar. Kondisi ini terjadi karena
adanya teori keagenan antara manajemen dengan pihak pemegang saham.
2. Alasan Melakukan Manajemen Laba
Menurut Scott (2003), alasan perusahaan melakukan manajemen laba
adalah:
a. Blwnus scheme (Rencana Bou us)
Manajer yang bekerja di perusahaan dengan rencana bonus akan
berusaha mengatur laba yang dilaporkan agar dapat memaksimalkan
bonus yang akan diterimanya.
b. Debt Covenant (Kontrak Hutaug Jaugka Panjang)
Motivasi ini sejalan dengan hipotesis debt covenant dalam teori
akuntansi positif yaitu semakin dekat suatu perusahaan ke pelanggaran
hutang maka manajer akan cenderung memilih metode akuntansi yang
dapat "memindahkan" laba periode mendatang ke periode berjalan
sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami
pelanggaran kontrak.
c. Political Motivations (Motivasi Politik)
Perusahaan-perusahaan besar dan industri strategis akan cenderung
menurunkan laba untuk mengurangi visibilitasnya, khususnya selama
periode
kemakmuran
tinggi.
Tindakan
ini
dilakukan
untuk
memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah misalnya
subsidi.
d. Taxation Motivations (Motivasi Perpajakan)
Perpajakan merupakan salah satu alasan utama mengapa perusahaan
mengurangi laba yang dilaporkan dengan mengurangi laba yang
dilaporkan maka perusahaan dapat meminimalkan besar pajak yang
harus dibayarkan kepada pemerintah.
e. Changes of CEO (Pcrgantian CEO)
CEO yang akan habis masa penugasannya atau pensiun akan
melakukan strategi memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonus.
Demikian pula dengan CEO yang kinerjanya kurang baik, ia akan
cenderung memaksimalkan laba untuk mencegah atau membatalkan
pemecatannya.
f. Initial Public Offering (Penawaran Saham Perdana)
Saat perusahaan go publik, informasi keuangan yang ada dalam
prospektus merupakan sumber informasi yang penting. Informasi ini
dapat sebagai sinyal kepada calon investor tentang nilai perusahaan
untuk mempengaruhi keputusan calon investor maka manajer berusaha
menaikkan laba yang dilaporkan.
3. Bentuk-bentuk Manajemen Laba
Scott (2003) juga mengemukakan bentuk-bentuk manajemen laba yang
dilakukan oleh manajer antara lain:
a. Taking a bath, dilakukan ketika keadaan buruk tidak menguntungkan
tidak bisa dihindari pada periode berjalan dengan cara mengakui biayabiaya pada periode-periode yang akan datang dan kerugian periode
berjalan.
b. Income Minimization,
dilakukan saat perusahaan memperoleh
profitabilitas yang tinggi dengan tujuan agar ticlak mendapat perhatian
secara politis. Kebijakan yang diambil bisa berupa pembebanan
pengeluaran iklan, rise! dan pengembangan yang cepat dan sebagainya.
Cara ini mirip dengan taking a bath namun kurang ekstrim.
c. Income Maximization, yaitu memaksimalkan laba agar memperoleh
bonus yang lebih besar. Demikian pula dengan perusahaan yang
mendekati suatu pelanggaran kontrak hutang jangka panjang, manajer
perusahaan tersebut akan cenderung untuk memaksimalkan laba.
d. Income Smoothing, merupakan bentuk manajemen laba yang paling sering
dilakukan dan paling popular. Lewat income smoothing, manajer menaikkan
atau menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan
sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak betisiko tinggi.
4. Metode Pengukuran Manajemen Laba
Metode pengukuran ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya
manajemen laba. Penghitungan dilihat dari total akrual perusahaan yang
dapat dibebankan menjadi dua bagian yaitu bagian akrual yang memang
sewajarnya
ada
dalam
proses
penyusunan
laporan
keuangan
(nondiscretionmy accruals) dan bagian akrual yang merupakan hasil
rekayasa (discretionary accruals). Berikut berbagai metode pengukuran
yang dilakukan oleh berbagai penelitian:
Tabel 2.1
Ikhf1sar Mt
eo de PCll!!U k uran AkrnaId an Ab norma IAkrna I
Peneliti
Metode nenl!nkuran van!! dig!!!takan
Healy ( 1985)
Non Discretionary accruals are estimated by a mean value over a certain period
De Angelo (1986)
Total Accruals
Dechow and Sloan (1991)
Non Discretionary accruals are measured by the mean of the industry sector
Jones (1991)
Non Discretionary accruals are taken into accounts the growth in revenues and fixes
assets by standardizing by the total asset at the beginning
Friedlan (1994)
De Angelo's model standardized by sales
Kang and Sivaramakrisnan
Predict the level current asset and liabilities
(1995)
Maydes
Francis,
and
Sparks (1999)
Jater
and
Shivakumar
Average Discretionary accruals: different between total accruals and estimated non
discretionary accnmls.
Modified Jones model with cash flows.
cイッウセ・」エゥョ。ャ@
model
(1999)
Peasnell, Pope and Young
Margin model or working capital accrual
(2000)
Dechow and Sichev (2002)
The residuals from specific regressions if changes in \Vorking capital on past, present
and future operating cash flows,
Sumber: W1w1k Utam1, 2006, hal. 26
5. Tingkat Pengnngkapan
Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu
mengurangi asimetri informasi antara manajemen dengan pemakai laporan
keuangan. Tingginya asimetri informasi dapat menyebabkan antara lain
tingginya modal (cost of capital) yang harus ditanggung perusahaan.
Penelitian Botosan (1997) seperti dikutip Veronica (2003) menemukan
bahwa terdapat hubungan negatif antara biaya modal dengan tingkat
pengungkapan sukarela atau pengungkapan yang tidak diwajibkan oleh
badan pengatur. Terdapat tiga tingkatan pengungkapan yaitu:
I. Pengungkapan Penuh
Pengungkapan penuh mengacu pada seluruh informasi yang diberikan
perusahaan, baik informasi keuangan maupun non keuangan.
2. Pengungkapan Wajar
Pengungkapan wajar adalah pengungkapan cukup ditambah dengan
informasi lain yang dapat berpengaruh pada kewajaran laporan
keuangan seperti contingencies, commitments dan sebagainya.
3. Pengungkapan Cukup
Pengungkapan cukup adalah pengungkapan yang diwajibkan oleh
standar akuntansi yang berlaku.
Penelitian yang sama telah dilakukan oleh Mardiyah (200 I),
Veronica (2003) dan Utami (2005), yang menunjukkan bahwa apabila
terjadi informasi asimetri yang rendah maka dibutuhkan pengungkapan
yang semakin andal untuk menurunkan biaya modal.
Penelitian lain membuktikan bahwa asimetri informasi berkurang
jika tingkat pengungkapan meningkat. Welker (1995) seperti dikutip
Veronica (2003) membuktikan secara empiris bahwa asimetri informasi,
yang diukur melaui perbedaan harga penawaran dan pembelian saham (bid
ask spread) akan berkurang dan likuiditas pasar meningkat sejalan dengan
peningkatan tingkat pengungkapan. Tingkat pengungkapan yang tinggi
akan mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara manajer dan
pengguna laporan keuangan.
6. Good Corporate Governance
Melihat beberapa contoh kasus skandal pelaporan akuntansi yang
terjadi, sangat relevan bila ditarik suatu benang merah dari kacamata
corporate governance. Good Co1porate Governance merupakan salah satu
elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi
serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, para
pemegang saham dan stakeholder lainnya (Ujiyhanto, 1anpa tahun). OECD
(2004) dan FCGI (2001) seperti dikutip Boediono (2005) mendefinisikan
corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan
hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya
sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain
sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Watts (2003)
dalam Ujiyhanto (tanpa tahun) menyatakan bahwa salah satu cara yang
digunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku
opportunistik manajemen adalah Good Corporate Governance.
Menurut Herwidayatmo (2000), prinsip-prinsip pokok Good
Corporate Governance yang dikembangkan OECD meliputi 5 ha! sebagai
berikut:
I. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham
Hak-hak tersebut meliputi hak-hak dasar pemegang saham, yaitu
hak untuk (1) menjamin keamanan metode pendaftaran pemilik, (2)
mengalihkan
atau
memindahkan
saham
yang
dimilikinya,
(3)
memperoleh informasi yang relevan dengan perusahaan secara berkala
atau teratur, (4) ikut berperan dan memberikan suara dalam RUPS, (5)
memilih anggota dewan komisaris dan direksi serta (6) memperoleh
pembagian keuntungan perusahaan.
2. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham
Kerangka corporate governance harus menjamin adanya perlakuan
yang sama terhadap seluruh pemegang saham, termasuk pemegang
saham minoritas dan asing. Seluruh pemegang saham harus memiliki
kesempatan untuk mendapatkan penggantian atau perbaikan atas
pelanggaran dari hak-hak mereka.
3. Peranan stakeholders yang terkait dengan perusahaan
Kerangka corporate governance harus memberikan pengakuan
terhadap hak-hak stakeholders seperti ditentukan dalam undangundang dan mendorong kerjasama yang aktif antara perusahaan
dengan para stakeholders tersebut dalam rangka menciptakan
kesejahteraan, lapangan kerja dan kesinambungan usaha.
4. Keterbukaan dan Transparansi
Kerangka
corporate
governance
harus
menjamin
adanya
pengungkapan yang tepat waktu dan akurat untuk setiap permasalahan
yang berkaitan dengan perusahaan. Pengungkapan ini meliputi
informasi
mengenai
keadaan
keuangan,
kine1ja
perusahaan,
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan.
5. Akuntabilitas Dewan Komisaris (board ofdirectors)
Kerangka corporate governance harus menjamin adanya pedoman
strategis perusahaan, pemantauan yang efektif terhadap manajemen
yang dilakukan dewan komisaris dan akuntabilitas dewan komisaris
terhadap perusahaan dan pemegang saham.
7. Manajemen Laba dan Asimetri Informasi
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang
dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai
pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi
perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat melalui
pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Akan tetapi
informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan
kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi
yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymmetric).
Asimetri informasi terjadi karena manajer lebih superior dalam menguasai
informasi dibandingkan pihak lain (pemilik atau pemegang saham).
Asimetri antara manajemen (agen) dengan pemilik (prinsipal)
memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis, yaitu
memperoleh keuntungan pribadi. Dalam hal pelaporan keuangan, manajer
dapat melakukan manajemen laba (earnings
management) untuk
menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai kinerja ekonomi
perusahaan.
Asimetri informasi yang terjadi antara manajer dan pemegang
saham sebagai pengguna laporan keuangan menyebabkan pemegang
saham tidak dapat mengamati seluruh kinerja dan prospek perusahaan
secara sempurna. Situasi dimana pemegang saham memiliki informasi
yang lebih sedikit dari manajer, manajer dapat menggunakan fleksibilitas
yang dimilikinya untuk melakukan earnings management.
Tindakan earnings management telah memunculkan dalam
beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi secant luas diketahui, antara
lain Enron, Merck, WorldCom dan mayoritas perusahaan lain di Amerika
Serikat (Utami:2006). Kejadian yang takjauh berbeda dengan yang terjadi
di Amerika Serikat, di Indonesia terdapat beberapa kasus seperti, PT Lippo
Tbk dan PT Kimia Farma Tbk yang melibatkan adanya kecurangan dalam
pelaporan keuangan (Boediono:2005).
Menurut Scott (2003), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
I. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam
lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan
prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar, dan fakta yang
mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh
pemegang saham tersebut tidak dapat disampaikan informasinya
kepada pemegang saham.
2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang
manajer tidak seharusnya diketahui pemegang saham maupun pemberi
pinjaman
sehingga manajer dapat melakukan
pengetahuan
pemegang
saham
yang
tindakan diluar
melanggar
kontrak
dan
sebenarnya secara etika atau nonna mungkin tidak layak dilakukan.
8. Tingkat Pengungkapan dan Asimetri Informasi
Pemegang saham tidak mempunyai informasi yang cukup untuk
mengetahui apakah laporan keuangan, khususnya laba telah dimanipulasi
dalam
keadaan
asimetri
informasi
yang
tinggi.
Teori
market
microstructure mengatakan bahwa salah satu masalah adverse selection
yang dihadapi pengambil keputusan adalah adanya kemungkinan
informasi firm specific yang material tidak diungkapkan ke publik.
Regulator pasar modal dapat mengurangi asimetri informasi ini dengan
membuat ketentuan minimal alas pengungkapan yang perlu dilakukan oleh
perusahaan yang terdaftar dibursa saham (Veronica:2003).
Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu
pengguna laporan keuangan untuk memahami isi dan angka yang
dilaporkan dalam laporan keuangan. Diamond dan Verrecchia ( 1991) serta
Kim dan Verrecchia (2001) seperti dikutip oleh Utami (2003) menjelaskan
bahwa jika perusahaan memiliki tingkat pengungkapan yang tinggi, maka
investor relatif percaya bahwa setiap transaksi terjadi pada tingkat harga
yang wajar dengan demikian bid-ask spread menjadi kecil dan selanjutnya
likuiditas saham di pasar juga meningkat. Hasil yang sama juga didapat
oleh Welker (1995) seperti dikutip Veronica (2003) yang mengatakan
bahwa asimetri informasi, yang diukur melalui perbedaan harga
penawaran dan pembelian (bid-ask spread) akan berkurang dan likuiditas
pasar meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat pengungkapan.
Kesimpulannya adalah bila tingkat pengungkapan meningkat maka
asimetri informasi semakin mengecil.
B. Penelitian Terdahulu
Dalam penulisan ini mengacu pada beberapa studi yang pernah
dilakukan peneliti, diantaranya adalah:
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmudi (2001) menyimpulkan dilihat
dari perspektif etika, manajemen laba merupakan masalah yang kontroversial.
Kebanyakan praktik manajemen laba bersifat legal tidak melanggar prinsipprinsip akuntansi yang diterima umum dan tindakan tersebut merupakan
kesewenangan manajer. Manajer melakukan manajemen laba dengan
menggunakan dua cara, yaitu melalui variabel artifisial dan variabel riil.
Baharudin dan Satyanugraha (2004) meneliti tentang persepsi profesi
akuntan terhadap earnings management dan menyimpulkan bahwa bagi
seluruh kelompok responden (mahasiswa akuntansi, dosen akuntansi maupun
praktisi akuntan) terdapat peranan positif dari filsafat moral individu dalam
dimensi ideologi idealisme terhadap persepsi tentang perilaku moral praktik
earnings management dalam seluruh tipenya, manipulasi operasional,
manipulasi akuntansi dan manipulasi total.
Penelitian yang dilakukan Saiful (2002) menemukan manajemen laba
disekitar IPO, yaitu pada periode dua tahun sebelum IPO, ketika IPO dan dua
tahun setelah IPO. Peneliti juga menemukan kinerja operasi setelah IPO
rendah. Rendahnya kinerja tersebut dipengaruhi oleh manajemen laba.
Peneliti juga menemukan bahwa retur satu tahun setelah !PO rendah, namun
peneliti tidak berhasil menemukan h