2
dengan pemberian obat anti inflamasi non steroid OAINS atau obat analgesik antipiretik seperti parasetamol
3
. Namun obat-obat tersebut memiliki efek samping yakni iritasi gastrointestinal pada penggunanaan OAINS dan kerusakan hati akibat
penggunaan parasetamol
5,6,7
. Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti potensi terapi bekam dalam
mengatasi nyeri kepala. Bekam diharapkan dapat menjadi pengobatan alternatif tanpa efek samping seperti obat-obat tersebut untuk menghilangkan atau
menurunkan nyeri kepala. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini juga dapat menunjang anjuran Nabi Muhammad SAW kepada umatnya untuk berbekam
seperti hadits yang sudah dijabarkan sebelumnya.
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling dari ketaatan itu, maka Kami tidak mengutusmu
untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” Q.S. An-Nisa : 80
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh terapi bekam terhadap perubahan skala nyeri pada pasien dengan nyeri kepala yang dilakukan di klinik afiat pada tahun 2011?
1.3. Hipotesis
Terdapat penurunan bermakna dari skala nyeri yang dirasakan oleh pasien nyeri kepala sesudah mendapatkan terapi bekam di klinik afiat pada tahun 2011.
1.4. Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi bekam terhadap penanganan nyeri kepala yang dilakukan di klinik afiat
pada tahun 2011
3
1.4.2 Tujuan Khusus Mengetahui penurunan intensitas nyeri kepala pada terapi bekam
Perubahan skala nyeri sebelum dan sesudah bekam Mengetahui proses penanganan nyeri kepala dalam terapi bekam
1.5. Manfaat Penelitian
Untuk Pasien Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai metode pengobatan
bekam yang dapat diintegrasikan dengan ilmu kedokteran Untuk Institusi Akademis
Menambah literatur tentang metode pengobatan khususnya bekam Untuk Penentu Kebijakan Kesehatan
Sebagai masukan untuk pengembangan terapi bekam Untuk Peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama menjalani perkuliahan
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Bekam
Bekam memiliki beragam sebutan, diantranya : canduk, canthuk, kop, atau mambakan. Di Eropa, bekam disebut cupping dan fire bottle. Dalam
bahasa mandarin, bekam disebut Pa Hou Kuan. Dalam bahasa arab disebut sebagai hijamah, dari asal kata al-hijmu yang berarti pekerjaan yakni menghisap
atu menyedot. Al-Hajjam berarti ahli bekam. Sedangkan Al-Mihjam atau Al- Mihjamah merupakan alat untuk membekam, yang berupa gelas untuk
menampung darah yang dikeluarkan dari kulit, atau gelas untuk mengumpulkan darah hijamah. Secara istilah, bekam didefinisikan sebagai peristiwa penghisapan
kulit, penyayatan dan pengeluaran darah dari permukaan kulit yang kemudian ditampung di dalam gelas
1,8,9,10
. Bekam diyakini dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit diantaranya: penyakit darah seperti hemofili dan hipertensi,
penyakit reumatik mulai dari artritis, sciaticanyeri panggul, sakit punggung, migren, gelisahanxietas dan masalah mental maupun fisik lainnya seperti nyeri
2
.
Sejarah Bekam
Bekam sebenarnya sudah dikenal sejak 4.000 tahun sebelum Masehi, yakni ketika berdirinya kerajaan sumeria. Kemudian bekam berkembang ke
Babilonia, Mesir, Saba‟ dan Persia. Saat itu para tabib menggunakan bekam untuk pengobatan raja. Sedangkan di Cina, bekam berkembang sekitar 2.500 tahun
sebelum Masehi yakni sebelum berkuasanya Kaisar Yao. Di Mesir, bekam sudah ada sejak zaman kekuasaan fir‟aun. Pada saat itu secara tidak sengaja orang orang
yang dilempari batu dan menyebabkan tubuhnya lebam sembuh dari penyakit yang mereka derita setelah darah dari lebam itu dikeluarkan
1
. Di zaman Nabi, bekam sudah banyak dikerjakan oleh para sahabat dan menjadi sunnah serta