4.3. Pembahasan
Dari tingkat pengetahuan responden yang kurang mengenai kanker serviks didapatkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan sedang 59,6 dan
bekerja 51,5. Penelitian ini serupa dengan yang dilakukan oleh Lima EG et al di Brazil
tahun 2013 didapatkan hasil sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang 70,9.
34
Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Frida dan Tanya tahun 2012 mendapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki
pendidikan formal sedang 55,4.
35
Sehingga hal ini tidak sejalan dengan teori Notoatmojo yang mengatakan bahwa pekerjaan dan pendidikan formal merupakan
faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
28
Berbeda halnya dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh Aghnia di Kelurahan Campaka tahun 2011 sebagian besar responden berpengetahuan cukup
56,9, berpendidikan rendah 65, dan tidak bekerja 70.
36
Perbedaan hasil tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa kondisi di masyarakat seperti tingginya arus informasi yang diterima masyarakat setempat,
rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat setempat karena kurangnya tingkat kewaspadaan masyarakat terhadap kanker serviks serta informasi mengenai cara
pencegahan dan cara deteksi dini. Dari perilaku responden didapatkan bahwa sebagian besar responden
memiliki perilaku belum pernah melakukan tes Pap smear 84,8, dan memiliki pendapatan rata-rata keluarganya Rp. 3.000.000
– 4.500.000 37,9. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulia et al di
Puskesmas Pegandan Kota Semarang tahun 2011. Pada penelitian mereka didapatkan bahwa ibu yang pernah melakukan pemeriksaan Pap smear sebesar
82,8 dan yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Pap smear sebesar 17,2.
10
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bayu et al pada wanita pekerja seks komersial didapatkan bahwa responden yang memiliki
perilaku pernah melakukan Pap smear sebesar 89,55 dan responden yang belum
pernah melakukan Pap smear sebesar 10,45.
37
Serupa juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanisch R et al di Columbia tahun 2007 didapatkan hasil
sebagian besar responden yaitu sebanyak 71,5 pernah melakukan Pap smear dan 7,8 belum pernah melakukan Pap smear.
38
Pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berperilaku sehat salah satunya dengan cara melakukan pemeriksaan Pap
smear.
28
Dari data penelitian ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden memiliki pendapatan yang cukup tersebut tidak sebanding dengan perilaku
responden yang pernah melakukan Pap smear. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan antara
tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan mengenai kanker serviks. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadi di Iran tahun 2009 yang
mendapatkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan mengenai kanker serviks.
39
Serupa juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Soebarkah bahwa semakin tinggi pendidikan semakin tinggi juga
pengetahuan seseorang.
40
Hasil dalam penelitian ini serupa dengan teori bahwa pendidikan formal dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup
terutama dalam memotivasi untuk bersikap. Menurut Nursalam, pada umumnya makin tinggi pendidikan formal seseorang makin mudah seseorang menerima
informasi.
28
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan tingkat pengetahuan mengenai kanker serviks. Kenyataan
ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Jamsiah di Malaysia tahun 2009 yang mendapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status
pekerjaan dengan tingkat pengetahuan tentang kanker serviks.
41
Hal ini tidak sesuai dengan teori Notoatmojo bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
salah satunya adalah pekerjaan.
28
Hasil penelitian didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pendapatan responden dengan perilaku Pap smear. Kenyataan ini serupa dengan