RANCANGAN PENELITIAN TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN JUMLAH SAMPEL KERANGKA KONSEP DEFINISI OPERASIONAL

BAB III BAHAN DAN METODE

3.1. RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan penelitian berupa observational dengan pendekatan secara cross sectional.Dimana pengamatan atau pengukuran dilakukan secara bersamaan, yaitu pengukuran dilakukan dengan 1 kali pengamatan, dan ada perlakuan. 28,29,30

3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada tersangka penderita TB paru yang berobat jalan di Puskesmas kota Medan selama kurun waktu 2 bulan. 3.3. SUBJEK PENELITIAN 3.3.1. Populasi Pasien yang datang ke Pukesmas kota Medan yang mempunyai sarana pemeriksaan mikroskopis.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari penderita TB yang datang ke Puskesmas sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Mual Bobby E Parhusip : Peranan Foto Dada Dalam Mendiagnosis Tuberkulosis Paru Tersangka Dengan Bta Negatif Di Puskesmas Kodya Medan, 2009

3.4. JUMLAH SAMPEL

Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus : n = [ Z √ P Q + Z √ Pa Qa ] 2 Pa – Po 2 Dimana : n = besar sampel Z = nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai yang ditentukan pada = 0,05 Z = 1,960 Z = nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai yang ditentukan untuk 10 Z = 1,282 = tingkat keyakinan P = proporsi penderita TB,5 tahun yang lalu secara kasar setiap 100.00 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru TB paru BTA positif = 0,0013 Q = 1 – P = 1 – 0,0013 = 0,9987 Pa = Proporsi penderita TB yang sekarang 110 penderita TB paru BTA positif dari 100.000 penduduk Indonesia = 0,0011 Qa = 1 – Pa = 1 – 0,0011 = 0,9989 n = [1,96 √0,00130,9987 + 1,282√0,00110,9989] 0,015 2 n = 0,0127958161 = 54 orang 0,000125 Mual Bobby E Parhusip : Peranan Foto Dada Dalam Mendiagnosis Tuberkulosis Paru Tersangka Dengan Bta Negatif Di Puskesmas Kodya Medan, 2009 3.5. KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI 3.5.1. Kriteria Inklusi : a. Penderita TB paru kasus baru berusia 12 tahun dengan pemeriksaan BTA sputum negatif. b. Bersedia mengikuti penelitian.

3.5.2. Kriteria Eksklusi :

a. TB paru ekstra pulmonal. b. Penderita tidak kooperatif. c. Penderita dengan keadaan umum yang jelek,tidak bisa berjalan dan membutuhkan perawatan di rumah sakit. Mual Bobby E Parhusip : Peranan Foto Dada Dalam Mendiagnosis Tuberkulosis Paru Tersangka Dengan Bta Negatif Di Puskesmas Kodya Medan, 2009

3.6. KERANGKA KONSEP

Penderita Tersangka TB paru 2. Sputum BTA negatif 1. Sputum BTA positif Pemeriksaan Mikroskopis sputum Pemeriksaan ronsen dada Lesi positif Lesi negatif Diberi OAT selama 2 bulan Luas lesi tetapbertambah Luas lesi berkurang Tb Non Tb Gambar 2 .Kerangka konsep Mual Bobby E Parhusip : Peranan Foto Dada Dalam Mendiagnosis Tuberkulosis Paru Tersangka Dengan Bta Negatif Di Puskesmas Kodya Medan, 2009

3.7. DEFINISI OPERASIONAL

a. Gejala klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala respiratori gejala lokal sesuai organ yang terlibat 1. Gejala respiratorik - Batuk 2 minggu - Batuk darah - Sesak napas - Nyeri dada 2. Gejala sistemik - Demam - Gejala sistemik lain adalah malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun b. Pemeriksaan jasmani bisa didapat suara atau bising napas abnormal berupa suara bronkial, amforik, ronki basah, suara napas melemah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma dan mediastinum. c. Pemeriksaan BTA adalah pemeriksaan terhadap sputum pada penderita TB paru dengan menggunakan Teknik Ziehl Neelsen dengan kategori : Mual Bobby E Parhusip : Peranan Foto Dada Dalam Mendiagnosis Tuberkulosis Paru Tersangka Dengan Bta Negatif Di Puskesmas Kodya Medan, 2009 1. BTA sputum SPS sewaktu, Pagi, Sewaktu : - 3 kali positif atau 2x positip, 1 kali negatif → BTA positif - 1x positif, 2x negatif → ulang BTA 3x, kemudian bila 1x positif, 2x negatif → BTA positif bila 3x negatif → BTA negatif 2 Penilaian apusan BTA Ü Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang : disebut negatif Ü Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang : ditulis jumlah kuman yang ditemukan. Ü Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang :disebut positif 1 Ü Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut positif 2 Ü Ditemukan 10 BTA dalam 1 lapang pandang :disebut positif 3 d. Pemeriksaan radiologis adalah yang dibuat pada penderita TB paru dengan posisi PA Cara penilaian ; ¬ Lesi minimal minimal lesion Bila proses TB paru mengenai sebagian kecil dari satu atau dua paru dengan luas tidak lebih dengan volume paru yang terletak diatas chondrosternal junction dari iga kedua dan prosesus spinosus dari vertebra torakalis IV atau korpus vertebra torakalis V dan tidak dijumpai kavitas. Mual Bobby E Parhusip : Peranan Foto Dada Dalam Mendiagnosis Tuberkulosis Paru Tersangka Dengan Bta Negatif Di Puskesmas Kodya Medan, 2009 ¬ Lesi sedang moderately advanced lesion Proses penyakit lebih luas dari lesi minimal dan dapat menyebar dengan densitas sedang, tetapi luas proses tidak boleh luas dari satu paru, atau jumlah dari proses yang paling banyak seluas satu paru atau bila proses tadi mempunyai densitas lebih padat, lebih tebal maka proses tersebut tidak boleh lebih dari sepertiga pada satu paru dan proses ini dapat tidak disertai kavitas. Bila disertai kavitas maka luas diameter semua kavitas tidak boleh lebih dari 4 cm. ¬ Lesi luas far advanced Kelainan lebih luas dari lesi sedang.

3.8. CARA KERJA

Dokumen yang terkait

Perilaku penderita TB Paru Positif Dalam Upaya Pencegahan Penularan Tuberkulosis Pada Keluarga di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

35 163 127

Faktor-Faktor Risiko Penularan TB Paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah di Kabupaten Aceh Timur

3 68 135

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU BTA (+) POSITIF PADA KLIEN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS KENDAL KEREP KECAMATAN BLIMBING MALANG

0 27 23

Hubungan Manifestasi Klinis dan Hasil Pemeriksaan Foto Toraks dalam Mendiagnosis TB di RSU Kota Tangerang Selatan pada Tahun 2013

0 15 84

HUBUNGAN GAMBARAN FOTO TORAKS PASIEN TUBERKULOSIS PARU ANAK DENGAN UJI TUBERKULOSIS DI RSUD SARAS HUSADA

0 4 65

Peranan Uji Kulit Tuberkulin Dalam Mendiagnosis Tuberkulosis (Studi Pustaka).

0 0 12

Performa Pemeriksaan Xpert MTBRIF dengan Menggunakan Spesimen Bilasan Lambung dalam Mendiagnosis Tuberkulosis Paru pada Pasien HIV Tersangka Tuberkulosis Paru | Mboeik | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 1 PB

0 1 6

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KONDISI RUMAH DENGAN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI PUSKESMAS KUNTI KABUPATEN PONOROGO

0 2 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis Paru - DISTRIBUSI TERSANGKA TUBERKULOSIS PARU PADA KELUARGA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 10

DISTRIBUSI TERSANGKA TUBERKULOSIS PARU PADA KELUARGA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

0 0 11