Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Maraknya beberapa kasus yang melanda Indonesia dari kalangan pemerintahan sampai kalangan rakyat jelata merupakan dampak dari merosotnya moral bangsa saat ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah internalisasi nilai-nilai dalam pendidikan yang melalui beberapa mata pelajaran disuatu pendidikan masih kurang. Pendidikan karakter adalah salah satu solusi untuk mengembalikan nilai- nilai tersebut. Pendidikan sekolah merupakan salah satu program yang direncenangkan pemerintah Indonesia melalui kementrian pendidikan sejak tahun 2010. Program ini dimaksudkan untuk menanamkan kembali nilai-nilai karakter bangsa Pembina Pramuka,2011:78. Realitas saat ini pendidikan hanya mengedepankan aspek dan keilmuan dan kecerdasan pererta didik. Adapun aspek moral dan etis sebagai basis pembina bentukan karakter dan budaya bangsa semakin terpinggirkan. Kondisi mental, karakter, budi pekerti, dan akhlak bangsa yang memprihatinkan seperti prilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti luhur dan prilaku yang seolah-olah tidak ada tatanan hukum positif sesuai dengan tatanan norma budaya bangsa Indonesia. Rupanya karakter dan budaya dalam kehidupan bangsa dapat membawa kemunduran dalam peradaban bangsa, sebaiknya kehidupan masyarakat yang memiliki karakter dan budaya yang kuat akan semakin memperkuat eksistensi suatu bangsa dan negar. Dalam hal ini peranan guru sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses belajar di kelas. Terhadapnya siswa yang nantinya tercermin dalam kebiasaan baik siswa dan kemudia menjadi karakter. Banyak hal yang telah dilakukan guru dalam melaksanakan program pembina pemerintah untuk mensukseskan pendidikan karakter di sekolah, salah satunya yaitu dengan memasukan nilai-nilai karakter pada RPPB Rencana Pelaksanaan Pembina Belajaran, yang diharapkan pada setiap pembina belajar terdapat nilai yang berarti dan dapat membentuk karakter siswa. Dengan demikian disetiap proses belajar selalu terdapat nilai yang mengena. Keadaan tersebut mendorong lembaga pendidikan hal ini sekolah memiliki tanggung jawab untuk memberi pengetahuan, keterampilan, dan mengembangkannya baik memlalui pendidikan formal maupun non formal. Salah satu pendidikan formal maupun non formal tersebut adalah melalui pendidikan kepramuka Development Appropiate Practice, 2015:68. Undang-undang nomor 12 tahun 2010 gerak pramuka pada bab II pasal 3 tentng fungsi gerakan pramuka yaitu: “pendidikan dan pelatihan pramuka, pengembangan pramuka, pengabdian masyarakat dan orang tua, dan permainan yang berorientasi pada pendidikan gerakan pramuka hadir sebagai alat untuk pembina belajar karakter yang berbentuk kegiatan pendidikan nonformal di sekolah Development Appropiate Practice, 2015:69. Gerakan pramuka sebagai organisasi kepanduan yang bercimpung dalam dunia pendidikan yang bersifat non formal berusaha membantu pembina pemerintah dan masyarakat dalam membangun masyarakat dan bangsa. Hal ini dilihat dari prinsip dasar metodik pendidikan pramuka, yaitu yang tertera dalam dasar darma pramuka: 1Takwa Kepada Tuhan Yang maha Esa. 2Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. 3Patriot yang Sopan dan Kesatria. 4Patuh dan Suka Bermusyawarah. 5Rela Menolong dan Tabah. 6Rajin, Terampil, dan Gembira. 6Rajin, Terampil, dan Gembira. 7Hemat, Cermat, dan berhaja. 8Disiplin, berani, dan setia. 9Bertanggung jawab dan dapat dipercaya, dan. 10Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Selama ini masyarakat menadang ektrakurikuler pramuka sebagi kegaiatan yang kuno. Kegiatan yang ini mengajarkan penggunaan semaphore, morse, dan sandi rumput sebagai alat komonikasih alternative ditegah canggihnya alat teknologi seperti Handphone dan i-pad Develoment Appropiate Practice, 2015:73. Kegiatan pramuka mewajibkan perserta didik untuk berkemah di hutan, disaat banyaknya agen pariwisata dan villa-villa yang menawarkan harga murah. Selain itu, kegiatan pramuka di sekolah juga dicap sebagai gerakan yang monton dan membosankan. Yang diajarkan hanya baris- berbaris, tepuk-tepuk dan bernyanyi saja sehingga perserta mudah bosan dan meninggalkan kegiatn pramuka disekolah. Itulah problem nyata yang menimpa kegiatan pramuka di sekolah dan dimasyarakat, seandainya saja pembina mampu dan mau berkomitmen untuk mengintregasikan pendidikan karakter, maka problem tersebut tidak akan muncul. Momentum yang tepat untuk melaksanakannya sebagi dari gagasan pendidikan karakter agar tujuan dari pendidikan karakter agar tujuan dari pendidikan karakter dapat tercapai, dan mempunyai pengaruh terhadap belajar perserta didik wiyani, 2012:57. Pendidikan kepramukaan di SDN Purwantoro 02 Malang merupakan kegiatan yang menarik dan menyenangkan tetapi juga mengandung nilai-nilai pendidikan.Pendidikan kepramukaan dilaksanakan diluar ruangan lapangan sehingga memberikan unsur rekreaktif untuk pendidikan dan kemudian dilanjutkan dengan materi kepramukaan. Pembina pramuka siaga atau pembina pramuka tingkat sekolah dasar hendaknya sekurang-kurangnya berusia 30 tahun, dan telat mengikuti kursus Pembina Pramuka Mahir Tikat Dasar KMD, karena perananya selain sebagai pembina juga sebagai orang tua, kakak, mitra, konsultan, motivator, dan fasilator. Pembinanya telah berusia 20 tahin dan telat mengikuti KMD Tim Pusdiklatnas, 2011: 36. Salah satu sekolah yang menerapkan ektrakurikuler pramuka yaitu SDN Purwantoro 02 Malang. SDN Purwantoro 02 Malang yang terletak di Jl. Cipunegara No : 58 kecamatan Blimbing, Kota Malang. Umumny pelaksanaan ektrakurukuleer pramuka di SDN Purwantoro 02 Malang hampir sama dengan sekolah-sekolah lainya, salah satu tujuan dari pelaksaan ektrakurikuler pramuka di SDN Purwantoro 02 Malang adalah untuk mengembangkan karakter prilaku siswa dalam tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Disamping cara pembelajaranya yang holistik dan menyenangkan. Maka keaktifan yang diikuti siswa dalam kegiatn ektrakurikuler diharapkan siswa lebih mandir, bertanggung jawab, dan bertindak dala hal pelajaran sehingga dapat meningkatkan presentasi belajar siswa terutama ektrakurikuler pramuka. Karena pramuka merupakan salah satu ektrakurikuler yang wajib diikuti semua siswa. Dari berbagai hal inilah yang menimbulkan permasalahan sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui apakah proses kegiatan ektrakurikuler pramuka, perkembangan prilaku karakter terhadap perkembangan siswa di SDN Purwantoro 02 Malang. Peneliti memilih kelas V usia anak SD termasuk golongan pramuka penggalang. Mereka berasaldari berbagai latar belakang yang bervariasi baik dilihat deri segi ekonomi, kelurga, afektif, kognitif, dan psikomotornya sehingga hal ini dapat terpengaruhi prilaku karakter siswa dan karena itu peneltian ini menrik untuk dilakukan guna memberikan informasi yang lebih mengenai prilaku karakter. Terkait dengan berdasarkan latar belakang diatas, maka penetili mengajukan judul “Analisis Pelaksanaan Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka Terhadap perkembangan Karakter Siswa Kelas V SDN Purwantoro 02 Malang”

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI EKSTRAKURIKULER PRAMUKA KELAS V SDN MOJOLANGU 2 MALANG

0 5 30

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN OUTDOOR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 1 DI SDN PURWANTORO 1 MALANG

0 3 27

ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER SISWA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KARAWITAN DI SDN PURWANTORO 1 MALANG

7 28 24

ANALISIS PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SDN SUMBERSARI 1 MALANG

7 34 23

PENGARUH MINAT DAN KEAKTIFAN MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SDN I SUDIMORO Pengaruh Minat Dan Keaktifan Mengikuti Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas V Sdn I Sudimoro Teras Boyolali Tahun Ajar

0 3 8

INTEGRASI KARAKTER KEDISIPLINAN DALAMKEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA Integrasi Karakter Kedisiplinan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di MTs Negeri Gemolong.

0 3 19

INTEGRASI KARAKTER KEDISIPLINAN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI Integrasi Karakter Kedisiplinan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di MTs Negeri Gemolong.

0 2 13

PENGARUH EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS V SDN Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas V SDN Banyurip 02 Tahun Ajaran 2014/2015.

0 4 15

PENDAHULUAN Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas V SDN Banyurip 02 Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 5

PENGARUH EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS V SDN Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas V SDN Banyurip 02 Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 13