BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori Pelaksanaan Penatausahaan Barang Milik Negara di
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 1.
Pengertian Penatausahaan Barang Milik Negara
Dalam bab I pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa keuangan negara adalah “Semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut”. Kemudian pada bab I pasal 2 huruf g Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 pengertian keuangan negara diperjelas
kembali sebagai berikut: Kekayaan negarakekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain
berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan
negaraperusahaan daerah. Pengertian barang milik negara dapat dijelaskan pada bab I pasal 2 ayat 1
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
NegaraDaerah. Pengertian barang milik negara pada bab I pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang perubahan atas Peraturan
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah diperjelas kembali pada bab 1 pasal 2 ayat 2 Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 yang berbunyi sebagai berikut : Barang sebagaimana pengertian barang milik negara yang dimaksud pada
ayat 1 huruf b meliputi : a.
barang yang diperoleh dari hibahsumbangan atau yang sejenis; b.
barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjiankontrak; c.
barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan; atau
d. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
Pengertian barang milik negara selain dari peraturan perundang-undangan juga dapat dijelaskan dari beberapa literatur buku atau sumber pustaka. Patricia P.
Douglas 1991, 239 mendefinisikan pengertian barang milik negara sebagai berikut: “General fixed assets are all assets used for general governmental purpose
including land, equipment, buildings and improvements, infrastructure assets”. Robert J. Freeman dan Craig D. Shoulders 2003, 342 memberikan pengertian
barang milik negara sebagai berikut: “The GASB Codification defines general capital asset as all capital assets other than those accounted for in proprietary
funds or trust funds”. Kemudian Leon E. Hay, Ph.D., CPA. 1985, 149 memberikan definisi pada barang milik negara sebagai berikut: “General fixed
Universitas Sumatera Utara
assets are acquired for the production of general governmental services, however, not for the production of services that are sold”.
Pengaturan tentang penatausahaan barang milik negara diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan yaitu pada bab VII pasal 44 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 yang berbunyi: “Pengguna Barang danatau Kuasa Pengguna Barang wajib mengelola dan menatausahakan barang milik negara yang
berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya”. Kemudian dalam pasal 42 ayat 3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 juga diterangkan bahwa “Kepala
kantor dalam lingkungan kementerian negaralembaga adalah kuasa pengguna barang dalam lingkungan kantor yang bersangkutan”.
Selanjutnya dalam bab 1 pasal 1 ayat 20 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah, diterangkan pengertian penatausahaan barang milik negara adalah sebagai berikut: “Penatausahaan adalah
rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik negaradaerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku”.
Dalam bagian ini perlu juga dijelaskan pengertian dari Sistem Informasi dan Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara SIMAK-BMN. Pengertian
SIMAK-BMN sebagai berikut: “SIMAK-BMN merupakan sistem terpadu yang merupakan gabungan prosedur manual dan komputerisasi dalam rangka
menghasilkan data transaksi untuk mendukung penyusunan neraca”. Dalam bagian Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171PMK.052007
dijelaskan tujuan SIMAK-BMN sebagai berikut: “SIMAK-BMN diselenggarakan
Universitas Sumatera Utara
dengan tujuan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan sebagai alat pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN dan pelaporan manajerial
Manajerial Report”.
2. Dasar Hukum Penatausahaan Barang Milik Negara
Sesuai dengan tujuan penatausahaan barang milik negara yaitu mewujudkan tertib administrasi dan mendukung tertib pengelolaan barang milik negara maka
ketaatan pada peraturan perundang-undangan mutlak diperlukan. Hal ini mendorong para pejabat yang berwenang dalam penatausahaan barang milik
negara untuk selalu melaksanakan penatausahaan barang milik negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sehingga terwujud penatausahaan barang
milik negara yang transparan dan akuntabilitas. Selain itu, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan akan membuat
pelaksanaan penatausahaan barang milik negara terhindar dari kesalahan- kesalahan. Oleh karena itu, ketaatan terhadap dasar hukum yang mengatur sangat
diperlukan dalam pelaksanaan penatausahaan barang milik negara. Dasar hukum yang digunakan dalam pelaksanaan penatausahaan barang
milik negara adalah sebagai berikut : 1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, 2.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, 3.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
Universitas Sumatera Utara
4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik NegaraDaerah, 5.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik NegaraDaerah, 6.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91PMK.062007 tentang Bagan Akun Standar,
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96PMK.062007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara,
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97PMK.062007 tentang
Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara, 9.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120PMK.062007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara,
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171PMK.052007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
3. Asas-asas Pengelolaan Barang Milik Negara
Demi tercapainya tujuan penatausahaan barang milik negara yaitu mewujudkan tertib administrasi dan tertib pengelolaan barang milik negara maka
diperlukan suatu penyatu gerak dan langkah dalam penatausahaan barang milik negara. Asas-asas dalam pengelolaan barang milik negara merupakan penyatu
Universitas Sumatera Utara
gerak dan langkah dalam rangka penatausahaan barang milik negara sehingga dalam pelaksanaan pengelolaan barang milik negara hendaknya para pejabat yang
berwenang selalu berdasar pada asas-asas pengelolaan barang milik negara yang terdapat dalam bagian Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006,
yaitu sebagai berikut : a. Asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah-
masalah di bidang pengelolaan barang milik negaradaerah yang dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang, pengelola
barang dan gubernurbupatiwalikota sesuai fungsi, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing;
b. Asas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik negaradaerah harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-
undangan; c. Asas transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik
negaradaerah harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar;
d. Asas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik negaradaerah diarahkan agar barang milik negaradaerah digunakan sesuai batasan-batasan
standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal;
e. Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik negaradaerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat;
Universitas Sumatera Utara
f. Asas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik negaradaerah harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka
optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik negaradaerah serta penyusunan Neraca Pemerintah.
4. Cakupan Penatausahaan Barang Milik Negara
Bab I pasal 3 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 menyebutkan sebagai berikut :
2 Pengelolaan barang milik negaradaerah meliputi: a.
perencanaan kebutuhan dan penganggaran; b.
pengadaan; c.
penggunaan; d.
pemanfaatan; e.
pengamanan dan pemeliharaan; f.
penilaian; g.
penghapusan; h.
pemindahtanganan; i.
penatausahaan; j.
pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. barang milik negara termasuk di dalam lingkup pengelolaan barang milik
Berdasarkan peraturan pemerintah di atas didapat bahwa penatausahaan negara. Sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 1 ayat 20 Peraturan Pemerintah
Nomor 6 Tahun 2006 bahwa “Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang
Universitas Sumatera Utara
meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan BMN”. Maka ruang lingkup penatausahaan barang milik negara tersebut masing-masing dapat dijelaskan
sebagai berikut : a.
Pembukuan Kegiatan pembukuan barang milik negara diatur dalam bab V pasal 8 ayat 1
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120PMK.062007 yaitu : “1 Pelaksana Penatausahaan BMN melaksanakan pembukuan”. Selain itu, menurut pasal 35
ayat 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171PMK.052007 mengatur pembukuan barang milik negara sebagai berikut :
UAKPB melakukan proses akuntansi atas DS BMN Daftar Sementara Barang Milik Negara untuk menghasilkan Daftar Barang Kuasa Pengguna
DBKP, Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran LKBPS, Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan LKBPT, jurnal transaksi BMN, dan
daftarlaporan manajerial lainnya termasuk yang dananya bersumber dari Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.
Selain itu, dalam bab V pasal 8 ayat 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120PMK.062007 mengatur sebagai berikut : “2 Pelaksana Penatausahaan
BMN harus menyimpan dokumen kepemilikan, dokumen penatausahaan danatau dokumen pengelolaan”. Prosedur pengarsipan dokumen barang milik negara
dilaksanakan dua kali yaitu pada semesteran dan tahunan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171PMK.052007 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1 Prosedur Semesteran
a Mengarsipkan Daftar Barang Kuasa Pengguna DBKP dan Laporan
Barang Kuasa Pengguna Semesteran LBKPS secara tertib. 2
Prosedur Tahunan a
Mengarsipkan Daftar Barang Kuasa Pengguna DBKP
Intrakomptabel, Daftar Barang Kuasa Pengguna DBKP Ekstrakomptabel, Daftar Barang Kuasa Pengguna DBKP KDP,
salinan Laporan Kondisi Barang LKB, dan salinan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan LBKPT secara tertib.
b Melakukan proses back up data dan tutup tahun.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan 171PMK.052007 dalam melaksanakan kegiatan pembukuan barang milik negara maka Unit Akuntansi
Kuasa Pengguna Barang UAKPB akan menyusun dokumen atau laporan sebagai berikut :
No. Dokumen atau Laporan
Lampiran 1
Daftar Barang Kuasa Pengguna DBKP Intrakomptabel 22
2 Daftar Barang Kuasa Pengguna DBKP Ekstrakomptabel
23 3
Daftar Barang Kuasa Pengguna DBKP Persediaan 24
4 Daftar Barang Kuasa Pengguna DBKP Konstruksi dalam
Pengerjaan 25
5 Kartu Inventaris Barang KIB Tanah
26 6
Kartu Inventaris Barang KIB Bangunan Gedung 27
7 Kartu Inventaris Barang KIB Alat Angkutan Bermotor
28 8
Daftar Inventaris Ruangan DIR 29
9 Daftar Inventaris Lainnya DIL
30 10 Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran LBKPS
Intrakomptabel 31
11 Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran LBKPS Ekstrakomptabel
32 12 Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran LBKPS
33
Universitas Sumatera Utara
Gabungan Intrakomptabel 13 Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran LBKPS
Persediaan 34
14 Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran LBKPS atau Pengerjaan
35 15 Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan LBKPT
Intrakomptabel 36
16 Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan LBKPT Ekstrakomptabel
37 17 Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan LBKPT
Gabungan Intrakomptabel 38
18 Laporan Kondisi Barang LKB 39
19 Laporan Kondisi Barang LKB Baik 40
20 Laporan Kondisi Barang LKB Rusak Ringan 41
21 Laporan Kondisi Barang LKB Rusak Berat 42
Tabel 3.1: Dokumen atau Laporan yang Dihasilkan oleh UAKPB Sumber : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171PMK.052007
b. Inventarisasi
Berdasarkan pada bab I pasal 1 ayat 21 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang pengelolaan barang milik negaradaerah disebutkan
pengertian inventarisasi sebagai berikut: “Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang milik
negaradaerah”. Dalam bagian Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171PMK.052007 disebutkan bahwa:
Inventarisasi bertujuan untuk membandingkan catatan BMN dengan kenyataan mengenai jumlah, nilai, harga, kondisi, dan kebenaran seluruh
BMN yang dimiliki dan atau dikuasai oleh kementerian negaralembaga dalam rangka tertib administrasi BMN dan mendukung keandalan laporan
BMN dan Laporan Keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan inventarisasi diatur dalam pasal 69 ayat 1 dan 2 dan pasal 70 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 yaitu sebagai berikut :
1 Pengguna barang melakukan inventarisasi barang milik negaradaerah
sekurang-kurangnya sekali dalam lima tahun. 2
Dikecualikan dari ketentuan ayat 1, terhadap barang milik negaradaerah yang berupa persediaan dan konstruksi dalam
pengerjaan, pengguna barang melakukan inventarisasi setiap tahun. 3
Pengelola barang melakukan inventarisasi barang milik negaradaerah berupa tanah danatau bangunan yang berada dalam penguasaannya
sekurang-kurangnya sekali dalam lima tahun.
Inventarisasi yang telah dilakukan oleh UAKPB akan menghasilkan Laporan Hasil Inventarisasi LHI sebagaimana yang diatur dalam Lampiran Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 120PMK.062007. Dalam Laporan Hasil Inventarisasi LHI terdiri beberapa bagian antara lain : kode barang, nama barang, tahun
perolehan, NUP, merktipe, jumlah barang, harga satuan barang, harga barang, kondisi barang, selisih administrasi dengan inventarisasi, lokasi. Selain itu, dalam
Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171PMK.052007 mengatur tahapan dalam melaksanakan inventarisasi adalah sebagai berikut :
1 Persiapan
a Membentuk tim inventarisasi;
b Membagi tugas dan menyusun jadwal pelaksanaan inventariasi;
c Mengumpulkan dokumen BMN;
Universitas Sumatera Utara
d Menyiapkan label sementara;
e Membuat denah ruangan, memberi nomor ruangan dan menentukan
penanggung jawab ruangan; f
Menyiapkan kertas kerja inventarisasi. 2
Pelaksanaan a
Menghitung jumlah BMN per sub-sub kelompok barang; b
Mencatat BMN ke dalam kertas kerja inventarisasi; c
Menempelkan label pada BMN yang telah dihitung; d
Menentukan kondisi BMN dengan kriteria baik, rusak ringan, atau rusak berat;
e Menyusun Laporan Hasil Inventarisasi LHI;
f Membandingkan LHI dengan dokumen BMN yang ada;
g Membuat daftar BMN yang tidak ditemukan, belum pernah dicatat,
dan rusak berat serta daftar koreksi nilai; h
Menyampaikan LHI kepada Pengelola Barang. 3
Tindak Lanjut a
Menelusuri BMN yang tidak ditemukan; b
Membuat usulan penghapusan BMN yang rusak berat; c
Menindaklanjuti hasil inventarisasi ke dalam SIMAK-BMN.
c. Pelaporan
Kegiatan pelaporan barang milik negara diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan 171PMK.052007. Pelaporan barang milik negara dilaksanakan dua
kali dalam satu tahun yaitu setiap semesteran dan tahunan. Prosedur pelaporan
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan 171PMK.052007 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1 Prosedur Semesteran
a Menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran
LBKPS beserta Arsip Data Komputer ADK ke KPKNL Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang untuk dilakukan
rekonsiliasi. b
Menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran LBKPS yang sudah direkonsiliasi beserta Arsip Data Komputer
ADK ke UAPPB-WUAPPB-E1.
2 Prosedur Tahunan
a Menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan LBKPT
dan Laporan Kondisi Barang LKB beserta Arsip Data Komputer ADK ke KPKNL untuk dilakukan rekonsiliasi.
b Menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan LBKPT
yang sudah direkonsiliasi dan Laporan Kondisi Barang LKB beserta Arsip data Komputer ADK ke UAPPB-W atau ke UAPPB-
E1 untuk UAKPB pusat.
5. Klasifikasi Barang Milik Negara
Kebijakan klasifikasi barang milik negara diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97PMK.062007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang
Milik Negara. Pengertian penggolongan menurut pasal 1 ayat 2 Peraturan Menteri
Universitas Sumatera Utara
Keuangan Nomor 97PMK.062007 adalah sebagai berikut : “Penggolongan barang adalah kegiatan untuk menetapkan secara sistematik ke dalam golongan,
bidang, kelompok, sub kelompok, dan sub-sub kelompok barang milik negara”. Kodefikasi memiliki tujuan sebagaimana terdapat dalam pasal 2 Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 97PMK.062007 yaitu sebagai berikut : Penggolongan dan kodefikasi barang milik negara bertujuan untuk
terciptanya keseragaman dalam penggolongan dan klasifikasi barang milik negara secara nasional guna mewujudkan tertib administrasi dan mendukung
tertib pengelolaan barang milik negara.
Barang milik negara sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97PMK.062007 akan dibagi dalam klasifikasi golongan, bidang, kelompok, sub
kelompok, dan sub-sub kelompok. Pembagian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1: Ketentuan Klasifikasi Barang Milik Negara Sumber data : Peraturan Menteri Keuangan No 97PMK062007
Golongan barang milik negara meliputi : barang tidak bergerak, barang bergerak, barang persediaan, konstruksi dalam pengerjaan, aset tak berwujud dan
Golongan Bidang
Kelompok Sub
l k
Sub–sub Kelompok
Semaki n global
Semaki n
rinci
Universitas Sumatera Utara
golongan lain-lain. Dari masing-masing golongan tersebut selanjutnya dirinci lagi ke dalam klasifikasi bidang, kelompok, sub kelompok, dan sub-sub kelompok.
Dengan demikian, klasifikasi paling rinci detil ada pada level sub-sub kelompok. Klasifikasi barang milik negara dirinci menjadi 6 bagian menurut Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 97PMK.062007 yaitu sebagai berikut : a
Tanah; Tanah terdiri dari tanah bangunan rumah negara golongan I, tanah bangunan
rumah negara golongan II, tanah untuk bangunan kantor pemerintah, tanah kosong yang sudah diperuntukkan, tanah lapangan sepak bola, tanah untuk
makam muslim, dan lain sebagainya. b
Peralatan dan Mesin; Mesin diesel, sedan, micro bus, mini bus, pick up, sepeda motor, LCD
projectorinfocus, mesin absensi, white board, AC split, meja komputer, kipas angin, televisi, microphone, master test Jepang, dan lain sebagainya.
c. Gedung dan Bangunan;
Bangunan gedung kantor permanen, bangunan gedung tertutup permanen, bangunan gedung laboratorium permanen, bangunan gedung tempat ibadah
permanen, bangunan rumah sakit bersalin, bangunan gedung pendidikan permanen, messwismabungalowtempat peristirahatan permanen, dan
sebagainya. d.
Jalan, Irigasi, dan Jaringan; Jaringan telepon di atas tanah kapasitas kecil, jaringan telepon di atas tanah
kapasitas besar, dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
e. Aset Tetap Lainnya;
Komputer, kimia, matematika, ilmu pasti, gizi, kedokteran, keperawatan, kefarmasian, buku laporan penelitian, peta lokasi, gambar, model, alat musik
tradisionaldaerah, alat musik modernband, foto dokumen, alat tenis meja, bola kaki, peralatan fitness, dan lain sebagainya.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan;
Gedung dan bangunan dalam pengerjaan, dan lain sebagainya.
6. Kodefikasi Barang Milik Negara
Pengertian kodefikasi barang menurut pasal 1 ayat 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97PMK.062007 yaitu : “Pemberian kode barang milik negara
sesuai dengan penggolongan masing-masing barang milik negara”. Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97PMK.062007 menerangkan tujuan
penggolongan dan kodefikasi barang milik negara sebagai berikut : kodefikasi Penggolongan dan barang milik negara bertujuan untuk
terciptanya keseragaman dalam penggolongan dan klasifikasi barang milik negara secara nasional guna mewujudkan tertib administrasi dan mendukung
tertib pengelolaan barang milik negara.
Hubungan antara pencatatan barang milik negara dengan penggolongan dan kodefikasi dijelaskan dalam pasal 10 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
120PMK.062007 sebagai berikut: “Pelaksana penatausahaan pada pengguna barang melakukan pendaftaran dan pencatatan BMN ke dalam daftar barang
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 1 menurut penggolongan dan kodefikasi barang”.
Kode lokasi barang milik negara untuk masing-masing tingkatan Unit Akuntansi Barang dalam lingkup Departemen Pendidikan Tinggi, dalam hal ini
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang UAKPB Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Departemen Pendidikan Tinggi menggunakan kode lokasi 023.
b. Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Tinggi menggunakan kode
lokasi 04. c.
Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Tinggi Sumatera Utara menggunakan kode lokasi 07.
d. Universitas Sumatera Utara menggunakan kode lokasi 190148.
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120PMK.062007 bahwa tata cara penggolongan dan kodefikasi barang milik
negara meliputi pemberian kode barang, kode lokasi, kode registrasi dan simbollogo barang. Kode lokasi, kode barang, kode registrasi, serta simbollogo
barang tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Kode Lokasi Pengertian kode lokasi terdapat dalam bab I pasal 1 ayat 23 Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 120PMK.062007 yaitu sebagai berikut : “Kode lokasi adalah kode yang dipergunakan untuk mengidentifikasikan unit penanggung
jawab barang milik negara”. Kode lokasi terdiri 16 enam belas angkadigit dengan susunan yaitu sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
xxx . xx . xx . xxxxxx . xxx . xxxx Tahun Perolehan
UAPKPB UAKPB
UAPPB-W UAPPB-E1
UAPB Gambar 3.2.: Ketentuan Kode Lokasi
Sumber : Peraturan Menteri Keuangan 171PMK.052007
Tiga angkadigit pertama : menunjukkan kode pengguna barang,
Dua angkadigit kedua : menunjukkan kode eselon I,
Dua angkadigit ketiga : menunjukkan kode wilayah,
Enam angkadigit keempat : menunjukkan kode kuasa pengguna barang, Tiga angkadigit kelima : menunjukkan kode pembantu kuasa pengguna
barang. Penjelasan :
1 Kode pengguna barang, mengacu kepada kode bagian anggaran kementerian
negaralembaga yang bersangkutan. 2
Kode eselon I, mengacu kepada kode unit eselon I bagian anggaran pada kementerian negaralembaga yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
3 Kode wilayah, mengacu kepada kode propinsi. Unit kerja pada kantor pusat
kementerian negaralembaga dan unit eselon 1. 4
Kode kuasa pengguna barang, mengacu kepada kode satuan kerja pada kode bagian anggaran.
Sebagai contoh : personal komputer dengan tahun perolehan 2005 milik
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang berada pada kanwil Departemen Pendidikan Tinggi Sumatera Utara, di bawah Sekretariat Jenderal
Departemen Pendidikan Tinggi menggunakan kode lokasi
023.04.07.190148.005.2005.
b. Kode Barang
Kode barang terdiri dari golongan, bidang, kelompok, sub kelompok dan sub-sub kelompok. Kode barang terdiri 10 sepuluh angkadigit ditambah 6
enam digit nomor urut pendaftaran barang milik negara yang terbagi dalam enam kelompok kode dengan susunan sebagai berikut :
x . xx . xx . xx . xxx . xxxxxx NomorUrut Pendaftaran
Sub Sub Kelompok Sub Kelompok
Kelompok Bidang
Golongan. Gambar 3.3: Ketentuan Kode Barang
Sumber : Peraturan Menteri Keuangan 171PMK.052007
Universitas Sumatera Utara
Satu angkadigit pertama : menunjukkan kode golongan barang, Dua angkadigit kedua
: menunjukkan kode bidang barang, Dua angkadigit ketiga
: menunjukkan kode kelompok barang, Dua angkadigit keempat
: menunjukkan kode sub kelompok barang, Tiga angkadigit kelima
: menunjukkan kode sub-sub kelompok barang, Enam angkadigit keenam
: menunjukkan kode nomor urut pendaftaran.
Sebagai contoh : personal komputer milik Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara dengan nomor urut 6 maka kode barang yang akan tertera adalah 2.08.01.41.194.6.
c. Kode Registrasi
Bab I pasal 1 ayat 24 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120PMK.062007 menjelaskan pengertian kode registrasi yaitu sebagai berikut :
“Kode registrasi adalah kode yang terdiri dari kode lokasi ditambah dengan tahun perolehan dan kode barang ditambah dengan nomor urut pendaftaran”. Kode
registrasi terdiri dari 16 enam belas angkadigit kode lokasi ditambah 4 empat digit tahun perolehan dan 10 sepuluh angkadigit kode barang ditambah 6
enam angkadigit nomor urut pendaftaran barang, dengan susunan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4: Ketentuan Kode Registrasi Sumber : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171PMK.052007
Nomor Kode Registrasi barang ditulis pada barang milik negara dengan menggunakan stiker, cat, dan lain-lain sesuai dengan teknologi yang ada. Barang
yang diberi nomor registrasi adalah semua barang milik negara yang dimiliki.
7. Organisasi Unit Akuntansi Barang UAB
Sebagaimana yang disebutkan dalam bagian Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171PMK.052007 bahwa : “Untuk melaksanakan Sistem
Akuntansi Instansi SAI maka kementerianlembaga membentuk unit akuntansi instansi sesuai dengan hierarki organisasi”. Salah satu Unit Akuntansi Instansi
UAI adalah Unit Akuntansi Barang UAB. Unit Akuntansi Barang UAB terdiri dari :
a. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang UAKPB yang berada pada tingkat
satuan kerja;
Universitas Sumatera Utara
b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah UAPPB-W yang
berada pada tingkat wilayah; c.
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon 1 UAPPB-E1 yang berada pada tingkat eselon 1; dan
d. Unit Akuntansi Pengguna Barang UAPB yang berada pada tingkat
kementerian negaralembaga. Bagan organisasi Unit Akuntansi Barang UAB menurut Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 171PMK.052007 dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Gambar 3.5: Bagan Organisasi Unit Akuntansi Barang UAB Sumber : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171PMK.052007
UAPB
UAPPB-E1 UAPPB-E1
UAPPB-W UAPPB-E1
UAKPB UAPPB-W
UAPPB-W
UAKPB UAKPB
UAKPB UAKPB
Universitas Sumatera Utara
B. Pembahasan Penatausahaan Barang Milik Negara di Fakultas Ekonomi Sumatera Utara